Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK PROFESI JOURNAL READING

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA


BERENCANA GAMBARAN KARAKTERISTIK
AKSPETOR KB SUNTIK 1 BULAN

DISUSUN OLEH:

Veny Lestanti

NPM. 2226060055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI READING JOURNAL


GAMBARAN KARAKTERISTIK AKSPEKTOR

KB SUNTIK 1 BULAN

TAHUN AKADEMIK

2022/ 2023

Bengkulu, Mei 2023

Mengetahui

Perceptor Akademik Perceptor Lahan Mahasiswa

Choralina Eliagita, SST.,M.Tr.Keb Emilia Kontesa, SST Veny Lestanti

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wattaala yang


telah memberikan berkah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
reading journal berjudul “gambaran karakteristik akseptor kb satu bulan Penulis
menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Choralina Eliagita, SST.,M.Tr.Keb selaku pembimbing reading journal yang
telah membimbing dan memberikan saran dalam pembuatan reading journal.
2. Emilia Kontesa, SST selaku preceptor yang telah membimbing dan
memberikan saran dalam pembuatan reading journal.
3. Sumber literature dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi dalam
pembuatan reading journal.

Penulis menyadari dalam penyusunan reading journal ini masih belum


sempurna, sehingga saran dan masukan untuk perbaikan ini sangat penulis
harapkan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Bengkulu, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah………………………………………………………… 1
B. Skala……………………………………………………………. 2
C. Kronologi………………………………………………………. 2
D. Solusi…………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan……………………………………………… 4
B. Tabel Reading Journal………………………………………….. 5
C. Hasil Asuhan Kebidanan dan Reading Journal………………… 5
D. Teori……………………………………………………………. 6
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 11
B. Saran……………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masalah
Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak.
Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban,
hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk
disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya
manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras
menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun. Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab
dibidang ini berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan program
pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).

Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana seperti


alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi suntikan,
kontrasepsi pil, kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi wanita
(MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan pilihan
akseptor (Sarwono, 2008).

Di Indonesia pada bulan Agustus 2013 sebanyak 688.951 peserta yang


menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 46.988 peserta IUD (6,82%), 7.982
peserta MOW (1,16%), 44.453 peserta implant (6,45% ), 351.016 peserta
suntikan (50,95%), 193.405 peserta pil (28,07%), 1.125 peserta MOP (0,16%)
dan 43.982 peserta kondom (6,38%).

Di provinsi Banten, pada bulan Agustus 2013 sebanyak 29.848 peserta


yang menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 2079 peserta IUD (6,97%), 175 peserta
MOW (0,59%), 1540 peserta implant (5,16% ), 15.163 peserta suntikan
(50,80%), 8496 peserta pil (28,46%), 7 peserta MOP (0,02%) dan 2388
peserta kondom (8,00%).

Di Kabupaten tangerang, pada tahun 2013 sebanyak 359.930 peserta


yang menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut 25.978 peserta IUD (7,2%), 9232
peserta MOW/MOP (2,6%), 21.050 peserta implant (5,8% ), 202.234 peserta
suntikan (56%), 96.406 peserta pil (27%), dan 5.030 peserta kondom (1,4%).

Di BPS Suryanti Am.Keb pada bulan Januari 2014 sebanyak 752 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 2 peserta IUD (0.2 %), 1 peserta
implant ( 0.13%) tidak ada peserta MOW dan MOP (0 %) 677 peserta kb
suntik (90.02 %), 73 peserta pil (9.7 %), dan tidak ada peserta kondom (0%).

Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan dari
beberapa alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta keluarga
berencana karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja
panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari. Kontrasepsi
suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki resiko yang tidak terlalu
besar. Maka dari itu, kami memilih kasus kontrasepsi suntik untuk dijadikan
makalah PKK1

B. Skala
. Salah satu upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia adalah dengan program Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Reproduksi. Berdasarkan data yang diperoleh di Rumah Bersalin Mitra
Ananda Palembang tahun 2012 jumlah akseptor KB suntik 1 bulan sebanyak
781 akseptor (41,9%), tahun 2013 sebanyak 500 akseptor (48,7%) dan pada
tahun 2014 sebanyak 481 akseptor (44,7%). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran karakteristik akseptor KB suntik 1 bulan di RB. Mitra
Ananda Palembang tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode
observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh akseptor KB suntik 1 bulan dengan data sekunder yang
berjumlah 481 responden dengan jumlah sampel 218 responde

C. Kronologi

suntik KB satu bulan ini mengandung kombinasi hormone Medroxyprogesterone

Acetate(hormoneprogestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen) yang

diberikan injeksi I.M. sebulan sekali. Suntikan KB merupakan salah satu metode

pencegahan kehamilan. Secara umum, suntikan KB 1 bulan bekerja untuk


mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma. Selain itu,

suntikan KB 1 bulan juga membantu mencegah sel telur menempel di dindingrahim

sehingga kehamilan dapat dihindari1 menyatakan suntik KB ini mengandung

kombinasi hormone Medroxyprogesterone Acetate (hormoneprogestin) dan Estradiol

Cypionate (hormon estrogen) yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali. Suntikan KB

merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan. Secara umum, suntikan KB

1bulan bekerja untuk mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh

sperma. Selain itu, suntikan KB 1 bulan juga membantu mencegah sel telur menempel

di dinding rahim sehingga kehamilan dapat dihindari.

D. Solusi
semakin tinggi tingkat pendidikan wanita akan semakin banyak
pengetahuan mereka tentang mereka tentang kontrasepsi yang efektif. Hal ini
menyebutkan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam
penggunaan alat kontrasepsi. Pendidikan yang rendah menyebabkan ibu tidak
mengetahui pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yakni untuk menunda
kehamilan. Selain itu minimnya pendidikan yang pernah diperoleh ibu
menyebabkan rendahnya daya tangkap terhadap berbagai informasi dan
anjuran kesehatan yang disampaikan oleh petugas kesehatan sehingga ibu
cenderung tidak mengikuti anjuran yang diberikan.Menurut Tika (2013), yang
berjudul “Hubungan Antara Pendidikan Dan Umur Dengan Pemakaian Alat
Kontrasepsi Suntik” berdasarkan penelitian tersebut menunjukan ada
hubungan yang signifikan antara pendidikan akseptor KB Suntik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan Kebidanan
Pengkajian dilakukan tgl 25-05-2023 pukul 09:00
Nama Istri : Ny. P Nama Suami : Tn. R
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Ras : Jawa Suku/ Ras : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Lubuklinggau Alamat : Lubuklinggau

S :
Ny. P mengatakan ingin kunjungan ulang suntik kb 1 bulan
Ny P mengatakan sudah punya anak 1
.

O :
TB: 154 Cm,
BB: 50 Kg,
Ku : Baik
Kes : Composmentis
Tanda – tanda vital:
Tekanan darah :110/80 mmHg Nadi : 83x/ menit
Suhu : 36,5 °C Pernapasan : 22x/menit
Menarch : 14 Tahun Siklus Haid : Normal

a. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala: Kulit kepala bersih, rambut lurus dan tidak ada ketombe, tidak
rontok, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata: Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah mudah dan sklera putih.
Hidung: Bersih, tidak ada secret, Mulut: Bersih,
3. Telinga: Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
4. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid dan vena
jugularis
5. Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol keluar serta
hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak ada massa dan nyeri tekan.
6. Dada: Simetris, tidak ada retraksi
7. Abdomen: Tidak ada bekas operasi dan tampak linea nigra, striae alba
dan pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

8. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada oedema
9. Ekstermitas Bawah : Simetris kiri dan kanan,tidak terdapat oedema dan tidak
ada varises Perkusi : Refleks patella ( + / + ) kiri dan kanan.
b. Pemeriksaan Penunjang

A. :
Ny. P Usia 27 tahun P1A0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan

P : 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran


composmentis, keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N: 76x/menit ; S:
36,9o C ; R: 20x/menit
2. Memberikan KIE ulang tentang KB suntik 1 bulan dan efek samping KB suntik 1
bulan seperti perubahan pola haid yang tidak teratur, sakit kepala, dan penambahan
berat badan.
3. Menyiapkan alat dan obat
a. Kapas alcohol/kapas DTT
b. Spuit
c. Ob KB cyclofem
d. Menyiapkan obat dalam spuit
e. Menjaga keadaan jarum tetap steril
4. Memberi suntikan KB 1 bulan pada 1/3 bagian dari spina illiaca anterior superior
secara IM.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang pada bulan berikutnya pada
tanggal 12 Maret 2014 atau jika ada keluhan untuk konsultasi
6. Melakukan dokumentasi tindakan berupa identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan
terapi yang diberikan
.
A. Tabel Reading Journal

Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time


Septi Purnamasari1 GAMBARAN . Peserta kb aktif Tidak ada .1,Juni 2021
KARAKTERISTIK Populasi dalam Teknik yang
, Juwita2
AKSEPTOR KB SUNTIK penelitian ini adalah digunakan dalam
1. Dosen Akademi 1 BULAN DI RUMAH seluruh akseptor KB pengambilan sampel
suntik 1 bulan dengan yaitu secara simpel
Kebidanan BERSALIN
data sekunder randon sampling.
Abdurahman yang berjumlah 481 Alat pengumpulan
data dalam penelitian
Palembang responden dengan
ini
jumlah sampel 218
menggunakan check
responden. Teknik
list. Hasil penelitian
yang digunakan
menunjukan dari 218
dalam
responden yang
pengambilan sampel menggunakan alat
yaitu secara simpel kontrasepsi suntik 1
randon sampling. Alat bulan dengan umur
pengumpulan data produktif sebanyak
dalam penelitian ini 140 responden
menggunakan check (64,2%) dan umur
list yang tidak
produktif sebanyak
78 responden
(35,8%), pendidikan
tinggi 73 responden
(33,5%), pendidikan
menengah
78 responden
(35,8%) dan
pendidikan dasar 67
responden (30,7%),
paritas tinggi 49
responden (22,5%)
dan
paritas rendah 169
responden (77,5%).
Hasil penelitian ini
diharapkan dijadikan
data awal untuk
pengembangan
penelitian dimasa
yang akan datang dan
juga dijadikan acuan
dalam peningkatan
program
KB
B. Hasil Asuhan Kebidanan dan Reading Journal

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu secara simpel

randon sampling. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

check list. Hasil penelitian menunjukan dari 218 responden yang menggunakan

alat kontrasepsi suntik 1 bulan dengan umur produktif sebanyak 140 responden

(64,2%) dan umur yang tidak produktif sebanyak 78 responden (35,8%),

pendidikan tinggi 73 responden (33,5%), pendidikan menengah 78 responden

(35,8%) dan pendidikan dasar 67 responden (30,7%), paritas tinggi 49 responden

(22,5%) dan paritas rendah 169 responden (77,5%). Hasil penelitian ini

diharapkan dijadikan data awal untuk pengembangan penelitian dimasa yang akan

datang dan juga dijadikan acuan dalam peningkatan program KB . dari hasil

asuhan kebidanan eptor KB suntik 1 bulan dikelompokan menjadi tiga kategor

yaitu Pendidikan Tinggi jika Sarjana, Pendidikan Menengah jika SMA/Sederajat

dan Pendidikan Dasar jika SD dan SMP

C. Teori

Keluarga Berencana adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur


jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang
diinginkan (Saifuddin, 2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau
mendapatkan kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah
angka kematian ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri
menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi
angka kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti penting dalam
pelaksanaan pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas
yang dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005)
Definisi KB Suntik 1 Bulan Menurut Affandi (2011), menyatakan suntik KB ini
mengandung kombinasi hormone Medroxyprogesterone Acetate
(hormoneprogestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen) yang diberikan
injeksi I.M. sebulan sekali. Suntikan KB merupakan salah satu metode
pencegahan kehamilan. Secara umum, suntikan KB 1 bulan bekerja untuk
mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma. Selain itu,
suntikan KB 1 bulan juga membantu mencegah sel telur menempel di dinding
rahim sehingga kehamilan dapat dihindari.Cara Penyuntikan KB Suntik 1 Bulan
Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg
Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam.
a. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yamg telah dibasahi
dengan isopropyl alcohol 60%-90%. Tunggu dulu sampai kulit kering, baru
disuntik.
b. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara. Bila terdapat
endapan putih di dasar ampul, hilangkan dengan cara menghangatkannya.
c. Semua obat harus diisap kedalam alat suntikannya (Saifuddin, 2009)
Keuntungan Kontrasepsi
Keuntungan Nonkontrasepsi
a. Mengurangi jumlah perdarahan.
b. Khasiat pencegahan terhadap kanker
ovarium dan kanker endometrium.
c. Mengurangi penyakit payuda jinak dan kista ovarium.
d. Mencegah kehamilan ektopik.
e. Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
Kerugian
a. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur.
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan keduaatau ketiga.
c. Ketergantungan klien terhadap pelayan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
d. Penambahan berat badan.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
(Saifuddin, 2009)
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil Distribusi frekuensi akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan pendidikan
menengah lebih banyak dari pendidikan tinggi dan pendidikan dasar. Distribusi
frekuensi akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan umur produktif lebih besar dari umur
tidak produktif Distribusi frekuensi akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan paritas rendah
lebih banyak dari paritas tinggi

B. Saran

1. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada institusi/fasilitas kesehatan untuk lebih
meningkatkan edukasi pelaksanaan penyuluhan kb
.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT.

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. S e p t i P u r n a m a s a r i | 27

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang. Vol.4 No.2 September 2015

Badan Pusat Statistik, 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2005).

Jakarta: Badan Pusat StatistikBKKBN, 2012. Evaluasi Program

Kependudukan, KB & Pembangunan Keluarga (KKBPK). Jakarta: BKKBN.

BKKBN, 2014. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Sumatera Selatan: BKKBN

Saifuddin, Abdul Bari, 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Tika, 2013. Hubungan antara Pendidikan dan

Umur dengan Pemakaian Alat

Anda mungkin juga menyukai