Disusun oleh :
MUTIA MAULIDA
P07124121048
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi
kompetensi dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan
Bayi Baru Lahir di PMB SATUMI”
Nama : Ny. S
Hari/Tanggal : Minggu, 11 Juni 2023
Alamat : Jl. Pekapuran Raya Banjarmasin
Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan
laporan dokumentasi kompetensi pada ibu bersalin dan bayi baru lahir :
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswi
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Mahasiswi
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi
Baru lahir pada Ny.S Di PMB ibu SATUMI”.
Adapun laporan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru lahir
pada Ny.S Di PMB ibu SATUMI” ini telah saya usahakan semaksimal mungkin
dan pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Clinical
Instructur (CI), serta Dosen Pembimbing yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan. Oleh karena itu saya meharapakan bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki laporan ini.
HALAMAN JUDUL........……………………………………………………….i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS……..…………..…….ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS .…..……..………………iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..5-6
BAB I PENDAHULUAN …………...…………………………………….…...7
A. Latar Belakang ………………………………………………………..7-8
B. Tujuan masalah…………………………………………………………8
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………………..9
A. Pengertian……………………………………………………………..25
B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir…………………………………………...25-27
C. Adaptasi Bayi Baru Lahir………………………………………….27-30
D. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir……………………………………...30-33
A. Pengertian………………………………………………………….…..33
B. Tujuan………………………………………………………………….33
C. Standar Pelayanan Bayi Baru Lahir……………………………..…….33
D. Manajemen Bayi Baru Lahir……………………………………….….34
BAB III
TINJAUAN KASUS…....……………………………………………..........35
BAB IV
PEMBAHASAN……………………………………………….………..49-51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….….….52-53
B. Saran……………………………………………………….……..……54
DAFTAR PUSATAKA……………………………………….……….…..54
LAMPIRAN…………………………………………….…………….…...55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan
bayi baru lahir pada Ny. “S” di PMB SATUMI 2023 dengan
menajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. “S” Di
PMB Satumi Tahun 2023
b. Mampu mengumpulkan data objektif pada Ny. “S” Di PMB Satumi
Tahun 2023
c. Mampu menetapkan analisis pada Ny. “S” Di PMB Satumi Tahun
2023
d. Mampu memberikan penatalaksanaan pada Ny. “S” Di PMB
Satumi Tahun 2023
e. Mampu mendokumentasikan dalam metode SOAP
TINJAUAN TEORI
Skor
Aspek
pengamatan
0 1 2
bayi baru
lahir
Appearance/ Seluruh tubuh Tubuh merah, Seluruh tubuh
warna kulit kebiruan/ pucat ekstremitas kemerahan
biru
Pulse/ nadi Tidak ada <100 >100
Grimance/ Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
respon reflek sedikit fleksi
Activity/tonus Tidak ada Sedikit gerak Gerakan spontan,
otot langsung
menangis
Respiratory/ Tidak ada Lemah,tidak Menangis kuat
Pernafasan teratur
Sumber : Dewi & Sunarsih, 2011, hal.2
Interpretasi:
a) Nilai 1-3 asfiksia berat
b) Nilai 4-6 asfiksia sedang
c) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
13) Gerak aktif
14) Bayi lahir langsung menangis kuat
15) Reflek mengisap (Rooting)
Merupakan reflek bayi yang membuka mulut atau mencari putting
saat akan menyusui.
16) Reflek Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17) Reflek Morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik
18) Reflek grasping (menggenggam sudah baik)
19) Genetalia
a) Kematangan genetalia laki-laki ditandai dengan testis yang
berada pada skrotum dan penis yang berlubang
b) Kematangan gentalia perempuan ditandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
20) Eleminasi
Eleminasi yang baik ditandai dengam keluarnya mekonium dalam
24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.
c. Adaptasi Bayi Baru Lahir
Saputra & Anita (2014b, hal. 16) menyatakan bahwa adaptasi bayi
baru lahir adalah:
1) Sistem Pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
detik sesudah kelahiran. Upaya pernapasan pertama seorang bayi
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan
mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Frekuensi dan dalamnya pernapasan belum teratur,
Umumnya antara 30 – 60 kali/menit dengan periode singkat
apnea(kurang dari 15 detik). Apnea paling sering terjadi ketika
tidur dan durasinya berkurang seiring bertambahnya usia.
2) Perlindungan Termal (Termoregulasi)
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir
belum berfungsi sempurna. Agar tetap hangat, bayi baru lahir
dapat menghasilkan panas melalui gerakan tungkai dan dengan
stimulasi lemak coklat. Namun, jika lingkungannya terlalu dingin,
bayi rentan mengalami kehilangan panas. Hilangnya panas tubuh
bayi baru lahir dari ke lingkungannya dapat terjadi dalam
beberapa mekanisme, yaitu sebagai berikut :
a) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dan objek lain yang lebih dingin, misalnya meja,
tempat tidur, atau timbangan yang suhunya lebih rendah dari
tubuh bayi.
Benda-benda tersebut akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan d
atasnya.
b) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi
jika ada konveksi aliran udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan. Kehilangan panas dapat terjadi misalnya
karena menempatkan bayi baru lahir di dekat pintu yang
sering terbuka dan tertutup atau membiarkan bayi baru lahir
terpapar dalam ruangan dengan kipas angina menyala.
c) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi kerena bayi ditempatkan
di dekat benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu
tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini
karena benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Contohnya
adalah jika bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan
tembok yang berbatasan dengan udara terbuka.
d) Evaporasi
Kehilangan panas melalui evaporasi merupakan jalan
utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dengan cara
ini dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri, karena
setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi baru lahir yang terlalu cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
3) Metabolisme Karbohidrat
Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat (1 sampai 2 jam). Untuk memperbaiki penurunan kadar gula
darah tersebut, dapat dilakukan tiga cara yaitu, melalui
pengguanaan ASI, melalui cadangan glikogen, dan melalui
pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
4) Sistem Peredaran Darah
Adaptasi sistem peredarah darah pada bayi baru lahir terjadi
perubahan fisiologik pada sistem peredaran darah karena paru-
paru mulai berfungsi sehingga proses penghantar oksigen ke
seluruh jaringan tubuh berubah. Perubahan tersebut mencakup
penutupan foramen ovale pada atrium jantung serta penutupan
duktus arteriosus dan duktus venosus.
5) Adaptasi Neorologis
Sitem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum
berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-
gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol
otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstermitas
(Sondakh.J, 2013, hal.154). Refleks bayi baru lahir merupakan
indicator penting perkembangan normal. Refleks bayi baru lahir
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Refleks pada Bayi Baru Lahir
Refleks Respon Normal Respon Abnormal
Rooting dan Bayi baru lahir menolehkan Respon yang lemah atau tidak
menghisap kepala ke arah stimulus, ada respon terjadi pada
membuka mulut, dan mulai prematuritas, penurunan atau
menghisap bila pipi, bibir atau cedera neurologis, atau
sudut mulut bayi disentuh depresi sistem saraf pusat
dengan jari atau puting. (SSP).
Menelan Bayi baru lahir menelan Muntah, batuk atau
berkoordinasi dengan regurgitasi cairan dapat
mengisap bila cairan ditaruh di terjadi, kemungkinan
belakang lidah berhubungan dengan
sianosis sekunder karena
prematuritas, defisit neurologi
atau cedera terutama terlihat
setelah laringoskopi
Moro Ekstensi simetris bilateral dan Respon asimetris terlihat pada
abduksi seluruh ektremitas, cedera saraf perifer (pleksus
dengan ibu jari dan jari brakialis) atau fraktur
telunjuk membentuk huruf klavikula atau fraktur tulang
“c”, diikuti dengan adduksi panjang lengan atau kaki.
ekstermitas dan kembali ke
fleksi rileks jika posisi bayi
berubah tiba-tiba atau jika
bayi diletakkan telentang pada
permukaan yang datar
Grasping Jari bayi akan melekuk di Respon ini berkurang pada
(menggenggam) sekeliling benda dan prematuritas. Asimetris
menggenggamnya seketika terjadi pada kerusakan saraf
bila jari diletakkan di tangan perifer (pleksus brakialis atau
bayi fraktur humers. Tidak ada
respon yang terjadi pada
defisit neurologis yang terjadi
pada defisit neurologis yang
berat.
Tonik leher atau Ekstremitas pada satu sisi di Respons persisten setelah
fencing mana saat kepala ditolehkan bulan keempat dapat
akan ekstensi, dan ekstremitas menandakan cedera
yang berlawanan akan fleksi neurologis.Respons menetap
bila kepala bayi ditolehkan ke tampak pada cedera SSP dan
satu sisi selagi beristirahat gangguan neurologis
Sumber : Sondakh.J, 2013, hal. 154
1) Rujukan
Sari & Rimandini (2014, hal. 27) menyatakan hal-hal penting
dalam persiapan rujukan untuk ibu dan bayi atau sering disingkat
BAKSOKUDA yaitu:
a) B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh
penolong persalinan yang kompeten untuk
menatalaksanankan gawat darurat obstetric dan bayi baru
lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
b) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik,
selang IV, alat resusitasi, dll) bersama ibu ketempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan
jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas
rujukan.
c) K (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan
bayi dan mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada
mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan dan
uraikan hasil pemeriksaan. Suami dan anggota keluarga yang
lain harus menemani ibu dan BBL hingga ke fasilitas
rujukan.
d) S (Surat)
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dan bayi baru lahir, cantumkan
alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau
obat-obatan yang diterima ibu dan bayi baru lahir. Sertakan
juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan
klinik.
e) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke
fasilitas rujukan. Obet-obetan tersebut mungkin diperlukan
selama di perjalanan.
f) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu,
pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai
tujuan pada waktu yang tepat.
g) U (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan
bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan
bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
h) Da (Donor dan Doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat
sebagai persiapan jika terjadi perdarahan, dan doa sebagai
kakuatan spiritual dan harapan yang dapat membantu proses
persalinan.
PENILAIAN
1. Jaga kehangatan
2. Bersihkan jalan napas (jika perlu)
3. Keringkan
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah
lahir
6. Lakukan inisiasi menyusui dini
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, dipaha kiri anterolateral setelah inisiasi
menyusui dini
8. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata
9. Pemeriksaan fisik
10. Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ML intramuscular, di paha kanan anterolateral, kira-kira
1-2 jam setelah pemberian vitamin K1
BAB III
TINJAUAN KASUS
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
PENGKAJIAN
IDENTITAS
Istri Suami
Pendidikan SMP SD
PROLOG
Ibu datang ke PMB Satumi dan mengeluh merasa mules yang menjalar ke
pinggang sejak pukul 04.00 wita. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya
yang kedua dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. Riwayat
persalinan ibu sebelumnya melahirkan 1 kali pada tahun 2011 lahir aterm BB:
2800 gram di Klinik Bidan Mandiri. Ibu memeriksakan kehamilannya pada
trimester pertama sebanyak 2 kali 1 kali di PMB Satumi dan 1 kali di Dokter
kandungan, pada trimester kedua sebanyak 2 kali di Dokter kandungan dan pada
trimester ketiga sebanyak sebanyak 4 kali 1 kali di Dokter kandungan dan 3 kali
di PMB Satumi. HPHT: 01-09-2022 TP: 08-06-2023 ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan seperti Jantumg, Hipertensi, Asma, Hepatitis
B, dan Diabetes Militus serta ibu juga mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit menular,alergi obat dan makanan tertentu.
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ANALISA
G2P1A0 Hamil 40 Minggu infartu kala I fase Aktif Janin Tunggal Hidup
PENATALAKSANAAN :
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA II
Hari/Tanggal
No Catatan Perkembangan
Waktu
1 Minggu/ 11 Juni 2023 Subjektif
Pukul 07.45 WITA Ibu mengatakan perutnya terasa sangat mules,
menjalar dari bagian perut sampai ke pinggang.
Semakin lama semakin sering dan ada dorongan ingin
meneran seperti ingin BAB. Serta ibu mengatakan
merasa keluar seperti air-air
Objektif
Keadaan umum ibu tampak kesakitan, kesadaran
composmenthis, TD 110/80 mmHg, N 80x/menit,
S: 36,7°C. Kepala janin sudah masuk PAP (divergen)
penurunan kepala 1/5 hodge III+. Gerakan Janin (+),
DJJ (+) 145x/menit frekuensi teratur, his 5x/10’45’’.
Genetalia tampak keluar lendir bercampur darah,
perineum tampak menonjol, vulva dan spingter ani
membuka. Pemeriksaan dalam: portio tidak teraba,
pembukaan lengkap 10 cm, Ketuban (-) ubun-ubun
kecil didepan, kepala berada di hodge IV.
Analisa
G 2 P 1 A 0 usia kehamilan 40 minggu inpartu kala II
Janin Tunggal Hidup
Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik. Pembukaan sudah
lengkap 10 cm dan ibu sudah memasuki fase
kelahiran. Ibu mengetahui.
b. Memasang APD serta mendekatkan
partus set. APD sudah dipasang dan partus set
sudah didekatkan.
c. Mengatur posisi ibu untuk persalinan,
ibu diposisikan dalam posisi setengah duduk
kaki dibuka dan kaki ditekuk. Ibu sudah dalam
posisi setengah duduk, kaki dibuka dan
ditekuk.
d. Memberitahukan kepada ibu untuk
beristirahat disela-sela kontraksi. Ibu
mengetahui.
e. Memberikan ibu minum disela-sela
kontraksi. ibu minum air putih.
f. Melakukan pertolongan persalinan
sesuai APN.
g. Saat kepala janin terlihat pada vulva
dengan diameter 5-6 cm kemudian pimpin ibu
mengedan.
h. Kemudian lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi untuk
membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernafas cepat
dan dangkal/dalam.
i. Memeriksa kemungkinan adanya
lilitan tali pusat, segera lanjutkan proses
kelahiran bayi. Tidak ada lilitan tali pusat.
Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paksi
luar yang berlangsung secara spontan. Setelah
kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara biparental. Menganjurkan kepada ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah hingga bahu
depan muncul dan kemudian gerakan ke arah
atas untuk melahirkan bahu belakang. Setelah
kedua bahu lahir, kemudian melakukan sangga
susur untuk melahirkan badan bayi.
j. Bayi lahir spontan belakang kepala
pada pukul 08.10 WITA, segera menangis,
bernafas spontan, kulit kemerahan dan
bergerak aktif, berjenis kelamin laki-laki,
Apgar score 8.9,10 dan segera meletakkan
bayi diatas perut ibu.
k. Mengeringkan tubuh bayi dimulai dari
wajah, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali telapak tangan tanpa membersihkan
verniks. Tubuh sudah dikeringkan.
l. Setelah 1 menit pasca melahirkan, jepit
tali pusat dengan klem tali pusat 3 cm dari
pangkal pusat, kemudian mendorong isi tali
pusat kearah ibu dan jepit kembali tali pusat 2
cm dari klem pertama. Tali pusat sudah di
klem.
m. Dengan satu tangan, pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pemotongan tali pusat diantara 2 klem
tersebut. Tali pusat sudah dipotong.
n. Mengganti handuk dan menyelimuti
ibu dan bayi dengan kain bersih dan kering
serta memasang topi
dikepala bayi untuk mencegah hilangnya
panas. Ibu dan bayi sudah diselimuti dengan
kain bersih.
o. Melakukan IMD dengan meletakkan
bayi diantara payudara ibu. IMD berhasil
dilakukan
KALA III
Hari/Tanggal
No Catatan Perkembangan
Waktu
1 Minggu/ 11 Juni 2023 Subjektif
Pukul 08.15 WITA Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan merasa
senang karna telah melahirkan bayinya.
Objektif
KU baik, kesadaran compos menthis, TFU sepusat,
kontraksi teraba keras, kandung kemih kosong, uterus
membundar, tidak ada janin kedua, tali pusat
memanjang,keluar semburan darah tiba-tiba.
Analisa
P2 A0 Kala III
Penatalaksanaan
a. Memberitahukan kepada ibu bahwa
keadaan ibu dan bayinya baik dan ibu
memasuki fase pengeluaran plasenta dan
menjelaskan kepada ibu asuhan yang akan
diberikan. Ibu mengerti dan menyetujui
asuhan yang akan diberikan.
b. Menjelaskan kepada ibu tidak ada
janin kedua. Ibu mengerti
c. Memberitahukan tentang penyuntikan
oksitosin pada paha ibu dan manfaatnya. Ibu
mengetahui dan menyetujuinya.
d. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara
IM di 1/3 paha kiri bagian luar. Oksitosin
sudah diberikan.
e. Memberitahukan kepada ibu sudah ada
tanda-tanda pelepasan plasenta seperti tali
pusat memanjang dan terdapat semburan
darah secara tiba-tiba namun hanya sesaat.
Tali pusat memanjang dan terjadi semburan
darah secara tiba-tiba.
f. Memberitahu ibu bahwa sudah terlihat
tanda-tanda pelepasan plasenta dan akan
dilakukan tindakan untuk melahirkan
plasenta .ibu mengerti dan menyetujui.
g. Memindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
h. Melakukan PTT (Peregangan Tali
pusat Terkendali) dengan cara satu tangan
diatas simfisis ibu dan menekan secara
dorsocranial, tangan yang lain meregangkan
tali pusat.
i. Meregangkan tali pusat sejajar lantai,
kemudian kebawah dan keatas sesuai dengan
sumbu jalan lahir.
j. Menyambut plasenta dengan kedua
tangan saat plasenta tampak didepan vulva
sambil memutar plasenta searah jarum jam
secara perlahan dan hati-hati agar selaput
ketuban ikut terpilin.
k. Memeriksa kelengkapan plasenta.
Memeriksa kotiledon dengan cara
menempatkan plasenta ditempat yang datar
lalu meraba bagian kotiledon. Kemudian
mengukur panjang tali pusat, dan memeriksa
kelengkapan plasenta dengan cara mengangkat
klem kemudian memeriksa selaputnya.
Plasenta lahir lengkap beserta dengan selaput
dan kotiledon utuh dengan insersi sentralis
pada pukul 08.15 WITA.
l. Melakukan masase uterus secara
sirkuler dengan gerakan melingkar selama 15
detik segera setelah plasenta lahir hingga
uterus berkontraksi. Kontraksi uterus baik.
KALA IV
Hari/Tanggal
No Catatan Perkembangan
Waktu
1 Minggu/ 13 Juni 2023 Subjektif
Pukul 08.30 WITA Ibu merasa sangat lelah namun lega dan sangat
bahagia karena sudah melahirkan bayinya dengan
selamat.
Objektif
KU baik, kesadaran compos menthis, TD 110/80
mmHg, N 80x/menit, R 20x/menit, S 36,7°C. TFU 2
jari dibawah pusat dan teraba keras, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal
±150 cc. Tidak terdapat laserasi pada jalan lahir
Analisa
P2 A0 Kala IV
Penatalaksanaan
a. Memberitahukan kepada ibu tentang
hasil pemeriksaan. Ibu dan keluarga
memahami
b. Membersihkan ibu dari darah
menggunakan waslap dan air DTT, membantu
ibu mengganti baju ibu dengan baju yang
bersih dan membantu ibu mengatur posisi
senyaman mungkin. Ibu sudah dibersihkan,
ganti baju dan ibu merasa sangat nyaman.
c. Membersihkan tempat persalinan
dengan larutan klorin 0,5%. Tempat
persalinan sudah dibersihkan.
d. Memberitahukan ibu untuk makan dan
minum serta beristirahat yang cukup. Ibu
mengerti.
e. Melakukan dekontaminasi peralatan
yang telah dipakai dengan larutan klorin 0,5%
selama 10 menit, kemudian mencuci alat
dengan air sabun dan membilas dengan air
bersih mengalir dan dikeringkan.
f. Melakukan pengawasan kala IV,
mengobservasi TTV, TFU dan kontraksi
uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap
15 menit pada 1 jam pertama, dan 30 menit
pada 2 jam kedua, mendokumentasikan
kedalam partograf. Hasil terlampir di
partograf.
g. Memfasilitasi pemberian nutrisi pada
ibu berupa makan dan minum agar energi ibu
pulih kembali.
h. Memberikan KIE tentang:
a.Tanda bahaya kala IV seperti:
-Demam
-Pendarahan Aktif
-Pusing yang luar biasa
-Merasa sangat lemas
-Nyeri panggul/perut yang hebat
b. Melakukan masase uterus agar mencegah
pendarahan seta meminta ibu untuk
beristirahat.
i. Melengkapi lembar belakang
partograf. Partograf terlampir.
Hari/Tanggal
No Catatan Perkembangan
Waktu
1 Minggu/ 11 Juni 2023 Subjektif
Pukul 09.00 WITA Ibu memgatakan bayinya sudah IMD selama 1 jam
dan ASI belum keluar
Objektif
KU baik, warna kulit kemerahan N:133x/m, R: 50x/m
T: 36,5°C,JK: Laki-laki, BB: 2.900 Gram, PB: 48 cm,
LK: 33 cm, LD: 34 cm. Warna kulit bayi kemerahan,
bergerak aktif, tidak ada caput succaedemium dan
cephal hematoma.. Reflek rooting (+), Reflek sucking
(+), Reflek swallowing (+), Reflek moro (+), dan
Reflek grasp (+).
Analisa
Bayi baru lahir 1 jam pertama fisiologis
Penatalaksanaan
a. Memberitahukan kepada ibu tentang
hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
keadaan sehat dan berjenis kelamin Laki-laki.
Ibu mengerti dan ibu merasa senang
b. Meletakkan bayi ditempat yang
hangat, dan selalu memastikan bayi dalam
kedaan hangat.
c. Memberitaukan ibu bahwa bayinya
akan di suntik,vitamin k 1 mg dan diberikan
salep mata. Ibu bersedia
d. Memberikan injeksi vitamin k dengan
dosis 1 mg secara IM pada 1/3 paha kiri
bagian luar. Injeksi vitamin k telah diberikan
e. Memberikan salep mata. Salep mata
telah diberikan
f. Setelah 1 jam pemberian vitamin k
kemudian memberitahukan ibu bahwa bayinya
akan diberikan imunisasi HB 0. Ibu bersedia
g. Memberikan imunisasi HB 0 dengan
0,5 cc secra IM pada 1/3 paha kanan atas
bagian luar.
h. Menjaga kehangatan bayi dengan cara
membedong bayi dan menggunakan topi. Bayi
sudah di bedong dan menggunkan topi
1. Kala 1
Berdasarkan hasil anamnese Ny S datang ke klinik pada tanggal 11 juni 2023
pukul 06.30 wita ibu merasakan kencang-kencang menjalar dari perut ke pinggang
sejak jam 04.00 WIB pagi, keluar lendir bercampur darah darah. ibu melahirkan
pada usia kehamilan 40 minggu. Menurut (Sujiyatini, S.SiT, M.Keb, dkk. 2012)
sakit yang sering dan keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya dan pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah
ada.Pada saat kala I fase aktif memberikan asuhan ibu untuk tidur miring kekiri
untuk membantu mempercepat penurunan kepala dan mengajarkan relaksasi untuk
meringankan rasa sakit. Hal ini sesuai dengan teori Indrayani dan Moudy E (2016),
yaitu posisi tidur kekiri dapat meringankan aliran darah kepala bayi dan
meringankan rasa sakit, sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori. Setelah ibu
tidur miring kekiri ibu merasa tidak begitu kesakitan.
2. Kala II
Pada tanggal 11 juni 2023 pukul 07.45 wita ibu mengatakan kenceng-kenceng
semakin sering, ingin mengejan dan seperti ingin buang air besar. Terdapat tanda
gejala kala Il seperti, dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, dan vulva membuka, sesuai dengan teori Indryani (2016), bahwa tanda
dan gejala kala II yaitu adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol, dan vulva membuka. Pada pukul 08.10 WIB bayi lahir
spontan ,kulit kemerahan, gerak aktif, jenis kelamin Laki-laki, bayi bar lahir
dengan segera dengan APGAR skor 8,9,10. Asuhan yang diberikan pada bayi Ny.S
yaitu dengan bersihkan jalan napas dengan pengisap lendir, potong tali pusat,
segera keringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain kering yang bersih dan
hangat, nilai status pernapasan.
3. Kala III
Pada kala III dilakukan penyuntikan oksitosin untuk mencegah terjadinya
perdarahan, 1 menit setelah bayi lahir, melakukan massage uterus dan peregangan
tali pusat terkendali. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu
pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah
bayi lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri
(Rohani dkk, 2011 dalam Ramadhani 2019). Menurut (shofia ilmiah, 2015). Kala
III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Pertolongan kala III pada Ny. S dilakukan selama 5
menit, sehingga tidak ada kesenjangan antara lama kala III dengan teori.
4. Kala IV
Pada kala IV dilakukan segera setelah lahirnya plasenta observasi 2 jam pasca
bersalin dan didapatkan hasil, tekanan darah 90/60 mmg, Nadi 80x/menit, RR
22x/menit, Suhu 36,5°C, TFU teraba keras,kandung kemih kosong, perdarahan 150
cc. Hal ini sudah sesuai dengan teori menurut shofia ilmiah, W. (2015). Yaitu
observasi yang dilakukan adalah tanda-tanda vital ibu, rangsangan taktil (massase),
estimasi jumlah kehilangan darah, memastikan kandung kemih kosong, dan
keadaan umum ibu,sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori yang ada. Pada
kenyataan ibu sudah dilakukan pemeriksaan sesuai teori dengan hasil pemeriksaan
normal dan tidak terdapat tanda infeksi pada ibu. mendekontaminasi tempat dan
alat persalinan, menjelaskan tanda bahaya kala IV dan melengkapi partograf. Hal
ini menunjukkan pada kala IV telah dilakukan pemantauan dan tidak adanya
masalah.
5. Asuhan Kebidanan pada BBL
Pada tanggal 11 juni 2023, bayi Ny.S lahir pada pukul 08.10 wita bavi lahir
spontan, kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin laki-laki, dilakukan
penilaian segera setelah lahir dari hasil APGAR skor 8,9,10 Keadaan baik lalu
dilakukan pemeriksaan antropometri (Sulikah, kk. 2019) pada bayi.dengan hasil
pemeriksaan antropometri pada bayi BB 2900 gr, PB 48 cm, LK 33 cm, LD 34 cm,
hasil pemeriksaan semua dalam batas normal.Selanjutnya bayi diberikan vit k
dengan dosis 0,5 ml secara IM untuk mencegah perdarahan pada kepala dan tali
pusat bayi serta salep mata pada mata kanan dan kiri untuk mençegah infeksi.
Setelah 1 jam kemudian kemudian bayi diberikan imunisasi HB 0 dengan 0,5cc
secara IM pada paha kanan sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori yang ada.
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan
saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda
bahaya, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan IMD, memberikan suntikan
vitamin K, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi
Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2014)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir pada Ny.S 34 tahun
G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu janin tunggal hidup. Ny. S datang ke
PMB SATUMI pada pukul 06.30 wita dengan keluhan mules hingga
menjalar ke pinggang, dengan hasil pemeriksaan KU baik,keadaan fisik
baik,TTV dalam batas normal, Gerakan Janin (+) 143x/menit, His
3x/10’/35’’ sudah masuk PAP (divergen) 2/5 dengan hasil pemerikssan
dalam: Portio tebal, pembukaan 4 cm, selaput ketuban (-),presentasi kepala
di Hodge II dan terdapat lendir bercampur darah pada handscoon.
Pada Pukul 07.45 wita ibu mengatakan mules yang semakin sering,
menjalar dari bagian peut ke pinggang dan terdapat rasa ingin meneran
seperti mau BAB. Hasil pemerikssan KU baik, TTV dalam batas normal,
Kepala bayi sudah masuk PAP (divergen) 1/5. Gerakan Janin (+) DJJ
145x/menit frekuesi teratur, His 5x/10’/45’’, Genetalia tampak keluar
lendir bercampur darah, perineum tampak menonjol, vulva dan spingter ani
membuka. Pemeriksaan dalam: portio tidak teraba, pembukaan lengkap 10
cm, Ketuban (-) ubun-ubun kecil didepan, kepala berada di hodge IV.
Pada pukul 08.10 wita Bayi lahir spontan belakang kepala, segera
menangis, bernafas spontan, kulit kemerahan dan bergerak aktif, berjenis
kelamin Laki-laki, Apgar score 8.9,10 dan segera meletakkan bayi diatas
perut ibu.
Pada Pukul 08.15 wita ibu mengatakan perutnya terasa mules dengan hasil
pemeriksaan KU baik, kesadaran composmenthis, TFU sepusat, kontraksi
teraba keras, kandung kemih kosong, uterus membundar, tidak ada janin
kedua, terdapat semburan darah tiba-tiba dan tali pusat tampak di depan
vulva memanjang. Kemudian plasenta berhasil dilahirkan
Pada pukul 08.30 ibu mengatakan sangat lelah namun merasa sangat
senang dengan kelahiran bayinya KU baik, kesadaran composmenthis,
TTV dalam batas normal. TFU 2 jari dibawah pusat dan teraba keras,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal ±150 cc.
Tidak terdapat laserasi pada jalan lahir.
NY. S berhasil melahirkan bayinya pada pukul 08.10 wita, keadaan ibu
serta bayi dalam keadan baik dan sehat.
B. Saran
1. Pada Klien
- Di harapkan kepada Ny. S agar beristirahat serta memenuhi nutrisi pasca
persalinan dan Ny. S tidak disarankan untuk pulang kerumah terlebih dahulu
selama 6 jam pasca persalinan.
- Menjelaskan kepada Ny. S tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan
apabila merasakan tanda gejala tersebut agar sesegeranya menghubungi atau
mendatangi Fasilitas Kesehatan terdekat.
- Menyarankan kepada Ny. S untuk kedepannya menggunakan kontrasepsi
sesuai anjuran pemerintah yaitu Keluarga Berencana
2. Pada Klinik
Diharapkan dapat memanfaatkan patograf sebagai mana mestinya
DAFTAR PUSTAKA