Disusun Oleh :
Disusun oleh :
NIM : 21159010022
KELAS :B
Disetujui :
Kepala Ruangan
Tanggal:
Di: Puskesmas Blega ( SRI ANITA KUSUMA )
NIP.19760507 200701 2 013
Pembimbing Institusi
Tanggal:
Di: ( Dr. Zakkiyatus Zainiyah,M.Keb)
NIDN.0704127802
Pembimbing Kasus
Tanggal:
Di: Puskesmas Blega ( NIA KURNIASIH, S.ST.,Bd)
NIP.19701012 200012 2 007
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya
Program Studi Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi
target yang telah ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini
terutama:
Madura.
Profesi Bidan
stase patologi.
Blega.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan
PENDAHULUAN
yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. Salah satu faktor kegagalan
janin karena ketuban telah pecah atau ketuban pecah dini (Abdul Rahman &
Lidya 2014:34).
120 juta bayi lahir di dunia, Kira-kira 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi
penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian bayi baru lahir setiap tahun.
(25-30%), bayi dengan berat lahir rendah (25-30%), dan trauma persalinan
tinggi yaitu sebesar 142 kematian per 1000 kelahiran setelah Afrika.
untuk negara ASEAN pada tahun 2011 yaitu 35 kematian per 1000
kira-kira 10% bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk mulai bernafas,
dari bantuan ringan sampai resusitasi lanjut yang ekstensif, 5% bayi pada
untuk bernafas, antara 1% sampai 10% bayi baru lahir dirumah sakit
intubasi dan kompresi dada (Saifudin, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB)
negara seluruh dunia. AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menurut hasil
ke-4 tahun 2015 yaitu 17/1000 KH, ternyata AKB di Indonesia masih sangat
tinggi.
penurunan angka kematian dapat tercapai. Asfiksia pada bayi baru lahir
nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir. Berbagai faktor pada ibu dan bayi berperan sebagai faktor risiko
perinatal yang baik pada kehamilan risiko tinggi sangat mutlak pada asfiksia
pada bayi baru lahir. Redistribusi sirkulasi yang ditemukan pada pasien
hipoksia dan iskemia akut telah memberikan gambaran yang jelas mengapa
terjadi disfungsi berbagai organ tubuh pada bayi asfiksia. Gangguan fungsi
berbagai organ pada bayi asfiksia tergantung pada lamanya asfiksia terjadi
didapatkan kerusakan pada satu organ, 34% bayi pada dua organ, dan 9%
ginjal, saluran cerna dan darah. Adapun organ vital yang sering terkena
adalah ginjal (50%), otak (28%), kardiovaskular (25%) dan paru (23%).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi
gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa
ini:
a. Faktor ibu
c. Faktor Bayi
risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya
2.3 Tanda Gejala Serta Diagnosa Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia
c) Kejang
d) Penurunan kesadaran
b. Diagnosis
akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per
menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan
tanda bahaya
dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah
turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu
(Wiknjosastro, 1999)
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah
a) Penafasan
b) Denyut jantung
c) Warna kulit
b) Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
cm.
Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ET dan
Kompresi dada.
Pengobatan
c. Langkah-Langkah Resusitasi
a) Siapa ayah atau wali pasien, sebutkan bahwa ada petugas yang diberi
neonatal.
(Sarwono prawirohardjo,2002).
1. Tahap I Langkah Awal
baru lahir, 5 langkah awal dibawah ini cukup untuk merangsang bayi
3) Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong
tali pusat.
6) Isap lendir
atau megap-megap.
bayi.
2. Tahap II Ventilasi
untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan
teratur. Langkah-langkahnya :
a) Pasang sungkup
Pasang dan pegang sunkup agar menutupi mulut, hidung dan
dagu bayi.
b) Ventilasi 2 kali
terbuka.
pastikan tidak ada udara yang bocor, periksa posisi kepala pastikan
posisi sudah sedikit ekstensi, periksa cairan atau lender dimulut bila
nafas.
megap-megap.
setiap 30 detik.
resusitasi.
lakukan pencatatan.
dan efesien
pasien.
e) Alat – alat resusitasi harus tersedia dan siap dipakai dalam keadaan
segera.
BAB V
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
adalah dengan tindakan resusitasi. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti
3.1.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca
TINJAUAN KASUS
ASFIKSIA BERAT
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
1. Identitas/Biodata
Umur : 0 hari
Ibu melahirkan bayi laki laki pada tanggal 04 – 04 – 2022 jam 09.15 WIB,
3. Riwayat Antenatal
GIP00000
HPHT : 20 – 06 – 2021
bulan
ANC
hari
buah
2) Obat-obatan/jamu: Fe,Kalk,B6
3) Merokok :-
4) Riwayat Persalinan
Bounding Attachment :-
a) Nutrisi
b) Eliminasi
Terdapat mekonium
B. Data Obyektif
b. Kesadaran : Somnolen
c. Tanda-tanda Vital : S : 36 OC RR : 25
HR : <100 x/menit
d. Antropometri
BB : 2800 cm LK : 34 cm
PB : 49 cm LD : 32 cm
e. Apgar Score :
- Menit pertama :3
- 5 menit pertama : 4
succedenum
testis
3. Pemeriksaan Reflek :
Skore 1 5 10
menit menit menit
A: Appearance colour (warna 0 0 0
kulit)
P: Pulse/ Heart Rate (frekuensi 1 1 1
jantung)
G: Grimace (reaksi terhadap 0 1 1
rangsangan)
A: Activity (tonus otot) 1 1 1
R: Respiration (usaha nafas) 1 1 1
Jumlah 3 4 4
Ds : Bayi lahir secara normal, lebih bulan, dan tidak segera menangis
Kesadaran : Somnolen
Hr : < 100x/menit
Antopometri : BB : 2800 cm LK : 32 cm
PB : 49 cm LD : 34 cm
Masalah : Asfiksia
Kebutuhan : Resusitasi
Asfiksia berat,hypotermi
Resusitasi pasang O2
V. INTERVENSI
2. Lakukan resusitasi
apnea{hypoxia}
3. Pasang O2 5 ipm
4. Pasang infus
5. Lakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir serta pengukuran BB, PB, LIKA,
LIDA
9. Berikan Imunisasi HB O
VI. IMPLEMENTASI
12) Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong
tali pusat.
waktu memasukkan.
Jangan lakukan penghisapan terlalu dalam ( jangan lebih dari 5 cm
aktif.
2 Melakukan resusitasi pada bayi yaitu dengan memaasang oksigen 2lpm, untuk
sudah dilakukan
6.Memberikan salep mata 1gr% pada kedua mata bayi untuk mencegah infeksi,
sudah diberikan
VII. EVALUASI
S :-
Kesadaran : Somnolens
Hr : 120 x/menit
Eliminasi : Mekonium
perkembangan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : By. Ny T
Umur : 0 hari
No. RM :
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan
pustaka dan studi kasus dalam penerapan proses asuhan kebidanan Bayi Baru
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dari asuhan yang nyata dengan
Pada data subjektif didapatkan bahwa keadaan bayi setelah lahir lemah, lahir
secara spontan, tidak menangis, warna kulit sianosis, gerakan tidak ada,
rangsangan taktil dengan apgar score 3-4. Berat badan bayi : 2800 gram, Panjang
badan : 48 cm, Keadaan umum bayi lemah, bayi lahir tanggal 04 – 04 – 2022,
Pukul 09.15 WIB, Bayi lahir spontan, normal, tidak segera menangis, tonus otot
lemah, bayi tampak lesu atau mengantuk, kaki/ tangan dingin disertai gerakan
bayi kurang dari normal dan Bayi belum BAK dan BAB. Pada langkah ini tidak
megap, Suhu badan : 36°C, pemeriksaan fisik bayi normal tidak ditemukan
32 cm, Reflek : Morrow tidak ada reflek, Pada langkah ini tidak ditemukan
disimpulkan diagnose kebidanan adalah By Ny “T” usia 0 hari dengan Bayi Baru
Lahir dengan asfiksi, Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan asfiksia. Di dapatkan bawah bayi lahir secara spontan ditolong bidan tidak
segera menangis dan AS: 3-4. Pada kasus ini segera dilakukan pertolongan bayi
baru lahir dengan asfiksi dengan melakukan resusitasi pada neonatus. Pada
langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara terori dan praktek lapangan.
Pada langkah ini dilakukan tindakan sesuai dengan diagnose yang ditegakkan,
5. Lakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir serta pengukuran BB, PB, LIKA,
LIDA
Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara terori dan praktek
lapangan.
Dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini dapat dilaksanakan secara
keseluruhan atau sebagian oleh bidan. Pada langkah ini tidak ditemukan
Dalam proses evaluasi didaptkan bahwa ibu bayi dapat memahami dari
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir dengan asfiksia perlu dilakukan penatalaksanaan awal yang
meliputi :
Lakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir serta pengukuran BB, PB,
LIKA, LIDA
Berikan Imunisasi HB O
memberi pertolongan dengan segera, aman dan bersih pada bayi baru lahir
1. Mahasiswa
2. Klien
Klien harusnya dapat bekerja sama dengan lebih baik dengan petugas
3. Fasilitas Kesehatan
Dapat memberikan pelayanan yang sesuai standart yang telah ada dan
(2007). Jakarta