Oleh :
Pembimbing :
dr. Endy Adnan, Ph.D., Sp.PD
Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Makassar,
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Makassar
Tanggal : 22 November 2017
iii
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
Judul Skripsi :
“HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI DI
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN”
Makassar,
iv
LEMBAR PERYATAAN ANTI PLAGIARISME
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya saya.
Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa
tulisan, data, gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi atau belum
dipublikasi, telah direferensi sesuai dengan ketentuan akademis.
Saya menyadari plagiarism adalah kejahatan akademik, dan melakukannya
akan menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi
akademik yang lain.
GRELVAN I SUANGGA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
Hasanuddin” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran. Penulisan skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari
penulis sendiri melainkan juga adanya bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu
pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Ucapan terima
kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya dari penulis diberikan kepada dr.
Endy Adnan, PhD., Sp.PD selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini atas
waktu, tenaga, pikiran, semangat, dorongan serta bimbingan yang tidak bosan
Tidak hanya itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak atas jasa-jasanya yang tidak mungkin dilupakan oleh penulis, yaitu:
1. Bapak Prof. DR. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS selaku Dekan Fakultas
2. Dr. dr. Harun Iskandar, Sp.P, Sp.PD, K-P dan Dr. dr. Risna Halim, Sp.PD
selaku penguji atas waktu, masukan, dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis.
vi
3. Prof. dr. A Jayalangkara Tanra., Ph.D., Sp.KJ(K) selaku pembimbing
akademik atas waktu, masukan, dan arahan yang telah diberikan kepada
penulis.
Hafid, Fiqih Eka Putra, Rizal Talalu, Zulkarnain Rusli, Iqra Wardana,
8. Secara khusus ucapan terima kasih serta hormat yang teramat tinggi
penulis sampaikan kepada kedua orang tuaku yang tercinta, yaitu bapak
Alfret Suangga ST.,Msi dan ibu Krismawangi Lasampa atas semua doa,
vii
kecil sampai saat ini, dan juga kepada sanak keluarga yang penulis tidak
kekurangan penulis, sehingga belum dapat membalas semua jasa dan kebaikan
bapak / ibu, penulis hanya berdoa kiranya Tuhan Yang Maha Esa akan membalas
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. demi
Penulis
GRELVAN I SUNGGA
viii
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Skripsi, November 2017
ABSTRAK
Grelvan Iftan Suangga (C11114541)
“Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin”
Latar Belakang : Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di
mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah) meningkat yaitu
≥140/90 mmHg. Peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas. Tujuan :
Mengetahui hubungan IMT dengan tekanan darah pasien hipertensi di Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Maret hingga Agustus 2017. Metode :
Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam medik. Sampel
: Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti serta dianggap
mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, sampel diambil menggunakan
teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Hasil penelitian :
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari total 68 pasien, ditemukan bahwa jenis
kelamin laki-laki dan perempuan sama banyak yaitu 34 orang (50%), jumlah
pasien dengan rentang usia 40 – 50 tahun dan 51 – 60 sama banyak yaitu
berjumlah 19 orang (27,9 %), rentang usia 61 – 70 tahun 18 orang (26,5 %), dan
rentang usia > 70 tahun 12 orang (17,6 %), Sampel dengan hipertensi derajat 1
terbanyak pada IMT normal (25, %), sedangkan sampel dengan hipertensi derajat
2 terbanyak pada IMT obes II (11,76 %). Kesimpulan : Hubungan antara IMT
dengan tekanan darah pasien hipertensi di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin pada bulan Maret hingga Agustus 2017 tidak memiliki hubungan
yang signifikan tetapi memiliki hubungan yang kuat.
ix
Faculty of Medicine
Hasanuddin University
Skripsi, November 2017
ABSTRACT
Grelvan Iftan Suangga (C11114541)
"Relationship of Body Mass Index With Hypertension In Hasanuddin
University Education Hospital"
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................ix
xi
1.4.3. Peneliti ...........................................................................4
xii
4.1. Desain Penelitian .......................................................................24
xiii
5.1.2 Distribusi Frekuensi Pasien Hipertensi
Berdasarkan Kelompok Usia
di Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Hasanuddin
Pada Bulan Maret - Agustus 2017…………………….31
BAB 6. PEMBAHASAN…………………………………………………....38
xiv
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….…..43
7.1 Kesimpulan…………………………………………………………….....43
7.2 Saran………………………………………………………………….…..44
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.5 Hubungan Interpretasi IMT dan Interpretasi Tekanan Darah ….….35
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
(Tanto, Hustrini, 2014). Hipertensi merupakan kelainan tekanan darah yang paling
sering dijumpai, hipertensi juga merupakan salah satu masalah kesehatan yang
Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena penderita tidak dapat
merasakan gejala maupun tanda dari penyakit hipertensi. Hipertensi yang tidak
berbahaya seperti penyakit kardiovaskuler, antara lain stroke, 6 kali lebih besar
Congestive Heart Failure (CHF) dan 3 kali lebih besar serangan jantung (Rahajeng et
al, 2009).
Sampai sekarang ini prevalensi hipertensi atau sering disebut tekanan darah
tinggi di Indonesia masih sangatlah tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 memperlihatkan bahwa sebagian besar kasus hipertensi yang ada di
Indonesia yang didapat melalui jawaban pernah didiagnosis tenaga kesehatan sebesar
9,4 persen, sedangkan yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum
obat hipertensi sendiri sebesar 9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk yang
1
2
minum obat sendiri, meskipun tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh nakes.
tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes hanya 36,8 persen, sebagian besar
timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas (Nurrahmani, 2012). Saat ini
sebagai skreening obesitas. Metode tersebut antara lain pengukuran indeks massa
tubuh, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan atas, serta perbandingan
lingkar pinggang dan lingkar panggul (Malope, 2012). Indeks Massa Tubuh (IMT)
merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT
hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan (Supariasa, 2012).
Body Mass Index di definisikan sebagai berat badan (BB) dalam kg dibagi dengan
tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2 ). Dikatakan overweight bila IMT>25 kg/m2,
sedangkan obesitas apabila IMT>30 kg/m2 berdasarkkan umur dan jenis kelamin
hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik menemukan jawabannya dengan
untuk mengetahui apakah ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tekanan
darah pada penderita hipertensi yang berada di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin
Rumusan masalah penelitian ini yaitu adakah hubungan Indeks Massa Tubuh
Mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tekanan darah pasien
1.4.1 Institusi
baik pusat maupun daerah, dalam usaha menurunkan prevalensi pasien hipertensi
1.4.2 Ilmiah
Sebagai salah satu referensi atau acuan bagi peneliti berikutnya yang ingin
1.4.3 Peneliti
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
(JNC 8) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (18 tahun dan lebih tua)
didasarkan pada rata-rata dua atau lebih diukur dengan benar pembacaan
tekanan darah dari dua atau lebih kunjungan klinis. Jika tekanan darah sistolik
dan nilai-nilai tekanan darah diastolik jatuh ke dalam kategori yang berbeda,
5
6
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Usia Dewasa (Usia ≥18 tahun)
Menurut JNC 8
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-95
Hipertensi Derajat I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Derajat II ≥160 Atau ≥100
2.1.2 Etiologi
beragam penyebab yang tidak diketahui dan bukan suatu entitas tunggal.
(Sherwood, 2012).
renalis atau penekanan eksternal pembuluh ini oleh suatu hormon dapat
jalur hormon yang melibatkan angiotensin II. Jalur ini mendorong retensi
pembuluh darah;
Hustrini, 2014).
2.1.4 Patofisiologi
meningkat. Tekanan darah ditentukan oleh kosentrasi sel otot halus yang
terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus akan
irreversible.
2) Sistem Renin-Angiotensin
saraf simpatik.
dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting
sama dengan faktor lain termasuk natrium, volume sirkuasi, dan beberapa
hormon.
4) Disfungsi Endotelium
5) Substansi Vasoaktif
volum darah. Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari
6) Hiperkoagulasi
semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target. Beberapa
7) Disfungsi Diastolik
penderita yang dalam keadaan nyaman dan rilaks, dan dengan tidak
bagian dalam manset) yang sesuai, yaitu lebar ± 40% dari lingkar
12
lengan (rata-rata pada orang dewasa 12-14 cm) dan panjang ± 60-
lengan.
bagian atas arteri brakhialis (pada sisi dalam lengan atas) dan sisi
ibu jari atau jari-jari lain diletakan di atas arteri brakhialis, manset
terasa kembali.
rendah.
tidak berubah dan TDD sedikit meningkat. Bila saat berdiri TDS
urin), elektrokardiogram.
hipertensi berat).
2009).
Doppler sonografi.
kognitif).
( )
( )
“indeks”, IMT sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat
badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)
( )
( ( ) ( )
dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang
dewasa berumur diatas 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak dapat
diterapkan dalam keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, dan
Pada remaja dan anak-anak tidak digunakan rumus Indeks Massa Tubuh
mengukur berat badan berdasarkan nilai presentil yang dibedakan atas jenis
kelamin dan usia anak karena kecepatan pertumbuhan tinggi badan serta berat
badan tidak berlangsung dengan kecepatan yang sama, jumlah lemak tubuh yang
masih sering berubah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dan
perbedaan jumlah lemak tubuh untuk anak laki-laki dan perempuan juga berbeda
dalam pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) namun memiliki kadar lemak
Tabel 2.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Usia Dewasa (Usia ≥18 tahun)
Kriteria Asia Pasifik
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat Badan Kurang <18,5
Berat Badan Normal 18,5-22,9
Berat Badan Berlebih 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II ≥30
Sumber: WHO technical series, 2000
hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan berat badan
orang yang obes akan tetapi mekanisme terjadinya hal tersebut belum dipahami
secara jelas namun diduga pada orang yang obes terjadi peningkatan volume
plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Angka
kejadian hipertensi pada pasien yang menderita obesitas menurut Sweedish Obese
Study didapatkan sebesar 13,5% dan angka tersebut terus meningkat seiring
dengan peningkatan IMT dan Waist Hip Ratio (WHR) (Sihombing, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Avihani RDH dan Sulcan M pada tahun 2013
menunjukan bahwa sekitar 7,5% hipertensi obesitik diderita oleh remaja awal
hipertensi pada pasien yang menderita obesitas sebesar 48,6%, presetase pada
pasien laki-laki yang menderita obesitas terdapat 50,1% dan pasien perempuan
yang menderita obesitas 47,9%. Hasil ini jika dibandingkan dengan angka
kejadian hipertennsi pada pasien yang menderita obesitas hasil laporkan Swedish
Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap
kejadian hipertensi
Faktor-faktor yang
tidak dapat di Faktor-faktor yang dapat
kontrol: di kontrol:
Etnis
Aktivitas fisik
Riwayat
keluarga Kebiasan
merokok
Hipertensi
Konsumsi
alkohol
Konsumsi
minuman
bekafein
Keadaan stres
Faktor penyakit
lain
19
20
Usia
Jenis kelamin
Etnis
Riwayat keluarga
Pola makan
Hipertensi
Status gizi
Aktivitas fisik
Kebiasaan merokok
Konsumsi alkohol
Konsumsi berkafein
Keadaan stres
1. Tekanan darah
Definisi : Tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika
interpretasinya.
Hasil Ukur :
22
Tabel 3.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Usia Dewasa (Usia ≥18 tahun)
Menurut JNC 8
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-95
Hipertensi Derajat 140-159 Atau 90-99
I
Hipertensi Derajat II ≥160 Atau ≥100
Hasil Ukur :
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Usia Dewasa (Usia ≥18 tahun)
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat Badan Kurang <18,5
Berat Badan Normal 18,5-22,9
Berat Badan Berlebih 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II ≥30
23
Adanya hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tekanan darah pasien
terikat (tekanan darah pada pasien hipertensi) dan variabel bebas (Indeks Massa
Tubuh (IMT)) dilakukan secara stimulan, satu kali saja dalam waktu yang
adalah seluruh pasien hipertensi yang datang berobat ke Rumah Sakit Pendidikan
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti serta dianggap
teknik non probability sampling yaitu purposive sampling karena tidak semua
24
25
pasien mewakili kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, terdapat kriteria-
kriteria yang telah ditentukan peneliti sebelumnya (kriteria inklusi dan eksklusi).
Adapun yang akan menjadi sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan
Hasanuddin pada bulan Maret hingga Agustus 2017 dan memenuhi kriteria inklusi
serta eksklusi.
tinggi badan.
medik).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh melalui rekam medik pasien hipertensi yang datang berobat ke
( )
Di mana :
Di mana :
z = nilai z hitung
Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian akan disajiakan dalam
bentuk tabel disertai penjelasan serta disusun dan dikelompkan sesuai dengan
tujuan penelitian.
Rumusan Masalah
Identifikasi variabel
Hasil penelitian
Kesimpulan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Universitas Hasanuddin pada bulan Maret hingga Agustus 2017. Penelitian ini
sudah pernah mendapatkan terapi pengobatan tetapi berhenti atau tidak teratur.
cara pemilihan sampel yang disengaja karena ada pertimbangan tertentu sesuai
hingga Agustus 2017 yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini didapatkan
sebanyak 68 orang.
Sampel yang telah diambil dari data bagian rekam medik Rumah Sakit
jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, dan tekanan darah. Data yang terkumpul
kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS yang hasilnya dapat dilihat
sebagai berikut.
30
31
Laki-laki 34 50
Perempuan 34 50
Total 68 100
orang (27,9 %), rentang usia 51 – 60 tahun berjumlah 19 orang (27,9 %),
rentang usia 61 – 70 tahun 18 orang (26,5 %), dan rentang usia > 70
40 – 50 Tahun 19 27,9
51 – 60 Tahun 19 27,9
61 – 70 Tahun 18 26,5
Total 68 100
bahwa jumlah pasien dengan IMT berat badan kurang berjumlah 7 orang
(10,3 %), IMT berat badan normal berjumlah 23 orang (33,8 %), IMT
berat badan berlebih 10 orang (14,7 %), IMT obes I 23 orang (33,8 %),
Normal 23 33,8
Obese I 23 33,8
Obese II 5 7,4
Total 68 100
Total 68 100
(70,59 %), di mana 6 orang memiliki IMT berat badan kurang (8,82 %),
17 orang memiliki IMT berat badan normal (25,00 %), 6 orang memiliki
IMT berat badan berlebih (8,82 %), 15 orang memiliki IMT obes I (22,06
%), dan 4 orang memiliki IMT obes II (5,88 %). Sedangkan Sampel
orang memiliki IMT berat badan kurang (1,47 %), 6 orang memiliki IMT
berat badan normal (8,82 %), 4 orang memiliki IMT berat badan berlebih
(5,88 %), 8 orang memiliki IMT obes I (11,76 %), dan 1 orang memiliki
Normal 17 6 23
(25,00 %) (8,82 %) (33,82 %)
Obes I 15 8 23
(22,06 %) (11,76 %) (33, 82 %)
Obes II 4 1 5
(5,88 %) (1,47 %) (7,35 %)
Total 48 20 68
(70,59 %) (29,41 %) (100 %)
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
HT GRADE I
10.00% HT GRADE II
5.00%
0.00%
BERAT NORMAL BERAT OBES I OBES II
BADAN BADAN
KURANG LEBIH
korelasi dengan metode Spearman. Pada penelitian ini di dapatkan data > 30
correlation coefficient (simbol r), sebesar 0,065 serta nilai Sig. (2-tailed)
(symbol p), sebesar 0,597. Untuk nilai p sendiri dipakai untuk menentukan
hubungan yang signifikan (p < 0,05) atau tidak (p > 0,05) antara dua variabel,
temukan nilai p sebesar 0,597 dimana p > 0,05 yang berarti tidak adanya
hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi pada
bulan Maret hingga Agustus 2017 sedangkan untuk nilai r ditemukan sebesar
hubungan yang kuat antara indeks massa tubuh dengan hipertensi pada pasien
Maret hingga Agustus 2017. Selain itu angka koefisien korelasi pada hasil di
atas, bernilai positif, yaitu 0,532 sehingga hubungan kedua variabel bersifat
massa tubuh pada pasien hipertensi yang berusia ≥ 40 tahun di Rumah Sakit
6.1 Pembahasan
pasien hipertensi perempuan sebanyak 34 orang (50 %). Sehingga total pasien
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iksan,
dkk (2014) yang dilakukan pada bulan September 2013 hingga Februari 2014 di
Menurut Cortas, dkk (2008) mengatakan bahwa prevalensi kejadian pada pria
sama dengan wanita. Untuk wanita diatas usia 45 tahun cenderung akan
pada masa menopause yang mengakibatkan berkurang pula kadar High Density
38
39
tahun berjumlah 19 orang (27,9 %), rentang usia 61 – 70 tahun 18 orang (26,5 %),
dan rentang usia > 70 tahun 12 orang (17,6 %). Dapat dilihat bahwa pada rentang
Hasanuddin pada bulan Maret hingga Agustus 2017 lebih banyak pada usia diatas
atau sama dengan 40 tahun relatif sama, yang berarti hasil penelitian ini
dengan angka kematian sekitar 50 % pada usia diatas umur 60 tahun (Staessen,
dkk, 2003). Menurut teori dikatakan bahwa usia diatas 45 tahun dinding
kalogen pada lapisan otot. Sehingga pembuluh darah akan menyempit dan
jumlah pasien dengan IMT berat badan kurang berjumlah 7 orang (10,3 %), IMT
berat badan normal berjumlah 23 orang (33,8 %), IMT berat badan berlebih 10
orang (14,7 %), IMT obes I 23 orang (33,8 %), dan IMT obes II 5 orang (7,4 %).
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa jumlah pasien hipertensi dengan IMT
normal berjumlah 23 orang sama dengan jumlah pasien hipertensi dengan IMT
obes I. Artinya untuk distribusi pasien hipertensi dengan IMT normal dan IMT
40
jumlah pasien dengan hipertensi derajat I 48 orang (70,6 %) dan jumlah pasien
dengan hipertensi derajat II 20 orang (29,4 %). Untuk distribusi pasien hipertensi
dengan derajat I lebih banyak dari pasien hipertensi derajat II di Rumah Sakit
memiliki IMT berat badan kurang (8,82 %), 17 orang memiliki IMT berat badan
normal (25,00 %), 6 orang memiliki IMT berat badan berlebih (8,82 %), 15 orang
memiliki IMT obes I (22,06 %), dan 4 orang memiliki IMT obes II (5,88 %).
mana 1 orang memiliki IMT berat badan kurang (1,47 %), 6 orang memiliki IMT
berat badan normal (8,82 %), 4 orang memiliki IMT berat badan berlebih (5,88
%), 8 orang memiliki IMT obes I (11,76 %), dan 1 orang memiliki IMT obes II
(1,47 %). Jika melihat data diatas pasien hipertensi pada bulan Maret hingga
pasien yang memiiki IMT normal serta menderita hipertensi derajat I hal ini di
41
dukung dengan hasil uji analisis dengan metode Spearman menunjukan hasil nilai
p sebesar 0,597 dimana p > 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang
signifikan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi pada pasien hipertensi di
Agustus 2017. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian lainnya yang
dilakukan di Desa Samosir pada tahun 2013 oleh Arifin, dkk dengan
p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
kejadian hipertensi. Hasil yang berbeda dengan penelitian lainnya yang dilakukan
di RSUD DR. Moewardi Surakarta pada tahun 2017 oleh Yundari dengan
menggunakan uji chi-square di peroleh bahwa nilai p sebesar 0,000 dengan nilai
p < 0,05 dan penelitian yang dilakukan oleh Natalia, dkk pada tahun 2015 yang
p < 0,05, kedua penelitian tersebut menunjukan adanya hubungan yang signifikan
antara obesitas dan hipertensi dalam artian semakin besar indeks massa tubuh
Pada penelitin ini di dapatkan nilai r sebesar 0,532 yang berarti nilai r jika di
kuat antara indeks massa tubuh dengan hipertensi pada pasien hipertensi di
Agustus 2017. Selain itu angka koefisien korelasi pada hasil di atas, bernilai
42
positif, yaitu 0,532 sehingga hubungan kedua variabel bersifat searah, dengan
demikian dapat diartikan bahwa semakin meningkat indeks massa tubuh pada
Hasanuddin pada bulan Maret hingga Agustus 2017 maka tekanan darah pada
pasien tersebut juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrik di
kenaikan nilai IMT diikuti dengan kenaikan tekanan darah. Artinya semakin
tinggi nilai IMT seseorang maka peluang untuk terkena hipertensi semakin tinggi
pula. Menurut Sheps pada tahun 2005 obesitas adalah salah satu faktor dari
hipertensi. Ketika seseorang mengalami obesitas atau dalam kata lain memiliki
berat badan yang berlebih maka orang tersebut akan membutuhkan lebih banyak
volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat, curah jantung
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
bulan Maret hingga Agustus 2017 dengan jumlah pasien 68 orang maka dapat
1. Jenis kelamin laki laki dan perempuan cenderung mempunyai resiko yang
p > 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang signifikan antara indeks
2017.
4. Pada penelitin ini di dapatkan nilai r sebesar 0,532 yang berarti nilai r jika
hubungan yang kuat antara indeks massa tubuh dengan hipertensi pada
bulan Maret hingga Agustus 2017. Selain itu angka koefisien korelasi pada
Maret hingga Agustus 2017 maka tekanan darah pada pasien tersebut juga
akan meningkat.
7.2 Saran
bulan Maret hingga Agustus 2017 maka dapat diberikan saran yaitu :
rekam medik sebaik mungkin dan sesuai data yang tertera agar bisa di
komplikasi-komplikasi.
hari.
45
DAFTAR PUSTAKA
8. Gray, et al. 2005. Hipertensi, dalam: Lecturer Notes Kardiologi, Edisi ke-4.
Jakarta: Erlangga.
46
10. Hendrik. 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Skripsi:
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
13. Irza S. 2009. Analisis Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat Negeri
Bungo Tanjung Sumatra Barat. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.
14. Kotchen TA, et al. 2006. Nutrition, Diet, and Hypertension. Modern
Nurtrition in Health and Disease (2). Philadelpia: Lippincot Williams &
Wikins.
15. Malope S. (2012). Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Pinggang
dengan Tingkat Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Interna RSJ
Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang Propinsi Sulawesi Utara.
17. Michael, et al. 2011. Body Mass Index in Diagnosing Obesity in Athletes
Vs. General Population. Rutgers University, New Brunswick, NJ.
23. Sheps SG. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta: Intisari Mediatama.
24. Sherwood L. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
27. Supariasa Nyoman. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
29. Uiterwaal SPM, et al. 2007. Coffee Intake and Incidence of Hypertension.
Am J Clin Nutr 2007 Vol 85.
31. Yugiantoro M. 2009. Hipertensi Esensial, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid II, Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
32. Yundari S.A. 2017. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi
Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik Di RSUD DR. Moehardi Surakarta.
49
Lampiran 1
Tabel Data Penelitian
Data pasien Hipertensi di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin pada
bulan Maret hingga Agustus 2017.
No Jenis Umur Berat Badan Tinggi Tekanan
Kelamin (tahun) (kg) Badan (cm) Darah
(mmHg)
1 P 58 54 155 170/80
2 P 50 54 156 150/100
3 P 64 55 154 140/90
4 L 43 45 145 150/90
5 L 65 60 165 170/80
6 L 57 68 165 140/80
7 L 42 65 163 150/90
8 P 64 56 153 150/90
9 P 56 57 154 149/76
10 P 80 40 155 180/100
11 L 40 53 149 145/80
12 L 52 47 162 145/90
13 P 48 67 158 145/80
14 L 60 70 172 140/46
15 P 40 69 157 179/104
16 P 49 68 163 150/85
17 P 40 61 154 142/86
18 L 41 66 163 150/90
19 L 70 71 166 140/90
20 P 46 62 157 160/90
21 P 45 60 152 140/70
22 L 46 64 170 150/90
23 L 68 66 162 180/90
24 L 70 55 160 140/80
25 P 59 68 155 140/70
26 P 69 52 154 140/90
27 P 55 60 157 165/90
28 P 70 52 152 150/90
29 P 66 53 154 180/100
30 L 74 70 162 140/80
31 P 55 53 158 140/80
32 L 62 62 163 165/90
33 P 64 64 162 180/110
34 P 49 49 158 140/90
35 L 57 57 168 150/80
36 L 59 59 165 140/70
50
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kelompok Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Interpretasi IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Interpretasi Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Correlations
Interpretasi
Interpretasi IMT Hipertensi
N 68 68
N 68 68
Pada penelitian ini di dapatkan data > 30 jumlah sampel maka digunakan rumus
√ untuk menentukan correlation coefficient.
59
Lampiran 8
Data Diri Penulis
NIM : C11114541
Nama Orangtua :
Anak Ke :1
Telepon : 081355477722
Email : grelvansuangga@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
No Jenjang Pendidikan Asal Tahun Tamat
1 Sekolah Dasar SDN Maliwuko 2008
Poso
2 Sekolah Menengah Pertama SMPN I Poso 2011
Kota Selatan
3 Sekolah Menengah Atas SMAN 2 Poso 2014