Kehamilan Sehat
Disusun Oleh :
NIM : 2215901002
Kelas :A
Disusun oleh:
Nama : AISYAH FISTAMAYA
NIM : 2215901002
KELAS :A
Tanggal Pemberian Asuhan : 27 Januari 2023
Disetujui:
Kepala Ruangan
Tanggal: 27 Januari 2023 (Sri Anita Kusuma, S.Tr.Keb, Bd)
Di: Puskesmas Blega NIP.1976057 200701 2 013
Pembimbing Institusi
Tanggal: 27 Januari 2023
Di: STIKes Ngudia Husada Madura ( Rila Rindi Antina, S.ST, M. AP, M. Kes)
NIDN. 0718108802
Pembimbing Kasus
Tanggal: 27 Desember 2023
Di: Puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma, S.Tr.Keb, Bd)
NIP.1976057 200701 2 013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di
Puskesmas Blega.
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Prodi Profesi
Bidan STIKes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan
selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia
masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 305 per
100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global Sustainable Development
Goals (SDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh
dari target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar
mencapai target SDGs di tahun 2030. (Kemenkes, 2015)Adapun jumlah AKI di Kota
Surabaya pada tahun 2014 merupakan tertinggi di Jawa Timur (Dinkes Prov. Jatim,
2015).
Dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2015 disebutkan penyebab
utama kematian ibuadalah eklampsia, perdarahan, penyakit jantung, dan infeksi. Salah
satu faktor risiko eklampsia adalah kehamilan pertama atau primipara (Prawirohardjo,
2010).Kehamilan pertama merupakan pengalaman pembentukan kehidupan yang
membawa perubahan sosial dan psikologis yang besar bagi seorang perempuan. Menurut
Newman (2006), beberapa perempuan merasa sangat senang menghadapi kehamilan,
sedangkan yang lain mengalami kecemasan. Kemampuan seorang perempuan untuk
beradaptasi saat kehamilan pertama tergantung pada kesiapan yang dimilikinya.Apabila
seorang perempuan belum siap menghadapi kehamilan, dapat menyebabkan kecemasan
lebih lanjut sehingga meningkatkan hormon adrenalin yang kemungkinan berdampak
buruk pada outcome persalinan (Wulandari, 2006).Outcome persalinan yang dimaksud
diantaranya dijelaskan dalam penelitian Tudiver (2008), bahwa kegagalan dalam
adaptasi dan persiapan sebelum hamil dapat mempersulit masa kehamilan dan
persalinan, menyebabkan depresi post partum, serta meningkatkan perilaku kekerasan
pada anak yang dilahirkan.
Penelitian Varney (2007) menyebutkan bahwa apabila pelayanan kesehatan dan
persiapan dilakukan setelah masa konsepsi, kemungkinan akan mengakibatkan
keterlambatan dalam mencegah kecacatan janin, kejadian bayi berat lahir rendah, dan
kematian janin.
Berbagai penelitian sudah sejak lama membuktikan mengenai manfaat persiapan
pranikah dalam membantu pasangan membangun hubungan jangka panjang yang sehat
dan meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015). Kesiapan menikah terdiri
atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia, seksual, dan finansial (Sari, dkk, 2013).
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik (Kemenkes, 2015).Dengan kesehatan
reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak
diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin,
maupun nifas.Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam
perencanaan kehamilan.Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan
anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang perencanaan kehamilan
pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Untuk memenuhi laporan tugas di stase 702 tentang pra konsepsi dan persiapan
kehamilan yang sehat
2. Untuk menambah ilmu serta pengetahuan tentang kasus kehamilan sehat terhadap
pasangan persiapan kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi,
ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan
upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu asuhan pra
konsepsi juga bermanfaat untuk :
a. Identifikasi keadaan penyakit
Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun (Prawirohardjo, 2010). Rentang usia risiko tinggi
adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara
fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar
mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur.
Sedangkan pada usia ≥35 tahun kondisi fisik mulai melemah. Meskipun pada umur
40 tahun keatas perempuan masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat
sesudah usia tersebut. Usia reproduktif perempuan yang terbaik pada usia 20
tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun pada usia 30 tahun,
terutama setelah usia 35 tahun (American Society for Reproductive Medicine, 2012).
Pada laki-laki, tingkat kesuburan akan mulai menurun secara perlahan-lahan.
Kesuburan laki-laki diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan
perkembangan organ reproduksi, rata-rata umur 12 tahun. Perkembangan organ
reproduksi laki-laki mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat kesuburan
akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan mencapai puncaknya
pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara
perlahan-lahan, dimana keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal
organ reproduksi (Khaidir, 2006).
2) Frekuensi sanggama
Fertilisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan antara
spermatozoa dan ovum, akan terjadi bila koitus (senggama) berlangsung pada saat
ovulasi. Dalam keadaan normal sel spermatozoa masih hidup selama 1-3 hari dalam
organ reproduksi wanita, sehingga fertilisasi masih mungkin jika ovulasi terjadi
sekitar 1-3 hari sesudah koitus berlangsung. Sedangkan ovum seorang wanita
umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24 jam, sehingga bila koitus dilakukan pada
waktu tersebut kemungkinan besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti walaupun
suami istri mengadakan hubungan seksual tapi tidak bertepatan dengan masa subur
istri yang hanya terjadi satu kali dalam sebulan, maka tidak akan terjadi pembuahan
dan tidak akan terjadi kehamilan pada istri (Khaidir, 2006).
3) Lama berusaha
f. Persiapan kehamilan
1. Pemeriksaan kesehatan
6. Perencanaan financial/keuangan
2. Kehamilan Sehat
Kehamilan yang sehat Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh
pasangan suami istri setelah pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak
mempersiapkan kesehatan diri dalam kesehatan reproduksinya. Mereka menganggap
kehamilan dan mempunyai anak adalah hal yang alami yang tidak perlu persiapan
kesehatan secara khusus, padahal kualitas kesehatan suatu bangsa dimulai pada saat masa
prakonsepsi. Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui
skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif
terhadap kesehatan ibu dan anak (Lusiana, dkk. 2017). Ketika seorang wanita
menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya sebuah komitmen untuk menjalani hidup
sehat. Pola hidup sehat ketika hamil menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh
terhadap kelangsungan kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses
persalinan, serta mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang
sehat didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan. Kehamilan
yang sehat adalah kondisi ibu dalam keadaan sehat serta bayi yang dilahirkan dalam
kondisi sehat dan normal
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu proses yang butuh perawatan khusus
agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung unsur kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada
mulanya normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu hamil
buruk, misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirkan beresiko lahir dengan berat
bayi lahir rendah, bayi dengan BBLR ini memiliki resiko kesakitan seperti infeksi saluran
nafas bagian bawah dan kematian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan
berat badan normal. Bagi ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada
saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian
(kusmiyati, 2009).
a. . Pemeriksaan Antropometri
1. Mengukur lemak tubuh
Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut
memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:
a. Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan
kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
b. BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi.
Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan
untuk mengukur lemak tubuh.
c. DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar
X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:
1. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur
dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
2. Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita
berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya
dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak
dilakukan oleh tenaga ahli.
3. Pengobatan
Data Subjektif
1. Biodata / Identitas
Hal utama yang penting dikaji pada pasangan prakonsepsi antara lain :
a. Umur
- Perempuan
Umur reproduksi sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun
(Prawirohardjo, dkk, 2010). Pada umur < 20 tahun, fisiologis alat reproduksi
belum sepenuhnya matang dan psikologis masih belum stabil akibatnya
meningkatkan risiko mengalami penyulit saat hamil (Sukaesih, 2012).
Sedangkan pada umur > 35 tahun, fungsi alat reproduksi dan organ lainnya
sudah menurun, apalagi wanita yang hamil pertama pada usia ini, memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia (Indriani, 2012).
- Laki-laki
Hal utama yang perlu dikaji adalah menarche, siklus menstruasi dan
gangguan menstruasi. Menarche adalah menstruasi pertama kali yang merupakan
tahap kematangan organ-organ seksual perempuan dan tanda siklus masa subur
telah mulai (Yusuf, dkk, 2014). Siklus menstruasi dan gangguan mentruasi dapat
mempengaruhi masa subur (Indriarti, dkk, 2013).
1) Usia menarche: umumnya remaja wanita mengalami menarche usia 12-16
tahun.
2) Siklus menstruasi: siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama
menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus
menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15%
yang memiliki siklus menstruasi 28 hari (Proverawati & Misaroh, 2009).
3) Lama menstruasi: normalnya menstruasi berlangsung 3-7 hari (Ramaiah,
2006), sedangkan menurut Proverawati & Misaroh (2009) lama mestruasi
berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari.
4) Keluhan saat haid: umumnya mengeluh nyeri haid/ dismenorea (Kusmiran,
2012)
5) Pengeluaran sekret: keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna putih,
dan tidak gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai adanya
kemungkinan infeksi alat genital. (Saifuddin, 2010)
3. Riwayat imunisasi
Skrining status imunisasi perlu dilakukan pada calon ibu terutama imuniasai TT.
Indonesia merupakan salah satu negara yang belum dapat mengeliminasi tetanus
100% sehingga status imunisasi ibu/calon ibu harus selalu diskrining (Kemenkes RI,
2012).
Status imunisasi lain yang perlu diskrining yaitu hepatitis B, HPV, TORCH/Rubella,
dan imunisasi penyakit lainnya yang memiliki prevalensi tinggi di daerah tempat
tinggal caon pengantin wanita dan laki – laki.
4. Riwayat kontrasepsi
Riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk sebelumnya merupakan salah satu
penyebab komplikasi obstetrik yang tidak langsung. Termasuk riwayat obstetrik
sebelumnya yang buruk meliputi abortus, partus prematur, IUFD, perdarahan
postpartum, riwayat pre eklamsia, riwayat kehamilan mola hidatidosa, perdarahan
antepartum, gemeli, hidramnion, riwayat persalinan dengan tindakan. Seorang ibu
yang pernah mengalami komplikasi pada kehamilan atau persalinan yang
sebelumnya berisiko akan mengalami komplikasi pada kehamilan atau persalinan
berikkutnya (Manuaba, 2010).
6. Riwayat kesehatan klien
- Hipertensi
Wanita dengan riwayat asma saat hamil dapat berkurang gejalanya atau
bertambah keparahannya. Untuk menghindari bertambah parahnya penyakit,
hindarilah kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan tekanan
emosional tetap stabil (Agustina, 2015). Asma juga merupakan salah satu
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik.
- Jantung
Penyakit jantung pada kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan. Kehamilan dapat memperberat penyakit
jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat
terjadi. Pada ibu hamil yang rentan terhadap gangguan jantung, stres pada
perubahan fisiologis normal dapat mencetuskan dekompensasi jantung. Tanda
dan gejala penyakit jantung (palpitasi, frekuensi jantung sangat cepat, sesak napas
ketika beraktivitas, dispnea, dan nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat
dilakukan penatalaksaan yang tepat (Paramita, dkk, 2016).
Pada laki-laki penyakit arteri koroner dapat menyebabkan masalah dengan ereksi.
Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya pengerasan pembuluh darah penis dan
jantung.
- Hepatitis
Hepatitis dapat terjadi pada setiap wanita atau pasangan dan mempunyai
pengaruh buruk bagi janin dan ibu saat terjadi kehamilan. Pengaruhnya dalam
kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan prematuritas dan
kematian janin dalam rahim. (Prawiroharjo, 2010)
- IMS
Infeksi menular seksual adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
parasit, atau jamur yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari
seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi menular sekusual
merupakan salah satu penyebab Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). IMS seperti
gonore, klamidiasis, sifilis, trikomoniasis, herpes genitalis, kondiloma akuminata,
bacterial vaginosis, dan infeksi HIV.
- TORCH
Riwayat penyakit pada keluarga dapat menurun karena faktor genetik, dan bisa
menular kepada klien. Riwayat penyakit keluarga memegang peran penting dalam
mengkaji kondisi medis yang diwariskan dan kelainan gen tunggal. Beberapa jenis
kanker, penyakit arteri koroner, diabetes melitus tipe 2, depresi, dan trombofilia
merupakan penyakit yang memiliki tendensi familial dan dapat berpengaruh pada
kesehatan reproduksi wanita dan laki-laki (Varney, 2007).
8. Pola fungsional kesehatan
a) Nutrisi
Apa saja aktivitas yang dilakukan ibu, kelelahan dapat mempengaruhi sistem
hormonal. Aktivitas fisik dapat memicu penurunan sirkulasi hormone seksual
c) Personal hygiene
Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada organ reproduksi
(Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam 2 kali sehari, tidak menggunakan
pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik. Saat menstruasi normalnya
ganti pembalut maksimal 4 jam sekali atau sesering mungkin (Kemenkes RI,
2015). Menggunakan air bersih saat mencuci vagina dari arah depan ke belakang
dan tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina ataupun
obat semprot pewangi vagina (Fitriyah, 2014).
d) Istirahat
Otak dan sistem tubuh dapat bekerja dalam tingkat berbeda dalam melakukan
suatu aktivitas. Tubuh memerlukan istirahat yang cukup, artinya tidak kurang
dan lebih. Ketidakseimbangan istirahat/tidur, misalnya kurang istirahat, dapat
menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Tidur/istirahat pada malam hari
sangat baik dilakukan sekitar 7- 8 jam dan istirahat siang sekitar 2 jam (Latifah,
dkk, 2002a; Varnney, 2007).
d) Pola kebiasaan
Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan perokok aktif.
Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok, seperti
abortus, solusio plasenta, infusiensi plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain
itu dapat menyebabkan dampak buruk bagi janin antara lain SIDS (sindroma
kematian bayi mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis media
(Prawirohardjo, 2010).
Mengetahui riwayat pernikahan dulu dan berapa lama usia pernikahan, alasan
berpisah. Tujuannya mengetahui jumlah pasangan sebelumnya dan hubungan
dengan pasangan sebelumnya yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan
pasangan sekarang.
10. Riwayat psikososial budaya dan spiritual
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
- Nadi
- Berat badan
Apabila klien yang datang untuk mendapat konseling prakonsepsi
mengalami amenore dan berat badannya dibawah normal, ia harus
diindikasikan untuk meningkatkan asupan kalori. Sebaliknya, apabila ia
mengalami obesitas, ia harus dianjurkan untuk mengurangi asupan kalori
supaya berat badannya turun sampai rentang normal pada saat konsepsi,
karena obesitas dalam masa kehamilan meningkatkan resiko preeklampsia
dan gangguan tromboembolisme. Wanita juga harus dianjurkan untuk
meningkatkan asupan asam folat sebesar 400 mg per hari (Kemenkes,
2015; Varney, 2007). Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai
berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan
kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu mempertahankan
kesehatan sistem reproduksi (Soetjiningsih, 2010).
- Tinggi badan
2. Pemeriksaan fisik
- Wajah
Keadaan muka pucat merupakan salah satu tanda anemia (Mariana, dkk, 2013).
Sedangkan oedem pada muka bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul dan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik
yang lain (Prawirohadjo, 2010).
- Leher
- Abdomen
Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya nyeri tekan.
- Genitalia
Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan, lecet, kutil
seperti jengger ayam pada daerah vulva dan vagina. Tidak terdapat tanda-tanda
keputihan patologis
- Ekstremtas
Tidak ada odema, CRT < 2 detik,akral hangat, pergerakan bebas (Sugiarto, dkk,
2017).
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
- Albumin
- HbsAg
- HIV/AIDS
- IMS (Sifilis)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
penanganannya.
Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan ang lain sesuai dengan kondisi
klien.
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan
pelaksanaannya.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 27 Januari 2023
Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Nama : Ny “A” Nama Suami : Tn “A”
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Madura/Indonesia Suku Bangsa: Madura/Indonesia
Alamat : Kauman Blega Alamat : Kauman Blega
DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan Utama
Ingin melakukan program hamil dan tidak ada keluhan
b. Riwayat perkawinan :
Menikah ± 5 tahun
c. Riwayat menstruasi :
Menarche : Usia 13 tahun
Siklus haid : Tidak Normal (35 hari)
Lama haid : 5 hari
Banyak : ganti pembalut 3 kali sehari
d. Riwayat Imunisasi
Status TT3 (imunisasi dasar lengkap, imunisasi waktu SD 2x)
e. Riwayat Kesehatan
Ibu dan keluarga tidak memiliki penyakit menurun (hipertensi, asma, TBC), tidak
memiliki penyakit menular (hepatitis, HIV/AIDS) serta tidak memiliki riwayat
penyakit gonorrhea, kista ovarium, endometritis, vaginitis, dan tidak ada keturunan
gemelli.
f. Riwayat Seksual
Ibu mengatakan bahwa aktivitas seksual jarang dilakukan seminggu 1 kali atau tidak
menentu.
g. Kebutuhan fisik :
a. Nutrisi : Makan 2x sehari dengan porsi 1 piring penuh (nasi, lauk-pauk, sayuran).
Minum ±7-8 gelas setiap hari
b. Pola istirahat
Tidur siang 3 jam, tidur malam 8 jam
c. Pola aktivitas
Ibu melakukan perkejaan rumah seperti (mencuci baju, memasak, menyapu,
mengepel, dll)
d. Personal hygiene
Mandi 2x sehari, mengganti celana dalam 2x sehari serta mengganti baju 2x sehari.
h. Keadaan Psiko, sosio, dan spiritual
Dalam keluarganya tidak ada yang mengalami keterlambatan kehamilan, cacat
kehamilan, maupun gangguan pada saat kehamilan, setelah menikah ibu sangat
semangat untuk memiliki anak.
Ny “A” dengan Infertil Primer dengan Kebutuhan Pra Konsepsi untuk Kehamilan Sehat
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Informasikan hasil pemeriksaan secara lengkap
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 27 Januari 2023
Jam : 09.10 wib
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan dalam batas normal, ibu mengerti
2. Menjelaskan kepada ibu cara menghitung masa subur, masa subur merupakan rentang
waktu pada wanita yang terjadi “Sebulan sekali”. Masa subur terjadi pada hari ke
sebelum menstruasi selanjutnya terjadi untuk perhitungan masa subur di pakai rumus
siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18, serta dapat
melakukan aktivitas seksual pada masa subur yang telah dihitung, ibu memahami
3. Menjelaskan kepada ibu persiapan apa saja sebelum hamil yaitu persiapan pemeriksaan
kesehatan, menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Menghentikan kebiasaan buruk,
meningkatkan asupan makanan bergizi, persiapan psikologis dan mental, perencanaan
finansial atau keuangan. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi, ibu mengerti
4. Menjelaskan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, makan-makanan yang
mengandung zat besi dan asam folat yakni daging, susu, dsb. Ibu mengerti
5. Menjelaskan kepada ibu untuk fisik dan mental untuk menyiapkan tubuh pada
perubahan saat hamil . Ibu mengerti
6. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi kurma muda 320 mg/kg/BB
7. Memberikan terapi obat asam folat dengan dosis 1x1000 mg dan Vitamin 1 X 1. Ibu
bersedia
VII. EVALUASI
Tanggal : 01 Desember 2021
Jam : 09.20 wib
S : pasien memahami konseling yang telah diberikan petugas
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
A : Ny “A” dengan Infertil Primer dengan Kebutuhan Pra Konsepsi untuk Kehamilan Sehat
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 23 tahun. Artinya,
dari aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori
yang dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20 -35
tahun. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami preeklamsia dan plasenta previa
(Stickler, 2014). Tidak ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini.
Mayoritas masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah kurma muda yang
dipercaya sebagai penambah fertilitas. Pada perempuan, manfaat kurma berpotensi
memicu pematangan dan pembentukan sel telur. Khasiat ini juga menjaga fungsi hormon
reproduksi wanita sehingga berpotensi meningkatkan keberhasilan program kehamilan
atau promil
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk berada dalam kondisi Tubuh Sehat Ideal selain postur tubuh yang ideal juga
harus dilengkapi dengan keadaan tubuh yang sehat fisik atau jasmani. Untuk
mewujudkan hal tersebut, diperlukan zat gizi yang berasal dari konsumsi makanan
sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terdiri dari Hidrat-arang, protein,
lemak, vitamin, mineral, air dan serat. Hidrat-arang, protein dan lemak disebut zat gizi
makro dan vitamin serta mineral disebut sebagai zat gizi mikro. Kebutuhan zat gizi
sehari tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan/aktivitas, suhu lingkungan
dan kondisi tertentu. Misalnya pada ibu hamil/meneteki atau sedang sakit,
membutuhkan zat gizi lebih banyak. Triguna makanan adalah sumber zat tenaga atau
energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.
Kebutuhan energi untuk laki-laki dewasa berkisar antara 1.900 – 2.700 Kkal/hari,
sedangkan pada wanita antara 1.700 – 2.100 Kkal./hari.
B. Saran
Seorang manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga harus sehat
rohani. Sehingga tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik,
mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit. Semua aspek tersebut akan
mempengaruhi penampilan atau performance setiap individu, dalam melakukan
aktivitas sehari hari seperti bekerja, berkarya, berkreasi dan melakukan hal-hal yang
produktif serta bermanfaat. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu
merupakan tiga faktor utama yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia. Oleh karena itu setiap individu berhak dan harus selalu menjaga kesehatan,
yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, bahagia dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Sugondo, Sidartawan. 2006. Buku Ajar “Ilmu Penyakit Dalam” Jilid III Edisi
IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI : hal 1919-1925
Ahmad Syauqi Al-Fanjari. 2000. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi
Aksar.
Kasdu, D dkk (2001), Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta: 3G
Publisher
Laboratorium Klinik Prodia, “Premarital Check Up: 100% Siap Nikah”, dalam
http://prodia.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah.htm, diakses pada 9
November 2016
3. Dapat mengatasi masalah tersebut baik dari segi farmakologis maupun non
farmakologis
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?
Mempelajari topik dengan baik untuk memberikan asuhan kebidanan yang terbaik
serta sesuai
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?
Lebih memahami tentang obesitas yang terjadi pada persiapan kehamilan, mampu
mengetahui batas normal IMT yang menjadi penunjang KEK
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:
Informasi menarik yang saya dapatkan dari mempelajari materi ini adalah edukasi
pola hidup sehat
Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :
-
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui
Pra konsepsi serta persiapan kehamilan yang kurang memperhatikan pola hidup
sehat
Terekspos 32 53
Tidak terekspos 25 3
95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan)
dalam praktek sehari-hari?
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya risiko
kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita kemungkinan
meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah
2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil dibandingkan pasien pada
penelitian, maka besar f adalah 0,5.
C. Evaluasi Pembelajaran
Dengan banyaknya ilmu yang di dapat pada masa praktik semakin menambah
pengetahuan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:
Pentingnya menjaga pola hidup sehat khususnya bagi wanita yang ini
mempersiapkan kehamilan yang sehat
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:
-
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:
-
LEMBAR BIMBINGAN
NIM : 2215901002
RUANGAN : KIA