DI SUSUN OLEH :
1. NIKA KURNIATI
2. NOVITA ISMAYA
3. NORISKA ARIANDA
4. OKTA DANA WIRA UTAMI
5. OKTIN DWI LESTARI
6. PERA WATI
7. PRATIWI OKTA RIYANI
8. RESSY MARETA
9. RINI UTAMI SARI
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT bahwa makalah yang sangat
sederhana ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Makalah ini
membahas mengenai asuhan kebidanan pada Ny.L dengan Ketuban Pecah Sebelum
Waktunya yang dilakukan di Rumah Sakit Pusri Palembang dengan judul Asuhan
Kebidanan Pada Ny L Dengan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) di
Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2017.
Makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab dan terbagi lagi dalam sub-sub yang akan
memberikan penjelasan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang berisikan gambaran secara
umum tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan judul/ topik. Rumusan masalah
mencerminkan masalah pokok studi kasus, inti ruang lingkup atau batas jangkauan
studi kasus. Tujuan penulisan adalah suatu indikasi kearah mana atau data (informasi
apa yang dicari melalui studi kasus secara umum dan khusus. Manfaat dari penerapan
suatu teori (manfaat teoritis) yang belum pernah digunakan atau bahkan akan
memberikan masukan yang berharga pula pada dunia praktisi (manfaat praktis)
seperti rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya.
Bab II Tinjauan Teori terdiri dari konsep dasar kehamilan dan ketuban pecah
sebelum waktunya.
Bab III Pelaksanaan Studi Kasus yang menjabarkan pelaksanaan asuhan
kebidanan pada kasus diteliti yang didokumentasikan dengan metode SOAP yang
terdiri dari data Subjektif, data Objektif, Assasment (Diagnosa, masalah dan
kebutuhan) dan Planning.
Bab IV Pembahasan pada bab ini mahasiswa sebagai calon bidan profesional
dituntut untuk dapat melihat dan membandingkan secara jelas dan terperinci
mengenai ketepatan dan kebenaran teori yang telah dipelajari selama kuliah dengan
aplikasi manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan kepada klien/ pasien.
Bab V Penutup terdiri Kesimpulan yang dibuat dengan memperhatikan
kriteria harus secara praktis, tepat dan dapat memberikan penjelasan terhadap
masalah yang diteliti. Saran dibuat didasarkan atas kesimpulan yang ada sehingga
dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa yang akan
datang.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur
proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara
Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Di
mana terbagi atas beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat mencapai
9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa (Irawan,
2015).
Setiap tahunnya hampir 3 juta bayi di dunia hanya bisa bertahan hidup
setidaknya 2,6 juta bayi meninggal di dalam kandungan dan lebih dari satu
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000
2012 menuliskan, 359 ibu meninggal dari setiap 100 ribu kelahiran hidup.
Angka tersebut berhasil diturunkan pada 2015 dan tercatat dalam Hasil Survei
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) mencapai 26 per 1000
tahun semakin tinggi. Sementara kematian bayi yang baru lahir mengalami
penurunan. Dari data yang dihimpun, persentase AKI tahun 2016 mencapai
1,65 persen. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, yakni 1,55
persen. Sedangkan angka kematian bayi saat lahir tahun ini sebanyak 444
2
orang, atau menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 777 orang
(Irwanto, 2016).
Angka kematian ibu hamil dan bayi atau anak di Kota Palembang
data terakhir ditemukan 12 kasus ibu hamil dan 5 kasus bayi meninggal dunia
dalam proses dan pasca persalinan atau menurun dari sebelumnya yang
dengan perincian 12 ibu hamil dan lima bayi meninggal dunia dalam proses
maternal age atau usia ibu. Menurut beberapa penelitian, usia produktif yang
optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 2035 tahun. Risiko akan
hamil pada usia muda akan memiliki beberapa risiko diantaranya adalah
3
Insidensi ketuban pecah dini terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada
dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan
terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus ketuban
pecah dini terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan
kurang bulan, dan mempunyai konstribusi yang besar pada angka kematian
perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan
Penyebab dari KPD masih belum diketahui secara jelas, maka usaha
preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Faktor
4
Kejadian ketuban pecah dini dapat menimbulkan beberapa masalah
bagi ibu maupun janin, misalnya pada ibu dapat menyebabkan infeksi
(Cunningham, 2006). Resiko kecacatan dan kematian janin juga tinggi pada
fatal yang terjadi pada ketuban pecah dini preterm. Kejadiannya mencapai
hampir 100% apabila ketuban pecah dini preterm ini terjadi pada usia
1. Tujuan umum
Agar dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.L Dengan
5
2. Tujuan khusus
2017.
2017.
2017.
tahun 2017.
pada ibu hamil Ny. L dengan Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit
6
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Untuk mengetahui lebih luas dan dalam tentang tata cara penanganan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air dari vagina
2.2 Etiologi
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
8
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada
terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan
Makrosomia
9
menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang,
Hidramnion
(sepalopelvic disproporsi).
5. Korioamnionitis
6. Penyakit Infeksi
10
8. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan
3. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
untuk sementara.
4. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
pecah dini :
ketuban di vagina, jika tidak ada dapat di coba dengan gerakan sedikit
Penentuan cairan ketuban dapat dilakuan dengan tes lakmus (nitrazin test)
11
merah menjadi biru, membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban
3. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi : suhu ibu 38C, air
ketuban keruh dan berbau. Pemeriksaan air ketuban dengan tes LEA
Pengaruh ketuban pecah dini menurut Mochtar (2011) terhadap ibu dan
1. Terhadap ibu
Karena jalan lahir telah terbuka, maka dapat terjadi Infeksi intrapartal
apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam persalinan. Jika terjadi infeksi dan
kontraksi saat ketuban pecah, dapat menyebabkan sepsis, dan selain itu juga
SC) .Ibu akan merasa lelah terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi
lama sehingga ibu, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi. Hal
12
2. Terhadap janin
yang sering dialami oleh janin adalah Hipoksia dan asfiksia sekunder
2.5 Diagnosis
penanganan selanjutnya, oleh karna itu usaha untuk menegakkan diagnosis KPD
harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Cara-cara yang dipakai untuk
a. Secara klinik
keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah atau terdapat
5) Gejala chorioamnionitis
13
b. Maternal
c. Fetal
d. Cairan amnion
Tes cairan amnion, di antaranya dengan kultur/ gram stain, fetal fibronection,
maka angka mortalitas neonatal empat kali lebih besar, angka distres
besar.
amnion 7,0-7,5
Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun
14
kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya
persalinan normal.
1. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu
Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm.
15
2.7 Penanganan
a. Konservatif
hari). Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar atau air ketuban sampai tidak keluar lagi. Jika usia kehamilan
32-37 minggu, belum inpartu dan tidak ada tanda-tanda infeksi tes busa
deksametason, dan induksi sesudah 24 jam. Jika usia kehamila 32-37 minggu,
ada infeksi beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi
minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin, dan bila
b. Aktif
16
Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian di
17
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien dan penanggung jawab
Nama : Ny. L Tn. S
Umur : 23 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK SD
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : Sematang Borang Sematang Borang
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng masih jarang dan keluar
rembesan seperti air pada jalan lahir.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Warna : merah segar
Jumlah : 3x ganti pembalut/hari
Keluhan : tidak ada
18
Keputihan : tidak ada
4. Riwayat Pernikahan
Usia saat menikah : 22 tahun
Pernikahan ke :1
Lama pernikahan : 1 tahun
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan datang ke IGD pada tanggal 23 Maret 2017 jam
02.00 WIB dengan keluhan merasa kenceng-kenceng dan keluar air
pada jalan lahir.
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit apapun hingga
dirawat di rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Asma : tidak ada Kanker : tidak ada
DM : tidak ada Torch : tidak ada
HT : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Paru : tidak ada Keturunan kembar : tidak ada
TBC : tidak ada Lain-lain : tidak ada
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
19
7. Riwayat Kehamilan sekarang
G1 P0 A0
HPHT : 02-06 2016
HPL : 09-03-2017
UK : 41 minggu 3 hari
Imunisasi TT : TT1 UK 8 minggu , TT2 12 minggu
Tempat Pemeriksaan : Bidan
Gerakan janin pertama kali UK 20 minggu, pergerakan janin dalam 10 menit 3
kali.
8. Tanda Persalinan
a. Kontraksi : 10 3x 40
b. Lokasi ketidaknyamanan : punggung
c. Pengeluaran pervaginam : lendir darah
9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun dan rencana
kontrasepsi setelah persalinan belum tau ingin menggunakan alat kontrasepsi.
20
10. Data Kebiasaan Sehari-hari
21
11. Data Psikologis
Ibu mengatakan merasa sedikit takut dan cemas dalam persalinan dan berharap
persalinannya lancar.
12. Riwayat Sosial-Budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, orang lain, tetangga dan lingkungan
sekitar berlangsung baik dan ibu tidak mempercayai mitos jawa.
13. Data Spiritual
Ibu mengatakan selama persalinan hanya bisa berdoa.
14. Pengetahuan ibu tentang persalinan
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinannya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 37oC
RR : 21x/menit
d. Tinggi badan : 151 cm
BB sebelum hamil : 54 kg
BB selama hamil : 64 kg
2. Status Present
Kulit : turgor normal
Kepala : mesocephal
Rambut : bersih, tidak mudah rontok, warna hitam
Muka : tidak oedema, tidak ada cloasma
Mata : pandangan tidak kabur, konjungtiva merah
muda dan sklera putih
22
Hidung : Bersih, tidak ada pembesaran polip
Telinga : Bersih, tidak ada penumpukan serumen
Mulut : Tidak sariawan, tidak ada caries dentis dan
gingivitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Dada
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Terdengar bunyi sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas vesikuler
Jantung : Normal
Paru-paru : Normal
Payudara : Puting menonjol, cairan susu keluar, tidak ada
nyeri tekan dan tidak ada massa/tumor
Abdoment
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka operasi
Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Hepar : Tidak teraba
Genetalia Luar : Tidak ada kelainan, tidak varises, tidak ada
condiloma dan tidak oedema
Genetalia Dalam : Tidak ada kelainan
Ekstremitas Atas : Simetris, tidak oedema, gerakan aktif,
terpasang infus pada lengan kanan
Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak oedema, jari-jari lengkap, tidak
ada varises, reflek patella kanan kiri +/+
23
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
1) Muka : tidak oedema, tidak ada cloasma
2) Mammae : puting menonjol, areola dan puting susu menghitam
serta colostrum telah keluar
3) Abdoment : tidak ada bekas luka operasi, tidak terdapat
linea alba/nigra dan striae gravidarum
b. Palpasi
TFU : 33 cm, 3 jari dibawah px
Leopold
I : bagian atas perut ibu teraba lunak, bulat, tidak ada
lentingan (bokong)
II : - Bagian kiri perut ibu teraba tahanan, keras,
memanjang seperti (punggung)
- Bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil
(ekstremitas)
III : Bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras,
terdapat lentingan (kepala)
IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen)
TBJ : TFU-11x155
: 33-11x155
: 3410 gram
His : 10 3 x 40
c. Auskultasi
DJJ + punctum maksimum perut kiri frekuensi 131 x/menit
d. Perkusi
Reflek patella kanan kiri +/+.
24
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 12 gr/dl
Urine protein : tidak ada
Urine reduksi : tidak ada
PEMERIKSAAN DALAM
Vulva dan vagina
Pembukaan serviks : 2 cm
Keadaan jalan lahir : elastis
Kulit ketuban :-
Air ketuban : merembes jernih, bau khas air ketuban
Bagian terendah janin : kepala
Molase tulang tengkorak : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
25
DO :
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 37oC
RR : 21x/menit
TFU : 33 cm, 3 jari dibawah px
Leopold :
I : Bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak ada
lentingan yaitu bokong
II : Bagian kiri perut ibu teraba keras memanjang seperti
papan yaitu punggung. Bagian kanan teraba kecil-
kecil janin yaitu ekstremitas
III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras,
terdapat lentingan, tidak bisa digoyangkan yaitu
kepala
IV : Bagian terndah janin sudah masuk PAP (divergen)
b. Masalah
Ibu cemas dengan keadaannya sekarang
c. Kebutuhan
Support mental dari bidan dan keluarga
26
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tanggal : 23 Maret 2017 jam : 05.00 WIB
Pada ibu bisa terjadi : infeksi intrapartum
Pada bayi bisa terjadi : hypoxia karena kompresi tali pusat, deformitas
janin.
IV. ANTISIPASI
Tanggal : 23 Maret 2017 jam : 05.00 WIB
Bedrest total dan tidur miring kiri
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
V. INTERVENSI
Tanggal : 23 Maret 2017 jam : 05.00 WIB
1. Observasi KU dan TTV
2. Pantau DJJ dan PPV
3. Anjurkan ibu teknik relaksasi nafas dalam
4. Beri support mental pada ibu
5. Berikan makan dan minum pada ibu
6. Anjurkan ibu miring kiri
7. Lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam berikutnya
8. Beri cairan intravena
9. Pasang balon kateter
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 23 Maret 2017 jam : 05.00 WIB
1. Mengobservasi KU dan TTV ibu meliputi TD, nadi, suhu, pernafasan
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
27
N: 80x/menit
S : 37oC
RR : 21x/menit
2. Pemantauan DJJ dan PPV
DJJ + punctum maksimum perut kiri frekuensi 131x/menit
PPV : lendir darah, cairan ketuban berwarna jernih
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi nafas dalam yaitu dengan menarik nafas
panjang dari hidung saat ada kontraksi dan tahan 5 detik dan keluarkan melalui
mulut untuk mengurangi rasa sakit.
4. Memberi support mental pada ibu.
5. Memberi makan dan minum pada ibu saat tidak ada kontraksi dan biarkan ibu
istirahat.
6. Mengajarkan ibu miring kiri untuk melancarkan supply O2 dan mempercepat
pembukaan.
7. Melakukan pemeriksaan dalam 4 jam berikutnya
8. Memberikan cairan intravena RL dioplos dengan induksi 1 ampul
9. Memasang balon kateter pada vagina dengan volley kateter 24 dan diisi dengan
aquades 110 cc.
VII. EVALUASI
Tanggal : 23 Maret 2017 jam : 05.00 WIB
1. Sudah dilakukan observasi KU dan TTV
2. Telah dilakukan pemantauan DJJ dan PPV
3. Ibu bersedia menarik nafas panjang saat ada kontraksi
4. Telah diberikan support mental pada ibu
5. Sudah diberikan makan dan minum saat tidak ada kontraksi
6. Ibu bersedia miring kiri
7. Belum dilakukan pemeriksaan dalam
8. Telah diberikan infus RL 20 tpm dan induksi 1 ampul.
9. Ibu telah dipasang balon kateter
28
DATA PERKEMBANGAN
Data Perkembangan 1
Tanggal : 23 Maret 2017 jam : 05.30 WIB
S: Ibu Mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan bertahan
nyeri daerah pinggang.
O: Keadaan umum : baik
1. Kesadaran :composmentis
2. TTV : TD :110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S :36,2oC
RR :22 x/menit
3. Masih terpsang infus RL + masih terpasang oxitosin 5 UI 20 tetes/ menit
4. Kontraksi 3x setiap 10 menit selama 35 detik
5. DJJ : 142x/ menit
Vulva vagina
Porsio :tipis
Pembukaan :6 cm
Ketuban : (-) merembes jernih
Presentasi : kepala , hodge II
VT 6cm
A : Ny .R G1 P0 A0 umur 20 tahun Hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala.inpartu kala I,
fase aktif dengan induksi atas indikasi ketuban pecah dini .
P: observasi KU dan TTV
Lakukan pemeriksaan dalam/ VT 4 jam berikutnya
Anjurkan ibu untuk makan dan minum
Anjurkan ibu untuk tetap miring kiri
29
Siapkan partus set
Siapkan perlengkapan baju bayi dan ibu
Data Perkembangan 2
Tanggal : 23 Maret 2017 Jam : 06.00 WIB
S: Ibu Mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan bertahan nyeri
daerah pinggang.
O: Keadaan umum : baik
1. Kesadaran :composmentis
2. TTV : TD :110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,5oC
RR : 22 x/menit
3. Masih terpsang infus RL + masih terpasang oxitosin 5 UI 20 tetes/ menit
4. Kontraksi 4x setiap 10 menit selama 45 detik
5. DJJ : 141x/ menit
Vulva vagina
Porsio :tipis
Pembukaan : 9cm
Ketuban :(-) merembes jernih
Presentasi : kepala
VT 9cm
Penurunan : Hodge IV
A: Ny .R G1 P0 A0 umur 20 tahun Hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala.inpartu kala
I,fase aktif dengan induksi atas indikasi ketuban pecah dini .
30
P: observasi KU dan PPV
Anjurkan ibu tetap miring kiri
Data Perkembangan 3
Tanggal : 24 September 2014 Jam : 06.18 WIB
S: Ibu mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan ingin
BAB
O: Keadaan umum : baik
1. Kesadaran :composmentis
2. TTV : TD : 120/70 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,5oC
RR : 22 x/menit
3. Masih terpsang infus RL + masih terpasang oxitosin 5 UI 20 tetes/ menit
4. Kontraksi 4x setiap 10 menit selama 45 detik
5. DJJ : 141x/ menit
Vulva vagina
Porsio :tipis
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-) merembes jernih
Presentasi : kepala
VT Lengkap
Penurunan : Hodge IV
A: Ny .R G1 P0 A0 umur 20 tahun Hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala.inpartu kala I,
fase aktif dengan induksi atas indikasi ketuban pecah dini.
P: lakukan pimpinan persalinan
1. Meletakkkan handuk bersih diatas perut ibu untunk mengeringkan bayi
2. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
31
3. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
4. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm didepan vulva, maka
lindungi perineum menggunakan tangan kanan yang dilapisi dengan kain
bersih. Tangan kiri berada di vertek untuk mencegah defleksi maksimal
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran dengan nafas
dangkal dan cepat.
5. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, segera lakukan tindakan
jika ada lilitan. Jika tidak ketat di longgarkan, jika ketat tidak bisa di
longgarkan dan di klem kemudian dipotong.
6. Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
7. Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, memegang secara biparetal
dan menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut
gerakkan bayi ke arah bawah dan distal hingga bahu depan lahir.
Kemudian menggerakkan ke arah atas dan distal hingga bahu belakang
lahir.
8. Setelah bahu depan dan bahu belakang lahir, pindahkan tangan kanan
untuk menyangga kepala, lengan dan siku bawah.
9. Memindahkan tangan kiri untuk menyusuri lengan bayi, dada, punggung,
bokong, sampai kedua kaki, kemudian memegang kedua mata kaki.
10. Memposisikan kepala bayi 15o lebih rendah dari badan bayi untuk menilai
tangisan dan gerakan bayi.
11. Meletakkan bayi diatas perut ibu dan keringkan.
12. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin dalam
uterus.
13. Memberitahu ibu akan disuntik oxytocin agar uterus berkontraksi baik.
14. Menyuntikkan oxytocin 10 UI secara IM pada 1/3 paha atas lateral dengan
sudut 90o.
15. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari umbilicus bayi . mendorong sisi
tali pusat kearah distal dan menjepit kembali tali pusat dengan klem 2 cm
dari klem sebelumnya.
32
16. Melindungi perut bayi dengan tangan kiri, kemudian memotong tali pusat
diantara klem dan mengikat tali pusat.
17. Meletakkan bayi diatas perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
untuk melakukan IMD.
18. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain bersih serta bayi dipakaikan topi.
19. Pukul 19.55 WIB melakukan manajemen aktif kala III.
20. Mengosongkan kandung kemih.
21. Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva.
22. Meletakkan tangan kiri di atas sympisis.
23. Tangan kanan menegangkan tali pusat sejajar dengan lantai dengan cara
memegang klem diantara jari tengah dan jari telunjuk dengan posisi
tangan menggenggam dan telapak tangan menghadap ke atas.
24. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan kiri mendorong uterus kearah belakang atas (dorso cranial) secara
hati-hati.
25. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan mendorong uterus secara
dorso cranial hingga plasenta terlepas dari implantasi.
26. Meminta ibu sedikit meneran sambil menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai, kemudian kearah atas mengikuti poros jalan lahir (tatap
melakukan dorso cranial).
27. Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva setelah tali pusat tampak
memanjang.
28. Setelah plasenta tampak di vulva, menangkap dan memegang plasenta
dengan kedua tangan. Memutar plasenta searah jarum jam kemudian
memilin selaput ketuban hingga plasenta dan selaput lahir.
29. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase dengan telapak tangan
searah jarum jam selama 15 detik.
30. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput, kemudian masukkan dalam
wadah yang sudah disediakan.
31. Pukul 20.00 WIB melakukan observasi TFU, kontraksi dan PPV.
32. Pukul 20.05 WIB melakukan observasi KU dan TTV.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.
L dengan induksi atas indikasi ketuban pecah dini dengan pendekatan manajemen 7
langkah menurut Varney, mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta ada tidaknya
kesenjangan antara teori dengan praktek yang dialami penulis saat dilapangan.
1. Pengkajian
Dalam langkah ini tahap pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Untuk pemeriksaan penunjang dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa. Data yang
dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Melakukan
pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
Pada pengumpulan data subjektif Ny. R mengatakan ini kehamilan yang
pertama. Keluhan utama pada waktu masuk ibu mengatakan mengeluarkan cairan
dari jalan lahir yang berwarna jernih dan berbau khas sejak tanggal 22 September
2014 pukul 17.00 WIB dan merasakan kenceng-kenceng sampi ke pinggang. Pada
data objektif keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD :110/80
mmHg, N : 80x/menit, S : 37oC, RR : 21x/menit. Pengeluaran pervaginam : cairan
berwarna jerni dan berbau khas. Hasil VT : keadaan jalan lahir elastis, pembukaan
2 cm, ketuban (-) jernih merembes.
Pada langkah pertama ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ada di lahan praktek.
34
2. Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosa,
masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah
adalah pengolahan data analisis dengan menggabungkan data satu dengan yang
lainnya sehingga tergambar fakta.
a. Diagnosa kebidanan
Ny. L G1 P0 A0 umur 20 tahun, umur kehamilan 40 minggu, janin
tunggal hidup intra uterine, letak memanjang, punggung kiri, presentasi
kepala, inpartu kala 1 fase laten dengan induksi atas indikasi ketuban pecah
dini.
b. Masalah
Masalah yang ada pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu
ibu cemas dengan keadaannya sekarang.
c. Kebutuhan
Kebutuhan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu support
mental dari bidan dan keluarga.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada dilahan praktek.
3. Diagnosa potensial
Pada langkah ini penulis mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
apabila mungkin dilakukan pencegahan. Pada ketuban pecah dini potensial terjadi
infeksi intrapartum pada ibu. Pada bayi bisa terjadi hypoxia karena kompresi tali
pusat, deformitas janin.
Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial pada ibu dan bayi, karena
sudah dilakukan penatalaksanaan yang benar.
35
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada dilahan praktek.
4. Antisipasi
Antisipasi adalah tindakan segera bidan atau untuk menyelamatkan pasien,
tetapi memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter, atau
sesuai dengan kondisi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan
lainnya. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah diagnosa potensial antara lain
: pemberian antibiotik, istirahat.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan pada pasien dengan ketuban pecah didi antara lain :
a. Observasi KU dan TTV
b. Pantau DJJ dan PPV
c. Anjurkan ibu teknik relaksasi nafas dalam
d. Berikan makan dan minum
e. Anjurkan ibu untuk miring kiri
f. Lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam berikutnya
g. Beri cairan intravena
h. Pasang balon kateter
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada dilahan praktek.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus yang ada di lahan praktek.
36
7. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan yang sudah diberikan kepada
pasien. Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada dilahan. Evaluasi atau hasil dari asuhan yang sudah
diberikan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi
proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau
kurang waktu. Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah
KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD
yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
5.2 Saran
1. Bagi orang tua pasien
Diharapkan pasien segera memeriksakan keadaan yang dialami
oleh kehamilannya agar segera bisa ditangani.
2. Bagi bidan/petugas kesehatan
Dalam setiap penanganan pasien, hendaknya bidan selalu
menerapkan konsep asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi pasien.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi bisa menambahkan buku referensi terbaru di
perpustakaan.
38