Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN POSTPARTUM DENGAN KALA II LAMA


Di Ruang NifasRSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Tanggal 19 Febuari – 24 Febuari 2018

Oleh:
Wahyu Saputra, S.Kep
NIM. 1730913320036

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
LEMBAR PENGESAHAN

PADA KLIEN DENGAN POSTPARTUM DENGAN KALA II LAMA


Di Ruang Nifas RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Tanggal 19 Febuari – 24 Febuari 2018

Oleh:
Wahyu Saputra, S.Kep
NIM. 1730913320036

Banjarmasin, Agustus 2018

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Fitri Ayatul Azlina, S.Kep,. Ns Nurdiana, S.Kep., Ns


NIK. 1990 20161 198 NIP. 19811028 200903 2 005
POST PARTUM DENGAN KALA II LAMA

1. PENGERTIAN
Kala II lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam
pada primi, dan lebih dari 30 menit sampai 1 jam pada multi. (Sinopsis
Obsestetri, 2010)
Kala II Lama adalah persalinan dengan tidak ada penurunan kepala
> 1 jam untuk nulipara dan multipara. (Sarwono, 2008)
Persalinan lama ialah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam,
baik pada primipara maupun multipara. Persalinan lama dapat terjadi
dengan pemanjangan kala I dan atau kala II. ( Wiknjosastro, 2010).
Penilaian proses persalinan dengan menggunakan partograf sangat
membantu.
Partus Lama adalah perjalanan persalinan yang berlangsung lebih
dari 24 jam, tetapi belum menimbulkan komplikasi maternal atau fetal.

2. ETIOLOGI
Etiologi terjadinya kala II lama ini adalah multikomplek dan tentu
saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang
baik dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
a. Kelainan letak janin
b. Kelainan-kelainan panggul
c. Kelainan kekuatan his dan mengejan
d. Pimpinan persalinan yang salah
e. Janin besar atau ada kelainan kongenital
f. Primi tua primer dan sekunder
g. Perut gantung, grandemulti
h. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum
mendatar
i. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
j. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan.
(Ilmu Kebidanan 2010)
3. PATOFISIOLOGI
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Kemajuan persalinan dalam kala
II dikatakan kurang baik apabila penurunan kepala janin tidak teratur di
jalan lahir, gagalnya pengeluaran pada fase pengeluaran. (Prawirohardjo,
2012)
Kesempitan panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama atau
persalinan macet karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan
oleh ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah
kurang menutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol
dalam vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan
cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul. Persalinan kadang-kadang
terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak (kelainan tractus genitalis).
Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri, dan uterus.
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika
tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. Baik atau
tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri
(frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput
succedaneum.
Pimpinan persalinan yang salah dari penolong, tehnik meneran yang
salah, bahkan ibu bersalin yang kelelahan dan kehabisan tenaga untuk
meneran dalam proses persalinan juga bisa menjadi salah satu penyebab
terjadinya kala II lama.

4. MANIFESTASI KLINIS
a. Janin tidak lahir setelah 1 jam pada multigravida dan 2 jam pada
primigravida dipimpin mengedan sejak pembukaan lengkap.
b. Ibu tampak kelelahan dan lemah.
c. Kontraksi tidak teratur tetapi kuat.
d. Dilatasi serviks lambat atau tidak terjadi.
e. Tidak terjadi penurunan bagian terbawah janin, walaupun kontraksi
adekuat.
f. Molding-sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki (partograf
++)
g. Lingkaran retraksi patologis (lingkaran Bandl) timbul nyeri di bawah
lingkaran Bandl merupakan tanda akan terjadi ruptura uteri.Tidak
adanya his dan syok yang tiba-tiba merupakan tanda ruptura uteri.
(Wiknjosastro, 2010)
h. Kandung kencing ibu penuh. Kandung kencing yang penuh dapat
menahan turunnya janin dan menyebabkan persalinan lama. Pasien
dalam persalinan seharusnya sering kencing (Wiknjosastro, 2010)

5. KOMPLIKASI
Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin.
Diantaranya:
a. Infeksi Intrapartum
Infeksi merupakan bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya
pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri
didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh
korion sehingga terjadi bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin
akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi. 7
b. Ruptur uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius
selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan
pada mereka yang dengan riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi
antara kepala janin dan dan panggul sedemikin besar sehingga kepala
tidak engaged dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah
uterus menjadi sangat teregang yang kemudian dapat menyebabkan
ruptur.
c. Cincin retraksi patologis
Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe
yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini
disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus,
cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman
akan rupturnya segmen bawah uterus.
d. Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul
tetapi tidak maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir
yang terletak diantaranya akan mengalami tekanan yang berlebihan.
Karena gangguan sirkulasi sehingga dapat terjadi nekrosis yang akan
jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula.
e. Cedera otot dasar panggul
Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya
merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan
pervaginum terutama apabila persalinannya sulit.
f. Efek pada janin berupa kaput suksedaneum, moulase kepala janin, bila
berlanjut dapat menyebabkan terjadinya gawat janin.

6. PENATALAKSANAAN
a. Memberikan rehidrasi pada ibu.
b. Berikan antibiotika.
c. Bayi harus dilahirkan.
d. Selalu bertindak aseptik.
e. Perhatikan perawatan kandung kencing.
(Sarwono, 2012)
PATHWAY KALA II LAMA

Kepala Bayi Tidak Teratur di


jalan lahir

Kesempitan Panggul His yang tidak normal Keletihan

Nyeri Akut Kontraksi Uterus

Gangguan pembukaan akibat ketuban pecah


sebelum waktunya

Tekanan Mekanik

Trauma Jaringan Laserasi Risiko Perdararahan

Risiko Infeksi Kekurangan Volume Cairan


ASUHAN KEPERAWATAN

A. Anamnesa
a) Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur ibu yang berusia dibawah 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum, tanda vital dengan
tekanan darah diatas 160/100.
b) Keluhan utama
Nyeri kepala, pusing, penglihatan kabur, bengkak pada ekstremitas atau
tubuh, sering buang air kecil.
c) Data Riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau
penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan pasien. Pada
PEB meliputi pusing, nyeri kepala, nyeri epigastrium, bengkak dan
sering buang air kecil.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
misalnya gizi kurang pada ibu, DM, jantung, hipertensi, masalah
ginekologi/urinary, penyakit endokrin, HIV/AIDS, dll
3) Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan meliputi pada saat kehamilan, persalinan, dan
nifas sebelumnya bagi klien multipara.Jumlah kehamilan
(GPA)jumlah anak hidup, jumlah kelahiran premature, jumlah
kegugura, jumlah persalinan dengan tindakan, riwayat pedarahan,
riwayat kehamilan dengan hypertensi, berat badan bayi lahir
d) Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
B. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya
terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan
penghidu. Hal yang diinspeksi antara lain mengobservasi kulit terhadap
warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan
terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
2) Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
 Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
 Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
 Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal
3) Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
 Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
 Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
4) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
C. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah (albumin yang menurun) dan urin (protein dalam urin +3
atau +4 serta pemeriksaan penunjang.
D. Data lain-lain :
a) Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama
dirawat di RS.
b) Data psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
mekanisme koping yang digunakan.
c) Status sosio-ekonomi: Kaji masalah finansial klien
d) Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju,
apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
e) Kaji kondisi bayi
f) Payudara
g) pemeriksaan genetalia ( vulva oeden / tan )
h) VT
i) Vagina
j) Lochea
E. Diagnosa yang Mungkin Muncul
1) Kekurangan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3) Risiko Infeksi b.d proses persalinan
4) Kecemasan berhubungan dengan lamanya proses persaalinan
No Diagnosa Keperawatan Noc Noc ( Nursing
(Nursing Intervention
Outcome) clasification)
1. Kekurangan volume cairanNoc : Nic :
Setelah dilakukan  Pertahankan
berhubungan dengan gangguan
asuhan catatan intake
mekanisme regulasi keperawatan dan output
selama 1 x 7 jam yang akurat.
kekurangan  Berikan Cairan
volume cairan oral
teratasi dnengan  Monitor Vital
kriteria hasil : sign setiap 15
 Elektrolit, menit-1 jam.
Hb,Hmt dalam
batas normal
 Intake Oral dan
intravena
adekuat
2. Nyeri akut berhubungan dengan Noc : Nic :
Setelah dilakukan  Lakukan
agen cedera biologis
asuhan pengkajian nyeri
keperawatan secara komprehens
selama 1 x 7 jam terdiri dari lokasi,
diharapkan pasien karakteristik,
tidak mengalami durasi,frekuensi,
nyeri dengan kualitas presipitasi.
kriteria hasil :  Pbservasi reaksi
 Mampu nonverbal dari
mengontrol ketidaknyamanan
nyeri  Bntu pasien dan
 Melaporkan keluarga mencari
bahwa nyeri dukungan
berkurang  Berikan informasi
dengan tentang nyeri
menggunakan  Aajarkan tehnik
management non farmakologi
nyeri seperti
 Mampu relaksasi,distraksi,k
mengenali ompress hangat dan
nyeri ( skala, dingin.
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
 Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang.
3. Risiko Infeksi berhubungan Noc : Nic :
Setelah dilakukan  Pertahankan
dengan proses persalinan
asuhan ttindakan tehnik aseptik
keperawatan 1 x 7  Batasi
jamdiharapkan pengunjung
pasien tidak bila perlu
mengalami  Gunakan baju
infeksi dengan dan ssarung
kriteria hasil : tangan sebgai
 Klien bebas alat pelindung
dari tanda dan  Cuci tangan
gejala infeksi. setiap sebelum
dan sesudah
tindakan
keperawatan
 Monitor tanda
dan gejala
infeksi
sistemik ddan
lokal.
4. Kecemasan berhubungan dengan Noc : Nic :
lamanya proses persalinans Setelah dilakukan  Gunakan
asuhan pendekatan
keperawatan yang
kecemasan pada menenangkan
klien teratasi  Jelaskan
dengan kriteria ssemua
hasil : prosedur yang
 Klien mampu dilakukan
mengungkapkan  Temni pasie
gejala cemas untuk
 Vital sign dalam menguragi rasa
batas normal taakut dan
 Postur tubuh, cemas
ekspresi wajh,  Libatkan
menunjukkan keluarga utuk
berkurangnya mendampingi
kecemasan.  Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menyebabkan
kecemasaan`
Daftar Pustaka

Arif, Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: FKUI
Bulechek, G.M., et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). 5th ed.
_____. Diunduh pada hariikamis 21 November 2019 pukul 06.00 wib melalui
https://download/ post...kala-II-lama.docx

Anda mungkin juga menyukai