Anda di halaman 1dari 3

2.

Keefektifan Sistem Biostatistika Dalam Meninjau Kasus Stunting di Indonesia


Pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan bekerjasama denga Biro Pusat Statistik (BPS)
dengan dukungan Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Sekretariat Wakil
Presiden Republik Indonesia melakukan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dengan
mengumpulkan data dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota dengan jumlah blok sensus (BS)
sebanyak 14.889 Blok Sensus dan 153.228 balita.
Berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 angka stunting secara nasional mengalami penurunan
sebesar 1,6% pertahun dari 27,7% pada tahun 2019 dan menjadi 24,4% pada tahun 2021. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dari 34 provinsi di Indonesia mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2019 dan hanya 5 provinsi yang mengalami kenaikan yaitu, Nusa
Tenggara Timur (37,80%), Sulawesi Barat (33,80%), Aceh (33,20%), Nusa Tenggara Barat
(31,40%), dan Sulawesi Tenggara (30,20%).
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang merupakan bentuk kerjasama Kementerian
Kesehatan dengan Biro Pusat Statistik (BPS) tentunya mendapat hasil yang seperti itu melalui
proses pengumpulan data-data baik melalui informasi sistem data dari posyandu, puskesmas, dan
rumah sakit serta pelayanan kesehatan lainnya maupun informasi dari masyarakat itu sendiri baik
melalui survei, observasi, angket (kuesioner), dan juga interview (wawancara). Tentunya
berdasarkan hasil pengumpulan data-data tersebut, tidak hanya data berapa banyak angka
stunting yang tercatat yang akan diperoleh namun juga faktor penyebab maupun alasan mengapa
balita dapat mengalami stunting.
Sehingga melalui informasi tersebut pemerintah dapat lebih memahami dan mengerti
bagaimana cara atau upaya yang lebih baik dan tepat untuk mengatasi, mencegah, dan
mengurangi angka stunting di Indonesia. Selain itu, dengan melalui metode ini juga pemerintah
dapat lebih memahami pengelompokkan daerah atau provinsi mana yang mengalami balita
stunting yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah sehingga hal ini dapat menjadi masukan
bagi pemerintah dalam menangani agar terjadi penurunan stunting yang cepat di Indonesia
terutama di daerah atau provinsi yang angka stuntingnya tinggi.
 Oleh karena itu, penggunaan sistem biostatistika atau metode statistik dalam meninjau
atau penanganan masalah stunting di Indonesia sangat efektif. Mengingat penyediaan data
prevalensi stunting melalui sistem pendataan yang akurat merupakan hal yang sangat penting
dalam melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap upaya percepatan penurunan stunting di
tingkat nasonal, provinsi, dan kabupaten/kota. Hal ini dapat menjadi salah satu strategi
pemerintah dalam upaya penanggulangan stunting dan juga menjadi pandangan bagi pemerintah
untuk membentuk upaya atau cara yang lebih baik dan efektif dalam penanggulangan stunting di
Indonesia hingga akhirnya harapan pemerintah mengenai tingkat stunting di Indonesia pada
tahun 2024 menjadi 14% dapat tercapai.
4. Alasan stunting menjadi salah satu persoalan dalam kesehatan yang sudah
berlangsung lama dan belum terselesaikan sampai saat ini
 Pemahaman dan pola pikir masyarakat yang beranggapan bahwa kondisi tubuh
anak yang pendek itu terjadi karena faktor keturunan (genetik), sehingga hal ini
membuat masyarakat hanya menerima hal tersebut tanpa berbuat apa-apa untuk
mencegahnya. Padahal genetika itu adalah faktor determinan kesehatan yang
paling kecil pengaruhnya jika dibandingkan dengan faktor perilaku, faktor
lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan.

 Faktor ekonomi keluarga berkaitan erat dengan terjadinya stunting pada anak.
Dimana masyarakat yang memiliki pendapatan yang menengah kebawah atau
masyarakat miskin mereka memiliki daya beli yang rendah, dimana masyarakat
miskin lebih cenderung berfokus pada karbohidrat atau lebih sedikit pada
makanan berprotein tinggi, yang pada akhirnya mereka mengonsumsi jumlah
makanan yang tidak mencukupi dan juga jumlah zat gizi yang terdapat pada
makanan juga tidak lemgkap.

 Faktor ketidaktahuan atau kurangnya literasi atau pengetahuan mengenai gizi dan
kesehatan oleh keluarga terutama ibu. Ibu memegang peranan penting dalam
mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama dalam hal asupan gizi
keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai
menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang
bergizi baik. Sehingga dengan bertambahnya pengetahuan ibu terhadap gizi dan
kesehatan berarti tingkat kepatuhan keluarga dalam menjaga kebersihan
lingkungan akan menjadi lebih baik, pemberian asupan makanan yang bergizi
pada ibu yang sedang hamil akan terus dilakukan, pemberian asi ekslusif akan
terus berlangsung selama minimal 6 bulan serta melakukan deteksi stunting dini
akan terus terjadi hingga pertumbuhan anak menjadi maksimal.

 Praktek pengasuhan atau pola asuh orang tua yang tidak baik seperti masih
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi dalam praktek pemberian
makan bagi bayi dan balita. Oleh karena itu, perlu digencarkan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai bahaya stunting dan cara pencegahannya. Sehingga
kelak ketika sudah menjadi orang tua diharapkan masyarakat dapat berperan
dalam mencegah stunting sejak dini. Sehingga, prevelensi stunting di Indonesia
tidak berada di angka mengkhawatirkan lagi.

 Akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata. Padahal faktor utama
terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Pertumbuhan otak dan tubuh berkembang pesat pada 1000
HPK yang dimulai sejak janin hingga anak berumur dua tahun. Pemenuhan gizi
pada tahap tersebut sangat penting agar tumbuh kembang anak dapat optimal.

 Rendahnya akses terhadap sanitasi yang baik, akses air bersih, dan fasilitas
pelayanan kesehatan, Karena akibat hambatan akses tersebut mendekatkan anak
pada risiko ancaman penyakit infeksi akibat rendahnya tingkat kebersihan sanitasi
dan air. Oleh karena itu perlu dilakukan pembiasaan kepada anak untuk selalu
menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
serta tidak buang air besar sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai