Anda di halaman 1dari 27

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY. N G4P3A0


DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN
TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan II (PKK II)


Dosen Pembimbing : Isrowiyatun Daiyah, S.ST., M.Keb

Oleh :
Alwana Mujahida
P07124121003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima pengambilan kasus dengan judul “Dokumentasi Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir Pada Ny. N G4P3A0 Di Puskesmas Alalak
Selatan Tahun 2023”, dengan :

Nama : Ny. N

Umur :

Alamat :

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan II,
oleh :
Nama : Alwana Mujahida

NIM : P07124121003

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan


Prodi Diploma III Semester IV

Banjarmasin, 20 Juni 2023

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa

Tati Herawati, AM.Keb Alwana Mujahida

NIP. NIM :P07124121003


LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY. N G4P3A0
DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN
TAHUN 2023

Oleh :
Nama : Alwana Mujahida
NIM : P07124121003

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing Asuhan Kebidanan untuk
diajukan sebagai salah satu tugas Praktik Klinik Kebidanan II bagi mahasiswa

Diploma III Semester IV Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin


Jurusan Kebidanan

Banjarmasin, 20 Juni 2023

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Isrowiyatun Daiyah, S.ST., M.Keb Alwana Mujahida

NIP. 198006102001122001 NIM :P07124121003


KATA PENGANTAR

Rasa syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Asuhan Kebidanan PKK II yang
berjudul “Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir Pada Ny. N
G4P3A0 Di Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2023”, sebagai tugas Praktik Kebidanan II pada
Semester IV Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Banjarmasin.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Isrowiyatun Daiyah,


S.ST., M.Keb, selaku Dosen pembimbing Laporan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah
membimbing penulis dengan sabar dalam penyusunan laporan ini.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bidan Tati Herawati, AM.Keb selaku
pembimbing Lahan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah membimbing dan mendampingi
selama melakukan praktik, sehingga kegiatan praktik ini berjalan lancar.

Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Kemudian, saya menyadari bahwa laporan
yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun saya butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Banjarmasin, 20 Juni 2023

Alwana Mujahida
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses
pengambilan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (Kepmenkes 320,
2020).

Menurut Kemenkes RI (2018, hal. 7) salah satu upaya pemerintah dalam


percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan pelayanan antenatal
terpadu. Tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, harus
dapat memastikan bahwa kehamilan harus berlangsung normal, mampu mendeteksi
dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal

Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan


identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan risiko tinggi
dan mencegah adanya komplikasi, salah satunya adalah dengan memberikan asuhan
kebidanan komprehensif (Pantiawati dan Saryono, 2012, hal 1)
Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan
fisik, perubahan psikologis serta perubahan fisiologis. Perubahan-perubahan yang
terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan seperti sakit pada
punggung, pegal-pegal pada kaki. Perubahan fisiologis dan psikologis diperlukan
guna melindungi fungsi normal ibu dalam menyediakan kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Perubahan ini menimbulkan gejala spesifik
sesuai dengan tahapan kehamilan yang terdiri dari tiga trimester Periode yang
membutuhkan perhatian khusus adalah selama trimester III, karena masa ini
merupakan masa terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin yang semakin
meningkat. Berat badan yang meningkat drastis menyebabkan ibu hamil merasa cepat
lelah, sukar tidur, nafas pendek, kaki dan tangan oedema. Peningkatan tinggi fundus
uteri yang disertai pembesaran perut, membuat beban tubuh lebih ke depan. Dalam
upaya menyesuaikan dengan beban tubuh yang berlebihan sehingga tulang belakang
mendorong kearah belakang, membentuk postur tubuh lordosis. Hal ini menyebabkan
ibu merasakan pegal pada pinggang, varises dan kram pada kaki. Salah satu
perawatan pada trimester III adalah olahraga (Mediarti, Sulaiman, Rosnani& Jawiah,
2014)
Semua kehamilan mungkin mengalami ketidaknyamanan, walaupun bersifat
umum dan tidak mengancam keselamatan jiwa, tapi bisa saja mengganggu dan
menyulitkan. Seorang bidan harus benar-benar kompeten baik dalam bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu,
asuhan kebidanan kehamilan sangat penting dilakukan oleh seorang bidan.

B. Tujuan
1. Tujuan Utama
Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian baik subjektif dan objektif pada Ny. N Usia 33
tahun Di Puskesmas Alalak Selatan.
b. Mampu menganalisa masalah pada Ny. N Usia 33 tahun Di Puskesmas Alalak
Selatan.
c. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny. N Usia 33 tahun Di Puskesmas
Alalak Selatan.
d. Mampu mendokumentasikan dengan menggunakan SOAP pada Ny. N Usia 33
tahun Di Puskesmas Alalak Selatan.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Berguna bagi perkembangan serta informasi ilmu kebidanan dan sebagai bahan
institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan secara
komprehensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Prodi D-III Jurusan Kebidanan
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswanya dalam
pemberian asuhan kebidanan komprehensif serta untuk mengevaluasi
kompetensi mahasiswa dalam pemberian asuhan kebidanan, sehingga dapat
menghasilkan bidan yang terampil, professional dan mandiri.

b. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mempraktikan teori yang telah diperoleh sebelumnya dan
kemudian diaplikasikan secara langsung dalam melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan
1. Konsep Dasar Persalinan
Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Sofian A, 2012, hal. 69).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum dapat dikategorikan inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan atau pembukaan serviks (JNPK-KR, 2016, hal. 37)

Sebab Terjadinya Persalinan


Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his
sehingga menjadi awal mula terjadinya proses persalinan. Sebab terjadinya
persalinan antara lain :
1) Teori Penurunan Kadar Progesterone
Kadar hormone progesterone akan mulai menurun pada kira-kira 1-2
minggu sebelum persalinan dimulai. Terjadinya kontraksi otot polos uterus
pada persalinan akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat yang belum
diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi terdapat beberapa kemungkinan,
yaitu hipoksia pada myometrium yang sedang berkontraksi, adanya
penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian bawah otot-otot yang
saling bertautan. Penegangan servik pada saat dilatasi atau pendataran serviks,
yaitu pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya
berupa muara melingkar dengan tepi hamper setipis kertas (Sondakh J, 2013,
hal 2)
2) Teori Oksitosin
Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin. Adanya perubahan
keseimbangan antara estrogen dan progesterone dapat mengubah tingkat
sensitivitas otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus
yang disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar progerteron karena usia
kehamilan yang sudah tua akan mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat
(Sondakh J, 2013, hal. 2).
3) Peregangan Otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter (Marmi, 2012,
hal. 6).
4) Teori Fetal Cortisol
Dalam teori ini diajukan sebagai "pemberi tanda" untuk dimulainya
persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol
plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi
progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya
berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin, yang
menyebabkan iritability miometrium meningkat Pada cacat bawaan janin
seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kelenjar
hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan
baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan (Marmi, 2012, hal.
6).
5) Teori prostaglandin
Prostaglandin bekerja di rahim untuk merangsang kontraksi selama
kelahiran Prostaglandin yang dikeluarkan oleh decidua konsentrasinya
meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu (Marmi, 2012, hal. 6).

Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan (inpartu) adalah sebagai berikut
1) Terjadinya his persalinan
Marmi (2012, hal. 9) menyatakan bahwa his adalah kontraksi yang
dapat diraba menimbulkan rasa nyeri perut serta dapat menimbulkan
pembukaan serviks. His persalinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar sampai ke depan
b) Sifat his teratur, interval semakin pendek dan kekuatan semakin besar
c) Terjadi perubahan pada serviks
d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka
kekuatan hisnya akan bertambah.
2) Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show)
Lendir berasal dari pembukaan yang mnyebabkan lepasnya lendir
berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah disebabkan
robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka (Marmi, 2012, hal. 9)
3) Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
akibat pengaruh his Effacement adalah perdarahan atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
hanya tinggal ostium yang tidak seperti kertas (Marmi, 2012, hal. 11).
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya proses persalinan adalah
4) Power (Tenaga/Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot rahim, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament.
Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan
kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu (Rohani, dkk, 2013, hal.
16).
5) Passage (Jalan Lahir)
Sari & Rimandini (2014, hal. 39) menyatakan bahwa jalan lahir terdiri
atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan
introitus vagina Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan
lahir yang relative kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai.
Jalan lahir dibagi atas :
a) Jalan Lahir Keras (Tulang panggul) Bidang bidang panggul
(a) Bidang Hodge I bidang setinggi Pintu Atas Panggul (PAP) yang
dibentuk oleh lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan
promontorium
(b) Bidang Hodge II bidang setinggi pinggir bawah simpisis pubis,
berhimpit dengan PAP (Hodge I).
(c) Bidang Hodge III bidang setinggi spina ishiadica berhimpit dengan
PAP (Hodge I).
(d) Bidang Hodge IV bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan
PAP (Hodge 1).
b) Jalan lahir lunak (Uterus, Otot Dasar Panggul, Perineum)

6) Passenger (Penumpang)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta Hal-hal yang
perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi,
letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada
plasenta adalah letak, besar, dan luasnya (Sondakh, 2013, hal. 4).
7) Psikis (Psikologis)
Rohani, dkk (2013, hal. 35) menyatakan bahwa banyak wanita normal
bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan saat merasakan kesakitan diawal
menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati,
seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas "kewanitaan sejati"
yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anak. Faktor
psikologis meliputi :
a) Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
c) Kebiasaan adat
d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
8) Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah memantau dengan seksama dan
memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi emosi atau
perasaan maupun fisik. Dalam hal ini penolong persalinan harus membantu
pasien, memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama
proses persalinan, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
dan membantu mempengaruhi orang lain terutama keluarga pasien,
lingkungan fisik dan diri sendiri dari rasa emosi, panik, lelah (Sari &
Rimandini, 2014, hal. 73)
Tahapan Persalinan
Sondakh, J. (2013, hal. 5) menyatakan bahwa tahapan dari persalinan terdiri
atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan
plasenta) dan kala IV (kala pengawasan observasi/ perineum).
9) Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Pada primigravida, kala I berlangsung 12 jam,
sedangkan pada multigravida± 8 jam, proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu

a) Fase Laten: Berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.


b) Fase Aktif berlangsung selama 7 jam, serviks membuka
c) dari 4 cm sampai lengkap (10 cm), kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi
dalam 3 fase :
(1) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(2) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10 cm)
10) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Gejala utama kala II sebagai berikut
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50
sampai 100 detik.
b) Menjelang akhir kala 1, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
Frankenhauser mengejan akibat tertekannya pleksus
d) Kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
e) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1
jam.
11) Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Kala III yaitu periode waktu antara kelahiran bayi dan kelahiran
plasenta. Durası kala III berkisar dari 5-30 menit. Cara melahirkan plasenta
adalah menggunakan teknik dorsokranial Tanda-tanda lepasnya plasenta
(a) Uterus menjadi bundar
(b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
(c) Tali pusat bertambah panjang
(d) Terjadi semburan darah tiba-tiba
12) Kala IV (Kala pengawasan)
Kala IV dimulai sejak lepasnya plasenta hingga 2 jam kemudian. Kala
ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Jumlah darah yang
keluar dikatakan normal apabila 250 cc biasanya sekitar 100-300 cc, lebih
dari 500 dikatakan perdarahan abnormal 7 pokok penting yang perlu
diperhatikan selama kala IV antara lain :
a) Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan
palpasi. Jika perlu lakukan masase dan berikan uterotonika seperti
methergin, ermetrin, dan oksitosin.
b) Perdarahan ada atau tidak, banyak atau biasa
c) Kandung kemih: harus kosong, jika perlu, ibu dianjurkan berkemih dan
kalau tidak bisa lakukan kateterisasi
d) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
e) Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadı, pernafasan, dan masalah lain.
f) Bayi dalam keadaan baik.
2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan
a. Pengertian
Asuhan Persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi baru lahir, serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir
sementara itu fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini
merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani
komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi (Prawirohardjo.S,
2014, hal 334).
b. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal
(Prawirohardjo.S. 2014, hal.335).

c. Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan


Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang paling penting dan
saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. berbagai aspek
tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis: (JNPKR,
2016, hal 7)
Lima Benang Merah tersebut adalah :
1) Membuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis merupakan proses yang menentukan untuk
menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien
Tujuan langkah dalam membuat keputusan klinik :
a) Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan.
b) Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah.
c) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi /dihadapi
d) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi
masalah.
e) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi
masalah.
f) Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih.
g) Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi
2) Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
1. Asuhan Sayang Ibu dalam Proses Persalinan
(1) Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya.
(2) Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut
(3) Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya.
(4) Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir
(5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
(6) Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu
beserta anggota-anggota keluarganya.
(7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga yang
lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.
(8) Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarganya mengenai cara-
cara bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung
ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
(9) Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi
yang baik
(10) Hargai privasi ibu.
(11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan
dan kelahiran bayi.
(12) Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan
sepanjang ia menginginkannya.
(13) Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak
merugikan kesehatan ibu.
(14) Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan

seperti episiotomy, pencukuran, dan klisma


(15) Anjurkan ibu memeluk bayinya sesegera mungkin.

(16) Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam satu jam


pertama setelah bayi lahir
(17) Siapkan rencana rujukan (bila perlu)
(18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan
bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan.
Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap
kelahiran bayi
2. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi pada Masa Pasca Persalinan
(1) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung)
(2) Bantu ibu untuk menyusui bayinya, anjurkan memberikan ASI sesuai
dengan yang diinginkan bayinya dan ajarkan tentang ASI ekslusif
(3) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan.
(4) Anjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayi
(5) Ajarkan ibu dan anggota keluarganya tentang gejala dan tanda bahaya
yang mungkin terjadi dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan
jika timbul masalah atau rasa khawatir
3) Pencegahan Infeksi
Upaya pencegahan infeksi antara lain :
a) Cuci tangan
b) Mamakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c) Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
d) Memproses alat bekas pakai
e) Menangani peralatan tajam dengan aman
f) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan
sampah secara benar).
4) Pencatatan (Rekam Medik) Asuhan Persalinan
Aspek-aspek penting dalam pencatatan termasuk
a) Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan.
b) Identifikasi penolong persalinan.
c) Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua
catatan.
d) Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas,
dan dapat dibaca
e) Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap
tersedia.
f) Kerahasiaan dokumen-dokumen medis.
5) Rujukan
Sari & Rimandini (2014, hal. 27) menyatakan hal-hal penting dalam
persiapan rujukan untuk ibu dan bayi atau sering disingkat BAKSOKUDA
yaitu:
a) B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten
b) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa
nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, alat resusitasi, dll)
bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut
mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju
fasilitas rujukan
c) K (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk Jelaskan pada mereka alasan dan
tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan.
Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan BBL
hingga ke fasilitas rujukan.
d) S (Surat)
Berikan surat ke tempat rujukan Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan
hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan bayi
baru lahir Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat
keputusan klinik.
e) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
Obet-obetan tersebut mungkin diperlukan selama di perjalanan.
f) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup nyaman. Selain itu,pastikan kondisi kendaraan cukup baik
untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.
g) U (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan
lain yang diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal di fasilitas
rujukan.
h) Da (Donor dan Doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat sebagai
persiapan jika terjadi perdarahan, dan doa sebagai kakuatan spiritual dan
harapan yang dapat membantu proses persalinan.
B. Bayu Baru Lahir
1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
minggu sampai dengan 42 minggu dan berat badannya 2.500 gram sampai
dengan 4 000 gram (Dewi, 2011, hal 1).

b. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal


Dewi (2011, hal.2) menyatakan bahwa ciri-ciri bayi baru lahir normal yaitu:
1) Lahir aterm 37-42 minggu
2) Berat badan 2500-4000 gram
3) Panjang badan 48-52 cm
4) Lingkar dada 30-38 cm
5) Lingkar kepala 33-35 cm
6) Lingkar lengan 11-12 cm
7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
8) Pernafasan + 40-60 x/ menit
9) Kulit kemerah-merahan dan licin karenan jaringan subkutan yang cukup
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya sudah sempurna
11) Kuku agak panjang dan lemas
12) Nilai APGAR > 7

Tabel Sistem Penilaian BBL dengan APGAR Skor


Aspek 0 1 2
pengamatan
bayi baru lahir
Appearance/ Seluruh tubuh Tubuh merah, Seluruh tubuh
warna kulit kebiruan/ pucat ekstremitas kemerahan
biru
Pulse/ Nadi Tidak ada < 100 > 100
Grimance/ Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
Respon reflek sedikit fleksi
Activity/ tonus Tidak ada Sedikit gerak Gerakan
otot spontan,
langsung
menangis
Respiratory/ Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
Pernafasan teratur
Sumber : Dewi & Sunarsih, 2011, hal.
Interpretasi :
a) Nilai 1-3 asfiksia berat
b) Nilai 4-6 asfiksia sedang
c) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
13) Gerak aktif
14) Bayi lahir langsung menangis kuat
15) Reflek mengisap (Rooting)
Merupakan reflek bayi yang membuka mulut atau mencari putting saat akan
menyusui.
16) Reflek Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17) Reflek Morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik
18) Reflek grasping (menggenggam sudah baik)
19) Genetalia
a) Kematangan genetalia laki-laki ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang
b) Kematangan gentalia perempuan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora
20) Eleminasi
Eleminasi yang baik ditandai dengam keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan.
c. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Saputra & Anita (2014b, hal. 87) menyatakan bahwa beberapa tanda
bahaya pada bayi baru lahir perlu di waspadai serta dideteksi lebih dini untuk
segera diberi penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Tanda bahaya
tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Tidak mau minum atau banyak muntah
2) Kejang
3) Bergerak jika hanya dirangsang
4) Mengantuk berlebihan, lemas, lunglai
5) Napas cepat(≥ 60x/menit)
6) Napas lambat (<30x/menit) 7) Tarikan dinding dada ke dalam sangat kuat
7) Merintih
8) Menangis terus-menerus
9) Teraba demam (suhu aksila > 37,5°C) 11) Teraba dingin (suhu aksila <
36°C)
10) Terdapat banyak nanah di mata
11) Pusar kemerahan, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
12) Diare
13) Telapak tangan dan kaki tampak kuning
14) Mekonium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, atau feses
berwarna hijau, berlendir, atau berdarah
15) Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama
2. Konsep Dasar Asuhan BBL Normal
a. Pengertian
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayı baru lahir akan
menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan
(Sari & Rimandini 2014, hal, 239).

b. Tujuan
Sari & Rimandini (2014, hal 240) menyatakan tujuan asuhan bayi baru
lahir antara lain:
1) Mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.
2) Menghindari resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan
3) Mengetahui aktivitas bayi normal/ tidak dan identifikasi masalah kesehatan
BBL yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta
tindak lanjut petugas kesehatan
c. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal
1) Penilaian
a) Bayi cukup bulan
b) Bayi menangis atau bernafas tidak megap-megap
c) Tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif
2) Asuhan Bayi Baru Lahir
a) Jaga kehangatan
b) Bersihkan jalan napas (jika perlu)
c) Keringkan
d) Pemantauan tanda bahaya
e) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2
menit setelah lahir
f) Lakukan inisiasi menyusui dini
g) Beri suntikan vitamin K, 1 mg intramuscular, dipaha kiri anterolateral
setelah inisiasi menyusui dini
h) Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata
i) Pemeriksaan fisik
j) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ML intramuscular, di paha kanan
anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K

BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
BERSALIN DAN BBL FISIOLOGIS PADA NY. N
DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Juli 2023
Pukul : 10.40 WITA

IDENTITAS
Keterangan Istri Suami
Nama Ny. N Tn. D
Umur 33 Tahun 37 Tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan S1 S1
Pekerjaan Swasta Swasta
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Alamat Jl. AMD Komplek Sudirapi RT 19 RW 02

PROLOG
Ny. N G4P3A0 hamil 37-38 minggu datang ke Puskesmas Alalak Selatan pukul 10.40 WITA.
Ibu mengatakan mulai merasakan mules pada bagian perut menjalar ke pinggang, keluar
lender bercampur darah sejak pukul 10.00 WITA. Ini merupakan kehamilan ibu yang
keempat dan tidak pernah keguguran. HPHT 25-09-2022 dan TP : 02-07-2023

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan rasa sakit semakin sering yang menjalar hingga ke pinggang dan keluar
lendir bercampur darah

OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 150/90 mmHg, N: 78 x/menit, P : 20
x/menit, S: 36,7 ºC, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada pembengkakkan
kelenjer tiroid, puting susu menonjol dan ada pengeluaran colostrum, abdomen tidak ada luka
bekas operasi. TFU 2 jari dibawah prx (28 cm), teraba lunak tidak melenting (bokong),
punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen) 3/5
bagian. DJJ : 145 x/menit . His 2/10’/30” , kandung kemih kosong, ekstremitas bawah tidak
ada odem dan varieses. VT : Pembukaan 4 cm, portio lunak dan tebal, selaput ketuban utuh ,
dan penurunan kepala di Hodge III, tidak ada penyusupan, teraba ubun-ubun kecil (UUK)
depan atas.

ANALISA
G4P3A0 hamil 37-38 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik. Ibu
mengerti
2. Meminta ibu untuk tidak mengedan terlebih dahulu karena pembukaan masih belum
lengkap. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Memberikan asuhan sayang ibu :
a. Memfasilitasi suami atau keluarga ibu untuk menemani dan memberikan dukungan
kepada ibu. Ibu didampingi oleh suami.
b. Memberikan dukungan kepada ibu agar ibu merasa tenang dan tidak cemas. Ibu
merasa tenang dan tidak cemas.
c. Menganjurkan ibu miring kekiri untuk teknik relaksasi dan membantu mempercepat
penurunan kepala bayi serta meminta ibu untuk tarik napas panjang lalu ditahan
kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi untuk
mengurangi rasa sakit. Ibu dapat melakukan dengan baik.
d. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum seperti, biskuit, roti, air putih atau teh
hangat, sepanjang ibu menginginkan nya untuk menambah tenaga ibu dan dehidrasi,
karena dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif. Ibu
makan roti dan minum air teh.
e. Memberikan dukungan moril dengan memotivasi ibu agar bersemangat dalam
menjalankan proses persalinan, menjelaskan kepada ibu menganai sakit yang dialami
ibu merupakan hal yang normal, semakin mendekati persalinan, rasa nyeri dan sakit
akan semakin bertambah. Ibu mengerti dan nampak tenang.
f. Memberitahukan ibu untuk buang air kecil bila ada rasa ingin buang air kecil. Ibu
buang air kecil ke wc.
4. Menyampaikan informed consent kepada ibu dan keluarga untuk dilakukan pemasangan
infuse untuk menambah energi. Ibu setuju untuk dipasangkan infuse.
5. Memasang infuse RL 20 tpm. Infuse kolf I terpasang
6. Mengajarkan kepada ibu cara mengedan yang benar yaitu :
a. Menutup mulut, jangan mengeluarkan suara agar tidak kelelahan.
b. Meletakkan tangan di paha dan tarik jika terasa sakit.
c. Mengangkat kepala, tempelkan dagu ke dada pandangan lurus keperut.
d. Memberitahukan kepada ibu untuk tidak mengangkat bokong saat mengedan.
7. Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri), alat partus, obat-obatan, perlengkapan ibu dan
bayi, serta memastikan kembali kelengkapan peralatan yang sudah disiapkan. Semua
persiapan dan peralatan sudah siap.
8. Mengobservasi keadaan ibu, keadaan janin dan kemajuan persalinan dalam lembar
partograf. Hasil terlampir dipartograf
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan

Anda mungkin juga menyukai