Disusun Oleh :
Ananta Yulia Eflina
(2005902020004)
1.3 Manfaat
Bagi pasien dan keluarga, yakni dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita
oleh pasien dan mengetahui diet yang tepat untuk diberikan. Selain itu, memberikan
motivasi dan edukasi bagi pasien untuk menjalankan dietnya, serta kepada keluarga
untuk memberikan dukungan kepada pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
A. Diabetas Mellitus
DM sudah merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat manusia pada
abad 21. Menurut estimasi International Diabetes Federation (IDF) terdapat 177 juta
penduduk dunia menderita DM pada tahun 2002, dan WHO memprediksi data DM
akan meningkat menjadi 300 juta pada 25 tahun mendatang (Siswono, 2005). Jumlah
pasien DM di Indonesia, menurut IDF diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6
juta dan pada tahun 2020 nanti akan ada 178 juta penduduk yang berusia di atas 20
tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien
DM (Soegondo, Soewondo & Subekti, 2009). Tingginya angka tersebut menjadikan
Indonesia peringkat keempat jumlah pasien DM terbanyak di dunia setelah Amerika
Serikat, India, dan Cina (Suyono, 2006).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas
sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau berada dalam rentang
normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes
mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.6,9 Diabetes
Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan
gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan
fungsi insulin (resistensi insulin).
Umumnya GGK disebabkan oleh penyakit ginjal intrinsik difus dan menahun.
Glomerulonefritis, hipertensi esensial, dan pielonefritis merupakan penyebab paling
sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira 60% (Sukandar, 2006). Selain itu juga faktor-
faktor yang diduga berhubungan dengan meningkatnya kejadian gagal ginjal kronik
antara lain merokok (Ejerbald et al, 2004), penggunaan obat analgetik dan OAINS
(Fored et al, 2003 ; Levey et al, 2003), hipertensi (Price & Wilson, 2006), dan minuman
suplemen berenergi (Hidayati, 2008). Gagal ginjal dapat disebabkan karena usia, jenis
kelamin, dan riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi maupun penyakit gangguan
metabolik lain yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik) adalah penyakit paru kronik yang
ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif non
reversible atau reversible parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan dari keduanya. Bronkitis kronis yaitu kelainan saluran napas yang ditandai
oleh batuk kronik minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua bulan
berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. Emfisema yaitu suatu kelainan
anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,
disertai kerusakan dinding alveoli (PDPI, 2003). PPOK eksaserbasi akut adalah
timbulnya perburukan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat
disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya
komplikasi.
2. Medikamentosa
Metformin tab 2x500 mg
Glibenklamid tab 1x5 mg
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi toral, dalam bentuk
10% dari kebunuhan energs total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak
jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
makanan dibatasi 300 mg/hari
d. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energy total, yaitu 60-70%
e. Penggunaan gula murni dalam minum dan makanan dak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 59% dari kebutuhan energi total
f. Penggunaan gula ahernatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan
pemanis selain sakarosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu yang bergizi dan yang
tidak bergizi Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gala alkohol berupa sorbitol,
manitol, dan silitol, sedangkan gula alternatif tak bergizi adalah aspartam dan
sakarin. Penggunaan gula alternatif hendaknya dalam jumlah terbatas. Fruktosa
dalam jumlah
20% dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan
gula alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif
g. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi kebutuhan
serat sehari.
i. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bennak suplemen tidak diperlukan
Identitas Pasien
Nama Tn K
Umur 60 thn
Pekerjaan Wiraswasta
Jenis kelamin Laki-laki
Tanggal dirawat 07 Maret 2023
Diagnosa medis - DM Tipe II
- Gagal ginjal kronik
- Penyakit Paru Obstrutif Kronis
(PPOK)
Skrining Gizi
No Indikator +/-
1. Penurunan nafsu makan +
2. Sesak napas +
3. Mual +
4. Pusing +
5. Perut kembung +
2. Data antropometri
BB = 57 kg
BBI = ( TB – 100 – 10% )
= (161 – 100 – 10% )
= 54.9 kg
TB : 161 cm
IMT : BB = 57 = 21,9 (Normal)
TB 161²
3. Data Biokimia
Data laboratorium Nilai Nilai rujukan
Hemoglobin 12,2 g/dl 14-17 g/dl
Eritrosit 3,8 106/mm3 4,7-6,1 106/mm3
Trombosit 326 106/mm3 150-450 106/mm3
Albumin 3,34 g/dl 3,5-5,2 g/dl
Leukosit 12,54 103/mm 4,5-10,5 103/mm
Ureum 170 mg/dl 13-43 mg/dl
Kreatinin 3,90 mg/dl 0,67-1,17 mg/dl
Natrium 129 mmol/L 132-146 mmol/L
Kalium 3,40 mmol/L 3,7-5,4 mmol/L
GDS 147 mg/dl <200 mg dl
5. Riwayat Personal
Riwayat penyakit dahulu :
o DM Tipe II
6. Riwayat Obat
Nama obat Fungsi
Ceftriaxone Obat ini digunakan pada berbagai infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran
napas, kulit, jaringan lunak, dan saluran
kemih.
Omeprazole Obat untuk mengatasi asam lambung berlebih
dan keluhan yang mengikutinya.
Bicnat obat yang digunakan untuk mengurangi asam
lambung.
Dexketoprofen Dexketoprofen adalah obat yang digunakan
untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang,
akibat kondisi tertentu, seperti terkilir.
N. Acetylcysteine obat yang digunakan untuk mengencerkan
dahak pada beberapa kondisi, seperti asma,
emfisema, bronkitis, atau cystic fibrosis.
Suctalfat Obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gastritis kronis.
7. Riwayat Penyakit
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa buang air besar dan buang angin,
sesak sejak 3 hari lalu, muntah, perut membesar dan nyeri buang air kecil
8. Standar kompetitif
Rata-rata asupan zat gizi makro dengan kebutuhan zat gizi mikro
Zat gizi Asupan Kebutuhan % kebutuhan
Tidak merangsang
TEE = BEE x Fa x Fs
= 1.243 x 1.2 x 1.3
= 1.939 kkal
Rencana Konsultasi
Sasaran Pasien dan keluarga
Waktu 10 menit
Tempat Ruang pasien
Metode Wawancara dan Tanya jawab
Masalah gizi Terkaitn penyakit pasien
Tujuan Meningkatkan motivasi kepada keluarga dalam
memberikan makanan kepada pasien
mengyangkut waktuya dan jumlah pemberian
makanan serta bahan makanan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi
makanan (kkal)
Pemantauan makanan terhadap pasien dilakukan untuk menilai zat gizi yang
dikonsumsi dan seberapa besar daya terimanya terhadap diit yang diberikan.
Perkembangan ini dapat terlihat dari banyaknya makanan/zat gizi yang dikonsumsi
oleh pasien. Bila asupannya meningkat berarti keadaan pasien sudah mulai membaik.
Namun bila asupannya mengalami penurunan mungkin keadaan pasien kurang baik.
Pemantauan dilakukan dengan cara recall 24 jam selama dirawat di rumah
sakit, mengamati perkembangan diit selama studi kasus mendalam dan wawancara
dengan pasien dan keluarga. Asupan zat gizi pasien selama dirawat di RS diperoleh
dari hasil pengamatan dan recall makanan yang dikonsumsi selama 2 hari. Serta
menunjukkan bahwasanya asupan makanan pasien mengalami peningkatan dari hari
pertama ke hari kedua, namun pada hari ketiga mengalami penurunan dikarenakan
kurangnya asupan makanan pasien
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa asupan makan hari pertama baik energi,
protein, lemak dan KH sangat kurang dari kebutuhan, dan pada hari kedua mengalami
penurunan yang segnifikan.. Hal ini dikarenakan keluhan mual dan perut kembung
yang dirasakan pasien
Perkembangan Diet
Biokimia
Data laboratorium Nilai Nilai rujukan Keterangan
Hemoglobin 12,2 g/dl 14-17 g/dl Rendah
Eritrosit 3,8 106/mm3 4,7-6,1 106/mm3 Rendah
Trombosit 326 106/mm3 150-450 106/mm3 Normal
Albumin 3,34 g/dl 3,5-5,2 g/dl Rendah
Leukosit 12,54 103/mm 4,5-10,5 103/mm Tinggi
Ureum 170 mg/dl 13-43 mg/dl Tinggi
Kreatinin 3,90 mg/dl 0,67-1,17 mg/dl Tinggi
Natrium 129 mmol/L 132-146 mmol/L Rendah
Kalium 3,40 mmol/L 3,7-5,4 mmol/L Rendah
GDS 147 mg/dl <200 mg dl Rendah
Monitoring biokimia
Keadaan kadar albumin rendah yang terjadi bisa karena menurunnya produksi
albumin sekunder akibat malnutrisi protein, terganggunya sintesis oleh karena
kerusakan hepatosit, kurang, kurangnya intake asam amino esensial, kondisi
gastrointestinal yang tidak memadai, fungsi renal yang terganggu dan inflamasi akut
maupun kronik. Infalamasi berhubungan dengan gangguan vaskular (Don dan
Keysent, 2004)
Monitoring Antropometri
Salah satu indikator yang baik untuk menentukan status gizi pasien ialah melalui
penimbangan berat badan. Karena sifatnya mudah sekali mengalami perubahan sesuai
dengan keadaan pasien, sehingga berat badan pasien perlu dimonitoring dan evaluasi
untuk melihat perkembangan pasien (Aritonang. 2012). Hal ini dapat dilihat pada status
gizi pasien DM Tipe II, status gizi tergolong normal dikarenakan selama studi kasus
tidak melakukan penimbangan ulang berat badan pasien tersebut.
Monitoring pemeriksaan fisik dan klinis dapat dilihat apakah pasien mengalami
perbaikan apa tidak, perkembangan data fisik dapat dilihat dari keadaan umumnya segar
(tidak lemah), sedangkan perkembangan data klinis dapat dilihat dari hasil pemeriksaan
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh pasien sudah normal (Aritonang, 2012)
Pemeriksaan fisik selalu dilakukan setiap hari pada keadaan umunya. Pada awal dan
sampai selesai studi kasus keadaan pasien pusing, mual, perut kembung dalam keadaan
normal
Recall 24 jam tanggal 13 Maret 2023
Berat
Energy Protein Lemak KH
Waktu Menu BM (g) (Gr)
(kkal) (g) (g) (g)
Berat
Energy Protein Lemak KH
Waktu Menu BM (g) (Gr)
(kkal) (g) (g) (g)