Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A” DENGAN ASFIKSIA


DI RUMAH SAKIT TK.IV.02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA
TANGGAL 27 DESEMBER 2021

DISUSUN OLEH

NAMA : ROHANIAH
NIM : 21270052

C.I Lapangan : Farida, Am.Kep


C.I Akademik : 1.Hj.Siti Aisyah, M.Kes
2.Satra Yunola,SST. M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A” DENGAN ASFIKSIA


DI RUMAH SAKIT TK.IV.02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA
TANGGAL 27 DESEMBER 2021

Oleh :
Rohaniah

Baturaja, Desember 2021


Menyetujui,

C.I Lapangan C.I Akademik C.I Akademik

Farida, Am.Kep Hj.Siti Aisyah, M.Kes Satra Yunola,SST. M.Keb

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan Ketua Program Studi Pendidikan


Univesitas Kader Bangsa Palembang Profesi Bidan
Fakultas Kebidanan dan
Keperawatan Universitas Kader
Bangsa Palembang

………………………………. …………………………….
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya dapat menyelesaikan Laporan Kasus
dengan judulAsuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. “A” Dengan AsfiksiaRS
TK.IV.02.07.05. dr Noesmir Baturaja Tanggal 27 Desember 2021. Shalawat dan
salam untuk Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat meneladani segala
sisi kehidupan beliau.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan kasus ini, baik
dari materi maupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Akhirnya kami berharap semoga hasil laporan kasus ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan
datang. Semoga semua bantuan, bimbingan, semangat dan amal kebaikan yang
telah diberikan dijadikan amal shaleh dan diridhai Allah SWT. Aamiin.

Baturaja, Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
D. Manfaat..................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
A. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir............................................5
B. Tinajuan Umum Tentang Asfiksia.........................................................10
BAB III PENGKAJIAN DATA........................................................................15
A. Pengkajian DataSubjektif......................................................................15
B. Pengkajian Data Objektif.......................................................................17
C. Assasemen.............................................................................................19
D. Perencanaan...........................................................................................19
BAB IV ANALISIS KASUS..............................................................................25
4.1 Data Subjektif.........................................................................................25
4.2 Data Objektif..........................................................................................26
BAB V PENUTUP..............................................................................................30
Kesimpulan...................................................................................................30
Saran.............................................................................................................31
Daftar Pustaka...................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir
yangmengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir, sehinggabayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arangdari tubuhnya. Salah satu faktor kegagalan
pernapasan dapat disebabkan oleh adanyagangguan sirkulasi dari ibu ke
janin karena ketuban telah pecah atau ketuban pecahdini(Abdul Rahman
&Lidya2014:34).
Menurut World Health Organization (WHO) 2012, setiap tahunnya
120 jutabayi lahir di dunia, Kira-kira 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi
mengalami asfiksianeonatorum, hampir 1 juta (27,78%) bayiinimeninggal.
DiIndonesia,Asfiksiapada pada bayi baru lahir menjadi penyebab kematian
19% dari 5 juta kematian bayibarulahir setiap tahun.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka
kematian bayisebagian besar disebabkan oleh asfiksia (20-60%), infeksi (25-
30%), bayi denganberatlahirrendah(25-30%),dantraumapersalinan(5-
10%)dikawasanAsiaTenggara menempati urutan kedua yang paling tinggi
yaitu sebesar 142 kematian per1000 kelahiran setelah Afrika. Indonesia
merupakan negara dengan AKB
denganasfiksiatertinggikelimauntuknegaraASEANpadatahun2011yaitu35ke
matian
per 1000 kelahiran, dimana Myanmar 48 kematian per 1000 kelahiran, Laos
danTimorLaste48kematianper1000kelahiran,Kamboja36kematianper1000ke
lahiran (Maryunani 2013).Data tersebutmengungkapkan bahwa kira-kira
10%bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk mulai bernafas, dari
bantuan
ringansampairesusitasilanjutyangekstensif,5%bayipadasaatlahirmembutuhka
ntindakan resusitasi yang ringan seperti stimulasi untuk bernafas, antara 1%
1
sampai10%bayi baru lahir dirumah sakit membutuhkan bantuan ventilasi
dan sedikit sajayangmembutuhkan intubasi dan kompresi dada
(Saifudin,2012).
AngkaKematianBayi(AKB)merupakansalahsatuindikatoruntukmenget
ahui derajat kesehatan di suatu negara seluruh dunia. AKB di Indonesia
masihsangat tinggi, menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) bahwaAKB di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 31/1000 KH
(kelahiran hidup).
ApabiladibandingkandengantargetdalamMilleniumDevelopmentGoals(MDGs
)ke-4tahun2015 yaitu 17/1000KH,ternyataAKBdiIndonesiamasihsangat
tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatankejadian asfiksia neonatorum di SulawesiSelatan pada
tahun 2009 sebanyak 151kasus (18,39%), dan pada tahun 2011 mengalami
peningkatan yaitu terdapat 212kasus (21,74%) asfiksia neonatorum (Dinkes
Provinsi Sulawesi Selatan, 2012).
Darihasilpengumpulandataprofilkesehatantahun2014jumlahkematianbayime
njadi
1.056bayiatau7,23per1000kelahiranhidup,makamasihperluperandarisemua

Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatatan Dokter
AnakIndonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat
lahir ataubeberapa saat setelah lahir. Berbagai faktor pada ibu dan bayi
berperan sebagai faktorrisiko asfiksia perinatal. Penilaian perinatal terhadap
faktor risiko dan penangananperinatal yang baik pada kehamilan risiko
tinggi sangat mutlak pada asfiksia perinatalApabila komplikasi asfiksia
sudah terjadi maka diperlukan pendekatan multi disiplinuntuk mencegah
kerusakan yang sudah terjadi agar tidak bertambah berat. (Prambudi,2013).
Asfiksia dapat menyebabkan kerusakan organ berat dan berakibat
fatal
padabayibarulahir.Redistribusisirkulasiyangditemukanpadapasienhipoksiada

2
niskemiaakuttelahmemberikangambaranyangjelasmengapaterjadidisfungsibe
rbagai organ tubuh pada bayi asfiksia. Gangguan fungsi berbagai organ pada
bayiasfiksiatergantungpadalamanyaasfiksiaterjadidankecepatanpenanganan.
Berdasarkan hasil penelitian lanjut Riskesdas, asfiksia merupakan penyebab
kematiankeduapadabayi setelah infeksi (Opitasari 2015:111).
paya dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir
yangdiakibatkanasfiksia salah satunya dengan cara melakukan suatu
pelatihan keterampilan resusitasikepada para tenaga kesehatan agar lebih
terampil dalam melakukan resusitasi
danmenganjurkankepadamasyarakatataupunibukhususnya,agarsetiappersalin
anditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan
keterampilan (DepkesRI,2013).
Asfiksia pada Bayi Baru lahir merupakan masalah yang penting
karenadapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir.
Selain itu angkakematian dikarenakan Asfiksia juga masih tinggi dan masih
merupakan
wewenangbidandalammemberikanmanajemenasuhankebidanan.Makadariitu
penulistertarik menerapkan prinsip-prinsip Asuhan manajemen pada Bayi
Baru Lahir dengan Asfiksia di rumah sakit TK.IV dr. Noesmir Baturaja
tanggal 27 Desember 2021.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari seluruh latar belakang yang dijelaskan sebelumnya
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Asuhan
Kebidanan Pada Ny. A” G1P0A0 38 Minggu dengan Asfiksia di rumah sakit
dr. Noesmir Baturaja Tanggal 27 Desember 2021.
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara Asuhan
Kebidanan Pada Ny. A” G1P0A0 38 Minggu dengan Asfiksia di rumah sakit
dr. Noesmir Baturaja Tanggal 27 Desember 2021.

3
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada Ny. A” G1P0A0 38
Minggu dengan Asfiksia di rumah sakit dr. Noesmir Baturaja Tanggal 27
Desember 2021.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana aplikasi dalam menerapkan teori yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan,
wawasan dan menerapkan ilmu statistik pada penelitian

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa tentang kontrasepsi suntik serta
sebagai bahan referensi di Fakultas Kebidanan dan Keperawatan
Program Studi Profesi Kebidanan Universitas Kader Bangsa
Palembang

3. BagiRumah Sakit

Memberikan informasi kepada dinas kesehatan dan instansi


terkait serta petugas kesehatan tentang menerapkan konsep teori dari
Asuhan manajemen pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia dan dapat
melakukan perawatan segera kepada ibu hamil yang berisiko
mengalami hiperemisis grafidarum agar dapat mengurangi insiden
kematian ibu dan bayi, serta menurunkan angka kematian bayi baru
lahir yangdiakibatkanasfiksia salah satunya dengan cara melakukan
suatu pelatihan keterampilan resusitasikepada para tenaga kesehatan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TinjauanUmumTentangBayiBaruLahir
1. PengertianBayiBaruLahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggusampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram(Saleha2012:2). Aspek pentingdari asuhansegerasetelahlahir adalah:
a. Jagalahagarbayitetap keringdan hangat.
b. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontakantara kulit bayi dengankulit
ibu.
c. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut
danmemastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk
mencegahkeluarnyapanas tubuh.
d. Pastikanbayitetaphangatdenganmemeriksatelapakbayisetiap15menit.
1) Bilatelapakbayiterasadingin,periksasuhuaksilahbayi.
2) Bilasuhubayi<36,5°C,segerahangatkanbayitersebut.
3) Kontakdinidengan bayi(Yongkydkk,2012:51-52).

2. Ciri–ciriBayiBaruLahir
a. Beratbadan2500–4000gr.
b. Panjangbadan lahir48 –52 cm.
c. Lingkardada30–38cm.
d. Lingkarkepala33 – 45cm.
e. Bunyijantungdalammenit–menitpertamakira–kira180x/
menit,kemudianmenurun sampai 120-140 kali/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira
80kali/menit,kemudianmenurun setelah tenangkira-kira40kali/menit.
g. Kulitkemerah-merahandan licin karenajaringansubkutan cukup
terbentukdandiliputi vernixcaseosa.
h. Rambutlanugotelahtidakterlihat,rambutkepalabiasanya telahsempurna.
i. Kukutelahagakpanjangdan lemas.
j. Genetalia:labiamayorasudahmenutupilabiaminora(padaperempuan),testissud
uh turun (padalaki-laki).

5
k. Refleksisapdanmenelansudahterbentukdengan baik.
l. Refleksmorosudahbaik,bayibiladikagetkanakanmemperlihatkangerakansepe
rti memeluk.
m. Graffreflekssudahbaik,apabiladiletakkansesuatubendadiatastelapaktangan,ba
yi akanmenggenggam/adanyagerakanrefleks.
n. Eliminasibaik,urinedanmekoniumakankeluardalam24jampertama,mekonium
berwarnnahitamkecoklatan(Rahardjo&Marmi2014:8-9).

3. Perubahan–perubahanpadaBayiBaruLahir
a. Perubahanmetabolismekarbohidrat.
Dalamwaktu2jamsetelahlahirakanterjadipenurunankadarguladarah,untuk
menambahenergypadajam-jampertamasetelahlahirdiambil
dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya
bayimengalamihipotermi,metabolismeasamlemaktidakdapatmemenuhikebutuh
anpadaneonatusmakakemungkinanbesarbayiakanmenderitahipoglikemia,
missal pada bayi BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM danlain-lainnya
(Sari,2014:240)

b. Perubahansuhutubuh
Ketika bayi baru lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih
rendahdari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar
25°C maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan
evaporasisebanyak200 kal/kgbb/menit.
Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10
nya.Keadaaninimenyebabkanpenurunansuhutubuhsebanyak2°Cdalamwaktu 15
menit akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkatdankebutuhan
oksigenpun meningkat.
c. Perubahanpernafasan.
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran gasmelalui
plesenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-parubayi.
Rangsanganuntukgerakanpernafasanpertamaialah:
1) Tekananmekanisdaritorakssewaktumelaluijalanlahir.
2) PenurunanpaO2dankenaikanpaC02merangsangkemoreseptoryangterletak
di sinuskarotis.
3) Rangsangandingindidaerahmukadapatmerangsangpermukaangerakannafas

6
(Sari, 2014:241).

d. PerubahanStruktur
Denganberkembangnyaparu-
parumengakibatkantekananO2meningkattekananCO2menurun.Halinimenga
kibatkanturunnyaresistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga
aliran darah
kepembuluhdarahtersebutmeningkat.Halinimenyebabkandarahdariarteri
pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup.Dan
menciutnya arteri dan vena umbilikalis kemudian tali pusat
dipotongsehinggahalirandarahdariplasentamelaluivenacavainteriordanforam
en oval antrium kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang
berubahmenjadiseperti semula (Sudarti &AfrahFauziah 2012 : 4).

4. PenilaianAPGARSCOREBayiBaruLahir
Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir
denganpenggunaannilaiAPGAR.Penilaianiniperluuntukmenilaiapakahbayimenderi
taasfiksiaatau tidak. Adapun penilaianmeliputi :
a. Frekuensijantung(heartrate)
b. Usahanapas(respiratory effort)
c. Tonusotot (muscle tone)
d. Warnakulit(colour)
e. Reaksiterhadaprangsangan (respontostimuli).
Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut
dapatdiketahui apakah bayi normal (jika diperoleh nilai APGAR 7-10), asfiksia sedang-
ringan (nilai APGAR 4-6) atau bayi menderita asfiksia(nilai APGAR 0-3). Bila
nilaiAPGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasilebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit
kemungkinanterjadigejala-
gejalaneurologiclanjutandikemudianhariakanlebihbesar,makapenilaian APGAR selain
dilakukan pada menit pertama juga dilakukan pada menitke-5setelah bayi lahir (Tando
2013:145-146).

7
Tabel 2.1 APGAR score

Nilai 0 1 2
Appereance Tseluruh Bada Sel
t n
m
e
r
a
h
e
k
s
t
r
e
m
it
a
s
b
i
r
u
Pulse(nadi) Tidakada <100kalipermenit >100kali
permenit
Greemace Tidakada Perubahan mimic Bersin/menangis
(menyeringai)
Activity Tidakada Ekstremit Gerakan
(tonusotot) as aktif/
e
sedikit k
fleksi st

8
re
m
it
a
sf
le
k
si
Respiratory Tidakada Lemah/tidakteratur Menangis
(pernafasan) kuat/keras
(sumber:RukiyahdanYulianti,2014:172)

5. InisiasiMenyusuiDiniPadaBayiBaru Lahir
Inisiasi menyusu dini adalah melakukan kontak kulit ibu dengan
kulitbayisegerasetelahlahirselamasedikitnyasatujamdanmembantuibumengenali
kapan bayinya siap menyusu. Pemberian ASI lebih dari satu jamdalam 24 jam
pertama kala bayi lahir akan meningkatkan risiko kematian 1,5kali.
KeuntunganpemberianASIdiniyaitu:

a. MerangsangproduksiASI
b. Memperkuat refleks mengisap (refleks mengisap awal pada bayi,
palingkuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). Memulai
pemberianASIsecaradiniakanmemberpengaruhyangpositifbagi bayi.
c. Mempromosikanhubunganhubunganemosionalantaraibudanbayi.
d. Memberikankekebalanpasifsegerakepadabayi melaluikolostrum.
e. Merangsangkontraksiuterus(Lailiyana2012).

6. BoundingAttachment BayiBaruLahir

Boundingmerupakansuatulangkahawaluntukmengungkapkanperasaan
afeksi (Kasih Sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.Attachment
merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjangwaktu. Jadi,
9
Bounding Attachment adalah kontak awal antara ibu
danbayisetelahkelahiran,untukmemberikankasihsayingyangmerupakandasar.
interaksiantarakeduanyasecaraterusmenerus.Dengankasihsayingyangdiberi
kan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan batin antara orang
tuadanbayinya(Rahardjo 2012).
Sejalan dengan perkembangan bulan-bulan pertama kehidupan, bayi
danibunyasalingmengadakanhubungandanikatanbatin.Jikaseorangibukonsisten
dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu
menafsirkansecaratepatisyaratseorangbayi,perkembanganbayiakanterpacudanterbe
ntuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan ikatan batiantara
seorang bayi dan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang
masa(Rohanidkk,2013:159-160).

7. RawatGabung

Yang dimaksud dengan rawat gabung adalah suatu cara perawatan


bayibaru lahiryang ditempatkan dalam suatu ruangan bersama ibunya selama
24jam penuh per harinya,sehingga bayimudahdijangkauoleh
ibunya.Rawatgabungantaraibudanbayinyamempunyaitujuan:bayidapatsegeramend
apatkan kolostrum (ASI Ekslusif/pertama), meningkatkan hubunga antaraibu dan
bayi lebih dekat dan penuh kasih sayang, rangsangan ASI menjadioptimal.

Manfaat dilakukan rawat gabung memungkinkan ibu dan Ayah si


bayidiberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman cara merawat
bayinyasegerasesudah melahirkan.ApalagidiruangRawatGabungibudanayah.

mendapatbimbingandaripetugas,sehinggabilamanamerekamenemuimasalah
mereka segera menanyakan kepada petugas. Hubungan yang erat
dandekatselama24jamdiruangRawatGabungjugabermanfaatmemasu(memberiakn
rangsangan) secara dini pertumbuhan dan perkembangan anak.Dari segi psikologi,
hubungan ibu dan anak yang erat, merupakan rangsangandiri untuk pertumbuhan
dan perkembangan, termasuk mental anak (Rukiyah2013:47).

B. TinjauanUmum TentangAsfiksia
1. TinjauanUmumTentangBayiBaruLahir

10
Asfiksia merupakan kegagalan nafas secara spontan dan teratur padasaat
lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan
hipoksemia,hiperkarbia dan asidosi. Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya
merupakankelanjutandarianoksida/hipoksiajanin.Diagnosisanoksida/hipoksiajanin
dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat
janin.Tigahalyangperlu mendapatperhatian(Maryunani 2013:291).
Denyutjantungjanin,frekuensinormalialahantara120dan160denyutan
semenit. Apabila frekuensi denyutan menurun sampai di bawah 100permenit di
luar his dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan
tandabahaya.Mekonium dalam air ketuban, adanya mekonium pada prseentasi
kepalamungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan gawat janin, karena
terjadirangsangannervusX,sehinggaperistalticususmeningkatdansfingterani
terbuka. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapatmerupakan
indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat
dilakukandenganmudah.PemeriksaanPHdarahjanin,adanyaasidosismenyebabkantu
runnyaPH.ApabilaPHituturunsampaidibawah7,2halitudianggapsebagaitandabahay
a(Rukiyah 2013:31-32).
2. KlasifikasidanTandaGejalahAsfiksia
KlasifikasiasfiksiaberdasarkannilaiAPGAR:
a. AsfiksiaBerat (nilaiAPGAR0-3)
Padakasusasfiksia,bayiakanmengalamiasidosis,sehinggamemerlukan
resusitasi segera secara aktif, dan pembentukan oksigen terkendali.Karena selalu
disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonas 7,5%dengan dosis 2,4
ml per kg berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per kgberat badan,
diberikan melalui vena umbilicus. Tanda dan gejala yang
munculpadaasfiksiaadalah sebagai berikut :
1) Frekuensijantungkecil,yaitu<40x/menit.
2) Tidakadausahanafas
3) Tonusototlemahbahkanhampirtidakada.
4) Bayitidakdapatmemberikanreaksijikadiberikan rangsangan.
5) Bayitampakpucatbahkansampaiberwarnakelabu.
6) Terjadikekurangan oksigenyang berlanjutsebelumatausesudah.
7) Asfiksiaringan sedang(nilai APGAR4-6)
Padaasfiksiasedang,tandadangejalayangmunculadalahsebagaiberikut:
1) Frekuensijantungmenurunmenjadi 60-80x/menit.

11
2) Usahanafaslambat.
3) Tonusototbiasanyadalamkeadaanbaik.
4) Bayimasihbisabereaksiterhadap rangsanganyangdiberikan.
5) Bayitampaksianosis.
6) Tidak terjadikekuranganoksigen yang bermaknaselama prosespersalinan.

b. AsfiksiaRingan(nilaiAPGAR7-10)

Padaasfiksiaringan,tandadangejalayangseringmunculadalahsebagaiberiku
t:

1) Takipneadengan nafaslebih dari60 x/menit.


2) Bayitampaksianosis.
3) Adanyaretraksiselaiga.
4) Bayimerintih(grunting).
5) Adanyapernafasancupinghidung.
6) Bayikurangaktifitas.
7) Auskultasi diperoleh hasil ronchi rales, dan wheezingpositif.

c. Etiologi/PenyebabAsfiksia
1) Faktoribu
a) Ketubanpecahdini(KPD)
Ketubanpecahdinidapatmengakibatkanasfiksia,baikakibatkelahiran
kurang bulan, sindrom gawat napas, gangguan plasenta
maupuninfeksi.Terjadinya asfiksia seringkali diawali infeksi yang terjadi pada
bayi,baik pada bayi cukup bulan terlebih lagi pada bayi kurang bulan,7
denganinfeksikeduanyasalingmempengaruhi.Ketubanpecahdinidapatmemuda
hkan infeksi asenden. Infeksi tersebut dapat berupa amnionitis
dankorionitisataugabungankeduanyadisebutkorioamnionitis.Selainitukorioam
nionitis dapat dihubungkan dengan lama pecah selaput ketuban,jumlah kali
periksa dalam dan pola kuman terutama grup Staphylococus.Sepsis awitan
dini sering dihubungkan dengan infeksi intranatal,
sedangkansepsisawitanlambatseringdihubungkandenganinfeksipascanatalterut
amanosokomial (Pediatri, 2013 : 318).
Mengingat besarnya pengaruh ketuban pecah dini terhadap
risikoterjadinya kejadian asfiksia neonatorum, maka perlu upaya

12
peningkatanpemanfaatanpelayananantenatalolehibuhamilsehinggadalamasfiks
ia neonatorum. Pencegahan yang dapat diupayakan untuk mencegahterjadinya
Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu dengan mengurangi aktivitasdan dianjurkan
istirahat pada triwulan kedua atau awal triwulan ketiga
sertatidakmelakukankegiatanyangmembahayakankandunganselamakehamilan
serta berhenti merokok dan menghindari lingkungan perokokagartak
menjadiperokokpasif.

3. PatofiologiAsfiksia

Menurut Safrina, (2013) dalam Lia Yulianti (2015), segera setelah lahirbayi
akan menarik nafas yang pertama kali (menangis), pada saat ini paru janinmulai
berfungsi untuk resoirasi. Alveoli akan mengembang udara akan
masukdancairanyangadadidalamalveoliakanmeninggalkanalveolisecarabertahap.B
ersamaandenganini arteriol paru akan mengembang dan alirandarahkedalam paru
meningkat secaramemadai(Yulianti, 2015).

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah timbulah


rangsanganterhadap nervus vagus sehingga DJJ(denyut jantung janin) menjadi
lambat.Jika kekurang O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat
dipengaruhilagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ
menjadilebihcepatdanakhirnyairegulerdanmenghilang.Janinakanmengadakanperna
fasanintrauterinedanbilakitaperiksakemudianterdapatbanyakairketuban dan
mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis.Bilajanin lahir,
alveoli tidak berkembang.
Jikaberlanjut,bayiakanmenunjukanpernafasanyangdalam,denyutjantung
terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akanterlihat
lemas. Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasukiperiode apneu
sekunder. Selama epneu sekunder, denyut jantung, tekanan darahdan kadar O2
dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak dapatberekasi terhadap
rangsangan dan tidak akan menunjukan upaya pernafasansecaraspontan.

4. Manifestasiklinik
Asfiksia biasanya merupakan akibat hipoksia janin yang menimbulkantanda-
tandaklinis padajanin atau bayi berikut ini :
13
a) DJJlebihdari100x/menitatau kurangdari100x/menittidakteratur.
b) MekoniumdalamairketubanpadajaninletakkepalaTonusototburukkarenakekur
angan oksigen padaotak, otot, danorgan lain.

c) Depresipernafasankarenaotakkekuranganoksigen.
d) Bradikardi(penurunanfrekuensijantung)karenakekurangan
oksigenpadaotot-ototjantungatau sel-sel otak.
e) Tekanandarahrendahkarenakekuranganoksigenpadaototjantung,kehilangan
darah atau kekurangan aliran darah yang kembali ke plasentasebelumdan
selama proses persalinan.
f) Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-
paruataunafastidak teratur/megap-megap.
g) Sianosis(warnakebiruan)karenakekuranganoksigendidalamdarah.
h) Penurunanterhadapspinkters.
i) Pucat(Lockhart2014:51-52).

5. DiagnosisAsfiksia
Anamnesis

Anamnesisdiarahkanuntukmencarifaktorrisikoterhadapterjadinyaasfiksianeon
atorum.
a) Gangguan/kesulitanwaktulahir.
b) Caradilahirkan.
c) Adatidaknyabernafasdanmenangissegerasetelahdilahirkan(Ghai
,2012)Pemeriksaanfisik.
a. Bayitidakbernafasatau menangis.
b. Denyutjantungkurangdari 100x/menit.
c. Tonusototmenurun.

14
6. PatofiologiAsfiksia

Menurut Safrina, (2013) dalam Lia Yulianti (2015), segera setelah


lahirbayi akan menarik nafas yang pertama kali (menangis), pada saat ini paru
janinmulai berfungsi untuk resoirasi. Alveoli akan mengembang udara akan
masukdancairanyangadadidalamalveoliakanmeninggalkanalveolisecarabertah
ap.Bersamaandenganini arteriol paru akan mengembang dan
alirandarahkedalam paru meningkat secaramemadai(Yulianti, 2015).
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah timbulah
rangsanganterhadap nervus vagus sehingga DJJ(denyut jantung janin)
menjadi lambat.Jika kekurang O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak
dapat dipengaruhilagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus
sehingga DJJ
menjadilebihcepatdanakhirnyairegulerdanmenghilang.Janinakanmengadakanp
ernafasanintrauterinedanbilakitaperiksakemudianterdapatbanyakairketuban
dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi
atelektasis.Bilajanin lahir, alveoli tidak berkembang.
Jikaberlanjut,bayiakanmenunjukanpernafasanyangdalam,denyutjantung
terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akanterlihat
lemas. Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasukiperiode
apneu sekunder. Selama epneu sekunder, denyut jantung, tekanan darahdan
kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak
dapatberekasi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukan upaya
pernafasansecaraspontan (Yulianti2015).

15
BAB III
PENGKAJIAN DATA
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY NY. “A” DENGAN ASFIKSIA DI
RUMAH SAKIT TK.IV.02.07.05.dr.NOESMIR BATURAJA
TANGGAL 24 DESEMBER 2021

No. Registrasi : 102903


Pengkajian Data Tanggal : 27 Desember 2021
Tempat : Rumah Sakit Tk.IV.02.07.05.dr.Noesmir Baturaja
Waktu : 22.35 wib

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


1. Identitas Ibu dan Suami
a. Identitas Ibu
Nama : NY “A”
Umur :22 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan letnan tukiran talang jawa
No telp/HP : 0815387xxxx
b. Identitas Ayah
Nama : “A”
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan letnan tukiran talang jawa
No. Telp/HP : 0819667xxxx

16
2. Identitas Bayi
Nama Bayi : By.Ny”A”
Umur : 0 Hari
Tanggal Lahir :27 Desember 2021
Pukul : 22.30 WIB
Jenis Kelamin : perempuan
Nilai A/S : 7/8
Menit
Menit Aspek Yang Dinilai 0 1 2
1 5
Denyut Jantung Tidak ada <100/Menit < 100/Menit 3
Tonus Otot Lemah Sedang Baik
Pernafasan Tidak ada Tidak Teratur Baik
I Reaksi Terhadap Tidak ada Meringis Menangis
Rangsangan
Warna Kulit Biru / Pucat Merah jambu/ujung- Merah Jambu
ujung biru
Denyut Jantung Tidak ada <100/Menit < 100/Menit 4
Tonus Otot Lemah Sedang Baik
Pernafasan Tidak ada Tidak Teratur Baik
II Reaksi Terhadap Tidak ada Meringis Menangis
Rangsangan
Warna Kulit Biru / PucatMerah jambu/ujung- Merah Jambu
ujung biru
JUMLAH 7/8 7/8
3. Riwayat Kehamilan :
 Antenatal Care : 6 Kali
 Tempat Pemeriksaan : Bidan BPS
 Kebiasaan Waktu Hamil :
Makan : 3x1
Minum : 8 glas sehari
Obat-obatan :T idak Ada
Jamu : T idak Ada
Rokok : T idak Ada
Imunisasi selama kehamilan : TT1:24 minggu
Penyakit yang diderita selama kehamilan : T idak Ada

4. Riwayat Persalinan
Usia kehamilan : Cukup bulan
Anak Ke- :1
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong Persalinan : Bidan
Tempat Persalinan : Bidan bps

17
Komplikasi : T idak Ada
Plasenta : Bagus
Lama persalinan : Kala I : 10 Jam
Kala II : 30 Menit
Kala III : 5 Menit
Kala IV : 6 Jam post partem

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita Ibu : T idak Ada
b. Riwayat Operasi yang pernah dijalani Ibu : T idak Ada
c. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan : T idak Ada.
d. Riwayat Alergi : T idak Ada

6. Riwayat Psikolososial
Penerimaan ibu terhadap kehadiran bayinya : T idak Ada
Penerimaan Ayah terhadap kehadiran bayinya : Baik
Hubungan Ibu dengan suami dan keluarga ;Baik

7. Pola Nutrisi
 Asi Ekslusif : Ya
 Keluhan : T idak Ada.
 Asi On demand : T idak Ada
 Colustrum : Ada
 Pasi : T idak Ada
 Makanan tambahan : 3x1
 Keluhan dalam makanan : T idak Ada

8. Pola Eliminasi
 BAK : 5x1
 Nyeri : T idak Ada
 Darah : T idak Ada
 BAB : 1x1
 Diare : T idak Ada
 Konsistensi : lembek
 Warna : Kunung
 Bau : Khas
Darah : T idak Ada

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital :
 Pernafasan : 90 x/m
 Nadi : 127 x/m
 Suhu : 36,30C
b. Inspeksi :
 Kepala : Rambut tipis, tidak ada caput suksedeneum, tidak
ada cepalhaematom, dan tidak ada moulage

18
 Mata : Kedua mata tampak simetris, bersih, konjungtiva
merah muda, sclera putih, tidak ada kelainan dan
tidak ada pengeluaran secret

 Hidung : Bentuk normal, terdapat septum nasal di tengah,


tidak ada pengeluaran secret dari lubang hidung,
tidak ada pernapasan cuping hidung.
 Mulut : bibir dan lidah tidak pucat dan tidak mencucu,
tidak ada labioskizis dan labiophalatoschizis.
 Leher : Tidak ada , benjolan pembesaran kelenjar tiroid,
limfe dan vena jugularis
 Dada : Kedua simetris, bunyi nafas terdengar bersih dan
teratur, tidak ada tarikan dada, bunyi jantung tidak
ada kelainan. Putting susu menonjol, tonjolan 3-
4mm (score ballard 3)
 Abdomen : Bentuk normal, sedikit membuncit, teraba lembut,
tali pusat belum lepas, penonjolan tali pusat saat
menangis tidak ada, tali pusat segar, tidak ada
perdarahan atau pengeluaran pus, tidk ada
benjolan pada abdomenPunggung :

 Genitalia :
 Pria :Testis sudah turun kedalam skrotum, terdapat
lubang uretra (score ballard 3):
 Perempuan :-
Anus : Ada

 Tungkai : Jumlah Jari Tangan : 10


Jumlah Jari Kaki : 10
Polidaktili :
Paralisis :
 Ektremitas :
 Atas : Oedema : T idak Ada
Varices : T idak Ada
Kuku : T idak Ada
Varices : T idak Ada
Kuku :lenkap tidak ada kelaianan
2. Pemeriksaan Antropometri
 Berat Badan : 1900 gram
 Panjang Badan : 43 cm
 Lingkar Dada : 26 cm
 Lingkar Perut :
 Lingkar Kepala : 30 cm

3. Pemeriksaan Reflek
 Reflrks Rooting : Tidak ada
 Refleks Sucking : Tidak ada

19
 Refleks Swallowing : Tidak ada
 Reflek Moro : ada
 Refleks Graps : ada
 Refleks Bubynskin : ada

4. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium


 Darah : Kimia darah
 Urine : Tidak dilakukan
 Feses : Tidak diakukan
 Lain-lain : Tidak ada.

5. Stempel Kaki Bayi Baru Lahir :


Kaki Kiri Kaki Kanan

III. ASSESSMENT
Bayi Ny “A” lahir spontan dengan Asfiksia

Masalah :bayi sesak


Kebutuhan : IVFD
: O2

IV. PERENCANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat
ini sesak, jadi butuh perawatan khusus .

2. Melakukan observasi keadaan umum bayi dan TTV bayi seperti laju
jantung, laju nafas, dan suhu.

3. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi dan pakaian bayi


lengkap.

4. Memasang IVFD D10 gtt 10x/m,pasang O2 0,5-1 liter/m

20
5. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan vitamin K. Ibu
menyetujui

6. Menyuntikkan vitamin K 0,5 cc secara IM di 1/3 luar paha kiri pukul


12.40WIB.

7. Mengoleskan salep mata di mata sebelah kanan dan kiri pukul 22.40
WIB.

8. Menyuntikan Hb 0 secara IM di 1/3 luar paha kanan pukul 03.40 WIB.

9. Melakukan kolaborasi dengan dokter, advice dokter:

a. Bayi dirawat untuk pemantauan berat badan secara ketat, kadar


glukosa dan bilirubin total dilihat secara fsik.

b. Pemberian PASI pada pukul 15.15 WIB atau 3 jam setelah lahir
dengan pemberian 6 kali 10-30 cc per oral dengan menggunakan dot
susu.

c. Pantau reaksi alergi terhadap PASI .

10. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

21
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “A” DENGAN ASFIKSIA
RS.TK.IV.02.07.05.dr. NOESMIR BATURAJA
TANGGAL 27 DESEMBER 2021
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING
Ibu gelisah melihat anaknya RR:90 X/M Bayi Ny “A” dengan asfiksia 1. Memberitahu ibu dan
dirawat Suhu :36,3oC keluarga hasil pemeriksaan
Nadi :124x/m
bahwa bayinya saat ini
sesak, jadi butuh perawatan
khusus .

2. Melakukan observasi
keadaan umum bayi dan
TTV bayi seperti laju
jantung, laju nafas, dan suhu.

3. Menjaga kehangatan bayi


dengan memakaikan topi
dan pakaian bayi lengkap.

4. Memasang IVFD D10 gtt


10x/m,pasang O2 0,5-1

22
liter/m

5. Memberitahu ibu bahwa


bayinya akan disuntikkan
vitamin K. Ibu menyetujui

6. Menyuntikkan vitamin K
0,5 cc secara IM di 1/3 luar
paha kiri pukul 12.40WIB.

7. Mengoleskan salep mata di


mata sebelah kanan dan kiri
pukul 22.40 WIB.

8. Menyuntikan Hb 0 secara
IM di 1/3 luar paha kanan
pukul 03.40 WIB.

9. Melakukan kolaborasi
dengan dokter, advice
dokter:

23
a. Bayi dirawat untuk
pemantauan berat
badan secara ketat,
kadar glukosa dan
bilirubin total dilihat
secara fsik

b. Pemberian PASI pada


pukul 15.15 WIB atau
3 jam setelah lahir
dengan pemberian 6
kali 10-30 cc per oral
dengan menggunakan
dot susu.

c. Pantau reaksi alergi


terhadap PASI .

10. Mencuci tangan sebelum


dan sesudah tindakan

24
25
BAB IV
ANALISA KASUS

Dalam BAB penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan
kasus yang telah diberikan pada By.Ny. A dalam melakukan Asuhan Kebidanan bayi
baru lahir dengan asfiksia di Rumah Sakit Tk,IV.02.07.05.dr.Noesmir. pada Tanggal 27
desember 2021 sesuai dengan tinjauan kasus.
Untuk memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut
A. Data Subjektif
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27 desember 2021 didapatkan data
objektif yaitu Ny.A usia 22 tahun mengatakan keluar air-air dari kemaluannya. Menurut
teori tanda-tanda tersebut termasuk kedalam factor predisposisi yaitu Ketuban pecah
dini (KPD) merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang banyak ditemui dan
berdampak pada fetal dan maternal.
Kondisi ketuban yang beresiko pada saat ibu bersalin merupakan salah satu faktor
terjadinya asfiksia.
Ibu merasa hari pertama haid terakhir pada tanggal 10-03-2021 dan tafsiran
persalinan 17-12-2021. Jika dihitung usia kehamilan ibu berdasarkan HPHT yaitu
sekitar 38 minggu. Hal ini sesuai dengan teori prawirohardjo, bahwa pecahnya ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm.
Pada pukul Pada pukul 22.00 WIB ibu diberikan prostaglandin E2 (PGE2) 1 mg
prostin yang dimasukan lewat vagina ibu dan mengobservasi selama 6-8 jam sampai
terjadinya kontraksi.Menurut teori prawirohardjo bahwa penanganan ketuban pecah dini
dibagi menjadi konservatif dan aktif. Penatalaksanaan aktif Kehamilan > 37 minggu,
induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesarea, dapat pula diberikan misoprostol 25
μg – 50 μg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Dan Tatalaksana Umum : Rujuk
pasien ke rumah sakit, Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam ditambah
gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.Dan terminasi kehamilan yaitu nilai serviks
untuk menentukan cara persalinan. Jika serviks matang: lakukan induksi 60 persalinan
dengan oksitosin dan jika serviks belum matang: matangkan dengan prostaglandin dan
infus oksitosin, atau lakukan seksio sesarea Berdasarkan riwayat persalinan ibu

26
berlangsung selama 23 jam. Berdasarkan penelitian Indrapermana menjelaskan bahwa
KPD lama adalah KPD yang berlangsung lebih dari 18 jam, dimana kondisi ini
meningkatkan risiko infeksi neonatal.(17) Riwayat induksi persalinan dengan oksitosin.
Bayi lahir dengan lama kala 1 (17 jam) dan kala II (42 menit).
Menurut teori Manuaba bahwa tanda dan gejala fase laten
berkepanjangan :pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam, kontraksi teratur
(lebih dari 2 dalam 10 menit). Selama fase laten untuk primigravida lamanya 14-20 jam
dan multigravida 10-16 jam, keterangan memanjang dari pola normal. Penyebab fase
persalinan serviks kaku, disproporsi sefalopelvik.(19) Dari riwayat persalinan ibu,
dilakukan tindakan induksi persalinan Menurut teori manuaba menjelaskan bahwa
hubungan induksi merupakan tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya
kontraksi pada rahim ibu agar terjadi persalinan. Dampak dari kegagalan His tersebut
menyebabkan terjadinya persalinan lambat dan lama serta menyebabkan terjadinya
asfiksia.(19) Pada pukul 19.00 pembukaan lengkap, ketuban kering, bayi lahir dengan
bantuan dorongan fundus uteri karena sudah dipimpin meneran bayi belum lahir dan ibu
sudah kehabisan tenaga. Dalam hal ini sesuai dengan teori, apabila pembukaan sudah
lengkap,anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk
meneran. Jangan meneran berkepanjangan dan menahan nafas karena meneran secara
berlebihan menyebabkan ibu sulit bernafas sehingga terjadi kelelahan yang tidak perlu
dan meningkatkan resiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya pasokan oksigen
melalui plasenta.
Berdasarkan uraian diatas data subjektif yang didapat sudah sesuai dengan teori.

B. Data Objektif
Berdasarkan data studi kasus pada bayi Ny.A data objektif yang diperoleh pada
tanggal 27 desember 2021 jam 22.40 WIB secara spontan adalah keadaan bayi merintih,
warna kulit badan kemerahan ekstremitas kebiruan, tonus otot kurang 61 aktif, gerakan
kurang aktif, jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori Rukiyah Ai Y bahwa
Asfiksia merupakan suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga dapat menurunkan oksigen dan meningkatkan karbondioksida
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada By.Ny.A didapatkan

27
hasil berat badan 3400 gram, laju jantung 95x/menit, laju nafas 25x/menit, suhu 36,00C,
Apgar score 5/7, terdapat pernafasan cuping hidung, retraksi dinding dada dan sesak,
warna kulit kebiruan, gerakan kurang aktif.Hal ini sesuai dengan teori wahyuni sari
menjelaskan bahwa gejala dan tanda asfiksia yaitu tidak bernafas atau bernafas megap-
megap atau pernafasan lambat (kurang dari 30 kali permenit), pernafasan tidak teratur,
retraksi (pelekukan dada), tangisan lemah atau merintih, warna kulit biru, tonus otot
lemas atau ekstremitas terkulai, denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100
kali per menit).
Berdasarkan uraian diatas data subjektif yang didapat sudah sesuai dengan teori. III.
Analisa Berdasarkan data subjektif yaitu usia kehamilan ibu aterm menurut riwayat hasil
USG dan data objektif bayi lahir tidak menangis, warna kulit kebiruan, tonus otot
lemah,ada sesak, pernafasan lemah tidak teratur, terdapat lendir di hidung. Hal ini sesuai
dengan teori Dewi menjelaskan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram.(9) Menurut
teori wahyuni sari, Asfiksia merupakan suatu keadaan bayi tidak bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan oksigen dan
meningkatkan karbondioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut..(22) Maka ditegakkan analisa “ Bayi Ny.A Neonatus Cukup Bulan dengan
Asfiksia”.
Berdasarkan uraian diatas analisa yang didapatkan sudah sesuai dengan keadaan baik
ibu maupun bayi. 62 IV Penatalaksanaan Berdasarkan hasil pengkajian subjektif,
objektif dan ditegakkan analisa maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan klien sesuai program tetap penanganan asfiksia neonatorum, Asuhan
Kebidanan pada bayi Ny.A sudah sesuai dengan adanya SOAP penanganan awal bayi
dengan asfiksia di RSUD Sekarwangi. Pada kasus ini bayi Ny.A karena mengalami
gagal nafas saat proses persalinan berlangsung dikarenakan bayi kekurangan oksigen
bayi tidak menangis saat lahir, warna kulit kebiruan, tonus otot lemah. penanganan awal
bayi baru lahir dilakukan dengan tindakan resusitasi seperti menjaga kehangatan bayi,
mengatur posisi bayi sedikit ekstensi, menghisap lendir dari mulut kemudian ke hidung
bayi, mengeringkan tubuh bayi dan melakukan rangsang taktil, mengganti kain yang
basah dengan kain yang bersih dan kering, menyelimuti bayi dengan kain baru yang
bersih dan kering, mengatur kembali posisi kepala bayi sedikit ekstensi, melakukan

28
penilaian keberhasilan langkah awal berhasil dilakukan didapatkan hasil Bayi menangis
lemah dan bergerak kurang aktif.
Menurut teori Prawirohardjo bahwa Resusitasi yang efektif dapat merangsang
pernafasan awal dan mencegah asfiksia progresif. Resusitasi bertujuan memberikan
ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak,jantung dan alatalat vital lainnya.(1) hal ini sesuai
dengan Undang-Undang Nomor Hk.01.07/ Menkes / 214/2019 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia bahwa penyelenggaraan
praktik kedokteran Sebelumnya nilai Apgar sering kali digunakan untuk
mendiagnosis asfiksia neonatorum, namun berbagai bukti menunjukkan bahwa nilai
Apgar memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah sebagai penanda tunggal
asfiksia. Dilaksanakan sesuai standar pelayanan kedokteran yang disusun dalam
bentuk pedoman nasional pelayanan kedokteran dan standar prosedur operasional.
63 Menurut Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) standar 24, penanganan
asfiksia neonatorum tujuannya yaitu Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru
lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan
medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
Bayi diberikan salf mata tetrasiklin erythromycin 0,5% untuk mencegah infeksi
pada mata dan menyuntikkan vitamin K1 di 1/3 lateral paha kiri untuk mencegah
perdarahan di otak. Dalam hal ini, sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo bahwa
pemberian salf mata erythromycin 0,5% dan vitamin K1 diberikan ketika keadaan
bayi membaik atau setelah pasca resusitasi. Memasang oksigen 0,5 liter sesuai advice
dokter untuk memperbaiki keadaan umum bayi.
Pengambilan sampel darah bayi dan telah didapatkan hasil pemeriksaan
penunjangnya : HB: 17,6 , leukosit : 33.800 , thrombosit: 219.000 , hematocrit: 49,
Goldar : B. Berdasarkan teori budhi nike untuk melakukan semua pemeriksaan
laboratorium yang diperlukan (hemoglobin, glukosa darah, bilirubin serum, dan
golongan darah serta uji kompatibilitas) dan ambil cukup darah pada satu waktu
untuk semua pemeriksaan.
Memasangan infus dextrose 10% dengan 8 tetes permenit untuk dilengan kanan
sesuai advice dokter untuk memperbaiki cairan/nutrisi pada bayi. Berdasarkan teori
Marie Tando bahwa tindakan umum : lakukan resusitasi segera setelah bayi lahir,

29
lakukan pengawasan suhu, cegah hipoglikemia dengan pemberian infus dextrose 5-
10%, beri nutrisi dan cairan elektrolit yang adekuat, dan beri oksigen yang
adekuat.Dan memasangkan OGT (orgastric tube) sesuai advice dokter untuk test
feeding (menstimulasi perkembangan saluran cerna/gastrointestinal. Menurut teori
budhi nike bahwa selang lambung dapat dipasang melalui satu lubang hidung atau
mulut. Pasang selang melalui lubang hidung jika bayi bernapas secara teratur, dengan
menggunakan selang terkecil (tersempit) yang tersedia. Pasang selang melalui mulut
jika selang dibutuhkan untuk drainase lambung, untuk pemberian makan bayi yang
mengalami kesulitan bernapas, atau jika hanya tersedia selang yang ukurannya relatif
besar.64 Penatalaksaan pada langkah awal resusitasi sudah berhasil karena ditandai
bayi sudah mulai menangis pada pukul 19:32 WIB, keadaan umum bayi pada pukul
21:00 WIB sudah dalam keadaan baik, lalu dilanjutkan asuhan pasca resusitasi pada
pukul 21:25 WIB yaitu menjaga kehangatan bayi, melakukan pemeriksaan fisik,
melakukan pemantauaan tanda bahaya, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi, lalu
asuhan dilanjutkan oleh perawat jaga sampai pada pukul 06:00 WIB, dikarenakan
mahasiswi yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan harus sudah selesai dinas.
Pada pukul 08:00 WIB bayi dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap oleh
pengkaji bahwa ditemukan TTV bayi dalam batas normal, memeriksa panjang badan
dan lingkar kepala bayi, melihat dan meraba kepala bayi, melihat mata, mulut dan
bibir bayi, melihat dan memastikan tungkai bayi dalam keadaan lengkap, memastikan
tidak ada kelainan pada bayi, refleks pada bayi dalam keadaan baik dan normal
Setelah dilakukan asuhan selama 2 hari di RS, orang tua bayi Ny.A diberikan
pendidikan kesehatan mengenai perawatan bayi baru lahir menganjurkan ibu untuk
memandikan bayi, perawatan tali pusat, merawat alat kelamin, pola istirahat bayi,
pola eliminasi bayi, menjemur bayi, memberitahu Ny.A pentingnya ASI Ekslusif dan
memberikan ASI Ekslusif pada bayinya sampai usia 6 bulan tanpa makanan
tambahan. Serta mengajarkan teknik menyusui yang benar. Dan tanda bahaya baru
lahir segera kepetugas kesehatan terdekat.Berdasarkan uraian diatas data subjektif
yang didapat sudah sesuai dengan teori.

30
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny.A dengan Asfiksia di Ruang Bayi Rumah Sakit Tk.IV.02,07,05.dr
Noesmir”
2. Didapatkan hasil dari data Subjektif yang didapatkan yaitu Bayi lahir pada
hari Senin,27 desember 2021, pukul 22.35 WIB, jenis kelamin laki laki, usia
kehamilan cukup bulan 38 minggu, ketuban kering.
3. Didapatkan hasil dari Data Objektif berdasarkan keadaan umum bayi yaitu
tidak langsung menangis, badan kemerahan, ekstremitas bawah kebiruan,
terdapat sesak, pernafasan lemah tidak teratur, terdapat lendir di hidung, .
Analisa yang dapat ditegakkan dari hasil pengkajian terhadap Bayi Ny.A
yaitu “Bayi Ny.A Neonatus Cukup Bulan dengan Asfiksia”.
4. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah menjaga kehangatan bayi,
memposisikan bayi dalam posisi ekstensi untuk membuka jalan nafas,
membersihkan jalan nafas dengan dilakukan suction, memberikan
rangsangan taktil, dan berkolaborasi dengan dokter untuk advice dokter
dengan memasangkan oksigen 0,5 liter, mengambil sampel darah
bayi,memasangkan OGT memasangkan infus dextrose 10% dilengan kanan
dan dilanjutkan dengan asuhan bayi normal. E. Factor pendukung dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada klien yaitu mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik dari lahan praktik seperti dokter, bidan, perawat
dan tenaga kesehatan lainnya yang selalu memberikan
kepercayaan,pengetahuan dan masukan sehingga dapat terjalin kerjasama
dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan program tetap penanganan
pada bayi dengan asfiksia di Rumah Sakit Tk.IV.02,07,05.dr Noesmir
baturaja.
5. Untuk ibu, suami dan keluarga yang antusias dan bekerjasama dengan baik

31
sehingga memudahkan penulis menggali berbagai data pengkajian dan
pemeriksaan fisik sesuai dengan asuhan yang dapat diterima baik oleh klien.
F. Factor penghambat dalam memberikan asuhan kebidanan di Rumah Sakit
Tk.IV.02,07,05.dr Noesmir baturaja.
6. kepada klien, penulis mendapatkan hambatan pada Ibu dan keluarga. II.
Saran A. Bagi Rumah sakit Diharapkan sebagai bahan masukan bagi tenaga
kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
SOP, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari pengguna
jasa pelayanan, khususnya dalam menangani bayi baru lahir dengan asfiksia.
B. Bagi Keluarga Ibu dan keluarga mampu memberikan asuhan bayi baru
lahir sehari-hari, tidak lupa untuk memberikan imunisasi pada bayinya,
mengetahui tanda bahaya pada bayi baru lahir serta segera membawa bayi
ke tenaga kesehatan bila terjadi hal tersebut.
7. Bagi Profesi bidan Diharapkan bidan untuk meningkatkan kualitas asuhan
sesuai dengan teori yang terus berkembang namun tetap berdasarkan
wewenang sebagai bidan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan bermanfaat bagi klien.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana aplikasi dalam menerapkan teori yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan,
wawasan dan menerapkan ilmu statistik pada penelitian

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa tentang kontrasepsi suntik serta sebagai
bahan referensi di Fakultas Kebidanan dan Keperawatan Program Studi
Profesi Kebidanan Universitas Kader Bangsa Palembang

32
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2018. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. 1st ed. cetakan kelima Abdul Bari Saifuddin, editor.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

JNPK-KR. 2016. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal


Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Jakarta. 3. Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.Warta Kesmas Menjaga


Kesehatan Ibu & Anak. Jakarta..

http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta
-kesmas-edisi-3-2018_1219.pdf. (Diakses pada tanggal 7 april 2021).

Sukesi A, Astuti Setiyani E. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,


Balita dan Anak Prsekolah [Internet]. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/0/Praktikum-
Asuhan-Kebidanan-Neonatus. (Diakses pada tanggal 7 april 2021).

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi. 2021.

Available at: https://rsudsekarwangi.sukabumikab.go.id/. (Diakses pada tanggal 7


april 2021).

Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi.2019-2021.

33
Dewi. 2016.Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta :Salemba
Medika.

Rukiyah Ai Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita edisi Revisi.
Jakarta : Trans Info Media.

Marie Tando, naomy. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
jakarta: EGC

Buda E, dkk. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Dan
Balita.Surabaya: Akbid Griya Husada

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : POGI

Tri budiarti, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita Jakarta: CV.Trans
Info Media.

JNPK-KR. 2008. Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Komprehensif


(Ponek ). Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI .2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal


Esensial. Jakarta: Bakti Husada.

Indrapermana. 2021. Hubungan urasi ketuban pecah dini dengan asfiksia


neonatorum di RSUD Negara tahun 2020.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Mochtar R. 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC

34
Kementrian Kesehatan RI. 2008. Pencegahan dan Penatalaksanaan Asfiksia
Neonatorum. Jakarta.

Wahyuni sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktik
Klinik. Jakarta: EGCUndang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2019.
Tentang Kebidanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2019. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020. Tentang Standar
Profesi Kebidanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/214/2019. Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia.

Program Tetap Penatalaksanaan Asfiksia Neonatrum. RSUD Sekarwangi.2015.


Dibuat oleh dr.Abubakar Marwiah, MARS.

Budhi, nike. 2019. Buku saku manajemen masalah bayi baru lahir panduan untuk
dokter, perawat, dan bidan. Jakarta : EGC.

35

Anda mungkin juga menyukai