Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 5

Makalah Aplikasi Dokumentasi

“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir”

Nama Kelompok :

1. Okta Savitri P00340421 017

2. Putri Fadjriyah P00340421 018

3. Raras Dwi Astuti P00340421 019

4. Rizky Yuniati P00340421 020

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN ALIH JENJANG
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Aplikasi Dokumentasi “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Dokumentasi Kebidanan. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Aplikasi Dokumentasi
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir”.

Dalam penyelesaian tugas makalah ini penulis banyak mendapat bantuan


dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Tugas ini semoga Tuhan
Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan
yang telah diberikan. Semoga Tugas Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua

Curup,Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 11

C. Tujuan ................................................................................................. 11

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan dengan Manajemen Varney ................................ 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dokumentasi Kebidanan

a) Pengertian Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan

pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang

dimiliki oleh bidan dengan melakukan asuhan kebidanan dan berguna

untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.

Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang

diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang

dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan

tanggung gugat dari berbagai pihak dari berbagai permasalahan yang

mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.

Selain sebagai system pencatatan dan pelaporan, dokumentasi

kebidanan juga digunakan sebagai informasi tentang status kesehatan

pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan.

Disamping itu, dokumentasi berperan sebagai pengumpul, penyimpan, dan

desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah kejadian. (Fishbach,

1991)

b) Fungsi Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi kesehatan memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai

berikut:

1
1. Aspek Adminitrasi, terdapatnya dokumentasi kebidanan yang berisi

tentang tindakan bidan, berdasarkan wewenang dan tanggung jawab

sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan pelayanan

kesehatan.

2. Aspek medis, dokumentasi yang berisi catatan yang dipergunakan

sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang

harus diberikan.

3. Aspek hukum, melalui dokumentasi maka reedapat jaminan kepastian

hokum atas dasar keadilan, sama halnya dalam rangka usaha

menegakkan keadilan, karena semua catatan tentang pasien merupakan

dokumentasi resmi dan bernilai hokum.

4. Aspek keuangan, dengan adanya dokumentasi data atau informasi aik

tentang tindakan serta perawatan pada pasien, dokumentasi dapat

dipergunakan sebegai dasar untuk perincian biaya atau keuangan.

5. Aspek penelitian, dokumentasi kebidanna berisi data atau informasi

pasien. Hal ini dapat dipergunakan sebagai data dalam penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan melalui study dokumentasi.

6. Aspek pendidikan, dokumentasi kebidanan berisi data informasi

tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medic yang

diberikan kepada pasien. Maka informasi tersebut dapat dipergunakan

sebagai bahan atau referensi pendidikan.

2
7. Aspek dokumentasi, berisi sumber informasi yang harus di

dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban

dalam peroses dan laporan pelayanan kesehatan.

8. Aspek jaminan mutu, pengorganisasian data pasien yang lengkap dam

akurat melalui dokumentasi kebidanan akan memberikan kemudahan

bagi bidan dalam membantu menyelesaikan masalah pasien.

Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi

kemudahan bagi bidan dalam membantu penyelesaian masalah pasien.

9. Aspek akreditas, melalui dokumentasi akan tercermin banyaknya

permasalahan pasien yang berhasil diatasi atau tidak. Dengan

demikian, dapat diambil suatu kesimpulan tentang tingkat keberhasilan

pemberian asuhan kebidanan yang diberikan guna pembinaan lebih

lanjut.

10. Aspek statistic, informasi statistic dari dokumentasi dapat membantu

suatu institusi untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga untuk menyusun

rencana sesuai dengan kebutuhan.

11. Aspek komunikasi, komuniasi digunakan sebagai koordinasi asuhan

kebidanan yang diberikan oleh beberapa orang untuk mencegah

pemberian informasi yang berulang-ulang kepada pasien oleh anggota

tim kesehatan, mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian

dalam asuhan kebidanan, membantu tenaga bidan untuk menggukana

waktu dengan sebaik-baiknya, serta mencegah kegiatan yang tumpang

tindih.

3
c) Syarat dan Prinsip Dokumentasi Kebidanan

Dalam melakukan dokumentasi asuhan kebidanan, kita perlu mengetahui

aturan atau prinsip umum dalam pembuatan dokumentasi kebidanna agar

dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Berikut syarat dokumentasi kebidanan yang perlu diketahui, di antaramya

sebagai berikut:

1. Keserderhanaan, penggunaan kata-kata yang sederhana, mudah dibaca,

mudah dimengerti, dan menghindari istilah sulit dipahami.

2. Keakuratan, Data yang diperoleh harus benar-benar akurat berdasarkan

informasi yang telah dikumpulkan. Selain itu, terdapat kejelasan

bahwa data yang diperoleh berasal dari pasien. Dengan demikian,

dapat ditarik kesimpulan yang otentik dan akurat serta terhindar dari

kesimpulan yang menyimpang.

3. Kesabaran, Gunakan kesabaran dalam membuat dokumentasi

kebidanan dengan meluangkan waktu untuk memeriksa kesabaran

dengan meluangkan waktu untuk memeriksa kebenaran terhadap data

pasien yang telah atau sedang diperiksa.

4. Ketepatan, ketepatan dalam pendokumentasian merupakan syarat

mutlak. Untuk memperoleh ketepatan diperlukan kelelitian dan

penggunaan seperti penelitian gambaran klinis pasien, hasil

laboratorium, pemeriksaan tambahan, pencatatan terhadap setiap

dilakukan pada lembar atau bagian yang ditentukan, dan kesesuaian

4
hasil pemeriksaan dengan hasil atau instruksi dokter atau tenaga

kesehatan lainnya.

5. Kelengkapan, pencatatan terhadap semua pelayanan yang diberikan,

tanggapan bidan, tanggapan pasien, alasan pasien dirawat, kunjungan

dokter dan tenaga kesehatan lainnya beserta advisnya yang terdiri dari

5 atau 7 tahap asuhan kebidanan.

6. Kejelasan dan keobjektifan, Dokumentasi kebidanan memerlukan

kejelasan dan keobjektifan dari data-data yang ada, kerancuan. Data

untuk dokumentasi kebidanan harus logis, jelas, rasional, kronologis,

serta mencantumkan nama dan nomor register. Penulisan dimulai

dengan huruf besar dan setiap penulisan data memiliki identitas dan

waktu.

d) Aspek Legal Dalam Dokumentasi Kebidanan

Dalam pelaksanaan pendokumentasian harus dilakukan dengan


memenuhi syarat standar dokumentasi yang benar. Standar pelaksanaan
dokumentasi kebidanan saat ini masih belum banyak dipahami oleh tim
kesehatan sehingga dapat menimbulkan permasalahan apabila terjadi
persoalan yang berkaitan dengan aspek legal.

Pada pelaksanaanya, dokumentasi kebidanan memiliki implikasi

dalam hukum. Hal ini terjadi apabila dokumen catatan asuhan kebidanan

yang diberikan kepada pasien diakui secara hukum, maka dapat dijadikan

bukti dalam persidangan. Informasi dalam dokumentasi tersebut dapat

memberikan catatan secara singkat tentang asuhan yang diberikan.

5
Pembuatan catatan harus berdasarkan standar asuhan kebidanan

kebidanan yang ditetapkan oleh hukum sebagai bentuk perlindungan diri

yang sah dari gugatan hukum. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar

dokumentasi dapat diterapkan sebagai aspek legal secara hukum, antara

lain sebagai berikut:

1. Harus legal atau sah dan disahkan secara hukum.

2. Kesalahan atau kerugian individu yang dapat diberikan ganti rugi

menurut hukum biasanya berupa sejumlah uang .

3. Kelalaian atau kegegagalan dalam menjalankan perawatan dengan baik

dan wajar yang telah melampaui batas standar asuhan kebidanan

ditetapkan oleh hukum.

4. Malpraktik, kelalaian profesi, atau kegagalan mematuhi standar asuhan

kebidanan yang harus dijalankan secara profesiaonal.

5. Kewajiban, tuntutan hukum bagi seseorang untuk mematuhi standar

perawatan guna melindungi orang lain dari resiko gangguan nyata pada

seseorang.

6. Ganti rugi yang diminta melalui pengadilan oleh penderita karena

kelalaian orang lain.

7. Liabilitas keputusan hukum bahwa seseorang bertanggung jawab atas

gugatan pada orang lain dan diwajibkan untuk membayar ganti rugi.

6
e) Manfaat dokumentasi

Dokumentasi kebidanan memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai

berikut:

1. Aspek administrasi, terdapatnya dokumentasi kebidanan yang berisi

tentang tindakan bidan, berdasarkan wewenang dari tanggung jawab

sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

2. Aspek medis dokumentasi yang berisi catata yang dipergunakan

sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang

harus diberikan kepada pasien.

3. Aspek hukum, melalui dokumentasi maka dapat jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilan sama halnya dalam rangka usaha

menegakkan hukum dan penyedian bahan tanda bukti untuk

menegakkan keadilan, karena semua catatan tentang pasien

merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum.

4. Aspek dokumentasi, berisi sumber informasi yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban

dalam proses dan laporan pelayanan kesehatan.

5. Aspek statistik, informasi dari dokumentasi dapat membantu suatu

institusi untuk menggantisipasi kebutuhan tenaga dan menyusun

rencana sesuai dengan kebutuhan.

7
B. Manajemen Asuhan Kebidanan Varney

Merupakan metode pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang

khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyaarakat. Ada tujuh langkah dalam

manajemen kebidanan menurut Varrney yang akan dijelaskan sebagai berikut

(Mizawati, 2016:179) :

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari

semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat

dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan

dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan

penunjang.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap

diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis yang

spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data

dasar. Selain itu, sudah terfikirkan perencanaan yang dibutuhkan terhadap

masalah. Sebagai contoh yang menyertai diagnosis kemungkinan wanita

hamil, maka masalah yang berhubungan adalah wanita tersebut mungkin

tidak menginginkan kehamilannya atau apabila wanita hamil tersebut masuk

trimester tiga, maka masalah yang kemungkinan dapat muncul adalah takut

untuk menghadapi proses persalinan dan melahirkan (Sudarti dan Fauziah,

2010:34)

8
c. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutukan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila masalah

potensial benar-benar terjadi.

d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan Segera dan Kolaborasi

Mengantisipasi perlunyya tindakan segera oleh bidan dan/dokter untuk

konsuultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain.

e. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap kllien tersebut, apakah kebutuhan perlu konseling,

penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk karena ada masalah-masalah

yang berkaitan dengan masalah kesehatan lain. Pada langkah ini tugas bidan

adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana

asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga,

kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya

(Mizawati, 2016:179-180).

f. Langkah VI : Melaksanakan Asuhan

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana

asuhan yang sudah dibuat padda langkah ke-5 secara aman dan efesien.

9
Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan tim yang

lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi ini, bidan harus

berkolaborasi dengan tim kesehtan lain atau dokter. Dengan demikian bidan

harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh

yang telah dibuat bersama tersebut (Mangkuji, dkk 2012:6).

g. Langkah VII : Evaluasi

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan yakni dengan

melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan

bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan terus-menerus

untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah

sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

Evaluasi ini sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan penerapan

manajemen kebidanan. Evaluasi yang dilakukan terus-menerus dan terencana

akan mendapatkan hasil yangg sesuai diharapkan. Pelaksanaan evaluasi

dilakukan sendiri ataupun dapat juga dilakukan bersama-sama. Kegunaan

evaluasi sangatlah banyak. Dengan melakukan evaluasi kita dapat

merencanakan langkah kedepan yang lebih baik. Melalui evaluasi pula kita

dapat menentukan program berikutnya (Sudiarti dan Fauziah, 2010:37).

10
A. Rumusan Masalah

Bagaimana melakukan pendokumentasian bayi baru lahir dalam bentuk

VARNEY.

B. Tujuan

Mampu melakukan pendokumentasian bayi baru lahir dalam bentuk VARNEY

11
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BY.NY...UMUR..... HARI DENGAN BBL NORMAL
FISIOLOGIS DI BPM ‘’…” TAHUN 2021

Tanggal Pengkaji : .....Bulan ..... Tahun


Jam Pengkaji : ..... WIB
Tempat Pengkaji : BPM

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Bayi
Nama Bayi : By...
Umur : ... setelah lahir
Tanggal Lahir : ... Bulan .... Tahun
Jam Lahir :..... WIB
b. Orang Tua
Nama Ibu : Ny... Nama Ayah : Tn...
Umur : ....tahun Umur : ....tahun
Pendidikan :SD/SMP/SMA Pendidikan :SD/SMP/SMA
Pekerjaan : IRT/Swasta Pekerjaan :IRT/Swasta
Suku :Jawa/Rejang Suku : Jawa/ Rejang
Alamat :Curup Alamat : Curup
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke... 6 jam - 2
hari yang lalu, bayi menghisap dan menyusu dengan kuat , tidak
ada masalah pada BAB/BAK, tubuh bayi kemerahan.

12
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kehamilan
a) Trimester 1
Antenatal care : 1 kali
Keluhan : morning sickness,sering BAK,
sembelit
Masalah : idealnya tidak ada masalah
Obat-obatan : jenis obat yang dikonsumsi
Data penujang
(1) Hepatitis B : +/-
(2) HIV : +/-
(3) Sifilis : +/-
(4) Gol Darah : +/-
(5) HB : > 11
b) Trimester 2
Antenatal care : 1 kali
Keluhan : sakit punggung, gatal-gatal pada
perut, hiperpigmentasi, kram kaki
varises.
Masalah : idealnya tidak masalah
Obat-obatan : jenis obat yang dikonsumsi
Data penujang :
urin protein : +/-
urin glukosa : +/-
c) Trimester 3
Antenatal : 2 kali
Keluhan : ibu merasa sesak, bengkak kaki,
sering kencing
Masalah : idealnya tidak ada masalah
Obat-obatan : jenis obat yang dikonsumsi

13
2) Riwayat kesehatan prenatal
a) HPHT : tanggal/bulan/tahun
b) Status TT : (T1,T2,T3,T4,T5)
c) BB ibu
Sebelum hamil : .... kg
Sesudah hamil : .... kg
3) Riwayat kesehatan intranatal
a) Usia Kehamilan : 37-42 minggu
b) Tanggal lahir : tanggal/bulan/tahun
c) Tempat :rumah bidan/puskesmas/rumah sakit
d) Penolong : bidan/dokter/dukun
e) Jenis persalinan : spontan/SC
f) Lama persalinan
(1) Kala I
(menurut marmi, 2012)
a) Fase laten : 0-3 cm
Frekuensi : ± 8 jam
b) Fase aktif :
(1) Fase dilatasi : 3-4 cm
Frekuensi : 2 jam
(2) Fase laktasi maksimal : 4-9 cm
Frekuensi : 2 jam
(3) Fase deselerasi : 9-10
Frekuensi : 2 jam
c) Masalah :
Ibu : (tidak ada preeklamsi, eklamsi, KPD,
mekonium, CPD)
Bayi : (tidak ada gawat janin (DJJ : <120->160
x/m))
Tindakan : tidak dilakukan induksi persalinan,
obat-obatan selama persalinan

14
(2) Kala II
(a) Frekuensi : 1 – 2 jam
(b) Masalah : (tidak ada kala 2 lama)
(c) Tindakan : (tidak dilakukan induksi persalinan)
g) Ketuban pecah : pukul... WIB
h) Penyulit : ada/tidak

4) Riwayat Postnatal
a) ½ menit kebugaran
Bayi lahir : Menangis/merintih
Warna : Kemerahan/kebiruan
Tonus otot : Kuat/Lemah

b) Usaha napas : tanpa bantuan

Kebutuhan resusitasi : tidak ada

IMD : segera setelah lahir

APGAR :

Waktu skor
1 menit pertama 8-10
5 menit pertama 8-10
10 menit pertama 8-10
15 menit pertama 8-10

5) Pemenuhan kebutuhan dasar bayi baru lahir normal


1) Nutrisi
a) Jenis : ASI Colostrum
b) Frekuensi : on demand
c) Masalah : ada/tidak

15
2) Istirahat tidur
a) Lama tidur : 15-18 jam
b) Gangguan tidur : ada/tidak
3) Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 2-3 kali
Pengeluaran :Mekonium (hitam kehijauan-
hijauan)
Konsistensi : lembek/encer
Masalah : Ada/tidak
b) BAK
Frekuensi : 6-10 kali
Warna : Jernih
Masalah : Ada/tidak
4) Psikososial
Saudara : 1/2/3/4/...
Jarak anak : ......bulan

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 120-160 kali/menit
Pernafasan : 40-60 x/menit
Suhu : 36,5-37,5 oC
3. Pemeriksaan antropometri
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 48-52 cm
Lingkar kepala : 33-35 cm
Lingkar dada : 30-33 cm

16
4. Pemeriksaan fisik (menurut marmi, 2015)
a. Kulit
Warna kulit : kemerah-marahan/sianosis
Keriput : ada/tidak ada
Kelainan : (tidak ada tanda seperti strawbery, pigmented
naevi, titik biru mongolian, hemangio, bercak
mongol, ikterik, diaper rash, laterations,
bruinesi )
b. Kepala
Distribusi rambut : merata/tidak
Rambut lanugo : sedikit/banyak
Kelainan : (tidak ada molase, caput suksedenum,
cephal hematoma, bengkak/memar, prematur
tulang tengkorak, hidrosefalus, mikrosefalus,
anensefali, kaniotabe)
c. Muka
Warna : merah mudah
Bentuk : simetris/tidak
Kelainan : (tidak ada ikterik, sianosis, milia milk,
brachial palci)
d. Mata
Latak mata : simetris/tidak
Jarak mata-telinga : sejajar/tidak
Konjungtiva : anemis/an-anemis
Sklera : ikterik/an-ikterik
Kelainan : (tidak ada strabismus, glaukoma
kongenital, katarak kongenital, palpebra, perdarahan
konjungtiva)
e. Telinga
Letak : simetris/tidak
Pengeluaran : ada/tidak ada

17
Kelainan : ada/tidak ada
Pendengaran : baik/tidak
f. Hidung
Bentuk dan lebar hidung : simetris/tidak
Sekret : ada/tidak ada
Pernapasan cuping hidung : ada/tidak ada
g. Mulut dan bibir
Sianosis : ya/tidak
Mukosa bibir : lembab/kering
Kelainan : (tidak ada oral trush, labioskiziz,
labiopalatoskisis, ankyloglossia,
muntah/gumoh)
Refleks sucking : kuat/lemah
Reflek rooting : ada/tidak ada
h. Leher
Pembesaran vena jugularis : ada/tidak ada
Verniks caseosa : ada/tidak ada
i. Dada
Bentuk : simetris/tidak
Retraksi : ada/tidak ada
Reflek moro : ada/tidak ada
j. Abdomen
Perdarahan tali pusat : ada/tidak ada
Tali pusat : lembab
Tanda infeksi : tidak di temukan tanda infeksi
(kemerahan dan berbau)
Kembung : ada/tidak ada
k. Punggung
Bentuk : simetris/tidak
Reflek Galant : ada/tidak ada

18
Kelainan : ( tidak ada skoliosis, pembengkakan,
spina bifida, mielomeningokel)
l. Ekstremitas
Atas kanan/kiri
Bentuk : simetris/tidak
Kebersihan : bersih/cukup
Pergerakan : aktif/tidak
Kelainan : ada/tidak ada
Kelengkapan : lengkap/tidak
Kuku : warna merah muda
Bentuk kuku : panjang
Reflek Palmar Grasping : ada/tidak ada
Bawah kiri/kanan
Bentuk : simetris/tidak
Kebersihan : bersih/cukup
Pergerakan : aktif/tidak
Kelainan : ada/tidak ada
Kelengkapan : lengkap/tidak
Kuku : warna merah muda
Bentuk kuku : panjang
Reflek Babinski : ada/tidak
j. Genetalia
1) Laki-laki : Testis : berada dalam skrotum/tidak
Penis : berlubang pada bagian ujung
2) Perempuan
Labia mayora : menutupi labia minora/belum
Lubang vagina : ada
Lubang ureter : ada
Masalah : tidak ada
k. Lubang anus : Positif
II. INTERPRTASI DATA

19
A. Diagosis
By.Ny....dengan bayi baru lahir 6 jam- 2 hari
B. Data Dasar
1. Data subjektif
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke... 6 jam - 2 hari
yang lalu, bayi menghisap dan menyusu dengan kuat , tidak ada
masalah pada BAB/BAK, tubuh bayi kemerahan.
2. Data objektif
a. Keadaan umum : baik/tidak
b. Kesadaraan : composmetis
c. TTV
Nadi : 120-160 kali/menit
Pernafasan : 40-60 kali per/menit
Suhu : 36,5-37,5 0C
d. Pemeriksaan antropometri (Menurut dewi, 2010)
BB : 2500-4000 gram
PB : 48-52 CM
Lingkar Kepala : 33-35 CM
Lingkar Dada : 30-33 CM
e. Pemeriksaan Refleks (Menurut , Marmi 2015)
1) Refleks hisap (sucking) : positif/negatif
2) Reflek rooting : positif/negatif
3) Refleks moro : positif/negatif
4) Refleks palmar grapsing : positif/negatif
5) Refleks babinski : positif/negatif
6) Refleks galant : positif/negatif
C. Masalah
1. Termoregulasi
2. Tali pusat lembab

D. Kebutuhan

20
1. Cegah kehilangan panas
2. Pemberian ASI adekuat
3. Perawatan BBL Normal
4. Pencegahan infeksi
III. MASALAH POTENSIAL
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. infeksi pada BBL
IV. KEBUTUHAN SEGERA
1. Jaga kehangatan bayi
2. Lakukan perawatan tali pusat .
V. INTERVENSI
No Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional

Dx Tujuan : 1. Informasikan hasil 1. Dengan memberi tahu hasil


Bayi baru lahir dalam keadaan pemeriksaan kepada pemeriksaan kepada ibu dan
normal. ibu ataupun keluarga diharapkan ibu
keluarga ataupun keluarga
Kriteria: mengetahui kondisi bayinya
a. Keadaan umum baik saat ini
TTV dalam batas normal
P : 120-160 x/menit, 2. Lakukan bounding 2. Dengan melakukan
RR : 40-60 x/menit attachment bounding attachment dapat
T : 36,5-37,50C mendekatkan hubungan
b. Pemeriksaan antropometri emosional ibu dan bayinya
dalam batas normal:
BB : Penurunan tidak > 3. Dengan memandikan dapat
10% 3. Jelaskan pada ibu menjaga kebersihan bayi dan
PB : 48-52 cm bahwa bayi akan memandikan bayi setelah 6
LK : 33-37 cm dimandikan setelah jam pasca lahir dapat
LD : 34-38 cm 6 jam jika bayi aktif menghindari terjadinya
c. Kulit bayi tidak sianosis, dan tidak ada hipotermi pada BBL.
pada bagian ekstremitas masalah seperti
atas dan bawah tidak hipotermi 4. Agar tali pusat tetap bersih
sianosis ataupun pucat dan kering serta tidak terjadi
d. Bayi menghisap dan 4. Anjurkan ibu untuk infeksi sampai tali pusat
menyusu kuat melakukan lepas
e. Refleks (+) perawatan tali pusat
Hisap : (+) dengan cara
mencari : (+) mengganti kassa
moro : (+) pada bayi yaitu
tonik leher (+) ketika kassa basah
Next righting : (+) atau setiap bayi
Palmar grasping : (+) mandi. Cara
plantar : (+) mengganti kassa

21
babinski: (+) yaitu dengan dilipat
galant : (+) segitiga lalu tali
f. Luka tali pusat kering dan pusat dibungkus
bersih, tidak ada tanpa dibubuhi
kemerahan pada kulit dengan apapun
sekitar tali pusat, tidak ada 5. Alkohol tidak lagi
bau pada tali pusat dan 5. Nasihati pada ibu dianjurkan untuk merawat
lepas <7 hari dan keluarga agar tali pusat karena dapat
g. Tidak ada bengkak disertai tidak mengoleskan mengiritasi kulit dan
sekret berupa nanah pada cairan atau bahan menghambat pelepasan tali
mata bayi. apapun ke tali pusat pusat sehingga lebih lama
lepas

6. Penkes pada 6. Dengan penkes mengenai


keluarga untuk personal hygiene diharapkan
menjaga personal personal hygiene bayi dan
hygiene pada bayi ibu tetap bersih yaitu
dan ibu mengganti popok bayi
setelah BAB dan BAK,
memandikan bayi setelah 6
jam, mengganti pakaian bayi
minimal 6-8 jam sekali dan
segera ganti pakaian bayi
apabila lembab atau kotor.

7. Penkes mengenai 7. Dengan penkes tanda bahaya


tanda-tanda bahaya diharapkan jika terdapat
BBL salah satu atau lebih tanda
bahaya dapat segera
ditangani seperti bayi sulit
pernafas, bayi terlalu hangat
(>380C) atau terlalu
dingin(<360C), kulit bayi
kering, isapan lemah, tali
pusat kemerahan, tidak BAB
dalam 3 hari, Tidak BAK
setelah 24 jam, menggigil,
rewel, dan lemas.

8. Memeriksakan 8. Pemberian Vit. K untuk


status pemberian mencegah terjadinya
Vit.K pada paha kiri perdarahan pada otak
bayi

9. Memeriksakan 9. Vaksin HB 0 uniject dapat


status pemberian mencegah hepatitis pada
imunisasi hepatitis bayi
B 0,5 intramuskular,
dipaha kanan
anterolatelar kira-
kira 1-2 jam setelah
pemberian Vit.K
untuk pencegahan
hepatitis pada bayi.

22
10. Memeriksakan 10. Pemberian salep mata pada
status pemberian bayi baru lahir untuk
salep mata mencegah terjadinya infeksi
tetrasiklin 1% pada BBL yang disebabkan
paparan mikroorganisme
selama proses persalinan.

11. Dengan memberikan penkes


11. Penkes pemberian pemberian ASI diharapkan
ASI ibu mantap untuk
- Manfaat ASI memberikan ASI eksklusif
- Keterlibatan ayah terhadap bayinya dan
dalam pemberian diharapkan keterlibatan ayah
ASI sangat membantu dalam
- Pandangan sosial memberi dukungan selama
budaya mengenai periode menyusui serta
pemberian ASI mampu menyikapi
pandangan sosial mengenai
pemberian ASI.

12. Penkes penurunan BB pada


BBL dilakukan karena pada
12. Penkes penurunan minggu pertama terjadi
BB pada BBL penurunan BB sebesar 10%.
M1 Tujuan : 1. Jaga kehangatan bayi 1. Dengan menjaga kehangatan
Bayi dapat menyesuaikan diri dan selimuti bayi bayi, agar tidak terjadi
ke ekstrauterin. . atau jangan terlalu hipotermi pada bayi yang
cepat memandikan disebabkan oleh evaporasi
Kriterian : bayi
1. Suhu 36,5-37,5 oC
2. Kulit : tidak pucat, warna
kemarah-merahan. 2. Tempatkan bayi 2. Agar tidak terjadi hipotermi
3. Ekstremitas: hangat ditempat yang hangat pada bayi yang disebabkan
4. DJJ : 120-160 x/menit dan lakukan lakukan karena konduksi dan kontak
5. Suhu ruangan: 23-25 0C. skin to skin dini sedini mungkin
6. Bayi tidak terpapar udara sehingga dapat membantu
dingin dalam memberi kehangatan
pada bayi, serta memberi
rasa nyaman
3. Jaga ruangan bayi 3. Suhu ruang yang hangat
tetap hangat dan dapat mencegah bayi
jauhi bayi dari kehilangan panas akibat
paparan udara sekitar konveksi
yang dingin

4. Jauhkan bayi dari 4. Agar tidak terjadi hipotermi


benda-benda yang yang disebabkan oleh radiasi
suhunya lebih dingin
dibandingkan suhu
tubuhnya.

5. Ganti popok bayi 5. Untuk mencegah kehilangan


apabila basa panas karena konduksi.
M2 Tujuan : 1. Anjurkan ibu untuk 1. Agar tali pusat tetap bersih
Tali pusat kering melakukan dan kering serta tidak terjadi

23
perawatan tali pusat infeksi sampai tali pusat
Kriterian: dengan cara lepas
1. Luka tali pusat kering dan mengganti kassa
bersih, tidak ada kemerahan pada bayi yaitu
pada kulit sekitar tali pusat, ketika kassa basah
tidak ada bau pada tali pusat atau setiap bayi
dan lepas <7 hari mandi. Cara
mengganti kassa
yaitu dengan dilipat
segitiga lalu tali
pusat dibungkus
tanpa dibubuhi
dengan apapun

2. Nasihati pada ibu 2. Alkohol tidak lagi


dan keluarga agar dianjurkan untuk merawat
tidak mengoleskan tali pusat karena dapat
cairan atau bahan mengiritasi kulit dan
apapun ke tali pusat menghambat pelepasan tali
pusat sehingga lebih lama
lepas.
MP1 Tujuan : tidak terjadinya 1. Jaga kehangatan 1. Dengan menjaga
hipotermi bayi dengan kehangatan bayi
Kriteria memakaikan topi diharapkan bayi tidak
1. Suhu 32-<36,5 0C baju dan dibedong mengalami hipotermi
2. kulit : tidak pucat, warna serta mengganti karena proses kehilangan
kemerah-marahan kain yang basa panas akibat kain yang
3. ekstremitas hangat. dengan kain yang basa
4. Pergerakan bayi aktif kering
5. Mukosa bibir tidak pucat
6. Tidak terjadi kesulitan 2. Lakukan skin to 2. Dengan melakukan
makan skin sampai bayi Kontakn kulit ke kulit
dapat menemukan dilihat sebagai metode
puting ibunya efektif untuk mencegah
sendiri. kehilangan panas,
mencegah termolegulasi

3. Lakukan 3. Untuk mengidentifikasi


pemantauan tanda-tanda hipotermi
hipotermi dan
observasi TTV pada
BBL

4. Anjurkan ibu untuk 4. Dengan diberikan ASI


memberikan ASI sedini mungkin diharapkan
sedini mungkin. kebutuhan nutrisi bayi
dapat terpenuhi sehingga
tidak terjadi hipoglekemia
MP2 Tujuan : 1. Pertahan suhu tubuh 1. Dengan tetap menjaga
Tidak terjadi hipoglekemi bayi dengan kehangatan bayi diharapkan
Kriteria membungkus bayi bayi baru lahir tidak
a. TTV dalam batas normal dengan kain hangat mengalami hipotermi yang
P : 120-160 x/menit, serta jauhakan bayi dapat menyebabkan
RR : 40-60 x/menit dari hal-hal yang hipoglekemi.

24
T : 36,5-37,50C dapat menyerap
b. Pergerakan bayi aktif panas
c. Bibir tidak kebiruan
d. Tidak terjadi kesulitan 2. Lakukan pemberian 2. Dengan memberikan ASI
makan ASI adekuat yang adekuat diharapkan
e. Warna kulit perifer tidak dapat segera menggantian
sianosis kadar glukosa yang hilang
pada bayi.

3. Lakukan 3. Untuk mengidentifikasi


pemantauan tanda-tanda hipoglikemia.
hipotermi dan
observasi TTV pada
BBL

4. Lakukan kolaborasi 4. Dengan kolaborasi dengan


segera dengan dokter dalam perawatan dan
dokter untuk pengobatan diharapkan
pemeriksaan kadar pasien mendapatkan
glukosa pada bayi, penanganan yang lebih.
untuk segera
dilakukan
perawatan dan
penanganan.
MP3 Tujuan : 1. Anjurkan ibu untuk 1. Agar tali pusat tetap bersih
Tidak terjadi infeksi pada bayi melakukan dan kering serta tidak
baru lahir perawatan tali pusat terjadi infeksi sampai tali
dengan cara pusat lepas
Kriteria mengganti kassa
1. Luka tali pusat kering dan pada bayi yaitu
bersih, tidak ada kemerahan ketika kassa basah
pada kulit sekitar tali pusat, atau setiap bayi
tidak ada bau pada tali pusat mandi. Cara
dan lepas <7 hari mengganti kassa
2. Bayi sehat yaitu dengan dilipat
3. Tidak ada tanda infeksi segitiga lalu tali
dolor, kalor, tumor, rubor pusat dibungkus
dan fungsio leasa tanpa dibubuhi
4. Tidak ada kemerahan pada dengan apapun
mata dan tidak ada bengkak
disertai sekret berupa nanah 2. Nasihati pada ibu 2. Alkohol tidak lagi
pada mata bayi. dan keluarga agar dianjurkan untuk merawat
tidak mengoleskan tali pusat karena dapat
cairan atau bahan mengiritasi kulit dan
apapun ke tali pusat menghambat pelepasan tali
pusat sehingga lebih lama
lepas.
3. Memeriksakan
status pemberian 3. Pemberian Vit.K dapat
Vit.K pada paha kiri mencegah terjadinya
bayi perdarahan pada otak

4. Berikan salep mata 4. Pemberian salep mata pada


tetrasiklin 1% bayi baru lahir untuk
mencegah terjadinya

25
infeksi pada BBL yang
disebabkan paparan
mikroorganisme selama
proses persalinan.

5. Memberikan 5. Vaksin HB 0 uniject dapat


imunisasi hepatitis mencegah hepatitis pada
B 0,5 intramuskular, bayi
dipaha kanan
anterolatelar kira-
kira 1-2 jam setelah
pemberian Vit.K
untuk pencegahan
hepatitis pada bayi.

VI. IMPLEMENTASI
Tidakan dilakukan sesuai inervensi dan sesuai dengan kebutuhan pasien
E. EVALUASI
Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

26
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Asuhan bayi baru lahir Ny… jenis kelamin laki-laki/perempuan, BB

….gram, PB ….cm yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 6jam, dan

6 hari tidak ditemukan masalah atau komplikasi, berjalan fisiologis.

2. Saran

a. Bidan sebagai tenaga kesehatan sangat berperan dalam menurunkan

angka kematian bayi dengan memberikan perawatan untuk mencegah

terjadinya komplikasi.

b. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang bisa memecahkan masalah ibu

dan bayi dengan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyaarakat dengan menggunakan tujuh langkah varney.

c. Perlunya bukti penanggung jawaban petugas kesehatan terhadap

semua asuhan yang diberikan setiap tindakan yang dilakukan harus

didokumentasikan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, 2017. ASKEB II Persalianan Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC.

Johariyah.2016. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:

TIM Kemenkes

(a). 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI 2015.

(b). 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals

(SDGs). Jakarta: Kemenkes RI 2015.

(c). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusdiklatnakes

Kemenkes RI.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan

Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru. Sondakh,

J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir.

Malang: Penerbit Erlangga. Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus,

Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC

Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EG

28

Anda mungkin juga menyukai