Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.M G3 P2 A0

HAMIL 39 MINGGU JTHIU PRES-KEP INPARTU KALA I FASE

AKTIF DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT

DI RS SULTAN SURIANYSAH

DISUSUN OLEH :

SAHMINI

NIM :11194992110028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA

TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN NY.M G3 P2 A0 HAMIL 39

MINGGU JTHIU PRES-KEP INPARTU KALA

I FASE AKTIF DENGAN PREEKLAMPSIA

BERAT DI RS SULTAN SURIANYSAH

NAMA MAHASISWA : SAHMINI

NIM : 11194992110028

Banjarmasin, 06 Juli 2021

Menyetujui

RS Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Preseptor Klinik (PK) Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Pendidikan(PP)

Hj. AMINAH, SST ZULLIATI, M.Keb


NIP.19690817 199002 2 003 NIK. 1166112011047

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN NY.M G3 P2 A0 HAMIL 39

MINGGU JTHIU PRES-KEP INPARTU KALA

I FASE AKTIF DENGAN PREEKLAMPSIA

BERAT DI RS SULTAN SURIANYSAH

NAMA MAHASISWA : SAHMINI

NIM : 11194992110028

Banjarmasin, 06 Juli 2021

Mengesahkan

RS Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Preseptor Klinik (PK) Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Pendidikan (PP)

Hj.Aminah., SST Zulliati., M.Kes


NIP. 19690817 199002 2 003 NIK. 1166112011047

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes


NIK.1166122009027

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan

laporan kasus yang berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.M

G3 P2 A0 HAMIL 39 MINGGU JTHIU PRES-KEP INPARTU KALA I FASE AKTIF

DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DI RS SULTAN SURIANYSAH ”

Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak tersebut

maka penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Dr.RR.Dwi Sogi Sri Redjeki,S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin.

2. Anggrita Sari,S.Si.T.,M.Pd.,M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan

Kemahasiswaan.

3. Hariadi Widodo,S.Ked.,MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sistem

Informasi.

4. Dr.Ir.Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III Sumber daya

dan Kemitraan.

5. H.Ali Rakhman Hakim, M.Farm., APT selaku Dekan Fakultas Kesehatan.

6. Ika Mardiatul Ulfa,S.S.T., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas

Kesehatan.

7. Zulliati., M.Keb Selaku CT yang telah memberikan Bimbingan dan bantuan dalam

penyusunan laporan tugas kasus ini

8. Hj.Aminah., SST Selaku CI RS Sultan Suriansyah yang sudah bersedia

memberikan Bimbingan, Saran, dan arahan dalam proses laporan kasus ini

iv
Penulis menyadari adanya ketidak sempurnaan dari laporan kasus ini,

karenanya penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun

untuk menyempurnakan laporan kasus ini. Semoga hasil-hasil yang dituangkan

lewat laporan kasusini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan umumnya

dan ilmu kebidanan khususnya.

Banjarmasin, 06 Juli 2021

Penulis

SAHMINI

v
DAFTAR ISI

JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUANii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
1) Umum 3
2) Khusus 3
D. Manfaat…………………………………………………………………………...……..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4


A. Pengertian 4
B. Etiologi/Penyebab 5
C. Patofisiologi/Mekanisme 7
D. Clinical Pathway 8
E. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala 8
F. Komplikasi 10
G. Penatalaksanaan Medis 11
H. Penatalaksanaan Kebidanan 13
BAB III TINJAUAN KASUS 14
A. Subjektif Data 14
B. Objektif Data 18
C. Analis Data 21
D. Penatalaksanaan 22
BAB IV PEMBAHASAN 31
BAB V PENUTUP 33
A. Kesimpulan 33
B. Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 memperkirakan kasus

Preeklampsia tujuh kali lebih tinggi dinegara berkembang dari pada dinegara maju.

Prevalensi Preeklampsia dinegara maju adalah 1,3-6%,sedangkan negara berkembang

adalah 1,8-18%. Pada Preeklampsia ringan, gejala subjektif belum dijumpai, tetapi pada

Preeklampsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala terutama daerah frontalis,

rasa nyeri di daerah epigastrium,gangguan mata, penglihatan menjadi kabur, mual muntah,

gangguan pernafasan sampai sianosis, dan terjadi gangguan kesadaran.

Sampai saat ini Preeklampsi merupakan salah satu penyebab langsung angka kematian

ibu dan bayi.Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan

179.000 jiwa, AsiaSelatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian

ibu dinegara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran

hidup,Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup,

Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup.

Keberhasilan upaya kesehatan ibu dapat dilihat dari indikator Angka Kematian

Ibu (AKI). AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas

yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan

karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran

hidup. Secara umum AKI di Indonesia mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

yakni 2013 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, menurun pada tahun 2015 menjadi

305 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini belum mencapai target MDGs

sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Hal inilah yang menjadikan kesehatan ibu dan

1
janin sebagai prioritas dibidang kesehatan yang harus dicegah (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2019).

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas

meternal-perinatal di Indonesia. Preeklampsia merupakan penyakit yang angka

kejadiannya di setiap Negara berbeda-beda, angka kejadian lebih banyak terjadi di

negara berkembang, seperti di Indonesia, ketimbang dengan di negara maju. hal ini

disebabkan oleh karena dinegara maju, perawatan prenatalnya lebih baik. (Situmorang

2016). Dari hasil observasi selama dinas diruang VK bersalin RS Sultan Suriansyah dari

bulan juni 2021 ada 6 orang yang mengalami preeklampsia pada persalinan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil kasus

ini sebagai laporan tugas pada stase persalinan Program Studi Pendidikan Profesi bidan

Fakultas kesehatan Universitas Sari Mulia Tahun 2021, serta untuk

mendapatkan gambaran tentang penalaksanaan Kebidanan pada klien dengan

Preeklampsia.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis merumuskan

masalah yaitu“ Bagaimana Penatalaksanaan Pada Ibu Bersalin G3 P2 A0 Hamil 39

Minggu JTHIU Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Preeklampsia Berat di RS Sultan

Suriansyah ”

C. Tujuan

1.Umum

Untuk Mengetahui bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Dengan Preeklampsia di RS Sultan Suriansyah.

2
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengkajian data subjektif dan objektif melalui

anamnesa pada Ny. M di Ruang VK RS Sultan Suriansyah

b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa atau menganalisa berdasarkan data

subjektif dan objektif pada Ny. M di Ruang VK RS Sultan Suriansyah

c. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksaan pada persalinan dengan

preeklampsia

D. Manfaat

Dapat meningkatkan pengetahun, keterampilan dalam memberikan penatalaksanaan

kebidanan pada pasien dengan Preeklampsia sebagai bekal dalam memberikan asuhan

pada pasien dengan persalinan preeklampsia berat sesuai ranah profesi kebidanan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Preeklampsia merupakan suatu penyakit vasopastik yang melibatkan banyak sistem

dan ditandai oleh hemokonsentrasi hipertensi, proteinuria, dan odema. Preeklampsia

adalah hipertensi disertai proteinuri dan odema akibat kehamilan setelah usia kehamilan

20 minggu atau segera setelah persalinan (Nurarif, 2015). Preeklampsia berhubungan

dengan perubahan patologis yang signifikan dari pembuluh darah ibu dan janin serta

placenta. Preeklampsia adalah kelainan multi sistemik yang terjadi pada kehamilan

yang ditandai dengan adanya hipertensi dan odema, disertai proteinuria , biasanya

terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu atau dalam trimester ketiga dari

kehamilan (Lalenoh,2018).

1. Klasifikasi Preeklamsia

Menurut Sofian (2015), Preeklampsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu

Preeklampsia ringan dan Preeklampsia berat :

a. Preeklampsia Ringan

Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan

sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali

pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya dengan selang waktu 6 jam.

odema umum, kaki, jari tangan, serta wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg atau

lebih per minggu. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+

atau 2+ pada urin kateter atau midstream

4
b. Preeklampsia berat

Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih perliter,

Oliguria, adalah jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya gangguan

serebral, gangguan visus, serta rasa nyeri di epigastrium.Dan terdapat odema

parudan sianosis.

B. Etiologi

Penyebab Preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi pada

umumnya disebabkan oleh Vasopasme Arteriola. Faktor-faktor lainyang dapat

diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya Preeklampsia yaitu sebagai berikut (sutrimah,

2015).

1. Usia ibu

Insiden tertinggi pada kasus Preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun,

namun prevalensinya meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun. Yang mana pada

umur < 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berkembang sempurna, sedangkan pada umur

> 35 tahun berkaitan dengan perubahan pada kardiovaskularnya. Dalam hal ini proses

degeneratif menyebabkan terjadinya pengerasan pada dinding pembuluh darah yang

menyebabkan penyempitan ( Situmorang 2016).

2. Usia Kehamilan

Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan minggu ke 20,

gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah usia kehamilan 20

minggu, masih dikategorikan dalam hipertensi kronik. Sebagian besar kasus

Preeklampsia terjadi pada minggu > 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka

semakin berisiko terjadinya Preeklampsi.

3. Status Gravida

5
Primigravida mempunyai risiko 2,173 kali mengalami hipertensi (Preeklampsia)

dibandingkan dengan multigravida dalam kehamilan. menurut Muldafah (2018) insidensi

preeklampsia meningkat pada primipara dikarenakan ibu hamil dengan primipara sering

mengalami stres dalam menghadapi persalinan yang menyebabkan peningkatan pelepasan

Cortisol. Efek kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk merespon terhadap semua stressor

dengan meningkatkan respon simpatis, termasuk respon yang ditujukan untuk meningkatkan

curah jantung dan mempertahankan tekanan darah.selain itu pada primi sangat besar

kemungkinan peluang terjadinya blocking antibodies tubuh ibu dengan antigen placenta

sehingga memicu terjadinya hipertensi smpai preeklamsia.

4. Riwayat Hipertensi/Preeklampsia

Riwayat Preeklampsia sebelumya mempunyai risiko 20,5 kali mengalami kejadian

Preeklampsia dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat Preeklampsia. menurut

Djannah & Arianti (2010), hipertensi disebabkan oleh vasospasme (penyempitan pembuluh

darah), vasospasme itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan endotel dan kebocoran disel sub-

endotel yang menyebabkan konstituen darah, termasuk trambosit dan endapan fibrinogen di sub

endotel. Sehingga ibu hamil yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko untuk mengalami

preeklampsia di banding dengan ibu yang tidak memiliki riwayat hipertensi.

5. Genetik

Riwayat Preeklampsia pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko hampir

tiga kali lipat adanya riwayat Preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko

sebanyak 3,6 kali lipat (Lalenoh, 2018).

6. Penyakit terdahulu (Diabetes Melitus)

Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan akan terkena

Preeklampsia meningkat 4 kali lipat. Sedangkan untuk kasus hipertensi, Prevalensi

Preeklampsia pada ibu dengan hipertensi kronik lebih tinggi dari padaibu yang tidak

menderita hipertensi kronik.

7. Obesitas

6
Terjadinya peningkatan risiko munculnya Preeklampsia pada setiap peningkatan indeks

masa tubuh. Sebuah studi kohort mengemukakan bahwa ibu dengan indeks masa tubuh >35

akan memiliki risiko mengalami Preeklampsia sebanyak 2 kali lipat. Dimana menurut teori

Kasriatun K, (2019) . obesitas atau berat badan yang berlebihan disamping menyebabkan

kolesterol tinggi dalam darah juga bisa menjadi penyebab terjadinya resistensi insulin. Retensi

sodium renal, peningkatan transport kation, dan yang berhubungan dengan disfungsi endotel,

yang kemudian di ikuti kelainan multi organ. Sindrom resistensi insulin ini memiliki peran

penting dalam patogenesis preeklampsia.

8. Bad Obstetrik History

Ibu hamil yang pernah mempunyai riwayat Preeklampsia, kehamilan

molahidatidosa, dan kehamilan ganda kemungkinan akan mengalami Preeklampsia

pada kehamilan selanjutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan darah

tinggi menahun.

C.Patofisiologi

Pada Preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan ritensi garam

serta air.pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteiola glomelurus.Dalam beberapa

kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel

darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan

darah akan naik, sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi

jaringan dapat dicukupi (Sofian, 2015)

Sedangkan kenaikan berat badan serta odema yang disebabkan oleh

penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui penyebabnya,

mungkin karena retensi air serta garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteliola

sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sofian, 2015).

D. Clinical Pathway

7
Tekanan Darah

Meningkat ≥ 140/90 mmHg Normal

Hamil < 20 minggu Hamil > 20 minggu

Hipertensi Kronik Hipertensi Gestasional

T/D meningkat ≤ 160/110


Protein urine +

Preeklampsia

Pada kehamilan dengan


penyulit

ya tidak

Dildilakukan terapi pada penyulit Re rencana sikap


nya : terapi medikamentosa dengan terhadap kehamilan
pemberian obat-obatan untuk
penyulitnya

Konservatif Aktif
< 37 minggu tanpa adanya tanda >37 minggu, segera rawat inap,tirah
impending eklamsia : tirah baring, baring miring ke satu sisi kiri, infuse
infuse RL yang mengandung 5% RL yang mengandung dekstrose 5%,
dextrose, pemberian MgSo4, pemberian MgSo4, pemberian obat
pemberian obat antihipertensi. antihipertensi, pada PEB berat harus
dilakukan terminasi segera terjadi
dalam 24 jam

E. Manifestasi Klinik

Menurut Mitayani (2012), Preeklampsia memiliki dua gejala yang sangat penting

yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab

dari kedua masalah diatas yaitu sebagai berikut:

1. Tekanan darah

8
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting pada

Preeklamsia.Tekanan diastolik adalah tanda prognostik yang lebihandal dibandingkan

dengan tekanan sistolik.Pada tekanan diastolik sebesar 90mmHg atau lebih yang terjadi

terus-menerus menunjukkan keadaan abnormal.

2. Kenaikan Berat Badan

Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan Preeklampsia serta

bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan adalah tanda pertama Preeklampsia

pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal ialah 0,5 kg perminggu. Apabila

1 kg dalam seminggu, maka kemungkinan terjadinya Preeklamsia harus

dicurigai.Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan serta

selalu dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala odema yang tampak jelas seperti

kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar.

3. Proteinuria

Pada Preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua, atau

tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan serta dapat mencapai

10 g/dL.Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi serta

kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan.

Adapaun gejala-gejala subyektif yang dirasakan pada Preeklampsia yaitu sebagai

berikut:

a. Nyeri Kepala

Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi pada kasus-

kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, dan tidak

sembuh dengan pemberian analgesik biasa.

b. Nyeri Epigastrium

9
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada Preeklampsia berat.Keluhan ini

disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat odema atau perdarahan.

c. Gangguan Penglihatan

Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasme arterial,

iskemia, serta odema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh

ablasio retina.Pada Preeklampsia ringan tidak ditemukan tanda-tanda subjektif.

F. Komplikasi

Menurut Mitayani (2012), komplikasi yang dialami bergantung pada derajat

Preeklampsia yaitu antara lain:

1. Komplikasi pada ibu

a. Eklamsia

b. Solusio Placenta

c. Perdarahan subkapsula hepar

d. Kelainan pembekuan darah disseminated intravascular coagulation (DIC)

e. Sindrom HELLP (hemolysis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)

f. Ablasio retina ( gangguan mata yang terjadi ketika retina atau selaput bening

dibelakang mata, terlepas dari bagian mata

g. Gagal jantung hingga shok dan kematian.

2. Komplikasi pada janin

a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

b. Premature

c. Asfiksia neonatorum.

d. Kematian janin dalam uterus.

e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

10
G. Penatalaksanaan Medis

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala Preeklamsia Ringan berat

selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :

1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diteminasi ditambah pengobatan

medisinal.

2..Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan

medisinal.

a) Perawatan Aktif

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan fetal

assessment ( NST & USG ). Indikasi:

(1) Ibu : Usia kehamilan 36 minggu atau lebih Adanya tandatanda atau gejala

impending Eklamsia

(2) Janin : Hasil fetal assessment jelek ( NST & USG ). Adanya tanda IUGR

(3) Laboratorium

Adanya “ HELLP syndrome “ ( hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,

trombositopenia ) Sindrom HELLP biasanya muncul antara usia gestasi 32-34

minggu dan 30% kasus terjadi pada periode pascapartum. Ibu yang menderita

sindrom HELLP sering mengeluh nyeri epigastrik, atau nyeri pada kuadran

kanan atas, serta mual dan muntah. Beberapa diantaranya akan mengalami

gejala seperti sindrom virus non-spesifik. Hipertensi dan proteinuria biasanya

tidak ada atau hanya sedikit abnormal. ( Diane, 2006)

(4) Kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan medikamentosa

terjadi kenaikan tekanan darah atau setelah 24 jam terapi medikamentosa tidak

ada perbaikan. Pengobatan medikamentosaa yaitu:

(a) Segera masuk rumah sakit

11
(b) Tidur baring, miring ke satu sisi, ( sebaiknya ke kiri), tanda vital diperiksa

setiap 30 menit, reflek patella setiap jam

(c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL ( 60-

125cc/jam ) 500cc

(d) Antasida

(e) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

(f) Pemberian obat anti kejang : MgSO4 40% 5 gram IV pelan-pelan

dilanjutkan 5 gram dalam RL 500cc untuk 6 jam.

Sebelum pemberian MgSO4, periksa:

1) Fre kuensi pernapasan minimal 16x/menit,

2) Reflek patella +,

3) Urin 3) Urin minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir minimal 30ml/jam dalam

4 jam terakhir

Berhentikan pemberian MgSO4, jika:

1) Fekuensi pernapasan < 16x/menit,

2) Reflek patella (-),

3) Urin < 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.

(g) Diuretik tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah

jantung kongesif atau edema anasarka.

(h) Diberikan furosemid injeksi 40mg/IV

(i) Antihipertensi diberikan bila : Tekanan darah sistolik 180 mmHg, diastolik

110 mmHg. Dapat diberikan katapres ½ - 1 ampul IM dapat diulang tiap 4

jam, atau alfametildopa 3x250 mg, dan nifedipine sublingual 5-10 mg.

b). Perawatan Aktif

12
(1) Indikasi : Bila kehamilan preterm kurang 36 minggu tanpa disertai tanda-tanda

ompending eklamsia dengan keadaan janin baik.

(2) Terapi medikamentosa : Sama dengan terapi medikamentosa pada pengelolaan

aktif. Hanya loading dosis MgSO4 tidak diberikan intravena, cukup

intramuskular saja 4 gram dibokong kiri dan 4 gram pada bokong kanan.

Kortikosteroid (oradexon i.m. 2 kali 10 mg). Antibiotikum, diuretikum dan

kardiotonikum hanya diberikan atas indikasi.

H. Penataaksanaan Kebidanan

Kolaborasi dengan dokter S.poG dalam memberikan terapi seperti :

1. Pemberian oksigen 3 Liter

2. Pemasangan kateter untuk memantau jumlah urine

3. Dopamet 3x500 mg

4. Nipedifie 3x10 mg

5. Pasang infuse R/L 20/tpm dan pemberian Mgs04 sebagai berikut :

a. Mgso4 20% 4 gr diberikan secara IV (Bolus)

b. Mgs04 20% 1 gr/jam Via Sp (Maintenance).

Pemberian Mgso4 memiliki syarat-syarat yang harus terpenuhi yaitu :

1). harus tersedia antidotum Mgso4 yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi tanda-tada

intoksikasi (Reflek Patella menghilang, distress pernapasan), segera berikan 1g Ca

Gluconas 10% yang dibuat dengan cara mengencerkan 10 ml larutan Ca Gluconas

dalam 10 ml Aquades, diberikan secara IV dalam 3-5 menit.

2). Refleks patella pasien normal

3). Frekuensi pernapasan ≥16 x/mnt

BAB III

13
TINJAUAN KASUS

A. DATA SUBJEKTIF Jam Pengkajian : 12.00 Wita

1. Identitas

Istri (Pasien) Suami ( Penanggung Jawab)

Nama :Ny.M Nama :Tn. W

Umur :32 thn Umur :39 th

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan :SD Pendidikan :SMK

Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Swasta/Pedagang

Alamat : Jl.Tembus Mantuil Rt.01 Alamat : Jl.Tembus Mantuil Rt.01

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan saat ini hamil 9 bulan, dan ibu mengeluh perutnya terasa mules-mules

dan disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah menjalar kepinggang sejak jam 07.00

WITA, tidak ada keluar air-air, lendir darah (-), rasa sakit yang dirasakan ibu semakin

lama semakin kuat dan teratur, Pusing (-), pandangan kabur (-).

3. Riwayat perjalanan penyakit

Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit, ibu melahirkan semua anaknya yang ada

dengan normal yang ditolong oleh bidan

4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan

Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 15 tahun, dengan suami sekarang sudah 17

tahun.

5. Riwayat Haid

a. Menarche umur : 12 tahun

14
b. Siklus : 28 hari

c. Teratur/ tidak : teratur

d. Lamanya : 7 hari

e. Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut/hari

f. Dismenorhoe : tidak ada

g. HPHT : 20-09-2020

h. Taksiran partus : 27-06-2021

i. Usia kehamilan : 39 minggu

6. Riwayat Obstetri

G3 P2 A0

No thn kehamilan Persalinan Bayi Pnylt ket

nifs
Uk Peny Uk cara Tmpt/p penylt BB PB seks Keadan lhr

lt nlg
1 2004 39 - 39 Spt bidan - 3100 51 P N - Ater

mg mg BK gr cm m
2 2011 38 - 39 Spt bidan - 3300 52 P N - Ater

mg mg BK gr cm m
3 2021 39 - - - - - - - - - - -

mg

7. Riwayat Keluarga Berencana

a. Jenis : Suntik 1 bulan

b. Lama : Lupa

c. Masalah : (-)

8. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan ibu : ibu mengatakan tidak pernah mempunyai

penyakit menular dan keturunan, seperti

15
menderita penyakit jantung, ginjal, HIV/AIDS,

DM, Hepatitis, Malaria dan TBC, dan Epilepsi.

b. Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak

pernah mempunyai penyakit menular dan

keturunan seperti menderita penyakit jantung,

ginjal, HIV/AIDS, Hepatitis, DM, malaria, TBC

dan Epilepsi, tetapi dari ibu mempunyai tekanan

darah tinggi.

9. Keadaan Kehamilan Sekarang

a. Selama hamil ibu periksa di : PMB dan Puskesmas

b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 12 minggu

c. Frekuensi periksa kehamilan

Trimester I : 1 kali

Trimester II : 3 kali

Trimester III : 2 kali

d. TT I : 10-04-2021 TT II : 12-05-2021

e. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu :

No Masalah Umur Tindakan oleh Ket

kehamilan
- - - - -

10. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi

Terakhir makan dan minum : terakhir makan 4 jam yang lalu, minum 10

menit yang lalu

16
Banyaknya : Porsi sedang

b. Eliminasi

BAB

Terakhir BAB : 6 jam yang lalu

Konsistensi : Lembek

Warna : kuning kecoklatan

BAK

Pasang DC pukul 12.15 sampai 17.00 wita

Banyaknya : ± 350 cc

Warna : kuning Jernih

c. Personal hygiene

Terakhir mandi dan gosok gigi : 6 jam yang lalu

d. Aktifitas : Ibu hanya berbaring, menarik napas panjang

dan rasa ingin mengedan

e. Tidur dan istirahat

ibu tidak bisa tidur sejak merasakan mules

f. Data seksual

2 minggu yang lalu

10. Data Psikososial dan Spiritual

a. Ibadah yang diinginkan ibu saat ini : bedzikir

b. Perasaan ibu saat ini dalam proses persalinan yang akan dilaluinya: cemas

c. Pengetahuan ibu tentang proses persalinan : ibu mengetahui tanda-tanda

17
persalinan

d. Pendamping persalinan yang diharapkan ibu : suami dan orang tua

e. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami

B. DATAOBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Compos mentis

b. Kesadaran : Baik

c. Berat badan

Sebelum hamil : 68 kg

Sekarang : 74 kg

d. Tinggi badan :153 cm

e. LILA : 28 cm

f. Tanda vital :TD: 220/160 mmHg, Nadi: 101 x/menit, suhu 36,4oC,

Respirasi 22 x/menit.

2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

Kepala : Tampak simetris, bersih, tidak rontok, dan tidak ada

nyeri

Muka : Tidak tampak odema dan tidak tampak ada chlosma

gravidarum

Mata : Tampak simetris kanan dan kiri, sklera tampak putih,

tidak ikterik, kunjungtiva tidak tampak pucat.

Telinga : Tampak bersih tidak ada serumen, dan tidak ada

gangguan pendengaran

18
Hidung : Tampak bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, dan

tidak ada gerakan cuping hidung saat bernafas

Mulut : Tidak tampak ada stomatis,tidak ada caries, dan lidah

bersih

Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak

ada ronchi, dan tidak ada wheezing

Mamae : Tampak simetris, puting tampak susu menojol,

colostrum tampak keluar

Abdomen : Tampak simetris, tidak tampak luka bekas operasi,

tampak striae gravidarum, dan linea nigra

Tungkai : Tampak odema (+), Varises (-)

Genitalia : Tampak keluar cairan lendir bercampur darah

b. Palpasi

Leher : tidak teraba ada pembesaran kelenjar tiroid,

pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran

kelenjar vena jugularis, ada tidak ada pembesaran

kelenjar parotis

Palpasi Abdomen

Leopold I : TFU ½ Pusat Presesus xipoideus, pada fundus teraba

bagian bulat, lunak, tidak melenting (Bokong) TFU 31

cm

Leopold II : Pada perut sebelah kiri teraba bagian panjang dan keras

sedangkan pada perut sebelah kanan teraba bagian janin

kecil-kecil yaitu ekstremitas (pu-ki)

19
Leopold III : Pada bagian bawah perut teraba bulat, keras, melenting

(Pres-Kep)

Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)

TBJ : (31-12)×155 = 2.945 gram

Tungkai : Odema (+) varises (-)

c. Auskultasi

Djj (+) terdengar jelas teratur frekuensi 147x/menit

d. Perkusi

Refleks patella : Kiri/ kanan, (+) / (+)

Cek ginjal : Kiri/ kanan, (-) / (- )

e. Pemeriksaan panggul luar

Distantia spinarum : (-)

Distantia cristarum : (-)

Conjugata eksterna : (-)

Lingkar panggul : (-)

f. Periksa dalam
Keadaan vagina : tidak ada massa
Arah serviks : anterior
Pendataran serviks : tidak teraba
Pembukaan serviks : 9 cm
Selaput ketuban : Positif
Presentasi : kepala
Posisi titik penunjuk : ubun ubun kecil
Penurunan presentasi : Hoddge III

Keadaan panggul dalam


Promontorium : tidak teraba
Spina ischiadika : tidak menonjol
Lengkung sacrum : tidak teraba
20
Dinding samping panggul : tidak teraba
Arkus pubis dan os pubis : lebih dari ≥ 90°

3. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium:

HB : 14,8gr% Sifilis : NR

Albumin : (++) HbsAg : NR

Reduksi : (-) HIV : NR

C. ANALISA DATA

1. Diagnosa Kebidanan : G3 P2 A0, hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif

JTHIU dengan PEB

2. Masalah : Tidak ada

3. Kebutuhan : Tirah baring, konsul dr.Spog, dan observasi

D. PENATALAKSANAAN

”Rasional Tindakan”

Tindakan Rasional

21
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan 1. Pasien berhakmengetahui segala sesuatu yang
yang sudah dilakukan, T/D : 220/160 berkaitan dengan keadaan penyakit yaitu tentang
mmhg, N:101x/mnt, S:36,4C, R: diagnosis, tindakkan medik yang akan
22x/mnt.pembukaan 9 cm, DJJ 147x/mnt, dilakukan, segala resiko dari tindakkan medik
His 4-5 x 10’ 45” dan Hasil pemeriksaan tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al, 2017)
Protein urine ibu positif ++, dimana ibu
sekarang mengalami Preeklampsia berat.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa 2. Preeklampsia yang ditandai dengan timbulnya


Preeklampsia itu adalah kenaikan tekanan hipertensi, proteinuria dan oedema setelah umur
darah ≤ 160/100 mmhg, adanya protein kehamilan 20 minggu disertai keluhan kepala
urine positif, bahkan bisa disertai dengan terasa pusing, Diagnosa Preeklampsia adalah
adaya pembengkakan didaerah muka atau apabila tekanan darah sistolik dan diastolik
kaki (odema). ≥140/90 mmHg dan proteinuria kualitatif 1
sampai kualitatif 2 (Poon, Nicolaides. 2014)

3. Menjelaskan kepada ibu komplikasi yang 3. agar ibu mengetahui apa saja komplikasi yang
mungkin terjadi pada Preeklamsia seperti : mungkin terjadi pada ibu dan janin. sehingga ibu
a. Pada ibu mengerti dan mengetahui apabila tidak di beri
1). Eklamsia penanganan
2). Solusio placenta
3). Perdarahan subkopsula hepar
4). Kelainan pembekuan darah
5) gagal jantung hingga kematian
b. Pada janin
1).Terhambatnya pertumbuhan dalam
uterus
2). Premature
3). Asfiksia
4). Kematian janin dalam uterus
5). Peningakatan angka kematian dan
kesakitan perinatal

4. Memberikan kebutuhan nutrisi ibu dengan 4. memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh
22
menganjurkan ibu makan dan minum merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
diantara rasa nyeri, hal ini berguna untuk yang sangat penting, merupakan sumber energi
tenaga ibu saat proses persalinan untuk sehala aktifitas

5. Menghadirkan suami untuk memberikan 5. Melahirkan dengan Kehadiran suami , sentuhan


dukungan psikologi pada ibu seperti tangannya , do'a dan kata - kata penuh motivasi
memberikan kata-kata semangat pada ibu, yang diucapkannya akan membuat istri merasa
bahwa ibu bisa melalui masa ini, dengan lebih kuat dan tabah menghadapi rasa sakit dan
sentuhan lembut berjuang untuk melahirkan bayinya

6. Melakukan kolaborasi dengan dr.Spog 6. menurut Queensland Health(Hypertensive


untuk pemberian terapi, didapatkan advis Disorders of Pregnancy) tahun 2013 terapi

dr.seperti : kombinasi antara obat antihipertensi diberikan

a. Memberikan terapi oral Nifedipine apabila pasien hipertensi sudah memasuki stage
berat/akut, yaitu tekanan darah diastolik > 160
3x10 mg dan Dopamed 3x500 mg
mmHg dan tekanan darah sistolik mencapai > 100
c. Rapid test antibody
mmHg, pemberian obat 10 antihipertensi pada
d. Pemberian Oksigen 3 liter
stageberat/akut secara bersamaan dapat
e. Pasang infuse R/L 20/tpm
menurunkan tekanan darah secara efektif
f. pemasangan kateter ( warna urine
(Alfalasifah, 2017). Dimana fungsi pemberisn
kuning jernih 350cc
MgSo4 adalah obat untuk mencegah terjadinya
f. pemberian Mgs04
kejang
1) Mgso4 20% 4 gr diberikan secara IV
( Bolus)
2) Segera dilanjutkan dengan Mgso4
20% 1 gr/jam Via Sp (Maintenance).
Pemberian Mgso4 memiliki syarat-syarat
yang harus terpenuhi yaitu :
(a).harus tersedia antidotum Mgso4
yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi
tanda-tada intoksikasi (Reflek Patella
menghilang, distress pernapasan),
segera berikan 1g Ca Gluconas 10%
yang dibuat dengan cara
mengencerkan 10 ml larutan Ca
23
Gluconas dalam 10 ml Aquades,
diberikan secara IV dalam 3-5 menit.
(b) Reflek Patella pasien normal
(c) Frekuensi pernapaa ≥16 x/mnt dan
tidak ada tanda-tanda distres
pernapasan ( 16-20)

7. Observasi keadaan ibu dan janin seperti :


a. Pemeriksaan tekanan darah 7. untuk memantau keadaan ibu dan janin, untuk
b. Pemeriksaan suhu intervensi dilakukan tindakan selanjutnya
c. Kontraksi (Reski, 2016)
d. Pembukaan

8. Melakukan Dokumentasi
8. dokumentasi asuhan kebidanan bertujuan
sebagai bukti pelayanan yang bermutu,
tanggug jawab legal terhadap pasien,
informasi untuk perlindungan tim kesehatan,
pemenuhan pelayanan standar, sumber
statistik untuk standarisasi, informasi untuk
data wajib, informasi untuk pendidikan,
pengelaman belajar, perlindungan hak pasien,
perencanaan penyebab dimasa yang akan
datang.

CATATAN PERKEMBANGAN

Keluhan jam T/D Nadi DJJ HIS VT Hoddge


Ibu mengatakan 12.30 86x/mnt 148x/m 5x
sakitnya semakin wita 10’45”
sering dan teratur

24
Ibu mengatakan 13.00 89x/m 149/m 5x lengkap HIII
sakitnya semakin wita 10’45”
sering dan teratur

NN Hari/
tanggal/ CATATAN PERKEMBANGAN
jam

Minggu S : Ibu mengatakan perutnya semakin mules seperti ingin BAB dan
121
20 Juni 2021 rasa ingin mengejan tak tertahankan
Pkl.13.00 Wita
O : T/D : 190/140 mmHg, N: 99 x/menit, T: 36,3 oC, R: 24 x/menit
His : 5 x / 10 mnt / 45 dtk, DJJ: 149 x/mnt, Genitalia: (inspeksi
dan periksa dalam)
Inspeksi : tampak tekanan pada anus, penerium menonjol, vulva
membuka, tampak pengeluaran lendir darah semakin banyak
Pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, pembukaan 10 cm
ketuban jernih kepala dihodge III

A : G3 P2 A0 hamil 39 minggu inpartu kala II dengan PEB

P:
1. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Menyiapkan alat pertus set dan obat-obatan
b. Menyiapakn alat resusitasi
c. Menyiapkan suntikan oksitosin 1 ampl
d. Menggunakan baries protektif (sarung tangan hazmat,
celemek, dan pelindung kepala, sepatu boat
2. Memberitahu ibu bahwa sudah lengkap dan keadaan janin baik,
apabila sudah ada rasa sakit dan adanya dorongan yang kuat
untuk mengedan maka ibu meneran pada saat kontraksi
3. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu agar ibu tidak
merasa khawatir dan mengajarkan ibu teknik meneran yang
baik, yaitu :

25
a. Tidak terlalu lama menahan nafas saat meneran
b. Berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
c. Lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan di dada
d. Tidak mengangkat bokong saat meneran
4. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran
5. Memberikan ibu makan dan minum untuk membantu
kelancaran persalinan
6. Melakukan pertolongan kelahiran bayi
a. Penolong berdiri disebelah kanan dan ibu dipimpin
mengedan
b. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6
cm maka tangan kanan penolong menahan perineum dan
tangan kiri menahan defleksi kepala bayi
c. Saat seluruh kepala bayi lahir, penolong membersihkan
muka bayi dengan kain bersih yang dilipat 1/3.
d. Meloggarkan lilitan tali pusat 1 kali longgar,dan biarkan
kepala bayi melakukan putaran paksi luar.
e. Setelah kepala janin menghadap paha ibu tempatkan kedua
telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati
ke arah bawah sampai bahu anterior / depan lahir, kemudian
tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior /
belakang lahir.
f. Setelah bahu lahir, lahirkan badan bayi secara keseluruhan.
Bayi lahir spontan belakang kepala, segera menangis pada
pukul 13.20 wita. BB : 2960 gram, PB : 49 cm, jenis
kelamin perempuan dengan lilitan tali pusat 1 kali longgar
7. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.
Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oktitosin.
Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada bagian luar
paha kanan 1/3 atas, setelah melakukan aspirasi terlebih
dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai
pembuluh darah kemudian potong tali pusat dengan

26
meletakkan klem tali pusat  3cm dari pangkal lalu dorong isi
tali pusat kearah ibu dan letakkan klem kedua  2cm dari klem
pertama, kemudian potong sambil melindungi bayi dari
gunting , setelah itu ikat tali pusat dan bungkus dengan kassa
steril.
8. Mengeringkan dan menghangatkan bayi
9. Mengganti kain pembungkusnya dan setelah lahir bayinya
langsung diserahkan ke ibu, untuk melakukan IMD (Inisiasi
Menyusu Dini)
2. 13.20 S : Ibu mengatakan perutnya terasa sakit dan mules

O :T/D : 190/110 mmHg, N: 89 x/menit, T: 36,3oC, R: 24 x/menit


Tinggi fundus uteri sepusat,Kontraksi uterus baik, Genitalia:
Tampak pengeluaran darah dalam jumlah yang normal  50cc
dan tali pusat nampak di depan vulva.

A : P3 A0 dengan kala III ( pengeluaran placenta)

P:
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan
b. Melakukan MAK kala III
- Cek jumlah janin
- Injeksi oksitosin 10 UI
- Lakukan PTT
- Plasenta lahir lengkap pukul 13.30
- Masase

3. 13.30 Ibu S : mengatakan merasa lelah dan perutnya masih terasa mules

O : T/D : 180/120 mmHg, N: 88 x/menit, T: 36,4 oC, R: 23


x/menitTinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat,Kontraksi
uterus baik, Genitalia: tidak tampak ada pendarahan aktif, ada
luka perenium

27
A : P3 A0 Kala IV

P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa
kondisi ibu dan bayi sehat
2. Lapor dr.Spog, advis :
- Nipedipine 3x10 mg
- Dopamet 3x 500 g
- SF 1x1
- Asmef 3x1
- Cepadroxil 2x500 mg
- Mgso4 20%
3. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit selama 1
jam pertama post partum dan setiap 30 menit selama 1 jam
kedua post partum, untuk melakukan observasi terhadap :
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. Suhu
d. TFU
e. Kontraksi Uterus
f. Kandung kemih
g. Perdarahan
4. Hasil observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama post
partum.
a. 15 menit I
1. Tekanan darah : 170/110 mmHg
2. Nadi : 87x/menit
3. Suhu : 36,5C
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
b. 15 menit II

28
1. Tekanan darah : 170/100 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
c. 15 menit III
8. Tekanan darah : 160/100 mmHg
9. Nadi : 83 x/menit
10. Suhu :-
11. TFU : 2 jari di bawah pusat
12. Kontraksi Uterus : baik
13. Kandung Kemih : kosong
14. Perdarahan : normal
d. 15 menit IV
1. Tekanan darah : 170/110 mmHg
2. Nadi : 86 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
h. Perdarahan : normal

a. 30 menit I
1. Tekanan darah : 170/90 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu : 36,5C
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong

29
7. Perdarahan : normal
b. 30 menit II
1. Tekanan darah : 160/100 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal

30
BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 juni 2021, Ny. M G3 P2 AO hamil 39 minggu,

datang ke RS Sultan Suriansyah bersama suami, ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules

dan sakit menjalar kepinggang sejak pkl 07.00 wita. ibu mempunyai riwayat keturunan darah

tinggi dari ibunya, dimana menurut (Lalenoh 2018) Riwayat Preeklampsia pada keluarga juga

dapat meningkatkan risiko hampir tiga kali lipat adanya riwayat Preeklampsia. Pada ibu dapat

meningkatkan risiko sebanyak 3,6 kali lipat.

dapat dilihat pada tekanan darah ibu sekarang 220/160 mmhg dan protein urine positif ++

yang menyatakan bahwa ibu sekarang mengalami Preklampsia pada kehamilan, dimana ibu

mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilan dan

persalinan sebelumnya, yaitu tekanan darah ibu dalam batas normal, dan semua proses

persalinannya normal dengan bidan. dilihat dari buku KIA ibu mulai mengalami kenaikan

tekanan darah 1 bulan terakhir dimana usia kehamilan ibu kurang lebih 35 minggu.

Menurut (Lalenoh,2018), Preeklampsia berhubungan dengan perubahan patologis yang

signifikan dari pembuluh darah ibu dan janin serta placenta. Preeklampsia adalah kelainan

multi sistemik yang terjadi pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan odema,

disertai proteinuria , biasanya terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu atau dalam

trimester ketiga dari kehamilan. dari hasil pemeriksaan yang ada dapat ditegakkan diagnosa

pada Ny. M yaitu ibu mengalami Preeklampsia berat, dimana adanya peningkatan tekanan

darah 220/160 mmhg, protein urine postif ++, serta adanya odema daerah kaki.

31
kolaborasi dengan dokter Spog untuk pemberian terapi, didapatkan advis dari dokter seperti:

- Nipedipine 3x10 mg

- Dopamet 3x 500 g

- Pasang kateter

- Pasang oksigen 3L

- Pasang infuse R/L

- Mgso4 20% 4 gr/ bolus

- Mgso4 20% 1 gr / jam via spa (Maintenance)

- SF 1x1

- Asmef 3x1

- Cepadroxil 2x500 mg

Penatalaksanaan di RS Sultan Suriansyah yang diberikan pada Ny.M adalah

penatalaksanaan aktif, dimana penatalaksanaan aktif diberikan kepada Ny.A dengan usia

kehamilan 37 minggu dengan pemberian pengobatan medikamentosa, dengan adanya tanda-

tanda impending eklampsia.

Pemberian MgSo4 ini sudah sesuai dengan teori Prawirohardjo (2013), tentang

penatalaksanaan Preeklampsia berat ada dua hal utama yaitu pemberian MgSo4 sebagai anti

konvulsan untuk mencegah terjadinya kejang dan hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.

jadi antara teori dan kasus yang didapatkan dilapangan sudah berkaitan

Pkl.13.20 wita Bayi lahir spontan belakang kepala dengan lilitan tali pusat 1 kali longgar,

BB : 2960 gram, PB : 49 cm, jenis kelamin perempuan, placenta lahir lengkap pkl 13.30

wita.dimana tekanan darah ibu sekarang turun menjadi 160/100 mmhg, N:84x/m, S:36,5C,

R:21x/mnt, Tfu 2 jari dibawah pusat,kontraksi baik,perdarahan (-)

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan ibu mengalami

Preeklampsia berat, dimana harus kolaborasi dengan dokter Spog sebelum melakukan

tindakan atau penatalaksanaan , dengan Pemberian obat Nipedipine dan dopamet serta

MgSo4 sebagai antikonvulsan dan anti hipertensi, yaitu : pemasangan infus RL 500 ml,

oksigen 3 L, dan Pemberian MgSo4 yaitu:

a. Mgso4 20% 4 gr diberikan secara IV Bolus

b. Segera dilanjutkan Mgs04 20% 1 gr/jam Via Sp (Maintenance).

B. Saran

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Preeklampsia dan

penatalaksanaannya, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu dan bayi

2. Bagi Pasien dan keluaga

Diharapkan dapat menerepakan ilmu yang didapat terhadap praktik lapangan pada

pasien dengan persalinan preeklampsia berat sesuai dengan ranah

3. Bagi institusi pendidikan

Bagi Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia Khususnya Jurusan Kebidanan,

utamanya bagi pengampu mata kuliah yang berkaitan dengan kehamilan. Dapat

mengetahui tanda gejala Preeklampsia dan penatalaksanaannya.

33
DAFTAR PUSTAKA

A. Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan


Nanda Nic-NOC.Jogjakarta: Mediaction publishing.

Buku saku Pelayanan Keshatan ibu di fasilitas kesehatan Dasar dan rujukan edisi pertama
2013

lowdermilk, D, Shannon, P, Mary, C.C. 2013, Keperawatan Maternitas, Ed.8. Elsevier,


Singapure

Lalenoh, Diana C. 2018. Preeklamsia Berat &Eklamsia : Tatalaksana Anastesia Perioperatif


Edisi 1.Yogyakarta: Deeppuplish

Mitayani.(2012). Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta : Salemba Medika

Prawirohardjo. 2014 Ilu Kebidanan (ke-4 ed). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Prawirohardjo, S. (2016) Ilmu Kebidanan. kelima. Edited by T. Rachimhadni and G. H.


Wiknjosastro. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ross, MG.Eclamsia. July 2016. Available From:http://emedicine.medscape.com/article/253960

Sofian Amru.215. Sinopsis Obstetri. Pekanbaru : EGC

Sutrimah,Mifbakhuddin, & Wahyudi, D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan


kejadian preeklamsia pada ibu Hamil di RS Roemani Muhammadiyah Smarang.Jurnal
Kebidanan Univeritas Muhammadiyah Semarang

Tigor H. Situmorang., Yuhana Damantalm., Afrina Januarista., Sukri.2016. Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian Preeklamsia pada ibu Hamil Di Poli KIA RSU Anutapura
Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako

Task Force on Hypertension inPregnancy, AmericanCollege of Obstetriciansand


Gynecologist.Hypertension in Pregnancy.Washington: ACOG. 2013

yeyeh, Rukiyah 2010. Asuhan Kebidanan 4 ( Patologi).Jakarta : CV Trans Info Media

34

Anda mungkin juga menyukai