Anda di halaman 1dari 34

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS


WISMA INDAH KECAMATAN BOJONEGORO KABUPATEN
BOJONEGORO

NAMA MAHASISWA :

NUR AZIZAH

NIM :

P27824421167

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKES KEMENKES SURABAYA
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2021/2022

1
2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu kondisi dimana wanita sedang mengandung janin di

dalam rahimnya yang merupakan hasil dari sel sperma dengan sel ovum yang

akan tumbuh dan berkembang menjadi bayi dan akan dilahirkan setelah usia

kehamilan 40 minggu atau sekitar 9-10 bulan lamanya. Pengetahuan ibu hamil

tentang gizi mempunyai peranan yang penting dalam pemenuhan gizi ibu dan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, pendidikan dan umur.

Masa kehamilan merupakan masa pertum buhan dan perkembangan janin

menuju masa kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan

akan berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun janin. Salah satu masalah gizi

yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia, yang merupakan masalah gizi

mikro ter besar dan tersulit diatasi di seluruh dunia (IkeuTanziha, M. Rizal M,

Damanik, Lalu Juntra Utama, 2016). Mengalami perdarahan karena anemia

sebanyak 31,25% dengan kematian ibu di Indonesia.

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan

untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan penurunan kapasitas

pengangkut oksigen darah (Adisasmito, 2017) WHO melaporkan bahwa prevalensi

ibu-ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami anemia sebesar 41, 8%. Menurut

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018), sebanyak 48,9% ibu hamil di


3

Indonesia mengalami anemia. Persentase ibu hamil yang mengalami anemia di

Indonesia meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas 2013 yaitu 37,1%.

Laporan Bulanan Kesehatan Ibu dan Anak (LB3KIA) Dinas Kesehatan Kabupaten

Bojonegoro tahun 2020 terdapat 21.165 ibu hamil, dari jumlah tersebut ibu hamil

yang mengalami anemia ada 834 ibu hamil 3,94 %, sedangkan di Puskesmas

Wisma Indah tahun 2020 terdapat 795 ibu hamil, dari jumlah tersebut ada 129 ibu

hamil yang mengalami anemia 16,22%.

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan

untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan penurunan kapasitas

pengangkut oksigen darah. Menurut World Health Organization (WHO)

mendefinisikan anemia kehamilan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11gr

atau kurang dari 33% pada setiap waktu pada kehamilan yang mempertimbangkan

hemodilusi yang normal terjadi dalam kehamilan dimana kadar hemoglobin

kurang dari 11 gr pada trimester pertama (Proverawati, 2018). Anemia dalam

kehamilan tidak dapat di pisahkan dari perubahan fisiologis yang terjadi selama

proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya.

Pada saat hamil tubuh akan mengalami banyak perubahan yang signifikan,

jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30% sehingga memerlukan

peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin

(Hb). Ketika hamil tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi

dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada

sebelum hamil (Noversiti, 2012).


4

Upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh ibu

hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi pangan

hewani dalam jumlah cukup dan mengurangi konsumsi makanan yang bisa

menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat, fosfat, tannin. Suplemen tablet zat

besi yang diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada

ibu hamil juga perlu untuk diminum secara tepat.

Dukungan lingkungan seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga

diperlukan pada upaya penurunan kejadian anemia. Dukungan sosial dari keluarga

akan mempengaruhi persepsi dan keyakinan ibu hamil sehingga meningkatkan

perilaku untuk mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil

untuk mencegah anemia seperti pemberian keyakinan kemampuan ibu untuk

minum tablet tambah darah secara teratur, mengingatkan untuk makan makanan

bergizi, mengingatkan minum tablet tambah darah secara teratur dan keluarga

memberikan contoh dengan makan makanan bergizi dan menjaga kebersihan diri.

Dukungan dari sesama ibu hamil dapat diberikan selama kelas kehamilan atau

menghadiri perawatan antenatal. Bentuk dukungan kelompok pada ibu hamil

untuk meningkatkan perilaku pencegahan anemia seperti memberikan contoh

dengan makan makanan bergizi dan minum tablet tambah darah secara teratur,

serta memberikan informasi tentang cara mencegah anemia.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian “Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Wisma Indah Kecamatan Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro”.
5

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan

tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar kejadian anemia pada

ibu hamil.

2. Informasi yang disajikan yaitu : Dari beberapa faktor predisposisi yang

berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Peneliti ingin

memberi batasan pada faktor predisposisi sosial ekonomi keluarga

(pendapatan keluarga, pendidikan dan pekerjaan) ibu hamil terhadap

kejadian anemia pada ibu hamil.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan

permasalahan : Apakah ada Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Wisma Indah Kabupaten Bojonegoro?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan sosial ekonomi keluarga dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wisma Indah Kecamatan

Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.


6

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi sosial ekonomi keluarga (pendapatan keluarga,

pendidikan dan pekerjaan) ibu hamil di Puskesmas Wisma Indah

Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

2. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wisma

Indah Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

3. Menganalisis Hubungan Sosial Ekonomi (pendapatan keluarga,

pendidikan, dan pekerjaan) dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Wisma Indah Kecamatan Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapa bermanfaat, yaitu

dapat menjadi wawasan dan refrensi terbaru tentang faktor predisposisi

sosial ekonomi (pendapatan keluarga, pendidikan, dan pekerjaan) yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wisma Indah

Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

1.5.2 Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :


7

1. Bagi Responden

Meningkatkan pengetahuan responden tentang anemia pada

ibu hamil sehingga dapat mengatasi anemia dan diharapkan angka

kejadian anemia dapat berkurang.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Membantu memberi informasi tentang permasalahan gizi

pada ibu hamil dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga

upaya pencegahan anemia dapat dilakukan serta dapat meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak.

3. Bagi Institusi pendidikan

Dapat menambah sumber kepustakaan sebagai bahan bacaan

dan bisa digunakan sebagai acuan dalam penelitian oleh mahasiswa

selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberi pengalaman yang nyata bagi

peneliti sebagai peneliti pemula dalam proses penelitian, serta dapat

mengaplikasikan antara teori yang diperoleh di kampus dengan

keadaan yang ada di lapangan.

5. Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan atau dasar dalam melakukan penelitian.


8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sosial Ekonomi

2.1.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendidikan serta pendapatan. Dalam pembahasan sosial dan ekonomi sering

menjadi objek pembahasan yang berbeda.

Dalam konsep sosiologi manusia sering disebut dengan

makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya

bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang

berkanaan dengan masyarakat.

Ekonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga atau

rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan.

2.1.2 Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya

keadaan sosial ekonomi  yaitu:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke

generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga


9

memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri

berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan,

atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti

kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek

formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap

pendidikan.

Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,

sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan

kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

2. Pekerjaan

Menurut (Notoatmojo, 2012) Pekerjaan dalam arti luas adalah

aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah

pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang

bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap

sinonim dengan profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun

waktu yang lama disebut sebagai Karir.

Faktor pekerjaan juga mempangaruhi pengetahuan. Seseorang

yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang

tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai

informasi (Khusniyah, Z., Rizki, 2011). Menurut Sakernas (Notoatmojo,

2012) jenis pekerjaan yaitu :

1) Pedagang

2) Buruh/Tani
10

3) PNS

4) TNI/Polri

5) Pensiunan

6) Wiraswasta

7) IRT

3. Pendapatan

Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi

keluarga yang merupakan keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga

(termasuk barang-barang dan hewan peliharaan),dipakai untuk membagi

kedalaman tiga kelompok yaitu pendapatan tinggi,sedang dan rendah.

Pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

(Kemendikbud, 2021) adalah pikiran, anggapan, atau buah pemikiran atau

perkiraan tentang suatu hal (seperti orang, peristiwa).

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1. Pengertian Keluarga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Kemendikbud, 2021)

Keluarga adalah Ibu dan Bapak beserta anak-anaknya, seisi rumah atau orang

seisi rumah yang menjadi tanggungan.

Menurut Duvall (1976) keluarga disebut juga sekumpulan orang yang

berhubungan, seperti hubungan perkawinan, adopsi, kelahiran yang tujuannya

menciptakan dan mempertahankan budaya umum, sosial dan emosional

anggota, meningkatkan perkembangan mental dan fisik.

2.2.2. Fungsi Keluarga


11

Berikut ini terdapat beberapa fungsi keluarga, terdiri atas:

1. Fungsi Pendidikan

Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan

anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila

kelak dewasa.

2. Fungsi Sosialisasi Anak

Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana

keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan.

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari

tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa

terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.

Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan


12

bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada

kehidupan lain setelah di dunia ini.

6. Fungsi Ekonomis

Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-

sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,

kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur

penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi

rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke

tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di

rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman

masing-masing, dsb.

8. Fungsi Biologis

Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan

keturunan sebagai generasi penerus.

9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman diaantara

keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.2.3. Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan

orang yang mengelompokkan. Secara tardisional keluarga keluarga

dikelompokkan menjadi dua (Suprajitno, 2004) yaitu :


13

1. Keluarga Inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya, adopsi atau

keduanya.

2. Keluarga Besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-

nenek, paman-bibi).

2.2.4. Struktur Keluarga

Struktur Keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya sebagai

berikut :

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal adalah yang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.


14

2.2.5. Peran Keluarga

Peran keluarga harus ditingkatkan karena peran keluarga bukan hanya

memulihkan keadaan anggota kelurganya yang sakit, tetapi juga

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan, peran keluarga dalam perawatan anggota

keluarganya adalah sebagai motivator, edukator, fasilitator, inisiator,

pemberi perawatan, serta koordinator dan mediator (Friedman, 2010).

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut

1. Peran Ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa

aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peran Ibu

sebagai Istri dan Ibu bagi anak-anak, ibu mempunyai

peranan ntuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluraganya.


15

3. Peran anak-anak

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan

spiritual.

2.3 Konsep Ibu Hamil

2.3.1 Pengertian Ibu Hamil

Ibu hamil adalah seseorang wanita janin dalam rahim karena sel telur di

buahi oleh spermatozoa (Kemendikbud, 2021).

2.3.2 Konsep Anemia Pada Ibu Hamil

1. Pengertian

Anemia adalah Kondisi dimana kadar haemoglobin (Hb) darah

kurang dari normal. Ibu hamil anemia adalah ibu hamil yang pada

pemeriksaan darahnya didapat kadar haemoglobin <11 g/dl.

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Pengelompokan Anemia pada ibu Hamil (WHO)

1) Anemia Ringan

Hb 10,0-10,9 g/dl

2) Anemia Sedang

Hb 7,0-9,9 g/dl

3) Anemia Berat

Hb < 7 g/dl
16

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2012).

Faktor-faktor penyebab anemia:


a. Asupan Fe yang tidak
memadahi
b. Peningkatan kebutuhan
fisiologis
c. Kehilangan banyak darah
d. Sosial ekonomi

Sosial ekonomi keluarga


1) Pendapatan Kejadian Anemia pada ibu hamil
2) Pendidikan
3) pekerjaan

Dampak dari anemia:


a. Bagi ibu
b. Bagi janin

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti
17

Gambar 2.1 Kerangka konseptual hubungan sosial ekonomi keluarga


dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wisma
Indah Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

Penjelasan:

Faktor penyebab anemia pada ibu hamil adalah Asupan Fe yang tidak

memadahi, peningkatan kebutuhan fisiologis, kehilangan banyak darah, dan

sosial ekonomi. Sedangkan anemia pada ibu hamil dapat berdampak bagi ibu

dan janin. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan sosial ekonomi

keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang dibangun dari kerangka

pemikiran sang peneliti.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan sosial ekonomi

keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wisma Indah

Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.


18

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode

ilmiah (Notoatmojo, 2012). Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang

digunakan berdasarkan desain penelitian, populasi, sampel dan kriteria sampel

variabel penelitian, definisi operasional, lokasi dan waktu penelitian, proses

pengumpulan data, instrument penelitian, analisa data, dan etika penelitian dan

jadwal kegiatan penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan di lakukan adalah penelitian analitik. Penelitian

analitik merupakan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana dan mengapa

suatu fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik seperti korelasi antara

sebab dan akibat atau faktor risiko dengan efek serta kemudian dapat dilanjutkan

untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari sebab atau faktor risiko tersebut

terhadap akibat atau efek (Masturoh, 2018). Penelitian analitik ini bertujuan untuk

survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi.


19

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu strartegi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir dari pengumpulan

data dan rancangan penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi struktur

penelitian yang akan dilaksanakan, (Nursalam, 2016). Rancangan penelitian

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan cross-sectional.

Desain penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang

mempelajari korelasi antara paparan atau faktor risiko (independen) dengan

akibat atau efek (dependen), dengan pengumpulan data dilakukan bersamaan

secara serentak dalam satu waktu antara faktor risiko dengan efeknya (point time

approach), artinya semua variabel baik variabel independen maupun variabel

dependen diobservasi pada waktu yang sama. Penelitian ini memaparkan tentang

hubungan sosial ekonomi keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Wisma Indah Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

3.3 Kerangka Operasional

Kerangka operasional adalah kerangka yang akan digunakan atau urutan

dalam metodelogi penelitian yang akan peneliti kerjakan, (Nursalam, 2016).

Kerangka operasional yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat

pada bagan sebagai berikut :


20

Populasi : 488 Ibu Hamil di Puskesmas Wisma Indah Kecamatan


Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

Sampel: 220 Ibu Hamil di Puskesmas Wisma Indah


Kecamtan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

Pengelolahan Data

Variabel Independen :
Sosial Ekonomi Keluarga
1. Pendidikan Variabel Dependen :
2. Pekerjaan Kejadian Anemia Pada
3. Pendapatan
Ibu Hamil

Pengelolahan Data dengan editing, scoring, conding, data entry

Analisa Data : Uji Chi-Square

Penyajian Hasil

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian Hubungan Sosial Ekonomi


Keluarga dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Wisma Indah Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Wisma Indah Kecamatan

Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.


21

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan adalah Desember sampai Juni 2022

3.5 Populasi

Populasi merupakan suatu subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2016). Populasi Ibu Hamil di Puskesmas

Wisma Indah sejumlah 488 orang ibu hamil di Puskesmas Wisma Indah

Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.

3.6 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ibu Hamil di

Puskesmas Wisma Indah Kecamatan Bojonegoro Kabupatenb Bojonegoro.

2. Besar Sampel

Menurut (Notoatmodjo, 2012) menyebutkan bahwa besar sample

adalah banyaknya angka yang akan dijadikan sampel. Besar sampel dalam

proporsi kecil atau kurang dari 10.000, dapat mengambil formula

sederhana sebagai baerikut :

n= N

1 + N (d2)

Keterangan :

N = Perkiraan jumlah populasi

n = Besar sampel
22

d = Tingkat kepercayaan / keterangan yang di inginkan 0,05.

n= 488
1 + 488 (0,05²)
= 220

3. Cara Pengambilan Sampel

Menurut (Sumargo, 2015) dalam buku Teknik Sampling, Teknik

sampling merupakan cara pengambilan sebagian dari populasi sedemikian

rupa sehingga walau sampel namun dapat menggeneralisasi atau mewakili

populasi . terdapat dua pendekatan dalam teknik sampling yaitu

probability sampling dan non probability sampling. Simple random

sampling merupakan prosedur pengambilan sample yang paling sederhana

yang dilakukan secara fair, artinya setiapunit mempunybai kesempatan

yang sama untuk dapat memilih.

Alasan menggunakan simple random sampling yaitu terbatasnya

pengetahuan terhadap unsur-unsur populasi. Tidak terdapat keterangan

sebelumnya yang dapat digunaan untuk menilai derajat keseragaman

populasi. Syarat-syarat simple random sampling antara lain :

a. Tersedianya suatu daftara kerangka sampel yang cermat dan lengkap

mencakup seluruh elemen populasi.

b. Untuk variable-variabel tertentu yang akan diamati, populasi data

dapat dianggap bersifat cakup seragam.


23

c. Dalam praktek penarikan sampel (baik langsung maupun tidak

langsung) terkait geografis, maka sebaran elemen populasi tidak

terlalu terpencar-pencar dalam area yang luas.

3.7 Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2015), variabel adalah

seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain

atau satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel mengandung pengertian ciri,

sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi

pembeda atau penciri antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya variabel

umur, berat badan, pendidikan, motovasi, pengetahuan dan lain–lain. Umur tiap

orang berbeda, begitupula dengan berat badan tiap orang masing-masing berbeda.

Termasuk pendidikan, motivasi, dan pengetahuan juga bervariasi.Untuk

mendapatkan ukuran atau nilai yang bervariasi maka sumber data penelitiannya

juga harus dari kelompok data atau obyek yang heterogen.

1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya

variabel lain (variabel dependen). Variabel independen adalah variabel yang

dapat mempengaruhi variabel lain, apabila variabel independen berubah maka

dapat menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari variabel

independen atau variabel bebas adalah prediktor, risiko, determinan, kausa.

Variabel independen dalam penelitain ini adalah Sosial Ekonomi Keluarga

(pengetahuan, sikap, dan kepercayaan).


24

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang

menjadi akibat karena adanya variabel lainnya (variabel independen).

Variabel ini sering disebut dengan variabel respons atau endogen).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil.

3.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan diteliti

secara operasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk

memudahkan pada pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta

analisis data. Pada saat akan melakukan pengumpulan data, definisi

operasional yang dibuat mengarahkan dalam pembuatan dan pengembangan

instrumen penelitian. Sementara pada saat pengolahan dan analisis data,

definisi operasional dapat memudahkan karena data yang dihasilkan sudah

terukur dan siap untuk diolah dan dianalisis. Dengan definisi operasional yang

tepat maka batasan ruang lingkup penelitian atau pengertian variabel-variabel

yang akan diteliti akan lebih fokus (Masturoh & Anggita, 2018).

3.9 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.9.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara penelitian

untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.

Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur


25

pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat,

2014). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data

primer. Data yang diperoleh dengan mengajukan pertanyaan tertutup

menggunakan kuisioner dan lembar pengumpulan data yang akan

dijawab oleh Ibu Hamil. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas

Wisma Indah dengan prosedur sebagai berikut :

1. Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari pembimbing


akademik dilanjutkan dengan pembuatan surat permohonan
penelitian dari institusi yang akan ditunjukkan Kepada Badan
Kesehatan Bangsa dan Politik Kabupaten Bojonegoro.

2. Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Badan Kesehatan


Bangsa Dan Politik Kabupaten Bojonegoro, peneliti menyerahkan
surat permohonan tersebut kepada Puskesmas Wisma Indah
Kabupaten Bojonegoro Setelah itu peneliti melakukan
penseleksian calon responden dengan purposive sampling.
3. Kemudian peneliti mengumpulkan calon responden dan
mempersiapkan kuesioner penelitian untuk dibagikan.
4. Meminta calon yang sudah terpilih untuk bersedia menjadi
responden setelah melakukan pendekatan dan menjelaskan kepada
calon responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian
serta hak dan kewajiban selama menjadi responden. Responden
yang bersedia selanjutnya diminta untuk menandatangani lembar
informed concent.
5. Memberikan lembar persetujuan (informed concent) kepada
responden untuk ditandatangani apabila setuju menjadi subjek
penelitian.
6. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tata cara
pengisian kuesioner.
26

7. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya


kepada peneliti apabila ada yang kurang jelas atau tidak jelas
dengan kuesioner yang diberikan.
8. Memberikan waktu kepada responden untuk melakukan pengisian
kuesioner.
9. Responden memyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi
kepada peneliti.
10. Peneliti mengoreksi kembali kuesioner responden untuk
dilengkapi kembali apabila masih ada yang belum terisi.
11. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden.
3.9.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai suatu variabel

yang akan diterliti. Instrument penelitian dilakukan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan yang akan menghasilkan data akurat.

(Sugiyono, 2015). Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner.

Menurut (Sugiyono, 2015), kuesioner teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden.

3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Teknik Pengolahan

1. Editing

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. (Hidayat, 2014)


27

2. Coding

Coding adalah kegiatan memberikan kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengelolahan dan analisis data menggunakan

computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode

dan artinya dalam satu buku (code book) untuk mempermudah

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel

(Hidayat, 2014).

Pada variabel independen sosial ekonomi yang meliputi :

1) Pendidikan

1) Pendidikan Dasar diberi kode 1

2) Pendidikan Menengah diberi kode 2

3) Perguruan Tinggi diberi kode 3

2) Pekerjaan rumah tangga

1) Pekerjaan rumah tangga ringan diberi kode 1

2) Pekerjaan rumah tangga sedang diberi kode 2

3) Pekerjaan rumah tangga berat diberi kode 3

3) Pendapatan

1) Pendapatan rendah diberi kode 1

2) Pendapatan sedang diberi kode 2

3) Pendapatan tinggi diberi kode 3

Untuk variabel dependen kejadian anemia diberi kode sebagai berikut :

a. Anemia kode 1.
28

b. Tidak anemia kode 2.

3. Scoring

Scoring adalah setiap pernyataan responden akan diberi skor yang

sesuai dengan nilai skala kategori yang diberikannya (Anwar, 2013).

Scoring dalam penelitian ini disesuaikan dengan variabel independen

dan variabel dependen.

4. Tabulating

Tabulating adalah membuat table data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Notoatmodjo, 2010 menjelaskan bahwa hasil proses Tabulating dapat

diinterprestasikan menggunakan skala sebagai berikut :

Seluruhnya : 100%

Hampir seluruhnya : 76 – 99%

Sebagian besar : 51 – 75%

Setengahnya : 50%

Hampir setengahnya : 26 - 49%

Sebagian kecil : 1 – 25%

Tidak satupun : 0%

3.10.2 Analisis Data

Setelah data terkumpul dan diperiksa kelengkapannya, kemudian

peneliti melakukan analisa data dengan menggambarkan teknik analisa

bivariated yakni analisis yang dilakukan terhadap dua variabel tersebut


29

(variabel independen dan variabel dependen) yang diduga berhubungan

atau berkoreksi (Notoatmodjo, 2012)

Chi square adalah suatu alat uji statistic untuk mengetahui

perbedaan dan pengaruh lebih dari dua proporsi populasi berdasarkan

samplenya yang dikelompokkan sesuai karakteristik data (Sunyoto,

2012). Syarat menggunakan uji chi-square adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut

dengan Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol)

2. Apabila bentuk tabel kontigensi 2x2, maka tidak boleh ada 1

cell yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga

Expected count (Fh) kurang dari 5

3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2x2, maka jumlah cell dengan

frekuensi harapan kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%

Dalam analisa data penelitian yang akan dilakukan ini

menggunakan uji signifikan yang bertujuan mencari adanya

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

yang akan dilakukan menggunakan uji Chi square dengan taraf

signifikan ɑ = 0,05.

3.10.3 Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar

mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen

untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid/sahih,


30

maka perlu diuji menggunakan uji korelasi antara skor nilai tiap-tiap item

pertanyaan dengan skor total kusioner tersebut. Uji validitas ini dapat

menggunakan rumus Pearson Product Moment, dimana akan dikatakan

valid apabila nilai rhitung > rtabel (Sujarweni, 2014). Uji validitas akan

dilakukan dengan rumus korelasi person menggunakan bantuan program

SPSS. Uji angket akan dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel teruji

signifikan 5% maka hasil uji validitas dapat diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan sudah terbukti valid.

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas ialah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan

bahwa sejauhmana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih maka hasil sama (eva ellya

Sibagariang, dkk 2010). Metode yang akan digunakan pada uji reliabilitas

adalah metode Cronbach’s Alpa, perhitungan Cronbach’s Alpa dilakukan

dengan menghitung rata-rata interrkorelasi diantara butir-butir pertanyaan

dalam kuesioner.

3.10.4 Keterbatasan

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian. Pada

penelitian ini, keterbatasan atau hambatan dalam penelitian antara lain :

1. Jumlah responden yang hanya 220 Ibu Hamil, tentunya masih kurang

untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.


31

2. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden

melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden

yang sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran,

anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain

seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat responden dalam

kuesionernya.

3. Waktu penelitian kurang efektif.

3.10.5. Etik Penelitian

Etika penelitian kesehatan adalah masalah yang sangat penting mengingat

penelitian yang akan dilakukan berhubungan langsung dengan manusia. menurut

(Hidayat, 2014) masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai

berikut :

1. Informed Concent

Informed concent adalah bentuk persetujuan atara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed concent

adalah agar sunjek mengerti maksud dan tujuan dilakukan penelitian dan

mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan yang akan diberikan peneliti. Jika responden

tidak bersedia dilakukan penelitian, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau


32

mencamtumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya akan

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil dari penelitian yang

akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi dan masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.


33

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito (2017) Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

IkeuTanziha, M. Rizal M, Damanik, Lalu Juntra Utama, R. R. (2016) ‘Faktor

Resiko Anemia Ibu Hamil Di Indonesia’, J. Gizi Pangan, 11(2), pp. 143–152.

Kemendikbud (2021) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Available at:

https://kbbi.web.id/pendapat (Accessed: 14 December 2021).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) Pedoman Proses Asuhan Gizi

Puskesmas.

Khusniyah, Z., Rizki, H. . (2011) Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan EGC.

Norsiah, W. (2015) ‘Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin

dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis’, Medical

Laboratory Technology Journal, 1(2), pp. 72–83.

Notoatmojo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Noversiti, E. (2012) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia

pada Ibu HamilTrimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota

Padang tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.


34

Proverawati, A. (2018) Anemia dan Anemia kehamilan. Buku Uha Medika.

Yogyakarta.

Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

https://id.scribd.com/doc/144450480/Struktur-Keluarga-Terdiri-Dari-Bermacam

(diakses hari Rabu 15 Desember 2021, jam 00.37 WIB)

Anda mungkin juga menyukai