Faktor ekonomi keluarga berkaitan erat dengan terjadinya stunting pada anak.
Dimana masyarakat yang memiliki pendapatan yang menengah kebawah atau
masyarakat miskin mereka memiliki daya beli yang rendah, dimana masyarakat
miskin lebih cenderung berfokus pada karbohidrat atau lebih sedikit pada
makanan berprotein tinggi, yang pada akhirnya mereka mengonsumsi jumlah
makanan yang tidak mencukupi dan juga jumlah zat gizi yang terdapat pada
makanan juga tidak lemgkap.
Faktor ketidaktahuan atau kurangnya literasi atau pengetahuan mengenai gizi dan
kesehatan oleh keluarga terutama ibu. Ibu memegang peranan penting dalam
mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama dalam hal asupan gizi
keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai
menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang
bergizi baik. Sehingga dengan bertambahnya pengetahuan ibu terhadap gizi dan
kesehatan berarti tingkat kepatuhan keluarga dalam menjaga kebersihan
lingkungan akan menjadi lebih baik, pemberian asupan makanan yang bergizi
pada ibu yang sedang hamil akan terus dilakukan, pemberian asi ekslusif akan
terus berlangsung selama minimal 6 bulan serta melakukan deteksi stunting dini
akan terus terjadi hingga pertumbuhan anak menjadi maksimal.
Praktek pengasuhan atau pola asuh orang tua yang tidak baik seperti masih
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi dalam praktek pemberian
makan bagi bayi dan balita. Oleh karena itu, perlu digencarkan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai bahaya stunting dan cara pencegahannya. Sehingga
kelak ketika sudah menjadi orang tua diharapkan masyarakat dapat berperan
dalam mencegah stunting sejak dini. Sehingga, prevelensi stunting di Indonesia
tidak berada di angka mengkhawatirkan lagi.
Akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata. Padahal faktor utama
terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Pertumbuhan otak dan tubuh berkembang pesat pada 1000
HPK yang dimulai sejak janin hingga anak berumur dua tahun. Pemenuhan gizi
pada tahap tersebut sangat penting agar tumbuh kembang anak dapat optimal.
Rendahnya akses terhadap sanitasi yang baik, akses air bersih, dan fasilitas
pelayanan kesehatan, Karena akibat hambatan akses tersebut mendekatkan anak
pada risiko ancaman penyakit infeksi akibat rendahnya tingkat kebersihan sanitasi
dan air. Oleh karena itu perlu dilakukan pembiasaan kepada anak untuk selalu
menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
serta tidak buang air besar sembarangan.