Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRA KONSEPSI DENGAN


KONSELING PRA KONSEPSI POST KONTRASEPSI
DI PUSKESMAS SUKAMERINDU
KOTA BENGKULU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Masa Prakonsepsi dan
Perencanaan Kehamilan Sehat

Disusun oleh :
ENGGRAINI PURNAMA
NIM P01740522005

Pembimbing Akademik:

Pembimbing Akademik :
WEWET SAVITRI, SST, M.Keb
NIP.197410032000122003

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRA KONSEPSI DENGAN


KONSELING PRA KONSEPSI POST KONTRASEPSI
DI PUSKESMAS SUKAMERINDU
KOTA BENGKULU”

Oleh:

ENGGRAINI PURNAMA
NIM P01740522005

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

WEWET SAVITRI, SST, M.Keb YULISMITA,S.ST


NIP.197410032000122003 NIP. 197101041992032002

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb


NIP. 198012102002122002

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.

Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan

Kebidanan Holistik Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat.

Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu

2. Ibu Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu sekaligus

3. Ibu Wewet Savitri, SST, M.Keb selaku pembimbing Akademik

4. Ibu Yulismita, S.ST selaku Pembimbing Lahan Praktik


Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari

bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir

kata, penulis berharap semoga laporan Pendahuluan ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Bengkulu, Desember 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Tujuan............................................................................................2
C. Ruang Lingkup..............................................................................4
D. Manfaat..........................................................................................5

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI........................................................6


A. Kajian Teori...................................................................................6
B. Kajian Masalah Kasus...................................................................10

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................11


A. Pengkajian......................................................................................11
B. Analisis..........................................................................................12
C. Penatalaksanaan.............................................................................13

BAB IV PENUTUP.........................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................14
B. Saran..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Tahun 2015
Indonesia mempunyai target untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Namun tercatat pada tahun 2019
AKI di Indonesia masih tinggi sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Hal ini harus menjadi salah satu bahan evaluasi pelayanan kesehatan
terutama dalam pelayanan Kesehatan ibu dan anak. (Riskesdas, 2019)
Angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh komplikasi pada
kehamilan dan persalinan sebagai akibat dari tidak ada perencanaan
kehamilan yang baik. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal
perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini,
bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya. Perawatan kesehatan
prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko komplikasi dalam
kehamilan dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan
kehamilan sehat (WHO, 2019).
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang
mengacu pada intervensi biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang
dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat. Untuk dapat
menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining
prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek
positif terhadap kesehatan ibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif,
intervensi kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat
kesehatan untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa
reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari
rencana mereka untuk menjadi orang tua (WHO, 2019)

1
Pemerintah telah melakukan upaya untuk melakukan skrining pra
konsepsi pada wanita usia subur untuk mempersiapkan perempuan dalam
menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Skrining pra
konsepsi yang dapat dilakukan pada calon pengantin minimal adalah
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi (Kemenkes,2014)..
Mitos tentang kontrasepsi membuat sebagian wanita enggan
menjalankan rencana keluarga berencana (KB). Padahal, keluarga
berencana sudah banyak diusulkan agar suami dan istri memiliki
kesempatan untuk membuat perencanaan yang matang sebelum akhirnya
melahirkan, seperti perencanaan keuangan untuk pendidikan.
Kesalahpahaman yang terjadi kontrasepsi sebabkan Sulit hamil. Jenis
kontrasepsi hormonal tertentu ada keterkaitan dengan kesuburan, seperti
kontrasepsi suntik DMPA/ Depo Medroksi Progesteron Acetat. Setelah
selesai pemakaian kontrasepsi progestin, biasanya dibutuhkan waktu 12
hingga 18 bulan bagi wanita untuk mendapatkan hormon mereka kembali
normal. Setelah jangka waktu tersebut, kesuburan wanita benar-benar akan
kembali normal. Berbeda dengan kontrasepsi Non hormonal kontrasepsi
yang tidak memengaruhi hormon, sehingga wanita dapat merencanakan
kehamilan segera setelah melepas alat kontrasepsinya (Cnnindonesia
2019).
Kontrasepsi hormonal salah satunya hormon progestin prinsip
kerjanya mencegah dan menghambat terjadinya ovulasi: ovulasi terhambat
karena gangguan fungsi hipotalamus, hipofisis, proses ovarium, dan
modifikasi FSH dan LH. Menghambat Implantasi: implementasi dicegah
dengan diberikan progesterone pra ovulasi. Mengentalkan lender serviks,
sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi

2
tipis dan tidak layak untuk tumbuh hasil konsepsi (Saifuddin, A. B.
Affabdi, B., Baharudin, M & Soekir 2010).
Berhentinya penggunaan kontrasepsi hormonal maka akan
memulihkan kesuburan dan perolehan kehamilan dapat terjadi karena
fungsi kontrasepsi untuk mengatur jarak waktu antar kehamilan. Idealnya,
jarak antar kehamilan dengan waktu 2 tahunan. Pertimbangannya, waktu
tersebut cukup panjang (tapi juga tidak terlalu lama) dalam membangun
kesiapan, baik fisik, psikis, maupun finansial. Pada ibu yang persalinan
sebelumnya dilakukan secara sesar, dianjurkan untuk tidak kembali hamil
kurang satu tahun, mengingat umumnya persalinan berikut juga berisiko
dilakukan sectio sesarea (SC). Karena SC adalah tindakan operasi, sangat
diperlukan istirahat fisik lebih lama dibanding persalinan normal.
Mengenai jarak waktu antar kehamilan ini, sebuah penelitian oleh Center
for Disease Control and Prevention menyebutkan, sebenarnya jarak waktu
antar kehamilan idealnya adalah 18-23 bulan karena kondisi tubuh sudah
kembali dalam kondisi baik. Riset juga menyebutkan, jarak kehamilan
terlalu dekat berisiko bagi kesehatan janin. Begitu juga jarak antar
kehamilan terlalu jauh. Risiko keduanya, antara lain mengakibatkan bayi
lahir prematur dan berat badan rendah. Penting memerhatikan jarak ideal
tidak hanya berlaku kehamilan kedua, tapi juga kehamilan ketiga, dan
seterusnya. Perlu dipertimbangkan faktor usia Anda. Hamil di usia 35
tahun atau lebih semakin meningkatkan risiko. Menghitung jarak
kehamilan dengan melibatkan usia ibu dan mempertimbangkan jumlah
anak yang direncanakan (sunarto 2019).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan pada prakonsepsi menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.

3
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. o
usia 31 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.
b. Mahasiswa dapat menginterpretasi data diagnosa/masalah
kebidanan berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada
kasus Ny. O usia 31 tahun dengan konseling pra konsepsi post
kontrasepsi.
c. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada kasus Ny. O usia 31 tahun dengan konseling pra konsepsi
post kontrasepsi.
d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani
kasus Ny. O usia 31 tahun dengan konseling pra konsepsi post
kontrasepsi.
e. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani
kasus Ny. O usia 31 tahun dengan konseling pra konsepsi post
kontrasepsi.
f. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny. O
usia 31 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan prakonsepsi yang
berkaitan dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada kasus prakonsepsi dengan
konseling pra konsepsi post kontrasepsi.

4
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengkaji teori, menjabarkan ilmu, serta mengaplikasikan
asuhan yang akan diberikan pada kasus prakonsepsi dengan
konseling pra konsepsi post kontrasepsi.
b. Bagi Bidan Pelaksana
Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di
Puskesmas Anggut Atas, dapat juga menjadi bahan update
keilmuan.

5
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus


Ny. O datang ke Puskesmas Sukamerindu pada hari Selasa, 27
Desember 2022 pukul 10.00 WIB. Ny. O mengatakan ingin merencanakan
kehamilan ketiganya. Kemudian dilakukan anamnesa, Ny. O mengatakan
saat ini berumur 31 tahun. Ny. O mengatakan riwayat penggunaan KB
dahulu yaitu KB suntik 3 bulan dengan masa penggunaan ± 5 tahun dan
telah berhenti menggunakan KB ± 1 tahun yang lalu, dan telah mempunyai
2 orang anak dengan jenis kelamin perempuan. Ibu mengeluh kenapa
belum hamil juga padahal sudah berhenti menggunakan KB.
Ny. O mengatakan Ny. O dan keluarga tidak pernah dan tidak
sedang menderita penyakit seperti hepatitis, HIV, TBC, asma, jantung dan
lain-lain. Ny. O juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi dan saat ini
dalam keadaan sehat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif didapatkan hasil BB : 53
kg, TB : 159 cm, TD : 120/70 mmHg, N : 75 kali/menit, S : 36,4, R : 22
kali/menit. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Ny. O dalam keadaan
sehat. Kemudian melakukan konseling prakonsepsi post kontrasepsi.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Pra Konsepsi


Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan diberikan
pada perempuan sebelum terjadi terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi
adalah asuhan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia
hamil. asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi,
antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis;  pengkajian
kesiapan psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup.

6
Prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun
sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan
sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.
2. Tujuan Pra Konsepsi

Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan


untuk menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang
dilahirkannya dalam keadaan sehat yang optimal. Tujuan asuhan
prakonsepsi lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang
mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada
calon orang tua.
Adanya perawatan prakonsepsi perawatan prakonsepsi yaitu
sebagai berikut sebagai berikut :
a. Bertujuan untuk mempromosikan kesehatan perempuan usia
reproduksi sebelum konsepsi berkaitan dengan kehamilan.
b. Meningkatkan kesehatan prakonsepsi membutuhkan perawatan
klinis yang lebih efektif bagi perempuan. Perubahan
pengetahuan sikap dan perilaku yang  berkaitan dengan
kesehatan reproduksi antara laki-laki dan perempuan perlu
dibuat untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi.

3. Manfaat Pra Konsepsi


Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan
secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa
konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat
mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Ada beberapa beberapa manfaat atau keuntungan dari
asuhan pra konsepsi yaitu sebagai berikut :
a. Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis
c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup

7
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan
pasangannya untuk membantu membuat keputusan tentang
persalinan yang akan di hadapinya.

4. Fokus Asuhan Pra Konsepsi


Identifikasi reduksi risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan
pasangannya sebelum konsepsi.

5. Komponen Asuhan Pra Konsepsi

Komponen asuhan yaitu sebagai berikut :


a. Penilaian risiko
b. Promosi kesehatan
c. Intervensi medis dan psikososial
d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan rujukan
dan follow up.

Langkah- langkah asuhan yang dilakukan :


a. Lakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga
tenaga kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan
mengidentifikasi factor resikonya.
b. Pemeriksan laboratorium rutin.Pemeriksaan laboratorium rutin
artinya bahwa  pemeriksaan  pemeriksaan ini dilakukan dilakukan
pada setiap wanita yang akan hamil antara lain:  pemeriksaan
pemeriksaan darah lengkap, lengkap, golongan golongan darah,
titer virus Rubella, Rubella, hepatitis hepatitis B,  pap smear,
clamidia, HIV, dan GO.
c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight
merupakan penyebab  banyak masalah dalam kehamilan.
e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga (kesulitan dalam
kehamilan, persalinan, nifas maupun kecacatan)

8
f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya
konsepsi (olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau
penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa)
g. Identifikasi masalah kesehatan (DM, epilepsy, hipertensi dll),
berikan  penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah
matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat
menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin.
i. Bersihkan lingkungan dari bahan kimia.

6. Pra Konsepsi Post Kontrasepsi


Pemakaian kontrasepsi merupakan upaya untuk mengontrol
jumlah kelahiran yang sejalan dengan konsep making pregnancy safer,
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan karena
idealnya kehamilan yang terjadi pada seorang wanita adalah kehamilan
yang direncanakan dan pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu
cara yang dilakukan untuk mengatur kehamilan, sehingga dapat
membantu pasangan untuk mengontrol kehamilan sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Pemakaian kontrasepsi menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil. Kemampuan untuk
menjadi hamil kembali/ pengembalian kesuburan setelah penggunaan
alat kontrasepsi dihentikan, kecuali untuk kontrasepsi mantap,
merupakan salah satu syarat metode kontrasepsi yang ideal. Tanpa
pemakaian kontrasespi, pada umumnya 90% pasangan akan menjadi
hamil dengan melakukan hubungan sexual yang rutin dalam satu tahun
dan meningkat menjadi 95% setelah dua tahun.
Jenis – jenis alat kontrasepsi baik yang sifatnya hormonal (pil,
suntk, implant) dan non hormonal (IUD / AKDR) menunjukkan
beragam hasil yang berbeda terkait dengan pemulihan kesuburan pasca

9
penghentian. Akan tetapi lamanya waktu pemulihan kesuburan tersebut
sebenarnya tidak terkait dengan gangguan kesuburan yang bersifat
permanen. Hal ini dikaitan dengan kandungan hormon pada
masingmasing jenis alat kontrasepsi dan faktor lain yang terkait
dengan kesuburan perempuan, antara lain adalah faktor usia, riwayat
abortus sebelumya, kebiasaan merokok dan lain-lain.
Kontrasepsi suntik DMPA (depot medroksiprogesterone asetat)
atau yang biasa disebut KB suntik 3 bulan mempunyai prevalensi
paling tinggi, hal ini disebabkan KB suntik sangat praktis, efektif dan
mudah (Handayani, Rohmi. 2010) . Kontrasepsi suntik DMPA ini
adalah salah satu jenis kontrasespi suntikan yang hanya mengandung
progestin saja dan disuntikkan setiap tiga bulan. Kontrasepsi suntik
DMPA ini cukup aman dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan
apabila penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan. Tingkat efektifitasnya cukup tinggi yaitu 0,3
kehamilan per 100 perempuan. Cara kerjanya adalah mencegah
ovulasi, mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lender rahim tipis
dan atrofi serta menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Penghentian penggunaan metode kontrasepsi suntik DMPA
banyak yang mengeluh sulit atau lama untuk hamil lagi karena
memang tidak seperti penggunaan pil atau AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim), pengembalian kesuburan lebih cepat setelah penghentian
penggunaan pil atau AKDR yaitu rata-rata 2 bulan, sedangkan setelah
penghentian penggunaan suntik DMPA memerlukan waktu rata-rata 4-
10 bulan. Bahkan ada beberapa wanita yang sampai bertahun-tahun
menunggu kehamilan pasca penggunaan kontrasepsi tersebut.
Kembalinya tingkat kesuburan adalah salah satu hal yang perlu
mendapat perhatian setelah penggunaan kontrasepsi. Keterlambatan
kesuburan setelah penyuntikan DMPA bukanlah disebabkan oleh
terjadinya kelainan atau kerusakan organ genetalia, melainkan karena

10
masih adanya pelepasan gestagen (hormone progesterone) yang terus-
menerus dari depo yang terbentuk di tempat suntikan. Masa subur
biasanya terjadi 14 hari sebelum hari pertama haid berikutnya. Pada
masa subur terjadi ovulasi yaitu mengeluarkan sel telur yang sudah
matang dan siap dibuahi oleh sperma. Jadi jika saat masa subur
seorang wanita melakukan hubungan seksual dan kualitas sperma baik
maka bisa terjadi pertemuan antara sel telur dengan sperma sehingga
terjadi konsepsi. Dengan demikian siklus haid merupakan indicator
pertama kesuburan wanita (Handayani, Rohmi. 2010).

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Ny. O datang ke Puskesmas Sukamerindu pada hari Selasa, 27
Desember 2022 pukul 10.00 WIB. Ny. O mengatakan ingin merencanakan
kehamilan ketiganya. Kemudian dilakukan anamnesa, Ny. O mengatakan
saat ini berumur 31 tahun. Ny. O mengatakan riwayat penggunaan KB
dahulu yaitu KB suntik 3 bulan dengan masa penggunaan ± 5 tahun dan
telah berhenti menggunakan KB ± 1 tahun yang lalu, dan telah mempunyai
2 orang anak dengan jenis kelamin perempuan. Ibu mengeluh kenapa
belum hamil juga padahal sudah berhenti menggunakan KB.
Ny. O mengatakan Ny. O dan keluarga tidak pernah dan tidak sedang
menderita penyakit seperti hepatitis, HIV, TBC, asma, jantung dan lain-
lain. Ny. O juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi dan saat ini
dalam keadaan sehat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif didapatkan hasil BB : 53 kg,
TB : 159 cm, TD : 120/70 mmHg, N : 75 kali/menit, S : 36,4, R : 22
kali/menit. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Ny. O dalam keadaan
sehat. Kemudian melakukan konseling prakonsepsi post kontrasepsi.
Menjelaskan bahwa keadaan sulit atau lama untuk hamil kembali
dikarenakan pengembalian kesuburan memerlukan waktu yang lebih lama
setelah penggunaan KB suntik 3 bulan. Hal ini sejalan dengan teori
Handayani dalam penelitian Anita (2021) yang mengatakan pengembalian
kesuburan setelah penghentian penggunaan suntik DMPA memerlukan
waktu rata-rata 4-10 bulan. Bahkan ada beberapa wanita yang sampai
bertahun-tahun menunggu kehamilan pasca penggunaan kontrasepsi
tersebut. Hal yang sama dengan penelitian Reni Dwi (2021) yang
mengatakan Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7
sampai 8 bulan setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikan terakhir.

12
B. Analisis
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. O umur 31 Tahun
di dapatkan hasil pemeriksaan dalam keadaan sehat. Maka dapat di
katakan bahwa Ny. O usia 31 tahun dalam keadaan sehat.

C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asuhan prakonsepsi pada Ny. O umur 31 Tahun
dalam keadaan sehat, penulis Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan sulit
atau lama untuk hamil lagi dikarenakan pengembalian kesuburan
memerlukan waktu yang lebih lama setelah penggunaan KB suntik 3
bulan. Rata-rata 4-10 bulan bahkan beberapa wanita sampai bertahun-
tahun. Sejalangn dengan penelitian yang dilakukan oleh Hindriyawati
wiwin, dkk. (2021) Rata-Rata waktu perolehan kehamilan ibu post
kontrasepsi progestin. Hasil penelitian pada ibu post kontrasepsi progestin
23 responden dimana terdiri dari kontrasepsi progestin suntik dan implant,
didapatkan dimana minimal kembali kesuburan perolehan kehamilan 1
bulan, maksimal perolehan kehamilan pada pengguna kontrasepsi
progestin suntik maksimal 84 bulan dengan rata-rata 20,6 bulan, dan
implan maskimal kembali perolehan kehamilan 24 bulan, dengan rata-rata
14,6 bulan. Hal Ini menunjukan perolehan kehamilan pada pengguna
kontrasepsi progestin masih bisa didapatkan setelah menggunakan
kontrasepsi berkisar waktu 1-2 tahun. Kontrasepsi implant dari hasil
penelitian didapatkan lebih cepat memiliki peluang terjadinya kehamilan
dibandingkan kontrasepsi progestin suntik 3 bulan. Implan merupakan
kontrasepsi yang berisi levonogestrel (LNG) yang dibungkus dalam kapsul
silastic silicon (polydimethylsiloxane) dan dipasang dibawah kulit.
Implant berisi dua batang dimana setiap batang Implant mengandung LNG
75mg. Dan tidak ditemukan bukti bahwa kontrasepsi hormoanal progestin
misalnya pada kontrasepsi suntik 3 bulan menyebabkan gangguan
kesuburan secara permanen. Lebih dari 50% mantan akseptor akan
mengalami haid kembali setelah 6 bulan dan rata-rata 85% bulan dari

13
suntik yang terakhir. Obat KB akan tersimpan dalam jaringan lemak tubuh
sehingga dalam darahnya masih tersimpan hormon progesteron, maka
sebagian wanita memerlukan waktu untuk mendapatkan kesuburan rahim
yang sebelumnya kondisi pada dinding endometrium mengalami atrofi
dengan kelenjar yang idak aktif ( Hindriyawati wiwin, dkk. 2021).
Selain itu penulis juga menyarankan untuk suami ibu untuk

berhenti merokok dan menganjurkan bapak untuk merokok di luar

ruangan. Karena merokok dapat mengakibatkan hal negatif sperti

menurunkan kesuburan sejalan dengan yang di jelaskan di dalam

penelitian Eka Vicky Yulivantina (2021), yaitu Hentikan kebiasaan

merokok secara total ketika merencanakan kehamilan dan juga selama

kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh

karena itu sebaiknya minta suami anda untuk menghentikan kebiasaan

merokok. Dan jika perempuan merokok secara langsung menurunkan

kesuburan. racun pada rokok sangat berbahaya bagi tuba falopi, dapat

mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan melemahkan

kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk

menyiapkan lapisan rahim menjelang kehamilan. Sebuah studi di Finlandia

menemukan, bahwa 41,9% pria perokok tidak subur dibandingkan dengan

27,8% pria yang tidak merokok. Pria perokok memiliki lebih sedikit

sperma ketika ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti

menyebabkan impotensi. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan

untuk menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali risiko lebih

besar untuk mengidap kanker anak.

14
Selanjutnya penulis emberitahu ibu untuk melakukan hubungan

seksual secara aman dan teratur sebaiknya dilakunkan saat masa subur,

salah satunya dengan mengamati lendir serviks. Menurut penelitian Vicky

Yulivantina (2021), melakukanlah hubungan seks di saat yang tepat agar

terjadinya kehamilan, akan tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa seks

yang teratur meningkatkan kesempatan untuk hamil. Manfaatkan waktu

yang paling subur dan pastikan waktu bercinta secara teratur sekitar

tanggal tersebut.Wanita kebanyakan berovulasi satu kali selama setiap

siklus, dan waktu yang paling mungkin untuk konsepsi/pembuahan adalah

14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Juga periksa cairan

vagina/kemaluan Anda, ia akan memiliki konsistensi yang berbeda ketika

berada di masa paling subur. Anda akan mengetahui apa yang terlihat dan

terasa normal bagi Anda, dan bisa melihat perubahannya, jika Anda

melakukan ini secara teratur.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post
kontasepsi. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. O di Puskesmas
Sukamerindu berjalan sesuai teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini
kami dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. O dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. O dapat diidentifikasi diagnosa
kebidanan yaitu konseling prakonsepsi post kontasepsi.
3. Asuhan kebidanan pada Ny. O dengan merencanakan tindakan yang
akan dilakukan pada kasus prakonsepsi yaitu dengan konseling
prakonsepsi post kontasepsi.
4. Asuhan kebidanan pada Ny. O dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post
kontasepsi.
5. Asuhan kebidanan pada Ny.O dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post
kontrasepsi.
6. Asuhan kebidanan pada Ny. O dengan melakukan pendokumentasian
kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengalaman melakukan pengkajian dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
prakonsepsi.

16
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Sukamerindu
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kasus prakonsepsi dengan
konseling prakonsepsi post kontasepsi.

17
18

Anda mungkin juga menyukai