Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Annisa Nuryasmin

Nim : 70200120081
Mata Kuliah : Politik Kesehatan
Dosen Pengampu : Dr. Sitti Raodhah,S.KM.,M.Kes

TUGAS III

INTERVENSI PENANGANAN STUNTING DI DESA TANETE KECAMATAN


BULUKUMBA KABUPATEN BULUKUMBA

Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting
adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu
yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi
badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari
kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa
untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan
kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku,
lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,
stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar
anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan
disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu
berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

1) Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan
kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber
protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi
dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada
karbohidrat.

2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam
praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal
keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil
dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi
mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.
Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan
pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke
Posyandu setiap bulan.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari
penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh
pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau
Puskesmas.

3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya


akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih,
mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci
tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
sehingga anak lebih pendek dari usianya, kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan,
dan pada masa awal dalam kehidupan tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun. Tingkat
stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan
WHO. Kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat
pendidikan yang rendah. Berdasarkan titik sebaran, hampir seluruh provinsi, kecuali Sumatra
Selatan dan Bali, memiliki persentase stunting di atas batas WHO.

Angka stunting di Kabupaten Bulukumba masih sangat tinggi, sehingga Dinas Kesehatan
(Dinkes) mengajak seluruh pihak untuk terlibat dalam penanganannya.

Diketahui, di Kabupaten Bulukumba jumlah balita yang mengalami stunting masih di angka
30,8 persen berdasarkan hasil Survei Studi Status Gizi Indonesia. Bahkan Indonesia adalah
negara ke-5 dengan jumlah balita tertinggi mengalami stunting. Dengan kondisi tersebut, Dinas
Kesehatan Bulukumba menggelar Rembuk Stunting dengan mengundang berbagai stakeholder
terkait.

kurangnya gizi pada masa kanak-kanak berkonsekuensi bukan saja di usia kecil anak, tetapi
berdampak pada sepanjang hidupnya.

Stunting akan memengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah, nilai dan prestasinya, bahkan
produktivitas ekonomi, sehingga pemerintah pusat sampai daerah menyadari betul persoalan
ini dan telah menjadikan penanggulangan stunting sebagai prioritas.

Perencanaan Advokasi

Hadirnya aplikasi Human Development Worker (eHDW) diharap mempermudah tugas dan
fungsi Kader Pembangunan Manusia (KPM). Dengan adanya aplikasi mobile ini, Pemerintah
Kabupaten Bulukumba berharap agar para KPM lebih efektif melakukan advokasi kepada
pemerintah desa, khususnya pada upaya pencegahan stunting yang menjadi fokus nasional.

Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto mengatakan, Kemendes PDTT RI telah
menetapkan prioritas penggunaan dana desa pada dua hal. Dimana telah dituangkan dalam
Peraturan Menteri Desa nomor 6 tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2020, disebutkan bahwa dana desa dialokasikan untuk pencegahan stunting. Pendamping atau
PKM adalah orang terdepan yang nantinya akan membantu pemerintah melalui jalur desa
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah dikembalikan KPM atau pendamping desa.
Kami juga berharap selaku pemerintah daerah akan muncul kerja-kerja cerdas kerja-kerja
ikhlas yang nantinya akan menghasilkan sebuah kerjasama yang baik, yang betul-betul
diharapkan pemerintah daerah.

Olehnya, untuk meningkatkan kinerja advokasi KPM kepada pemerintah desa, pemerintah juga
harus fair mengupayakan tunjangan yang maksimal berbasis insentif. Sementara itu, Kepala
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Andi Kurniady mengatakan bahwa ke depan
akan dibangun silaturahmi dan sinergitas yang baik antara pendamping desa, pemerintah desa
dan Dinas PMD

Perencanaan Social Support

Peran serta dari masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pengurus RT, RW perlu
ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain beberapa orangtua bersama anaknya aktif
mengikuti posyandu, kader aktif menjaga kebersihan dan kesehatan rumah dan lingkungan.
Adanya masyarakat yang aktif dalam mengakses informasi tentang stunting melalui program
cegah stunting ners, keluarga mengikuti saran yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi
kepada anak, mengikuti posyandu balita untuk mengetahui status gizi dan kesehatan pada
anaknya, mau dilakukan pendampingan keluarga. Warga antusias dalam mengikuti kegiatan
yang dilakukan sehingga dapat dilanjutkan secara mandiri dan mendapat pendampingan dari
puskesmas.

Sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk pencegahan stunting terus dilakukan.
Olehnya itu semua elemen di minta untuk bergerak melawan stunting, dimana bisa
menyebabkan gagal tumbuh kembang anak.

Salah satunya dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Bulukumba yang melakukan workshop
peningkatan kapasitas tim Penggerak PKK dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dalam
upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Hal yangdapat dilakukan oleh petugas kesehatan terutama perawat puskesmas terhadap
Perilaku Ibu dalam Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah tetap melakukan penyuluhan
setiap bulan kepada masyarakat termasuk masyarakat agar tetap menjaga perilaku baik dalam
Stop BABS, karena selain dalam pencegahan stunting juga dapat mencegah penyebaran
penyakit yang infeksius lainnya.

Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir merupakan pilar kedua
dalam pencegahan stunting. Hal ini dapat diwujudkan melalui kegiatan sedikitnya
membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun secara
berkelanjutan dan menyediakan serta memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi dengan
air mengalir, sabun, dan saluran pembuangan air limbah dengan tujuan untuk menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara. Terdapat lima waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan
pakai sabun untuk mencegah stunting yaitu cuci tangan sebelum makan, sebelum mengolah
dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan bayi/balita,
sesudah buang air besar/kecil dan sesudah memegang hewan/unggas.

Empowerment
Untuk mendukung kinerja tim percepatan penurunan Stunting maka perlu dilakukan kerjasama
dan kolaborasi lintas sektor. Sebab menyiapkan generasi terbaik merupakan tanggung jawab
bersama. Menyebutkan salah satu permasalahan yang melatarbelakangi terjadinya Stunting
bermula dari masa kehamilan sampai usia anak dua tahun. Di fase inilah masa krusial bagi
orang tua wajib memperhatikan asupan gizi.
Olehnya itu, untuk mencegah Stunting lebih dini maka diperlukan langkah dari hulu dengan
melakukan pendampingan para calon pengantin selama 3 bulan pranikah.

Melalui pendampingan pranikah ini, calon pengantin akan siap kondisi kesehatannya, siap
untuk hamil dan siap melahirkan anak yang sehat. Dalam proses pendampingan ini, pihaknya
kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama dan jajajarannya di Kantor Urusan Agama
(KUA) seluruh kecamatan.

Banyak cara untuk mencegah Stunting, salah satunya pencegahan dari hulu dengan
mempersiapkan calon pengantin yang sehat 3 bulan sebelum menikah dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi adanya kekurangan gizi atau anemia. Proses
pemeriksaan kesehatan juga sifatnya gratis..

Persyaratan untuk pemeriksaan kesehatan bagi para calon pengantin, lanjutnya bukan menjadi
menjadi persyaratan yang dapat menunda pelaksanaan nikah. Namun lebih kepada melihat
kondisi kesehatan calon pengantin untuk kemudian diberikan treatment agar kesehatan calon
pengantin lebih sehat sebelum masuk di jenjang pernikahan.

Daftar Pustaka

https://bulukumbakab.go.id › rubrikCegah Stunting Dari Hulu Melalui Pendampingan Pranikah

https://updatesulsel.news › aplikasi-e...Aplikasi eHDW Diharap Dukung Efektifitas Advokasi


Pencegahan ...

Dinkes Bulukumba Ajak Seluruh Pihak Terlibat Penanganan Stunting

http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/download/3352/3425

Anda mungkin juga menyukai