PARTUS LAMA
Oleh SGD 3:
1.
I Gede Abdi
Sarya Permana
2.
Ni Kadek Diah
(1502105016)
Widiastiti Kusumayanti
3.
Rika
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
(1502105020)
Putu Utami Teja Saraswati
Ni Luh Putu Anik Cahyani
Elizabeth Marques Leite
Nyoman Adi Arta
Putu Santya Novita Lestari
Gek Diah Aprillia
Ni Kadek Devi Budi Cahyani
(1502105017)
Septiani
(1502105023)
(1502105029)
(1502105030)
(1502105038)
(1502105039)
(1502105045)
(1502105049)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berdasarkan data yang didapat bahwa partus lama rata rata di dunia menyebabkan
Tujuan
1.2.1. Untuk mengidentifikasi konsep dasar partus lama
1.2.2. Untuk mengetahui tujuan serta intervensi asuhan keperawatan pada klien
dengan partus lama
1.2.3. Untuk mengetahui keunngulan, kelemahan, dan hambatan dalam
1.3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi :
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam
atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif
(Syaifuddin, 2002).
Partus lama adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan
dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin. Partus macet
merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan 18 jam
untuk multi gravida.
Faktor predisposisi :
Bayi:
Kepala
oKepala jani Kepala janin yang besar
o Hidrosefalus
o Presentasi wajah, bahu, alis
o Malposisi persisten
o Kembar yang terkunci (terkunci pada daerah leher)
o Kembar siam
Jalan lahir:
o Panggul kecil karena malnutrisi
o Deformitas panggul karena trauma atau polio
o Tumpor daerah panggul
o Infeksi virus di perut atau uterus
o Jaringan parut (dari sirkumsisi wanita)
Penatalaksaan :
Umum : Segera rujuk ibu ke rumah sakit yang memiliki pelayanan seksio sesarea.
Khusus :
Tentukan penyebab persalinan lama.
Power: His tidak adekuat (his dengan frekuensi <3x/10 menit dan durasi
passage.
Lakukan tindakan operatif (forsep, vakum, atau seksio sesarea) untuk
gangguan Passenger dan Passage, serta untuk gangguan Power yang tidak
Etiologi :
Penyebab persalinan lama diantaranya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan keluaran his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan sefalopelfik,
pimpinan persalinan yang salah dan primi tua primer atau sekunder.
Gejala klinis :
a. Pada ibu :
1. Gelisah
2. Letih
3. Suhu badan meningkat
4. Berkeringat
5. Nadi cepat
6. Pernafasan cepat
7. Meteorismus
Infeksi Intrapartum
Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus
lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion
menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin, akibat aspirasi
cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya. Pemeriksaan
serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina ke dalam uterus.
Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi
persalinan lama.
Ruptura Uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus
lama, terutama pada ibu dengan parietas tinggi dan pada mereka dengan riwayat SC.
Apabila disproporsi antara kepala janin dan panggul sedemikian besar sehingga
kepala tidak cakap (engaged) dan tidak terjadi penurunan, segmen bawah uterus
menjadi sangat teregang kemudian dapat menyebabkan ruptura. Pada kasus ini,
mungkin terbentuk cincin retraksi patologis yang dapat diraba sebagai sebuah Krista
transversal atau oblik yang berjalan melintang di uterus antara simpisis dan
umbilicus. Apabila dijumpai keadaan ini, diindikasikan persalinan perabdominan
segera.
Walaupun sangat jarang, dapat timbul konstriksi atau cincin local uterus pada
persalianan yang berkepanjangan. Tipe yang paling sering adalah cincin retraksi
patologis Bandl, yaitu pembentukan cincin retraksi normal yang berlebihan. Cincin
ini sering timbul akibat persalinan yang terhambat, disertai peregangan dan penipisan
berlebihan segmen bawah uterus. Pada situasi semacam ini identasi abdomen dan
menandakan ancaman akan rupturnya SBR. Konstriksi uterus local jarang dijumpai
saat ini karena terlambatnya persalinan secara berkepanjangan tidak lagi dibiarkan.
Konstriksi local ini kadang-kadang masih terjadi sebagai konstriksi jam pasir
(hourglass constriction) uterus setelah lahirnya kembar pertama. Pada keadaan ini,
konstriksi tersebut kadang-kadang dapat dilemaskan dengan anesthesia umum yang
sesuai dan janin dilahirkan secara normal, tetapi kadang-kadang SC yang dilakukan
dengan segera menghasilkan prognosis yang lebih baik bagi kembar kedua.
Pembentukan Fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke PAP, tetapi tidak maju untuk jangka
waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding
panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, dapat
terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan
munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal, atau retrovaginal. Umumnya
nekrosis akibat penekanan ini pada persalinan kala II yang berkepanjangan.
Saat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat tekanan langsung dari kepala janin serta
tekanan ke bawah akibat upaya mengejan ibu. Gaya-gaya ini meregangkan dan
melebarkan dasar panggul sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomik otot,
saraf, dan jaringan ikat. Efek-efek ini bisa menyebabkan inkontinensia urin dan alvi
serta prolaps organ panggul.
Kaput Suksedaneum
Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum yng
besar di bagian terbawah kepala janin. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan
menyebabkan kesalahan diagnostic yang serius. Kaput hampir dapat mencapai dasar
panggul sementara kepala sendiri belum cakap.
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang tengkorak saling bertumpang
tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang disebut molase.
Biasanya batas median tulang parietal yang berkontak dengan promontorium
bertumpang tindih dengan tulang di sebelahnya; hal yang sama terjadi pada tulangtulang frontal. Namun, tulang oksipital terdorong ke bawah tulang parietal.
Perubahan-perubahan ini sering terjadi tanpa menimbulkan kerugian yang nyata. Di
lain pihak, apabila distorsi yang terjadi mencolok, molase dapat menyebabkan
robekan tentorium, laserasi pembuluh darah janin, dan perdarahan intracranial pada
janin.
BAB III
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PERIODE INTRANATAL
PENANGGUNG/SUAMI
Nama
: ...............
Umur
: ...............
: ........................................
Pendidikan
: ...............
Pekerjaan : ........................................
Pekerjaan
: ...............
Alamat
: ...............
Agama
: .......................................
Suku
: .......................................
Alamat
: .......................................
No. CM
: ........................................
Tanggal MRS
: .......................................
Tanggal pengkajian
: .......................................
sering, teratur, kuat, adana show (pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban
pecah dengan sendirinya.
Menarche
Siklus
Banyaknya
: (frekuensi)
Keluhan
HPHT
B. Riwayat pernikahan :
Menikah
Lama
: berapa tahun
Kehamilan
Umur
No Tahun kehamila
Persalinan
Peny Jen
Komplikasi nifas
Penolong Penyulit
Laserasi
Infeksi
Anak
Perdarah
Jenisk
an
elamin
BB
ulit
is
Kes
Jen Penolon
Penyulit
Apakah
Apakah
Jenis
Berat
is
selama
ada
ada
kelami
bada
an anak an saat n
per persalin
proses
infeksi
perdaraha n
sal
kelahiran
selama
bayi
n
Tahun
(pada
primi
gravid
partus
lama
Umur
anak
yang
annya
lahir
diala ina
siapa
masa
laki
mi
(perawa
post
perem
sela
(no t, bidan,
partum
puan)
ma
rm
dukun,
(laki-
/ ?
berlang
keha
al,
sung>2
mila
cec
4 jam,
ar,
dan>18
par
jam
tus
pada
sp
multi
ont
gravid)
an)
dll)
UK
TP
:
:
Akseptor KB : jenis KB ?
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual janin.
F. Riwayat Penyakit Klien dan Keluarga
Pada klien adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
partus.
Pada keluarga adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC,
hepatitis, keturunan hamil kembar, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit
tersebut ditularkan kepada klien sehingga dapat memperberat partus.
III.POLA FUNGSIONAL KESEHATAN
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Biasanya klien senang dengan kehamilannya karena akan mendapatkan
seorang anak, tapi juga klien terkadang merasa cemas saat akan melakuakan
partus.
2. Nutrisi/ metabolic
Adanya kontraksi atau his pada klien akan mempengaruhi pola makan,
biasanya selera makan akan menurun
3. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi klien biasanya sering kencing namun sedikit-sedikit dan
pada trimester akhir akan mengalami konstipasi.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
Pada aktivitas yang ringan yang tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga
klien masih dapat melakukannya seperti biasa. Pada kala I apabila kepala sudah
masuk sebagian pada PAP klien dianjurkan duduk atau sedikit berjalan-jalan.
Pada kala II apabila kepala sudah masuk ke rongga PAP klien dianjurkan miring
kanan/kiri.
5. Oksigenasi
Biasanya pernapasannya cepat
6. Pola tidur dan istirahat
Klien akan mengalami kesulitan saat tidur pada kala I- IV. Klien dapat tidur
terlentang, miring kanan/kiri tergantung letak punggung janin.
7. Pola perceptual
8. Pola persepsi diri
9. Pola seksual dan reproduksi
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual/ fungsi
dari organ reproduksi yang tidak adekuat
10.Pola peran-hubungan
11.Pola manajemen koping stress
12.Sistem nilai dan keyakinan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
GCS
: 15 composmentis
T(suhu
badan meningkat)
BB
TB :
LILA :
Head to toe
Kepala Wajah :
Gambaran kloasma gravidarum merupakan keadaan yang normal. Gambaran tersebut
terdiri atas bercak kecoklatan yang tidak teratur di sekeliling mata dan melintasi
pangkal hidung
Mata:
Perhatikan warna konjungtiva
Leher :
Inspkesi dan palpasi pada kelenjar tiroid. Pembesaran asimetrik atau besaran yang
simetrik diperkirakan akan terjadi selama kehamilan
Dada:.
-
Payudara Inspeksi
Areola.............
Puting : (menonjol/tidak)
Pengeluaran ASI...........................
Adanya nodul:
Perkusi
-
: .....................................................
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
pasien?
Auskultasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Leopold I :untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat di
bagian fundus.
TFU :menentukan tinggi fundus
Leopold II : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil
Kanan : pada bagian kanan ibu (punggung)
Kiri
Biasanya pada partus lama letak janin tidak sesuai, kadang letaknya sungsang
yang akan mempersulit persalinan.
Leopold III
apakah bagaian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
Leopold IV
Durasi :
Perkusi
: ...........................
Kebersihan
Bloody show
VT
atas, terdapat kaput pada bagian terendah (pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4
jam selam kala 1 pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah
Anus:
Hemoroid
apakah
pasien
memiliki
riwayat/sedang
mengalami
hemoroid?
Ektremitas:
- Atas :
Oedema
Varises
CRT
- Bawah :
Oedema
Varises
CRT
Refleks
Pemeriksaan USG
Lampirkan Partograf
V.
DIAGNOSA MEDIS
VI. PENGOBATAN
B. ANALISA DATA KALA I
DATA
DS
ETIOLOGI
:
MASALAH
Pasien Kehamilan
Nyeri akut
mengeluh mulas
yang
dirasakan
menjalar
hingga
ke
pinggang. Uterus
Pasien merasakan membesar
nyeri di bagian
perut
bawah
menjalar
ke
pinggang
dan
Penekanan pada
bertambah kuat
ganglion
DO : Pasien
servikale
tampak meringis
pleksus
dari
Frankenhauser
Terjadi
kontraksi
his
dan
Nyeri akut
DIAGNOS
Nyeri akut
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
NOC Label : Pain NIC
Level
RASIONAL
Label
Pain
management
Ekspresi wajah
Gunakan
kesakitan tidak
terapeutik
ada
Klien
lebih
nyaman
untuk
dari nyeri
Pasien
sudah
respon
tidak mengeluh
dan
tidak
menunjukkan
ekspresi
komunikasi
kesakitan
pasien
nyeri
Memeriksa
pengetahuan
tentang nyeri
Bantu pasien dan keluarga
mencari
dan
mendapatkan support
Control faktor lingkungan
yang
mempengaruhi
ketidaknyamanan
tentang
untuk
terhadap
yang
dirasakan pasien
Lakukan
tindakan
kenyamanan
meningkatkan
seperti
untuk
relaksasi,
pemijatan,
D. IMPLEMENTASI KALA I
TANG
GAL/J
AM
IMPLEMENTASI
EVALUASI/
PAR
RESPON
AF/
KLIEN
NAM
EVALUASI
DIAGN
OSA
S :
O :
A :
P :
2. PENGKAJIAN KALA II
..
DATA
ETIOLOGI
DS:
-
Kehamilan
Pasien
an
ingin
meneran
sakit perut
bertambah
keras
DO:
-
Pasien
Nampak
Bayi menyesuaikan
posisi(kepala bayi) masuk ke
pintu atas panggul
Merangsang Fleksus pintu ats
panggul (franken hausher)
miring
kiri
dan
memegan
g
-
Nyeri akut
Resiko
mengatak
MASALAH
perutnya
Pasien
Nampak
mengeran
g
kesakitan
Merangsang pembukaan
serviks
Ibu merasakan kontraksi yang
semakin lama semakin kuat
Nyeri akut
volume cairan
kekurangan
Ketuban
pecah
(warna
hijau)
Ketuban pecah
Dehidrasi pada
ibu
Resiko
kekurangan
Diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas:
volume cairan
1. Nyeri akut
2. Resiko kekurangan volume cairan
DIAGNOSA
O
1
Nyeri akut
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
NOC Label:
NIC Label:
Pain Level:
Pain Management:
lokasi,
(skala 5 = none)
intensitas
Klien
kerakteristik nyeri
merintih
tidak
lamanya,
dan
menangis (skala 5
meningkatkan
= none)
menurunkan nyeri
Klien
atau
menunjukkan
ekspresi
nonverbal
wajah 4. Ajarkan
terhadap
nyeri
dan
bantu
(skala 5 = none)
nyeri):
dalam
Klien
dapat
mengontrol
nyerinya
dengan
menggunakan
teknik manajemen
nyeri
non
farmakologis
(skala
consistently
alternatif
rasa
nyeri
demonstrated)
-
Klien
dapat
menggunakan
analgesik
sesuai
indikasi. (skala 5 =
consistently
demonstrated)
-
Klien melaporkan
nyeri
terkontrol
(skala
consistently
demonstrated)
Resiko
kekurangan
volume cairan
NOC Label
Fluid Management
Fluid balance
- Tercapai
keseimbangan
Pertahankan
terjadi
intoleransi aktivitas
output
Monitor TTV
Kaji adanya
tanda-
tanda dehidrasi
Berikan cairan infus
IMPLEMENTASI
EVALUASI/
PAR
GAL/J
RESPON KLIEN
AF/
AM
NAM
EVALUASI
DIAGN
OSA
S :
O :
A :
P :
ETIOLOGI
MASALAH
DO:
Bayi lahir
NYERI AKUT
his
untuk
mengeluarkan
plasenta
-
Adanya
Kontraksi
Adanya
untuk
pengeluaran plasenta
Sensasi nyeri
uterus
minimal
-
his
plasenta
yang tersisa
-
Terjadi
Nyeri akut
retensio
plasenta
DS:
-
Resiko Infeksi
DIAGNOS
A
1.
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Resiko
Infeksi
NIC
LABEL:
Control
Infection Control
penularan
infeksi (skala 5)
- Klien dan keluarga
mengembangkan
strategi
yang
efektif
untuk
kontrol
resiko
infeksi (skala 5)
NOC
LABEL:
Knowledge:
lingkungan setelah
digunakan pasien
-Ganti
peralatan
perawatan
sesuai
pasien
kebijakan
institusi
-Ajarkan cara cuci
tangan
untuk
perawatan
kesehatan pribadi
-Cuci
tangan
sebelum
Infection
dan
setelah melakukan
Management
perawatan
pada
- Klien mengetahui
kegiatan
pasien
untuk -Gunakan universal
meningkatkan
ketahanan terhadap
infeksi
- Klien mengetahui
cara
yang
mengurangi
penularan infeksi
- Mengetahui tanda
precaution
Gunakan
handscoon seperti
yang
disarankan
oleh
universal
precaution
-Pakai
pakaian
bersih atau gaun
jika
memegang
bahan infeksius
GAL/J
AM
IMPLEMENTASI
EVALUASI/
PARAF/
RESPON
NAMA
KLIEN
NO.
EVALUASI
DIAGN
OSA
S :
O :
A :
P :
4. PENGKAJIAN KALA IV
A. PENGKAJIAN DATA FOKUS
.
B. ANALISA DATA KALA IV
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DO:
Kelahiran/partum
NYERI AKUT
Ibu
tampak
memegangi
menyebabkan
uterus
menyusut/involusi
daerah nyeri di
abdomen
-
Adanya
Adanya
kontraksi
uterus
menutupnya
pasca
lepasnya
plasenta
Pasien
mengatakan :
-
nyeri
kram
nyeri
seperti
muncul perut
tidak tentu
Nyeri akut
DO:
-
keras
post
partum,
Adanya
meningkat
prolaktin
MENINGKATKAN
PEMBERIAN ASI
pembesaran
kelenjar
susu
hingga di area
sekitar ketiak
payudara
membesar,
tegang
DS :
-
Ibu
mengatakan
payudara
terasa penuh
-
Ibu
Adanya
mengatakan
dini
inisiasi
menyusui
payudara
sedikit nyeri
Kesiapan
meningkatkan
pemberian ASI
RESIKO
PERDARAHAN
Adanya
plasenta yang Berisiko perdarahan uterus :
tersisa
keluarnya
Kontraksi
intravaskuler
pasase
uterus
minimal
-
Risiko perdarahan
Adanya
retensio
plasenta
DS : -
NO
DIAGNOS
A
1.
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
Resiko
Perdarahan
Loss Severity
- Tidak
RASIONAL
Bleeding
terjadi Reduction
terlalu - Dapatkan
riwayat
kulit
tidak
terlihat cemas
- Tidak
terjadi
penurunan
hemoglobin darah
klien
mengenai
kehilangan darah
(onset,
jumlah,
skala
nyeri,
banyaknya
gumpalan)
- Pelajari
mengenai factor
resiko
yang
berhubungan
dengan
perdarahan pada
kehamilan
(merokok,
penggunaan
kokain,
induksi
kehamilan,
hipertensi
dan
plasenta previa)
- Inspeksi
perineum untuk
jumlah
dan
karakter
dari
darah
- Monitor
vital
darah
sesuai kebutuhan
D. IMPLEMENTASIKALA IV
TANGGA
L/JAM
RESPON
KLIEN
IMPLEMENTASI
EVALUASI/
PARAF/ NAMA
NO.
EVALUASI
DIAGN
OSA
S :
O :
A :
P :
Denpasar, ...............2016
Mengetahui,
Pembimbingklinik/ CI
Mahasiswa
(........................................)
(...........................................)
NIP.
NIM
Clinical Teacher/ CT
(...............................................)
NIP.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kelemahan dan hambatan dalam penerapan:
Kemampuan dan sumber daya manusia yang bisa menggunakan alat tersebut.
Keunggulan:
Alatnya berupa Kaplan yang dapat mengukur jarak perineum dengan kepala
bayi dan melihat angel dan dintance
Kemungkinan Intervensi:
Transperineal ultrasound kemungkinan dapat diterapkan mengingat jika terjadi partus
lama saat proses persalinan penanganan yang dilakukan adalah cesar. Oleh sebab itu,
dengan menggunakan transperineal ultrasound petugas dapat memberikan tindakan
segera karena dengan transperineal ultrasound sudah memberikan informasi
mengenai kemungkinan proses persalinan dan waktu yang tersisa dengan persalinan
lama.
BAB V
5.1.KESIMPULAN
Partus lama adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan
dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin. Partus macet
merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan 18 jam
untuk multi gravida.
Penyebab persalinan lama diantaranya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan keluaran his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan sefalopelfik,
pimpinan persalinan yang salah dan primi tua primer atau sekunder.
Transperineal ultrasound kemungkinan dapat diterapkan mengingat jika terjadi partus
lama saat proses persalinan penanganan yang dilakukan adalah cesar. Oleh sebab itu,
dengan menggunakan transperineal ultrasound petugas dapat memberikan tindakan
segera karena dengan transperineal ultrasound sudah memberikan informasi
mengenai kemungkinan proses persalinan dan waktu yang tersisa dengan persalinan
lama.
5.2.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization Country Office for Indonesia. (2013). Persalinan Lama.
Diakses dari http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-17-persalinan-lama/
Piesesha frieska.(2014).partus lama.https://www.scribd.com/doc/236007451/BAB-Ipartus-lama-revisi-Autosaved-docx(sitasi 25 oktober 2016)
Di
rsud
dr.
Moewardi
surakarta
tahun
kesehatan
republik
indonesia.(2012).infodatin.
http
://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf(sitasi
24 oktober 2016)
Anang agus Fatoni.(2013). Hubungan usia ibu, paritas, dan berat lahir Terhadap kala
ii
lama
di
rumah
sakit
adji
Darmo
lebak.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25484/1/Agus%20Anang
%20Fatoni%20-%20fkik%20.pdf (sitasi 25 oktober 2016)