Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK KB KESPRO PENATALAKSANAAN


EFEK SAMPING KONTRASEPSI KB PIL DENGAN SPOTTING DI
PUSKESMAS CURUP TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik KB Kespro

Oleh:

NADIA UTARI PRATIWI


P01740522051

Pembimbing Akademik:

KURNIYATI, SST, M.Keb


NIP. 197802092005022002

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK KB KESPRO PENATALAKSANAAN


EFEK SAMPING KONTRASEPSI KB PIL DENGAN SPOTTING DI
PUSKESMAS CURUP TAHUN 2023”

Oleh:

NADIA UTARI PRATIWI


P01740522051

Menyetujui,

Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik

Kurniyati, SST, M.Keb Yeni Wulandari, S.Tr.Keb


NIP. 197802092005022002 NIP. 198612132009042004

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni,M.Keb


NIP. 198012102002122002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
2. Ibu Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu sekaligus
3. Ibu Kurniyati, SST, M.Keb selaku pembimbing Akademik
4. Ibu Yeni Wulandari, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan Pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Februari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I TINJAUAN TEORI............................................................................ 1


A. Konsep teori Keluarga Berecana............................................................. 1
1. pengetian................................................................................................ 1
2. Karakteristik akseptor KB...................................................................... 2
3. Metode kontrasepsi................................................................................ 4
B. KOntrasepsi KB PIL............................................................................... 6
1. Pengertian............................................................................................... 6
2. Jenis pil KB ........................................................................................... 6
3. Mekanisme kerja kontrasepsi PIL KB................................................... 8
4. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi KB PIL...................................... 10
C. Spotting ............................................................................................ 13

BAB II KONSEP ASUHAN KEBIDANAN................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iv
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Konsep teori keluarga berencana

1. Pengertian

Keluarga berencana menurut undang-undang nomor 87 tahun 2014

adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,

mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Permenkes,

2014). Program keluarga berencana merupakan program yang

dirancangkan pemerintah dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil dan

bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera melalui pengendalian kelahiran pertumbuhan penduduk di

Indonesia.

Sasaran program keluarga berencana (KB) yaitu dibagi menjadi 2

sasaran langsung dan tidak langsung. Sasaran langsung yakni pasangan

usia subur (PUS) yaitu pasangan wanitanya berumur 15 – 44 tahun.

Sasaran tidak langsung yakni, pelaksanan dan pengelola KB dengan cara

menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan

kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas

dan sejahtera. Sasaran lainnya organisasi – organisasi lembaga

kemasyarakatan serta instansi pemerintah maupun swasta serta tokoh

masyarakat dan pemuka agama yang diharapkan dapat memberikan

dukungan (Ningsih, 2017).

1
2. Karakteristik akseptor Kb

Karakteristik adalah ciri khusus yang memiliki sifat lebih lekas

sesuai dengan penawaran tertentu. Karakteristik yang dimaksud adalah

umur, etnis, jenis kelamin, pekerjaan dan spiritual atau keyakinan.

Karakteristik ini dapat mempengaruhi gaya hidup pasien dalam

menghadapi hal-hal baru atau asing bagi dirinya termasuk juga kondisi

psikologisnya. Karakterisktik aseptor KB dibagi menjadi beberapa :

a. Usia

Dalam usia reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah 20 sampai 30 tahun. Pada umur dibawah 20 tahun

seorang ibu belum cukup dewasa untuk menjadi ibu dan fisiologis

rahim ibu belum cukup matang untuk menerima dan mendukung

perkembangan janin. Sedangkan usia 35 tahun elastisitas otot-otot

panggul dan sekitarnya serta alat reproduksinya pada umumnya

mengalami kemunduran sehingga dapat mempersulit persalinan (Sasya,

2016).

Untuk penggunaan kontrasepsi khususnya kontrasepsi diharapkan para

penggunanya adalah golongan pasangan usia subur yang dinyatakan

layak untuk berumah tangga yaitu umur 20 tahun. Pada umur 20 tahun

seorang wanita dianggap sudah dewasa atau alat reproduksinya sudah

siap dan pada umur ini pula seseorang dianggap telah mampu menerima

informasi dengan baik, tanpa terkecuali tentang sesuatu yang berkaitan

dengan kontrasepsi suntik. Umur dalam hubungannya dengan pemakian

2
KB berperan sebagai faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan

struktur organ, fungsi faalia, komposisi biokimiawi termasuk sistem

hormonal seorang wanita. Fungsi faalia, komposisi biokimiawi, dan

sistem hormonal pada suatu periode umur menyebabkan perbedaan

pada kontrasepsi yang di butuhkan (Sasya, 2016).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami seorang ibu

selama hidupnya. Paritas dalam penelitian ini dihubungkan dengan

pengalamannya sebagai seorang ibu, kenyataan yang terjadi di

masyarakat dewasa ini, dalam rumah tangga ibu belajar dari

pengalaman-pengalaman sebelumnya dalam arti ibu lebih pandai jika

belajar dari apa yang dialaminya sendiri dalam kemampuan ibu untuk

memutuskan sendiri kontrasepsi apa yang baik untuk digunakan oleh

ibu (Sasya, 2016).

c. Jenis kontrasepsi

Jenis kontrasepsi adalah alat kontrasepsi yang dipilih akseptor untuk

menunda, menjarangkan, dan mencegah kehamilan. Jenis kontrasepsi

dalam penelitian ini adalah kontrasepsi hormonal yang terbagi menjadi

kontrasepsi pil, suntik, dan implant.

d. Lama penggunaan

Lama penggunaan adalah jangka waktu akseptor menggunakan alat

kontrasepsi hormonal. Sedangkan lama pemakaian adalah lama

3
akseptor menggunakan alat kontrasepsi yang dihitung dari sejak

memakai hingga dilakukan penelitian (Kusuma, 2016).

3. Metode kontrasepsi

Menurut Mochtar, cara pembagian kontrasepsi yaitu:

1) Metode merakyat (Folk Metode)

a. Senggama terputus

b. Pembilasan pasca senggama

c. Perpanjang masa laktasi

2) Metode tradisional

a. Pantang berkala (system kalender, system suhu badan)

b. Kondom

c. Diagfragma vagina

d. spermisida

3) Metode permanen operatif

a. Tubektomi pada wanita

b. Vasektomi pada pria

4) Metode kontrasepsi hormonal

a. pil, suntik, dan implant

5) metode kontrasepsi non hormonal

a. IUD, Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria

(MOP), dan kondom

4
B. Kontrasepsi KB PIL

1. Pengertian

Pil KB adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau

mencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral atau kontrasepsi

oral. Pil KB merupaka salah satu jenis kontrasepsi yang banyak

digunakan.Pil KB banyak disukai karena relatif mudah didapat dan

digunakan, serta harganya murah.

Pil kb ialah metode yang efektif untuk mencegah kehamilan salah

satu metode yang paling disukai karena kesuburan langsung kembali bila

penggunaan dihentikan. Cara kerjanya yaitu mencegah ovulasi,

mengurangi dan mengentalkan jumlah lender servik sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lender rahim tipis dan

atropi menghambat transportasi gamet dan tuba (Zettira & Nisa, 2016).

2. Jenis PIL KB

a. Pil kb atau kontrasepsi oral tipe sekuensial

Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap

siklus.Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya

diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron

dan estrogen selama 5-7 hari terakhir.Terdiri dari 14-15 pil

KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya

berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama

5
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih

sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Pil kombinasi

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum

sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil

estradiol dan mestranol.Dosis etinil estradiol 30 - 35 mcq. Dosis

estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam

mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari

noretindron, etindiol diasetat, noretinodel, norgestrel, levonogestrel,

desogestrel dan gestoden.Terdiri dari 21 – 22 pil KB/kontrasepsi oral

dan setiap pilnya berisi derivate estrogen dan progestin dosis kecil,

untuk pengunaan satu siklus.Pil KB atau kontrasepsi oral pertama

mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap

hari 1 pil selama 21 - 22 hari. Umumnya setelah 2 - 3 hari sesudah pil

KBatau kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan

haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan

pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil

pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid. Pil oral kombinasi

mempunyai 2 kemasan,yaitu:

1) Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada

setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya

adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk

membiasakan diri minum pil setiap hari.

6
2) Kemasan 21 hari Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung

hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan

(mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan

mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai

siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus

sebelumnya walaupun haid datang atau tidak.,jika ada pasien yang

merasa hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin

minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut

sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

c. Mini Pil

Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui.Pil mini yaitu pil

KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari

sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil,

terdiri dari 21 - 22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe

kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil

kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau

kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada

waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid

d. Once a mont pil

Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”longacting” yaitu pil

yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life

panjang. Adapun jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia,

namun masih terbatas antara lain :

7
1) Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung

antiprogesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.

2) Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang

berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1 - 2 kali per

minggu dan hanya tersedia di India

e. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after

pil ) Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon

estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja,

seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol

25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam

pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut (Saifuddin, 2016).

3. Mekanisme kerja kontrasepsi PIL KB

Efek pil kontrasepsi untuk dapat mencegah kehamilan adalah

merupakan kerja aktif dari komponen-komponen yang ada dalam pil

tersebut. Pada pil kombinasi, komponen estrogen dan komponen

progesteron bekerja sama untuk menghambat terjadinya ovulasi.

Aktifitas tersebut terjadi pada tingkat hipotalamus, yaitu dengan

menghambat GRH (Gonadotropin Releasing Hormone), sehingga

pelepasan FSH dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior akan

terhambat dan hal tersebut akan menimbulkan hambatan pada ovarium

secara sekunder

8
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hormonal telah

mempelajari bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan balik

terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan

terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Dibawah pengaruh

hipotalamus, hipofisis mengeluarkan Follicle StimulatingHormone (FSH)

dan Luteinizing Hormone (LH).Hormon-hormon ini dapat merangsang

ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron.Dua hormon yang

ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam

keseimbangan tertentu yang menyebabkan ovulasi, dan akhirnya

penurunan kadarnya menyebabkan disintegrasi endometrium dan haid.

Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan kombinasi estrogen

dan progesteron sebagai cara kontrasepsi dengan jalan mencegah

terjadinyaovulasi.

Estrogen dan progestin dapat mempengaruhi proses biokimia dan

fungsi fisiologik hepar yang merupakan organ penting dalam proses

metabolisme, gangguan ini mudah terjadi pada penggunaan jangka waktu

lama. Salah satu gangguan pada 55 metabolisme yaitu gangguan pada

metabolisme lemak dimana estrogen dapat metabolisme yaitu gangguan

pada metabolisme lemak dimana estrogen dapat meningkatkan kolesterol,

trigliserida, HDL dan LDL.Sedangkan progestin dapat menurunkan HDL.

9
4. Keuntungan dan kerugian memakai kontrasepsi KB PIL

Menurut Mochtar (2016), keuntungan memakai KB pil adalah :

1) Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika diminum sesuai aturan.

2) Tidak mengganggu aktifitas seksual.

3) Siklus haid menjadi teratur.

4) Pemakai pil dapat hamil lagi. Jika dikehendaki, kesuburan dapat

kembali dengan cepat.

5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (diesminorea).

6) Dapat mengobati wanita dengan perdarahan yang tidak teratur.

7) Dapat mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda.

Kerugian memakai KB pil menurut Saifuddin (2008), adalah sebagai

berikut :

1) Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan.

2) Motivasi harus kuat.

3) Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, umpamanya

mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri.

4) Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea

yang persisten.

5) Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal

10
5. Waktu mulai menggunkan KB PIL

Menurut Saifuddin (2015), waktu menggunakan KB pil adalah :

1) Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan

tersebut tidak hamil

2) Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.

3) Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan

metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari

ke 14 / tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah

menghabiskan paket pil tersebut

4) Setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI Eklusif, 3

bulan dan tidak menyusui, pasca keguguran (segera atau dalam

waktu 7 hari).

5) Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin

menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan

tanpa perlu menunggu haid.

6. Efek samping PIL KB

Efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian pil kontrasepsi

adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada

pemakai pil yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil

kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit

tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta

hipertensi. Resiko yang lain adalah timbulnya tumor-tumor ginekologik,

11
yaitu tumor mammae dan serviks uteri, serta timbulnya tumor-tumor

ditempat lain, seperti tumor pada hati, melanoma dan tumor pada kelenjar

hipofisa.

Selain memungkinkan timbul efek samping yang berat, pada

pemakai kontrasepsi oral juga bisa timbul efek samping yang lebih ringan,

yang disebabkan oleh komponenkomponen dalam pil tersebut. Dari

komponen estrogen, akan memberikan efek samping ringan berupa rasa

mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan keputihan.

Sedangkan komponen progesteron akan menyebabkan efek samping

ringan berupa perdarahan yang tidak teratur, bertambahnya berat badan,

payudara mengecil, keputihan, jerawat dan kebotakan.

Disamping itu masih banyak efek samping lain, yang timbul pada

pemakai pil kontrasepsi, seperti adanya gangguan penglihatan, gangguan

metabolisme lemak, gangguan metabolisme karbohidrat, gangguan pada

sistem pembekuan darah, serta gangguan metabolisme protein.

Menurut Prawirohardjo (2012), efek samping penggunaan KB pil :

1) Ringan : berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan

tidak teratur, retensi cairan, edema, nyeri kepala, timbulnya jerawat.

Keluhan tadi berlangsung pada bulan pertama pemakaian pil.

Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting

dan breakthrough bleding.

2) Berat : dapat terjadi trombo embolisme, mungkin karena pengaruh

vaskuler secara langsung.

12
D. Spotting

Spotting adalah perdarahan intermenstruasi yang jumlahnya sedikit sekali,

sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon, kain atau kassa pembalut.

Gejala spotting adalah Perdarahan yang berupa bercak-bercak ringan. Penybab

spotting bisa terjadi karena Penyebab spotting adalah terjadinya pelebaran

pembuluh fena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh,

sehingga terjadi perdarahan lokal. Bila efek gestagen kurang, stabilitas stoma

berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi perdarahan.

Menurut Saifuddin (2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut :

1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini

bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan

pil kombinasi maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan:

a. Menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol),

Ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis

lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi

dapat terjadi perdarahan.

b. Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian pil

kombinasi ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kombinasi/hari

selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi

hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen

equin konjugasi untuk 14-21 hari.

13
BAB II

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB PIL

A. Kajian Kasus
Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian : -selesai WIB
Tempat pengkajian :
1. Data Subjektif (S)
Identitas pasien
Nama Istri : Ny. Nama Suami : Tn.
Umur : tahun Umur : tahun
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :

1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah yang keluar dari alat
kelamin sejak …..dan tidak berhenti sampai ………..

2) Riwayat menstruasi
Usia Mennarche : (11-13 tahun)
Siklus : (28-30 hari)
Lamanya : (5-7 hari)
Banyaknya : (2-3x ganti pembalut/ hari)
Masalah : - disminorhea / Amenorhea

14
3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Tabel riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB
No Umur Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit JK BB KB
bersalin kehamilan persalinan
1.

4) Riwayat perkawinan (bagi Pra Konsepsi Post Kontrasepsi)


Status perkawinan :
Nikah ke :
Usia perkawinan :

5) Riwayat Kontrasepsi
Jeni mulai pake berhenti/ganti cara
No
s Kb Tgl oleh tempat Keluhan Tgl oleh Tempat Keluhan

6) Riwayat Kesehatan
N Pasanga
Riwayat Kesehatan Pasien
o n
Riwayat Penyakit Kronis dan Menurun
1 Riwayat Hipertensi
2 Riwayat Gula Darah
3 Riwayat Jantung
4 Riwayat Asma
5 TBC

15
6 Hepatiti B
7 Malaria
8 Kanker Payudara
9 Kanker Serviks
10 Anemia
11 TORCH
12 Lainnya
Riwayat Genetik
1 Thalasemia
2 Hemifilia
3 Lainnya
Riwayat IMS
1 Gonorea
2 Shipilis
3 Herpes Genetalia
4 Clamidia
5 Condiloma
6 HIV AIDS
Infeksi saluran reproduksi
1 Kandidiadi Vaginalis
2 Vaginosis Bakteria
3 Trikomoniasis
Riwayat penyakit yang terkait dengan kesehatan
1 Riwayat mumps (gondok)
Idiopathic Thrombocytopenic
2
Purpura
3 Tiroid
4 Systemic Lupus Erythematosus

7) Riwayat psikososial dan spiritual


a) Hubungan suami istri : Baik / tidak

b) Hubungan istri dan : baik/ tidak


keluarga

16
c) Keyakinan agama : taat agama / tidak

d) Kebiasaan berobat : sering mengkonsumsi


obat, sering berobat /
tidak sam sekali

e) Dukungan keluarga : baik / tidak


terhadap kehamilan

f) Dukungan suami terhadap : baik / tidak


kehamilan

8) Pola kebiasaan sehari-hari

Pola Kebiasaan Sehari-Hari


1) Makan
Frekuensi : (2-3x/ hari)
Jenis Makanan : nasi, sayur, lauk pauk
Nafsu Makan : biasa/kurang
Pantangan :ada/ tidak ada

2) Minum
Frekuensi : (5-8 gelas/hari)
Jenis : air putih, teh manis, susu

17
Masalah : ada/tidak ada
3) Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : (1-2x/hari)
Konsistensi : lunak/padat/cair
Warna : kuning kecoklatan
Bau : khas feses
Masalah : ada/tidak ada
b) BAK
Frekuensi : (3-4x/hari)
Warna : kuning
Bau : khas urin
Masalah : tidak ada
4) Istirahat dan Tidur
Siang : ± 1-2 jam
Malam : ± 6-8jam
Masalah : Ada/ Tidak Ada

Lingkungan dan Perilaku yang merugikan kesehatan


NO Perilaku Catin Pr/Istri Catin LK/Suami

Ibu sering terpapar


1 asap rokok atau Ya / tdk Ya / tdk
polusi
Beban pekerjaan ibu
2 Ya / tdk Ya / tdk
terlalu berat

Kebiasaan Minum
3 jamu atau obat tanpa Ya / tdk Ya / tdk
resep dokter

Memiliki hewan
peliharaan/lingkunga
4 Ya / tdk Ya / tdk
n sekitar dekat
dengan peternakan

18
Kebiasaan cuci
5 Ya / tdk Ya / tdk
tangan pakai sabun

6 Kepemilikan jamban Ya / tdk Ya / tdk


7 Sumber Air Bersih Ya / tdk Ya / tdk

Sarana Pembuangan
8 Ya / tdk Ya / tdk
Sampah

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik/lemah
Kesadaran : composmenthis
Tanda-Tanda Vital
TD : (systole 90-120mmHg
Diastole 60-80mmHg)
Suhu : 36,5˚- 37 ˚ C
Nadi : 60-80 x/menit
Pernafasan : 20-24 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kebersihan : Baik/cukup/kurang
Benjolan : Ada / Tidak ada
Distribusi rambut : Merata / Tidak
b. Muka
Keadaan : pucat / Tidak
Oedema : Ada / Tidak ada
Masalah : Ada / Tidak ada

c. Mata
Konjungtiva : Anemis / An anemis
Sclera : Iketrik / An ikterik
Masalah : Ada / Tidak ada

19
d. Hidung
Kebersihan : Bersih/cukup/kurang
Kelainan : Ada / Tidak ada
e. Mulut
Mukosa bibir : Kering / Lembab
Gusi : Ada Pembengkakan / Tidak
Gigi : Ada Caries / Tidak
Kebersihan : Bersih / Tidak
f. Telinga
Pendengaran : Baik / Tidak Baik
Pengeluaran cairan abnormal : Ada / Tidak ada
Kelainan : Ada / Tidak ada
g. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : Ada / Tidak ada
Pembesaran kelenjar parotis : Ada / Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Ada / Tidak ada
h. Payudara
Puting susu : datar/menonjol
Areola mammae : Hiperpigmentasi
Lesi : Ada / Tidak ada
Massa / benjolan abnormal : Ada / Tidak ada
Nyeri tekan : Ada / Tidak ada
i. Abdomen
Bekas luka operasi : ada/tidak
Linea : alba/nigra
Striae : albicans/liviade
j. Genitalia
Keputihan :
Keluhan :
k. Ekstremitas
1) Atas

20
Warna kuku : pucat/tidak pucat
Oedema : ada/tidak ada
2) Bawah
Warna kuku : pucat/tidak pucat
Oedema : ada/tidak ada
Varises : ada/tidak ada
Tanda Homan : (+)/(-)

2. Analisa (A)
Ny ….. Umur ……. Aseptor KB PIL dengan spotting

3. Planning(P)
Perencanaan atau planing adalah suatu pencatatan menggambarkan
pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assasmenet
yaitu rencana apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Perencanaa dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun
berdasarkan hasil analisi dan interpretasi data yang bertujuan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
memepertahankan kesejahteraannya..
1. Lakukan informed consent kepada NY. N terhadap tidakan yang akan
dilkakukan
2. Beritahu Ny.N mengenai hasil pemeriksaan
3. Beri KIE tentang efek samping KB Pil Kombinasi
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada
daerah kemaluannya
5. Beri ibu dukungan moril untuk tidak cemas dengan keadaannya, dan
ibu harus tetap menggunakan alat kontrasepsi lain atau tetap
menggunakan KB Pil Kombinasi untuk mencegah kehamilan

21
6. Beri terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1
tablet perhari selama 7 hari dan anjurkan ibu untuk minum secara
teratur.
7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan,

22
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I.B.G.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana.

Jakarta:EGC

Notoatmodjo, S. 2015.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 20015. Buku Panduan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Suratun. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta : Trans Info Media

Sulistyawati, A.2011.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta. Salemba Medika.

23

Anda mungkin juga menyukai