PADA NY. “RS” USIA 25 TAHUN P2002 Ab000 POSTPARTUM NORMAL DENGAN
ANEMIA
DI PUSKESMAS KROMENGAN
OLEH :
ULYN NUHAELLA
NIM.2082B0286
PADA NY. “RS” USIA 25 TAHUN P2002 Ab000 POSTPARTUM NORMAL DENGAN
ANEMIA
DI PUSKESMAS KROMENGAN
Malang, .......................
Mahasiswa
ULYN NUHAELLA
Mengetahui
Bd. Shanti Natalia, SST., M. Kes Bd. Endah Pujiati, SST., M. Kes
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang di limpahkan, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan di Puskesmas Kromengan.
Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas yang di wajibkan bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan
pendidikan akhir program. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto., M. M selaku Rektor IIK STRADA Indonesia.
2. Yenny Puspitasari S.Kep,Ns, M.Kes selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA
Indonesia.
3. Bd. Miftakhur Rohmah, SST, M. Kes selaku Dosen Pembimbing
4. Endah Pujiati, SST., M. kes selaku Pembimbing Lahan di Puskesmas Kromengan
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan Asuhan
Kebidanan Holistik ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan selanjutnya.
Penulis
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Tingginya AKI
dan AKB termasuk tantangan paling berat untuk mencapai Sustainable Development
Development Goals (SDGs) yang telah disahkan pada September 2015 berisi 17 tujuan
dan 169 target. Tujuan ketiga SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan salah satu target
mengurangi AKI secara global sebanyak 70 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan
AKB 12 per 1.000 kelahiran pada tahun 2030 (WHO, 2017). Penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penangananya (tidak termasuk kecelakaan dan kasus
insenditil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan). AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu enam minggu hingga setahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas,
yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, kurang
energi setelah persalinan 9%, abortus 5%, partus lama 5%, emboli 3% dan anemia 3%
sebagai salah satu masalah kesehatan paling serius di dunia, terutama di negara-negara
Wanita hamil dan postpartum lebih mungkin dibandingkan wanita lain untuk menjadi
anemia. Prevalensi anemia di Indonesia adalah 13,32 persen pada ibu hamil, dan 50,5
persen pada ibu nifas, menurut statistik dari Riskesdas (2013). Anemia pada ibu nifas
masih terus terjadi, dengan frekuensi 77,01 persen, menurut temuan penelitian
1
yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jaa Timur. Angka
tersebut mencapai 70,57 persen (Kesehatan dan Gizi Reproduksi, Orang Tua, dan Anak
2017).
Berbagai usaha untuk menurunkan kematian angka kematian ibu (AKI) telah
dilakukan, diantaranya program Safe Motherhood pada tahun 1988 yang memiliki 4
pilar yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman dan
pelayanan obstetri essentials. Salah satu komponen penting dalam program Safe
(PONEK) (Nur dkk, 2019). Pada masa nifas, anemia dapat terjadi pada ibu yang
memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Kondisi ini dapat
Rahim gagal berkontraksi karena darah tidak cukup memasok oksigen kerahim.
Anemia juga dapat terjadi pada ibu yang memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi
dari normal (Saifuddin, AB. 2012). Anemia merupakan masalah kesehatan dunia di
negara- negara berkembang, dan merupakan salah satu penyakit nasional yang
2014).
Menurut de Benoist (2008) dan Berhan (2014), prevalensi anemia pada masa
diperkirakan terjadi pada 50-80 persen ibu baru (Milman, 2011). Di antara penyebab
paling umum morbiditas dan kematian ibu adalah diperkirakan bahwa lebih dari
500.000 kematian ibu terjadi setiap tahun di dunia sebagai akibat dari kelahiran, dengan
20% dari kematian ini terjadi sebagai akibat dari perdarahan selama persalinan dan
2
umumdari anemia pada ibu nifas antara lain kurangnya konsumsi makanan kaya zat
besi, peningkatan kebutuhan zat besi selama kehamilan, dan menyusui, antara lain
konsumsi makanan yang mengandung Fe (seperti daging sapi, unggas, ikan, dan telur),
tetapi juga dipengaruhi oleh perubahan penyerapan Fe. Ibu menyusui membutuhkan
tambahan zat besi dan asam folat selain protein, lemak, dan karbohidrat yang
disediakan oleh makanan. Ibu menyusui membutuhkans ekitar 300 kkal atau 30 cc per
hari dalam satu sajian yang mengandung 60 gram protein (Arisman, 2014). Telah
dilaporkan dalam jurnal Nurhayati (2014) bahwa dampak konsumsi tablet zat besi
terhadap kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil mungkin cukup besar. Pemberian pil
Fe pada ibu hamil terbukti dapat meningkatkan kadar Hb secara signifikan. Peran
pemerintah dalam penanganan anemia pada ibu nifas adalah memberikan konsumsi zat
masalah ini, upaya telah dilakukan untuk meningkatkan asupan makanan kaya zatbesi,
memperkuat makanan dengan zat besi, dan meningkatkan konsumsi buah-buahan yang
fungsi bidan sebagai pelaksana, dan meningkatkan deteksi dini dalam pelaksanaan
semua pemeriksaan, khususnya pemeriksaan hemoglobin pada ibu nifas (Nurul & Dian,
2015).
3
1. Mampu menginterprestasikan data dan menentukan masalah Manajemen
Terpadu Postpartum normal dengan Anemia
4
BAB 4 TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi data-data dan keseluruhan menajemen asuhan kebidanan melingkupi 7
langkah Varney yang meliputi pengkajian, unterpretasi data, diagnosa potensial, rencana
tindakan, implementasi dan evaluasi.
BAB 5 PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan apa saja hasil pembuatan ksus yang mencakup semua aspek yang
terkait dengan teori kasus SOP BPM, evidence based practice dan membahas tentang
keterikatan antar faktor dari data yang diperoleh dikorelasikan dengan tujuan teori yang
didapatkan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjabarkan jawaban serta tujuan penulisan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nifas
a. Pengertian Nifas
Postpartum atau masa nifas adalah masa sesudah persalinan terhitung dari saat
hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu (Rahayu, 2016).
1) Puerpurium dini
Waktu 0-24jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja
2) Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lain sekitar 6-8 minggu
(Rini, 2016)
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu
1) Involusi Uterus
6
a) Menurut Rahayu (2016) Proses involusi uterus : akibat kontraksi otot-otot
polos uterus
b) Menurut Anggraini (2010) Perubahan Tinggi Fundus Uteri normal pada uterus
palpasi : teraba bulat dan keras, maka kontraksi uterus kuat atau
baik
2) Lochea
7
c) Serosa : waktu 7-14 hari. Bewarna kuning.
berbau busuk
3) Serviks
a) Seperti corong : karena korpus uteri berkontraksi dan serviks tidak, seolah ada
b) Konsistensi lunak
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut kedua organ ini tetepa dalam keadaan kendur setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
8
5) Sistem kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba, volume darah ibu
relatif bertambah, keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung semakin
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala, umumnya hal
Tujuan kunjungan
berlanjut
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir atau bounding attachment
Tujuan kunjungan
9
d) Memastikan ibu menyusi dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
Tujuan kunjungan
Tujuan kunjungan
2) Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
dalam setengah jam) disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau
busuk
3) Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta ulu
hati
penglihatan
10
8) Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui
9) Tubuh lemas dan kerasa seperti mau pingsan , merasa sangat letih atau nafas
terengah-engah
11) Tidak bisa buang air besar dalam waktu tiga hari atau rasa sakit waktu buang
air kecil
12) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiri.
2. Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal. Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia
Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat
pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2010).
b. Etiologi
Penyebab anemia pada umumnya : kurang gizi (malnutrisi), kurang zat gizi
dalam diit, malabsorbsi, kehilangan banyak darah pada saat persalinan, haid,
penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing dalam usus, malaria dan lain-lain.
(Manuaba, 2007). Pada ibu nifas, anemia terjadi karena kebutuhan Fe yang tidak
c. Patofisiologi
Dampak persalinan dan kelahiran dapat menyebabkan wanita terlihat pucat dan
letih selama satu atau beberapa hari setelah melahirkan. Anemia dalam nifas dapat
11
terjadi sebagai akibat perubahan sistem hematologi dalam masa kehamilan (Fraser,
2009)
d. Tingkatan Anemia
Menurut Manuaba (2007) tanda-tanda dan gejala yang sering dialami oleh ibu nifas
1) merasa lesu
2) cepat lelah
3) lemah yang berkepanjangan merupakan gejala khas anemia. Selain itu juga
kelemahan otot.
f. Pengaruh Anemia
12
g. Penatalaksanaan
1) Anemia ringan
(1) pemberian terapi preparat Fe: Fero sulfat, Fero gluconat atau Na-fero
(2) Jika ada indikasi perdarahan pasca persalinan dengan syok , kehilangan
darah saat operasi dan kadar Hb ibu nifas kurang dari 9,0 gr%, maka
2) Anemia Sedang
a) Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab anemia ini adalah faktor
gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi
(1)Peroral
ion ferri menjadi ferro yang lebih mudah diserap oleh selaput usus.
(2) Parental
13
Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral, ada
sangat jarang diberikan walaupun Hb-nya kurang dari 6 g/ 100 ml, apabila
3) Anemia Berat
15-30 mg/hari
14
h. Pathway
Anemia
Tranfusi darah
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
Pengertian
Menurut (Rukiyah 2011) manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
Menurut Hellen Varney (1997) proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yaitu :
Menurut Rukiyah (2011) pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pada langkah I
ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Data yang mempunyai pengaruh
f. Data subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dari masyarakat dengan
jalan bertanya untuk mengetahui biodata, keluhan dan riwayat pasien. Pengumpulan data
a) Nama : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
16
b) Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
masa nifas.
dengan pendidikannya.
2) Keluhan utama
Menurut sulistyawati (2013) keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Keluhan utama yang dirasakan ibu nifas dengan
3) Riwayat kesehatan
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit
akut, kronis seperti : jantung, diabetes mellitus, hipertensi, asma yang dapat
17
b) Riwayat kesehatan sekarang
diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
(Anggraini, 2010).
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat
e) Riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan tindakan operasi atau belum,
2009).
4) Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah menarche, siklus
menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, keluhan utama yang dirasakan saat
5) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila
melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitam dengan psikologisnya sehingga akan
18
6) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Menurut Estiwidani, dkk (2008) untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran,
riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya
melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah / gangguan kesehatan yang timbul sewaktu
hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencangkup berat badan bayi sewaktu
lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup/ mati saat
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
beapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah
masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Untuk mengetahui tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan
bayi meliputi panjang badan, berat badan, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa
a) Nutrisi
Pada masa nifas kebutuhan nutrisi bila menyusui akan meningkat 25%, berguna
untuk memproduksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi (Nurjanah, dkk. 2013).
Pada ibu nifas dengan anemia nafsu makan ibu berkurang (Manuaba, 2007).
19
b) Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5
setelah melahirkan. Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa
c) Istirahat / tidur
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang.
Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat
(Saifuddin, 2009).
d) Personal hygiene
Dikaji untuk kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
e) Aktivitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji
mobilisasi dini mungkin seperti latihan miring kanan, miring kiri, berdiri dam
dkk, 2008).
f) Psikososial budaya
Dikaji untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita
20
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan atau tidak
g. Data obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan
catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan seperti : pemeriksaan fisik dari kepala sampai
ke kaki, pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang, dan lain- lain (Heryani, 2011).
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau buruk (Sulistyawati,
2012). Pada ibu nifas dengan anemia keadaan umumnya terlihat lemah dan pucat
(saifuddin, 2009)
b) Kesadaran
Menurut Novi (2009) untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), koma (tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun, tidak ada respon kornea maupun reflek muntah,
2014).
21
c) Tanda-tanda Vital
(1)Tekanan darah
darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah
(2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali permenit atau 50-
70 kali permenit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit, harus waspada kemungkinan infeksi
(3) Suhu
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5◦C – 38◦C)
Dianggap nifas terganggu jika demam lebih dari 38◦C pada 2 hari berturut-turut
pada 10 hari yang pertama postpartm. Keculi hari pertama dan suhu harus diambil
(4) Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya.
Kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran pernafasan (Anggraini, 2010).
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal yaitu sekitar 20-30 kali
22
d) Tinggi badan
Manurut Pantikawati dan Saryono (2010) Untuk mengetahui tinggi badan ibu yang
dilakukan untuk mendeteksi adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm
(Wahyuningsih, 2014).
e) Berat Badan
2012). f)LILA
Menurut Perry (2005) untuk mengetahui lingkar lengan atas klien normal/tidak,
2) Pemeriksaan Fisik
a) Rambut
Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih atau kotor dan berketombe atau
b) Muka
Untuk mengetahui apakah terdapat oedema atau tidak, terdapat cloasma gravidarum
c) Mata
Untuk mengetahui keadaan konjungtiva pucat warna merah muda dan sklera warna
putih atau kuning. Dan konjungtiva pada ibu nifas dengan anemia terlihat pucat
(Saifuddin, 2009).
d) Hidung
untuk mengetahui keadaan hidung dari adanya benjolan atau tidak (Nursalam, 2007).
23
c) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut ada caries gigi atau tidak, keadaan bibir kering atau
d) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada serumen atau tidak (Alimul, 2009).
e) Leher
f) Payudara
g) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, ada benjlan atau tidak, nyeri atau
h) Genetalia
Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui apakah ada kelenjar
2010).
i) Anus
Untuk mengetahui apakah anus terdapat haemorhoid atau tidak (Saifuddin, 2008).
24
j) Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices atau tidak, adanya
3) Pemeriksaan Penunjang
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
a. Diagnosa Kebidanan
1. Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
2. Data obyektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang
25
b. Masalah
Masalah adalah problem yang dialami ibu tetapi tidak termasuk kedalam
c. Kebutuhan
(Heryani, 2011). Menurut Ambarwati (2010) kebutuhan ibu nifas dengan anemia yaitu
vitamin penambah darah, melakukan transfuse darah pada ibu (Wahyuningsih, 2014).
yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memnungkinkan dilakukan proses
pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan segera (Sari,
2012). Menurut Manuaba (2007) diagnosa potensial terjadi apabila anemia ringan terus
Langkah IV : Antisipasi
Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak segera
demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukan situasi yang memerlukan
26
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) antisipasi pertama yang dilakukan ibu
nifas dengan anemia yaitu dengan menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makan-
makanan yang mengandung banyak protein dan sayur hijau, memberikan vitamin
Langkah V: Perencanaan
Pada langkah ini direncanankan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah
masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) rencana asuhan ibu nifas dengan anemia
3. beri pendidikan tentang gizi ibu nifas, istirahat dan tidur, ambulasi dini, dan tanda
4. beri terapi obat vitamin penambah darah (tablet Fe) 1x 60 mg dan vitamin C
Langkah VI : Pelaksanaan
27
bidan. Evaluasi sebagai bagian dari pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah
manajemen dengan benar terhadap setia aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana ( Anggraini, 2010)
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) evaluasi pada ibu nifas dengan anemia
c. conjungtiva kemerahan
Model dokumentasi yang digunakan dalam askeb adalah dalam bentuk catatan
proses yang terus menerus. Data perkembangan yang digunakan dalam laporan kasus ini
a. Subyektif
d. Obyektif
28
e. Assesment
f. Planning
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
Kewenangan Bidan
Pasal 19
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada masa
sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:
c. persalinan normal;
29
3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan
berwenang melakukan:
a. episiotomi;
g. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif;
30
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. “RS” USIA 25 TAHUN P2002 AB 000 POSTPARTUM NOMAL 1 JAM DENGAN
I. PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Identitas
Nama Klien : Ny. RS Nama Suami : Tn. FS
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perg.Tinggi Pendidikan : Perg.Tinggi
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Jl. Kalimosodo XI/36 RT. 6 RW. 6, Kota Malang
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 12 tahun
Siklus : teratur
Lamanya : 7 hari
Volume : 3-4 kali ganti pembalut
Keluhan : nyeri perut bagian bawah pada hari pertama menstruasi
4. Riwayat Perkawinan
Kawin ke 1
Lama Perkawinan : 3 tahun
7. Riwayat Laktasi : anak pertama dan kedua mendapatkan ASI pada bulan-bulan pertama setelah
lahir, kemudian klien memberikan asupan tambahan dari susu formula serta tidak memberikan
ASInya secara on demand.
9. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien mengaku saat ini sedang dalam kondisi yang kurang baik
karena merasakan mules dan pusing lemas
10. Riwayat kesehatan lalu : klien mengatakan memiliki riwayat penyakit anemia sejak remaja, klien
tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun obat. Klien pernah menjalani operasi pada area
payudara atas indikasi mastitis.
11. Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga klien tidak memiliki riwayat hamil kembar, penyakit
kronis, menurun, maupun menular
32
Aktivitas : tidur tidak nyenyak karena menyusui
Personal hygiene : klien mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, ganti baju setiap setelah mandi dan
pulang mengajar, cebok dari arah depan ke belakang, mengeringkan
organ kemaluan menggunaan handuk
Merokok : tidak pernah
Alcohol : tidak pernah
Seksualitas : 1x dalam 1-2 minggu
13. Riwayat Psikososial & Budaya : klien, suami, dan keluarga sangat antusias menunggu kehadiran
anggota keluarga baru, klien selalu mendapatkan dukungan dan motivasi dari keluarga maupun
kerabat terdekatnya. Keluarga klien masih memiliki kepercayaan pantangan makan.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : Composmentis
Tinggi badan : 160 cm
Berat Badan : 58 kg
Lila : 25 cm
Tanda-tanda vital
o Tekanan darah : 110/70mmHg
o Suhu : 36,5 oC
o Pernafasan : 20 x/menit
o Nadi : 80 x/menit
2. Pemeriksaan Terfokus
Wajah : tidak nampak pucat, tidak terdapa, tidak ada oedema
Mata : konjungtiva nampak anemis, sklera berwarna putih, tidak terdapat sekret
Abdomen : tidak terdapat bekas luka, terdapat linea nigra, tidak terdapat striae
gravidarum, TFU 2 dibawah pusat,
Payudara : kedua putting menonjol dan tidak ada tanda yang abnormal
UC : keras baik
Genetalia : terdapat pengeluaran lendir darah lochea rubra, tidak terdapat varises maupun
oedema pada vulva, luka jahitan perineum basah kemerahan masih nyeri
Anus : tidak ada haemoroid
Ekstremitas : simetris, tidak terdapat varises maupun oedema
33
3. Pemeriksaan Penunjang
Swab antigen : negatif
Foto Thorax : cor dan pulmo tidak terdapat kelainan
Hb : 6,7 gr/dL
Diagnosa : NY. “RS” USIA 25 TAHUN P2002 AB 000 POSTPARTUM NORMAL 1 JAM
DENGAAN ANEMIA
Masalah : nyeri perut bagian bawah terasa mules, pusing, lemas dan tidak nafsu makan
Kebutuhan :
Transfusi darah
Infus RL 20 tpm
DS : Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah terasa mules, pusing, lemas dan tidak nafsu
makan
DO : Tidak terdapat oedema pada wajah maupun ekstremitas, TFU 2 jari dibawah pusat Terdapat
pengeluaran lendir darah lochea rubra,
TTV
TD : 100/70 mmHg
N 109 x/mnt
S : 37,1 C
RR : 22 x/mnt
Kriteria hasil: Keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, TTV normal, TFU sesuai, kontraksi
uterus baik
Intervensi:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga yang mendampingi R/ agar
klien dan keluarga mengetahui kondisi klien
2. Observasi tanda-tanda vital
R/ Untuk mendeteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera dilakukan tindakan
34
3. Observasi kontraksi uterus
R/ untuk menilai baik tidaknya proses involusi
4. Anjurkan ibu untuk beristirahat agar kondisi tubuh dapat pulih serta menghilangkan stress
R/ Menghindari ibu terhadap stress dan memenuhi kebutuhan istirahat setelah seluruh
organ tubuh digunakan dalam proses persalinan
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian transfuse darah dengan
golongan darah yang sama dan sudah di nilai dalam keadaan layak dipakai, R/
dengan pemberian transfuse darah dapat mencegah terjadinya anemia
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn dalam memberikan terapi dan tindakan medis
bled stop PO 3 x 1, asam mefenamat 3 x 500 mg
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal: 27 Maret 2022 Pukul: 06.45 WIB
VII. EVALUASI
Catatan Perkembangan 1
Tanggal : 27 Maret 2022 Pukul : 07.20 WIB
35
A = P2002 Ab 000 Postpartum 2 jam dengan anemia P =
Tanggal: 27 Maret 2022` Pukul: 07.20 WIB
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga yang mendampingi klien R/ agar
R/ guna mencegah terjadinya infeksi baik pada ibu, janin, maupun tenaga kesehatan
4. melakukan A/p dari dokter fatma, memberikan obat oral asam mefenamat dan bled stop
pervaginam
Oksigen terpasang
Catatan Perkembangan 2
Tanggal : 27 Maret 2022 Pukul : 08.45 WIB
O = keadaan umum cukup kesadaran composmentis, Tanda-tanda vital dalam batas normal,
pengelurana darah pervaginam 25 cc, lochea rubra, Tfu 2 jari bawah pusat UC keras baik, terdapat
pengeluaran ASI
3. Melakukan terapi terkait nutrisi, menjaga personal hygiene, istirahat dan mobilisasi dini tidur
36
Catatan Perkembangan 3
Tanggal : 27 Maret 2022 Pukul : 12.30 WIB
37
BAB V
PEMBAHASAN
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah.
(WHO,2015). National Institute of Health (NIH) Amerika 2011 menyatakan bahwa anemia terjadi ketika
tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup (Fikawati, Syafiq & Veretamala, 2017).
Anemia pada ibu postpartum didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl, hal ini
merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetrik. Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang
Anemia pada wanita masa nifas (pasca persalinan) juga umum terjadi, sekitar 10% dan 22%
terjadi pada Wanita post partum dari keluarga miskin (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,
2008). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan
perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang penulis peroleh pada kasus Ny. RS
didapatkan data ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing, mules, tidak nafsu makan keadaan
Hb 6,7 gr%. Menurut Manuaba (2007), tanda dan gejala anemia adalah cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, nafsu makan menurun dan mual- mual. Dikatakan Anemia berat, dimana kadar Hb
ibu kurang dari 7,00 gr%. Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ny. RS menunjukkan antara teori
Pada interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada kasus Ny.
RS diagnosa kebidanannya adalah Ny. “RS” usia 25 tahun P2002 Ab 000 postpartum 1 jam dengaan
anemia . Masalah yang dialami Ny. RS adalah cemas, dikarenakan badan terasa lemas dan perutbawah
terasa sakit, pusing, serta tidak nafsu makan. Untuk mengatasi masalah tersebut Ny. RS perlu informasi
tentang makanan bergizi, informasi tentang keadaan ibu dan beri dukungan moril. Menurut Mansjoer
(2009), masalah yang timbul adalah rasa cemas yang dikarenakan pusing, badan terasa lemas, maka
38
berat, yaitu informasi tentang keadaan ibu, informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori
(Manuaba, 2007). Pada kasus ini tidak ditemukan juga adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada kasus Ny. RS nifas dengan anemia berat, tindakan yang dilakukan yaitu beri tahu ibu, KIE
tentang nutrisi ibu nifas, Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian transfuse darah dengan
golongan darah yang sama dan sudah di nilai dalam keadaan layak dipakai, pemberian terapi Melakukan
kolaborasi dengan dokter obgyn dalam memberikan terapi dan tindakan medis bled stop PO 3 x 1, asam
mefenamat 3 x 500 mg dan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk mengecek kadar haemoglobin
pada ibu nifas dengan anemia. Menurut Manuaba (2002), rencana tindakan pada ibu nifas dengan
anemia sedang meliputi meningkatkan konsumsi makanan bergizi/ sayuran hijau yang mengandung zat
besi, memberi suplemen zat besi secara peroral atau parental dan transfusi darah Pada kasus ini tidak
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah masalah yang sudah ada dapat diatasi sesuai dengan
yang sudah direncanakan dan dilakukan. Dan kasus ini dapat dilihat dari hasil asuhan selama 5 jam 45
menit mulai pada jam 6.45 WIB pada tanggal 8 maret sampai dengan 12.30 pada tanggal yang sama,
yaitu ibu sudah merasa baik, tidak dan juga lemas yang dialami oleh ibu sudah berkurang, setelah diberi
terapi obat dan di-check Hb ternyata terdapat peningkatan pada kadar Hb ibu nifas, terdapat kenaikan Hb
dari 6,7 gr% menjadi >7 gr%. Menurut Varney (2004), hasil yang diharapkan setelah melaksanakan
tindakan yaitu anemia dapat teratasi, keadaan umum baik dan ibu merasa nyaman. Pada kasus ini tidak
terjadi kesenjangan antara teoridan juga praktek yang telah dilakukan paa Ny. RS di Rumah Sakit
Universitas Brawijaya.
39
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Anemia merupakan kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl, hal ini merupakan masalah yang umum
dalam bidang obstetrik. Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi
hemoglobin biasanya berkisar 11-12 g/dl sebelum melahirkan. Tanda dan gejala anemia adalah cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan menurun dan mual- mual. Dikatakan
Anemia berat, dimana kadar Hb ibu kurang dari 7,00 gr%. Sebagian besar anemia disebabkan oleh pola
pemenuhan nutrisi terutama yang mengandung zat besi kurang adekuat. Pengaruh anemia pada masa
nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan
infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae, oleh karena itu,
uterus tidak memiliki kemampuan untuk berkontraksi semana mestinya, sehigga dapat memicu
perdarahan postpartum. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus Ny. RS sudah sesuai dengan teori
6.2 Saran
Dengan adanya laporan ini, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
mahasiswa profesi bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia.
40
DAFTAR PUSTAKA
Andaryani, Julia. 2013. Gambaran Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Terhadap Penerapan Langkah-
Pidie. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U`Budiyah Banda Aceh
Arif M. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Ganguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medik
Ari N. 2010.Hubungan Dukungan Suami Dengan Lama Pers Alinan Kala Iidi RbAnnissa Surakarta.
Asrinah, Shinta, S.P., Dewie.S., Ima,S.M., Dian, N.S. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
Kesehatan RI
Kesehatan RI Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI & Usman A, 2012. Buku Ajar
Milma (2012). Pospartum anemia I: definition, prevalence, causes, and consequences Nurhayatii,
41
Nur, A. F., Rahman, A., & Kurniawan, H. (2019). Faktor Risiko Kejadian Perdarahan Postpartum di
Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu. Healthy Tadulako Journal (Jurnal
Riskesdes. 2013. Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014, Buku Panduan PraktisPelayanaan KesehatanMaternal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
World Health OrganizationThe Global Pravalence of Anemia in 2017. Geneve: World Health Organization,
2012
42