Anda di halaman 1dari 26

Sistem Rangka

Tujuan
1. Membuat daftar fungsi sistem rangka
2. Menjelaskan struktur dari tulang panjang
3. Menjelaskan peran dari osteoblast dan osteosit
4. Membuat daftar tulang dari skeleton aksial
5. Membuat daftar tulang dari skeleton appendikular
6. Menandai tanda-tanda penting untuk tulang-tulang tertentu pada rangka
7. Membuat daftar jenis-jenis utama dan fungsi dari sendi
8. Menjelaskan jenis gerakan yang terjadi pada sendi diartrosis

Sistem rangka terdiri dari tulang-tulang, sendi-sendi, dan tulang rawan dengan
sendi-sendi. Jaringan tulang hidup dan aktif secara metabolik, tetapi menyebabkannya
mengandung banyak benda mati seperti kalsium dan fosfor. Ia tampak mati dan
kering. Kenyataannya, dunia rangka berasal dari kata Yunani yang berarti badan yang
kering.
Meskipun demikian, sistem rangka adalah sesuatu yang tidak mati. Ia
mengandung 206 tulang yang sangat hidup dan melakukan sejumlah fungsi yang
penting.

Pengaturan dan Fungsi Tulang


Bila anda melihat gambar 8-1, tulang dari sistem rangka diatur untuk menyediakan
kerangka untuk tubuh kita. Sistem rangka memberi kita bentuk dasar. Bayangkan
bagaimana kelihatannya anda bila tanpa tulang.

Sistem Rangka: Apa yang dilakukannya


Sebagai tambahan bagi pembentukan tubuh, sistem rangka melakukan fungsi lain:
 Tulang ekstremitas bawah mendukung berat tubuh
 Tulang mendukung dan melindungi organ tubuh yang lunak. Singkatnya,
kranium membungkus otak, melindunginya dari cedera.
 Dengan bantuan otot, sistem rangka mampu bergerak
 Tulang menyimpan sejumlah mineral, yang paling penting adalah kalsium dan
fosfor
 Sumsum tulang merah memproduksi sel darah

Berbagai ukuran dan bentuk tulang


Tulang memiliki berbagai ukuran dan bentuk, dari tulang berukuran kacang pea di
pergelangan tangan, sampai dengan tulang femur (paha) yang berukuran 24 inchi.
Ukuran dan bentuk tulang menggambarkan fungsinya, singkatnya, mendukung berat
dan dapat menanggung tekanan sampai taraf tertentu. Di sisi lain, sebagian tulang
tengkorak tipis, pipih dan berbentuk kurva. Fungsinya untuk membungkus dan
melindungi otak.
Tulang-tulang diklasifikasikan sebagai berikut:
 Tulang panjang : tulang panjang adalah tulang yang panjangnya lebih panjang
dari lebarnya. Mereka ada di tangan dan kaki.
 Tulang pendek : tulang pendek berbentuk seperti kubus dan terutama
ditemukan di pergelangan tangan dan kaki.

Page 1 of 26
Page 2 of 26
 Tulang pipih : tulang pipih tipis, pipih, dan berbentuk kurva. Mereka
membentuk iga, tulang dada, dan tengkorak.
 Tulang irregular : tulang irregular bentuknya berbeda-beda dan tidak
diklasifikasikan sebagai tulang panjang, pendek dan pipih. Mereka termasuk
tulang panggul, vertebra, dan berbagai tulang tengkorak

Jaringan tulang dan Pembentukan Tulang


Tulang juga disebut jaringan osseous. Sel tulang disebut osteosit, mensekresikan
bahan interselular, yang disebut matriks, yang mengandung kalsium dan mineral-
mineral lain. Mineral-mineral ini didepositkan disekitar serat protein. Serat protein
menyediakan elastisitas. Mineral membuat jaringan tulang keras dan kuat. Jaringan
tulang adalah jarring penghubung yang paling keras.

Tulang Kompak dan Berongga


Dua jenis tulang, atau jaringan osseous, adalah kompak dan berongga (Gambar 8-3).
Tulang kompak merujuk pada kekompakan, jaringan keras tulang yang terutama
ditemukan di batang dari tulang panjang dan permukaan luar dari tulang-tulang lain.
Tulang berongga, atau cancellous kurang kompak. Tulang berongga terutama
terletak di ujung tulang panjang dan di tengah dari tulang-tulang lain.

Page 3 of 26
Tulang kompak dan berongga tampak berbeda dibawah mikroskop. Tulang
kompak dipaket secara ketat, sehingga kekompakannya dapat menyediakan kekuatan
yang sangat besar. Unit mikroskopik dari tulang kompak adalah osteon, atau sistem
haversian. Setiap sistem haversian mengandung osteosit matang yang diatur dalam
lingkungan konsentrik disekeliling pembuluh darah besar. Daerah sekeliling osteosit
diisi dengan serat protein, kalsium, dan mineral-mineral lain. Setiap sistem haversian
terlihat seperti sebuah silinder panjang.
Tulang kompak mengandung banyak sistem haversian yang berjalan secara
parallel satu sama lain. Pembuluh darah penghubung berjalan secara lateral dan
menghubungkan sistem haversian satu sama lain dan dengan dinding periosteum yang
mengelilingi tulang. Jaringan pembuluh darah memastikan bahwa jaringan tulang
menerima suplai darah yang adekuat. Darah menyuplai jaringan dengan oksigen dan
zat-zat gizi yang dibutuhkan.
Tulang berongga, atau cancellous, memiliki struktur yang sangat berbeda dari
tulang kompak (lihat Gambar 8-3, B). Tidak seperti tulang kompak, tulang berongga
tidak mengandung sistem haversian. Dalam tulang berongga, jaringan tulang diatur
dalam piringan yang disebut trabekula. Piringan tulang ini dipisahkan oleh ruang

Page 4 of 26
irregular, atau lubang, dan membuat penampakan tulang berongga seperti “keju
Swiss”. Ruang dalam tulang penting penting karena dua alasan: (1) mereka
mengurangi berat tulang, membuatnya lebih ringan, dan (2) mereka mengandung
sumsum tulang merah. Sumsum tulang merah menyuplai tulang berongga dengan
darah dan juga memproduksi sel darah untuk digunakan di seluruh tubuh.

Tulang Panjang
Pengaturan dari jaringan kompak dan berongga pada sebuah tulang panjang
menentukan kekuatannya. Tulang panjang mengandung tempat pertumbuhan dan
pembentukan kembali dan struktur yang berhubungan dengan sendi (Gambar 8-3, A).
Bagian-bagian dari tulang panjang adalah sebagai berikut:
 Diafisis : Diafisis adalah batang panjang dari tulang. Ia terutama membentuk
tulang kompak dan oleh karena itu menyediakan kekuatan yang memadai.
 Epifisis : Pembesaran ujung tulang panjang adalah epifises. Epifisis dari
sebuah tulang berartikulasi, atau bertemu, dengan tulang kedua pada sebuah
sendi. Setiap epifisis mengandung sebuah lapisan tipis dari tulang kompak
diatas tulang berongga. Epifisis ditutupi oleh tulang rawan.
 Diskus epifisis : Sebuah tulang yang sedang tumbuh mengandung segaris
tulang rawan hialin yang terletak di ujung tulang panjang, diantara epifisis dan
diafisis. Garis tulang rawan ini adalah diskus epifisis, atau lempeng
pertumbuhan. Disinilah pertumbuhan tulang secara longitudinal terjadi.
 Rongga meduler : Rongga meduler adalah rongga ditengah diafisis. Pada
anak-anak, rongga ini diisi oleh sumsum tulang merah untuk produksi sel
darah. Pada orang dewasa, rongga meduler diisi dengan sumsum tulang
kuning dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak. Di dalam rongga
meduler dibatasi dengan jaringan penghubung yang disebut endosteum.
 Periosteum : Periosteum adalah membrane jaringan penghubung berserat yang
liat yang menutupi bagian luar dari diafisis. Dia menempel dengan kuat di luar
tulang pada semua permukaan kecuali tulang rawan sendi. Periosteum
melindungi tulang,
bertindak sebagai titik
perlengketan bagi otot, dan
mengandung pembuluh
darah yang memberi makan
tulang tersebut. Karena
periosteum membawa
suplai darah ke tulang yang
bersangkutan, setiap cedera
pada struktur ini memiliki
konsekuensi yang serius
pada kesehatan tulang.
Seperti organ-organ lain,
kehilangan suplai darah
dapat menyebabkan
kematian tulang.
 Tulang rawan sendi :
Tulang rawan sendi
ditemukan pada permukaan
luar dari epifisis. Ia
membentuk permukaan

Page 5 of 26
yang halus, bersinar yang mengurangi friksi dalam sebuah sendi. Karena
sebuah sendi juga disebut artikulasi, tulang rawan ini dapat disebut tulang
rawan sendi.

Osifikasi
Bagaimana tulang terbentuk? Seorang bayi berumur tiga bulan memiliki sebuah
kerangka seperti rangka dini yang terdiri dari tulang rawan dan membran jaringan
penghubung (Gambar 8-4). Ketika bayi matang, tulang rawan dan jaringan
penghubung berubah menjadi tulang. Pembentukan tulang disebut osifikasi (dari
istilah Latin os, yang berarti tulang). Osifikasi terjadi dengan berbagai macam cara di
tulang pipih dan panjang.

Osifikasi Tulang Panjang


Osifikasi tulang panjang terjadi ketika jaringan tulang menggantikan tulang rawan.
Rangka janin terdiri sebagian besar dari tulang rawan, dan disain tulang rawan pada
janin memberikan sebuah model untuk pembentukan tulang (lihat Gambar 8-4).
Ketika bayi matang, osteoblast menginvasi tulang rawan dan secara bertahap
mengganti tulang rawan dengan tulang. Proses ini berlanjut pada setiap tulang sampai
semua kecuali tulang rawan sendi dan diskus epifisis telah diganti dengan tulang.
Sejalan dengan waktu ketika janin telah matang sebagian besar tulang rawan tubuh
telah diganti dengan tulang. Hanya sebagian lempeng tulang rawan, seperti jembatan
hidung dan bagian dari iga, yang tetap.

Pertumbuhan Tulang
Kematangan dari bayi ke dewasa ditandai dengan dua jenis pertumbuhan tulang.
Tulang tumbuh secara longitudinal dan menentukan tinggi dari seorang individu.
Tulang juga tumbuh lebih tebal dan menjadi lebih lebar untuk menopang berat badan
orang dewasa.

Tumbuh Lebih Tinggi


Pertumbuhan tulang longitudinal terjadi pada diskus epifisis (juga disebut lempeng
pertumbuhan) (lihat Gambar 8-3, A). Tulang rawan yang bersebelahan dengan epifisis
terus memperbanyak diri dan tumbuh kearah diafisis. Meskipun demikian, tulang
rawan disamping diafisis, diinvasi oleh osteoblast dan terjadi penulangan. Sepanjang
tulang rawan terus membentuk di dalam diskus epifisis, tulang terus memanjang.
Pertumbuhan tulang longitudinal berakhir ketika diskus epifisis mengalami
penulangan.
Diskus epifisis sensitive terhadap efek dari hormone tertentu, terutama
hormone pertumbuhan dan hormone seks. Hormon pertumbuhan merangsang
pertumbuhan diskus epifisis, membuat anak lebih tinggi. Meskipun demikian, hormon
seks estrogen dan testosterone menyebabkan diskus epifisis terkunci, sehingga
menghambat pertumbuhan longitudinal lebih lanjut. Karena diskus epifisis terutama
sensitive terhadap efek dari hormone wanita estrogen, gadis cenderung menjadi lebih
pendek dibandingkan dengan anak laki-laki. Sesudah pubertas, yang berhubungan
dengan peningkatan kadar plasma dari hormone seks, pertumbuhan longitudinal
berakhir.

Page 6 of 26
Karena diskus epifisis memainkan peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan tulang longitudinal, cedera pada diskus dapat menghambat pertumbuhan
tulang. Seorang anak yang mengalami cedera diskus, dapat berakhir dengan
tungkainya lebih pendek dibandingkan dengan tungkai yang tidak mengalami cedera.

Tumbuh Lebih Tebal dan Lebih Tinggi


Lama sesudah pertumbuhan tulang longitudinal berakhir, tulang terus bertambah
ketebalan dan lebarnya. Tulang terus diubah bentuknya. Pengubahan bentuk tulang
dilakukan dengan kombinasi antara osteoblast, yang merupakan sel pembentuk
tulang, dan osteoklas, yang merupakan sel penghancur tulang. Osteoblas di dalam
periosteum terus mendepositkan tulang pada bagian permukaan luar.
Gambar 8-5 menunjukkan
bagaimana kegiatan pembentukan
tulang bekerja seperti membangun
sebuah rumah. Ketika osteoblas
membentuk tulang baru, osteoklas,
yang ditemukan pada bagian
permukaan dalam tulang
mengelilingi rongga meduler,
menghancurkan jaringan tulang,
sehingga membuat rongga di
bagian dalam tulang. Aktifitas
osteoklas seperti pematung.
Pembentuk dinding dan pematung
secara bertahap membentuk tulang
yang memiliki rongga yang lebar yang kuat tetapi tidak terlalu berat.
Satu factor yang merangsang pertumbuhan tulang adalah menanggung beban.
Olahraga membuat kalsium tetap di dalam tulang dan meningkatkan massa tulang.
Tulang dari orang yang sering tidur (karena sakit) dan duduk cenderung kehilangan
massa dan mudah patah bila menerima stress. Tidak adanya beban yang dialami oleh
astronot menyebabkan kehilangan massa tulang dan mudah mengalami patah tulang.

Permukaan Tulang Yang Tidak Rata


Permukaan tulang tampak tidak teratur dan kasar. Penampakan ini karena banyaknya
tonjolan, lekukan, dan celah yang disebut penanda tulang. Penonjolan penanda tulang
(tanda yang menonjol keluar) bertindak sebagai tempat menempelnya otot, tendon,
dan ligamen. Celah dan lekukan membentuk jalur perjalanan bagi pembuluh dan saraf
ketika mereka melalui tulang dan sendi. Penonjolan dan depresi juga membantu
membentuk sendi. Singkatnya, kepala dari tulang lengan atas, cocok dengan lekukan
pada tulang bahu, membentuk sendi bahu. Penanda tulang tertentu diringkas dalam
Tabel 8-1. Perhatikan berbagai macam penanda pada tulang tertentu sebagaimana
mereka dideskripsikan.

Page 7 of 26
Tulang Yang
Patah
Kadang-kadang,
sebuah tulang yang
patah, atau fraktur
(Gambar 8-6).
Fraktur sederhana
adalah sebuah patah
dimana kulit yang
membungkus tulang
tersebut masih utuh.
Kerusakan jaringan
setempat minimal.
Patah campuran
adalah patah tulang
yang juga melukai
kulit. Ujung dari
tulang yang patah
biasanya
menyebabkan
kerusakan jaringan
yang luas. Resiko
infeksi merupakan hal yang mesti diperhatikan pada fraktur campuran.
Fraktur greenstick adalah patah tulang yang tidak lengkap. Biasanya terjadi
pada anak-anak. Mengapa disebut fraktur greenstick? Jika anda menekuk sebuah
cabang pohon yang masih muda, cabang tidak akan patah secara lengkap. Cabang
tersebut bereaksi demikian karena ia muda dan lentur seperti sebuah tulang anak-
anak. Tulang anak-anak masih mengandung cukup tulang rawan yang membuat
mereka fleksibel.

Sum It Up!
Sistem rangka terdiri dari tulang-tulang, sendi-sendi, tulang rawan, dan ligamen yang
ditemukan di sekitar sendi. Tulang terdiri dari dua jenis jaringan tulang: kompak
(tulang padat) dan berongga (tulang cancellous). Tulang memiliki berbagai macam
ukuran dan bentuk. Mereka diklasifikasikan sebagai panjang, pendek, pipih, dan
iregular. Kita memulai kehidupan di dalam rahim sebagai sebuah kerangka seperti
rangka yang terdiri dari tulang rawan dan membran jaringan penghubung tipis.
Dengan pematangan, proses pembentukan tulang mengganti sebagian besar dari
tulang rawan dan membran jaringan penghubung tertentu. Ketika seseorang makin
dewasa, rangka membesar, dan tulang tumbuh menjadi lebih panjang, lebih lebar, dan
lebih tebal.

Pembagian Sistem Rangka


Rangka dibagi menjadi rangka aksial dan rangka apendikular (Gambar 8-1). Rangka
aksial termasuk tulang tengkorak, tulang hyoid, tulang telinga tengah, kolumna
vertebralis, dan tulang dada. Rangka apendikular termasuk tulang ekstremitas (tangan
dan kaki) dan tulang panggul dan bahu. Nama-nama dari 206 tulang dari rangka
terdapat dalam Tabel 8-2.

Rangka Aksial

Page 8 of 26
Tengkorak
Tengkorak dibentuk oleh dua kelompok tulang: kranium dan tulang wajah (lihat
Gambar 8-7). Beberapa dari tulang ini mengandung rongga udara yang disebut sinus.
Cranium. Cranium adalah sebuah struktur tulang yang membungkus dan melindungi
otak. Ia tersusun dari delapan buah tulang.
 Tulang frontal: tulang frontal membentuk kening, sebagian dari hidung, dan
sebagian dari struktur tulang yang mengelilingi mata
 Tulang parietal: dua tulang parietal membentuk sebagian besar dari bagian
atas kepala dan sebagian dari sisi kepala.
 Tulang temporal: dua tulang temporal pada sisi kepala, dekat dengan telinga.
Beberapa penanda tulang penting ditemukan pada tulang temporal. Mereka
termasuk meatus auditorium externus, atau lubang telinga; processus
zygomaticus, yang membentuk bagian dari tulang pipi (jangan kaburkan ini
dengan tulang zygomaticus); processus styloideus, penonjolan tajam yang
digunakan sebagai tempat menempelnya bebera otot yang berhubungan
dengan lidah dan larynx; dan processus mastoideus, yang membentuk tempat
penempelan untuk beberapa otot-otot leher.
 Tulang oksipital (lihat Gambar 8-7, C): tulang oksipital terletak di dasar
tengkorak. Lubang besar pada tulang oksipital disebut foramen magnum.
Pada salah satu sisi dari foramen magnum ada penonjolan tulang (condylus
occipitalis) yang terletak pada vertebra pertama dari kolumna vertebralis.
 Tulang sfenoid: tulang sfenoid adalah tulang berbentuk kupu-kupu yang
membentuk bagian dasar dan sisi dari cranium (lihat Gambar 8-7, C). Tulang
sfenoid juga membentuk bagian dari orbit yang mengelilingi mata. Di garis
tengah dari tulang sfenoid ada penekanan yang disebut sella turcica (Turk’s
saddle); ia membentuk tempat duduk bagi kelenjar hipofisis (tidak tampak).
 Tulang ethmoid: tulang ethmoid adalah sebuah tulang berbentuk tidak teratur
yang membantu membentuk struktur tulang dari rongga hidung.

Tulang-tulang Wajah. Wajah terdiri dari 14 tulang wajah, yang sebagian besar
berpasangan (Gambar 8-7). Hanya mandibula dan vomer yang merupakan tulang
tunggal.
 Mandibula: mandibula, tulang rahang bawah, mengandung gigi geligi bagian
bawah. Bagian depan dari mandibula membentuk dagu. Mandibula
membentuk satu-satunya sendi yang dapat bergerak pada tengkorak. Dua
penonjolan pada bagian belakang atas dari mandibula memiliki penjolan
tulang. Tulang ini berartikulasi dengan tulang temporal di temporo-
mandibular joint (TMJ). Penonjolan ini adalah tempat menempelnya otot
pengunyah. TMJ dapat dirasakan sebagai penekanan di depan telinga.
Ketegangan atau stress dapat menyebabkan nyeri pada TMJ. Kondisi ini
sering berhubungan dengan tooth grinding (bruxism) selama tidur.
 Maxilla: maksila memiliki gigi atas. Sebuah perluasan dari maksila,
processsus palatinus, membentuk bagian depan dari langit-langit keras (atap)
dari mulut (lihat Gambar 8-7, C). Tulang-tulang ini juga membentuk sebagian
dari rongga hidung dan orbit mata.

Page 9 of 26
 Tulang palatinus: Dua tulang palatinus membentuk bagian belakang dari
langit-langit keras dan lantai dari rongga hidung. Kegagalan dari tulang
palatinus untuk menyatu menyebabkan sumbing langit-langit, membuat
menyusu sangat sulit bagi seorang bayi. Untungnya, sumbing langit-langit
dapat diperbaiki melalui pembedahan.
 Tulang zigomatikus: tulang zigomatikus adalah tulang pipi. Mereka juga
membentuk sebuah bagian dari orbit mata.

Page 10 of 26
 Tulang-tulang wajah lainnya: beberapa tulang-tulang lainnya melengkapi
struktur wajah. Tulang-tulang ini adalah tulang lakrimalis, tulang hidung,
tulang vomer, dan konka nasalis inferior.

Sinus-sinus. Sinus-sinus, rongga


berisi udara yang terletak di
beberapa tulang di tengkorak,
melakukan dua fungsi penting.
Pertama, mereka mengurangi
berat dari tengkorak karena mreka
adalah rongga kosong, bukan
tulang padat. Kedua, mereka
memperkuat dan meningkatkan
bunyi suara.
Keempat sinus itu disebut sinus
paranasal karena mereka
mengelilingi dan berhubungan
dengan struktur hidung (Gambar
8-8). Nama-nama dari keempat
sinus menggambarkan lokasinya
dalam berbagai tulang tengkorak:
sinus frontal, sinus etmoid, sinus
sfenoid, dan sinus maksilaris.
Karena sinus berhubungan
dengan saluran hidung dan
tenggorokan, infeksi dapat menyebar dari hidung dan tenggorokan ke sinus. Infeksi
tersebut disebut sinusitis. Mereka mengalami kekakuan dan nyeri pada daerah wajah
yang terkena.

Bagaimana tulang-tulang kepala bersatu. Tulang-tulang dari kepala orang dewasa


membentuk sendi yang unik yang disebut sutura (lihat gambar 8-7). Sutura
menyatukan tulang-tulang kepala seperti resleting. Sutura utama adalah sutura korona
(artinya mahkota, dari bahasa Latin corona), sutura lambdoida, dan sutura skumosa.
Tidak seperti tulang lain di dalam tubuh, tidak ada gerakan signifikan yang terjadi
diantara tulang-tulang kepala.

Kepala Bayi. Dua perbedaan utama diantara kepala bayi dan kepala orang dewasa
adalah fontanel dan sutura yang belum menyatu.
Kepala bayi memiliki daerah yang belum diubah menjadi tulang. Sebaliknya
daerah tersebut dilapisi oleh selaput tipis. Karena daerah ini lembut bila disentuh,
bagian tersebut disebut titik lunak. Juga ritme dari denyut jantung bayi dapat
dirasakan di titik lunak tersebut, dan daerah tersebut juga disebut fontanel, yang
artinya “air mancur kecil.”

Page 11 of 26
Dua fontanel utama adalah fontanel anterior yang lebih besar, berbentuk intan,
dan fontanel posterior oksipital yang lebih kecil, berbentuk segitiga (Gambar 8-9).
Ketika anak mencapai usia 2 tahun, fontanel ini secara bertahap akan diubah menjadi
tulang dan tidak dapat lagi dirasakan.
Fontanel adalah satu alasan
kenapa tulang kepala bayi lebih
dapat bergerak dibandingkan dengan
tulang kepala orang dewasa. Alasan
lain adalah bahwa sutura pada kepala
bayi belum menyatu. Sutura yang
belum menyatu tersebut
memungkinkan kepala tersebut
ditekan selama proses persalinan.
Hal tersebut juga memungkinkan
pertumbuhan otak dan kepala
sesudah kelahiran dan sepanjang
masa kanak-kanak.
Kadang-kadang, sutura dari
kepala bayi menyatu terlalu cepat,
menghambat pertumbuhan otak.
Kondisi ini disebut mikrosefali dan
ditandai dengan kepala yang kecil
dan rusaknya fungsi kecerdasan.
Kadang-kadang tulang kepala
membesar terlalu banyak.
Singkatnya, jika terjadi penumpukan
cairan yang berlebihan dalam otak
dari bayi, tulang dipaksa untuk
berpencar, dan kepala membesar.
Kondisi ini disebut hidrosefalus (atau
apa yang disebut oleh orang awam
sebagai “air dalam otak”).

Gambar 8-10. Kolumna


vertebralis

Page 12 of 26
Tulang hyoid. Tulang hyoid adalah tulang berbentuk U yang terletak di leher. Ia
terkait pada lidah dan berhubungan dengan proses menelan. Ia adalah satu-satunya
tulang yang tidak berartikulasi dengan tulang lain.

Tulang-tulang telinga tengah. Setiap telinga mengandung tiga tulang-tulang kecil


yang disebut ossicles.

Kolumna vertebralis
Kolumna vertebralis, atau tulang belakang, memanjang dari kepala ke pelvis (Gambar
8-10). Kolumna vertebralis terdiri dari serangkaian tulang yang disebut vertebrae.
Vertebrae tersusun dalam sebuah kolom, sehingga diistilahkan sebagai kolumna
vertebralis. Diantara vertebrae terdapat diskus tulang rawan yang bertindak sebagai
penyerap goncangan. Kolumna vertebralis melakukan empat fungsi utama: dia
membentuk struktur pendukung bagi kepala dan dada; dia membentuk penempelan
pada korset panggul (pelvic girdle); dia membungkus dan melindungi korda spinalis
yang memanjang dari otak ke daerah lumbal; dan dia memberikan fleksibilitas bagi
tubuh.
Vertebrae dinamakan sesuai dengan lokasinya pada tubuh. Singkatnya, tujuh
vertebrae servikal (C1 – C7) terletak di daerah leher; ke dua belas vertebrae toraks
(T1 – T12) terletak di daerah dada; dan lima vertebrae lumbal (L1 – L5) terletak di
daerah punggung bawah. Jika anda meletakkan tangan anda pada panggul anda, anda
berada pada tingkat L4. Sebagai tambahan, lima vertebrae sakral menyatu menjadi
satu sakrum. Sakrum membentuk dinding belakang dari pelvis. Empat sampai lima
vertebrae koksigeus kecil menyatu menjadi satu koksigeus, tulang ekor. Orang
dewasa memiliki 26 buah vertebrae.

Kurvatura. Bila dilihat dari samping, kolumna vertebrae memiliki empat kurvatura
normal (lihat gambar 8-10); kurva leher, kurva dada, kurva lumbal, dan kurva sakral.
Arah dari kurvatura penting. Kurvatura leher dan lumbar melengkung ke depan dari
tubuh. Kurvatura dada dan sakral melengkung menjauh dari depan tubuh. Kurvatura
ini membuat posisi kepala berada di tengah tubuh, sehingga memberikan
keseimbangan yang dibutuhkan untuk berjalan dalam posisi tegak.
Kurvatura
dari spina bayi
berbeda.
Kurvatura
tunggalnya
menjauh dari
depan tubuh.
Kurvatura leher
berkembang pada
waktu 3-4 bulan
setelah kelahiran
ketika bayi mulai
mengangkat
kepalanya.
Kurvatura lumbal
berkembang pada
umur sekitar 1
tahun, ketika anak mulai berjalan.

Page 13 of 26
Gambar 8-11 menggambarkan beberapa kurvatura spina yang tidak normal.
Skoliosis merujuk pada kurvatura lateral, bisanya melibatkan vertebrae toraks. Jika
berat, kurvatura lateral dapat menekan organ perut. Dia juga dapat mengurangi
pengembangan rongga dada, oleh karena itu mengganggu pernapasan. Kiposis adalah
kurvatura toraks yang berlebihan. Kadang-kadang disebut huchback. Lordosis dalah
kurvatura lumbar yang berlebihan dan kadang-kadang disebut swayback.
Ketidaknormalan ini dapat terjadi karena faktor genetik atau dapat berkembang
sebagai respon terhadap penyakit atau posisi yang salah. Karakteristik dari
vertebrae. Vertebrae adalah sebuah tulang ireguler yang mengandung beberapa
struktur khusus (Gambar 8-12). Badan dari vertebrae diganjal oleh diskus tulang
rawan dan mendukung berat vertebrae yang duduk diatasnya. Berbagai tonjolan
menyediakan tempat menempel atau artikulasi bagi ligamen, otot, dan tulang lain.
Foramen vertebrae
adalah lubang untuk korda
spinalis. Vertebrae
tersusun rapi, sehingga jika
anda meraba punggung
anda, anda akan merasakan
prosesus spinalis. Atas
dasar inilah, kolumna
vertebralis juga disebut
spine. Perhatikan bahwa
vertebrae menjadi semakin
besar ketika kolumna
vertebralis turun ke bawah.
Vertebrae yang lebih besar
membawa beban yang
lebih berat.
Vertebrae memiliki
lamina seperti batang.
Prosedur bedah yang
disebut laminektomi dapat
dilakukan untuk
menyingkirkan vertebrae
yang rusak. Kadang-
kadang beberapa vertebrae menyatu untuk menstabilkan bagian dari kolumna
vertebralis. Prosedur ini disebut penyatuan spina.

Dua vertebrae khusus: Atlas (C1) dan Axis (C2). Vertebra servikal pertama dan
kedua memiliki beberapa gambaran yang khusus (lihat Gambar 8-12). Vertebra
servikal pertama (C1) disebut atlas. Atlas tidak memiliki badan tetapi memiliki
bagian yang padanya cocok proyeksi tulang dari tulang oksipital dari kepala. Atlas
mendukung tengkorak dan memungkinkan anda untuk mengangguk. Dia dinamakan
atlas berdasarkan tokoh mitos Yunani, Atlas, yang membawa bumi pada bahunya.
Vertebra servikal kedua (C2) disebut axis. Axis memiliki sebuah proyeksi
yang cocok bagi atlas dan bertindak sebagai tempat berputar bagi atlas. Axis
memungkinkan kepala anda untuk berputar dari satu sisi ke sisi lain ketika anda
menggelengkan kepala.

Page 14 of 26
Diskus intervertebralis. Sebuah lapisan tulang rawan yang disebut sebuah diskus
memisahkan vertebrae satu sama lain. Karena diskus terletak diantara vertebrae,
mereka disebut diskus intervertebralis. Diskus menciptakan ruang bagi saraf spinal.
Diskus juga bertindak seperti pelindung yang mencegah gesekan antar vertebrae dan
menyerap goncangan ketika berlari, meloncat dan berjalan.
Kadang-kadang, sebuah diskus keluar dari tempatnya dan menekan saraf
disekitarnya, tekanan ini menyebabkan nyeri yang amat sangat dan kadang-kadang
membutuhkan pembedahan untuk menyingkirkan diskus yang menonjol tersebut.

Sangkar Dada
Sangkar dada adalah sangkar tulang yang berbentuk kerucut yang mengelilingi dan
melindungi paru-paru, jantung, dan pembuluh darah besar (Gambar 8-13). Dia
memainkan peran yang penting dalam pernapasan dan membantu mendukung tulang
bahu. Sangkar dada terdiri dari sternum, iga-iga, dan vertebrae toraks.

Sternum. Sternum atau tulang dada, adalah sebuah tulang berbentuk pisau kecil yang
terletak di depan dada. Ketiga bagiannya adalah manubrium, badan, dan prosesus
xyphoideus. Prosesus xyphoideus adalah ujung dari sternum. Dia bertindak sebagai
patokan untuk resusitasi kardiopulmoner (CPR)

Iga-iga. Dua belas pasang iga menempel dibagian belakang pada vertebrae toraks. Di
depan, tujuh pasang iga menempel secara langsung ke sternum dengan perantaraan
tulang rawan. Mereka disebut iga asli. Lima pasang berikutnya menempel secara
tidak langsung ke sternum atau tidak menempel sama sekali. Mereka disebut iga
palsu. Dua pasang paling bawah dari iga palsu tidak memiliki penempelan dengan
sternum dan oleh karena itu disebut iga melayang. Karena lokasi mereka dan
kekurangan dukungan dari sternum, mereka mudah patah.
Diantara tulang iga ada otot intercostal. Kontraksi otot ini membantu
menggerakkan sangkar dada selama pernapasan. Jika ada meletakkan tangan anda ke
dada anda dan mengambil napas dalam, anda akan merasakan sangkar dada bergerak
ke atas dan ke luar.

Page 15 of 26
Rangka Appendikular
Rangka appendikular terdiri dari tulang-tulang korset bahu, ekstremitas atas (lengan),
korset panggul, dan ekstremitas bawah (paha dan tungkai) (lihat gambar 8-1).

Korset Bahu
Korset bahujuga disebut korset pektoral. Setiap bahu mengandung dua tulang: satu
klavikula dan satu skapula (Gambar 8-14). Bahu mendukung lengan dan bertindak
sebagai sebuah tempat penempelan otot. Korset bahu dirancang untuk fleksibilitas
yang besar. Gerakkan bahu anda dan lengan atas memutar dan perhatikan bagaimana
banyaknya gerakan yang dapat anda lakukan. Bandingkan hal ini dengan gerakan
terbatas yang dilakukan oleh siku dan lutut.

Page 16 of 26
Klavikula. Klavikula juga disebut tulang kerah baju (collar-bone). Dia tampak seperti
batang panjang dan berartikulasi dengan sternum dan skapula. Klavikula membantu
menstabilkan bahu. Meskipun demikian, penempelannya lemah dan mudah
mengalami dislokasi atau patah. Klavikula adalah tulang dalam tubuh yang paling
sering patah.

Skapula. Skapula juga disebut pisau bahu atau tulang sayap. Dua tonjolan besar pda
skapula memungkinkannya untuk berartikulasi dengan klavikula dan bertindak
sebagai titik penempelan untuk otot lengan dan dada. Rongga glenoid pada skapula
adalah tempat dimana kepala humerus (tulang lengan atas) berada, oleh karena itu
memungkinkan anda memutar lengan anda pada bahu. Perhatikan bahwa prosesus
akromion dan prosesus korakoid pada skapula dekat dengan rongga glenoid. Kedua

Page 17 of 26
prosesus bertindak sebagai titik penempelan ligamen dan otot. Prosesus akromion
membentuk titik akhir dari bahu.

Ekstremitas Atas (Lengan)


Anggota gerak bagian atas terdiri dari tulang-tulang lengan atas (humerus); lengan
bawah (radius dan ulna); dan tangan (karpal, metakarpal, dan jari-jari).

Humerus. Humerus adalah tulang panjang dari lengan atas. Humerus terdiri dari
sebuah kepala, yang masuk ke dalam rongga glenoid dari skapula, yang
memungkinkan lengan atas untuk berputar pada sendi bahu. Pada ujung lain dari
humerus ada beberapa prosesus yng memungkinkannya untuk berartikulasi dengan
tulang dari lengan bawah. Fossa olekranon adalah depresi dari humerus yang
menahan prosesus olekranon dari ulna ketika siku diekstensikan.

Radius. Radius adalah salah satu dari dua tulang lengan bawah. Letaknya di “bagian
jempol” ketika telapak tangan dihadapkan ke atas. Kepala dari radius berartikulasi
dengan humerus dan ulna. Tuberositas radialis di bagian ujung proksimal dari radius
adalah tempat penempelan satu otot yang bertanggung jawab untuk memfleksikan
lengan bawah pada siku.

Ulna. Ulna adalah tulang kedua dari lengan bawah. Lengan yang lebih panjang dari
kedua tulang lengan bawah, yaitu ulna, terletak di sisi kelingking dari lengan bawah.
Dia memiliki prosesus dan depresi yang memungkinkannya untuk berartikulasi
dengan humerus, radius, dan tulang-tulang pergelangan tangan (karpal). Prosesus
olekranon dari ulna adalah apa yang anda rasakan sebagai titik tulang dari siku.

Perhatikan hubungan dari radius terhadap ulna ketika tangan bergerak dari posisi
supinasi ke pronasi. Ketika supinasi, kedua tulang paralel. Ketika pronasi, kedua
tulang menyilang untuk melakukan gerakan ini.

Tangan. Tangan tersusun dari pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari.
Pergelangan tangan terdiri dari delapan tulang yang disebut tulang-tulang karpal,
yang secara ketat diikat oleh ligamen. Lima tulang metakarpal membentuk telapak
tangan dari tangan; setiap tulang metakarpal segaris dengan sebuah jari. 14 tulang jari
disebut phalanges, atau digital.
Perhatikan bahwa setiap jari memiliki tiga tulang kecuali jempol, yang hanya
memiliki dua tulang.

Gelang Panggul
Gelang panggul atau pelvis, terdiri dari dua tulang koksa, sakrum dan koksigius
(Gambar 8-15, A). Gelang panggul melakukan tiga fungsi: menahan berat badan;
bertindak sebagai penempelan dari tungkai; dan melindungi organ-organ yang terletak
dalam rongga pelvis, termasuk kandung kemih dan organ-organ reproduksi.

Perbedaan Laki-laki dan Perempuan. Perbedaan antara pelvis laki-laki dan


perempuan berhubungan dengan peran melahirkan dari perempuan. Secara umum,
pelvis perempuan lebih luas dan lebih dangkal dibandingkan dengan pelvis laki-laki.
Pelvis laki-laki sempit dan berbentuk corong.

Page 18 of 26
Tulang Koksa. Tulang koksa disebut os coxae, atau tulang panggul (Gambar 8-15,
B). Setiap tulang koksa terdiri dari tiga bagian: ilium, ischium, dan pubis. Ketiga
tulang tersebut bergabung bersama untuk membentuk sebuah depresi yang disebut
acetabulum. Acetabulum penting karena dia menerima kepala dari femur dan oleh
karena itu memungkinkan paha untuk berputar pada sendi panggul.

Ilium. Ilium adalah bagian terbesar dari tulang koksa. Ilium merupakan bagian tulang
yang melebar keluar dan dapat dirasakan di panggul. Tepi luar dari ilium disebut iliac
crest. Ilium menghubungkan
punggung dengan sakrum,
ilium menghasilkan sel-sel
darah dan merupakan tempat
yang lazim bagi biopsi sumsum
tulang.

Ischium. Ischium adalah


bagian paling bawah dari tulang
koksa. Iscium terdiri dari tiga
struktur penting: tuberositas
ischium, spina ischium, dan
greater sciatic notch.
Tuberositas ischium adalah
bagian dari tulang koksa yang
menjadi tumpuan ketika kita
duduk. Spina ischium menonjol
ke rongga panggul dan
mempersempit mulut panggul.
Jika spina dari kedua tulang
ischium wanita terlalu
berdekatan, mulut pelvis
menjadi terlalu kecil untuk
memungkinkan kelahiran
seorang bayi. Pengukuran jarak
diantara kedua spina
memberikan informasi yang
berharga tentang mungkin
tidaknya pelvis untuk proses
persalinan. Greater sciatic
notch adalah tempat dimana
pembuluh darah dan saraf
sciatica melewati rongga pelvis
ke dalam bagian paha belakang.

Pubis. Pubis adalah bagian


paling depan dari tulang koksa.
Dua tulang pubis bersatu di
depan sebagai symphysis
pubis. Sebuah diskus tulang
rawan memisahkan tulang-
tulang pubis di symphysis

Page 19 of 26
pubis. Pada wanita, diskus meluas sebagai respon terhadap hormon kehamilan, oleh
karena itu memperbesar rongga panggul untuk menyediakan ruang yang lebih besar
untuk pertumbuhan fetus.

Sebuah lubang besar yang disebut foramen obturator dibentuk sebagai gabungan
tulang pubis dengan sebuah bagian dari ischium. Obturator adalah foramen terbesar
dalam tubuh. Pembuluh darah dan saraf melewati obturator foramen dari rongga
pelvis ke dalam paha depan.

Apa yang dimaksud dengan pelvis benar dan pelvis salah? Pelvis salah adalah daerah
yang dikelilingi oleh bagian yang melebar dari dua tulang ilium (Gambar 8-15, C).
Pelvis benar terletak di bawah pelvis salah dan lebih kecil. Pelvis benar adalah
sebuah cincin yang dibentuk oleh penyatuan dari tulang-tulang pelvis; ini juga disebut
pelvic brim. Pelvis benar memiliki sebuah daerah inlet dan outlet. Pada wanita,
dimensi dari daerah ini penting karena mereka harus cukup besar untuk
memungkinkan lewatnya seorang bayi selama persalinan.

Ektremitas Bawah
Ekstremitas bawah termasuk, tulang-tulang paha (femur); lutut (patella), tungkai
bawah (tibia dan fibula); dan kaki (tarsal, metatarsal, dan jari-jari) (Gambar 8-16)

Femur. Femur adalah tulang paha; dia adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam
tubuh. Femur berartikulasi dengan tulang koksa untuk membentuk panggul dan
dengan tulang-tulang tungkai bawah membentuk lutut. Kepala dari femur terletak
pada acetabulum dari tulang koksa dan memungkinkan paha untuk berputar pada
sendi panggul. Kepala femur berlanjut sebagai leher. Sejumlah penonjolan tulang
terletak pada femur. Yang paling penting adalah trochanter major dan minor.
Trochanter menyediakan tempat penempelan bagi sebagian otot-otot.

Pada orang yang lebih tua, leher dari femur seringkali patah, menyebabkan patahnya
panggul. Imobilitas (istirahat sambil tidur) dapat menyebabkan komplikasi yang
serius. Sebagai contoh, karena berat dari tungkai, pasien yang harus menjalani tirah
baring dapat mengalami rotasi keluar dari panggul. Jika hal ini berkembang terus,
rotasi keluar ini membuat berjalan menjadi sangat sulit dan oleh karena itu menunda
rehabilitasi. Untuk mencegah rotasi keluar dari panggul, sebuah roll trochanter dapat
diletakkan di bawah panggung pada tempat trochanter major.

Patella. Patella adalah lutut. Terletak di dalam tendon yang melalui lutut.

Tibia dan Fibula. Tibia dan fibula membentuk tungkai bawah. Tibia adalah tulang
kering dan berartikulasi dengan paha di lutut. Tibia adalah tulang penahan beban dari
tungkai bawah. Sebuah protuberans disebut tuberositas tibia adalah tempat
penempelan otot-otot dan ligamen dari paha. Pada ujung distal dari tibia, sebuah
protuberance disebut maleolus medialis berartikulasi dengan tulang-tulang
pergelangan kaki bagian dalam.

Page 20 of 26
Fibula adalah tulang yang lebih tipis yang terletak di samping di sepanjang tibia pada
tungkai bawah. Bagian ujung proksimal fibula berartikulasi dengan tibia. Bagian
ujung bawah membentuk malleolus lateral, yang berartikulasi dengan tulang-tulang
pergelangan kaki bagian luar.

Kaki. Setiap kaki (Gambar 8-17) memiliki sebuah pergelangan kaki, sebuah telapak
kaki dan lima buah jari kaki. Tujuh tulang tarsal membentuk pergelangan kaki.
Bagian paling proksimal dari tulang tarsal, talus, mengartikulasikan tibia dan fibula.
Sebagian besar berat tubuh disokong oleh calcaneus atau tulang tumit. Telapak kaki
dibentuk oleh lima tulang metatarsal. Bola kaki dibentuk oleh bagian ujung distal
dari metatarsal. Tarsal, metatarsal, dan tendon serta ligamen yang berhubungan
membentuk kelengkungan pada telapak kaki. Jika ligamen dan tendon menjadi

lemah, kelengkungan tersebut akan jatuh dan orang yang mengalami hal itu akan
disebut memiliki kaki yang datar. Jari-jari kaki memiliki 14 tulang jari.

Sendi-sendi
Sebuah sendi, atau artikulasi adalah tempat dimana dua tulang bertemu. Sendi
melakukan dua fungsi: mereka menahan tulang agar tetap bersama, dan mereka
menyediakan fleksibilitas bagi rangka yang kaku (rigid). Tanpa sendi, tidak akan
berjalan seperti robot. Pikirkan bagaimana “lucunya” seorang pemain bola basket jika
seluruh rangkanya kaku! Sendi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok
berdasarkan jumlah gerakannya: tidak dapat digerakkan, dapat digerakkan sedikit, dan
dapat bergerak bebas (Tabel 8-3)

Sendi yang tidak dapat digerakkan

Page 21 of 26
Sendi yang tidak dapat digerakkan disebut synarthrosis. Sutura di kepala adalah
sendi yang tidak dapat digerakkan. Sutura dibentuk dari tepi tulang yang tidak teratur
yang saling mengunci dan diikat oleh jaringan penghubung fibrosa.

Sendi yang dapat digerakkan sedikit


Sendi yang dapat digerakkan sedikit disebut amphiarthroses. Gerakan yang terbatas
biasanya dilakukan oleh tulang yang dihubungkan dengan sebuah diskus tulang
rawan. Singkatnya, gerakan kolumna spinalis terjadi pad diskus intervertebralis.
Selama kehamilan, simpifis pubis memungkinkan pelvis untuk melebar.

Sendi yang bergerak secara bebas


Sendi yang bergerak secara bebas disebut diarthroses; mereka menyediakan lebih
banyak fleksibilitas dan gerakan dibandingkan dengan dua jenis sendi yang lain.
Sebagian besar dari sendi dari sistem rangka bergerak secara bebas. Semua sendi yang
bergerak secara bebas adalah sendi synovial. (Gambar 8-18). Pada sendi synovial
yang khas termasuk struktur-struktur berikut ini:
 Tulang rawan sendi: permukaan artikulasi dari setiap dua tulang dilapisi
dengan tulang rawan sendi, membentuk permukaan yang halus dalam sendi.
 Kapsul sendi: kapsul sendi dibentuk oleh jaringan penghubung fibrosa.
Kapsul tersebut membungkus sendi dalam sebuah penutup kuat seperti
pakaian yang membungkus lengan.
 Membran synovial: yang melapisi kapsul sendi adalah membran synovial.
Membran ini membentuk cairan synovial ke dalam rongga sendi.
 Cairan synovial: cairan synovial membasahi tulang dalam sendi, sehingga
mengurangi friksi dalam sendi
 Bursae: sebagian sendi synovial mengandung bursae (tunggal, bursa). Bursae
adalah kantung kecil dari cairan synovial diantara sendi dan tendon yang
melintasi sendi. Bursae memungkinkan tendon untuk bergerak secara halus
ketika tulang bergerak. Penggunaan sendi yang berlebihan dapat menyebabkan
peradangan yang nyeri dari bursae yang disebut bursitis. Tennis elbow adalah
bursitis yang disebabkan penggunaan sendi siku secara berlebihan dan tidak
tepat.
 Ligamen pendukung: ligamen pendukung mengelilingi sendi. Ligamen ini
menyatukan tulang-tulang yang berartikulasi satu sama lain dan menstabilkan
sendi. Kadang-kadang ligamen diregangkan atau ditarik, menyebabkan nyeri
dan kehilangan mobilitas.

Lutut: Sendi Synovial


Sendi lutut adalah satu contoh dari sebuah sendi synovial (Gambar 8-18). Sebagai
tambahan bagi semua struktur yang ada dalam sebuah sendi synovial, sendi lutut
mengandung bantalan tambahan dalam bentuk tulang rawan yang lunak, meniscus
medialis dan meniscus lateralis, yang berada di tibia. Seperti sendi-sendi synovial
lainnya, sendi lutut diperkuat oleh ligamen pendukung, terutama ligamen cruciformis.
Meniscus medialis dan meniscus lateralis seringkali cedera atau robek pada
atlit. Tulang rawan yang robek (biasanya meniscus medialis) dibuang dengan bedah
arthroskopi. Sebuah athroskop adalah tabung untuk melihat yang memungkin dokter
bedah untuk melihat ke dalam sendi lutut. Ligamen cruciformis adalah struktur lain
yang seringkali membutuhkan perbaikan secara pembedahan.

Page 22 of 26
Sendi synovial yang dapat bergerak
Tubuh memiliki beberapa sendi synovial yang dapat bergerak secara bebas. Jenis
gerakan dan derajat fleksibilitas bervariasi dari berbagai macam sendi-sendi tersebut.
Singkatnya, jika anda menggerakkan siku anda, lengan bawah anda akan bergerak
baik ke atas maupun ke bawah seperti dua papan yang disatukan oleh engsel. Gerakan
ini sangat berbeda dengan gerakan tangan pada sendi bahu. Baik sendi siku maupun
bahu bergerak secara bebas, tapi jenis gerakannya berbeda.
Enam jenis dari sendi yang bergerak bebas diklasifikasikan sehubungan
dengan jenis gerakan yang dimungkinkan oleh sendi (Gambar 8-19 dan Tabel 8-3).
Tiga dari sendi-sendi ini adalah sendi engsel, sendi peluru, dan sendi pivot.

Sendi Engsel
Sendi engsel memungkinkan gerakan yang mirip dengan gerakan dua buah papan
yang disatukan oleh engsel. Engsel memungkinkan gerakan pada satu arah, dimana
sudut di engsel tersebut bertambah atau berkurang. Yang termasuk sendi engsel
adalah siku, lutut, dan jari-jari.

Sendi Peluru

Page 23 of 26
Sendi peluru dibentuk ketika ujung tulang yang berbentuk bola cocok dengan soket
berbentuk cangkir pada tulang yang lain, sehingga tulang dapat bergerak ke berbagai
macam arah diseputar titik pusat. Sendi bahu dan dan panggul adalah sendi peluru.
Kepala humerus pas berada di dalam rongga glenoid dari scapula dalam sendi bahu.
Kepala femur pas berada dalam acetabulum dari tulang coxae dalam sendi panggul.

Sendi Pivot
Sendi pivot memungkinkan rotasi diseputar panjang dari sebuah tulang. Sendi pivot
hanya memungkinkan untuk rotasi. Sebuah contoh adalah gerakan menggeleng-
gelengkan kepala yang berarti “tidak”. Rotasi ini terjadi karena atlas (vertebra cervical
pertama) berputar pada axis (vertebra cervical kedua).

Jenis-jenis gerakan sendi


 Fleksi: gerakan pada sendi yang menurunkan sudut diantara tulang (tekukkan
tungkai bawah pada lutut atau jari-jari)
 Ekstensi: Meluruskan sendi sehingga sudut diantara tulang bertambah
(misalnya luruskan tungkai pada lutut atau jari-jari untuk membuka tangan)
 Plantar fleksi: menekukkan kaki ke bawah, seperti pada tarian jempol
 Dorsofleksi: menekukkan kaki ke atas, ke tungkai
 Hiperekstensi: mengektensikan sendi diluar dari posisi lurus yang biasa
dilakukan, seperti menggerakkan tangan ke permukaan atas dari pergelangan
tangan
 Abduksi: gerakan menjauh dari garis tengah tubuh (gerakkan tungkai bawah
anda ke samping, menjauhi tubuh anda)
 Adduksi: gerakan ke garis tengah tubuh (kembalikan tungkai bawah anda ke
tubuh anda)
 Inversi: arahkan tapak kaki anda ke bagian dalam sehingga berhadapan
dengan kaki sebelahnya

Page 24 of 26
 Eversi: kembalikan telapak kaki anda ke luar
 Supinasi: arahkan tangan anda sehingga telapak tangan menghadap ke atas
 Pronasi: arahkan tangan anda sehingga telapak tangan menghadap ke bawah

Page 25 of 26
 Sirkumduksi: kombinasi gerakan, seperti gerakan tangan memutar yang
dilakukan oleh pelempar bola ketika melempar bola softball

Page 26 of 26

Anda mungkin juga menyukai