Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 6 JAM POST PARTUM FISIOLOGIS

DI PMB SATUMI

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan (PKK II )


Dosen Pembimbing : Vonny Khresna Dewi,S.Si.T,M.Kes

Oleh :
Nama : Mutia Maulida
NIM : P07124121048
Semester : IV B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi
kompetensi dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dan Menyusui
di PMB SATUMI”

Nama : Ny. S
Hari/Tanggal : Minggu, 11 Juni 2023
Alamat : Jl. Pekapuran Raya Banjarmasin
Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan laporan
dokumentasi kompetensi pada ibu Nifas dan Menyusui:

Nama : Mutia Maulida


NIM : P07124121048

Banjarmasin, 11 Juni 2023

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswi

Satumi, AM.Keb Mutia Maulida


NIP. 197909042005012013 NIM. P07124121048

LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS


Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan
dokumentasi kompetensi dengan judul “Laporan Nifas dan Menyusui di PMB
SATUMI Tahun 2023”

Nama : Ny. S
Hari/Tanggal : Minggu, 11 Juni 2023
Alamat : Jl. Pekapuran Raya Banjarmasin

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan laporan
dokumentasi kompetensi pada PKK 2, oleh :

Nama : Mutia Maulida


NIM : P07124121048

Banjarmasin, 11 Juni 2023


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswi

Vonny Khresna Dewi,S.Si.T,M.Kes Mutia Maulida


NIP. 197401051993022001 NIM. P07124121048

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan Semester IV.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul’’Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas dan menyusui’’tepat pada waktunya.

Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada pembimbing praktik klinik


kebidanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang
budiman.

Banjarmasin,11 Juni 2023

Mutia Maulida

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS......................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS...........................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................................2
C. Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Nifas ...................................................................................................4
B. Konsep Dasar Asuhan Nifas.....................................................................................14

BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................................17


BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................21
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas, disebut juga masa postpartum atau puerperium, adalah
masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan
pengembalian alat-alat kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil
lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan. (Jannah, 2011)

Masa nifas dimana biasanya akan dirasakan pada wanita yang setelah
usai melakukan persalinan, biasanya hal ini akan dirasakan 40 hari setelah
usai melahirkan pada ibu hamil. Wanita kerap kali bahagia setelah usai
menjalani persalinan dan sebenarnya masih ada fase dimana aka nada jeda
waktu dimana aka nada proses pembersihan rahim hal ini samaseperti setiap
wanita menjalani masa menstruasi.mungkin bagi beberapawanita sering
mendengar kata “Masa Nifas” tetapi tidak mengerti apa maksus dan mengapa
gejala tersebut terjadisetelah melahirkan. Sering kali wanita merasa seperti
was-was dalam menjalani masa nifas ini, yang sesungguhnya memang sebuah
gejala alami yang biasa terjadi pada wanita setelah selesai melahirkan.

Proses gejala masa nifas setelah usai melakukan proses persalinan ini
berlangsung selama 6 minggu atau berkisar 40 hari,dimana dalam hal ini
ditunjukkan beberapa gejala dengan mengeluarkan darah segar dari mulut
rahim tak jarang bahkan ada yang mengeluarkan darah yang berlendir dimana
sel-sel darah tersebut merupakan sisa dari plasenta, dinding rahim dan kotoran
bayi selama ada di dalam kandungan. Dalam hal ini bagi anda para ibu, tidak
usah terlalu khawatir dengan gejala tersebut, karena gejala tersebut adalah
gejalanormal yang akan anda jalani.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami tentang asuhan masa nifas dan menyusui serta menerapkan


asuhan kebidanan pada ibu nifas secara komprehensif yang dimulai 6 jam
setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu (42 hari) dengan menggunakan
manajemen asuhan kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada ibu nifas.


b. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah pada ibu nifas.
c. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu nifas.
d. Menentukan kebutuhan segera pada ibu nifas.
e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu nifas.
f. Melaksanakan rencana asuhan yang telah disusun pada ibu nifas.
g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
nifas secara berkesinambungan.
h. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan.
C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

1) Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis dalam penerapan proses


manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas. Sehingga dapat digunakan
sebagai masukan dalam pengembangan studi kasus berikutnya.

2) Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses


perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan yang
berkualitas.
b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan kebidanan serta referensi


bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu nifas.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Penulis

Dapat mempraktikan teori yang didapat secara langsung dalam


memberikan asuhan kebidanan melalui manajemen kebidanan ibu nifas

b. Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk memberikan asuhan kebidanan


yang bermutu pada ibu nifas.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari asuhan dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan


materi agar dapat menerapkan secara langsung dan berkesinambungan
pada ibu nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.

d. Bagi Klien

Mendapatkan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sesuai


dengan standar asuhan kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Nifas


1. Pengertian
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Prawirohardjo,
2014 hal.356). Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium
adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan (Widyasih, dkk 2013, hal.1).
2. Tahapan Masa Nifas
Nugroho, dkk (2014, hal.3) menyatakan bahwa ada beberapa tahapan
masa nifas yang harus dipahami oleh seorang bidan antara lain :
a. Puerperium dini. Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan
untuk berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial Suatu masa dimana kepulihan dari organ-
organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
c. Remote Puerperium. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
kembali dalam keadaan sempurna terutama bila selama hamil atau
bersalin memiliki komplikasi.
3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Perubahan fisiologis masa nifas yaitu :
Perubahan Sistem Reproduksi
a. Sofian. A (2012, hal.87) menyatakan bahwa perubahan sistem
reproduksi yaitu :
1) Involusi Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berivolusi) hingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Tabel. 2.6 Tinggi Fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri lahir 2 Jari bawah pusat 750 gram
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simfisis 500 gram
14 hari (minggu 2) Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 Minggu Bertambah Kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar Normal 30 gram
Sumber : Sofian, 2012, hal. 87

2) Bekas Implantasi Uri


Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke
kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi
3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3) Luka-luka
Pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembab dalam 6-7
hari.
4) Rasa Nyeri
Rasa nyeri yang disebut after pains (meriang atau mulas-mulas)
disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pascapersalinan. Perlu diberikan pengertian kepada ibu mengenai
hal tersebut dan jika terlalu mengganggu, dapat diberikan obat-
obatan anti nyeri dan antimulas.
5) Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Ada beberapa jenis lochia, yaitu :
a) Lochia rubra (cruenta)
Lochia ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan meconium,
selama 2 hari pascapersalinan.
b) Lochia Sanguinolenta
Lochia ini berwanra merah kuning, berisi darah dan lendir;
hari ke 3-7 pascapersalinan.
c) Lochia Serosa
Lochia ini berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pascapersalinan.
d) Lochia alba
Lochia ini berupa cairan putih yang terjadi setelah 2 minggu.
e) Lochia purulenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f) Lochiotosis
Lochia tidak lancar keluarnya.
6) Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti
corong, berwarna merah kehitaman. konsentrasinya lunak,
kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir
tangan masih bisa dimasukkan ke rongga rahim, setelah 2 jam,
dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari, hanya dapat dilalui
1 jari.
7) Ligamen-ligamen
Ligamen, fascia dan difragma pelvis yang meregang pda
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali. Untuk memulihkan kembali,
sebaiknya dengan latihan-latihan dan senam nifas.
b. Perubahan Sistem Pencernaan
Nugroho, dkk (2014, hal. 94) menyatakan bahwa ada beberapa hal
yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara
lain:
1) Nafsu Makan
Pasca melahirkan biasanya ibu merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan. Pemulihan nafsu
makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama
satu atau dua hari.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus
cuma menetap salama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
Kelebihan analgesia dan anestesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3) Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi, hal ini
disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan
dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun
laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu untuk kembali normal.
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Rukiyah, dkk (2011, hal. 65) menyatakan bahwa pada masa
hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan
meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca
melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan
setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.
d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pada saat post partum sistem musculoskeletal akan berangsur-
angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelah
melahirkan, untuk membantu mencegah komplikasi dan
mempercepat involusi uteri.
e. Perubahan Sistem Endokrin
Nugroho, dkk (2014, hal. 109) menyatakan bahwa selama proses
kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin.
Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut antara lain :
1) Hormon Plasenta
2) Homon Pituitary
3) Hipotalamik Pituitary Ovarium
4) Hormon Oksitosin
5) Hormon Estrogen dan Progesteron
f. Tanda-tanda Vital
Rukiyah, dkk (2011, hal. 68) menyatakan bahwa perubahan tanda
vital selama masa nifas yaitu :
1) Suhu Badan
Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5
derajat celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini
akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan.
2) Nadi
Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi selama jam
pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan
frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai ke-10
setelah melahirkan, denyut nadi kembali kefrekuensi sebelum
hamil. Setiap denyut nadi di atas 100 x/menit selama masa
nifasadalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau
haemoragic post partum.
3) Tekanan Darah
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah
biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih
rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan.
Sedangkan tekanan darah tinggi pada masa nifas merupakan
tanda terjadinya pre eklamsia.
4) Pernafasan
Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
g. Perubahan Sitem Kardiovaskuler
Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon esterogen,
yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal
kembali. Meskipun kadar esterogen menurun selama nifas, namun
kadarnya masih tetap tinggi daripada normal. Plasma darah tidak
banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin.
Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama
kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-400
cc. Pada persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan naik.
Hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6
minggu (Nugroho, dkk, 2014, hal. 113).
h. Perubahan Sistem Hematologi
Pada awal post partum, jumlah hemohlobin, hematocrit dan
eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini
dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari wanita tersebut
(Rukiyah, dkk, 2011, hal. 72)
4. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas
Widyasih dkk (2013, hal. 101),menyatakan bahwa kebutuhan dasar nifas
yaitu:
a. Nutrisi dan Cairan
1) Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan diet berimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
b. Ambulasi Dini
Keuntungan ambulasi dini adalah sebagai berikut
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini.
2) Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik.
3) Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu.
4) Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai.
5) Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial-ekonomis).
Menurut, ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk,
tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak
memengaruhi penyembuhan luka episiotomy atau luka di perut,
serta tidak memperbesar kemungkinan prolapses.
c. Eliminasi
1) BAK
Buang air kecil sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi
normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK
dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama
persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh
dan sulit berkemih.
2) BAB
Ibu diharapkan dapat buang air besar (defekasi) sekitar 3-4
hari post partum. Apabila mengalami kesulitan BAB/obstipasi,
lakukan diet teratur; cukup cairan;konsumsi makanan
berserat;olahraga; berikan obat rangsangan per oral/per rektal
atau lakukan klisma bilamana perlu.
d. Kebersihan Diri dan Perineum
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan
meningkatkan rasa nyaman. kebersihan diri meliputi kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hal
yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan
diri adalah sebagai berikut:
1) Mandi teratur minimal 2 kali sehari
2) Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
3) Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
4) Melakukan perawatan perineum
5) Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
6) Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genetalia.
e. Istirahat dan Tidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi
kebutuhan istirahatnya antara lain :
1) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah
tangga secara perlahan-lahan.
3) Tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan, jumlah ASI berkurang;
Memperlambat proses involusi uteri; menyebablkan depresi
dan ketidakmampuan dalam merawat bayi sendiri.
f. Aktivitas Seksual
Hubungan seksual dilakukan begitu darah berhenti. Namun
demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri
tersebut. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau
dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk
memulai melakukan hubungan suami istri.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan
suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari
atau 6 minggu setelah persalinan.
g. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2) Menggunakan BH yang menyokong payudara
3) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali menyusui
4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan
sendok
5) Untuk mengilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet
setiap 4-6 jam.
6) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI lakukan
pengompresan payudara dengan air hangat selama 5 menit,urut
payudara menggunakan sisir membentuk huruf “Z” menuju
putting. Keluarkan sebagian ASI, susukan bayi setiap 2-3 jam
sekali, letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
dan keringkan payudara.
h. Keluarga berencana
1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali. Petugas kesehatan dapat
membantu merencanakannya dengan mengajarkan kepada
mereka tentang cara mencegah kehamilan
2) Biasanya wanita tidak menghasilkan sel terlur sebelum ia
mendapatkan haidnya kembali. Oleh karena itu, metode macron
laktasi dapat dipakai sebelum haid untuk yang pertama kalinya
tetap lebih aman terutama apabila ibu sudah haid lagi.
3) Sebelum menggunakan metode KB, sebaiknya dijelaskan
terlebih dahulu tentang: jika ibu telah memilih metode KB
tertentu, ada baiknya untuk melakukan junjungan ulang 2
minggu kemudian untuk melihat apakah metode tersebut
bekerja dengan baik.
5. Tanda Bahaya Masa Nifas
Rukiyah, dkk (2011, hal.154) menyatakan bahwa tanda bahaya masa nifas
sebagai berikut :
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih
dari 2 pembalut saniter dalam waktu setengah jam).
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung.
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau masalah
penglihatan.
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan.
f. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak
enak badan.
g. Payudara yang memerah, panas, dan/atau sakit.
h. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepajangan.
i. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada
kaki.
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau
bayi.
k. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.
B. Konsep Dasar Asuhan Nifas
1. Pengertian
Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang
diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan
kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati
keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013 hal. 4).
2. Tujuan Asuhan Nifas
Nugroho, dkk (2014, hal. 145) menyatakan bahwa tujuan asuhan nifas
yaitu :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2) Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayi.
3) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
4) Mencegah atau mendeteksi atau menatalaksanakan komplikasi yang
timbul pada waktu pasca persalinan, baik medis, bedah atau obstetric.
3. Standar Pelayanan Asuhan Masa Nifas
Pudiastuti (2011, hal. 65) menyatakan bahwa standar pelayanan nifas
yaitu:
1) Standar 14: Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberi penjelasan tentang
hal-hal yang mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dan membantu
ibu untuk memulai pemberian ASI.
2) Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberi pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada minggu ke-2 dan minggu ke-6 setelah persalinan, untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali
pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberi
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,
makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.
4. Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Tabel 2.7 Standar Minimal Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
persalinan b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan:
rujuk bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
2 6 hari setelah a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
persalinan berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal , tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan ,
cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperhatikan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu Memastikan rahim sudah kembali normal dengan
setelah
mengukur dan meraba bagian rahim.
persalinan
4 6 minggu a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
setelah yang ia atau bayi alami
persalinan b. Memberikan konseling untuk KB secara dini dan
pemberian kontrasepsi.
Sumber: Dewi,dkk 2014, hal. 4
BAB III

TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 6 JAM POSTPARTUM FISIOLOGIS

PRAKTIK MANDIRI BIDAN SATUMI

TAHUN 2023

Pengkajian
Hari / Tanggal : Minggu, 11 Juni 2023
Pukul : 14.10 WITA
IDENTITAS

Istri Suami

Nama Ny.S Tn. A

 Umur 34 Tahun 30 Tahun

 Pendidikan SMP SD

 Pekerjaan Pedagang Buruh

 Agama Islam Islam

 Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

 Alamat Jl. Antasan Segera Gg.Jambu

PROLOG

Ibu melahirkan pada tanggal 11 Juni 2023 pada pukul 08.10 WITA lahir anak kedua
di Praktik Mandiri Bidan Satumi ditolong oleh bidan, lahir spontan belakang kepala,
cukup bulan, jenis kelamin Laki Laki , BB 2900 gram, PB 48 cm, LK 33cm, LD 34
cm.

SUBJEKTIF

Ibu melahirkan 6 jam yang lalu mengatakan ASI sudah mulai keluar sedikit-sedikit
dan bayi sudah mau menyusui

OBJEKTIF

Keadaan umum baik, TD 110/80 mmHg, N 80x/menit, R 20x/menit, S 36,7°C,


mammae tidak bengkak, puting susu menonjol, kontraksi uterus teraba keras, TFU 2
jari dibawah pusat, perdarahan normal, tampak lochea rubra, kandung kemih kosong,
mobilisasi ibu sudah bisa berjalan dan sudah BAK

ANALISA

P 2 A 0 Post Partum 6 jam

PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik. Ibu
mengerti.
2. Memberitahukan kepada ibu agar selalu menyusui bayinya agar merangsang
pengeluaran air susu. Ibu mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand (sesuai
kehendak bayi) dan memberikan ASI ekslusif pada bayinya sampai usia 6
bulan tanpa makanan tambahan lainnya dan susukan minimal setiap 2 jam
sekali atau setiap bayinya mau menyusu. Ibu memahami anjuran yang
diberikan dan mengatakan akan memberikan ASI ekslusif hingga usia 6 bulan.
4. Mengajarkan ibu menyusui bayinya dengan posisi yang benar yaitu dengan
cara :
1) Pegang bayi pada belakang bahunya
2) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu
3) Tempelkan dagu bayi dengan payudara ibu
4) Pegang payudara dengan pegangan membentuk huruf C yaitu payudara
dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang
dibawah.
5) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang agar mulut bayi terbuka
6) Setelah mulut bayi terbuka, dengan cepat dekatkan bayi ke payudara
7) Usahakan sebagian besar bagian hitam payudara masuk kedalam mulut
bayi. Ibu mengerti dan menyusui dengan teknik yang benar.
5. Memberitahukan ibu untuk menyendawakan bayi setelah disusui dengan cara
bayi digendong tegak bersandar pada bahu ibu kemudian tepuk punggung bayi
secara perlahan-lahan sampai bayi bersendawa. Ibu mengerti
6. Mengajarkan ibu cara merawat payudara (breast care), yaitu sebelum menyusui
ibu terlebih dahulu membersihkan payudaranya dengan menggunakan baby
oil, lalu melakukan pijatan lembut secara memutar kearah puting susu,
kemudian mengompresnya dengan air hangat dan dingin. Ibu mengerti.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 1-2 jam atau
pada saat bayi tidur siang ibu juga ikut tidur siang dan pada malam hari ± 7-8
jam. Ibu mengerti.
8. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi yang seimbang yang
mengandung karbohidrat seperti nasi, daging atau ikan, sayur-sayuran dan
buah-buahan serta air putih sebanyak 8-10 gelas sehari. Ibu mengerti.
9. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri berguna untuk
mengurangi infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi minimal 2 kali sehari, mengganti
pakaian dan alas tempat tidur, menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal. Ibu
mengerti.
10. Mengajarkan kepada ibu selama masa nifas perlu beristirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebih, yaitu dengan cara kembali ke kegiatan
rumah tangga biasa dengan perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat
selagi bayi tidur.
11. Mengajarkan kepada ibu tentang cara vulva hygiene yang benar, yaitu:
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh area kewanitaan
b. Mengajarkan membersihkan/mencebok area kewanitaan dari arah depan ke
belakang
c. Mengganti pembalut 2 jam sekali atau apabila sudah penuh
d. Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari
12. Memberitahukan ibu tentang tanda bahaya masa nifas, yaitu :
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni atau merasa tidak enak
badan
g. Payudara yang memerah, panas dan sakit
h. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayinya
j. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah
Apabila ibu mengalami salah satu tanda bahay tersebut maka segera datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Ibu mengerti.

13. Pemberian terapi obat oleh bidan :


a. Cefadroxil sebanyak 10 tablet dikonsumsi 3x1 sesudah makan
b. Asam mefenamat sebanyak 10 tablet dikonsumsi 3x1 sesudah makan
c. Tablet Fe sebanyak 30 tablet dikonsumsi 2x1 pada pagi hari dan sebelum
tidur. Obat sudah diminum sesuai dosis.
d. Vitamin A (2 kapsul merah) 2 × 200.000 dikonsumsi 1x1 sebelum tidur
14. Mendokumentasikan hasil asuhan yang diberikan. Hasil sudah
didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Penatalaksanaan yang dilakukan kunjungan masa nifas pertama antara lain


memberikan informasi pada keluarga cara mencegah perdarahan masa nifas, cara
menyusui yang benar, mobilisasi bertahap, istirahat yang cukup, memberikan terapi
obat. Diagnosa kebidanan yang muncul pada kasus Ny. S telah sesuai dengan teori
nomenklatur kebidanan, yaitu Ny. S P1A0 Umur 34 tahun nifas 6 jam post partum
fisiologis. Tidak terdapat masalah pada setiap diagnosa kebidanan Ny. S. Menurut
teori Kepmenkes RI (2016) dan Saifuddin (2010) bahwa asuhan pada 6 jam post
partum antara lain memberikan informasi cara mencegah perdarahan, cara menyusui
yang benarmobilisasi bertahap, istirahat yang cukup. Sehingga asuhan yang diberikan
sesuai dengan teori.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah dilakukan pemeriksaan Asuhan Nifas pada Ny. S tanggal 11 Juni
2023 pukul 14.10 WITA dengan hasil perdarahan normal, warna darah
kecoklatan atau merah muda, darah tidak berbau busuk, kontraksi rahim bagus
(tidak lembek), puting susu menonjol, ASI keluar lancar, ibu tidak mengalami
pusing.

B. Saran
a. Bagi klien dan keluarga
Dapat meningkatkan derajat kesehatan serta kemampuan klien dalam
melakukan asuhan masa nifas. Serta klien dan keluarga mampu mengambil
keputusan apabila timbul masalah pada masa nifas
b. Bagi Profesi Bidan
Adapun manfaat bagi profesi bidan agar mampu meningkatkan
profesionalisme, mutu, serta kualitas tenaga kesehatan khususnya mengenai
asuhan pada ibu nifas normal.
c. Bagi Pusat Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan serta kualitas asuhan pada ibu
nifas dan meningkatkan cakupan kunjungan nifas sesuai standar yaitu
minimal 4 kali kunjungan, untuk meningkatkan kualitas dan memberikan
pelayanan kepada ibu nifas.
d. Bagi Penulis
Menambah Pengetahuan dan pengalaman dengan mengamati suatu
permasalahan sehingga mendapat pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan terhadap perubahan fisiologis masa nifas
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho,T, Nurrezki, Warnaliza,D & Wulis, (2014) Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Nifas (Askeb 3). Nuha Medika. Yogyakarta
Saleha, S. (2013) Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta.
Widyasih, H, Suherni & Rahmawati, A. (2013) Perawatan Masa Nifas. Penerbit
Fitramaya. Yogyakarta.
Saminem. (2010) Dokumentasi Asuhan Kebidanan: Konsep & Praktik. EGC.Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai