Anda di halaman 1dari 51

DOKUMENTASI KEBIDANAN

“APLIKASI DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA


KEHAMILAN”

Di Susun Oleh Kelompok 4 :

1. Mentari Permata Hati P0 0340421013


2. Mita Febriyanti P0 0340421014
3. Nadia Utari Pratiwi P0 0340421015
4. Nanda Dwi Sapitri P0 0340421016

Dosen Pengajar :

Wenny indah PES, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIV ALIH JENJANG
KEBIDANAN CURUP
TA.2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT.Karena berkat dan rahmat-Nya jualah kami

bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Aplikasi dokumentasi asuhan

kebidanan pada kehamilan” . Di harapkan dengan adanya makalah ini bisa

membantu para pembaca dalam mempelajari dan mendalami pengetahuan tentang

Aplikasi dokumentasi asuhan kebidanan pada kehamilan. Tidak lupa kami

ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. .

Kami berharap mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat

menambah wawasan para pembaca.Kami sadari dalam pembuatan makalah masih

terdapat kekurangan di sana-sini,oleh karena itu kritik dan saran sangat kami

butuhkan dari pembaca. Agar kedepannya bisa menjadi penyempurnaan bagi kami

untuk lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

semoga Allah SWT. Selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita.

Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Curup, juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Dokumentasi ….......................................................................... 7
B. Dokumentasi Dalam Kebidanan ................................................. 7
C. Tujuan Dokumentasi Kebidanan ................................................. 8
D. Yang Perlu Diperhatikan Dalam Dokumentasi ........................... 9
E. Teknik Dokumentasi ................................................................. 10
F. Model-model Dokuemntasi Asuhan Kebidanan ....................... 11
G. Kehamilan ................................................................................ 19
H. Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil...26

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................... 50
B. Saran .......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kewajiban mendokumentasikan asuhan kebidanan diatur didalam

standar profesi bidan yaitu pada standar IX tentang dokumentasi yang

menjelaskaaaan bahwa asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai

dengan standar dokumentasi kebidanan yang diberikan yaitu,

dilaksanakan pada setiap tahapan asuhan kebidanan, dilaksanankan

secara sistematis, tepat, dan jelas serta dokumentasi merupakan bukti

legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan dalam layanan kebidanan

bidan harus mengerjakan pendokumentasian. Bidan mempunyai

kewajiban sebagaimana Permenkes No 28 tahun 2017 pada Pasal 28

yaitu Bidan mempunyai kewajiban melakukan pencatatan dokumentasi

secara sistematis. Pencatatan asuhan kebidanan harus dicatat sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan sesuai dengan Kepmenkes No

369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumentasi

asli yang dapat dijadikan bukti dalan persoalan hukum. Dokumentasi

kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada

klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan

sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat

4
dari berbagai permasalahan yang mungkin dialami olrh klien berkaitan

dengan pelayanan yang diberikan. Selain sebagai pencatatan dan

pelaporan, dokumentasi kebidanan juga digunakan sebagai informasi

tentang status kesehatan pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan

yang dilakukan oleh bidan. Disamping itu dokumentasi berperan

sebagai pengumpulan, penyimpanan, dan desiminasi informasi guna

mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus menerus

pada suatu waktu terhadap sejumlah kejadian. Dengan kata lain

sebagai keterangan baik tertulis maupun terekam, mengenai identitas,

anamnesis, penentuan fisik laboratorium, segala diagnosa pelayanan

dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, serta pengobatan

rawat inap dan rawat jalan maupun pelayanan gawat darurat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah

yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan dokumentasi dalam kebidanan?

2. Mengapa perlu membuat dokumentasi dalam kebidanan?

3. Bagaimana cara mengaplikasikan dokumentasi dalam asuhan

kebidanan pada kehamilan?

5
C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan mengenai konsep teori tentang dokumentasi

dalam kebidanan

2. Untuk mengetahui pengkajian dalam setiap tindakan yang telah

atau belum dilakukan

3. Untuk membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan dalam

asuhan kebidanan

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dokumentasi

Dokumentasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah surat yang

tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan (seperti akta

kelahiran, surat nikah, surat perjanjian, dan sebagainya).

B. Dokumentasi dalam kebidanan

Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan

pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan

yang berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat

dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi

dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan

akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan (proses asuhan kebidanan).

Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada

klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan

sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari

berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan

pelayanan yang diberikan. Selain sebagai sistem pencatatan dan pelaporan,

dokumentasi kebidanan juga dipakai sebagai informasi tentang status

7
kesehatan pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan

oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi berperan sebagai pengumpul,

penyimpan, dan penyebarluasan informasi guna mempertahankan

sejumlah fakta yang penting secara terus menerus pada suatu waktu

terhadap sejumlah kejadian. Dengan kata lain, dokumentasi digunakan

sebagai suatu keterangan, baik tertulis maupun terekam, mengenai data

subyektif yang diambil dengan anamnesa (wawancara), hasil pemeriksaan

fisik, hasil pemeriksaan penunjang (laborat, USG dsb), analisa (diagnosa),

perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi, tindakan medis,pengobatan

yang diberikan kepada klien baik rawat jalan maupun rawat inap, serta

pelayanan gawat darurat.

Dokumentasi mempunyai 2 sifat yaitu tertutup dan terbuka. Tertutup

apabila di dalam berisi rahasia yang tidak pantas diperlihatkan,

diungkapakan, dan disebarluaskan kepada masyarakat. Terbuka apabila

dokumen tersebut selalu berinteraksi dengan lingkungannya yang

menerima dan menghimpun informasi. Pendokumentasian dari asuhan

kebidanan di rumah sakit dikenal dengan istilah rekam medik.

Dokumentasi berisi dokumen/pencatatan yang memberi bukti dan

kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang sesuatu.

C. Tujuan dokumentasi kebidanan

Sebagai sarana komunikasi:

a. membantu koordinasi asuhan yang diberikan oleh tim kesehatan,

8
b. mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau anggota

tim kesehatan

c. mencegah tumpang tindih

d. untuk mengurangi kesalahan dalam tindakan

e. meningkatkan ketelitian dalam memberikan asuhan kebidanan

f. membantu tim bidan dalam mengurangi waktu sebaik-baiknya

g. sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat

h. bukti pelayanan yang bermutu

i. sebagai i formasi statistik

j. sebagai sarapan pendidikan

k. pemenuhan pelayanan standar

l. untuk menjamin penggantian biaya pasien

m. untuk perencanaan pelayanan dimasa yang akan datang.

D. Yang Perlu Diperhatikan Dalam Dokumentasi

a. Jangan mencoret–coret tulisan yang salah , karena akan terlihat seperti

bidan mencoba menutupi sesuatu/informasi atau merusak catatan. Jika

ada kesalahan dalam mencatat lebih baik diberi garis pada tulisan yang

salah dengan diberi catatan ”salah” dan diberi paraf dan kemudian

ditulis catatan yang benar.

b. Jangan memberi komentar/menulis hal yang bersifat mengkritik klien

atau tenaga kesehatan lain. Ditulis hanya uraian objektif perilaku klien

atau tindakan yang dilkukan

9
c. Koreksi terhadap kesalahan dibuat dengan sesegera mungkin, karena

kesalahan mencatat dapat diikuti dengan kesalahan tindakan.

d. Catat hanya fakta, jangan membuat spekulasi atau perkiraan dari

situasi yang ada.

e. Semua catatan harus ditulis dengan tinta dan dengan menggunakan

bahasa yang lugas, karena tulisan yang tidak dimengerti dapat disalah

tafsirkan dan menimbulkan persepsi yang salah (jangan pakai pensil,

karena mudah terhapus).

f. Hindari catatan yang bersifat umum, karena informasi yang spesifik

tentang klien atau tentang keadaannya akan hilang.

g. Ingat bahwa bidan akan bertanggung jawab atas informasi yang

dicatatnya/ditulisnya. Asuhan kebidanan komprehensif membutuhkan

data informasi yang lengkap, objektif dan dapat dipercaya, karena hal

tersebut dapat menjadi bumerang bagi bidan jika dilaksanakan secara

tidak sesuai ketentuan yang ada.

E. Teknik dokumentasi.

Tehnik pendokumentasian merupakan cara menggunakan

dokumentasi dalam penerapan proses asuhan. Ada 2 (dua) macam tehnik

pendokumentasian, yaitu :

a. Naratif Teknik merupakan tehnik yang dipakai untuk mencatat

perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi, yang

mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Teknik narative

merupakan teknik yang paling sering digunakan dan yang paling

10
fleksible. Teknik ini dapat digunakan oleh berbagai petugas kesehatan.

Contoh : Pada tanggal 13 November 2007, Ny. ”A” datang ke bidan

”B” untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu mengaku hamil 8 bulan

anak kedua dan merasakan pergerakan janinnya.

b. Teknik dokumentasi Flow sheet/Checklist adalah bentuk catatan

perkembanggan aktual yang dirancang untuk memperoleh informasi

dari pasien secara spesifik menurut parameter yang telah ditentukan

sebelumnya.. flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat hasil

observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak

perlu ditulis secara naratif, termasuk data klinik klien. Flow

sheet/Checklist merupakan catatan perkembangan yang didesain untuk

mengumpulkan informasi yang spesifik dari pasien dengan format

yang lebih singkat. Contoh : Kartu akseptor KB Lembar pementauan

suhu basal Kolom pemantauan DJJ pada partograf.

F. Model model dokumentasi asuhan kebidanan

a. SOR (Source Oriented Record)

Dalam model ini pencatatan berdasarkan atas disiplin orang atau

sumber yang mengelola pencatatan, dimana pengelola catatan dapat

berasal dari anggota tim petugas kesehatan yang berwenang untuk

memberikan informasinya. Masing–masing petugas kesehatan itu,

mendeskripsikan hasil observasinya, atau tindakan yang telah

dilakukannya. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian

tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi,

11
lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat/bidan

menggunakan catatan tersendiri, begitu pula disiplin lain mempunyai

catatan masing-masing.

Keuntungan penggunaan SOR:

1. Menyajikan data yang secara berurutan dan mudah diidentifikasi.

2. Memudahkan perawat/bidan untuk secara bebas bagaimana

informasi akan dicatat.

3. Format dapat menyederhanakan proses pencatatan masalah,

kejadian, perubahan, intervensi dan respon klien atau hasil.

Kerugian penggunaan SOR :

1. Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi, karena

tidak berdasarkan urutan waktu.

2. Kadang-kadang mengalami kesulitan untuk mencari data

sebelumnya jika tidak melihat data awal.

3. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk

menentukan masalah dan tindakan kepada klien.

4. Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak.

5. Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam

interpretasi/analisa.

6. Perkembangan klien sulit di monitor.

b. CBE (Charting By Exception)

sistem dokumentasi yang mencatat secara narative dari hasil atau

penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar CBE

12
mengintegrasikan dua komponen kunci yaitu : 1. Flowsheet

Kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator

pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik,

catatan pendidikan dan pencatatan pemulangan klien. 2. Dokumentasi

Berdasarkan standar praktik keperawatan, sehingga mengurangi

pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu

standar harus cukup spesifik.

Keuntungan pencatatan CBE :

1. Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi.

2. Data yang tidak normal nampak jelas.

3. Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami.

4. Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu

informasi lain.

5. Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu

dituliskan.

6. Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi.

7. Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya.

8. Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentasi.

9. Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang

permanen.

Kerugian pencatatan CBE:

1. Pencatatan secara narasi sangat singkat.

2. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada.

13
3. Pencatatan rutin sering diabaikan.

4. Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya

didokumentasikan.

c. PIE (problem intevention and evaluation)

Keuntungan PIE (problem intevention and evaluation): rencana

tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan, sangat jelas,

perkembangan klien mulai dari masuk sampai pulang dapat dengan

mudah digambarkan, dapat diadaptasi untuk catatan yang otomatis.

Kerugian PIE (problem intevention and evaluation): tidak dapat

digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu, pembatasan rencana

tindakan yang tidak diaplikasikan untuk beberapa situasi kebidanan.

d. POR (Problem oriented record)

Model ini memusatkan data tentang klien didokumentasikan dan

disusun menurut masalah klien. Sistem ini mengintegritaskan semua

data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat, bidan

atau tenaga kesehatan lainnya. Terdiri dari empat komponen, yaitu

data dasar, daftar masalah, evaluasi dan penyelesaian masalah secara

jelas dicatat, daftar awal rencana asuhan.

14
e. Dokumentasi SOAP

merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita mengatur pola

pikir kita dan memberikan asuhan yang menyeluruh. Metode ini

merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan guna

menyusun dokumentasi asuhan.

SOAP merupakan singkatan dari :

S = Data Subjektif

Data subjektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa, tanda

gejala subjektif yang diperoleh dari hasik bertanya pada klien, suami

atau keluarga.

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.

Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat

sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan

diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi

tanda “O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif

menguatkan diagnosa yang dibuat.

O = Data Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam

data fokus untuk mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang

diperoleh dari hasil pemeriksaan, dan data ini memberi bukti gejala

klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa

15
A = Data Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi

(diagnosa masalah dan antisipasi masalah lain/diagnosa potensial)

P = Data Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assesment. Untuk perencanaan, implementasi dan

evaluasi dimasukkan dalam data planning.

f. Manajemen varney

Merupakan metode pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang

khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Dalam proses penatalaksanaan asuhan kebidanan menurut Varney

ada 7(tujuh) langkah, meliputi :

i.Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk

memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa,

pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-

tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemriksaan penunjang

(Mizawati.2016).

16
ii. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

dapat merumusakan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan

diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak

daapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan

penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian

(Mizawati.2016).

iii. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah

potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien

bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah

potensial ini benar-benar terjadi (Mufdlilah, dkk. 2012).

iv. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan

kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.

Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Ada kemungkinan, data

yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus segera

17
dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa

menunggu beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus keputihan

pada kehamilan, yang memerlukan penanganan serius apabila

terjadi infeksi (Betty Mangkuji,dkk.2012).

v. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan yang komrehensif atau

menyeluruh

Rencana asuhan yang menyeruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah terindentufukasi dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari

kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah

kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu

dirujuk karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan

masalah kesehatan lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah

merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan

rencana bersama klien dan keluarga, kemudian membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya (Mizawati, 2016).

vi. Langkah VI (keenam) : Melaksanankan perencanaan dan

penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyelutuh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan

aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh seluruh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau

anggota tim lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia

tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

18
pelaksanaannya( memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar

terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan

dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien

yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya

dan meningkatkan mutu asuhan (Mufdlilah, dkk, 2012).

vii. Langkah VII (ketujuh) : evaluasi

Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpebuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

(Mufdlilah,dkk.2012).

G. Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau impantasi. Dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga

19
minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga

minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2014).

a. Tanda Gejala kehamilan.

1. Tanda mungkin

Amenorea (tidak dapat haid), mual dan muntah,mengidam (ingin

makanan kusus), sinkop (pingsan) anoreksia (tidak ada selera

makan), fatigue (lelah), payudara membesar dan tegang serta sedikit

nyeri, sering miksi (kencing),konstipasi atau opstipasi, pigmentasi

kulit oleh hormone kortikosteroid, varises.

2. Tanda pasti hamil

Gerakan janin, denyut jantung janin.

b. Periode kehamilan

Menentukan periode kehamilan menurut Mizawati (2016:15):

1. Kehamilan triwulan I, antara 0-12 mg

2. Kehamilan triwulan II, antara 12-28 mg

3. Kehamilan triw ulan III antara 28-40 mg

c. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Ibu Hamil

Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Ibu Hamil menurut

Ratnawati, (2016: 28-40 ).

1. Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya

30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi

20
seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Tafsiran kasar perbesaran

uterus pada perabaan tinggi fundus.

Table 2.1 Tafsiran perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus

TFU
Usia

8 Minggu Telur bebek

12 Minggu 1-2 Jari diatas simfisis

16 Minggu Pertengahan simfisis-pusat

20 Minggu 3 jari dibawah pusat

24 Minggu Setinggi pusat

28 Minggu Setinggi 3 jari diatas pusat

32 Minggu Pertengahan pusat- prosessus xypoideus

36 Minngu Setinggi 3 jari dibawah prosessus xipodeus

40 Minggu Pertengahan pusat- prosessus xipodeus

Sumber: Sukarni dan Margareth, 2013: 66

2. Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah

dan kebiru-biruan.

3. Ovarium

21
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung

korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.

4. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan

somatotropin.

5. Sirkulasi darah ibu

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia

kehamilan 32 minggu.

6. Sistem pernafasan

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem pernafasan

untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen (O2), disamping itu

desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada

umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya

desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil

akan bernafas lebih dalam sekitar 20 % sampai 25 % dari pada

biasanya.

7. Traktus urinarius

22
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala

bayi pada hamil tua, terjadi gangguan dalam bentuk sering BAK.

8. Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh MSH lobus hipofisis anterior

dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi

pada strie gravidarum livid atau alba, areola payudara, papila

payudara, linea nigra, pipi (kloasma gravidarum). Setelah

persalinan hiperpigmentasi ini akan hilang.

9. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi

untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

d. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I, II,

dan III

setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:

1. Satu kali kunjungan pada trimester pertama (0-12 minggu)

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 12-28)

3. Dua kali kunjungan pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36

dan sesudah minggu ke 36).

23
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu di dapatkan

informasi yang sangat penting. Tabel dibawah ini memberikan garis-

garis besarnya.

Kunjungan Waktu Informasi penting

Trimester Sebelum minggu ke 12 Membangun hubungan saling


pertama percaya antara petugas kesehatan dan
ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan
menanganinya.
Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonaturum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan
praktik tradisional yang merugikan.
Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
Mendorong prilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya).

Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti dia atas, di tambah


kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsia (tanya ibu tentang
gejala-gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui
proteinuria).

Trimester ketiga Antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, di tambah


palpasi andominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.

Trimester ketiga Setelah 36 minggu Sama seprti diatas, di tambah deteksi


letak bayi yang tidak normal, atau

24
kondisi lain yang memerlukan
kelahiran di rumah sakit.

25
H. Aplikasi dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PADA NY... UMUR...TAHUN G..P..A.. UK...MINGGU

DENGAN KEHAMILAN NORMAL

Pengkajian

Tanggal : ...Juni 2021

Jam : ...WIB

Tempat :

Nama Mahasiswa : Bidan pengkaji

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF

1. IDENTITAS

Biodata Ibu

Nama Ibu : Ny...

Umur : 20-35 Thn

Agama : Islam/ Kristen/ Hindu/ Budha/ Katolik

Pendidikan : SD/ SMP/ SMA/ Perguruan Tinggi

Pekerjaan : IRT/ Swasta/ PNS/ Wirasuwasta

Alamat :

Biodata Suami

Nama Ibu : Tn...

26
Umur : 20-35 Thn

Agama : Islam/ Kristen/ Hindu/ Budha/ Katolik

Pendidikan : SD/ SMP/ SMA/ Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Swasta/ PNS/ Wirasuwasta/ Polri/ TNI

Alamat :

2. Keluhan Utama

- Ibu mengatakan terlambat haid

- HPHT.. dan TP..

- Ibu ingin memeriksakan kehamilannya yang ke ...

- Ibu mengatakan mengeluh :

a. Sesak saat bernafas

b. Gangguan pada sistem pencernaan

c. Keputihan

d. Sakit punggung

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ibu mengatakan pernah/tidak pernah menderita penyakit menular

seperti TBC, Hepatitis, Campak, HV/AIDS, dan malaria

Ibu mengatakan pernah/tidak pernah menderita penyakit keturunan

seperti asma, jantung, diabetes, hipertensi

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan sedang/tidak sedang menderita penyakit menular

seperti TBC, HEPATITIS, Campak, HIV/AIDS, dan malaria

27
Ibu mengatakan sedang/tidak sedang menderita penyakit

keturunan seperti asma, jantung, diabetes, hipertensi

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan keluarga pernah/tidak pernah menderita penyakit

menular seperti TBC, Hepatitis, Campak, HIV/AIDS, malaria dan

penyakit keturunan seperti asma, jantung diabetes, maupun

hipertensi

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12-16 tahun

Siklus : 21-35 tahun

Lamanya : 3-7 hari

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut

Masalah : Ada/Tidak ada

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

No Kehamilan Persalinan Bayi Nifas Ket

U ANC TT Tgl Temp Penolong Jenis Peny JK/ Hidup/ Lak- Perin- Loc
K at ulit BB Mati tasi eum -hea
1 M ...x ...x .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
gg

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu hamil anak ke...

HPHT :

TP :

Usia Kehamilan : ...bulan

28
ANC : ...kali

Scirining TT : ...kali

7. Riwayat Kontrasepsi

KB yang pernah digunakan : Pil/Suntik/Implant/IUD

Lamanya Pemakaian : ... bulan/ ...tahun

Masalah : ada/Tidak ada

8. Pola pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi

1) Makan

Sebelum Hamil

Pola makan : 3 kali sehari

Jenis : Bervariasi

Porsi : 1 piring/ lebih

Pantangan : ada/Tidak ada

Masalah :ada/ Tidak ada

Saat Hamil :

Pola makan : 2-3 kali sehari

Jenis : Bervariasi

Porsi : 1 piring/lebih

Pantangan : ada/Tidak ada

Masalah : ada/Tidak ada

2) Minum

29
Sebelum Hamil :

Jenis : Bervariasi

Frekuensi : 8 gelas sehari

Saat Hamil :

Jenis : Bervariasi

Frekuensi : 7-8 gelas sehari

b. Eliminasi

1) BAB

Sebelum Hamil :

Frekuensi : 1 kali

Konsistensi : Lunak

Warna : Kekuningan

Bau : Khas Tinja

Masalah : Tidak ada

Saat Hamil :

Frekuensi : 1 kali

Konsistensi : Lunak

Warna : Kekuningan

Bau : Khas Tinja

Masalah : Tidak ada

2) BAK

30
Sebelum Hamil :

Frekuensi : 4 kali

Warna : Kuning Jernih

Bau : Khas Amoniak

Masalah : Sering BAK

Saat Hamil :

Frekuensi : 5-7 kali

Warna : Kuning Jernih

Bau : Khas Amoniak

Masalah : Sering BAK

c. Istirahat dan Tidur

Sebelum Hamil :

Tidur siang : 1-2 jam

Tidur malam : 8 jam

Masalah : ada/Tidak ada

Saat Hamil :

Tidur siang : 1-2 jam

Tidur malam : 7-8 jam

Masalah : ada/Tidak ada

d. Personal Hygiene

31
Sebelum Hamil :

Mandi : 3 kali sehari

Cuci rambut : 3-4 kali seminggu

Gosok gigi : 3 kali sehari

Ganti pakaian dalam : 3 kali sehari

Saat Hamil :

Mandi : 1-2 kali sehari

Cuci rambut : 2-3 kali seminggu

Gosok gigi : 1-2 kali sehari

Ganti pakaian dalam : 2-3 kali sehari

e. Aktifitas

Sebelum Hamil :

Jenis kegiatan : Rutinitas ibu rumah tangga (memasak,

membersihkan

rumah, mencuci)

Masalah : Tidak ada

Saat Hamil :

Jenis kegiatan : Rutinitas ibu rumah tangga (memasak,

membersihkan rumah, mencuci)

Masalah : Tidak ada

f. Pola Seksualitas

32
Sebelum Hamil :

Frekuensi : 2x seminggu

Keluhan : Tidak ada

Saat Hamil :

Frekuensi : 1x seminggu

Keluhan : Tidak ada

9. Keadaan Psikososial dan Spiritual

Hubungan suami istri : Baik/tidak

Hubungan istri dengan keluarga : Baik/tidak

Hubungan istri dengan tetangga : Baik/tidak

Keyakinan terhadap agama : Taat/tidak

B. DATA OBYEKTIF

Menurut Muslihatun, dkk (2009 : 246) pemeriksaan yang di lakukan pada

ibu hamil adalah:

1. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mantis

Tekanan Darah :

Sistole : 110-120 mmhg

Diastole : 80-100 mmHg

33
Nadi : 80 x/ menit

Suhu : 36-37,2 ‘C

Pernafasan : 16-24 x/ menit

Tinggi Badan : ≥ 145 cm

Berat Badan :

Berat Badan sekarang : ..kg (penambahan BB selama hamil ±

9-12 kg)

Berat Badan sebelum : ..kg

hamil

Lingkar Lengan Atas ( : ≥ 23,5 cm dan ≤ 29 cm

lila)

2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

1. Kepala

Keadaan : Simetris/ tidak

Kerontokan :ada/ tidak ada

Distribusi rambut : Merata/tidak

Warna rambut : Hitam/kekuningan

Nyeri tekan : ada/tidak ada

Benjolan : ada/tidak ada

2. Muka

Keadaan :pucat/ tidak pucat

34
Oedema : ada/tidak ada

Nyeri tekan : ada/tidak ada

3. Mata

Bentuk : Simetris/tidak

Konjungtiva : An Anemis/anemis

Sclera : An Ikterik/ikterik

4. Hidung

Bentuk : Simetris/tidak

Pengeluaran : ada/tidak ada

5. Teliga

Bentuk : Simetris/ tidak simetris

Pengeluaran : ada/tidak ada

Masalah : ada/tidak ada

6. Mulut

Bibir : pucat/tidak pucat

Mukosa : kering/tidak kering

Lidah : Bersih/tidak

Keadaan : Bersih/tidak

Scrobut : ada/tidak ada

Karies gigi : ada/tidak ada

7. Leher

Pem. Kelenjar Tiroid : ada/tidak ada

Pem. Kelenjar Limfe : ada/tidak ada

35
Pem. Vena Jugularis : ada/tidak ada

8. Dada / Payudara

Bentuk : Simetris/tidak

Kebersihan : Bersih/tidak

Papila mamme : Menonjol/tidak

Retraksi : ada/tidak ada

Nyeri tekan : ada/tidak ada

Benjolan : ada/tidak ada

Massa : ada/tidak ada

Kolostrum : (+)/ (-)

9. Abdomen

Kebersihan : Bersih/ gidak

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan/ tidak

Linea nigra : ada/tidak ada

Striae Gravidarum : Ada/ tidak ada

Bekas luka oprasi : ada/tidak ada

Benjolan : ada/tidak ada

10. Genetalia

Kebersihan : Bersih/tidak

Varises : ada/tidak ada

Oedema : ada/tidak ada

Pengeluaran : ada/tidak ada

11. Ekstermitas atas dan bawah

36
a. Atas kanan / kiri

Bentuk : Simetris/ tidak

Kebersihan : Bersih/ tidak

Oedema : ada/tidak ada

Varises : ada/tidak ada

Warna kuku : merah muda/pucat

Pergerakan : (+)/(-)

b. Bawah kanan / kiri

Bentuk : Simetris/tidak

Kebersihan : Bersih/ tidak

Oedema : ada/tidak ada

Varises : ada/tidak ada

Warna kuku : merah muda/ pucat

Pergerakan : (+) /(-)

Reflek patella ka/ki : (+) /(-)

b. Palpasi

Leopold I : untuk mengetahui usia kehamilan dengan cara

mengukur tinggi fundus uteri

Leopold II : untuk mengetahui letak punggung janin dan

bagian-bagian kecil janin

Leopold III : untuk mengetahui bagian terbawah janin dan

apakah bagian terbawah janin telah memasuki PAP atau belum

37
Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh bagian terbawah

janin masak pada PAP

c. Auskultrasi

DJJ : (+) /(-)

Frekuensi : 120-160 x / menit

Intensitas : Kuat/ lemah

Irama : Teratu/ tidak

Tafsiran Berat Badan Janin : (TFU-12) x 155 gram

(TFU-11) x 155 gram

3. Data penunjang

Hb : 11-12gr %

Golongan Darah : A/B/O/AB

USG : ...

Plano Test : (+)/(-)

Pemeriksaan Urin : Protein urin : (-)/(+)

Glukosa urin :(-)/(+)

Pemeriksaan Panggul : Distansia Spinarum : 24-26 cm

Distansia Cristarum : 28-30 cm

Conjugate Eksterna : 18-20 cm

Lingkar Panggul : 80-90 c

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH / KEBUTUHAN

38
A. Diagnosa

Ny..., umur...Tahun, G..P..A.., hamil...minggu, intra uterin, janin

tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan jalan lahir baik, keadaan ibu

dan janin baik, kehamilan normal

Dasar Subjektif

Ibu mengatakan :

- Ibu mengatakan terlambat haid

- HPHT.. dan TP..

- Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang ke...

- Ibu mengeluh...

Dasar Objektif :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mantis

Tekanan Darah :

Sistole : 110-120 mmhg

Diastole : 80-100 mmHg

Nadi : 80 x/ menit

Suhu : 36,5-37,5 ‘C

Pernafasan : 16-24 x/ menit

39
Tinggi Badan : ≥ 145 cm

Berat Badan :

Berat Badan sekarang : ..kg (penambahan BB selama hamil ±9-12 kg)

Berat Badan sebelum hamil : ..kg

Lingkar Lengan Atas ( lila) : ≥ 23,5 cm dan ≤ 29 cm

Auskultasi

DJJ : (+)

Frekuensi : 120-160 x / menit

Intensitas : Kuat/ lemah

Irama : Teratur/tidak

B. Masalah

1. Cemas

2. Sesak saat bernafas

3. Konstipasi

4. Keputihan

5. Sakit punggung

C. Kebutuhan

1. Konseling untuk mengurangi rasa cemas

2. Konseling mengenai masalah sesak saat bernafas

3. Konseling mengenai ganguan atau masalah pada sistem

pernapasan

40
4. Konseling mengenai keputihan dan cara mengatasinya

5. Konseling mengenai sakit punggung memberitahukan cara

menanganinya

6. Konseling tanda bahaya trimester III

7. Konseling kebutuhan gizi ibu hamil

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

tidak ada

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA

tidak ada

V. INTERVENSI

No Tujuan/ kriteria Intervensi Rasionalisasi

DX Tujuan: ibu dan bayi 1. Melakukan informed 1. Dengan melakukan


sehat dan tidak terjadi consent infomed conset diharapkan
masalah pada ibu dan ibu mengetahui tindakan
bayi dan prosedur yang akan
Kriteria: dilakukan oleh bidan.
- TTV dalam batas
normal
2. Dengan menjelaskan hasil
- DJJ: 120-160
2. Berikan informasi pemeriksaan diharapkan
x/menit
kepada pasien tentang pasien dan keluarga
- Tidak terjadi
hasil pemeriksaan mengerti dengan kondisi
masalah pada ibu
kesehatan ibu dan bayi
- Ibu dapat
yang dikandung
mengulangi apa
yang telah di
jelaskan 3. Dengan diberitahukannya
tanda bahaya pada

41
3. Jelaskan tanda bahaya kehamilan trimester III
pada kehamilan diharapkan ibu dan
trimester III keluarga dapat segera
membawa ibu ke
pelayanan kesehatan bila
terjadi masalah pada
kehamilan trimester III
seperti: perdarahan
pervaginam, gerakan janin
berkurang, bengkak pada
kaki dan wajah, pandangan
kabur, serta tali pusat
menumbang.

4. Agar ibu dapat mengetahui


kebutuhan dan cairan yang
diperlukan ibu hamil
kebutuhan nutrisi ibu
hamil:
a. kalori
jumlah kalori yang
4. Jelaskan kebutuhan dibutuhkan setiap ibu
nutrisi ibu hamil hamil setiap harinya
2500 kalori.
b. protein
jumlah protein yang
diperlukanoleh ibu
hamil adalah 85 gram
per hari
c. kalsium
kebutuhan kalsium
ibu hamil adalah 1,5
gram per hari

42
d. zat besi
zat besi yang
dibutuhkan pada ibu
hamil dengan 30
mg/hari terutama
setelah trimester
kedua
e. asam folat
jumlah asam folat
yang dibutuhkan oleh
ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari.

5. Dengan kunjungan ulang


yang teratur dapat
mengantisipasi
keterlambatan
penanganan pada
kelainan / komplikasi
yang ditemukan.

5. Anjurkan ibu untuk

43
kunjungan ulang
M1 Tujuan : cemas 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan mengetahui
teratasi tentang kondisinya kondisi ibu pada saat ini
Kriteria : saat ini dan beri diharapkan ibu dapat
- Ibu mengatakan suport mental pada mengurangi rasa cemas
tidak cemas lagi ibu yang dirasakan. Serta
- Ibu terlihat lebih dengan dilakukannya
tenang suport mental ibu lebih
- TTV dalam batas tenang karena merasa
normal lebih diperhatikan.

2. Dengan tehnik rileksasi


seperti: tehnik nafas
2. Ajarkan kepada ibu
dalam, minum teh
tehnik rilaksasi yang
hangat, membayangkan
dapat mengurangi
sesuatu yang rilaks, dan
rasa cemas seperti:
mendengarkan musik
tehnik nafas dalam,
diharapkan dapat
minum teh hangat,
membantu mengurangi
membayangkan
rasa cemas ibu.
sesuatu yang rilaks,
dan mendengarkan
musik

M2 Tujuan : 1. Anjurkan ibu pada 1. Dengan posisi bantal di


saat tidur kepala yang lebih tinggi
Ibu dapat bernafas
menggunakan posisi dapat mempermudah
dengan teratur (16-
bantal di kepala yang pertukran O2 dan CO2
24x/menit)
lebih tinggi sehinga sirkulasi
Kriteria :
pernafasanbisa lancar
− Sesak nafas
berkurang
− Pernafasan 16-24
x/menit

44
2. Anjurkan ibu pada 2. Dengan melakukan miring
saat tidur untk miring ke kiri akan mengurangi
ke arah kiri tekanan pada pembuluh
darah, memperlancar
sirkulasi darah dari ibu ke
janin melalui placenta.

3. Dengan ibu mengetahui


3. Berikan support pada
bahwa sesaak saat bernafas
ibu bahwa sesak pada
yang di alami merupakan
saat bernafas
hal yang wajar maka akan
merupakan hal yang
mengurangi kecemasan
wajar pada ibu akibat
dan tingkat stres pada ibu.
pembesaran uterus

M3 Tujuan: Ibu dapat 1. Anjurkan ibu untuk 1. Agar feces tidak tertahan
BAB dengan lancar segera BAB apabila dan mengecap, karena jika
ada dorongan feces terlalu lama di usus
Kriteria :
akan menyebabkan
- Konsistensi feces absobsi cairan sehingga
lembek dan ibu faces keras dan padat
merasa nyaman

2. Karena dengan memakan


2. Anjurkan ibu untuk
makanan yang banyak
memakan makanan
mengandung seratdapat
yang banyak
memperlancar BAB
mengandung serat
seperti sayuran
(bayam, buncis,
kangkung, dll.) dan
buah-buahan, daging
merah telur serta
banyak

45
mengkonsumsi air
putih.

3. Melakukan
3. Dengan mobilisasi dapat
mobilisasi
merangsang perestatik usus
untuk terus bekerja.

M4 Tujuan : Keputihan 1. Anjurkan ibu untuk 1. Jika tidak segera di ganti


berkurang mengganti pakaian maka keadaan genetalia
dalam ketika akan semakin lembab dan
Kriteria :
keputihan sudah di mempercepat/memperbesar
- KU ibu baik rasa banyak tumbuhnya jamur/bakteri
- Keputihan tidak
ada
2. Anjurkan ibu untuk
2. Dengan memakai pakaian
memakai pakaian
dalam yang terbuat dari
dalam yang terbuat
katun mudah menyerap
dari katun
cairan sehingga keadaan
genetalia tetap kering

3. Anjurkan ibu untuk 3. Dengan mandi dan sering-


mandi 2x/hari dan sering membersihkan
sering sering genetalia mencegah
mebersihkan tumbuhnya jamur dan
genetalia dan setelah bakteri
di bersihkan di
keringkan dengan
handuk kering dan
bersih

46
M5 Tujuan: sakit pada 1. jelaskan pada ibu 1. Sakit punggung ini
punggung dapat bahwa sakit merupakan akibat
berkuranng punggung yang pergeseran pusat
dirasakan ibu
Kriteria : gravitasi wanita hamil.
merupakan hal yang
- sakit punggung fisiologis
berkurang ibu
merasa nyaman 2. Anjurkan ibu untuk 2. Anjurkan ibu untuk lebih
banyak istrahat banyak istrhat. Gunakan
bantal waktu tidur untuk
meluruskan punggung

3. Jelaskan pada ibu


bahwa penyebab 3. Gunakan BH yang

nyeri punggung menompang dan dengan

karena penambahan ukuran yang tepat

ukuran payudara

4. Jelaskan pada ibu


bahwa kadar hormon
yang meningkat 4. Berjongkok dan bukan
menyebabkan membungkuk untuk
castidage didalam meningkat setiap benda
sendi –sendi menjadi agar kaki (paha) dan bukan
lembek Kuvaktur dari punggung yang akan
vetebra umbosakral menahan beban dan
yang meningkat saat tenaganya
uterus terus
membesar

5. Anjurkan ibu untuk


tidak mengangkat
barang yang berat

5. Dengan mengangkat

47
barang yang berat akan
menambah nyeri
punggung yang di rasakan
6. Ajarkan tehnik ibu hamil
mengangkat barang
yang benar dengan
6. Untuk mengurangi nyeri
cara lebarkan kaki
punggung yang dirasakan
sejajar bahu,
ibu hamil saat mengangkat
punggung tegak,
benda dalam beraktifitas
posisi tubuh
sehari-hari.
horizontal, bokong
dan tulang punggung
paralel dengan lantai

7. Ajarkan posisi yang


baik untuk ibu hamil
seperti

Posisi duduk
posisikan punggung
lurus dan bahu 7. Dengan posisi inu yang
tertarik kebelakang, nyaman akan mengurani

menyandarkan tubuh nyeri punggung yang

sepenuhnya pada dirasakan ibu hamil

kursi atau sofa,


seimbangkan berat
badan saat sedang
duduk, Jangan duduk
tanpa berubah dalam
30 detik, serta
melakukan
peregangan setelah
duduk.

48
Posisi tidur: pisisi ibu
miring ke kiri

VI. IMPLEMENTASI

Sesuai intervensi

VII. EVALUASI

Sesuai implementasi

49
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan tersebut maka dapat mengambil kesimpulan

bahwa seorang bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan sesuai

dengan standar dokumentasi kebidanan yang diberikan yaitu, dilaksanakan

pada setiap tahapan asuhan kebidanan, dilaksanankan secara sistematis,

tepat, dan jelas serta dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan

asuhan kebidanan dalam layanan kebidanan bidan harus mengerjakan

pendokumentasian

B. Saran

Diharapkan pembaca dapat memahami cara membuat dokumentasi

asuhan kebidanan pada kehamilan dan dapat mengaplikasikannya dalam

pembuatan laporan asuhan dalam kebidanan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Mizawati, Afrina. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan, Palmbang: Citrabook


Indonesia
Mufdlilah, dkk. 2012. Konsep Kebidanan Edisi Revisi. Yogyakarta: Nuha Medika

Mungkaji. 2013. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC

Prowirahardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php./Midwinerslion/article/view/42.

Tanggal akses: 30 juli 2021

Jurnal keperawatan intan husada, vol 4. No 1, januari 2017


http://doi.org/10.48186/bidkes.v2i7.74 Jurnal kesehatan bidkesmas respati, vol.2 .
No.7, agustus 2016

51

Anda mungkin juga menyukai