Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE/
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait
dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin.1 Menurut Sudiman
dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis
yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di
masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit
diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status
ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga.2

Stunting (bertubuh pendek) merupakan salah satu masalah serius kesehatan


masyarakat yang dihadapi oleh Indonesia, khususnya di provinsi Aceh. Penyebab utama
dari stunting diketahui karena kekurangan gizi pada anak usia di bawah lima tahun.
Determinasi faktor penyebab stunting pada anak di Provinsi Aceh sangat diperlukan untuk
membantu perencana pengelolaan kesehatan masyarakat, dalam upaya menurunkan
masalah stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang
berhubungan dengan stunting pada anak-anak di bawah umur lima tahun di Aceh.
Kabupaten Aceh Barat sendiri, telah ditetapkan menjadi salah satu lokasi fokus intervensi
penurunan stunting terintegrasi tahun 2022 berdasarkan Keputusan Menteri PPN/Bappenas
tuturnya.Ia menjelaskan dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting
di Kabupaten Aceh Barat saat ini sebesar 27,4%. Pada tahun 2022, terdapat 24 gampong
lokasi fokus untuk percepatan penurunan stunting, dan selanjutnya ditetapkan sebanyak 40
gampong fokus pada tahun 2023 sesuai hasil analisis situasi dengan pertimbangan
prevalensi, kasus stunting tertinggi dan faktor lainnya di masing-masing gampong
paparnya. Guna mencegah meningkatnya kasus stunting di Aceh Barat, Dinas Kesehatan
saat ini gencar melakukan sosialisasi dan turun ke setiap desa di daerah ini, guna
memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya orangtua. Bentuk penyuluhan
kesehatan tersebut bertujuan agar meningkatkan pemberian asupan gizi kepada keluarga
termasuk anak-anak yang masih membutuhkan asupan gizi, untuk tumbuh kembang sang
anak.

Gunong Kleng  merupakan salah satu gampong (desa) yang ada di


kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, provinsi Aceh, Indonesia.ketika berkunjung
ke Desa Gunong Kleng, kami memberikan nasehat, inovasi, dan lainnya untuk mencegah
stungting di Desa Gunong Kleng tersebut. Dalam hal tersebut juga membuat senang dan
semangat dalam kami sampaikan ke masyarakat.

2.2 Permasalahan

1. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah ketika keberlanjutan inovasi tidak dapat
dipertahankan dan hanya menjadi suatu wacana/ide gagasan sematan.

2. Peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan contoh untuk mencegah stunting 

2.3 Tujuan dan Luaran

Tujuan dari diadakannya sosialisasi inisiatif pemetaan sosial dan pendampingan


percepatan penurunan stunting di desa langung kecamatan Mereubo adalah untuk:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan gizi mengenai pentingnya


mencegah stunting
2. Mengurangi kasus stunting yang ada di desa langung
3. Memberikan upaya intervensi penanggulangan, baik spesifik maupun sensitif lebih
maksimal
4. Masyarakat perlu mengetahui kronologi stunting dan dampaknya. Terjadinya stunting
dimulai saat bayi dalam kandungan, dan asupan gizi ibu rendah. Ditambah gizi yang
tidak seimbang
5. Meningkatkan pengetahuan makanan dan minuman yang baik ibuk hamil.

Luaran

Dengan diadakannya pemetaan dan sosialisasi tentang penanggulangan stunting


didesa tersebut agar dapat mengurangi peningkatan kasus stunting serta memperbaiki gizi
masyarakat kejadian stunting pada balita 6-24 bulan.dengan cara memberikan edukasi dan
inovasi pada masyarakat tentang bahayanya stunting.
Menurut Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 2002 dan UU Pangan No 18 Tahun
2012 tentang Ketahanan Pangan, maka ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik
jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan konsumsi pangan yang cukup merupakan
syarat mutlak terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga. Ketidaktahanan pangan dapat
digambarkan dari perubahan konsumsi pangan yang mengarah pada penurunan kuantitas
dan kualitas termasuk perubahan frekuensi konsumsi makanan pokok. Ketahanan pangan
keluarga erat hubungannya dengan ketersediaan pangan yang merupakan salah satu faktor
atau penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi anak. Gizi buruk
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada balita, sehingga tinggi badan anak tidak
sesuai dengan umurnya atau disebut dengan balita pendek atau stunting.

Anda mungkin juga menyukai