DISUSUN OLEH :
KELOMPOK B1
AI SAPUROH 2110101219
IMAGHRISA NURATHOHIROH 2110101220
RITA AFRIANI 2110101221
RESTU UTAMI 2110101224
TITIN MALADEWI 2110101225
ROSI ASTUTI 2110101227
ANSELINA KOMERA 2110101229
DEVI ADELIA 2110101231
ENDAH NUR FITRIANI 2110101233
RISFINA AULIA DAHNIAR 2110101235
SILVIA MONIKA 2110101236
INDRIANI TARMUN 2110101238
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan ialah proses bergabungnya sperma dan ovum (gamet pria dan wanita)
untuk menciptakan suatu sel tunggal yang disebut dengan zigot, yang kemudian
menggandakan diri berkali – kali melalui pembelahan sel untuk menjadi lahir
(Papalia, 2008). Kehamilan ialah periode dimana seorang wanita menyimpan embrio
atau fetus di dalam tubuhnya, yang terjadi selama 40 minggu. Istilah medis untuk
wanita hamil ialah gravid, dan manusia didalam rahimnya disebut embrio pada
minggu- minggu awal dan selanjutnya disebut janin hingga kelahiran (Jahja, 2011).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) yang ditandai dengan
diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 jiwa per tahun meninggal saat
hamil atau bersalin. Menurut data WHO sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 516 kematian ibu per 100 ribu
kelahiran hidup (KH), sedangkan AKB pada tahun 2011 42 per 1.000 kelahiran hidup.
Jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu disembilan negara maju dan 51 negara
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, angka
kematian Ibu di Indonesia ialah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
sedikit menurun dibandingkan dengan AKI pada tahun 1991 yaitu sebanyak 390 per
100.000 kelahiran hidup. Namun, mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan
AKI pada tahun 2007 sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI,
2014).
Komplikasi yang sering pada ibu, terjadi perdarahan post partum pada kala IV.
Kejadian perdarahan post partum disebabkan karena terlalu cepatnya isi dalam kavum
dkk, 2016)
Bidan berperan sangat penting sebagai mitra perempuan dan merupakan tenaga
Bidan terutama berperan dalam upaya kesehatan ibu dan anak. Selain ikut membantu
persalinan, serta kondisi kesehatan bayi/anak yang dilahirkan. Oleh karena itu
kecukupan dan kompetensi bidan menjadi hal penting. (Kemenkes RI, 2014)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari
persalinan, berakhir kurang 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah
sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat 5terjadi peningkatan resiko komplikasi
Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung dalam waktu yang sangat
cepat, atau persalinan yang sudah selesai kurang dari 3 jam (Prawirohardjo, 2012).
Persalinan presipitatus data terjadi akibat dilatasi atau penurunan yang sangat cepat.
diakibatkan oleh kontraksi yang sangat kuat (misalnya induksi atau akibat solusio
plasenta) atau tahanan jalan lahir yang rendah (misalnya multiparitas). Hentikan
oksitosin jika digunakan. Namun, tidak ada pengobatan yang efektif dan upaya-upaya
2014).
3. Pada keadan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat
his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat
kuat
4. Penyebab kejadian ini adalah terlalu kuatnya kontraksi uterus dan kurang
lunaknya jaringan mulut rahim. Kasus seperti ini sering terjadi pada ibu yang
sudah pernah melahirkan lebih dari sekali (anak kedua dan seterusnya) (Doenges,
2012).
Dapat mengalami ambang nyeri yang tidak biasanya atau tidak menyadarikontraksi
abdominal. Kemungkinan tidak ada kontraksi yang dapat diraba, bila terjadi pada ibu
Akibatnya dari kontraksi uterus yang kuat disertai serviks yang panjang serta kaku,
dan vagina, vulva atau perineum yang tidak dapat menimbulkan ruptur uteri atau
laserasi yang luas pada serviks, vagina, atau perineum. Dalam keadaan yang terakhir,
emboli cairan ketuban yang langka itu besar kemungkinannya untuk terjadi. Uterus
yang mengadakan kontraksi dengan kekuatan yang tidak lazim sebelum proses
tersebut dan sebagai konsekuensinya, akan disertai dengan perdarahan dari tempat
Mortalitas dan mordabilitas perinatal akibat partus preipitatus dapat meningkat cukup
tajam karena beberapa hal. Pertama kontarksi uterus yang mata kuat dan sering
dengan relaksasi yangsangat singkat akan menghalangi aliran darah uterus dan
oksigenasi darah janin. Kedua tahanan yang diberikan oleh jalan lahir terhadap proses
ekspulsi kepala janin dapat menimbulkan trauma intrakronial meskipun keadaan ini
seharusnya jarang terjadi. Ketiga pada proses kelahiran yang tidak didampingi bayi
bisa jatuh kelantai dan mengalami cedera atau memerlukan resusitasi yang tidak
Kontraksi uterus spontan yang kuat dan tidak lazim, tidak mungkin dapat diubah
menjadi kontaraksi yang bermakna oleh pemberian anastesi. Jika tindakan anastesi
hendak dicoba, takarannya harus sedemikian rupa sehingga keadaan bayi yang akan
dilahirkan itu tidak bermtabah buruk dengan pemberian anastesi kepada ibunya
kontraksi rahim, seperti haloton dan isofluran, seringkali merupakan tindakan yang
terlalu berani. Tentu saja, setiap preparat oksitasik yang sudah diberikan harus
dihentikan dengan segera. Preparat tokolitik, seperti ritodrin dan magnesium sulfat
parenteral, terbukti efektif. Tindakan mengunci tungkai ibu atau menahan kepala bayi
secara langsung dalam upaya untuk memperlambat persalinan tidak akan bisa
dipertahankan. Perasat semacam ini dapat merusak otak bayi tersebut (Saifuddin,
2013). 7
BAB III
DISKUSI KELAS
A. Pertanyaan
B. Jawaban
DAFTAR PUSTAKA
Prwairohardjo. (2012). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin. (2015). Buku Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka9
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di