Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM PERKESMAS

PUSKESMAS WISMA INDAH


WISMA INDAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang saat ini dan kedepan
diperkirakan akan berada pada fase tiga beban ganda kesehatan ( The
Age of Triple Health Burden). Beban pertama yang dihadapi Indonesia
adalah masih tingginya angka kesakitan penyakit menular (TBC, Kusta,
Diare, Malaria) beban kedua adalah tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes, kanker),
dan beban ketiga adalah munculnya penyakit baru seperti HIV AIDS,
SARS, H5N1 (flu burung) dan H1N1 (flu babi). Untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat di Indonesia dalam rangka mendukung
SDGS
tahun 2030 Kementerian Kesehatan memiliki visi ‘Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan’ dimana tujuan pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar dapat meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya
kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan
Puskesmas termasuk dalam upaya kesehatan wajib tetapi dapat juga
sebagai upaya kesehatan pengembangan yang wajib dilakukan pada
daerah tertentu. Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke dalam
upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan, diharapkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena
diberikan secara holistik, komprehensif pada semua tingkat pencegahan.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional
yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang
dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai tugas pokok
memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tercapai
kemandirian masyarakat
b. Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Wisma Indah
c. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan pada
masyarakat terutama kelompok rawan dan risiko tinggi
d. Diperolehnya dukungan sumber daya yang memadai dalam
penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat meliputi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan
lebih difokuskan pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif. Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat
pertama (primary prevention), pencegahan tingkat kedua ( secondary
prevention) dan pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention).

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia
3. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
4. Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu
bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
E. LANDASAN HUKUM
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 908 Tahun 2010 tentang
Pelayanan Keperawatan Keluarga
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 Tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 839 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan di
Rumah Sakit dan Puskesmas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat dibutuhkan sumber daya yang mencukupi baik jumlah
maupun mutunya. Adapun tenaga pelayanan perkesmas di
Puskesmas Wisma Indah adalah sebagai berikut :

No. Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


MinimalD III
Keperawatan +
Pelatihan Keperawatan
Perawat Koordinator
1. KesehatanKomunitas1 orang
Perkesmas
+Pengalamandalam
pelaksanaan
perkesmas
Perawat Pelaksana Minimal D III
2. 4 orang
Perkesmas di Puskesmas Keperawatan
PerawatPenanggungjawab Minimal D III
3. 4 orang
Desa / Daerah Binaan Keperawatan

Sebagai pelaksana perkesmas di puskesmas, setiap perawat minimal


memiliki enam peran dan fungsi yaitu :
1. Sebagai penemu kasus (case finder)
2. Sebagai pemberi pelayanan (care giver)
3. Sebagai pendidik/penyuluh kesehatan ( health teacher/educator)
4. Sebagai koordinator dan kolaborator
5. Sebagai pemberi nasihat (counselor)
6. Sebagai panutan (role model)

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Perawat Koordinator Perkesmas
Puskesmas dengan kualifikasi minimal D III Keperawatan dan
memiliki pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas.
2. Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas
Perawat pelaksanan perkesmas di puskesmas adalah semua
tenaga fungsional perawat di puskesmas. Perawat pelaksana
perkesmas memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan
baik kepada individu, keluarga maupun kelompok. Penilaian kinerja
perawat pelaksana menggunakan instrumen penilaian jabatan
fungsional bagi perawat puskesmas.
3. Perawat Penanggungjawab Desa / Daerah Binaan (Darbin)
Perawat penanggungjawab desa / daerah binaan adalah perawat
pelaksana yang sekaligus membantu Perawat Koordinator
Perkesmas dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan
menilai asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat di satu atau lebih desa / daerah
binaan yang menjadi tanggung jawabnya.

C. JADWAL KEGIATAN

No.Jenis Pelayanan Waktu Keterangan


Perkesmas dalam 08.00 –
1.
14.00
gedung
Sesuai jadwal
yang
dibuat oleh
2. Perkesmas luar gedung
masing-
masing
perawat
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam melakukan setiap kegiatan Perkesmas perlu memperhatikan


keselamatan kerja bagi perawat pemberi layanan maupun pasien/sasaran.
Untuk mencegah atau mengurangi risiko yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
A. Di tempat kerja atau lingkungan kerja
1. Desain tempat kerja yang menunjang K3
a. Ruang pelayanan perkesmas dalam gedung dirancang untuk
memudahkan proses kerja
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
c. Pencahayaan cukup dan nyaman
d. Ventilasi yang memadai dan sesuai
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau
jika diperlukan
2. Penerapan kewaspadaan universal
Prinsip utama prosedur kewaspadaan universal pelayanan
kesehatan adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene
sanitasi ruangan, dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut
dijabarkan menjadi lima kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan (dengan 5 saat cuci tangan)
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai (dekontaminasi,
pencucian, sterilisasi atau DTT dan penyimpanan)
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
(jarum bekas pakai langsung buang tanpa memanipulasi
bagian tajamnya, atau penutupan jarum dengan satu tangan)
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
1) Kebersihan ruangan selalu diperhatikan
2) Tersedianya tempat sampah dengan injakkan penutup yang
didalamnya dilapisi oleh kantong kresek kuning untuk
4) Tersedianya tempat cuci tangan dengan air mengalir dan
dibersihkan dengan teratur
3. Penerapan kewaspadaan khusus
a. Transmisi melalui udara (airborne)
b. Transmisi melalui percikan (droplet)
c. Transmisi melalui kontak langsung

Dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja diharapkan


setiap petugas kesehatan terhindar dari cedera ataupun penularan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai