OLEH
YULIA WIDASANTI
08180100104
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
JAKARTA
2019
RISET
OLEH
YULIA WIDASANTI
08180100104
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
JAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji,
Pembimbing,
iii
(Ns. Asep Solihat, S.Kep.,M.Kes)
NPM : 08180100104
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan riset
Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Angka Kejadian Bayi Asfiksia Di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Dr.Hafiz (Rsdh) Cianjur
Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
( Yulia Widasanti )
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan nama allah, Yang maha pemurah, lagi maha mengasihi, segala puji
bagi allah, tuhan yang memelihara dan mentakbirkan sekalian alam, yang
maha pemurah lagi maha mengasihi, yang menguasai pemerintahan hari
pembalasan (hari akhirat), Engkaulah sahaja ( ya allah) yang kami sembah
dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan, tunjukilah kami
jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan
nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang engkau telah
murkai dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.
v
Suami dan Anak-anak ku
Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah, perhatian, dan kesabarannya yang
telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini. Anak-anak ku, terima kasih selalu mendoakan ibu.
Apa, Mama, Mami terima kasih atas kasih sayang, segala dukungan, dan cinta
kasih yang tiada henti yang tak mungkin bisa kubalas hanya dengan selembar
Semoga ini adalah langkah awal untuk membuat orang tersayang bahagia karna
vi
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2019
YULIA WIDASANTI
08180100104
Abstrak
Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur.
Menurunkan O2 sehingga dapat menimbulkan akibat buruk pada kehidupan bayi
selanjutnya. Data yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini di
RSDH Cianjur sebanyak 44 bayi
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka kejadian Bayi Asfiksia,
mengetahui kejadian Ketuban Peca Dini dan hubungan antara ketuban pecah dini
dengan angka kejadian bayi asfiksia.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain cross sectional dimana factor
resiko (Variabel bebas /independen) ialah factor-faktor atau keadaan – keadaan
yang mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu.
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan oleh peneliti dengan uji chi-
square didapatkan nilai significancy 0.000. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa “Terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan angka
kejadian bayi asfiksia di ruang perinatologi rumah sakit dr.hafiz (RSDH)
cianjur.”
Ada hubungan yang signifikan antara ketuban pecah dini dengan angka kejadian
asfiksia di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Dr. Hafiz (RSDH) Cianjur dibuktikan
dengan nilai Chi-Square test asymp.sig 0,000<0.05. Saran untuk Rumah sakit
adalah Perlu dilakukan upaya preventif dengan pemberian pengetahuan yang baik
kepada ibu hamil saat antenatal care dan Agar dapat menangani kasus ketuban
pecah dini secara tepat sesuai dengan standar operasional, agar diagnosa potensial
seperti kejadian asfiksia dan infeksi dapat di cegah sedini mungkin.
vii
DEPARTMENT OF NURSING
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE INDONESIA MAJU
2019
YULIA WIDASANTI
08180100104
Abstract
Introduction: Asfiksia is a state of the baby who can not breathe spontaneously
and regularly. Lowering the O2 so can cause bad consequences on the next baby's
life. Data related to the incident broke early in the RSDH Cianjur as much as 44
infants (59.5%) Objective: The study aims to determine the relationship between
the early childhood and the incidence of asphyxia babies. Methods: In this
research, researchers use cross sectional design where the risk factor
(free/independent variables) are factors or conditions that affect the development
of a particular disease or health status.
Result: Based on the results of analysis of data conducted by researchers with
Chi-square test obtained the value of Significancy 0.000. Thus, it can be
concluded that "there is an early childhood relationship with the incidence of
asphyxia babies in the perinatology room of Dr. Hafiz Hospital (RSDH)."
Conclusion: There is a significant relationship between the early rupture of the
asphyxia incidence in the perinatology room of Dr. Hafiz Hospital (RSDH)
Cianjur proved with the value of Chi-Square test Asymp. SIG 0,000 < 0.05.
Advice for hospitals is necessary to do preventive efforts with the provision of
good knowledge to the pregnant women during antenatal care and to be able to
handle the case of early rupture of the right in accordance with the operational
standards, so that the potential diagnosis such as asphyxia events and infections
can be prevented as early as possible.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
segala puji bagi Allah SWT. Berkat karunia dan rahmat-Nya peneliti dapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
1. Bapak Drs. Jakub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju (STIKIM)
Jakarta.
2. Bapak Dr. Sobar Darmadja, S.Psi.MKM, selaku Plt. Ketua Sekolah Tinggi
4. Dr. Renita Amelia, MARS Direktur RS DR. Hafiz (RSDH) Cianjur yang
5. Ns. Asep Solihat S.Kep.,M.Kes selaku Pembimbing, terima kasih atas segala
skripsi ini.
ix
6. Manager Keperawatan Rumah Sakit Dr. Hafiz (RSDH) Cianjur yang telah
8. Mamah, Apa, mami dan keluarga besar ku tercinta yang selalu mengirimkan
kekurangan.Kritik dan saran serta masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Peneliti berharap semoga riset ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Yulia Widasanti
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ........................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
1. Tujuan Umum ............................................................................. 10
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11
1. Manfaat Aplikatif ........................................................................ 11
2. Manfaat Teoritis .......................................................................... 11
3. Manfaat Metodologis .................................................................. 12
xi
a. Pengertian Asfiksia ................................................................. 13
b. Klasifikasi Asfiksia ................................................................ 13
c. Etiologi Asfiksia ...................................................................... 13
d. Patofisiologi Asfiksia .............................................................. 13
2. Ketuban Pecah Dini .................................................................... 25
a. Pengertia Ketuban Pecah Dini ................................................ 27
b. Etiologi Ketuban Pecah Dini .................................................. 28
b. Etiologi Ketuban Pecah Dini .................................................. 28
c. Mekanisme Terjadi Nya Ketuban Pecah Dini ........................ 30
d. Diagnosis Ketuban Pecah Dini ............................................... 30
B. Penelitian Terkait ............................................................................. 34
C. Kerangka Teori ................................................................................ 35
A. Kesimpulan .......................................................................................56
B. Saran ................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR SKEMA
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Kusioner
2. Lembar Bimbingan
7. Lembar Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit Dr.Hafiz (RSDH) Cianjur
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat
fatal. Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam,
umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. Indikator yang menggambarkan upaya
neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan Kunjungan Neonatal
kesehatan suatu bangsa salah satunya adalah masih dilihat dari tinggi atau
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB
asfiksia pada menit pertama 47/1000 lahir hidup dan pada 5 menit 15,7/1000
kurang lebih 40/1000 lahir hidup. Menurut World Health Organization (WHO)
setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami
asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal dan berdasarkan hasil Survey
atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti
terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Rikesda,
keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik,
terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan
kesehatan(Depkes, 2017).
Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia, salah satunya asfiksia yaitu
sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah
3
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Kemenkeskes RI, 2011). Angka kematian
bayi usia 0-28hr ( Neonatal) di Provinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar
kematian bayi pada tahun 2016 sebanyak 172 kasus atau rata-rata kasus
Salah satu penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir adalah ketuban
pecah dini karena akibat terjadinya prolapsus funiculli yaitu tali pusat tertekan
diantara kepala bayi dan panggul sehingga terjadi kompresi yang menyebabkan
apabila ketuban pecah dini tidak segera ditangani. Hal ini ditemukan baik
Penyebab tingginya angka kematian bayi antara lain karena pertumbuhan janin
yang lambat (23,53%), kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intra uterine)
(21,24%) dan kegagalan bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia neonaturum) yaitu sebesar (29,23%)
perlukaan saat lahir. Infeksi lebih sering dikarenakan kuman misalnya pada
keadaan ketuban pecah dini, partus lama dan pada ibu yang menderita gonorea.
4
Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5% sampai 7,6% dari seluruh kehamilan,
angka tersebut meningkat setiap tahunnya hal ini yang harus diperhatikan oleh
tenaga medis agar angka kejadian KPD dapat dikendalikan. Sedangkan pada
berasal dari vaginadan serviks (Kasim, 2010) Selain itu ketuban pecah dini
tali pusat tertekan oleh bagian 4 tubuh janin akibatnya aliran darah dari ibu ke
O2 hingga fetal distress dan berlanjut menjadi asfiksia pada bayi baru lahir
(Kasim, 2010).
penyempitan dan aliran darah yang membawa oksigen ibu ke bayi terhambat
ketuban maka janin semakin gawat, hal ini ditemukan dilapangan maupun di
Data yang didapat dari bulan september sampai oktober 2019 bahwa
didapatkan angka kejadian Bayi Asfiksia di RSDH Cianjur sebanyak 150 kasus
atau 52,6% , Indikasi IUH 40 kasus atau 26,6%, Indikasi CPD sebanyak 16
Kasus atau 10,6% Lain-lain sebanyak 15 kasus atau 10%. Dari data tersebut
Indikasi KPD mempunyai persentasi lebih besar dari indikasi yang lain nya
KPD dengan Angka bayi Asfiksia di Ruang Perinatologi Rumah Sakit dr.Hafiz
(RSDH) Cianjur.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan data yang di peroleh dari Ruang
Perinatologi Rumah Sakit dr. Hafiz Cianjur pada bulan September dan Oktober
2019, Ketuban Pecah Dini merupakan salah satu faktor terbanyak yang
Maka dari itu penulis ingin mengetahui apakah Ada hubungan antara Ketuban
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
mencegahkomplikasi.
7
2. Manfaat Teoritis
3. Manfaat Metodologis
dengan populasi dan variable yang berbeda untuk mengkaji lebih lanjut
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Asfiksia
a. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat
setelah lahir.
tidak dapat mengeluar kan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi,
2011).
8
9
b. Klasifikasi Asfiksia
Nilai 0 1 2
Gerakan/tonus
Tidak ada Sedikit fleksi Fleksi
otot
Reflex
Tidak ada Lemah/lambat Kuat
(menangis)
( Ghai, 2010)
10
Menurut Mochtar (2008) setiap bayi baru lahir dievaluasi dengan nilai
tingkat atau derajat asfiksia, apakah ringan, sedang, atau asfiksia berat
jantung lebih dari 100X/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
c. Etiologi Asfiksia
timbul karena adanya depresi dari susunan saraf pusat atau Central
11
yaitu:
e) Anemia berat
asidosis.
panggul.
d. Patofisiologi
sistem organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal dan otak yang
Pada penderita asfiksia berat usaha napas ini tidak tampak dan bayi
a. Pengertian KPD
pada saat pembukaan kurang dari 3-4 cm. Ketuban pecah disebut
PPROM).(Oxorn,Harry, 2010)
dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi pada ibu dan
b. Etiologi KPD
AB,2009).
bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau
memperhatikan:
(WHO,2013).
19
B. Penelitian Terkait
Kejadian Asfiksia telah dilakukan oleh beberapa orang dan berbagai tempat
diantaranya :
mengalami KPD ada 23 orang (21,3%) dan yang tidak mengalami KPD ada
(35,2%) dan yang tidak mengalami asfiksia ada 70 orang (64,8%). Ada
asfiksia pada bayi baru lahir dengan nilai X 2 sebesar 8,454 dan p=
0,004.(fatkhiyah, 2011)
Nur Hidayah Bantul , oleh Arifah Istiqomah, yesi Astria. Dengan jenis
kejadian asfiksia sebesar 1,78 kali. Dengan kejadian KPD adalah sebanyak
4. Ketuban Pecah Dini Dengan Tingkat Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSUD
Wangaya tahun 2013 oleh I Dewa Ayu Ketut Surinati, dkk,. Jenis
hubungan ketuban pecah dini dengan tingkat asfiksia bayi baru lahir. r
kelebihan rahim, posisi abnormal, CPD dan ifeksi. Tujuan penelitian ini
diambil sejumlah 59 responden dari 143 populasi, mulai dari maret 2017
penyebab KPD. Alat ukur digunakan adalah cheklist dan data analisis
menggunakan uji chi square dengan alpha 5%. Faktor penyebab ketuban
uterus, kelainan letak, CPD dan infeksi. Umur ibu berkorelasi dengan
diambil dari data sekunder. Hasil uji statistik menunjukan bahwa, sebagian
jenis persalinan adalah persalinan spontan (44,3%), dan sebagian besar bayi
yang dilahirkan adala asfiksia sedang (82,8%). Hasil uji statistik dengan
22
nilai p = 0,025, dimana nilai p< alpha (0,05), sehingga dapat disimpulkan
(80%) mengalami KPD. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah chi square, dan didapatkan nilai p= 0,000 dimana nilai a=0,05 maka
Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan kejadian KPD pada ibu bersalin
ibu bersalin primipara dan multipara, oleh karena itu ibu hamil harus
dilakukan pada tanggal 7 juni sampai dengan 12 juli 2017. Populasi 1519
23
ibu bersalin di RSUD Kabupaten Kediri tahun 2016. Jumlah sampel 139
Dari hasil uji chi kuadrat diperoleh hasil p-value sebesar 0,000 (<0,05),
hasil kofisien kontingensi (C) sebesar 0,639 dengan keertan hubungan kuat
dengan keeratan kuat antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia
neonatorum di RSUD Kabupaten kediri Tahun 2016. Hasil relatif risk (RR)
1,65 yang artinya kemungkinan ibu beralin yang mengalami ketuban pecah
dini maka bayinya akan mengalami asfiksia neonatorum sebesar 1,65 kali
9. Resiko terjadinya asfiksia neonatorum pada ibu dengan ketuban pecah dini.
bermakna antara KPD, Parietas, berat badan persalinn tindakan dan induksi
C. KERANGKA TEORI
a. Umur a. Prematuritas
f. Amnionitis
g. Anemia
h. Paritas Asfiksia
Faktor Persalianan
Faktor Placenta
1) Persalinan SC
1. Lilitan tali pusat
2) Persalinan Spontan
2. Tali pusat pendek
(letak sungsang)
3. Simpul talli pusat
3) Partus lama
4. Prolaps tali pusat
Sumber : ((Jumiarni,
4) Ketuban 2011);(Prawirohadrjo, 2010); Aminullah, 2005; Manuaba,
Pecah Dini
2007(Manuaba, IAC., I Bagus dan IB Gde, 2010))
Keterangan :
A. Kerangka Konsep
yang akan dilakukan penelitian. Konsp penelitian itu sendiri adalah merupakan
Munif, A, 2010)
B. Hipotesis
25
26
landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi tidak setiap penelitian harus
Hipotesa pada penelitian ini adalah: Ada hubungan antara Ketuban Pecah Dini
dengan Angka kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir di Rumah Sakit dr.Hafiz
Cianjur
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari
caranya mengukur suatu variable. Dengan kata lain definisi operasional adalah
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang
ingin menggunakan variable yang sama. Dengan informasi tersebut dia akan
mengetahui bagaimana cara nya pengukuran atas variable itu dilakukan. Dengan
demikian dia dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan
N Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
o Ukur
korelasi antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian untuk menentukan
ada atau tidak nya korelasi antar variabel. Penelitian korelasional adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
suatu penyakit atau untuk terjadinya status kesehatan tertentu. Pada tingkat
1. Populasi
28
29
kata populasi dalam statistika memiliki arti yang lebih luas, yaitu tidak
terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang dan benda apa saja
membedakan nya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud
tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari
Populasi yang di ambil dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin, dari
data sekunder register pasien Unit Kamar Bersalin (UKB) Rumah Sakit dr.
Cianjur.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
a. Perhitungan Sample
𝑁
𝑛=
𝑁. 𝑑 2 + 1
n = Besar Sampel
N = Jumlah Populasi
92
n= = 74.7
(92). (0,05)2 + 1
n= 74 responden
dengan KPD.
karena kriteria yang diambil sudah jelas dan ditentukan yaitu ibu
1. Tempat
2. Waktu penelitian
16.00 WIB.
D. Etika penelitian
a. Self determination
b. Privacy
e. Informed consent
Informed consent.
34
a. Validitas
b. Reliabilitas
1) Stabilitas
2) Ekuivalen
3) homogenitas (kesamaan)
yang sama.
a. Tahap persiapan
penelitian.
proposal.
melakukan penelitian.
b. Pemilihan responden
c. Tahap pelaksanaan
H. Pengolahan Data
antara lain :
1. Editing
2. Coding
kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama,
adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang
38
dianalisis.
Data umum:
a) Responden
R1 = Responden 1
R2 = Responden 2
R3 = Responden 3
Kode 1 = Laki-laki
Kode 2 = Perempuan
c) Pendidikan Ibu
Kode 1 = SD
Kode 2 = SMP
Kode 3 = SMA
Kode 4 = lain-lain
3. Scoring
1. Variabel Asfiksia
4. Tabulating
sudah lengkap, dan sesuai variabel yang diteliti ke dalam tabel induk
I. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian yang
1. Analisa univariat
dependen.
2. Analisis bivariat
dua variabel yang menjadi faktor penelitian, atau mencari korelasi antara
statistik yang dilakukan adalah chi squere, uji chi squere digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas
1) P value > 0,05 berarti Hₒ gagal ditolak (p > α). Uji statistik
hubungan.
Mengukur Rata-rata
bar). Perhitungan mean dibagi dua yaitu mean data tunggal dan mean
sebagai berikut :
a. Analisis Bivariat
juga Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu jenis uji
J. Jadwal Kegiatan
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang “Hubungan
pada bulan Januari 2020. Penelitian ini dilakukan pada 136 responden ibu
inap Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH) Cianjur. Penyajian data penelitian ini
Rumah sakit Dr. Hafiz (RSDH) Cianjur merupakan rumah sakit swasta
Karang Tengah Kabupataen Cianjur, Jawa Barat 43281. Rumah Sakit Dr.
44
45
B. Karakteristik Responden
kelamin bayi. Data tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini:
No Usia F %
1 <20Tahun 3 5
2 21-35Tahun 65 88
3 >35 Tahun 5 7
Jumlah 74 100
(Sumber : data primer 2020)
mayoritas ibu bersalin berusia 21-35 atau sebesar 88% , ibu bersalin
tahun sebanyak 5%
No Jenis Persalinan F %
1 Spontan 44 59,5
2 SC 30 40,5
Jumlah 74 100
(Sumber : data primer 2020)
46
C. Analisis Data
No Kategori F %
1 KPD 74 54,5
2 Tidak KPD 62 45,5
Jumlah 136 100
(Sumber : data primer 2020)
persalinannya.
2. Asfiksia
No Kategori F %
1 Asfiksia 43 59
2 Tidak Asfiksia 31 41
Jumlah 74 100
(Sumber : data primer 2020)
Bayi Asfiksia
resiko 5.029 kali lipat dari ibu tanpa riwayat ketuban pecah dini pada
persalinan,
BAB VI
PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Analisa Univariat
tinggi dan usia produktif. Umur ibu yang beresiko untuk terjadi nya
ketuban pecah dini adalah usia yang kurang dari 20 tahun dan lebih
antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas usia tersebut akan
terdapat 12% ibu resiko tinggi atau sebanyak 14 ibu bersalin Dan
2. Jenis Persalinan
49
50
B. Analisa Bivariat
1. Kejadian Asfiksia
Asfiksia adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 6 januari 2020 sampai
atau 59% dan satu bayi diantaranya meninggal dunia yaitu by.Ny. D
dengan diagnosa asfiksia berat dengan nilai apgar skore 1/1 pada tanggal
13 januari 2020 . hal ini sesuai dengan teori prawirohardjo (2010) bahwa
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa ibu yang melahirkan bayi
Pecah Dini.
pembukaan kurang dari 3-4 cm. Ketuban pecah disebut sebagai Ketuban
Pecah Dini preterm jika membran ketuban pecah sebelum usia kehamilan
37 minggu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kasus Ketuban Pecah Dini yang
pada saat fase laten yaitu pembukaan <4 sebanyak 74 kasus dari seluruh
asfiksia
Asfiksia adalah kejadian dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia termasuk ke dalam resiko tinggi
kelahiran neonatus yang menjadi salah satu penyebab kematian bayi baru
lahir.
Hasil penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH) Cianjur
bahwa terdapat 1 kematian bayi baru lahir yang disebabkan oleh asfiksia
dari 44 kasus asfiksia yang terjadi selama periode jan 2020. Hal ini
52
Asfiksia disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini
dini(Prawirohadrjo, 2010)
Sesuai dengan penelitian ini diperoleh hasil yaitu dari seluruh bayi yang
penelitian yang di uji dengan Chi-Square test dapat diketahui bahwa ada
pusat dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Bila terdapat
gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan
terjadi asfiksia.
menunjukan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu dengan riwayat ketuban
pecah dini mempunyai resiko 5,029 kali lipat terhadap kejadian asfiksia di
banding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu tanpa riwayat ketuban pecah
dini.
Ketuban pecah dini merupakan salah satu resiko tinggi dalam kehamilan
ibu bersalin di RS Nur Hidayah Bantul. Ibu bersalin yang mengalami KPD
kali. Dengan kejadian KPD adalah sebanyak 39 orang (50%) dan kejadian
A. Kesimpulan
74kasus atau sekitar 54.4% sedang kan persalinan tanpa ketuban pecah
3. Pada penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara ketuban pecah
riwayat persalinan ketuban pecah dini adalah 5,029 kali lipat lebih
banyak dibandingkan pada bayi yang dilahirkan dari ibu tanpa riwayat
54
55
B. Saran
mungkin.
2. Peneliti selanjutnya
3. Masyarakat
Rikesda. (2016). Profil Kesehatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Profinsi Jawa
Barat. Profinsi Jawa Barat: Dinas Kesehatan JABAR.
Surinati, I. D. (2013). Ketuban Pecah Dini Dengan Tingkat Asfiksia Bayi Baru
Lahir Di RSUD Wangaya. jurnal ilmu kebidanan.
Nama : ……………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………....
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari
Cianjur, 2019
Responden
(...........................)
Lampiran 2
No. Responden
No.RM Responden
PARTOGRAF
Lampiran 3
Riwayat Persalinan
Apgar Skore
Lampiran 4
Lembar Observasi
Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Angka Kejadian Bayi Asfiksia
Hari, Tanggal :
Asfiksia
Asfiksia Total
Asfiksia Tidak
Asfiksia
Ketuban KPD Count 44 30 74
Pecah % within 59,5% 40,5% 100,0%
Dini Ketuban
Pecah Dini
% within 75,9% 38,5% 54,4%
Asfiksia
% of Total 32,4% 22,1% 54,4%
Tidak Count 14 48 62
KPD % within 22,6% 77,4% 100,0%
Ketuban
Pecah Dini
% within 24,1% 61,5% 45,6%
Asfiksia
% of Total 10,3% 35,3% 45,6%
Total Count 58 78 136
% within 42,6% 57,4% 100,0%
Ketuban
Pecah Dini
% within 100,0% 100,0% 100,0%
Asfiksia
% of Total 42,6% 57,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson 18,758a 1 ,000
Chi-Square
Continuity 17,281 1 ,000
Correctionb
Likelihood 19,427 1 ,000
Ratio
Fisher's ,000 ,000
Exact Test
Linear-by- 18,620 1 ,000
Linear
Association
N of Valid 136
Cases
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 26,44.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio 5,029 2,364 10,697
for Ketuban
Pecah Dini
(KPD / Tidak
KPD)
For cohort 2,633 1,601 4,332
Asfiksia =
Asfiksia
For cohort ,524 ,385 ,712
Asfiksia =
Tidak Asfiksia
N of Valid 136
Cases
RIWAYAT HIDUP
Cianjur pada tahun 1997. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama di SLTP Negeri 2 Cianjur dan tamat pada tahun 2000.
Cianjur Jawabarat dan selesai pada tahun 2002, peneliti melanjutkan pendidikan
Kabupaten Cianjur dan menyelesaikan kuliah Diploma III (D3) pada tahun 2005.
dengan penulisan riset ini, peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
Sukabumi pada tahun 2005 sampai 2006 dan pada tahun yang sama peneliti
pindah tempat kerja di RSU Hermina Sukabumi dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2012 selanjutnya bekerja di RS dr. Hafiz(RSDH) Cianjur dari tahun 2015