Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS AKHIR STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGAN IKTERIK DI RUANG BAYI RSUD Dr. H. MOCH
ANSARI SALEH

DISUSUN OLEH :
ANA SAFITRI (11194992110079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGAN IKTERIK DI RUANG BAYI RSUD Dr. H.
MOCH ANSARI SALEH

NAMA MAHASISWA : ANA SAFITRI

NIM : 11194992110079

Banjarmasin, …… Mei 2022

Menyetujui,

RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan(PP)

Dian Ariyani, S.ST Filistea Winda. E, S. Keb . Bd


NIK. 198112262005012012. NIK. 1126068603
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS. : ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN


IKTERIK DI RUANG BAYI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
NAMA MAHASISWA : ANA SAFITRI
NIM : 11194992110079

Banjarmasin, Mei 2022

Menyetujui,

RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan(PP)

Dian Ariyani, S.ST Filistea Winda. E, S.Keb. Bd


NIK. 198112262005012012 NIK. 1166122015088

Penguji Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas
Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Laurensia Y, SST.,M.Kes Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes


NIK. NIK. 1166122009027
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Kasus Akhir Stase
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia di Ruang Bayi RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh”.
Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari PP dan PK sehingga laporan ini dapat selesai
pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Hj. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG, M.Pd selaku Rektor Universitas Sari
Mulia.
2. Ibu Anggrita Sari, S.SiT., M.Pd., M.Kes, selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sari Mulia.
3. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi Universitas Sari Mulia.
4. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia.
5. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas Sari
Mulia.
6. Ibu Filistea Winda. E, S.Keb. Bd selaku Preseptor Pendidikan (PP) di
Universitas Sari Mulia.
7. Ibu Dian Ariyani, S.ST selaku Preseptor Klinik (PK) di Ruang Bayi RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh.
8. Ibu Laurensia, SST.,M.Kes selaku Penguji di Ruang Bayi RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh.
Saya sangat menyadari bahwa isi dari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pelayanan kesehatan dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita.

Banjarmasin, Mei 2022


DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
1) Umum
2) Khusus
d. Manfaat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


a. Pengertian
b. Etiologi/Penyebab
c. Patofisiologi/Mekanisme
d. Clinical Pathway
e. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala
f. Komplikasi
g. Penatalaksanaan Medis
h. Penatalaksanaan Kebidanan

BAB 3 TINJAUAN KASUS


a. Subjektif Data
b. Objektif Data
c. Analisa Data
d. Penatalaksanaan

BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian bayi dan balita merupakan cerminan dari tingkat


pembangunan Kesehatan suatu negara serta kualitas hidup masyarakatnya.
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih terbilang tinggi dibandingkan
dengan negara- negara ASEAN lainnya. Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2015, AKB di Indonesia adalah 27 per 1000 kelahiran hidup, lebih
tinggi dibandingkan Singapura yaitu 3 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5
per 1000 kelahiran hidup, Thailand 17 per 1000 kelahiran hidup dan Vietnam 18
per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Asfiksia neonatorum adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran. Penyakit ini juga
didefinisikan sebagai kegagalan untuk memulai respirasi biasa dalam satu menit
kelahiran. Asfiksia neonatorum adalah keadaan darurat neonatal karena dapat
menyebabkan hipoksia (penurunan suplai oksigen ke otak dan jaringan) dan
kerusakan otak atau mungkin kematian jika tidak dikelola dengan benar (Mendri
& Prayogi, 2018). Asfiksia yang terjadi segera setelah bayi lahir apabila tidak
ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada bayi diantaranya terjadi
hipoksia iskemik ensefalopi, edema serebri, kecacatan cerebral palsy pada otak;
hipertensi pulmonal presisten pada neonatus, perdarahan paru dan edema paru
pada jantung dan patu-paru; enterokolitisnektrotikana pada gestasional; tubular
nekrosis akut (Maryunani, 2016).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
angka kematian bayi turun 31 persen dari 35 kematian per 1.000 kelahiran hidup
menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017), Data dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 menyatakan bahwa
penyebab terbesar kematian bayi baru lahir adalah asfiksia yaitu sebesar 37% ,
dan diikuti oleh prematur sebesar 34% serta sepsis sebesar 12% ( Profil
keshatan RI, 2012 dalam muthia 2017).
Adapun Faktor risiko asfiksia neonatorum bisa dikelompokkan menjadi
empat yaitu faktor Ibu, faktor persalinan, faktor bayi dan faktor tali pusat.
Faktor ibu adalah umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, perdarahan
antepartum, hipertensi pada saat hamil dan anemia pada saat hamil. Faktor
persalinan adalah jenis persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
partus lama, dan ketuban pecah dini (KPD). Faktor bayi adalah prematur dan
berat badan lahir rendah serta faktor tali pusat adalah lilitan tali pusat, tali pusat
pendek dan prolaps tali pusat (Uswatun Qoyimmah, 2021)
Menurut penilitan Yanu dan Dwi Pada tahun 2017 terdapat hubungan
antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum yaitu Risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami asfiksia neonatorum adalah ketuban pecah
dini karena pada ketuban yang berkurang mengakibatkan tali pusat mengalami
penyempitan dan aliran darah yang membawa oksigen ibu ke bayi terhambat
sehingga menimbulkan asfiksia neonatorum atau hipoksia pada janin. Ketuban
Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban, dapat terjadi pada
kehamilan preterm ataupun aterm. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami Ketuban Pecah Dini. Prawirohadjo, 2014).
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia
kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur,
hipoksia atau Asfiksia karena kompresi tali pusat, deformtias janin (Rambe,
2018)
Di Indonesia Asfiksia menjadi salah satu penyebab tingginya angka
kematian bayi (AKB). Setiap tahunnya kira – kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta
bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal (WHO,
2012 dalam Darmiati 2019). Menurut data BKKBN (2017) penyebab kematian
bayi baru lahir di indonesia salah satunya asfiksia yaitu sebesar 27% yang
merupakan penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
Upaya yang harus dilakukan untuk menekan angka Asfiksia adalah
meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kehamilan. penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim, tanda-tanda bahaya dan perawatan diri selama kehamilan agar
mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
(Pantiawati, 2013). Upaya lain yang dilakukan yaitu melakukan antenatal care
yang baik, segera konsultasi atau merujuk penerita bila terdapat kelainan,
meningkatkan penerimaan keluarga berencana, anjurkan lebih banyak istirahat
bila kehamilan mendekati aterm. (Ambarwati, 2015).
Selain Itu Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan upaya
pencagahan (preventif) yakni dengan mendeteksi dini komplikasi yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dan mengupayakan agar setiap persalinan
dapat ditolong oleh bidan (Yuflihul Khair. 2016). Selain persalinan ditolong oleh
bidan, upaya dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir yang
diakibatkan asfiksia salah satunya dengan melakukan suatu pelatihan
keterampilan resusitasi kepada para tenaga kesehatan agar lebih terampil dalam
melakukan resusitasi dan menganjurkan kepada masyarakat ataupun ibu
khususnya, agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan dan keterampilan (Depkes RI, 2015)
Upaya yang dilakukan dalam Manajemen bayi baru lahir dengan Asfiksia adalah
lakukan Resusitasi bayi baru lahir dengan Teknik HAIKAL yaitu Hangatkan,
isap lendir, keringkan, atur posisi bayi, lalu lakukan penilaian Tanda- tanda Vital
seperti menilai pernafasan dan laju denyut jantung bayi Setelah Resusitasi
berhasil segera lakukan Tindakan Stabilisasi yang direkomendasikan oleh
Amerivcan Akademic Pediatrics yaitu stabilisasi neonatus dalam S.T.A.B.L.E
terdiri dari: sugar and safe care (S), temperature (T), airway (A), blood pressure
(B), lab study (L) dan emotional support (E) ( Nurjanah siti. 2018)

Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas


dalam laporan kasus dengan judul “Laporan Kasus Akhir Stase Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia di Ruang Bayi RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalahnya sebagai berikut
bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia di Ruang
Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh ?

C. Tujuan
a. Umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan laporan ini adalah mahasiswa mampu
melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia di
Ruang Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.

b. Khusus
1) Mengkaji data subjektif pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia di Ruang
Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
2) Mengkaji data objektif pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia di Ruang
Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
3) Menegakkan diagnosa pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia di Ruang
Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
4) Melakukan penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan
Asfiksia di Ruang Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
5) Melakukan evaluasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
di Ruang Bayi RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh

D. Manfaat
a. Pusat Layanan Kesehatan
Penulisan laporan kasus akhir stase ini dapat meningkatkan kualitas dan
kepercayaan masyarakat terhadap hasil kinerja rumah sakit karena
memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia sesuai
standar pelayanan.

b. Profesi Bidan
Penulisan laporan kasus akhir stase ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu untuk memberikan asuhan
kebidanan pada ibu BBL sesuai standar pada pasien dengan Asfiksia.
c. Klien dan Keluarga
Penyusunan laporan kasus akhir stase ini mampu memberikan rasa
nyaman kepada ortu bayi dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi
dengan tepat sehingga mencegah terjadinya komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai