Oleh:
NURVIA
NIM:17.10.15401.017
PROPOSAL
Oleh:
NURVIA
NIM:17.10.15401.017
Pembimbing
Mengatahui
Rosa Riya,SKM,M.KES
NIDN:1022018701
DAFTAR ISI
Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas
karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
Nasution,SKM,M.KES
3. Ketua Studi DIII Kebidanan Keluarga Bunda Jambi Ibu Rosa Riya
SKM,M.KES
6. Kedua orang tua tercinta, kakak dan keluarga besar yang tidak henti-
NURVIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dan teratur segera setelah lahir yang menyebabkan bayi terlihat lemah,
mengalami penurunan denyut jantung secara cepat, tubuh menjadi biru atau
derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak
pada saat ini serta merupakan salah satu indikator penting dalam keberhasilan
tingkat kematian anak dan bayi yang cukup tinggi sebagai mana yang dituang
Pada tahun 2030 target SDGs untuk setiap negara adalah menurunkan
angka kematian bayi baru lahir setidaknya serendah rendahnya 12 per 1000
kelahiran hidup dan anak dibawah lima tahun setidaknya 25 per 1000
kelahiran hidup. Didunia diperkirakan 5,9 juta anak dibawah lima tahun
meninggal pada tahun 2015 dengan angka 42,5 per 1000 kelahiran hidup.
Dari data kematian tersebut, 45% adalah bayi baru lahir dengan angka
Padang pada tahun 2014 sebesar 23,08% disebabkan asfiksia. Angka ini turun
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 37% pada tahun 2013. Pada tahun 2012
sebesar34,8% dan 13,3% pada tahun 2011. (Dinas Kesehatan Kota Padang,
2014)
menurun dari tahun 1991 AKB di Provinsi Jambi sebesar 74 per 1.000
kelahiran hidup, pada tahun 2007 AKB Provinsi Jambi telah mencapai angka
39 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2010 masih berada diatas
angka nasional. Pada tahun 2012 AKB berdasarkan hasil SDKI 2012 Provinsi
saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan
Menurut WHO (2012) asfiksia bayi baru lahir menepati penyebab kematian
dari faktor ibu yang dapat menyebabkan asfiksia neonatorum, antara lain
solusio Plasenta ), partus lama atau partus macet, demam selama persalinan,
infeksi berat, kehamilan serotinus, usia ibu lebih dari 35 tahun, dan paritas
Faktor penyebab asfiksia yang berasal dari janin adalah keadaan bayi
dan berat badan lahir rendah, Adanya hipoksia dan iskemia jaringan
2011)
adalah usia wanita usia 20-35 tahun. Usia 20-35 tahun adalah relative paling
aman dari segi reproduksi sehat dimana seorang ibu bisa mengandung dengan
aman selama kehamilan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Dkk, 2014)
Paritas merupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup, paritas
akan menyebabkab asfiksia yang dinilai dari APGAR Score menit pertama
yang berhubungan dengan kejadian asfiksia adalah usia dan paritas ibu dan
sebanyak 83 kasus dan pada tahun 2018 terjadi sebanyak 116 kasus.
untuk meneliti mengenai hubungan usia ibu dan paritas ibu dengan kejadian
rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan usia dan
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
neonatorum.
b. Bagi Program Studi DIII kebidanan Stikes Keluarga Bunda Jambi
A. ASFIKSIA
1. Pengertian
melanjutkan pernafasan spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir.
Bayi mungkin lahir dalam kondisi asfiksia atau asfiksia primer dan
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia
2. Etiologi
dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, di antaranya adalah faktor ibu,
2) Perdarahan antepartum
7) Kehamlan postmaturn
8) Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Faktor bayi
3) Kelainan kongenital
f. Denyut jantung tidak ada atau lambat (Bradikardia ) (kurang dari 100
4. Dampak asfiksia
diantaranya adalah:
selebralis)
5. Patofisiologi
kehamilan dan persalinan, akan terjadi asfiksia yang berat. Asfiksia yang
terjadi di mulai dengan suau periode apnu (primary apnu) disertai dengan
Pada bayi dengan asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
darah.(Syafrudin, 2011)
6. Gambaran klinik
b. Nilai Apgar
resusitasi.
Nilai -3 merupakan asfiksia berat, nilai 4-6 asfiksia sedang dan nilai
Tabel 2.1
Klinis 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak Ada <100x/menit >100x/menit
Pernafasan Tidak ada Menangis lemah, Baik, menangis
hipoventilasi
Reflek rangsangan Tidak ada Sedikit Menangis atau
respon aktif
Tonus Lemes Sedikit fleksi Gerakan aktif
Warna Kulit Biru pucat Badan merah, Seluruh tubuh
ektremitas merah
(Masruroh, 2011)
7. Penegakan Diagnosa
terjadinyaasfiksia neonatorum.
b. Pemeriksaan fisik, memperhatikan sama dan kelihatan tanda-tanda
c. Pemeriksaan penunjang
2) USG kepala
( Maryunani, 2013 )
8. Penatalaksanaan asfiksia
berikut :
1. Persiapan keluarga
g. Sarung tangan
h. Jam
2. Tahap II : ventilasi
dan teratur.
3. Tahap III : Asuhan paska resusitasi
yang diberikan baik kepada bayi baru lahir ataupun ibu dan
1) Memberikan kehangatan
masuknya udara.
pipaendotrakeal.
glottis.
c. Kompresi dada
d. Pemberian epinefrin
( purnamaningrum, 2010)
9. Manajemen resusitasi
g. Bila bayi tidak bernafas lakukan VTP selama 30 detik kecepatan 40-
30 detik).
h. Bila bayi sdah dapat bernafas normal lakukan asuhan BBL paska
resusitasi Bila ada tada – tanda perbaaikan tetapi bayi belum dapat
Bagian komponen dari status reproduksi adalah umur ibu dan jumlah
paritas atau jumlah persalinan. pada kelompok ibu berumur 20-30 tahun
angka kematian ibu lebih rendah dibandingkan dengan kelompok ibu berunur
kurang dari 20 tahun, dan dibanding dengan kelompok ibu berumur 35 tahun
atau lebih. Umur, tinggi badan dan berat badan wanita merupakan faktor
Umur yang baik bagi ibu hamil adalah 20-35 tahun. Kehamilan
berisiko tinggi. Kehamilan pada usia muda merupakan faktor resiko karena
pada umur <20 tahun kondisi ibu masih dalam pertumbuhan sehingga asupan
Sedangkan kehamilan lebih dari 35 tahun organ reproduksi kurang subur serta
C. Paritas
minggu atau lebih yang mampu hidup diluar kandungan. (Amiruddin, 2014)
Paritas adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup (viabel ). Jenis paritas ibu yang sudah partus adalah sebagai
berikut:
1. Nullipara
Nulipara adalah wanita yang belum perah melahirkan bayi yang mampu
hidup
2. Primipara
Primipara adalah wanita yang pernah satu kali melahirkan bayi yang telah
3. Multipara
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan dua janin atau lebih.
4. Grandmultipara
Grandmultipara adalah wanita yang telah melahirkan lima anak atau lebih .
kehamilan, persalinan dan nifas. Paritas satu berisiko karena ibu belum
1. Preeklampsia / eklampsia
2. Perdarahan antepartum
3. Infeksi berat
4. Kehamilan lewat waktu
5. Anemia
6. Partus lama atau macet
7. Demam dalam kehamilan
8. Usia ibu
9. Paritas ibu
Faktor Bayi :
1. Bayi premature
2. Persalinan sulit
Asfiksia Neonatorum
3. Kelainan kongenital
4. Ketuban bercampur
mekonium( warna
hijau ).
A. Kerangaka Konsep
teori yang sudah dibahas peneliti tidak mengambil keseluruhan variabel dari
setiap faktor, hal ini karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Maka dalam
kerangka konsep ini yang menjadi variabel bebas yaitu usia dan paritas,
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Usia
Asfiksia neonatorum
Paritas ibu
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan peneliti
D. Rancangan Penelitian
diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi ada atau
1. Populasi
maka populasi dalam penelitian ini adalah kelompok kasus seluruh bayi
2018 yang berjumlah 116 orang dan kelompok kontrol adalah seluruh
bayi baru lahir di RSUD Mayjen H.A Thalib tahun 2018 berjumlah 762
orang.
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2016, 115), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel kasus yang digunakan adalah seluruh
baru lahir berdasarkan buku register di RSUD Mayjen H.A Thalib yang
diambil dengan rasio 1:1 sesuai dengan jumlah bayi baru lahir dengan
Dalam penelitian ini berjumlah 232 responden yang terdiri dari 116
F. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Umum
Data yang terdiri dari data geografi dan data demografi RSUD
b. Data Khusus
Yaitu data hasil penelitian hubungan usia dan paritas ibu terhadap
2. Sumber Data
Data yang di peroleh dari pihak lain yaitu data tentang asfiksia
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder
Alat ukur yang digunakan adalah data dari Rekam Medik tentang
Rekam Medik pada tahun 2020. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan
H. Pengolahan Data
sebagai berikut :
1. Editing (penyunting)
2. Coding (pengkodean)
Memberikan kode pada setiap data yang ada, maksudnya adalah
a. asfiksia neonatorum
b. Usia
c. Paritas
3. Pengelompokan/klasifikasi data
b. Ibu beresiko jika usia < 20 tahun atau > 35 tahun, usia ibu tidak
c. Ibu beresiko jika paritas 1/>3, ibu tidak beresiko jika jika paritas 2-3.
4. Saving
Data yang telah diperiksa dan diberi kode masukkan dan disimpan
5. Tabulating
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
dependen.
2. Analisa Bivariat
hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan tabel silang dilakukan
95%.
fo−fe
X2¿ ∑( )
fe
Keterangan :
X2 = nilai Chi-Quadrat
fo = frekuensiyang diobservasi
ada nilai expection (E) kurang dari 20% dari jumlah sel tabel.
c. Perhitungan fisher”s exact test dipakai bila tabel 2x2 dan dijumpai
nilai expection (E) kurang dari 5 kurang dari 20% dari jumlah sel
dalam tabel.
statistic antara variabel bebas dan variabel terikat yang diuji. Dalam
dengan Uji Chi Square. Tingkat kepercayaan 95%, dengan p-value > 0,05
artinya tidak ada hubungan yang bermakna atau Ho ditolak dan apabila p-
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI.http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf Diakses tanggal 29
Januari 2019.