SKRIPSI
2017
Diusulkan oleh:
GESIZIA ARI
C11114365
Pembimbing:
dr. A. Dwi Bahagia Febriani, Ph.D, Sp.A(K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
ii
HALAMAN JUDUL
Gesizia Ari
C111 14 365
Pembimbing:
dr. A. Dwi Bahagia Febriani, Ph.D, Sp.A(K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan judul :
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
(.....................................)
(.....................................)
Ditetapkan di : Makassar
Tanggal : 7 Desember 2017
v
2017
Judul Skripsi :
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya saya.
Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa
tulisan, data, gambar, atau ilustrasi baik yang telah dipublikasikan atau belum
dipublikasi, telah direferensi sesuai dengan ketentuan akademis.
Saya menyadari plagiarisme adalah kejahatan akademik, dan melakukannya akan
menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi akademik
yang lain.
(Gesizia Ari)
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
“Prevalensi kematian bayi baru lahir dengan kelainan kongenital yang dirawat di
Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo Tahun 2016” ini sebagai salah satu syarat
Penulis skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari penulis sendiri
melainkan juga adanya bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu pada kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberika bantuannya baik dari segi materi maupunyang non
pembimbing dalam penulisan skripsi ini atas waktu, tenaga, pikiran, semangat,
skripsi ini.
Tidak hanya itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak atas jasa-jasanya yang tidak mungkin dilupakan oleh penulis, yaitu:
1. Kedua orangtua, saudara dan seluruh anggota keluarga yang tak henti-
3. Terkhusus juga untuk kakak saya Ayu Wandira Suwardi yang sangat
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
Gesizia Ari
ix
SKRIPSI
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Desember 2017
Gesizia Ari (C111 14 365)
Dr. A. Dwi Bahagia Febriani, Sp.A(K), Ph.D
Hasil Penelitian: Didapatkan 122 bayi baru lahir yang meninggal terdapat 50
bayi baru lahir (40,98%) meninggal dengan kelainan kongenital sedangkan 72
bayi baru lahir lainnya meninggal dengan penyebab lain. Dari 50 bayi baru lahir
yang meninggal dengan kelainan kongenital, seluruhnya termasuk kelainan gawat
darurat (100%) dan tidak terdapat jenis kelainan kongenital yang termasuk tidak
gawat darurat (0%). Dan didapatkan yang memberikan kontribusi terbanyak
menurut sistem kelainan kongenital yaitu sistem digestif sebanyak 25 bayi baru
lahir.
ESSAY
ABSTRACT
Background: Congenital abnormalities are one of the leading causes of infant
death in Indonesia. Congenital abnormalities contribute substantially to
increasing newborn mortality. Newborn infant mortality rate with congenital
abnormalities world wide is estimated about 303,000 cases during the first 4
weeks after birth anually. Ministry of Health data 2015 recorded that 1.4% of
infants died due to congenital abnormalities during 0-6 first days after birth, and
18.1% during the first 7-28 first days.
Results: There were 122 cases of stillborn, 50 of which (40.98%) died with
congenital abnormalities while 72 other newborns died due to other causes. Of
the 50 newborns died with congenital abnormalities, all included as emergency
disorder (100%) and there was no congenital abnormality which was non-
emergency (0%). Based on data obtained, observed the most contributing
abnormalities to cause of death based on system were digestive system,
constituted as many as 25 cases.
Keywords:Congenital Disorder
xi
DAFTAR TABEL
kongenital………………………………………………………...27
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 5.1 Prevalensi kematian bayi baru lahir dengan kelainan
kongenital………………………………………………………...27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekomendasi Penelitian…..……………………………………...37
Lampiran 2. Data Penelitian…………………………………………………...40
Lampiran 3. Biodata Penulis…………………………………………………...45
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL………….……………………………………………………………….i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...ii
HALAMAN PENGESAHAN…….……………………………………………...iii
HALAMAN PERSETUJUAN CETAK…………..……………………………....v
PERNYATAAN ANTIPLAGIARISME…………………………………………vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...vii
ABSTRAK………………………………………………………………………..ix
ABSTRACT……………………………………………………………………….x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...xi
DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………….....xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………...…………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………...3
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………….4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..5
BAB 6 PEMBAHASAN…………………………………………………………31
7.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..33
7.2 Saran………………………………………………………………………….33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………35
1
BAB 1
PENDAHULUAN
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia delapan belas tahun.
kematian anak, salah satu indikator angka kematian yang behubungan dengan
Bayi baru lahir disebut juga neonatus adalah bayi yang berusia sampai 28
hari (0-28 hari).2 Kematian bayi baru lahir dibagi menjadi :(WHO. Neonatal and
yang terjadi pada masa setelah 7 hari tetapi belum mencapai 28 hari
kehidupan (7 – 27 hari).
hari lebih dari 7200 bayi lahir mati, sebagian besar diantaranya 98% terjadi di
25% dan 40% kasus angka lahir mati disebabkan karena kelainan
Menurut Depkes RI 2014 angka kematian neonatus (AKN) pada tahun 2012
sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup1, menurut Depkes Sulawesi Selatan angka
kematian neonatus (AKN) pada tahun 2014 menunjukkan sebesar 762 kasus yaitu
5.22 per 1000 kelahiran hidup3, sedangkan menurut Depkes Makassar angka
kematian neonatus (AKN) pada tahun 2015 sebesar 1,19 per 1000 kelahiran hidup
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam angka kematian bayi baru lahir,
1,4% bayi usia 0-6 pertama kelahiran dan 18,1% bayi usia 7-28 hari.1
Menurut WHO angka kematian bayi baru lahir dengan kelainan kongenital
di dunia yaitu sekitar 303.000 jiwa pada 4 minggu pertama setelah lahir setiap
tahunnya dan kelainan kongenital yang paling sering yaitu neural tube defect dan
down syndrome. Namun data jumlah kematian bayi baru lahir yang disebabkan
Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir
yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Ilmu yang
kombinasi dari bidang embriologi, genetik klinik dan ilmu kesehatan anak.
meliputi perasaan tertekan, malu, rasa bersalah, serta masalah perhatian dan
pembiayaan yang lebih besar daripada anak yang lahir normal. 5 Pada kelainan
kongenital terdapat kelainan kongenital yang apabila tidak ditangani secara cepat
hidup, dan ada kelainan kongenital yang tidak akan menyebabkan masalah
kesehatan yang serius dan hanya berpengaruh pada segi kosmetik saja.
kematian bayi baru lahir, namun untuk memperoleh data jumlah kematian bayi
baru lahir dengan kelainan kongenital dan jenis kelainan kongenital apa yang
memberikan kontribusi terbanyak dalam kematian bayi baru lahir belum memadai
padahal terdapat beberapa kelainan kongenital bila ditangani dengan segera akan
memberikan prognosis yang lebih bagus. Dengan ini peneliti merasa tertarik untuk
Tahun 2016.”
Bagaimana prevalensi kematian bayi baru lahir yang lahir dengan kelainan
kongenital di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo pada periode
1.4 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir atau disebut juga neonatus adalah bayi yang berusia sampai
28 hari (0 – 28 hari).Periode bayi baru lahir adalah periode yang paling rentan
tinggi membuktikan kerentanan hidup selama periode ini. Transisi kehidupan bayi
fisiologis. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan
Kematian bayi baru lahir dibagi menjadi :(WHO. Neonatal and perinatal
mortality : country, region, and global estimates. Geneva; WHO [Internet]. 2006
b. Kematian neonatus lanjut (late neonatal deaths) adalah kematian bayi yang
terjadi pada masa setelah 7 hari tetapi belum mencapai 28 hari kehidupan (7 –
27 hari).
setiap hari lebih dari 7200 bayi lahir mati, sebagian besar diantaranya 98% terjadi
negara kaya tidak luput dari kasus ini, dengan catatan satu bayi mati dari 320
kelahiran. Data dari WHO mengatakan dua pertiga kasus atau 1,8 juta/tahun bayi
lahir mati ditemukan pada 10 negara, jumlah tertinggi ditemukan di kawasan Sub
Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Antara 25% dan 40% kasus angka lahir mati
insoimunisasi anti-D.
baru lahir di Indonesia, namun apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat maka
kelainan kongenital akan menjadi cacat seumur hidup yang dapat meningkatkan
infeksi.6
b. Usia Gestasi
7
kematian bayi. Bayi prematur dapat disebabkan oleh ibu hamil yang
kurang gizi, anemia, umur hamil terlalu muda atau terlalu tua di atas 35
di luar uterus ibunya. Bayi prematur juga rentan terhadap penyakit infeksi
c. Apgar Score
2013. Bayi yang menderita asfiksia dan tidak asfiksia dapat dilihat dari
apgar scoreyang terdapat pada kartu ibu hamil. Hasil uji statistik
bayi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wandira dan Indawati
adalah faktor ibu (umur ibu, paritas dan anemia) dan berat bayi lahir.10
Penyakit pada bayi merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
kematian bayi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara
persalinan dengan tindakan) serta riwayat bayi baru lahir (terutama lahir
dan prematur).7 Penyakit infeksi terutama pada bayi dengan BBLR dapat
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelainan pada
bayi dengan kematian bayi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
juga memiliki berat badan lahir rendah. Bayi BBLR yang disertai kelainan
Usia Ibu saat hamil merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir
yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Kadang-kadang
suatu kelainan kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi
lahir, tetapi baru ditemukan beberapa saat setelah kelahiran bayi. Kelainan
perasaan tertekan, malu, rasa bersalah, serta masalah perhatian dan pembiayaan
a. Faktor genetik
Kelainan karena faktor genetik adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh
aberasi kromosom antara lain: sindrom trisomi 21, sindrom trisomi 18,
• Kelainan multifaktorial
faktor sosial, ekonomi, umur ibu saat hamil, teratogen dan sebagainya.
a. Malformasi
kelainan struktur yang menetap. Kelainan ini mungkin terbatas hanya pada
terjadi pada kehamilan muda, pada saat terjadi diferensiasi jaringan atau
(telinga kecil).
Malformasi mayor adalah suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi akan
kesehatan yang serius dan mungkin hanya berpengaruh pada segi kosmetik.
mata, kelainan pada jari, lekukan pada kulit (dimple), ekstra puting susu
IgM. Pada infeksi rubela dan toxoplasma, infeksi dapat berulang terjadi
pada fetus, imunitas ibu dapat mencegah kejadian serupa pada kehamilan
berikutnya.
tabung saraf (neural tube defect) dan agenesis sakral. Risiko juga meningkat
sekitar 6% untuk timbulnya celah bibir dan penyakit jantung bawaan pada
sendiri atau akibat obat-obat epilepsi. Ibu dengan PKU yang tidak diobati
bawaan.
13
b. Deformasi
sehingga merubah bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang
ruang dalam uterus ataupun faktor ibu yang lain seperti primigravida,
kembar. Deformasi juga dapat timbul akibat faktor janin seperti presentasi
tulang rawan, tulang dan sendi. Mungkin karena jaringan yang lebih lunak
bila terkena tekanan akan kembali ke bentuk semula. Bila tekanan mekanik
secara spontan.
c. Disrupsi
yang terkena. Angka kejadian ulang jarang, kecuali bila terdapat malformasi
kehamilan muda sehingga tali amnion dapat mengikat erat janin, memotong
kuadran bawah fetus, menembus kulit, muskulus, tulang dan jaringan lunak.
d. Displasia
struktur) akibat fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam
jaringan diseluruh tubuh. Pada sebagian kecil dari kelainan ini terdapat
enzim atau sintesis protein. Sebagian besar disebabkan oleh mutasi gen.
Karena jaringan itu sendiri abnormal secara intrinsik, efek klinisnya akan
menyebabkan efek dalam kurun waktu yang jelas, meskipun kelainan yang
a. Malformasi mayor
fungsi normal seperti neural tube defect, agenesis renal, dan lain-lain.12
b. Malformasi minor
managers13
17
Tabel 2.3 Two step Congenital Malformation Classification method (TCMC) and
Canadian Congenital Anomalies Surveillance System classification method (CCAS)
18
19
20
BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Etiologi :
• Kelainan disebabkan faktor
genetik
• Kelainan mutasi gen tunggal
• Gangguan keseimbangan
akibat kelainan abrasi
kromosom
• Kelainan multifaktorial
Kejadian kelainan
kongenital
Jenis kelainan
kongenital
Bayi Bayi
Hidup Meninggal
Kelainan kongenital
• Mayor Prevalensi kematian
• Minor bayi baru lahir
Keterangan :
- = Variabel independen
(
= Variabel dependen
22
BAB 4
METODE PENELITIAN
penelitian cross sectional study, dimana dilakukan pengumpulan data dari rekam
2017.
4.3.1 Populasi
kota Makassar
4.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru
lahir yang meninggal yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
kriteria eksklusi.
total sampling yaitu semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dalam penelitian ini ialah tabel-tabel tertentu untuk merekam atau mencatat
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan diagram menurut
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah:
3. Setiap data yang diperoleh tidak akan disebarkan kepada pihak lain.
26
BAB 5
HASIL PENELITIAN
kematian bayi baru lahir dan mengetahui prevalensi kematian berdasarkan jenis
kelainan kongenital mayor dan minor pada 1 Januari 2016 – 31 Desember 2016.
Hasil Penelitian berupa data sekunder yang didapatkan dari rekam medis dengan
metode total sampling yaitu mengambil seluruh data bayi baru lahir yang
Dari penelitian ini didapatkan jumlah bayi baru lahir yang meninggal
orang.
Sampel yang telah diambil dari data bagian rekam medik Rumah Sakit
Microsoft Excel yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk tabel dan diagram.
27
Tabel 5.1 Prevalensi kematian bayi baru lahir dengan kelainan kongenital di
Desember 2016
Prevalensi Kematian
Kelainan Kongenital Tanpa Kelainan Kongenital
n % n %
50 40.98% 72 59.02%
Sumber : Data
Diagram 5.1 Prevalensi kematian bayi baru lahir dengan kelainan kongenital di
Desember 2016
PREVALENSI KEMATIAN
Kelainan Kongenital Tanpa Kelainan Kongenital
40,98%
59,02%
Sumber : Data
28
Berdasarkan tabel dan diagram 5.1 dapat dilihat bahwa dari 122 bayi baru
dengan kelainan kongenital dan 72 bayi baru lahir (59,02%) meninggal dengan
penyebab lain.
Kegawatdaruratan
Ya % Tidak
%
50 100.00% 0 0.00%
Sumber : Data
Diagram 5.2 Prevalensi kelainan kongenital mayor dan minor berdasarkan jenis
KEGAWATDARURATAN
Gawat Darurat Tidak Gawat Darurat
0%
100%
Sumber : Data
29
Berdasarkan tabel dan diagram 5.2 dapat dilihat bahwa dari 50 bayi baru
bayi baru lahir berdasarkan jenis kelainan kongenitalnya termasuk kelainan gawat
darurat (100%) dan tidak terdapat jenis kelainan kongenital yang termasuk tidak
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 50 bayi baru lahir yang
sistemnya, didapatkan yang paling banyak bayi baru lahir dengan kelainan
kongenital sistem digestif sebanyak 25, disusul bayi baru lahir dengan kelainan
kongenital sistem kardiovaskuler sebanyak 11, bayi baru lahir dengan kelainan
30
kongenital sistem saraf pusat sebanyak 3, masing-masing 1 bayi baru lahir dengan
genital, sistem kromosom, sistem malformasi kongenital lain. Selain itu terdapat
juga kelainan kongenital lebih dari satu sistem pada satu bayi atau kelainan
kongenital multipel yaitu 2 bayi baru lahir dengan kelainan kongenital sistem
kardiovaskuler dan sistem digestif, dan masing-masing 1 bayi baru lahir dengan
sistem kardiovaskuler dan malformasi kongenital lain, sistem saluran kemih dan
BAB 6
PEMBAHASAN
kelainan kongenital yang termasuk mayor dan minor di Rumah Sakit Wahidin
penelitian berupa data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di Rumah Sakit
Dari penelitian ini, prevalensi kematian bayi baru lahir dengan kelainan
Januari 2016 – 31 Desember 2016 didapatkan 122 bayi baru lahir meninggal,
sedangkan 72 lainnya meninggal dengan penyebab lain. Dari hasil penelitian ini
dapat dilihat bahwa dari semua data bayi baru lahir yang meninggal, kelainan
kongenital memberikan kontribusi di dalam kematian bayi baru lahir, hal ini
sejalan dengan data dari WHO yang menyatakan bahwa antara 25% dan 40%
kongenital
Dari data jenis kelainan kongenital yang telah dikumpulkan dalam penelitian
ini dibedakan juga menurut mayor dan minor. Jenis kelainan kongenital yang
paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah kelainan kongenital mayor,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Talukder dan Sharma
(2006) melaporkan bahwa pada tahun 2005 di India yang paling banyak
digestif (gastrointestinal) yaitu 25 bayi baru lahir dari 50 sampel (50%), penelitian
dan gastroskisis.
Hal ini didukung olehpenelitian yang dilakukan oleh Dora Darrusalam dan TM
Thaib di NICU RSUD Dr Zainoel Abidin, Banda Aceh bahwa memang pada
penyakit kongenital anomaly lainnya, komplikasi operasi dan fasilitas NICU yang
kurang.18
33
BAB 7
7.1 Kesimpulan
bayi baru lahir dengan kelainan kongenital di Rumah Sakit Waidin Sudirohusodo
Makassar pada tahun 2016, maka dapat disimpulkan beberapa hal yakni :
1. Didapatkan 50 bayi baru lahir meninggal dengan kelainan kongenital dari 122 bayi
mayor
7.2 Saran
membahayakan janin dan senantiasa menjaga kesehatan ibu dan janin agar
pendataan.
34
DAFTAR PUSTAKA
2. Kliegman RM, Stanton BF, Gemelll JW, Shcor NF, 2011. Nelson textbook
Maternal & Bayi Baru Lahir. Terjemahan oleh Monica Ester, Ns Nur
Kedokteran ECG
11. Rini DS, Nunik Puspitasari, 2014. Hubungan Status Kesehatan Neonatal
Airlangga, Surabaya
12. Birth defects surveillance: a manual for programme managers. Hal : 4-5
14. Levy PA, Marion RW, 2015. Human genetics and dysmorphology dalam
Malformation in India.
17. Osifo OD, Ovueni ME, 2009. The prevalence, patterns, and causes of
LAMPIRAN
Lampiran I
REKOMENDASI PENELITIAN
38
39
40
LAMPIRAN II
KELAINAN
Jenis Kelainan Kongenital
NO KONGENITAL KEGAWATDARURATAN
YA TIDAK YA TIDAK
1 √ Malformasi Anorektal letak rendah tanpa fistula √
Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect &
2 √ Hipoplasia Cerebri √
3 √
4 √
5 √ Hipoplasia Cerebri √
6 √ Malformasi Anorektal Letak Tinggi √
7 √
8 √ Malformasi Anorektal Letak Rendah √
Jantung Bawaan asianotik et causa Ventrikel Septal Defect
9 √ dan Patent Ductus Arteriosus √
Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect dan
10 √ Patent Ductus Arteriosus √
11 √
Penyakit Jantung Bawaan Asianotik et causa Persistent
12 √ Foramen Ovale √
13 √ Gastroschisis √
14 √ Malformasi Anorektal Letak Tinggi √
Malformasi Anorektal Letak Tinggi dangan Fistula
15 √ Rectourethra & Multiple Organ Dysfungtional Syndrom √
16 √ Intestinal Obstruksi et causa Hirschsprung Disease √
17 √ Malformasi Anorektal Letak Tinggi √
18 √
19 √ Malformasi Kongenital Ganda & Ambiguous Genitalia √
20 √
21 √
22 √
Jantung Bawaan Asianotik et causa Single Atrium dan Single
23 √ Ventrikel & Kembar Siam Thorakoabdominal √
24 √
25 √ Multipel Atresia Intestinal √
26 √
27 √
28 √
29 √
30 √
Malformasi Anorektal Letak Tinggi Tanpa Fistel et causa
31 √ Atresia Ani √
32 √
33 √
34 √ Malformasi Kongenital Ganda & Kembar Siam √
42
Thoracoabdominopagus
35 √
36 √
37 √ Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect √
Atresia Esofagus & Jantung Bawaan Asianotik et Causa
38 √ Atrial Septal Defect √
39 √
40 √
41 √
42 √
43 √
Mikrosefali & Malformasi kongenital dengan fistula
44 √ rectourethra √
Hernia Diafragmatika Dextra & Jantung Bawaan Asianotik et
45 √ causa Atrial Septal Defect √
46 √
47 √
48 √
49 √
50 √
51 √ Jantung Bawaan Asianotik Sepsis Neonatorum √
52 √
53 √
54 √
55 √ Malformasi Anorektal Letak Tinggi dengan Fistula √
56 √ Polydactili √
57 √ Gastroschisis √
58 √ Atresia Esofagus dengan Fistel Trakheoesofageal √
59 √
60 √
61 √
Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect &
62 √ Patent Ductus Arteriosus √
63 √
64 √ Malformasi Anorektal letak rendah tanpa fistula √
65 √ Down Sindrom Diferential Diagnosis Hipotiroid √
66 √
67 √
68 √ Gastroschisis √
69 v
70 √ Omphalocele √
71 √
72 √
73 √ Hidrosefalus √
43
74 √
75 √ Penyakit Jantung Bawaan Asianotik √
76 √
77 √
78 √ Gastroschisis √
79 √ Atresia Esofagus √
80 √
81 √
82 √
83 √ Jantung Bawaan Asianotik et causa Ventrikel Septal Defect √
84 √
Prune Belly Syndrome & Malformasi Anorektal Letak
85 √ Rendah √
Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect
86 √ Sekundum √
87 √ Malformasi Anorektal letak rendah √
88 √
89 √
90 √
91 √
92 √ Meningocele √
93 √ Atresia Ileum √
94 √
95 √
96 √
97 √ Atresia Esofagus √
98 √
99 √
100 √
101 √ Malformasi Letak Tinggi Dengan Fistel rektovesika √
102 √
103 √
104 √ Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect √
105 √ Gastroschisis & Atresia Ileum tipe III √
106 √ Jantung Bawaan Asianotik et causa Atrial Septal Defect
107 √
108 √
109 √
110 √ Jantung Bawaan Asianotik √
111 √
112 √
113 √
114 √ Atresia Esofagus Tipe C dengan Fistel Tracheoesophageal √
44
115 √
116 √
117 √
118 √
119 √
120 √
121 √
122 √ Hirschprung √
45
Lampiran III
BIODATA DIRI PENULIS
Data Pribadi :
Nama Lengkap : Gesizia Ari
Nama Panggilan : Gesi
Tempat/Tanggal Lahir : Makale, 04 Desember 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Gol. Darah :A
Nama Orang Tua
• Ayah : Wiraswasta
• Ibu : Wiraswasta
Anak ke : 2 dari 3 Bersaudara
Alamat saat ini : Bukit Khatulistiwa Blok B No. 8
No. Telp : (+62)85355552992
Email : gesiziaa@gmail.com
46
Riwayat Organisasi
Kedokteran Unhas