Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan gizi masih merupakan permasalahan kesehatan warga yang penting di
negara bertumbuh termasuk Indonesia serta merupakan pemicu kematian ibu serta anak
dengan cara tidak langsung, yang sesungguhnya masih bisa dicegah. Situasi kurang energi
kronis pada ibu hamil hendak terjalin bila kebutuhan tubuh tidak tercukupi pada durasi
yang lama. Kondisi ini bisa dimonitor dengan melaksanakan pengukuran lingkar tangan
atas bunda hamil. Bunda hamil hendaknya mempunyai lingkar tangan atas lebih dari 23,5
cm dalam 3 bulan awal kehamilan. Penanda bunda hamil KEK merupakan penanda bagi
kurangi resiko kelahiran, perkembangan serta kemajuan anak dikemudian hari. Bunda
hamil KEK mempunyai resiko melahirkan bayi dengan Berat Tubuh Lahir Rendah
(BBLR). Situasi KEK dalam bunda hamil ini wajib lekas ditinjak lanjuti untuk
menurunkan peristiwa BBLR alhasil resiko kematian bayi ataupun neonatal yang
diakibatkan BBLR dapat diturunkan.1

Konsumsi energi serta protein yang tidak memenuhi pada bunda hamil bisa
menimbulkan KEK. Bersumber pada informasi dari WHO dalam tahun 2018 setiap hari,
830 bunda di bumi (di Indonesia 38 bunda, bersumber pada AKI 305) tewas dampak
penyakit atau komplikasi terpaut kehamilan serta kelahiran. Komplikasi itu antara lain
perdarahan, infeksi (umumnya sesudah persalinan), tekanan darah tinggi dikala kehamilan
(pre-eklampsia atau eklampsia), persalinan lama atau macet, pengguguran yang tidak
aman.2

Kebiasaan bunda hamil yang hadapi KEK di Indonesia sebesar 14,8 Persen
(Pengukuran Status Gizi, 2017). Persentase bunda hamil KEK diharapkan turun sebesar
1,5 Persen tiap tahunnya. Diawali dalam tahun 2015 dengan batas maksimum 24,2 Persen
bunda hamil KEK, sampai dalam akhir tahun 2019 diharapkan peristiwa bunda hamil
KEK dibawah 18,2 Persen. Dalam tahun 2017, bersumber pada hasil survey pemantauan
status gizi (PSG) membuktikan nilai 14, 8Persen, dimana nilai itu kecil dibanding dengan
presentase tahun lalu serta sasaran yang sudah diresmikan) membuktikan kebiasaan resiko
KEK dalam bunda hamil (15- 49 tahun) sebesar 24,2 Persen.3

1
Status gizi warga yang bagus ialah salah satu aspek determinan kesuksesan
pembangunan kesehatan serta tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dengan cara
totalitas. Perihal ini terlihat dalam Indikator Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari
umur harapan hidup, tingkatan melek huruf, serta pendapatan perkpita. IPM yang kecil
dipengaruhi oleh status gizi serta kesehatan yang berakibat dalam naiknya nilai kematian
bayi, balita serta bunda1. Salah satu tahap yang sudah didapat penguasa buat merendahkan
nilai kematian bocah( AKB) serta nilai kematian ibu (AKI) merupakan dengan usaha
penyelesaian Kuranf Eergi Kronik (KEK) dalam bunda hamil yang ialah salah satu cara
untuk menghindari BBLR.4

Informasi dari Profil Kesehatan Indonesia (2019) sebesar 53,9 Persen bunda hamil
hadapi KEK di Indonesia sebesar (< 70 Persen Angka Kecukupan Energi (AKE) serta
13,1 persen hadapi kekurangan ringan (70-90 Persen AKE), sebaliknya nilai
berkecukupan protein sebesar 51,89 Persen bunda hamil hadapi kekurangan protein (< 80
Persen AKP) serta 18,8 Persen hadapi kekurangan ringan (80-90 Persen AKP), salah satu
metode mengenali bunda hamil KEK dengan memandang skala Lingkar Lengan Atas
(LILA) < 23,5 centimeter. 5

Bersumber pada informasi dari Dinkes Provinsi Bengkulu (2017) nilai peristiwa
KEK sebesar 3.527 orang, hadapi kenaikan dalam tahun 2018 sebesar 3.666 orang serta
hadapi penyusutan dalam tahun 2019 nilai Peristiwa KEK sebanyak 1.536 orang dengan
jumlah bunda hamil KEK paling tinggi di Bengkulu Utara sebesar 272 orang, Bengkulu
Selatan sebesar 270 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 160 orang serta Kota
bengkulu sebesar 106 orang.7

Puskesmas Napal Putih ialah Faskes di salah satu area yang terdapat di Provinsi
Bengkulu. Menurut informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara 2020, AKI
Puskesmas Napal Putih 45 per 100.000 kelahiran hidup dimana salah satu faktornya
merupakan penyakit infeksi sebanyak 10 Persen.8

Aspek pemicu kurang energi kronik (KEK) dalam bunda hamil sangat banyak
antara lain, ketidakseimbangan konsumsi zat gizi, penyakit peradangan, serta perdarahan.
Pola mengkonsumsi makan sudah dikenal selaku salah satu factor resiko dari
permasalahan gizi bunda hamil. Pola mengkonsumsi santapan merupakan susunan
santapan yang ialah sesuatu Kerutinan yang dikonsumsi seorang melingkupi tipe serta
jumlah materi santapan pada umumnya per orang per hari yang biasa di konsumsi. Pola
mengkonsumsi makan yang baik merupakan pola konsumsi yang memikirkan jumlah,
tipe, agenda pemberiaan makan yang baik dan dicocokkan dengan kertercapaian
kebutuhan gizi dari setiap umur. Keadaan itu wajib dipadati, bukan hanya mengutamakan
2
salah satu saja.

Pola mengkonsumsi yang salah pada bunda hamil berakibat dalam terbentuknya
ganguan gizi dalam dalam bunda hamil paling utama yang berkerja wajib lebih
memperhatikan pemenuhan zat gizinya, bunda hamil dengan kondisi normal
membutuhkan akumulasi tenaga, protein, zat besi dan zat vitamin lain.9. Pola
mengkonsumsi pada perkerja hanya komsumsi santapan yang ada serta tidak mencermati
kandungan gizi yang terdapat dalam santapan itu, dalam bunda hamil pula hadapi
penyusutan konsumsi makan. Dalam hasi riset pendauluan pula nampak pola konsumsi
makan bunda hamil yang berkerja kurang mencermati pola konsumsi dimana tipe
santapan lebih banyak memiliki karbohidrat.

Kerutinan semacam pola mengkonsumsi yang kurang bagus dengan kerutinan


makan warga yang kurang beraneka ragam serta jumlah makan yang kurang. Tidak hanya
itu kebersihan diri yang kurang bagus, bunda hamil kurang melindungi kebersihan diri,
serta kebiasaan selanjutnya dengan riwayat penyakit peradangan yang dirasakan bunda
hamil merupakan influenza, diare dan malaria.
B. Road Map Penelitian
Bersumber pada kajian referensi melalui riset terdahulu meliputi:
1. Riset dengan variabel independen riwayat penyakit infeksi serta variabel dependen
KEK memiliki hasil ada ikatan penyakit infeksi dengan kejadian kek pada bunda
hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari (X2=10,847; pvalue =0,001). BUnda
hamil yang mengalami penyakit infeksi beresiko 6,171 kali untuk mengalami KEK
(OR=6,171; 95%CI=2,155-17,675).10

2. Riset oleh Ernawati (2018) mengatakan kalau ada ikatan usia bunda dengan
peristiwa KEK pada bunda yang usianya terlalu muda (kurang dari 20 tahun)
ataupun terlalu tua (lebih dari 35 tahun) berpotensi hadapi KEK dalam dikala hamil
sebesar 4,089 kali dibandingkan bunda hamil pada usia 20-35 tahun.11

3. Selanjutnya ada riset dengan variabel independen pola makan; pantang makan serta
variabel dependen KEK memiliki hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada ikatan
antara pola makan dengan kejadian KEK pada bunda hamil setelah
mempertimbangkan variabel lain dan tidak terdapat ikatan antara pantangan makan
terhadap peristiwa KEK pada bunda hamil (p>0.05).12

4. Perbandingan riset yang dilakukan oleh periset dalam dikala ini ialah periset
memakai variabel bebas pola konsumsi; riwayat penyakit infeksi; pantangan makan
pada satu bentuk riset untuk mengenali hubungannya dengan variabel terbatas KEK.

3
Capaian dari riset ini merupakan untuk bisa terbit di publikasi artikel ilmiah ber-
ISSN.

4
C. Urgensi
Riset ini berdampak amat penting kepada usaha penurunan permasalahan KEK
bunda hamil Tahun 2022. Sehingga pelayanan kepada permasalahan kesehatan di
masyarakat menjadi maksimal. Tidak hanya itu riset dengan judul ikatan pola konsumsi,
penyakit infeksi, dan pantang makan dengan KEK pada bunda hamil belum dilakukan di
Puskesmas Napal Putih. Untuk menghindari perihal itu sehingga riset ini di fokuskan
dalam variabel-variabel yang pengaruhi KEK alhasil bisa menjadi pemecahan untuk kasus
KEK yang terjadi. Bersumber pada hasil tanya jawab dengan kepala Puskesmas Napal
Putih Tahun 2020, kebiasaan KEK pada bunda hamil di Puskesmas Napal Putih Tahun
2020 sebesar 0,24 Persen serta tahun 2021 bertambah menjadi 6,68 Persen. Bersumber
pada hasil tanya jawab dengan aparatur setempat serta situasi lapangan yang ada bahwa
permasalahan KEK di tempat riset jadi poin berarti yang wajib dialami oleh tenaga
kesehatan setempat.
Bersumber pada studi pengantar maka periset tertarik untuk melangsungkan riset
dengan judul “Hubungan Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi, dan Pantang Makan terhadap
Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskemas Napal
Putih Bengkul Tahun 2022”

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Kehamilan


a. Pengertian
Beberapa pengertian Kurang Energi Kronis (KEK) pada bunda hamil ialah:
a. Kekurangan Energi Kronis (KEK) ialah kekurangan zat gizi pada masa lalu
ialah pada wanita usia subur (WUS) yang menimbulkan masa badan kurus
serta pendek (stunting) kondisi itu berjalan hingga bunda hamil.13
b. KEK pada bunda hamil merupakan bunda hamil yang kurang konsumsi energi
(karbohidrat serta lemak) alhasil tidak memenuhi kebutuhan hidup pada jarak
durasi yang lama.14
c. Bunda hamil dengan KEK merupkan bunda hamil yang pada pengukuran
antopometri Lingkar Lengan Atas (LILA) ialah <23,5 centimeter.16

b. Etiologi
Sebagian pemicu Kurang Energi Kronis pada bunda hamil adalah:17
a. Pola Mengkonsumsi Makanan

Pemicu langsung terbentuknya KEK merupakan rendahnya konsumsi


makronutrien semacam energi, protein, lemak, serta karbohidrat, perihal itu
berkaitan dengan pola makan. Pola makan ialah sikap sangat berarti yang bisa
pengaruhi kondisi vitamin, sebab jumlah serta mutu santapan serta minuman
hendak pengaruhi konsumsi vitamin yang hendak mempengaruhi pada
kesehatan seorang.
b. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi bisa berperan selaku pemicu dini terbentuknya kurang


gizi oleh sebab penyakit peradangan menimbulkan hasrat makan menyusut,
kendala absorbsi santapan, ataupun keinginan zat gizi oleh terdapatnya
penyakit.

6
c. Diagnosis
KEK dalam bunda hamil bisa dinilai dengan memakai pita LILA merupakan
lingkar tangan belahan atas dalam trisep yang dipakai untuk mengukur tebal lemak
dasar kulit alhasil bisa memperkirakan lemak badan keseluruhan, tetapi perihal ini
tergantung dalam umur, suku bangsa, serta kelamin. Pengukuran lingkar tangan atas
memakai pita LILA amat berarti untuk memastikan apakah bunda hamil hadapi
KEK ataupun tidak. Hasil perhitungan LILA < 23,5 centimeter menunjukkan KEK,
sebaliknya LILA 23, 5 centimeter ataupun lebih menunjukkan bukan KEK. Ada
pula metode pengukuran LILA memakai pita LILA ialah komplikasi bunda hamil
dengan KEK penanggulan KEK pada bunda hamil.18

d. Komplikasi Ibu Hamil dengan KEK


Bunda hamil yang hadapi KEK menimbulkan bermacam permasalahan, baik
dalam keadaan saat hamil, bersalin, serta masa nifas, yaitu: 9-19
a. Resiko abortus
b. Perdarahan sehabis kelahiran
c. Gampang terserang penyakit peradangan
d. Kelahiran susah serta lama
Bunda hamil KEK berakibat bila dalam janin serta anak yang hendak
bersinambung hingga dalam umur dewasa. Ada pula komplikasi yang bisa dirasakan
oleh bayi antara lain:
a. Kendala perkembangan janin
b. Efek bayi dengan BBLR
c. Efek bayi lahir dengan keanehan kongenital
d. Efek bayi lahir stunting alhasil meningkatkankan resiko terbentuknya
penyakit tidak menular (PTM) dalam usia dewasa semacam diabetes
melitus, tekanan darah tinggi, jantung corener.
e. Masalah perkembangan serta kemajuan sel otak yang hendak
mempengaruhi dalam kecedarsan anak.

6
e. Penanggulangan KEK
Penyelesaian KEK bias dilakukan semenjak remaja. Penyediaan makan
dalam bunda hamil KEK dimulai dengan kalkulasi kebutuhan, pemberian diet
(tercantum aransemen zat gizi, wujud santapan, serta frekuensi pemberian pada satu
hari). Bunda hamil dengan KEK butuh akumulasi energi sebanyak 500 kkal,
pemenuhan tambahan energi itu bisa diserahkan melewati Pemberian Makanan
Tambahan (PMT).20

f. LiLA (Lingkar Lengan Atas)


a. Definisi LilA
Pengukuran LILA dalam golongan WUS ialah salah satu metode
penemuan dini yang mudah serta bisa dilaksanakan oleh warga biasa, untuk
mengenali golongan resiko KEK. Target WUS merupakan perempuan dalam
umur 15-45 tahun yang terdiri atas remaja, bunda hamil, menyusui serta
PUS.21

Pengukuran LILA ialah pengukuran simpel untuk memperhitungkan


malnutrisi tenaga protein sebab masa otot ialah indikator persediaan protein,
dan sensitif kepada pergantian kecil dalam otot yang terjadi, misalnya apabila
terserang sakit. Pengukuran LILA pula berikan cerminan mengenai kondisi
jaringan otot serta susunan lemak di dasar kulit.22

b. Tujuan Pengukuran LiLA


Sebagian misi pengukuran LILA merupakan melingkupi permasalahan
WUS baik bunda hamil ataupun calon bunda, warga biasa serta kedudukan
aparat lintas sektoral. Ada pula tujuannya itu merupakan: 23
1) Mengenali efek KEK WUS, baik buda hamil maupun calon
bunda, untuk menapis perempuan yang memiliki resiko
melahirkan bayi BBLR.
2) Menaikkan atensi serta pemahaman warga supaya kebih berfungsi
pada penangkalan serta penyelesaian KEK.
3) Meningkatkan buah pikiran terkini di golongan warga dengan misi
menaikkan keselamatan bunda serta anak.
4) Menaikkan kedudukan petugas lintas sektoral pada usaha
perbiakan gizi WUS yang mengidap KEK.
5) Memusatkan Jasa kesehatan dalam golongan target WUS yang
menderita KEK

7
c. Ambang batas LiLA
Ambang batasan LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia
merupakan 23,5 centimeter. Jika skala LILA < 23,5 centimeter ataupun di
belahan merah pita LILA, maksudnya perempuan itu mempunyai resiko KEK
serta diprediksi hendak melahirkan bayi BBLR. Hasil pengukuran terdapat 2
kemungkinan ialah < 23,5 centimeter serta lebih ataupun serupa dengan 23,5
centimeter. Bila hasil pengukuran < 23,5 centimeter berarti resiko KEK serta ≥
23,5 centimeter berarti tidak beresiko KEK.24
Tabel 2.1. Klasifikasi KEK menggunakan Dasar LILA (cm)
Klasifikasi Batas Ukur
KEK <2,3,5 cm
Normal ≥23,5 cm
Sumber: Kemenkes RI, 2016
e. Sintesa
Kurang Energi Kronik (KEK) ialah kondisi bunda yang mengidap kekurangan
santapan yang berjalan akut (parah) alhasil menyebabkan timbulnya kendala
kesehatan dalam bunda.
B. Pola Konsumsi
1. Pengertian
Pola konsumsi merupakan bermacam data yang membagikan cerminan hal
berbagai serta jumlah materi santapan yang disantap tiap hari oleh satu orang serta
merupkan karakteristik tertentu untuk sesuatu golongan warga khusus. Pola
mengkonsumsi didefinisikan selaku karakter dari kegiatan yang kesekian kali dalam
orang pada penuhi kebutuhannya terhadap santapan, alhasil keinginan fisiologis,
social serta emosionalnya bisa terpenuhi.25

Pola makan yang bagus sepanjang kehamilan bisa menolong tubuh


menanggulangi kebutuhan khusus karena hamil, dan memiliki akibat positif pada
kesehatan bayi. Pola makan sehat dalam bunda hamil merupakan santapan yang
disantap oleh bunda hamil wajib mempunyai jumlah kalori serta zat gizi yang cocok
dengan kebutuhan semacam karbohidrat, lemak, protein, vit, mineral, serat serta air.
Alhasil aspek yang hadapi pola makan bunda hamil itu mempengaruhi dalam status
gizi.

8
Bunda hamil pula direkomendasikan buat komsumsi beraneka ragam santapan
yang diolah dari 4 tipe utama santapan, ialah: buah-buahan, sayur-mayur, serta
daging ataupun pengganti penggantinya. Santapan yang disantap tiap harinya
haruslah terdiri dari 4 berbagai panganan ini. Perihal ini diakibatkan sebab tiap-tiap
kalangan santapan ini memiliki nutrisi yang berbeda-beda, misalnya: daging dan
pengganti memiliki protein, tetapi tidak memiliki vit C yang amat diperlukan bagi
badan. Bila pola makan balance ini tidak terkabul, sehingga mengarah
menyebabkan anemia dikala kehamilannya. Pola konsumsi yang kurang bagus
disaat kehamilan hendak memunculkan konsumsi protein serta vit tidak balance
dengan kebutuhan, metabolisme tidak balance alhasil produksi Hb terhambat serta
keinginan badan hendak zat vitamin bagus mikro ataupun besar tidak terkabul,
alhasil hendak berakibat dalam tampaknya berbagai kasus gizi dan anemia ringan,
lagi ataupun berat dikala kehamilan.26
2. Pola Konsumsi Sehat
Pola konsumsi balance terdiri dari bermacam santapan pada jumlah serta
proporsi yang tepat bagi penuhi kebutuhan gizi seorang. Pola konsumsi yang tidak
balance memunculkan ketidakseimbangan zat vitamin yang masuk kedalam badan
serta bisa menimbulkan terbentuknya kekurangan gizi ataupun kebalikannya pola
mengkonsumsi yang tidak balance pula menyebabkan zat gizi khusus berlebih serta
menimbulkan terbentuknya gizi lebih.26 Kekurangan konsumsi vitamin pada bunda
hamil sepanjang kehamilan tidak hanya berakibat dalam berat bayi lahir pula
berakibat pada bunda hamil ialah menimbulkan anemia pada bunda hamil.27
a) Karbohidrat porsi besar kebutuhan energi badan dipadati oleh karbohidrat
yang pula ialah bagian zat gizi paling banyak pada santapan tiap hari serta
terjangkau oleh warga besar.28 Bunda hamil membutuhkan karbohidrat sekitar
1500 kalori perhari.29. Materi santapan yang ialah basis karbohidrat terdiri dari:
biskuit, roti, kentang, serta hasil olahannya juga gula murni, ubi jalar, gandum,
serta beras.

Protein berperan untuk bisa menaikkan absorbsi zat besi pada tubuh. Protein
ialah salah satu zat gizi yang diperlukan untuk absorbsi zat besi. Dengan
rendahnya mengkonsumsi protein sehingga bisa menimbulkan rendahnya
absorbsi zat besi oleh badan. Kondisi ini bisa menyebabkan badan kekurangan
zat besi serta bisa menimbulkan anemia ataupun penyusutan Kandungan Hb.
protein berperan untuk pertumbuhan dan pekembangan janin. Antara lain

9
untuk pembuatan jaringan terkini serta menjaga yang sudah ada. Bunda hamil
dianjurkan untuk mendapatkan tambahan protein sekitar 10 gram atau hari dari
keinginan yang lebih dahulu. Materi santapan basis protein hewani merupakan
daging lembu, ikan, angsa, telur, Susu serta produk olahannya. Sebaliknya
materi santapan basis protein nabati merupakan kacang- kacangan serta
produk olahannya semacam ketahui, tempe serta oncom.
b) Lemak diperlukan bunda hamil paling utama utuk membuat tenaga serta pula
membuat sel-sel baru, dan kemajuan sistem saraf baru. Bunda hamil
direkomendasikan makan santapan yang memiliki lemak tidak > 25 Persen
dari semua kalori yang disantap satu hari. Basis lemak hewani ialah daging
lembu, ayam, kambing, telur, ikan, Susu serta produk olahannya. Sebaliknya
basis lemak nabati ialah minyak zaitun, minyak kelapa sawit serta minyak
jagung.
c) Vitamin dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan. Sepanjang kehamilan
vitamin berarti untuk perkembangan janin, termasuk imunitas tubuh serta
produksi darah merah dan sistem sarafnya. Terdapat sebagian tipe vitamin yang
berarti bagi bunda hamil, antara lain.
1) Vit A amat berarti untuk perkembangan sel serta jaringan benih. Apabila
terjalin halangan yang diakibatkan oleh kekurangan vit A, sehingga bisa
menimbulkan kendala perkembangan bakal anak. Kebutuhan normal vit A
dalam bunda hamil sebesar 800-2100 IU. Kuning telur, batin, mentega
merupakan jenis makanan yang mengandung vit A. Sayur-mayur berwarna
hijau, buah berwarna kuning (wortel, tomat, serta nangka) pula merupakan
jenis makanan yang didalamnya terkandung banyak basis vit A.
2) Vit C. Pre-eklamsi dan abortus yang dimulai dengan pecahnya ketuban
merupakan salah satu tanda dari kekurangan vit C. Pembentukan tulang
rawan, sendi, peredaran darah, serta kulit pada janin selama periode
kehamilan membutuhkan protein kolagen yang didapat dari konsumsi vit C.

3) Vit D berhubungan dengan zat kapur. Vit ini bisa mendobrak ari-ari,
alhasil bisa merambah badan bayi. Kekurangan zat kapur pada janin
disebabkan oleh kurangnya konsumsi vit D pada bunda selama periode
kehamilan. Perihal ini bisa menyebabkan pertumbuhan giginya tidak
normal. Namun bila vit D berlebihan, sehingga ini beresiko. Santapan yang
banyak memiliki vit D antara lain merupakan Susu, batin, mentega, kuning
telur serta margarin.

10
4) Vit K cukup didapat dari menu harian normal. Seorang tidak sering hadapi
kekurangan vit ini. Bila kekurangan, sehingga bisa terjalin kendala
perdarahan dalam anak.
5) Vit B6. Pembentukan materi proteine dalam tubuh yaitu asam amino
memerlukan vit B6 untuk pembentukannya. Bila bunda hamil kekurangan
vit B6, sehingga angka apgar anak yang dilahirkan kecil. Anak yang lahir
dengan nilai apgar kecil kurang baik dalam bunda hamil dicampur dengan
vitamin.
6) Vit B12. Pembentukan sel baru pada tubuh (terutama sel darah merah)
sangat membutuhkan vit B12 untuk mempercepat proses pembentukannya.
Oleh sebab itu, vit ini amat berarti untuk bunda hamil serta tidak dapat
disampingkan sedemikian itu saja.
d) Mineral
Jenis mineral penting bagi bunda hamil diantaranya:
1) Zat besi amat berarti untuk menghindari anemia. Konsumsi zat besi yang
tidak mencukupi dapat menimbulkan resiko kejadian anemia, serta
absorbsi tidak adekuat, dan kenaikan kebutuhan zat besi bagi pembuatan
sel darah merah, era pubertas, era kehamilan serta menyusui dan pola
makan yang tidak balance. Pembentukan serta pertumbuhan janin tidak
akan maksimal terutama dalam pembentukan sel darah merah bila zat besi
tidak terpenuhi dalam tubuh bunda hamil dengan pola konsumsi yang tidak
balance. Dengan pola makan yang tidak balance, zat besi itu tidak bisa
terpenuhi alhasil bunda hamil hadapi peristiwa anemia. Keseluruhan
kebutuhan zat besi sepanjang kehamilan diperkirakan sebesar 1000
miligram. Fe pada materi santapan ada pada daging, ikan, angsa, kacang-
kacangan serta sayur-mayur berwarna hijau. Absorbsi zat besi dipengaruhi
oleh konsumsi vit C, jadi makan sitrus ataupun juice jambu sehabis makan
membantu absorbsi zat besi lebih efisien.30
2) Zat kapur. Penambahan kebutuhan zat kapur selama kehamilan ialah
sebesar 400 miligram. Makanan laut, sayuran hijau, susu, kacang-
kacangan, serta jagung merupakan basis santapan yang banyak
mengandung zat kapur.
3) Mineral seng tidak sangat berarti namun konsisten diperlukan pada jumlah
kecil. Kecacatan seperti ketidaksempurnaan pembentukan tulang dan
selubung tulang saraf disebabkan oleh kekurangan mineral selama
kehamilan. Keinginan seng sepanjang kehamilan sebesar 20 miligram.

11
Pemenuhan kebutuhan seng dengan mengkonsumsi basis pangan hewani.
4) Iodin Iodium. Hormon tirosin untuk perkembangan diproduksi dari bahan
iodin. Mineral ini bisa mendesak kemajuan otak bayi. Apabila kekurangan
iodium sehingga menimbulkan kendala perkembangan serta kemajuan
janin, alhasil menyebabkan keterbelakangan psikologis. Keinginan iodium
sepanjang kehamilan sebesar 175 miligram. Iodium bisa didapat dari
garam beriodium serta santapan laut semacam ikan, kijing serta rumput
laut
5) Air. Kebutuhan konsumsi air pada bunda selama masa kehamilan ialah
sebanyak 2 liter atau 8 cangkir. Konsumsi air ini dapat pada wujud
beraneka ragam. Tidak hanya dari minuman bisa didapat dari sayur-mayur
berkuah, buah-buahan serta juice.

Tabel 2.2 Kecukupan Gizi Ibu Hamil Dalam Satu Hari


Bahan Porsi URT Berat Kalori
Makanan (Kg)
Sumber Karbohidrat 5p+1p 1p = 0,75 gelas 1 175

Sayur-mayur 3p 1p = 1 1 50

Buah-Buahan 4p 1p = 1ptg sdg 5 40

Protein Nabati 3p 1p = 2 ptg 5 80

Protein Hewani 3p 1p = 1ptg sdg 5 95

Susu 1p 1p = 1 gelas 2 122

Minyak 5p 1 p = 0,5 sdm 5 45


Gula 2p 1p = 1 sdm 1 37

Sumber: (Sawitri Sayoga, 2017)31


Keterangan:
P = Porsi
1 gelas nasi = 140 gram = 70 gram beras 1
potong daging = ukuran 6x5x2 cm
1 potong tempe = ukurang 4x6x1 cm
1 gelas sayuran setelah direbus dan ditiriskan = 100 gram sayuran mentah 1
potong papaya (sdm) minyak goring = 10 gram
1 sendok makan gula pasir = 10 gram

12
3. Cara Mengukur Pola Konsumsi
Pemberian santapan bunda hamil hendaknya berbagai macam, memakai
santapan yang sudah ditetapkan semenjak dikandung serta dikembangkan lagi
dengan materi santapan sesuai santapan keluarga. Pembuatan pola santapan perlu
diaplikasikan sesuai pola santapan keluarga. Pola santapan terdiri dari 3 bagian
antara lain:
a. Jumlah Makanan
Jumlah makan merupakan banyaknya santapan yang dikonsumsi pada tiap
orang ataupun tiap orang pada kelompok.32 Konsumsi makan mempengaruhi
kepada status gizi seorang. Gizi bunda yang kurang baik saat sebelum
kehamilan ataupun dalam dikala kehamilan bisa menimbulkan perkembangan
bakal anak tertahan (PJT), bayi lahir dengan berat badab lahir rendah (BBLR),
kendala perkembangan serta kemajuan otak bayi dan kenaikan resiko kesakitan
serta kematian.34

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang direkomendasikan ataupun


Recommended Dietary Allowance (RDA) merupakan derajat mengkonsumsi
zat-zat gizi elementer yang bisa penuhi kebutuhan hampir seluruh orang
sehat.35-24. Isi zat-zat vitamin dalam bermacam tipe santapan bisa diamati pada
Daftar Tabel Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Selanjutnya, pencapaian
TKG (Tingkat Konsumsi Gizi) untuk individu merupakan sebagai berikut:
Tingkat Konsumsi Gizi = Asupan Gizi X 100 %
AKG Individu

Pengelompokan tingkatan mengkonsumsi dipecah jadi 4 dengan cut off


point
masing-masing sebagai berikut (WNPG, 2018):
1) Kurang : < 80% dari total AKG
2) Baik : 80 – 100 % dari total AKG
3) Lebih > 100% dari total AKG
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menetapkan tingkat angka
berkecukupan gizi bagi seseorang. AKG normal diberikan sedikit tambahan
merupakan AKG yang diperlukan bagi bunda hamil.
Menurut Permenkes, angka kecukupan gizi bisa dilihat pada tabel berikut:

13
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Zat Gizi Makro untuk Orang Indonesia
tahun 2019 (per Orang per Hari)
Golongan Energi Karbohidrat Protein Lemak
Umur (kkal) (gram) (gram) (gram)
Wanita
19-29 tahun 3 6 65
6 0
0
30-49 tahun 3 6 60
4 0
0
Wanita hamil
Trimester I + + +2,3
2 1
5
Trimester II + + +2,3
4 1
0 0
Trimester III + + +3,3
4 3
0 0
Sumber: Permenkes, 2019 36

b. Jenis Makanan
Tipe santapan merupakan semacam santapan utama yang dikonsumsi tiap
hari terdiri dari santapan utama, lauk hewani, lauk nabati, sayur-mayur serta buah
yang disantap tiap hari. Tipe santapan merupakan pola mengkonsumsi materi
santapan yang bermacam-macam bila dikonsumsi, dicerna, diserap, serta zat gizi
hendak membuahkan sangat sedikit lapisan menu sehat serta balance. Tipe
santapan yng disantap ialah makanan utama.37

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan prinsip bawah


mengenai vitamin balance yang disusun selaku penuntun pda perilaku
mengkonsumsi santapan di masyarakat dengan cara baik serta betul. PUGS
digambarkan pada gambar berupa kerucut. Pada gambar terebut, materi santapan
dikelompokkan bersumber pada 3 fungsi penting zat gizi ialah:38
1) Basis energi atau tenaga, ialah padi-padian ataupun serelia semacam beras,
jagung serta gandum; bertam; umbi-umbian semacam ketela, ketela pohon,
serta talas; dan hasil olahannya semacam tepung-tepungan, mie, roti,
macaroni, serta bihun.
2) Basis protein, ialah basis hewani, semacam keju, ayam, susu, daging, telur
dan basis protein nabati semacam kacang-kacangan berbentuk kacang
merah, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah, serta lain-lain.

14
Hasil olahan semacam: oncom, tempe, tahu, dan kedelai.

15
3) Basis zat pengatur berbentuk sayur-mayur serta buah. Sayur-mayur di
utamakan yang berwarna hijau serta kuning jingga, semacam bayam, daun
ketela pohon, daun katuk, kangkung, wortel, serta tomat; dan sayur
kacang-kacangan semacam kacang jauh, bunci, serta kecipir. Buah-buahan
yang diprioritaskan yang berwarna kuning jingga, banyak serat serta yang
terasa asam, semacam, papaya, mangga, nanas, nangka masak, jambi bulir,
apel sirsak, serta jeruk
c. Frekuensi Makanan
Frekuensi makan merupakan berapa kali makan pada satu hari mencakup
makan pagi, makan siang, makan malam serta makan selingan.40 Frekuensi
makan merupakan jumlah makan tiap hari baik kualitatif serta kuanitatif,
dengan cara alami santapan diolah dalam tubuh melewati alat-alat pencernaan
mulai dari mulut hingga usus lembut. Lama santapan dalam alat pencernaan
terkait sifat serta tipe santapan, bila pada umumnya alat pencernaan kosong
antara 3-4 jam, agenda makanpun membiasakan dengan kosongnya alat
pencernaan.41. Konsumsi makanan yang mengandung lemak, protein,
karbohidrat, dan mineral merupakan pola konsumsi yang baik dan benar. Pola
makan 3 kali satu hari ialah makan pagi, selingan siang, makan siang, selingan
petang, makan malam serta saat sebelum tidur. Bila santapan utama saat makan
pagi, makan siang, ataupun makan malam tidak mencukupi maka diperlukan
adanya makanan selingan diantara jam makan tersebut. Makan selingan tidak
bisa kelewatan sebab bisa menimbulkan hasrat makan dikala memakan
santapan penting menurun dampak begah santapan selingan.42
4. Sintesa
Pola mengkonsumsi pada bunda hamil berdampak dalam terbentuknya
kendala gizi harus lebih mencermati pemenuhan kebutuhan zat gizinya, bunda
hamil dengan kondisi normal membutuhkan akumulasi energi, protein, zat besi
dan zat vitamin lain.

16
C. Penyakit Infeksi
1. Pengertian
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh mikroba
pathogen, serta berkarakter amat energik. Dengan cara biasa cara terjalin penyakit
mengaitkan factor yang silih berhubungan ialah: aspek pemicu penyakit (agen),
factor orang ataupun pejamu (host) serta aspek area.43
Sesuatu penyakit yang diakibatkan oleh agen biologis baik semacam virus,
kuman ataupun bakteri, bukan sebab aspek fisik semacam bahan kimia ataupun
keracunan ialah pemahaman dari penyakit infeksi. Kelompok yang rentan
terserang penyakit dampak sistem antibodi belum sempurna alhasil infeksi yang
masuk pada tubuh balita jadi pengaruhi situasi nutrisinya. Oleh karena itu,
penangkalan timbulnya infeksi yang dapat kurangi kendala gizi yang diperlihatkan
dari tingginya peristiwa bayi pendek.50
Penyakit infeksi bisa berperan selaku pemicu dini terbentuknya kurang gizi
sebab penyakit peradangan menimbulkan hasrat makan menyusut, kendala
absorbsi santapan, ataupun keinginan zat gizi oleh terdapatnya penyakit.51
Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh kejadian malnutrisi serta penyakit
infieksi dapat menyebabkan pula terjadinya malnutrisi, mekanismenya yaitu: 52

a. Kurang nafsu makan pada saat sakit, penurunan tingkat absorbsi akan
menyebabkan penurunan asupan gizi dalam tubuh
b. Kejadian diare, mual, dan pula muntah yang terus menerus dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam kehilangan cairan tubuh
c. Adanya suatu penyakit yang mengharuskan tubuh untuk meningkatkan
kebutuhannya
2. Sintesa
Penyakit infeksi dampak mengkonsumsi santapan yang kurang mencukupi,
baik mutu ataupun jumlah serta terdapatnya penyakit yang kerap dialami serta
menyebabkan kurang hasrat makan serta toleransi terhadap santapan.

17
D. Pantang Makan
1. Pengertian
Pantangan makan ialah sesuatu sikap orang pada warga untuk komsumsi
ataupun menghidari bahan santapan tertentu sebab ada pantangan yang
berkarakter adat serta didapat dengan cara turun temurun dalam situasi khusus.53
Pantangan santapan merupakan bahan santapan ataupun masukan yang tidak
bisa dikonsumsi oleh para orang pada warga sebab alasan-alasan yang berkarakter
adat. Umumnya pihak yang diwajibkan memantang mempunyai identitas khusus,
ataupun sedang hadapi kondisi tertentu (misalnya sebab sedang hamil ataupun
menyusui), serta sebab pada kultur setempat ada sesuatu keyakinan khusus kepada
materi santapan itu (misalnya bertepatan dengan watak keramatnya). Adat
memantang makan itu diajarkan dengan cara turun temurun serta mengarah ditaati
meski orang yang melakukannya bisa jadi tidak sangat mengerti ataupun percaya
logis dari alasan memantang santapan yang bersangkutan, serta hanya sebab taat
dengan adat-istiadat setempat.54
Sedangkan menurut 55
Sediaoetama (2020), pantangan santapan ialah tidak
bisa makan tipe santapan tertentu ditemukan dalam warga sebab alibi adat serta
kesehatan di bermacam negara seluruh dunia. Dari sudut ilmu gizi, pantangan
santapan dikategorikan ke pada 3 kelompok, ialah: 55

1) Golongan pertama, pantang makan yantg tidak beradasarkan agama


(kepercayaan)
2) Golongan kedua, pantang makan yang bersumber agama (kepecayaan)
3) Golongan ketiga, pentang makan yang jelas akibatnya terhadap kesehatan.
Pangan serta gizi amat berhubungan dekat sebab gizi seorang amat terkait
dalam situasi pangan yang dikonsumsinya. Permasalahan pangan antara lain
menyangkut ketersediaan pangan serta kerawanan pangan yang dipengaruhi oleh
kekurangan, rendahnya pendidikan, serta adat atau keyakinan yang terpaut dengan
tabu santapan. Banyak sekali temuan para periset yang melaporkan kalau aspek
adat amat berfungsi pada cara mengkonsumsi pangan serta terbentuknya
permasalahan vitamin di bermacam warga serta negeri. Unsur-unsur adat sanggup
menciptakan sesuatu Kerutinan makan masyarakat yang terkadang berlawanan
dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Bermacam adat membagikan andil serta angka
yang berlainan kepada pangan 56

18
2. Budaya Pantang Makan
Larangan yang diketahui kepecrcayaan dalam biasanya memiliki symbol
ataupun nasihat yang dianggap baik atau tidak baik, lambat laun jadi Kerutinan
ataupun adat. Kultur memiliki daya yang lumayan besar untuk pengaruhi seorang
pada memilah serta mengatur pangan yang hendak disantap. Ikatan yang telak
antara manusi dengan kulturnya dalam sendiri ialah kesatuan buah pikiran
symbol- simbol serta angka yang melandasi hasil buatan serta sikap orang, alhasil
bila dilanjutkan jika sedemikian itu eratnya kultur serta symbol-simbol yang
dilahirkan orang sehingga orang homo simbolicum.57 (Anggraini, 2013)
3. Sintesa
Pantang makan merupakan ancaman berbahaya kepada siapa saja yang
melanggarkan yang berkaitan dengan larangan mengkonsumsi jenis makanan
tertentu.

E. Kerangka Teori
a. Teori I

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian KEK

Faktor langsung pada bunda hamil:


Faktor tak langsung
Usia kehamilan
Anemia Pekerjaan
Penggunaan kontrasepsi hormonal Pendidikan Ibu
sebelumnnya Pengetahuan Ibu tentang Gizi
Emesis gravidarum Pendapatan Keluarga
Umur Paritas
Penyakit infeksi Gaya Hidup
Jumlah pola konsumsi atau asupan Pantang makan
makan

Gambar 2.2 Kerangka Teori 58

19
F. Kerangka Konsep

Pola Konsumsi

Penyakit Infeksi Kejadian KEK

Pantang Makan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

20
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengenali ikatan Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi, dan Pantang Makan
terhadap Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Bunda Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi, dan Pantang
Makan terhadap Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022.
b. Diketahui Ikatan Pola Konsumsi terhadap Kejadian Kurang Energi Kronis
(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun
2022.
c. Diketahui Ikatan Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Kurang Energi Kronis
(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun
2022.
d. Diketahui Ikatan Pantang Makan Infeksi terhadap Kejadian Kurang Energi
Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Napal Putih Bengkulu
Tahun 2022.
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Riset ini diharapkan mendatangkan kontribusi yang bermanfaat dalam
bidang ilmu kebidanan menjadi suatu wawasan pengetahuan, bahan bacaan, serta
kaitan referensi mengenai kajian Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi, serta Pantang
Makan terhadap kejadian KEK pada bunda hamil di wilayah Puskesmas Napal
Putih Bengkulu.

21
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
Membagikan data pada pihak Puskesmas mengenai ketergantungan
antara pola mengkonsumsi, penyakit peradangan serta pantangan makan
dengan resiko KEK, dalam bunda hamil. Hasil riset ini bisa dipakai selaku
dasar estimasi pada perencanaan program gizi di area Puskesmas spesialnya
program untuk bunda hamil.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil riset ini bisa dijadikan tambahan ilmu wawasan di aspek kesehatan
serta dipakai untuk meningkatkan keilmuan spesialnya selaku materi untuk
meluaskan hasil-hasil riset yang sudah ada.
c. Bagi Peneliti
Hasil riset diharapkan mampu memberikan informasi mengenai KEK
pada bunda hamil dan menambah referensi pada setiap variabel riset.

22
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam riset ini periset memakai pendekatan berupa kuantitatif dengan desain riset
yang dipakai merupakan korelasional yang mana tertuju untuk mengenali ikatan sesuatu
variabel dengan variabel lain.59 .Riset korelasional ini memakai pendekatan Restropectif
untuk menilai variabel independen pola konsumsi, pantang makan bunda era hamil, serta
Cross-sectional untuk menilai variabel penyakit infeksi serta kejadian Kurang Energi
Kronis (KEK).60 Menerangkan kalau variabel pada riset kuantitatif bisa dibagi atas dua,
yaitu variabel bebas (independent variable) serta variabel terikat (dependent variable).
Oleh karenanya pada riset ini ada 2 variabel ialah pola konsumsi, penyakitan infeksi, serta
pantangan makan selaku variabel X ataupun variabel bebas serta kejadian KEK selaku
variabel Y ataupun variabel terbatas. Jadi penguasaan kosakata selaku variabel yang
pengaruhi variabel kemampuan berbicara. Di bawah ini merupakan gambaran paradigma
riset dari variabel X serta Y.61

Bagan 4.1 Ikatan Variabel Riset

X Y

Keterangan:
X : Pola Makan, Penyakit Infeksi, serta Pantang Makan

Y : Kejadian KEK

23
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat riset mengenai kejadian KEK pada bunda hamil akan dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Napal Putih bengkulu dengan waktu riset pada bulan Juni
sampai dengan Juli 2022.
B. Intrumen Riset
Instrumen riset ialah alat yang dipakai untuk mengukur variabel dalam tujuan
mengumpulkan informasi. Pada riset ini instrumen riset ataupun perlengkapan yang
dipakai untuk mengutip informasi ialah dengan memakai angket. Angket ialah sesuatu
metode pengumpulan informasi ataupun sesuatu riset mengenai sesuatu permasalahan
menyangkut kepentingan umum ataupun banyak orang. Angket yang di maanfaatkan
ialah angket tertutup dimana tanggapannya sudah tersedia sehingga responden tinggal
memilih. Ada pula angket ini memakai skala likert dengan alternatif pilihan “Sangat
tidak setuju”, “Setuju”, “Sangat setuju”. Serta instrumen riset pemantauan yang
dipakai merupakan Pita LILA untuk mengukur lingkar tangan atas bunda hamil.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dimaksud selaku area generalisasi yang terbentuk dari obyek
maupun subyek yang memiliki mutu serta karakter khusus yang ditetapkan oleh
periset untuk dipelajari serta setelah itu ditarik kesimpulan. Oleh sebab itu
populasi pada riset ini merupakan seluruh bunda hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan ke Puskesmas Napal Putih Bengkulu.
2. Sampel
Sampel ialah bagian dari sebagian karakter yang dipunyai oleh populasi
yang dipakai untuk riset. Semakin banyak sampel yang didapat sehingga semakin
mewakili subjek riset yang akan diteliti. Periset bisa memakai sampel yang
didapat dari populasi. Sampel pada riset ini sebesar 45 bunda hamil dengan
peristiwa KEK. Metode sampel informasi yang dipakai merupakan total
sampling, dimana metode pengumpulan sampel memakai kriteria khusus yang
didetetapkan periset pada penelitiannya. Ada pula kriteria sampel yang dipakai
periset pada riset ini merupakan:

24
a. Kriteria Inklusi;
1) Bunda hamil TM II dan III
2) Bersedia menjadi responden
3) Bunda hamil yang termasuk dalam wilayah penanganan Puskesmas
Napal Putih
b. Kriteria Ekslusi
1) Bunda hamil yang sedang sakit
2) Tidak bersedia menjadi responden.
D. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Informasi primer merupakan informasi yang diperoleh dengan tanya jawab
serta pemantauan langsung dari responden melewati kusioner serta pengukuran
LILA bunda hamil. Informasi ini berbentuk usia, tingkatan pendidikan, paritas,
sikap, perilaku, ekonomi, dukungan keluarga, profesi, serta LILA yang diukur
langsung oleh periset.
b. Data Sekunder
Ialah informasi yang tidak bisa didapat langsung dari responden serta
merupakan informasi penting pendukung variabel riset untuk memenuhi informasi,
yang didapat dari buku KIA ataupun buku register antara lain:
1) Data status obstetric umur kehamilan bunda
2) Data berat badan lahir anak (bayi)
3) Data kesehatan bunda meliputi ukuran LiLA bunda dalam kunjungan awal
pemeriksanaan kehamilan serta riwayat penyakit ataupun komplikasi yang
dialami bunda sepanjang era kehamilan.

25
E. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional


Alat Cara Hasil Skala
No Variabel Definisi Konsep Defnisi Operasional
Ukur Ukur Ukur Ukur
VARIABEL DEPENDEN
1 Kurang Energi Kurang Energi Kronik Kekurangan Energi Kronis 1. Pita LiLA Lembar 1. LiLA < 23,5 Ordinal
Kronis (KEK) (KEK) ialah kondisi (KEK) pada bunda hamil 2. Timbangan Cheklist centimeter
bunda yang mengidap merupakan bunda hamil yang BB 2. LiLA ≥ 23,5
kekurangan santapan kurang konsumsi alhasil tidak centimeneter
yang berjalan akut memenuhi kebutuhan hidup
pada waktu durasi yang lama
(parah) alhasil
(Pritasari, dkk., 2019)
menyebabkan timbulnya
kendala kesehatan dalam
bunda.

VARIABEL INDEPENDENT
2 Pola Konsumsi Pola mengkonsumsi pada Pola mengkonsumsi Kuesioner Kuesioner 1. Kurang Interval
bunda hamil berdampak didefinisikan selaku karakter (<80%)
dalam terbentuknya dari aktivitas yang kesekian 2. Baik
kendala gizi harus lebih kali dari orang dalam penuhi (80-
mencermati pemenuhan kebutuhannya hendak 100%)
kebutuhan zat gizinya, santapan, alhasil kebutuhan
bunda hamil dengan fisiologis, social serta
kondisi normal emosionalnya dapat terkabul.
membutuhkan akumulasi
energi, protein, zat besi
dan zat vitamin lain.

26
3 Penyakit Penyakit infeksi dampak Penyakit infeksi ialah Observasi Observasi 1. Ada Ordinal
Infeksi mengkonsumsi santapan penyakit yang diakibatkan 2. Tidak
yang kurang mencukupi, oleh mikroba pathogen, dan Ada
baik mutu ataupun berkarakter amat energik.
jumlah serta terdapatnya Dengan cara biasa cara
penyakit yang kerap terjalin penyakit melibatkan
dialami serta factor yang silih berhubungan
menyebabkan kurang ialah: aspek pemicu penyakit
hasrat makan serta (agen), factor orang ataupun
toleransi terhadap pejamu (host) serta area.
santapan. (Mazni R, 2018)

4 Pantang Pantang makan Pantangan makan yakni Kuesioner Kuesioner 1. Ada Ordinal
Makan merupakan ancaman suatu tindakan orang pada 2. Tidak
berbahaya kepada siapa warga untuk komsumsi Ada
saja yang melanggarkan ataupun menhidari materi
hidangan khusus sebab ada
yang berkaitan dengan
pantangan yang berkarakter
larangan mengkonsumsi adat atau didapat dengan
jenis makanan tertentu. metode turun temurun pada
suasana khusus. (Haryati,
2015

27
A. Hipotesis
Ada Ikatan Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi, serta Pantang Makan dengan
Kejadian KEK pada Bunda Hamil di Napal Putih Bengkulu tahun 2022.

B. Teknik Pengelohan Data


Informasi yang terkumpul dilakukan proses pengerjaan serta tabulasi. Informasi
yang didapat berikutnya diolah agar bisa dianalisis. Pengerjaan informasi dicoba
dengan tahap-tahap berikut:
a. Editing
Editing ataupun pengeditan merupakan jenjang dimana informasi yang telah
digabungkan dari hasil pengisian angket disunting keseluruhan tanggapannya. Bila
dalam jenjang pengeditan nyatanya ditemui ketidaklengkapan pada pengisian
jawaban, sehingga wajib melaksanakan pengumpulan informasi kembali.
Dilakukan mengecek kelengkapan, kejelasan, relevansi, kestabilan tiap-tiap
jawaban.63
b. Coding
Coding merupakan aktivitas mengubah informasi pada wujud huruf menjadi
informasi pada wujud nilai atau angka. Kode merupakan tertertu pada wujud huruf
ataupun angka untuk membagikan bukti diri informasi. Isyarat yang diserahkan
dapat memiliki arti berlaku seperti informasi kuantitatif (berupa angka).
c. Data Entri
Data entry merupakan memuat kolom dengan isyarat cocok dengan balasan
tiap-tiap persoalan jawaban–jawaban dari tiap-tiap responden yang pada wujud
“kode” (angka ataupun huruf) dimasukkan ke pada program ataupun “software”
Pc.
d. Cleaning
Seluruh informasi tiap sumber yang selesai dimasukan, butuh diperiksa ulang
untuk memandang kemungkinan terdapatnya kesalahan kode, ketidaklengkapan
serta serupanya, setelah itu dilakukan perbaikan ataupun koreksi.

28
C. Analisa Data
Cara pengerjaan informasi dilakukan dengan alat lunak pc, metode analisa
informasi memakai analisa univariat serta bivariat.
a. Analisis Univariat
Analisa univariat bermaksud menerangkan ataupun menjelaskan karakter
tiap variabel riset. Wujud analisa univariat terkait dari tipe informasinya. Pada
umumnya analisa ini hanya membuahkan penyaluran frekuensi serta persentase
dari masing-masing variabel. Hasil analisa univariat dihidangkan pada wujud
grafik serta narasi.63 (Notoatmodjo, 2012).
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yang dilakukan kepada 2 variabel yang diprediksi
berkaitan ataupun berikatan. Informasi yang didapat setelah itu diolah, dianalisis
pada sesuatu ulasan serta dihidangkan pada wujud bagan. Pada saat dilakukan
percobaan hipotesa dianalisa dengan percobaan statistik. Analisa bivariate dipakai
untuk memngetahui ikatan 2 variabel. Untuk mengenali ikatan antara variabel
bebas dengan variabel terikat menggunakan uji Chi Square. Dasar pengumpulan
ketetapan yang dipakai ialah bersumber pada probabilitas, bila probabilitas 0,05
sehingga Ho diperoleh (tidak terdapat ikatan) namun kebalikannya bila
probabilitas > 0,05 sehingga Ho ditolak (terdapat ikatan).
D. Etika Penelitian
Prinsip etika riset terbagi menjadi tiga menurut Nursalam, yaitu:
a. Informed consent, yaitu periset memberikan penjelasan kepada kepala unit
responden yang mengisi informed consent
b. Anonymity, yaitu periset melindungi kerahasiaan bukti diri responden alhasil
hanya periset saja yang mengenali hasil jawaban dari tiap-tiap responden.
c. Kerahasiaan (confidentiality), yaitu periset melindungi kerahasiaan seluruh data
yang diterima dari responden. Kerahasiaan data ini selanjutnya periset
masukkan dalam bentuk kode-kode asli yang sudah diisi responden hendak
periset simpan dengan bagus.

29
BAB V
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Tujuan dari analisa ini merupakan untuk mendefinisikan karakter tiap-tiap
variabel yang diawasi. Analisa ini dilakukan kepada tiap variabel riset. Umumnya pada
analisa hanya membuahkan distribusi frekuensi serta persentase dari masing-masing
karakteristik serta variabel. Selanjutnya ini merupakan hasil analisa univariat:
Tabel 5.1
Analisis Univariat Karakteristik Jumlah Anak di Wilayah Kerja Puskesmas
Napal Putih Bengkulu Tahun 2022
Karakterisrik Frekuensi Persentase (%)
Paritas
1 16 35,6
2 12 26,7
3 12 26,7
4 4 8,9
5 1 2,2
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber tabel 5.1 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja


Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 yang memiliki 1 anak, yaitu sebanyak 16
(35,6%) responden.
Tabel 5.2
Analisis Univariat Karakteristik Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih
Bengkulu Tahun 2022
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia
< 20 Tahun 9 20,0
20 - 35 Tahun 34 75,6
> 35 Tahun 2 4,4
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

30
Bersumber tabel 5.2 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 yang berusia 20 – 35 tahun, yaitu
sebanyak 34 (75,6%) responden.
Tabel 5.3
Analisis Univariat Variabel Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu Tahun 2022
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Pendidikan
SD 9 20,0
SLTP 15 33,3
SLTA 18 40,0
D3 1 2,2
S1 2 4,4
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber tabel 5.3 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja


Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 yang berpendidikan SLTA, yaitu
sebanyak 18 (40,0%) responden.
Tabel 5.4
Analisis Univariat Karakteristik Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu Tahun 2022

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Pekerjaan
Tidak bekerja/ IRT 23 51,1
Wiraswasta 21 46,7
PNS 1 2,2
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber tabel 5.4 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja


Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 dengan karakteristik pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 23 (51,1%) bunda.

31
Tabel 5.5
Analisis Univariat Karakteristik Penghasilan di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu Tahun 2022
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Penghasilan
0 - 2.238.098 42 93,3
> 2.238.098 3 6,7
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022
Bersumber tabel 5.5 diperoleh lebih banyak baduta di Wilayah Kerja Puskesmas
Napal Putih Bengkulu tahun 2022 yang berpenghasilan Rp. 0 - 2.238.098, yaitu
sebanyak 42 (93,3%) responden.

Tabel 5.6
Analisis Univariat Variabel Kejadian Kekurangan Energi Kronik di Wilayah
Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Kejadian Kekurangan Energi
Kronik
Ya 12 26,7
Tidak 33 73,3
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber tabel 5.6 diperoleh lebih banyak bunda di Wilayah Kerja Puskesmas
Napal Putih Bengkulu tahun 2022 yang tidak mengalami kejadian KEK, yaitu sebanyak
33 (73,3%) responden.

32
Tabel 5.7
Analisis Univariat Variabel Pola Konsumsi di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu Tahun 2022

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Pola Konsumsi
Tidak Baik 23 51,1
Baik 22 48,9
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber tabel 5.7 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja


Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 memiliki pola konsumsi yang tidak baik,
yaitu sebanyak 23 (51,1%) responden.
Tabel 5.8
Analisis Univariat Variabel Penyakit Infeksi di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu Tahun 2022

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Penyakit Infeksi
Ya 18 40,0
Tidak 27 60,0
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022
Bersumber tabel 5.8 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 tidak memiliki penyakit infeksi, yaitu
sebanyak 27 (60,0%) responden.
Tabel 5.9
Analisis Univariat Variabel Pantang Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu Tahun 2022

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Pantang Makan
Ya 10 22,2
Tidak 35 77,8
Total 45 100,0
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber tabel 5.9 diperoleh lebih banyak responden di Wilayah Kerja


Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022 yang tidak memiliki pantang makan,
yaitu sebanyak 35 (77,8%) responden.

33
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dipakai untuk menganalisa ikatan setiap variabel bebas
terhadap variabel terikat. Berikut ini merupakan hasil analisa bivariat:

Tabel 5.10
Analisis Bivariat Hubungan Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Kekurangan
Energi Kronik di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022

Kejadian Kekurangan
Pola Energi Kronik Total OR
Ya Tidak p-value
Konsumsi (95%CI)
N % N % N %
Tidak Baik 10 43,5 13 56,5 23 100
7,692
Baik 2 9,1 20 90,9 22 100 0,023
(1,447-40,906)
Total 12 26,7 33 73,3 45 100
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber pada tabel 5.10. diketahui bunda dengan pola konsumsi baik serta tak
mengalami kekurangan energi kronik sejumlah 20 bunda. Hasil uji chi square diperoleh
p-value sebesar 0,023 (p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti
ada ikatan pola konsumsi terhadap kejadian KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Napal
Putih Bengkulu tahun 2022. Hasil analisa didapatkan angka Odds Ratio (OR) sebesar
7,692, artinya responden dengan pola konsumsi tidak baik mempunyai peluang sebesar
7,692 kali mengalami kejadian kekurangan energi kronik dibandingkan dengan
responden yang pola konsumsinya baik.

Tabel 5.11
Analisis Bivariat Hubungan Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Kekurangan
Energi Kronik di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022

Kejadian Kekurangan
Penyakit Energi Kronik Total OR
Ya Tidak p-value
Infeksi (95%CI)
N % N % N %
Ya 8 44,4 10 55,6 18 100
4,600
Tidak 4 14,8 23 85,2 27 100 0,041
(1,122-18,866)
Total 12 26,7 33 73,3 45 100
Sumber: Olah Data Primer, 2022

34
Bersumber pada tabel 5.11. diketahui responden dengan tidak memiliki penyakit
infeksi dan tidak mengalami kekurangan energi kronik sebanyak 23 bunda. Hasil uji chi
square didapatkan p-value sebesar 0,041 (p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan Ho
ditolak yang artinya ada ikatan penyakit infeksi terhadap kejadian KEK di Wilayah
Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022. Hasil analisa didapatkan angka
Odds Ratio (OR) sebesar 4,600, artinya bunda dengan mempunyai penyakit infeksi
mempunyai peluang sebesar 4,600 kali mengalami kejadian KEK dibandingkan dengan
bunda yang tidak mempunyai penyakit infeksi.
Tabel 5.12
Analisis Bivariat Hubungan Pantang Makan Terhadap Kejadian Kekurangan
Energi Kronik di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022

Kejadian Kekurangan
Pantang Energi Kronik Total OR
Ya Tidak p-value
Makan (95%CI)
N % N % N %
Ya 6 60,0 4 40,0 10 100
7,250
Tidak 6 17,1 29 82,9 35 100 0,013
(1,553-33,837)
Total 12 26,7 33 73,3 45 100
Sumber: Olah Data Primer, 2022

Bersumber pada tabel 5.12. diketahui responden dengan tidak pantang makan dan
tidak mengalami kekurangan energi kronik sebanyak 29 bunda. Hasil uji chi square
didapatkan p-value sebesar 0,013 (p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan Ho ditolak
yang artinya ada ikatan pantang makan terhadap kejadian KEK di Wilayah Kerja
Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022. Hasil analisa didapatkan angka Odds
Ratio (OR) sebesar 7,250, artinya bunda dengan memiliki pantang makan mempunyai
peluang sebesar 7,250 kali mengalami kejadian KEK dibandingkan dengan bunda yang
tidak mempunyai pantang makan.

35
B. Pembahasan
1. Analisa Univariat
Distribusi Frekuensi (Paritas, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan dan
Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022
Bersumber pada riset didapati bahwa dari 45 responden lebih banyak yang
memiliki 1 anak sebanyak 16 (35,6%) responden, yang berusia 20 – 35 tahun
sebanyak 34 (75,6%) responden, berpendidikan SLTA sebanyak 18 (40,0%)
responden, bunda dengan pekerjaan sebagai IRT sebanyak 23 (51,1%) responden,
berpenghasilan Rp. 0 - 2.238.098 sebanyak 42 (93,3%) responden, tidak mengalami
kekurangan energi kronik sebanyak 33 (73,3%) responden, memiliki pola konsumsi
yang tidak baik sebanyak 23 (51,1%) responden, tidak memiliki penyakit infeksi
sebanyak 27 (60,0%) responden, dan yang tidak memiliki pantang makan, yaitu
sebanyak 35 (77,8%) responden di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu
tahun 2022.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK)
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun
2022.
Bersumber pada hasil riset didapati bahwa dari 45 responden dengan pola
konsumsi baik dan tidak mengalami kekurangan energi kronik sebanyak 20
responden. Hasil percobaan chi square diperoleh p-value sebesar 0,023 (p-value <
0,05), maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti ada ikatan pola konsumsi
terhadap kejadian kekurangan energi kronik di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih
Bengkulu tahun 2022. Hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 7,692,
artinya responden dengan pola konsumsi tidak baik memiliki peluang sebesar 7,692
kali mengalami kejadian KEK dibandingkan dengan responden yang pola
konsumsinya baik.
Riset ini sejalan dengan riset oleh (Febriyani, 2017) dengan judul faktor-faktor
yang berikatan dengan kejadian KEK pada bunda hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Banja Laweh. Analisa bivariat diketahui ada ikatan pola konsumsi p-value sebesar
0,019 (p- value < 0,019) dengan kejadian KEK pada bunda hamil. Maka dapat ditarik
kesimpulan jika factor yang berikatan dengan kejadian KEK pada bunda hamil ialah

36
Pola Konsumsi.64
Pola Mengkonsumsi ialah lapisan tipe serta jumlah pangan yang disantap
seorang ataupun golongan. Usaha menggapai status vitamin warga yang bagus
ataupun maksimal di mulai dari penyediaan pangan yang lumayan didapat materi
santapan utama, lauk pauk, sayur-mayur serta buah-buahan. Pola mengkonsumsi ini
pula bisa pengaruhi status kesehatan bunda, dimana pola mengkonsumsi yang kurang
bagus bisa memunculkan sesuatu kendala kesehatan ataupun penyakit pada bunda.65
Bunda hamil membutuhkan zat vitamin yang lebih banyak dibandingkan
dikala saat sebelum hamil. Mengenai ini disebabkan karena tidak hanya untuk ibu
hamil, zat vitamin diperlukan untuk bakal anak yang dikandung, bakal anak
bertumbuh dengan mengambil zat-zat dari hidangan yang dikomsumsi oleh bunda dan
dari dana zat vitamin yang terdapat dalam tubuh bunda. Khususnyabunda hamil yang
hadapi KEK memerlukan dicoba penindakan intensif melewati vitamin dengan
metode khusus dan sensitive dengan metode berkepanjangan.
b. Hubungan Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Kurang Energi Kronis KEK)
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022
Bersumber pada hasil riset menunjukkan bahwa dari 45 responden dengan
tidak memiliki penyakit infeksi dan tidak mengalami kekurangan energi kronik
sebanyak 23 responden. Hasil percobaan chi square diperoleh p-value sebesar 0,041
(p-value < 0,05), maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang artinya ada ikatan
penyakit infeksi terhadap kejadian kekurangan energi kronik di Wilayah Kerja
Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022. Hasil analisis diperoleh nilai Odds
Ratio (OR) sebesar 4,600, artinya responden dengan memiliki penyakit infeksi
mempunyai peluang sebesar 4,600 kali mengalami kejadian kekurangan energi kronik
dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki penyakit infeksi.
Hasil riset Fitrianingtyas (2018), dengan judul faktor-faktor yang berikatan
dengan Kejadian KEK pada bunda hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor
menunjukkan kalau terdapat perbandingan nisbah peristiwa KEK responden tidak
terdapat penyakit peradangan yang dialami serta responden terdapat penyakit
peradangan yang dialami (terdapat jalinan antara penyakit peradangan dengan
Peristiwa KEK. Dan dari percobaan statistik pula diterima angka OR sebesar 0, 227.
Responden yang terdapat penyakit peradangan 0,227 kali lebih berbahaya mengidap
KEK dibanding dengan responden yang tidak terdapat penyakit peradangan65

37
Hasil riset melaporkan jika terdapat ikatan antar penyakit infeksi dengan
peristiwa KEK bunda hamil. Penyakit peradangan bisa berperan selaku pemicu dini
terbentuknya kurang gizi oleh sebab penyakit infeksi menimbulkan hasrat makan
menyusut, kendala absorbsi santapan, ataupun kebutuhan zat gizi oleh terdapatnya
penyakit. 67
(Kartini, 2017). Penyakit yang sempat dialami bunda sudah memiliki
rentan yang lama alhasil tak pengaruhi kehamilannya serta tidak mempunyai ikatan
dengan peristiwa KEK. Peristiwa KEK yang dirasakan bunda disebabkan sebab aspek
lain, tetapi dalam variabel penyakit infeksi bukan ialah aspek terbentuknya KEK.

c. Hubungan Pantang Makan terhadap Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK)


pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022
Bersumber pada hasil riset menunjukkan bahwa dari 45 responden dengan
tidak pantang makan dan tidak mengalami kekurangan energi kronik sebanyak 29
bunda. Hasil percobaan chi square didapatkan p-value sebesar 0,013 (p-value < 0,05),
maka bisa ditarik Ho ditolak yang artinya ada ikatan pantang makan terhadap kejadian
KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu tahun 2022. Hasil analisa
didapatkan angka Odds Ratio (OR) sebesar 7,250, artinya bunda dengan memiliki
pantang makan mempunyai peluang sebesar 7,250 kali mengalami kejadian
kekurangan energi kronik dibandingkan dengan responden yang tak memiliki pantang
makan.
Riset ini sesuai dengan riset oleh (Rukmono, 2019) dengan judul ikatan antara
paritas dan pantang makan terhadap kejadian KEK pada bunda hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Bandara Lampung. Hasil studi ini ada jalinan yang berarti anatara
pantang makan kepada peristiwa KEK dalam ibu berbadan dua. Hasil analisa memakai
percobaan Chi Square didapatkan p-value < 0,001 (< 0,05). 68
Pantang makan merupakan materi ataupun masukan yang tidak bisa
dikonsumsi oleh para orang pada warga sebab alasan-alasan yang berkarakter adat.
Umumnya pihak diwajibkan memantang mempunyai identitas khusus, ataupun sedang
hadapi keadaan. Keyakinan warga mengenai konsep keshatan serta gizi amat
mempengaruhi kepada penentuan santapan. semakin banyak larangan makan pada
santapan sehingga semakin sedikit kesempatan keluarga untuk komsumsi santapan
yang beraneka ragam.69

38
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bersumber dari hasil riset mengenai ikatan pola konsumsi, penyakit infeksi, dan
pantang makan terhadap kejadian KEK pada bunda hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Napal Putih Bengkulu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada ikatan pola konsumsi terhadap kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada
bunda hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun 2022.
2. Ada ikatan penyakit infeksi terhadap kejadian Kurang Energi Kronis (KEK)
pada bunda hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun
2022.
3. Ada ikatan pantang makan terhadap kejadian Kurang Energi Kronis (KEK)
pada bunda hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Bengkulu Tahun
2022.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan hasil riset ini dapat meningkatkan dukungan petugas
kesehatan agar dapat bekerjasama dalam memberikan penyuluhan mengenai
angka kecukupan gizi bagi bunda hamil, penyuluhan dilakukan guna mencegah
terjadinya KEK selama periode kehamilan.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil riset ini diharapkan dapat memberi data mengenai kejadian KEK
pada bunda hamil pada pengembangan alat kegiatan belajar mengajar serta
aplikasi alat kegiatan belajar mengajar lebih lanjut serta menjadi tambahan
pustaka untuk manambah pengetahuan serta wawasan bagi periset berikutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan periset selanjutnya dapat mengembangkan variabel riset yang
tidak hanya terbatas pada aspek penyebab KEK seperti pola konsumsi, status
gizi, dan penyakit infeksi karena masih banyak aspek penyebab KEK lainnya.

39
40

Anda mungkin juga menyukai