DI RS SULTAN SURIANYSAH
DISUSUN OLEH :
SAHMINI
NIM :11194992110028
TAHUN 2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 11194992110028
Menyetujui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 11194992110028
Mengesahkan
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
laporan kasus yang berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.M
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak tersebut
Kemahasiswaan.
Informasi.
4. Dr.Ir.Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III Sumber daya
dan Kemitraan.
Kesehatan.
7. Zulliati., M.Keb Selaku CT yang telah memberikan Bimbingan dan bantuan dalam
memberikan Bimbingan, Saran, dan arahan dalam proses laporan kasus ini
iv
Penulis menyadari adanya ketidak sempurnaan dari laporan kasus ini,
Penulis
SAHMINI
v
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUANii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
1) Umum 3
2) Khusus 3
D. Manfaat…………………………………………………………………………...……..3
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsia tujuh kali lebih tinggi dinegara berkembang dari pada dinegara maju.
adalah 1,8-18%. Pada Preeklampsia ringan, gejala subjektif belum dijumpai, tetapi pada
Preeklampsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala terutama daerah frontalis,
rasa nyeri di daerah epigastrium,gangguan mata, penglihatan menjadi kabur, mual muntah,
Sampai saat ini Preeklampsi merupakan salah satu penyebab langsung angka kematian
ibu dan bayi.Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan
179.000 jiwa, AsiaSelatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian
ibu dinegara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran
hidup,Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup,
Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu dapat dilihat dari indikator Angka Kematian
Ibu (AKI). AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran
hidup. Secara umum AKI di Indonesia mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
yakni 2013 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, menurun pada tahun 2015 menjadi
305 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini belum mencapai target MDGs
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Hal inilah yang menjadikan kesehatan ibu dan
1
janin sebagai prioritas dibidang kesehatan yang harus dicegah (Kementrian Kesehatan
negara berkembang, seperti di Indonesia, ketimbang dengan di negara maju. hal ini
disebabkan oleh karena dinegara maju, perawatan prenatalnya lebih baik. (Situmorang
2016). Dari hasil observasi selama dinas diruang VK bersalin RS Sultan Suriansyah dari
bulan juni 2021 ada 6 orang yang mengalami preeklampsia pada persalinan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil kasus
ini sebagai laporan tugas pada stase persalinan Program Studi Pendidikan Profesi bidan
Preeklampsia.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis merumuskan
Minggu JTHIU Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Preeklampsia Berat di RS Sultan
Suriansyah ”
C. Tujuan
1.Umum
2
2. Tujuan Khusus
preeklampsia
D. Manfaat
kebidanan pada pasien dengan Preeklampsia sebagai bekal dalam memberikan asuhan
pada pasien dengan persalinan preeklampsia berat sesuai ranah profesi kebidanan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
adalah hipertensi disertai proteinuri dan odema akibat kehamilan setelah usia kehamilan
dengan perubahan patologis yang signifikan dari pembuluh darah ibu dan janin serta
placenta. Preeklampsia adalah kelainan multi sistemik yang terjadi pada kehamilan
yang ditandai dengan adanya hipertensi dan odema, disertai proteinuria , biasanya
terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu atau dalam trimester ketiga dari
kehamilan (Lalenoh,2018).
1. Klasifikasi Preeklamsia
a. Preeklampsia Ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya dengan selang waktu 6 jam.
odema umum, kaki, jari tangan, serta wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg atau
lebih per minggu. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+
4
b. Preeklampsia berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih perliter,
Oliguria, adalah jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya gangguan
parudan sianosis.
B. Etiologi
Penyebab Preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi pada
2015).
1. Usia ibu
Insiden tertinggi pada kasus Preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun,
namun prevalensinya meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun. Yang mana pada
umur < 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berkembang sempurna, sedangkan pada umur
> 35 tahun berkaitan dengan perubahan pada kardiovaskularnya. Dalam hal ini proses
2. Usia Kehamilan
gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah usia kehamilan 20
Preeklampsia terjadi pada minggu > 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka
3. Status Gravida
5
Primigravida mempunyai risiko 2,173 kali mengalami hipertensi (Preeklampsia)
preeklampsia meningkat pada primipara dikarenakan ibu hamil dengan primipara sering
Cortisol. Efek kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk merespon terhadap semua stressor
dengan meningkatkan respon simpatis, termasuk respon yang ditujukan untuk meningkatkan
curah jantung dan mempertahankan tekanan darah.selain itu pada primi sangat besar
kemungkinan peluang terjadinya blocking antibodies tubuh ibu dengan antigen placenta
4. Riwayat Hipertensi/Preeklampsia
Djannah & Arianti (2010), hipertensi disebabkan oleh vasospasme (penyempitan pembuluh
darah), vasospasme itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan endotel dan kebocoran disel sub-
endotel yang menyebabkan konstituen darah, termasuk trambosit dan endapan fibrinogen di sub
endotel. Sehingga ibu hamil yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko untuk mengalami
5. Genetik
tiga kali lipat adanya riwayat Preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan akan terkena
Preeklampsia pada ibu dengan hipertensi kronik lebih tinggi dari padaibu yang tidak
7. Obesitas
6
Terjadinya peningkatan risiko munculnya Preeklampsia pada setiap peningkatan indeks
masa tubuh. Sebuah studi kohort mengemukakan bahwa ibu dengan indeks masa tubuh >35
akan memiliki risiko mengalami Preeklampsia sebanyak 2 kali lipat. Dimana menurut teori
Kasriatun K, (2019) . obesitas atau berat badan yang berlebihan disamping menyebabkan
kolesterol tinggi dalam darah juga bisa menjadi penyebab terjadinya resistensi insulin. Retensi
sodium renal, peningkatan transport kation, dan yang berhubungan dengan disfungsi endotel,
yang kemudian di ikuti kelainan multi organ. Sindrom resistensi insulin ini memiliki peran
pada kehamilan selanjutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan darah
tinggi menahun.
C.Patofisiologi
Pada Preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan ritensi garam
serta air.pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteiola glomelurus.Dalam beberapa
kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan
darah akan naik, sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui penyebabnya,
mungkin karena retensi air serta garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteliola
D. Clinical Pathway
7
Tekanan Darah
Preeklampsia
ya tidak
Konservatif Aktif
< 37 minggu tanpa adanya tanda >37 minggu, segera rawat inap,tirah
impending eklamsia : tirah baring, baring miring ke satu sisi kiri, infuse
infuse RL yang mengandung 5% RL yang mengandung dekstrose 5%,
dextrose, pemberian MgSo4, pemberian MgSo4, pemberian obat
pemberian obat antihipertensi. antihipertensi, pada PEB berat harus
dilakukan terminasi segera terjadi
dalam 24 jam
E. Manifestasi Klinik
Menurut Mitayani (2012), Preeklampsia memiliki dua gejala yang sangat penting
yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab
1. Tekanan darah
8
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting pada
dengan tekanan sistolik.Pada tekanan diastolik sebesar 90mmHg atau lebih yang terjadi
bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan adalah tanda pertama Preeklampsia
pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal ialah 0,5 kg perminggu. Apabila
selalu dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala odema yang tampak jelas seperti
3. Proteinuria
Pada Preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua, atau
tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan serta dapat mencapai
berikut:
a. Nyeri Kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi pada kasus-
kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, dan tidak
b. Nyeri Epigastrium
9
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada Preeklampsia berat.Keluhan ini
disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat odema atau perdarahan.
c. Gangguan Penglihatan
iskemia, serta odema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh
F. Komplikasi
a. Eklamsia
b. Solusio Placenta
e. Sindrom HELLP (hemolysis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
f. Ablasio retina ( gangguan mata yang terjadi ketika retina atau selaput bening
b. Premature
c. Asfiksia neonatorum.
10
G. Penatalaksanaan Medis
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala Preeklamsia Ringan berat
1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diteminasi ditambah pengobatan
medisinal.
medisinal.
a) Perawatan Aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan fetal
(1) Ibu : Usia kehamilan 36 minggu atau lebih Adanya tandatanda atau gejala
impending Eklamsia
(2) Janin : Hasil fetal assessment jelek ( NST & USG ). Adanya tanda IUGR
(3) Laboratorium
minggu dan 30% kasus terjadi pada periode pascapartum. Ibu yang menderita
sindrom HELLP sering mengeluh nyeri epigastrik, atau nyeri pada kuadran
kanan atas, serta mual dan muntah. Beberapa diantaranya akan mengalami
terjadi kenaikan tekanan darah atau setelah 24 jam terapi medikamentosa tidak
11
(b) Tidur baring, miring ke satu sisi, ( sebaiknya ke kiri), tanda vital diperiksa
(c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL ( 60-
125cc/jam ) 500cc
(d) Antasida
2) Reflek patella +,
3) Urin 3) Urin minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir minimal 30ml/jam dalam
4 jam terakhir
(g) Diuretik tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
(i) Antihipertensi diberikan bila : Tekanan darah sistolik 180 mmHg, diastolik
jam, atau alfametildopa 3x250 mg, dan nifedipine sublingual 5-10 mg.
12
(1) Indikasi : Bila kehamilan preterm kurang 36 minggu tanpa disertai tanda-tanda
intramuskular saja 4 gram dibokong kiri dan 4 gram pada bokong kanan.
H. Penataaksanaan Kebidanan
3. Dopamet 3x500 mg
4. Nipedifie 3x10 mg
1). harus tersedia antidotum Mgso4 yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi tanda-tada
BAB III
13
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini hamil 9 bulan, dan ibu mengeluh perutnya terasa mules-mules
dan disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah menjalar kepinggang sejak jam 07.00
WITA, tidak ada keluar air-air, lendir darah (-), rasa sakit yang dirasakan ibu semakin
lama semakin kuat dan teratur, Pusing (-), pandangan kabur (-).
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit, ibu melahirkan semua anaknya yang ada
4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 15 tahun, dengan suami sekarang sudah 17
tahun.
5. Riwayat Haid
14
b. Siklus : 28 hari
d. Lamanya : 7 hari
g. HPHT : 20-09-2020
6. Riwayat Obstetri
G3 P2 A0
nifs
Uk Peny Uk cara Tmpt/p penylt BB PB seks Keadan lhr
lt nlg
1 2004 39 - 39 Spt bidan - 3100 51 P N - Ater
mg mg BK gr cm m
2 2011 38 - 39 Spt bidan - 3300 52 P N - Ater
mg mg BK gr cm m
3 2021 39 - - - - - - - - - - -
mg
b. Lama : Lupa
c. Masalah : (-)
8. Riwayat Kesehatan
15
menderita penyakit jantung, ginjal, HIV/AIDS,
darah tinggi.
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 3 kali
d. TT I : 10-04-2021 TT II : 12-05-2021
kehamilan
- - - - -
a. Nutrisi
Terakhir makan dan minum : terakhir makan 4 jam yang lalu, minum 10
16
Banyaknya : Porsi sedang
b. Eliminasi
BAB
Konsistensi : Lembek
BAK
Banyaknya : ± 350 cc
c. Personal hygiene
f. Data seksual
b. Perasaan ibu saat ini dalam proses persalinan yang akan dilaluinya: cemas
17
persalinan
B. DATAOBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Baik
c. Berat badan
Sebelum hamil : 68 kg
Sekarang : 74 kg
e. LILA : 28 cm
f. Tanda vital :TD: 220/160 mmHg, Nadi: 101 x/menit, suhu 36,4oC,
Respirasi 22 x/menit.
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
nyeri
gravidarum
gangguan pendengaran
18
Hidung : Tampak bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, dan
bersih
b. Palpasi
kelenjar parotis
Palpasi Abdomen
cm
Leopold II : Pada perut sebelah kiri teraba bagian panjang dan keras
19
Leopold III : Pada bagian bawah perut teraba bulat, keras, melenting
(Pres-Kep)
c. Auskultasi
d. Perkusi
f. Periksa dalam
Keadaan vagina : tidak ada massa
Arah serviks : anterior
Pendataran serviks : tidak teraba
Pembukaan serviks : 9 cm
Selaput ketuban : Positif
Presentasi : kepala
Posisi titik penunjuk : ubun ubun kecil
Penurunan presentasi : Hoddge III
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
HB : 14,8gr% Sifilis : NR
C. ANALISA DATA
D. PENATALAKSANAAN
”Rasional Tindakan”
Tindakan Rasional
21
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan 1. Pasien berhakmengetahui segala sesuatu yang
yang sudah dilakukan, T/D : 220/160 berkaitan dengan keadaan penyakit yaitu tentang
mmhg, N:101x/mnt, S:36,4C, R: diagnosis, tindakkan medik yang akan
22x/mnt.pembukaan 9 cm, DJJ 147x/mnt, dilakukan, segala resiko dari tindakkan medik
His 4-5 x 10’ 45” dan Hasil pemeriksaan tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al, 2017)
Protein urine ibu positif ++, dimana ibu
sekarang mengalami Preeklampsia berat.
3. Menjelaskan kepada ibu komplikasi yang 3. agar ibu mengetahui apa saja komplikasi yang
mungkin terjadi pada Preeklamsia seperti : mungkin terjadi pada ibu dan janin. sehingga ibu
a. Pada ibu mengerti dan mengetahui apabila tidak di beri
1). Eklamsia penanganan
2). Solusio placenta
3). Perdarahan subkopsula hepar
4). Kelainan pembekuan darah
5) gagal jantung hingga kematian
b. Pada janin
1).Terhambatnya pertumbuhan dalam
uterus
2). Premature
3). Asfiksia
4). Kematian janin dalam uterus
5). Peningakatan angka kematian dan
kesakitan perinatal
4. Memberikan kebutuhan nutrisi ibu dengan 4. memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh
22
menganjurkan ibu makan dan minum merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
diantara rasa nyeri, hal ini berguna untuk yang sangat penting, merupakan sumber energi
tenaga ibu saat proses persalinan untuk sehala aktifitas
a. Memberikan terapi oral Nifedipine apabila pasien hipertensi sudah memasuki stage
berat/akut, yaitu tekanan darah diastolik > 160
3x10 mg dan Dopamed 3x500 mg
mmHg dan tekanan darah sistolik mencapai > 100
c. Rapid test antibody
mmHg, pemberian obat 10 antihipertensi pada
d. Pemberian Oksigen 3 liter
stageberat/akut secara bersamaan dapat
e. Pasang infuse R/L 20/tpm
menurunkan tekanan darah secara efektif
f. pemasangan kateter ( warna urine
(Alfalasifah, 2017). Dimana fungsi pemberisn
kuning jernih 350cc
MgSo4 adalah obat untuk mencegah terjadinya
f. pemberian Mgs04
kejang
1) Mgso4 20% 4 gr diberikan secara IV
( Bolus)
2) Segera dilanjutkan dengan Mgso4
20% 1 gr/jam Via Sp (Maintenance).
Pemberian Mgso4 memiliki syarat-syarat
yang harus terpenuhi yaitu :
(a).harus tersedia antidotum Mgso4
yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi
tanda-tada intoksikasi (Reflek Patella
menghilang, distress pernapasan),
segera berikan 1g Ca Gluconas 10%
yang dibuat dengan cara
mengencerkan 10 ml larutan Ca
23
Gluconas dalam 10 ml Aquades,
diberikan secara IV dalam 3-5 menit.
(b) Reflek Patella pasien normal
(c) Frekuensi pernapaa ≥16 x/mnt dan
tidak ada tanda-tanda distres
pernapasan ( 16-20)
8. Melakukan Dokumentasi
8. dokumentasi asuhan kebidanan bertujuan
sebagai bukti pelayanan yang bermutu,
tanggug jawab legal terhadap pasien,
informasi untuk perlindungan tim kesehatan,
pemenuhan pelayanan standar, sumber
statistik untuk standarisasi, informasi untuk
data wajib, informasi untuk pendidikan,
pengelaman belajar, perlindungan hak pasien,
perencanaan penyebab dimasa yang akan
datang.
CATATAN PERKEMBANGAN
24
Ibu mengatakan 13.00 89x/m 149/m 5x lengkap HIII
sakitnya semakin wita 10’45”
sering dan teratur
NN Hari/
tanggal/ CATATAN PERKEMBANGAN
jam
Minggu S : Ibu mengatakan perutnya semakin mules seperti ingin BAB dan
121
20 Juni 2021 rasa ingin mengejan tak tertahankan
Pkl.13.00 Wita
O : T/D : 190/140 mmHg, N: 99 x/menit, T: 36,3 oC, R: 24 x/menit
His : 5 x / 10 mnt / 45 dtk, DJJ: 149 x/mnt, Genitalia: (inspeksi
dan periksa dalam)
Inspeksi : tampak tekanan pada anus, penerium menonjol, vulva
membuka, tampak pengeluaran lendir darah semakin banyak
Pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, pembukaan 10 cm
ketuban jernih kepala dihodge III
P:
1. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Menyiapkan alat pertus set dan obat-obatan
b. Menyiapakn alat resusitasi
c. Menyiapkan suntikan oksitosin 1 ampl
d. Menggunakan baries protektif (sarung tangan hazmat,
celemek, dan pelindung kepala, sepatu boat
2. Memberitahu ibu bahwa sudah lengkap dan keadaan janin baik,
apabila sudah ada rasa sakit dan adanya dorongan yang kuat
untuk mengedan maka ibu meneran pada saat kontraksi
3. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu agar ibu tidak
merasa khawatir dan mengajarkan ibu teknik meneran yang
baik, yaitu :
25
a. Tidak terlalu lama menahan nafas saat meneran
b. Berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
c. Lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan di dada
d. Tidak mengangkat bokong saat meneran
4. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran
5. Memberikan ibu makan dan minum untuk membantu
kelancaran persalinan
6. Melakukan pertolongan kelahiran bayi
a. Penolong berdiri disebelah kanan dan ibu dipimpin
mengedan
b. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6
cm maka tangan kanan penolong menahan perineum dan
tangan kiri menahan defleksi kepala bayi
c. Saat seluruh kepala bayi lahir, penolong membersihkan
muka bayi dengan kain bersih yang dilipat 1/3.
d. Meloggarkan lilitan tali pusat 1 kali longgar,dan biarkan
kepala bayi melakukan putaran paksi luar.
e. Setelah kepala janin menghadap paha ibu tempatkan kedua
telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati
ke arah bawah sampai bahu anterior / depan lahir, kemudian
tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior /
belakang lahir.
f. Setelah bahu lahir, lahirkan badan bayi secara keseluruhan.
Bayi lahir spontan belakang kepala, segera menangis pada
pukul 13.20 wita. BB : 2960 gram, PB : 49 cm, jenis
kelamin perempuan dengan lilitan tali pusat 1 kali longgar
7. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.
Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oktitosin.
Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada bagian luar
paha kanan 1/3 atas, setelah melakukan aspirasi terlebih
dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai
pembuluh darah kemudian potong tali pusat dengan
26
meletakkan klem tali pusat 3cm dari pangkal lalu dorong isi
tali pusat kearah ibu dan letakkan klem kedua 2cm dari klem
pertama, kemudian potong sambil melindungi bayi dari
gunting , setelah itu ikat tali pusat dan bungkus dengan kassa
steril.
8. Mengeringkan dan menghangatkan bayi
9. Mengganti kain pembungkusnya dan setelah lahir bayinya
langsung diserahkan ke ibu, untuk melakukan IMD (Inisiasi
Menyusu Dini)
2. 13.20 S : Ibu mengatakan perutnya terasa sakit dan mules
P:
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan
b. Melakukan MAK kala III
- Cek jumlah janin
- Injeksi oksitosin 10 UI
- Lakukan PTT
- Plasenta lahir lengkap pukul 13.30
- Masase
3. 13.30 Ibu S : mengatakan merasa lelah dan perutnya masih terasa mules
27
A : P3 A0 Kala IV
P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa
kondisi ibu dan bayi sehat
2. Lapor dr.Spog, advis :
- Nipedipine 3x10 mg
- Dopamet 3x 500 g
- SF 1x1
- Asmef 3x1
- Cepadroxil 2x500 mg
- Mgso4 20%
3. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit selama 1
jam pertama post partum dan setiap 30 menit selama 1 jam
kedua post partum, untuk melakukan observasi terhadap :
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. Suhu
d. TFU
e. Kontraksi Uterus
f. Kandung kemih
g. Perdarahan
4. Hasil observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama post
partum.
a. 15 menit I
1. Tekanan darah : 170/110 mmHg
2. Nadi : 87x/menit
3. Suhu : 36,5C
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
b. 15 menit II
28
1. Tekanan darah : 170/100 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
c. 15 menit III
8. Tekanan darah : 160/100 mmHg
9. Nadi : 83 x/menit
10. Suhu :-
11. TFU : 2 jari di bawah pusat
12. Kontraksi Uterus : baik
13. Kandung Kemih : kosong
14. Perdarahan : normal
d. 15 menit IV
1. Tekanan darah : 170/110 mmHg
2. Nadi : 86 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
h. Perdarahan : normal
a. 30 menit I
1. Tekanan darah : 170/90 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu : 36,5C
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
29
7. Perdarahan : normal
b. 30 menit II
1. Tekanan darah : 160/100 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
30
BAB IV
PEMBAHASAN
datang ke RS Sultan Suriansyah bersama suami, ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules
dan sakit menjalar kepinggang sejak pkl 07.00 wita. ibu mempunyai riwayat keturunan darah
tinggi dari ibunya, dimana menurut (Lalenoh 2018) Riwayat Preeklampsia pada keluarga juga
dapat meningkatkan risiko hampir tiga kali lipat adanya riwayat Preeklampsia. Pada ibu dapat
dapat dilihat pada tekanan darah ibu sekarang 220/160 mmhg dan protein urine positif ++
yang menyatakan bahwa ibu sekarang mengalami Preklampsia pada kehamilan, dimana ibu
mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilan dan
persalinan sebelumnya, yaitu tekanan darah ibu dalam batas normal, dan semua proses
persalinannya normal dengan bidan. dilihat dari buku KIA ibu mulai mengalami kenaikan
tekanan darah 1 bulan terakhir dimana usia kehamilan ibu kurang lebih 35 minggu.
signifikan dari pembuluh darah ibu dan janin serta placenta. Preeklampsia adalah kelainan
multi sistemik yang terjadi pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan odema,
disertai proteinuria , biasanya terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu atau dalam
trimester ketiga dari kehamilan. dari hasil pemeriksaan yang ada dapat ditegakkan diagnosa
pada Ny. M yaitu ibu mengalami Preeklampsia berat, dimana adanya peningkatan tekanan
darah 220/160 mmhg, protein urine postif ++, serta adanya odema daerah kaki.
31
kolaborasi dengan dokter Spog untuk pemberian terapi, didapatkan advis dari dokter seperti:
- Nipedipine 3x10 mg
- Dopamet 3x 500 g
- Pasang kateter
- Pasang oksigen 3L
- SF 1x1
- Asmef 3x1
- Cepadroxil 2x500 mg
penatalaksanaan aktif, dimana penatalaksanaan aktif diberikan kepada Ny.A dengan usia
Pemberian MgSo4 ini sudah sesuai dengan teori Prawirohardjo (2013), tentang
penatalaksanaan Preeklampsia berat ada dua hal utama yaitu pemberian MgSo4 sebagai anti
konvulsan untuk mencegah terjadinya kejang dan hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
jadi antara teori dan kasus yang didapatkan dilapangan sudah berkaitan
Pkl.13.20 wita Bayi lahir spontan belakang kepala dengan lilitan tali pusat 1 kali longgar,
BB : 2960 gram, PB : 49 cm, jenis kelamin perempuan, placenta lahir lengkap pkl 13.30
wita.dimana tekanan darah ibu sekarang turun menjadi 160/100 mmhg, N:84x/m, S:36,5C,
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan ibu mengalami
Preeklampsia berat, dimana harus kolaborasi dengan dokter Spog sebelum melakukan
tindakan atau penatalaksanaan , dengan Pemberian obat Nipedipine dan dopamet serta
MgSo4 sebagai antikonvulsan dan anti hipertensi, yaitu : pemasangan infus RL 500 ml,
B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat menerepakan ilmu yang didapat terhadap praktik lapangan pada
utamanya bagi pengampu mata kuliah yang berkaitan dengan kehamilan. Dapat
33
DAFTAR PUSTAKA
Buku saku Pelayanan Keshatan ibu di fasilitas kesehatan Dasar dan rujukan edisi pertama
2013
Prawirohardjo. 2014 Ilu Kebidanan (ke-4 ed). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
34