TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar masa nifas (post partum)
1. Masa Nifas
a. Pengertian
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau disebut juga puerperium
minggu (42 hari) setelah itu. Bila diartikan dalam ahasa latin.
disebut kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Sehingga
baik secara fisiologi maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan.
10
11
genetalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting
sebagai berikut:
1) Uterus
simfisis atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama
dan kemudian mengerut, sehingga dalam dua minggu telah turun masuk
kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi
pengurangan dalam ukuran dan berat serta oleh warna dan banynya lokea
bayinya.
2) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Lokea mempunyai bau khas, tidak seperti bau
12
ml. Bebrapa jenis lokea yang terdapat pada wanita pada masa nifas:
lebih pucat dari lochea rubra. Loche ini berbentuk serum dan
putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua
3) Endometrium
2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan
selaput janin. Setelahtiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan
4) Serviks
bebrapa hari setelah serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan
besar selama proses melahirkaan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur, setelah 3 miggu vulva dan vagina kembali pada keadaan tidak
tekanan kepala bai yang bergerak maju. Perubahan pada perineum pasca
6) Payudara (mamae)
melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk
terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel
acini yang menghasilan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi mengisap
terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan
7) Sistem pencernaan
terutama dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi karena inaktivitas
adanya refleks hambatan defekasi karena adanya rasa nyeri pada perineum
8) Sistem perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Diuresis terjadi karena
adanya overdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine
9) Sistem endokrin
Saat plasenta terlepass dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL secara
tidak terdapat dlam urine setelah 2 hari postpartum. HPL tidak lagi
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 O C. Sesudah partus dapat
naik kuranf lebih 0.5 dari normal , namun tidak akan melebihi 8 derajat
celsius. Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus,
1)Taking in periode, terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih
pasif dan sangat bergantung pada orang lain. Fokus perhatian terhadap
sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat
3)Letting go periode, dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu
B. Konsep Perineum
1. Pengertian
melahirkan perineum menjadi agak bengkak atau memar dan mungkin ada
Perineum berasal dari bahasa latin, dan dalam bahasa yunani disebut
bagian tubuh yang terletak pada daerah antara vulva dan rektum,dibatasi
oleh :
b. Posterior : os coccigis
sampai dengan melanjutkan ke sisi media paha dan abdomen sisi inferior.
batas terluarnya adalah kulit, yang melanjutkan ke sisi medial paha dan
yang terdapat pada akhir dari kanalis analis disebut sebagai segitiga anal.
Segitiga urogenal dibatasi di bagian depan dan lateral oleh simfisis pubis
dan rami iskiopubik. Dua kompertamen penyusunnya adalah sisi luar dan
uretra dan otot sfingter uretrovagina dari bagian distal uretra dengan
Segitiga anal terdiri dari kanalisis analis, sfingter anal, dan fossa
dari tepi anal ke ring anorektal. Di bagian inilah terletak level proksimal
analis terbentang dari katup anal ke batas anal dan panjangnya sekitar 2
terdiri dari otot sfingter ani eksterna dan interna yang dipisahkan oleh
3. Laserasi
kelahiran bayi melalui pervaginam. Leserasi jalan lahir terjadi pada hampir
semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Tanda dan gejala robekan jalan lahir diantaranya adalah pendarahan, darah
segar yang mengalir setelah bayi lahir, uterus berkontraksi dengan baik, dan
plasenta normal. Gejala yang sering terjadi anatara lain pucat, lemah, pasien
episiotomi yaitu insisi yang sengaja dilakukan pada jalan lahir (vagina dan
Luka yang terjadi biasanya ringan tetapi seringkali juga terjadi luka
yang luas dan berbahaya, untuk itu setelah persalinan harus dilakukan
20
perineum adalah luka pada perineum yang disebabkan oleh 2 hal yaitu:
posterior pada vagina yang umumnya dilakukan oleh bidan atau dokter
episiotomi yaitu:
Elly. 2021).
a. Derajat satu : robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian
b. Derakat dua : robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian
c. Derajat tiga : robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian
2019)
perineum adalah penyebab kedua dari perdarahan post partum setelah atonia
uteri. Usia ibu ≥35 tahun meningkat resiko ruptur perineum. Aktivitas fisik
a. Persalinan pertama
berat.
b. Usia ibu
c. Panjang perineum
Pangastuti.2021).
a. Berat janin
Peningkatan taksiran berat janin atau berat bayi saat lahir (terutama
Pangastuti.2021).
a. Induksi persalinan
b. Partus presipitatus
c. Kala II lama
mengalami robekan.
2021).
a. Episiotomi
ani
26
b. Tindakan menahan kepala bayi saat akan lahir yang terlalu aktif
jaringan yang rusak. Sifat penyembuhan pada semua luka adalah sama dengan
variasi bergantung pada lokasi, keparahan dan luas cidera. Ada 3 fase
cedera.
b. Proliferasi/regenerasi
hari.
27
c. Maturasi/remodeling
a. Pengetahuan
dengan Indek Masa Tubuh (IMT) rata-rata 19,88 kg/m dan kadar
lemak, vitamin dan mineral. Hal ini akan meningkatkan indeks masa
( Herlina, 2020).
c. Personal hygiene
cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali sehabis
BAK dan BAB dengan arah bagian depan terlebih dahulu lalu ke
d. Lingkungan keluarga
e. Sosial budaya
orang tua yang masih percaya dengan budaya pantang yang memang
C. Konsep nyeri
1. Definisi nyeri
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainya. Hal
30
tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien
(Asmadi.2017).
nyeri, secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatusensasi yang tidak
dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu
2. Fisiologi nyeri
a. Tranduksi
nyeri.
b. Transmisi
aferen primer pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan
c. Modulasi
desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan era otak lainya
dorsalis.
d. Persepsi
berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
(Bahrudin, 2017).
modulasi nyeri yang populer. Teori ini meyatakan eksistensi dari kemampuan
32
modulasi implus yang masuk pada masuk pada kornu dorsalis melalui “gate”
(gerbang). Berdasarkan sinyal dari sistem asendens dan desendens maka input
akan ditimbang. Integrasi semua input dari neuron ssensorik, yaitu pada level
medulla spinalis yang sesuai dan ketentuan apakah gate akan menutup atau
nyeri, termasuk motivasi untuk bebas dari nyeri, dan peranan pikiran, emosi,,
(Bahrudin, 2017).
Teori gate control dari Melzack dan Wall menyatakan bahwa impuls
sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
serabut control desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-
neuron betaA yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan
neurotransmitter penghambat.
berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan
tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri
dihantarkan ke otak, terdapat pusat korteks yang lebih tinggi di otak yang
endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.
4. Klasifikasi nyeri
pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya seragam.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dan
lain-lain
34
menghilang
(Asmadi.2017).
(Asmadi.2017).
b. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan.
melingkari angka dengan spasi yang sama pada halaman atau secara verbal
perubahan kecil pada nyeri. Skala nyeri dapat dipersepsikan sebagai berikut:
1. Metode farmakologi
riwayat dilakukan penjahitan maupun tidak. Hal ini diperberat oleh proses
inflamasi yang mungkin terjadi, dari yang ringan sampai dengan bila terjadi
nyeri ringan perineum pascasalin karena obat ini relatif tidak mahal, cukup
efektif, dan dengan risiko efek samping minimal terhadap ibu maupun bayi
Pada nyeri yang lebih berat dipilih preparat analgesi yang lebih
dosis sehari, atau pemberian diklofenak (harus dicermati bahwa preparat ini
lebih cepat bekerja mengurangi nyeri, serta berefek lokal saja. Analgesi
dasar panggul cara kegel. Latihan ini dapat dimulai sesegera mungkin, atau
setidaknya setelah rasa nyeri berkurang dan ibu merasa lebih nyaman
2016).
tepat pada waktu tang tepat, penatalaksanaan nyeri yang efektif juga dengan
1. kompres dingin
2020).
zat mirip morfin yang diproduksi oleh tubuh (termasuk bahan kimia
endogen) dan dalam kadar tinggi di sistem saraf. Endorfin ini bertindak
40
dari otak dan sumsum tulang belakang. Kompres dingin digunakan untuk
mati rasa dan sebagai anti iritasi. Penggunaan dingin dikaitkan dengan
nyeri.
sistem araf pusat. Sesuai dengan teori ini, es yang dioleskan langsung ke
kapiler di sekitar tempat penusukan. Selain itu kompres dingin juga dapat
atau bahkan tidak terjadi saat kompres dingin pada jaringan ( Kristiyan,
2019).
41
c. Merelaksasikan otot
d. Mengurangi inflamasi
e. Penurunan prostaglandin
b. Mengurangi pembengkakan
d. Rasa nyaman
c. Pasca tonsilektomi
lanjut
43
inflamasi.
kain atau kasa yang dibasahi dengan air dingin atau menggunakan ice
pack, kemudian diletakkan pada daerah tempat luka dengan lama waktu
1 Persiapan alat :
1. Lembar persetujuan
2. Buku catatan
3. Ice pack suhu 15OC
4. Termometer air raksa
5. Kain tipis / kassa pembungkus
ice pack
6. Celana dalam
7. Pembalut bersih
2 Persiapan pasien, perawat dan
lingkungan :
1. Memperkenalkan diri pada
pasien
2. Menjelaskan pada klien
prosedur yang akan dilakukan
3. Meminta persetujuan klien atau
keluarga
44
4. Mencuci tangan
5. Menutup tirai / korden disekitar
klien
6. Mendekatkan peralatan
3 Prosedur pelaksanaan :
1. Petugas mencucui tangan dan
memakai sarung tangan
4. Evaluasi :
1. Ucapkan terimakasih paa klien
atau keluarga
2. Segera laporkan adanya temuan
abnormal
3. Dokumentasikan hasil
pemberian kompres dalam
lembar observasi
(Sumber : Ricci, Susan Scotth, dkk.2010)
F. Aromaterapi lemon
1. Pengertian
2018).
2018).
diantara dinding sel tumbuhan. Setiap saat, minyak esensial ini dilepaskan
ini mengingatkan kita akan kerja hormon pada sistem tubuh manusia. Jadi,
Sulistiowati, 2018).
Proses melalui penciuman merupakan jalur yang sangat cepat dan efektif
depresi, juga beberapa macam sakit kepala. Ini disebabkan rongga hidung
suhu dan kelembaban udara yang masuk dan sebagai penangkal masuknya
pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya ingat seseorang
Kemudian ke limbik otak, pada hal ini akan merangsang memori dan respon
48
menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa berupa zat endorphin dan
sendiri oleh tubuh yang memiliki efek mengurangi rasa sakit dan memicu
sebagai hormone yang terdapat pada sistem saraf pusat yang dipercaya
produksi rendah atau sedikit kondisi tubuh akan menjadi depresi atau cemas,
pada otak untuk memberikan reaksi yang membuat perubahan fisiologi pada
tubuh, pikiran jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh dan
penciumaan yang berada pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel
lomonen, asam folat, tannin, vitamin (C, A, B1 dan P), dan mineral
Limonene adalah komponen yang paling dominan, yaitu 68,5%, hasil yang
2018).
sifat antioksidan yang dimiliki senyawa kimia jeruk ini saat terjadinya
4. Kontraindikasi
bahwa kontraindikasi atau ibu yang tidak boleh diberi aromaterapi, yaitu:
sudah diteteskan dengan minyak essensial lemon (3 tetes atau 0,3ml) yang
4 Evaluasi :
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
52
G. Kerangka teori
Post Partum
Nyeri perineum
penatalaksanaan
Kompres dingin
Aromaterapi lemon
Faktor yang
berhubungan dengan
penyembuhan luka
perineum : Bersifat vasokontriksi Saluran pernapasan
(mengurangi aliran
1. Pengetahuan darah ke daerah tubuh
2. Personal Hygiene yang mengalami luka)
3. IMT Pusat pangkal otak
4. Lingkungan
keluarga
5. Sosial budaya Memperlambat aliran Sel neuron
implus nyeri menginterprestasikan bau
: Ditelit
: Tidak diteliti
54
H. Hipotesis
hubungan dua variabel akibat. Ada dua jenis hipotesis yaitu hipotesis kerja atau
adanya hubungaan antara dua variabel X dan Y, dan adanya perbedaan antara
dua kelompok. Kemudian hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan antara
dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X dan Y (Arikunto, 2014).