‘’NIFAS’’
OLEH
ARINDA RIZKY FEBYANTARI
202006040012
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
1.2 ETIOLOGI
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi
(winknjosastro,2006:237).
Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi
dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar
yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis
otot membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna,
dengan demikian terhindari dari perdarahan post partum
1.3 TAHAPAN MASA NIFAS
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri.
Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi
uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
1. Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
2. Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu
3. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi ( bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-
tahun )
3) Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam
masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah
menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
B. Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca
persalinan.
C. Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4 pasca
persalinan.
D. Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
E. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
F. Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
5) Sistim Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk
mengakomodasi penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan
pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang
menyebabkan volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal.
Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama
ini klien mengalami sering kencing. Penurunan progesteron membantu
mengurangi retensi cairan sehubungan dengan penambahan vaskularisasi
jaringan selama kehamilan.
6) Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume
darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini
terjadi pada hari pertama post partum.
7) Perubahan psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari
persalinan.Dalam masa ini terjadi interaksi dan kontak yang
lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai
psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang
romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum.
Ibu berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan
berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada
periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi
tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu
mengambil tanggung jawab terhadap bayi.Sedangkan stres
emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan
kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan
terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.
Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana
terjadi pada hari ke 3-5 post partum.
1.7 Pathway
2.1 PENGKAJIAN
a. Biodata klien
b. Keluhan utama
dengan masa nifas, misalnya klien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena
c. Riwayat kesehatan
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : jantung, hipertensi, asma, yang
d. Riwayat haid
Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus (Nugroho et
al., 2014)
e. Riwayat perkawinan
Berapa kali menikah? status menikah syah atau tidak? (Nugroho et al., 2014)
f. Riwayat obstetrik
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara
Wulandari, 2010)
g. Riwayat KB
Wulandari, 2010).
h. Data pengetahuan
1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum yang meliputi nafsu makan,
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar dan
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, warna dan baru,
apakah terjadi diuresis setelah melahirkan, apakah terjadi retensi urine karena
takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan, dan kebiasaan penggunaan toilet.
3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
waktu luang.
4) Personal hygiene
lochea.
5) Aktivitas
Pada pola ini dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Apakah ibu
j. Pemeriksaan fisik
2) BB, TB, LLA, tanda vital normal (RR konsisten, nadi cenderung bradikardi,
jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi), anus : hemoroid dan thrombosis
pada anus.
7) Muskuloskeletal : tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, dan
kekuatan otot.
2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;
diuresis; keringat berlebihan.
3. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran
kemih.
4. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet
yang tidak seimbang; trauma persalinan.
5. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
6. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.
7. Resiko gangguan proses parenting b/d kurangnya pengetahuan tentang
cara merawat bayi.
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2007. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.
Hacker Moore. 2005. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Mc Closky & Bulechek. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.