DISUSUN OLEH:
Veny Lestanti
NPM. 2226060055
KB SUNTIK 1 BULAN
TAHUN AKADEMIK
2022/ 2023
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah………………………………………………………… 1
B. Skala……………………………………………………………. 2
C. Kronologi………………………………………………………. 2
D. Solusi…………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan……………………………………………… 4
B. Tabel Reading Journal………………………………………….. 5
C. Hasil Asuhan Kebidanan dan Reading Journal………………… 5
D. Teori……………………………………………………………. 6
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 11
B. Saran……………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jurnal
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak.
Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban,
hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk
disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya
manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras
menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun. Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab
dibidang ini berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan program
pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).
Di BPS Suryanti Am.Keb pada bulan Januari 2014 sebanyak 752 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 2 peserta IUD (0.2 %), 1 peserta
implant ( 0.13%) tidak ada peserta MOW dan MOP (0 %) 677 peserta kb
suntik (90.02 %), 73 peserta pil (9.7 %), dan tidak ada peserta kondom (0%).
Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan dari
beberapa alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta keluarga
berencana karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja
panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari. Kontrasepsi
suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki resiko yang tidak terlalu
besar. Maka dari itu, kami memilih kasus kontrasepsi suntik untuk dijadikan
makalah PKK1
B. Skala
. Salah satu upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia adalah dengan program Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Reproduksi. Berdasarkan data yang diperoleh di Rumah Bersalin Mitra
Ananda Palembang tahun 2012 jumlah akseptor KB suntik 1 bulan sebanyak
781 akseptor (41,9%), tahun 2013 sebanyak 500 akseptor (48,7%) dan pada
tahun 2014 sebanyak 481 akseptor (44,7%). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran karakteristik akseptor KB suntik 1 bulan di RB. Mitra
Ananda Palembang tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode
observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh akseptor KB suntik 1 bulan dengan data sekunder yang
berjumlah 481 responden dengan jumlah sampel 218 responde
C. Kronologi
diberikan injeksi I.M. sebulan sekali. Suntikan KB merupakan salah satu metode
Cypionate (hormon estrogen) yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali. Suntikan KB
1bulan bekerja untuk mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh
sperma. Selain itu, suntikan KB 1 bulan juga membantu mencegah sel telur menempel
D. Solusi
semakin tinggi tingkat pendidikan wanita akan semakin banyak
pengetahuan mereka tentang mereka tentang kontrasepsi yang efektif. Hal ini
menyebutkan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam
penggunaan alat kontrasepsi. Pendidikan yang rendah menyebabkan ibu tidak
mengetahui pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yakni untuk menunda
kehamilan. Selain itu minimnya pendidikan yang pernah diperoleh ibu
menyebabkan rendahnya daya tangkap terhadap berbagai informasi dan
anjuran kesehatan yang disampaikan oleh petugas kesehatan sehingga ibu
cenderung tidak mengikuti anjuran yang diberikan.Menurut Tika (2013), yang
berjudul “Hubungan Antara Pendidikan Dan Umur Dengan Pemakaian Alat
Kontrasepsi Suntik” berdasarkan penelitian tersebut menunjukan ada
hubungan yang signifikan antara pendidikan akseptor KB Suntik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asuhan Kebidanan
Pengkajian dilakukan tgl 25-05-2023 pukul 09:00
Nama Istri : Ny. P Nama Suami : Tn. R
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Ras : Jawa Suku/ Ras : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Lubuklinggau Alamat : Lubuklinggau
S :
Ny. P mengatakan ingin kunjungan ulang suntik kb 1 bulan
Ny P mengatakan sudah punya anak 1
.
O :
TB: 154 Cm,
BB: 50 Kg,
Ku : Baik
Kes : Composmentis
Tanda – tanda vital:
Tekanan darah :110/80 mmHg Nadi : 83x/ menit
Suhu : 36,5 °C Pernapasan : 22x/menit
Menarch : 14 Tahun Siklus Haid : Normal
a. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala: Kulit kepala bersih, rambut lurus dan tidak ada ketombe, tidak
rontok, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata: Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah mudah dan sklera putih.
Hidung: Bersih, tidak ada secret, Mulut: Bersih,
3. Telinga: Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
4. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid dan vena
jugularis
5. Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol keluar serta
hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak ada massa dan nyeri tekan.
6. Dada: Simetris, tidak ada retraksi
7. Abdomen: Tidak ada bekas operasi dan tampak linea nigra, striae alba
dan pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
8. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada oedema
9. Ekstermitas Bawah : Simetris kiri dan kanan,tidak terdapat oedema dan tidak
ada varises Perkusi : Refleks patella ( + / + ) kiri dan kanan.
b. Pemeriksaan Penunjang
A. :
Ny. P Usia 27 tahun P1A0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan
check list. Hasil penelitian menunjukan dari 218 responden yang menggunakan
alat kontrasepsi suntik 1 bulan dengan umur produktif sebanyak 140 responden
(22,5%) dan paritas rendah 169 responden (77,5%). Hasil penelitian ini
diharapkan dijadikan data awal untuk pengembangan penelitian dimasa yang akan
datang dan juga dijadikan acuan dalam peningkatan program KB . dari hasil
C. Teori
A. Kesimpulan
Dari hasil Distribusi frekuensi akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan pendidikan
menengah lebih banyak dari pendidikan tinggi dan pendidikan dasar. Distribusi
frekuensi akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan umur produktif lebih besar dari umur
tidak produktif Distribusi frekuensi akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan paritas rendah
lebih banyak dari paritas tinggi
B. Saran
1. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada institusi/fasilitas kesehatan untuk lebih
meningkatkan edukasi pelaksanaan penyuluhan kb
.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT.
Badan Pusat Statistik, 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2005).
BKKBN, 2014. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Sumatera Selatan: BKKBN
Saifuddin, Abdul Bari, 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: