Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. M P3A0 6 JAM POSTPARTUM DENGAN NYERI PERUT


DI PUSKESMAS PEKAUMAN
TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan II (PKK II)


Dosen Pembimbing : Fitria Jannatul Laili, S.Keb.,Bd.,M.Keb

Oleh :
Alwana Mujahida
P07124121003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus asuhan dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny. M P3A0 6 Jam Postpartum dengan Nyeri Perut di Puskesmas
Pekauman Tahun 2023” :
Nama : Ny. M
Umur : 31 Tahun
Alamat : Antasan Bondan RT 17 Mantuil
Digunakan untuk membuat Asuhan pada Ibu Nifas untuk memenuhi tugas Praktik
Klinik Kebidanan II oleh :
Nama : Alwana Mujahida
NIM : P07124121003
Prodi : DIII
Jurusan : Kebidanan
Lembar persetujuan dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Banjarbaru, Oktober 2023

Mengetahui
Pembimbing lahan praktik Mahasiwa praktik

Fitria Jannatul Laili, S.Keb.,Bd.,M.Keb Alwana Mujahida


NIP.198506192019022001 NIM : P07124121003

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan
judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. M P3A0 6 Jam Postpartum dengan Nyeri Perut di
Puskesmas Pekauman Tahun 2023”
Nama : Ny. M

Umur : 31 Tahun

Alamat : Antasan Bondan RT 17 Mantuil


Digunakan untuk membuat Asuhan pada Ibu Nifas untuk memenuhi tugas Praktik
Klinik Kebidanan II oleh :
Nama : Alwana Mujahida
Prodi : DIII
Jurusan : Kebidanan
Lembar persetujuan dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Banjarmasin, 19 Oktober 2023

Mengetahui
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiwa Praktik

Hema Ekavita T, AM.Keb Alwana Mujahida


NIP. 199004062011012001 NIM : P07124121003

iii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Asuhan Kebidanan PKK
II yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. F P3A0 6 Jam Postpartum dengan Nyeri
Perut di Puskesmas Pekauman Tahun 2023”, sebagai tugas Praktik Kebidanan II pada
Semester V Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Banjarmasin.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fitria Jannatul


Laili, S.Keb.,Bd.,M.Keb, selaku Dosen pembimbing Laporan Praktik Klinik
Kebidanan II yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam penyusunan
laporan ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bidan Hema Ekavita T, AM.Keb
selaku pembimbing Lahan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah membimbing dan
mendampingi selama melakukan praktik, sehingga kegiatan praktik ini berjalan
lancar.

Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas
bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Kemudian, saya
menyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.

Banjarmasin, 19 Oktober 2023

iv
Alwana Mujahida

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS............................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS.....................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................................3
C. Manfaat………………………………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………
5
A. Konsep Dasar
Nifas…………………………………………………………….5
a. Pengertian Nifas...................................................................................................5
b. Tahapan Masa Nifas.............................................................................................5
c. Perubahan Fisiologi Masa Nifas...........................................................................5
d. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas..............................................................11
e. Tanda Bahaya Masa Nifas..................................................................................15
B. Konsep Dasar Asuhan Nifas......................................................................................16
a. Pengertian Asuhan Nifas....................................................................................16
b. Tujuan Asuhan Nifas..........................................................................................17
c. Standar Pelayanan Asuhan Masa Nifas..............................................................18
d. Program dan kebijakan Teknis Masa Nifas........................................................19
C. Konsep Nyeri (Afterpain)……………………………………………………..20

vi
a. Pengertian
………………………………………………………………..20
b. Penyebab.…………………………………...……………………………21
c. Tanda Gejala…………………………………………………………….22
d. Komplikasi………………………………………………………………22
e. Penanganan……………………………………………………………....23

BAB III DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN……………………………...24


A. PENGKAJIAN……………………………………………………………24
B. SUBJEKTIF………………………………………………………………27
C. OBJEKTIF……………………………………………………….……….28
D. ANALISA…………...………………………………………….………...28
E. PENATALAKSANAAN...………………………………………,………28

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………...32
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………..36
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..36
B. Saran ………………………………………………………………………...37
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..40

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) tahun
2012, saat ini di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai angka 359
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai
angka 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menempatkan Indonesia
menjadi peringkat yang tertinggi di ASEAN. Untuk kesehatan ibu dan anak
diharapkan terjadi penurunan kematian ibu ¾ dibanding kondisi tahun 1990
dan demikian pula untuk kematian anak terjadi penurunan 2/3. Untuk
Indonesia diharapkan kematian ibu turun menjadi 102/100.000 kelahiran
hidup (KH) dan kematian bayi 23/1000 KH dengan kelahiran hidup pada
tahun 2015. (Kemenkes, 2015)
Kematian ibu disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu
kematian ibu oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan persalinnya.
Penyakit tuberculosis, anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS dan lain-lain dan
penyebab kematian ibu langsung yaitu pendarahan (25%, biasanya
pendarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan
(12%), partus macet (8%), komplikasi abortus tidak aman (13%), dan sebab-
sebab lain (8%) (Saiffudin, 2014).
Kesehatan Ibu merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu
bangsa . Pelayanan kesehatan yang perlu diperhatikan pada ibu adalah saat
kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Masa nifas merupakan masa setelah
persalinan selesai sampai kurang lebih 6 minggu. Setalah masa nifas, organ
reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil.
(Martalia, 2012). Pada ibu nifas terjadi dua perubahan, yaitu perubahan

1
fisiologis dan psikologis. Pada perubahan fisiologis diantaranya ibu nifas akan
mengalami proses pengerutan uterus setelah plasenta lahir, akibat dari
kontraksi otot-otot polos pada uterus yang akan menimbulkan nyeri pada
uterus yang disebut afterpains.
Involusi uterus yang terjadi pada masa postpartum dapat menimbulkan
rasa nyeri ketika kontraksi sedang berlangsung atau lebih dinamakan nyeri
pascapersalinan dan dikenal dengan istilah afterpains. Afterpains adalah rasa
kram, rasa mules-mules yang dirasakan ibu setelah persalinan. Menurut
penelitian Didien Eka Setyarini (2018), afterpains adalah rasa nyeri (kram dan
mules-mules) yang dapat disebabkan oleh kontraksi rahim. Hal ini
berlangsung karena uterus yang teregang penuh dua kali lipat cenderung
kendur. Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas menjadikannya tidak nyaman
merupakan masalah serius, serta akan menimbulkan dampak berupa gangguan
kesehatan, dapat mengganggu dalam perawatan ibu nifas dan bayinya. Hal ini
harus segera ditangani agar dapat meningkatkan kenyamanan ibu nifas.
Berdasarkan hasil penelitian Didien Ika Setyarini di BPM Ngadilah
dan BPM Anik terhadap 101 responden pada tahun 2018. Terdapat ibu yang
mengalami nyeri (afterpains) berat terkontrol sebanyak 10% , 57%nyeri
(afterpains) sedang, dan 33% nyeri (afterpains) ringan. Berdasarkan hasil
penelitian Waifti Amalia,dkk. Di BPM Dillah Sobirin terhadap 20 responden
pada tahun 2015. Didapatkan data 18 orang (90%) mengalami nyeri
(afterpains) sedang, dan 2 orang (10%) orang mengalami nyeri (afterpains)
berat. Kedua hasil penelitian diatas menunjukan pada ibu postpartum sebagian
besar mengalami involusi uterus atau afterpains pada skala nyeri sedang.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menjadikan kasus
tersebut sebagai laporan yang berjudul "Asuhan Kebidanan Pada Ny. M P3A0
6 Jam Postpartum dengan Nyeri Perut di Puskesmas Pekauman Tahun 2023".

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai standar pada Ny.
M P3A0 6 jam postpartum dengan nyeri perut menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. M P3A0 6 Jam
Postpartum dengan Nyeri Perut di Puskesmas Pekauman Tahun
2023
b. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny. M P3A0 6 Jam
Postpartum dengan Nyeri Perut di Puskesmas Pekauman Tahun
2023
c. Menegakkan Analisa data pada Ny. M P3A0 6 Jam Postpartum
dengan Nyeri Perut di Puskesmas Pekauman Tahun 2023
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. M P3A0 6
Jam Postpartum dengan Nyeri Perut di Puskesmas Pekauman
Tahun 2023
C. MANFAAT

1. Manfaat Teoritis
Berguna bagi perkembangan serta informasi ilmu kebidanan dan sebagai
bahan institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen asuhan
kebidanan secara komprehensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Prodi D-III Jurusan
Kebidanan

3
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswanya
dalam pemberian asuhan kebidanan komprehensif serta untuk
mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam pemberian asuhan
kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang terampil,
professional dan mandiri.
b. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mempraktikan teori yang telah diperoleh sebelumnya dan
kemudian diaplikasikan secara langsung dalam melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Nifas


a. Pengertian Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Prawirohardjo,
2014 hal.356). Masa nifas disebut juga masa post partum atau
puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saat melahirkan (Widyasih, dkk 2013, hal.1).
b. Tahapan Masa Nifas
Nugroho, dkk (2014, hal.3) menyatakan bahwa ada beberapa
tahapan masa nifas yang harus dipahami oleh seorang bidan antara
lain:
1) Puerperium dini. Suatu masa kepulihan dimana ibu
diperbolehkan untuk berdiri danberjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial Suatu masa dimana kepulihan dari
organ- organ reproduksi selama kurang lebih enamminggu.
1) Remote Puerperium. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila selama
hamil atau bersalin memilikikomplikasi.
c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Perubahan fisiologis masa nifas yaitu:
Perubahan Sistem Reproduksi

5
1) Sofian. A (2012, hal.87) menyatakan bahwa perubahan sistem
reproduksi yaitu :
a) Involusi Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil
(berivolusi) hingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel. 2.6 Tinggi Fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri lahir 2 Jari bawah pusat 750 gram
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simfisis 500 gram
14 hari (minggu 2) Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 Minggu Bertambah Kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar Normal 30 Ram
Sumber : Sofian, 2012, hal. 87
b) Bekas Implantasi Uri
Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol
ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu
menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya
pulih.
c) Luka-luka
Pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembab
dalam 6-7 hari.
d) Rasa Nyeri
Rasa nyeri yang disebut after pains (meriang atau
mulas-mulas) disebabkan kontraksi rahim, biasanya
berlangsung 2-4 hari pascapersalinan. Perlu diberikan

6
pengertian kepada ibu mengenai hal tersebut dan jika terlalu
mengganggu, dapat diberikan obat- obatan anti nyeri dan
antimulas.
e) Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina dalam masa nifas. Ada beberapa jenis lochia,
yaitu :
(1) Lochia rubra (cruenta)
Lochia ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
meconium, selama 2 hari pascapersalinan.
(2) Lochia Sanguinolenta
Lochia ini berwanra merah kuning, berisi darah dan
lendir; hari ke 3-7 pascapersalinan.
(3) Lochia Serosa
Lochia ini berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pascapersalinan.
(4) Lochia alba
Lochia ini berupa cairan putih yang terjadi setelah 2
minggu.
(5) Lochia purulenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
(6) Lochiotosis
Lochia tidak lancar keluarnya.
f) Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga

7
seperti corong, berwarna merah kehitaman. konsentrasinya
lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi
lahir tangan masih bisa dimasukkan ke rongga rahim, setelah
2 jam, dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari, hanya
dapat dilalui 1 jari.
g) Ligamen-ligamen
Ligamen, fascia dan difragma pelvis yang meregang
pda waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-
angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Untuk memulihkan
kembali, sebaiknya dengan latihan-latihan dan senam nifas.
2) Perubahan Sistem Pencernaan
Nugroho, dkk (2014, hal. 94) menyatakan bahwa ada
beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem
pencernaan, antara lain :
a) Nafsu Makan
Pasca melahirkan biasanya ibu merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan. Pemulihan nafsu
makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembalinormal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari.
b) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus
cuma menetap salama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
Kelebihan analgesia dan anestesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c) Pengosongan Usus

8
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi, hal
ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses
persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan,
dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem
pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk
kembali normal.
3) Perubahan Sistem Perkemihan
Rukiyah, dkk (2011, hal. 65) menyatakan bahwa pada
masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang
berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada
pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan
penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam
waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah
yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan.
4) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pada saat post partum sistem musculoskeletal akan
berangsur- angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera
setelah melahirkan, untuk membantu mencegah komplikasi dan
mempercepat involusi uteri.
5) Perubahan Sistem Endokrin
Nugroho, dkk (2014, hal. 109) menyatakan bahwa selama
proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut
antara lain:
a) Hormon Plasenta

9
b) Homon Pituitary
c) Hipotalamik PituitaryOvarium
d) Hormon Oksitosin
e) Hormon Estrogen dan Progesteron
6) Tanda-tanda Vital
Rukiyah, dkk (2011, hal. 68) menyatakan bahwa
perubahan tanda vital selama masa nifas yaitu :
a) Suhu Badan
Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih
0,5 derajat celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan
ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan.
b) Nadi
Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi selama jam
pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan
frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai ke-
10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali kefrekuensi
sebelum hamil. Setiap denyut nadi di atas 100 x/menit selama
masa nifasadalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi
atau haemoragic post partum.
c) Tekanan Darah
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah
biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi
lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh
perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada masa nifas
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia.
d) Pernafasan
Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau

10
normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
7) Perubahan Sitem Kardiovaskuler
Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon
esterogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi
normal kembali. Meskipun kadar esterogen menurun selama nifas,
namun kadarnya masih tetap tinggi daripada normal. Plasma darah
tidak banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi
meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran
bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah
urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensicairan
yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan
tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama
persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-
400 cc. Pada persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan naik.
Hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6
minggu (Nugroho, dkk, 2014, hal. 113).
8) Perubahan Sistem Hematologi
Pada awal post partum, jumlah hemohlobin, hematocrit
dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah,
volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari wanita
tersebut (Rukiyah, dkk, 2011, hal.72)
d. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas

11
Widyasih dkk (2013, hal. 101), menyatakan bahwa kebutuhan
dasar nifas yaitu:
1) Nutrisi dan Cairan
a) Mengonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b) Makan dengan diet berimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi,
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
e) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
2) Ambulasi Dini
Keuntungan ambulasi dini adalah sebagai berikut
a) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini.
b) Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik.
c) Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu.
d) Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai.
e) Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial-ekonomis).
Menurut, ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang
buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak
memengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di
perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapses.
3) Eliminasi
a) BAK
Buang air kecil sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi
normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan
BAK dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh

12
kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani
selama persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung
kemih penuh dan sulit berkemih.
b) BAB
Ibu diharapkan dapat buang air besar (defekasi) sekitar
3-4 hari post partum. Apabila mengalami kesulitan
BAB/obstipasi, lakukan diet teratur; cukup cairan;konsumsi
makananberserat;olahraga; berikan obat rangsangan per
oral/per rektal atau lakukan klisma bilamana perlu.
4) Kebersihan Diri dan Perineum
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan
meningkatkan rasa nyaman. kebersihan diri meliputi kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hal
yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan
diri adalah sebagai berikut :
a) Mandi teratur minimal 2 kali sehari
b) Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
c) Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
d) Melakukan perawatan perineum
e) Mengganti pembalut minimal 2 kalisehari
f) Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genetalia.
5) Istirahat danTidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam
memenuhi kebutuhan istirahatnya antara lain:
a) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

13
b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan
rumah tangga secara perlahan-lahan.
c) Tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan, jumlah ASI
berkurang; Memperlambat proses involusi uteri;
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam
merawat bayi sendiri.
6) Aktivitas Seksual
Hubungan seksual dilakukan begitu darah berhenti. Namun
demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri
tersebut. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
ataudua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman
untuk memulai melakukan hubungan suami istri.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya
setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
7) Perawatan payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih dankering
b) Menggunakan BH yang menyokong payudara
c) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali menyusui
d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan
sendok
e) Untuk mengilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet
setiap 4-6jam.

14
f) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI
lakukan pengompresan payudara dengan air hangat selama 5
menit,urut payudara menggunakan sisir membentuk huruf “Z”
menuju putting. Keluarkan sebagian ASI, susukan bayi setiap
2-3 jam sekali, letakkan kain dingin pada payudara setelah
menyusui dan keringkan payudara.
8) Keluarga berencana
a) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali. Petugas kesehatan dapat
membantu merencanakannya dengan mengajarkan kepada
mereka tentang cara mencegah kehamilan.
b) Biasanya wanita tidak menghasilkan sel terlur sebelum ia
mendapatkan haidnya kembali. Oleh karena itu, metode
macron laktasi dapat dipakai sebelum haid untuk yang
pertama kalinya tetap lebih aman terutama apabila ibu sudah
haid lagi.
c) Sebelum menggunakan metode KB, sebaiknya dijelaskan
terlebih dahulu tentang: jika ibu telah memilih metode KB
tertentu, ada baiknya untuk melakukan junjungan ulang 2
minggu kemudian untuk melihat apakah metode tersebut
bekerja denganbaik.
e. Tanda Bahaya Masa Nifas
Rukiyah, dkk (2011, hal.154) menyatakan bahwa tanda bahaya
masa nifas sebagai berikut :
1) Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi
lebih dari 2 pembalut saniter dalam waktu setengah jam).

15
2) Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
3) Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung.
4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau masalah
penglihatan.
5) Pembengkakan pada wajah dan tangan.
6) Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa
tidak enak badan.
7) Payudara yang memerah, panas, dan/atau sakit.
8) Kehilangan selera makan untuk waktu yangberkepajangan.
9) Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan
pada kaki.
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau
bayi.
11) Merasa sangat letih atau bernafasterengah-engah.
B. Konsep Dasar Asuhan Nifas
1. Pengertian asuhan masa nifas
Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan
yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau
mendekati keadaan sebelum hamil. (Sulfianti, dkk. 2021).
Asuhan masa nidas harus diberikan secara menyeluruh sesuai kebutuhan
ibu nifas. Kebutuhan tersebut akan bisa diketahui dari hasil pengkajian
yang dilakukan oleh bidan, terdiri dari : (Sulfianti, dkk. 2021)
a. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui keluhan ibu terkait
kondisi masa nifasnya. Kondisi lain yang perlu dikaji adalah riwayat
menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan dan persalinan

16
yang lalu, riwayat KB, riwayat kesehatan, pola kebiasaan sehari-hari,
dan kondisi psikososial ibu selama masa nifas. Pengkajian secara
mendalam akan membantu bidan untuk menggali permasalahan yang
terjadi pada ibu dan bisa merencanakan asuhan yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut.

b. Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis, bidan perlu melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu, hal ini diperlukan untuk memastikan
kondisi ibu. Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan kondisi umum, tingkat kesadaran dan postur tubuh.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital.
3) Pemeriksaan tinggi dan berat badan ibu.
4) Pemeriksaan fisik lengkap head to toe dengan menekankan pada
pemeriksaan payudara, abdomen, dan ano-genital.
2. Tujuan asuhan nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif
c. Melakukan deteksi dini terhadap masalah.
d. Mengobati atau merujuk jika terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya
e. Men-support dan memperkuat keyakinan diri ibu sehingga ibu
mampu melaksanakan peran nya dalam situasi keluarga maupun
budaya yang khusus yang ada pada keluarga
f. Memberikan penyuluhan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, laktasi, jadwal pemberian imunisasi dan
manfaat imunisasi dan perawatan bayi

17
g. Memberikan pelayanan keluarga berencana atau kontrasepsi
h. Mempercepat proses involusi (Pengecilan) alat kandungan
i. Melancarkan fungsi gastrointestisinal atau perkemihan
j. Melancarkan pengeluaran lochea
k. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi hati dan pengeluaran sisa metabolisme

3. Standar asuhan peayanan masa nifas


Standar pelayanan nifas yaitu: (Sulfianti, dkk. 2021)
a. Standar 14: Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberi penjelasan tentang hal-
hal yang mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dan membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI.
b. Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberi pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada minggu ke-2 dan minggu ke-6 setelah persalinan, untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberi penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

18
4. Program Dan Kebijakan Teknis masa Nifas

Tabel 2.2 Standar Minimal Kunjungan Masa Nifas


Kunjunga
Waktu Tujuan
n
1 6 jam-2 hari a. Mencegah perdarahan masa nifas karena
setelah atonia uteri
persalinan b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan,
ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran,
atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
stabil.
2 3-7 hari a. Memastikan involusi uterus berjalan normal :
setelah uterus berkontraksi, fundus dibawah
persalinan umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal ,
tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi

19
atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan , cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tak memperhatikan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3 8-28 hari
Memastikan rahim sudah kembali normal
setelah
dengan mengukur dan meraba bagian rahim.
persalinan
4 29-42 hari a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang ia atau bayi alami
persalinan b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
dan pemberian kontrasepsi.
Sumber (KIA, 2020)

C. Konsep Nyeri Nifas (Afterpain)


a. Pengertian
Menurut Smitha (2016) Nyeri his royan (Afterpain) adalah kram rahim
yang terjadi secara intermitten selama 2 atau 3 hari setelah persalinan
sebagai akibat dari kontraksi uterus untuk kembali ke keadaan semula. hal
ini merupakan ketidaknyamanan umum yang dirasakan oleh ibu setelah
persalinan. After pain merupakan nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas
akibat kontraksi uterus yang berlangsung 2-6 jam bahkan sampai 4 hari
masa nifas yang dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa terhambatnya

20
laktasi, terhambatnya mobilisasi dan lelah.

b. Penyebab
Pengembalian uterus dalam ukuran semula seperti sebelum hamil
memerlukan adanya kontraksi. Setelah proses persalinan lebih tepatnya
saat bayi baru lahir tingkatan kontraksi uterus bertambah secara intens.
Hal tersebut terjadi karena volume intrauterin mengalami penurunan yang
sangat tinggi. Kelenjar hipofisis melepas hormon oksitosin yang akan
mengatur dan memperkuat kontraksi uterus, sehingga akan menekan
pembuluh darah dan proses homeostasis akan terbantu. Kontraksi uterus
menimbulkan rasa nyeri seperti kram atau perut mules yang disebut
dengan afterpain. Afterpain atau sering disebut kram perut adalah rasa
nyeri disebabkan kotraksi dan relaksasi terus menerus pada uterus
sebagian besar berlangsung dalam 3-4 hari setelah bersalin dan banyak
terjadi multipara. Afterpain juga terjadi pada saat ibu menyusui karena
saat proses menyusui terjadi pelepasan oksistosin sehingga merangsang
uterus berkontraksi.
Nyeri setelah lahir (afterpain) disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi
uterus berurutan yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini lebih umum
terjadi pada wanita menyusui. Alasan nyeri yang lebih berat pada paritas
tinggi dan pada wanita menyusui. Alasan nyeri yang lebih berat pada
paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan
menyebabkan relasasi intermen (sebentar-sebentar). Berbeda pada wanita
primipara yang tonus uterusnya masih kuat dan tetap berkontraksi tanpa
relaksasi intermiten. Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi
produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak
hanya memicu refleks letdown (pengeluaran asi) pada payudara, tetapi

21
juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri akan hilang apabila kandung
kemih dikosongkan (Varney,2018).

c. Tanda gejala
Ibu nifas mengalami nyeri pada hari pertama nyeri bisa dirasakan pada
saat 3-4 jam post partum, dan bisa pada saat 1-2 jam post partum. Sifat
nyeri pada hari ke pertama adalah mulas pada bagian abdomen bawah
dengan skala 4–5 (nyeri sedang). Nyeri kontraksi uterus dapat dirasakan
pada saat ibu berdiam ataupun melakukan aktivitas. Ibu dapat merasakan
nyeri selama 1-5 menit.
d. Komplikasi
Dampak yang terjadi jika nyeri aterpains tidak ditangani dapat
mengakibatkan ibu mengalami beberapa masalah kesehatan, yaitu nyeri
yang dirasakan pada ibu nifas akan menyebabkan rasa cemas, kemudian
rasa cemas dikirim ke hipofisis posterior dan akan menghambat produksi
oxytocin. Dampak yang ditimbulkan apabila produksi oxytocin terhambat
yaitu ASI tidak dapat memancar secara maksimal sehingga kebutuhan
bayi tidak terpenuhi . Dampak lain yang dirasakan ibu yaitu kontraksi
dengan kurangnya oxytosin maka rahim tidak dapt berkontraksi dengan
kuat yang menyebabkan rahim terjadi risiko perdarahan dan sub involusio
uteri yang meningkatkan risiko infeksi.
e. Penanganan
Beberapa upaya dalam penatalaksanaan nyeri yaitu terapi farmakologi
dan nonfarmakologi. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan
farmakologis : dengan memberikan obat analgesik, dan tindakan
nonfarmakologi. Saat ini, terapi nonfarmakologi sudah diterapkan dalam
mempercepat penyembuhan pada masa postpartum. Terapi

22
nonfarmakologi meliputi hipnosis, akupuntur, akupresur, relaksasi, teknik
berendam, dan masase.
Salah satu jenis massase adalah massase effleurage. Effleurage adalah
bentuk masase dengan menggunakan telapak tangan yang memberi
tekanan lembut keatas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara
berulang. Teknik ini bertujuan untuk untuk meningkatkan sirkulasi darah,
memberi tekanan, menghangatkan otot abdomen, serta meningkatkan
relaksasi fisik dan mental. Effleurage merupakan teknik masase yang
aman, mudah untuk dilakukan, tidak memerlukan banyak alat, tidak
memerlukan biaya, tidak memiliki efek samping, dan dapat dilakukan
sendiri atau dengan bantuan orang lain. Menurut jurnal (Parulian T. S.,
dkk, 2014) Pelaksanaan teknik effleurage massage dengan menggunakan
jari tangan dan dengan frekuensi tetap/konstan (tidak putus-putus).
Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan effleurage massage
yaitu:
a. Posisikan klien tidur dengan posisi supine dan letakkan bantal di
bawah lutut dengan tujuan menjaga perut agar tetap rileks selama
dilakukan effleurage massage.
b. Tuangkan minyak pada telapak tangan 3-4 tetes dan ratakan
c. Lakukan massage pada abdomen klien, kedua telapak tangan
melakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan pola gerakan
melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah di atas
simphisis pubis, arahkan ke samping perut ibu, terus ke fundus uteri
kemudian turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah
diatas simphisis pubis. Bentuk pola gerakannya seperti kupu-kupu.
d. Ulangi gerakan selama 3-5 menit selama kontraksi berlangsung
(jurnal Parulian T, dkk, 2014).

23
BAB III
TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA NY. M P3A0 6 JAM POSTPARTUM DENGAN NYERI PERUT
DI PUSKESMAS PEKAUMAN

A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Rabu,18 Oktober 2023
Pukul : 15.00 WITA
B. SUBJEKTIF
1. Identitas

Keterangan Istri Suami


Nama Ny. M Tn. N
Umur 31 Tahun 32 Tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan IRT Buruh Pelabuhan
Suku / Bangsa Banjar / Indonesia Banjar / Indonesia
Alamat Antasan Bondan RT 17 Mantuil

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan perut masih terasa nyeri dan mules dan ibu merasa lelah. Ibu
mengatakan bayinya sudah menyusui dengan kuat

24
3. Riwayat menstruasi
Menarche umur 15 tahun siklus haid sekitar 28-29 hari teratur dengan lama
6-7 hari. Sifat darah encer,dismenorhea tidak ada
4. Riwayat persalinan sekarang
Ibu mengatakan ini adalah persalinan ibu yang kedua dan sebelumnya tidak
pernah keguguran
HPHT : 20-02-2023
HPL : 27-12-2023
UK : 37
Tanggal persalinan : 18-10-2023
Komplikasi/kelainan dalam persalinan : tidak ada
a. Lama Partus
Lama partus kala I : 2 jam 50 menit
Lama partus kala II : 20 menit
Lama partus kala III : 8 menit
Lama partus kala IV : 2 jam
b. Perdarahan
Pendarahan Lama partus kala II : normal
Pendarahan Lama partus kala II : normal
Pendarahan Lama partus kala III : normal
Pendarahan Lama partus kala IV : normal
5. Riwayat bayi sekarang
Lahir tanggal : 18-10-2023
Pukul : 09.05 wita
BB : 2700 gr
PB : 46 cm

25
LK : 33 cm
LD : 31 cm
APGAR SCORE : 8,9,10
Cacat bawaan : tidak ada
6. Riwayat perkawinan
Kawin 1 kali , kawin pertama umur 16 tahun dengan suami sekarang sudah
15 tahun
7. Pola makan dan minum
a) Pola makan
Ibu mengatakan sudah makan 1 kali setelah melahirkan dengan nasi
dan lauk ayam
b) Pola minum
Ibu mengatakan sudah minum sebanyak 3 gelas air mineral dan 1 gelas
teh hangat
8. Pola aktivitas
a) Aktivitas / kegiatan sehar-hari
Ibu sudah bisa berjalan ke WC dan bisa menggendong bayi setelah 3
jam melahirkan.
b) Istirahat/tidur
Ibu mengatakan sudah tidur setelah 4 jam melahirkan selam kurang
lebih 1 jam, sebelum melahirkan ibu mengatakan tidurnya kurang
karna merasa mules di perut jadi ibu hanya tidur sekitar 4 -5 jam saja.
9. Pola eliminasi
a) Ibu buang air kecil sebanyak 3 kali dan warna jernih
b) Ibu belum ada buang air besar

26
10. Pola seksualitas
Ibu mengatakn melakukan hubungan suami istri sebelum hamil 2-3 kali
dalam seminggu
11. Personal hygine
Ibu mengatakn sudah berganti pakaian dan pembalut
12. Riwayat kontrasepsi yang pernah di gunakan
Ibu mengatakan sebelum hamil anak ketiga menggunakan kontrasepsi kb
pil
13. Riwayat kesehatan
a) Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak meminiki riwayat penyakit seperti hipertensi ,
jantung HIV , anemia, dan diabetes
b) Tidak ada penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarganya
14. Riwayat alergi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi pada makanan dan obat-obatan
ataupun yang lainnya.
15. Keadaan psikologis dan budaya
a) Psiko
Ibu sudah bisa menerima bayinya denga senang
b) Sosial
Hubungan dengan suami baik ,suami dan kelarga selalu memberikan
dukungan, ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya
c) Budaya
Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat yang bertentangan dengann
Kesehatan

27
C. OBJEKTIF
KU baik, kesadaran compos mentis, TD: 130/90 mmHg, N: 82x/menit,
R:22x/menit, T: 36,8 ⁰C, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik, puting
susu bersih menonjol, tidak ada bendungan ASI pada payudara, colostrum sudah
keluar. Abdomen tidak ada luka bekas oprasi, TFU 2 jari dibawah pusat, fundus
teraba keras, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal,
lokhea rubra, ekstremitas tidak ada oedema dan varises.
D. ANALISA
a. Diagnosa
P3A0 6 jam postpartum
b. Masalah
Nyeri dan mules bagian perut
E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik. Ibu
mengerti
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan ibu adalah hal yang
normal karena adanya kontraksi uterus. Ibu pun akan merasakan seperti nyeri
dan kembung di bagian perut bawah hingga punggung. Karena merupakan
pergerakan rahim yang menyusut. Rahim akan secara perlahan kembali pada
ukuran normalnya. Kondisi ini biasanya terus terjadi selama seminggu
pertama setelah melahirkan. Dibutuhkan waktu sekitar 6 minggu untuk rahim
kembali pada kondisi normal. Ibu mengerti
3. Mengajarkan ibu cara agar mengurangi rasa nyeri seperti dengan teknik
relaksasi yaitu dengan tarik nafas dalam, kemudian nafas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan mengembuskan nafas secara perlahan. Bisa
juga dengan teknik distraksi yaitu dengan cara mengalihkan perhatian klien
pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dirasakan,

28
dengan membaca istighfar, mendengarkan ayat suci Al- Qur’an bagi klien
yang beragama islam. Ibu mengerti
4. Mengajarkan juga ibu dan keluarga teknik effleurage massage agar
mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan cara :
a. Posisikan ibu tidur dengan posisi telentang dan letakkan bantal di bawah
lutut dengan tujuan menjaga perut agar tetap rileks selama dilakukan
effleurage massage.
b. Tuangkan minyak pada telapak tangan 3-4 tetes dan ratakan
c. Lakukan massage pada abdomen ibu, kedua telapak tangan melakukan
usapan ringan, tegas dan konstan dengan pola gerakan melingkari
abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah di atas simphisis pubis,
arahkan ke samping perut ibu, terus ke fundus uteri kemudian turun ke
umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah diatas simphisis pubis.
Bentuk pola gerakannya seperti kupu-kupu.
d. Ulangi gerakan selama 3-5 menit selama kontraksi berlangsung (jurnal
Parulian T, dkk, 2014).
Ibu dan keluarga mengerti
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa pada awal-awal melahirkan produksi ASI
masih sedikit adalah hal yang wajar untuk itu ibu dianjurkan untuk terus
menyusukan bayi sesering mungkin yaitu minimal setiap 2 jam sekali agar
merangsang produksi ASI dari isapan mulut bayi. Ibu mengerti
6. Menjelaskan kepada ibu bahwa untuk memulihkan kesehatan ibu harus
memenuhi kebutuhan sehari-hari masa nifas yaitu:
a. Nutrisi dan cairan
1) Menganjurkan ibu untuk tidak berpantangan dalam makan dan
makan-makanan yang bergizi seperti telur untuk protein, tahu untuk
protein dan kalsium, sayuran hijau dan buah-buahan.

29
2) Menganjurkan ibu untuk minum delapan gelas per hari.
b. Mendampingi bidan untuk pemberian:
a) Tablet zat besi 1x1 selama 40 hari.
b) Licostan atau anti nyeri 2x1
c) Yusimox (antibiotik) 2x1
d) Vitamin A 200.000 IU 2 kapsul 1x1
c. Kebersihan diri
Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
minimal dua kali sehari mengganti pakaian dan alas tempat tidur,
melakukan perawatan perineum, mengganti pembalut minimal 2 kali
sehari atau ketika pembalut suda terasa penuh. Menganjurkan ibu
menjaga kebersihan genetalia dengan cara cebok setelah BAK/BAB dari
depan ke belakang agar kotoran dari anus tidak masuk ke vagina.
d. Istirahat
Menjelaskan kepada ibu selama masa nifas perlu beristirahat cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan dan untuk kembali ke
kegiatan rumah tangga seperti biasa sebaikanya di lakukan bertahap
secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
7. Mengajari ibu perawatan payudara yaitu:
a. Menempakan telapak tangan diantara kedua payudara, kemudian
mengurutnya kearah atas terus ke samping, ke bawah dan melintang
sehingga tangan menyangga payudara kemudian lepaskan tangan dari
payudara. Melakukannya sebanyak 30x/5 menit.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari jari tangan kanan
saling dirapatkan kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut
payudara kiri dan pangkal kearah puting demikian jga untuk payudara
kanan. Melakukannya sebanyak 30x/5 menit.

30
c. Telapak tangan menopang payudara kiri kemudian jari-jari tangan kanan
dikepalkan, kemudain buku-buku jari tangan mengurut payudara dari
pangkal kerah putting demikian jua untuk payudara kanan. Melakukannya
sebanyak 30x/5 menit.
d. Merangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan air dingin
dengan cara di siram atau di kompres berganti-ganti 5x untuk setiap
payudara. Ibu mengerti cara merawat payudara
8. Mengajari ibu cara menyusui yang benar yaitu:
a. Memeluk kepala dan tubuh bayi lurus dan mengarahkan muka bayi ke
puting ibu.
b. Menyentuhkan puting payudara ke bibir bawah bayi kemudain tunggu
sampai bayi membuka lebar mulutnya, jika sudah membuka lebar segera
arahkan putting ke dalam mulut bayi. Ibu mengerti cara menyusui yang
baik dan benar.
9. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas, yaitu perdarahan pervaginam, infeksi
nifas, sakit kepala parah, demam disertai muntah, sakit saat BAB,
pembengkakan diwajah atau ektrimitas, payudara berdarah, merasa sedih atau
merasa tak sanggup merawat bayi, kehilangan nafsu makan. Ibu mengerti
tanda bahaya nifas.
10. Memberitahu ibu agar kembali periksa apabila mengalami salah satu tanda
bahaya nifas. Ibu mengerti dan setuju untuk periksa jika ada keluhan.
11. Mendokumentasikan hasil asuhan pada buku register. Pendokumentasian
sudah dilakukan

31
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini yaitu pembahasan tentang hasil pemberian asuhan pada ibu
nifas secara berkesinambungan yang kemudian dibandingkan dengan teori kasus
yang sudah ada beserta solusinya atau opini dari penulis untuk melihat ada
tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus nyata, asuhan kebidanan yang
diberikan kepada Ny. M P3A0 dengan menggunakan asuhan kebidanan pada ibu
nifas.
Data subjektif yang ditemukan pada tanggal 18 Oktober 2023 6 jam
postpartum pada Ny. M mengeluh saat ini perut masih terasa nyeri dan mules dan
ibu merasa lelah. Hal ini sesuai Smitha (2016) yang mengatakan bahwa pada
minggu pertama sesudah bayi lahir ibu akan mengalami kram/mulas pada
abdomen yang berlangsung sebentar, mirip dengan kram pada periode
menstruasi, periode ini disebut dengan afterpains, yang ditimbulkan oleh karena
kontraksi uterus pada waktu mendorong gump alan darah dan jaringan yang
terkumpul didalam uterus. Kram demikian tidak berlangsung lama dan dianggap
tidak masalah, kram/mulas akan lebih terasa lagi pada saat menyusui bayi oleh
karena stimulasi/rangsangan puting susu menimbulkan aksi reflex pada uterus.
Teori ini didukung oleh (Cunningham dkk, 2013) yang mengatakan bahwa
pada multipara uterus sering berkontraksi dengan kuat pada interval tertentu dan
menimbulkan nyeri setelah melahirkan, yang mirip dengan nyeri persalinan
namun lebih ringan. Nyeri ini semakin terasa sesuai dengan meningkatnya paritas
dan menjadi lebih buruk ketika bayi menyusu, kemungkinan besar karena
pelepasan oksitosin. Biasannya nyeri setelah melahirkan berkurang intensitasnya
dan menjadi lebih ringan pada hari yang ketiga. Dengan demikian keluhan yang
dirasakan oleh Ny. M masih dalam batas normal.

32
Nyeri (afterpains) membuat ibu postpartum menjadi tidak nyaman, dan
merupakan masalah serius yang harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan.
Bidan harus bertindak cepat agar dapat meningkatkan kenyaman ibu postpartum.
(Didien Ika Setyarini, 2018). Maka dari itu Ny. M P3A0 diberikan metode
massage effleurage agar dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Effluerage
adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak
putus-putus. Effleurage adalah bentuk massase dengan menggunakan telapak
tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah
sirkular secara berulang yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
memberi tekanan serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental (Handayani,
2016). Pijatan effleurage dapat juga dilakukan dipunggung, tujuan utamanya
untuk relaksasi.
Hal ini sesuai dengan teori Handayani (2016), yang mana nyeri melahirkan
dapat diatasi dengan dengan menggunakan metode massage effleurage. Pasien
yang mendapatkan massage effleurage ini akan mempengaruhi psikologis lebih
merasa tenang, nyaman, rileks, puas dan akan lebih dekat dengan petugas
kesehatan yang melayani sehingga secara tidak langsung hal ini bisa mengurangi
intensitas nyeri yang dirasakan. Massage merupakan salah satu manajemen nyeri
non farmakologi untuk membuat tubuh menjadi rileks, bermanfaat mengurangi
rasa sakit atau nyeri, menentramkan diri, relaksasi, menenangkan saraf dan
menurunkan tekanan darah.
Berdasarkan data objektif yang ditemukan pada tanggal 18 Oktober 2023
pada kunjungan pertama 6 jam postpartum penulis mendapatkan hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, Pada pemeriksaan abdomen ditemui
bahwa kontraksi baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Hasil ini sesuai
dengan teori Astuti (2019) yaitu tekanan darah pada ibu nifas normalnya <140
mmHg, nadi 60-80 x/menit, pernapasan 16-24x/menit, suhu tidak lebih dari

33
38°C. Pemeriksaan fisik dalam batas normal yang mana diantaranya TFU
pertengahan pusat simpisis, kontraksi keras, lochea pada hari ketiga lochea
sanguinolenta yang berwarna kuning berisi darah dan lendir.
Sementara itu, pada pemeriksaan anogenetalia ditemukan pengeluaran
pervaginam lochea rubra, sama halnya dengan (Cunningham dkk, 2013) pada
beberapa hari pertama setelah melahirkan, lochea berwarna merah karena adanya
darah dalam jumlah yang cukup banyak yaitu lochea rubra. Teori ini didukung
pula oleh (Bahiyatun, 2016) yang menyebutkan bahwa lochea rubra berwarna
merah karena mengandung darah. Ini adalah lochea pertama yang mulai keluar
segera setelah kelahiran dan terus berlanjut hingga dua atau tiga hari pertama
post partum. Dengan demikian teori diatas sesuai dengan kasus Ny. M yaitu
lochea yang keluar beberapa hari postpartum adalah lochea rubra yang berwarna
merah.
Pada kunjungan pertama asuhan nifas 6 jam, berdasarkan pengkajian data
subjektif dan objektif didapatkan diagnose Ny M P3A0 6 jam postpartum ,
keadaan ibu baik . Ibu sudah diberikan kapsul VIT A. Pemberian kapsul pertama
dilakukan segera setelah melahirkan, dan kapsul kedua diberikan sedikitnya
satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu
kemudian. Masa nifas merupakan hal penting untuk di perhatikan guna
menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia, kekurangan vitamin
A dapat meningkatkan resiko anak terhadap terjadinya infeksi seperti
penyakit saluran nafas dan diare, meningkatkan angka kematian karena
campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan . Kekurangan vitamin
A juga dapat menyebabkan buta senja, anemia, kekurangan berat badan, kurang
gizi, dan penyakit reproduksi serta menurunkan kelangsungan hidup ibu
hingga dua tahun setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2011).

34
Pada masa nifas perlu diberikan vitamin A untuk menaikkan jumlah
kandungan vitamin A dalam ASI.Selain bagi ibu, vitamin A juga bermanfaat pada
bayi, karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga bayi yang disusui
lebih kebal terhadap penyakit. Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan
kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan kesehatan nifas yang erat
kaitannya dengan anemia dan mengurangi resiko buta senja pada ibu menyusui
(Saleha, 2014).

Penulis memberikan KIE kepada ibu tentang cara memijat payudara


(breast care) yang baik dan benar agar pengeluaran ASI lancar dan mencegah
penyumbatan serta mempersiapkan produksi ASI. Mengajarkan kepada ibu cara
perawatan payudara serta cara menyusui yang benar agar puting susu tidak
lecet .Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap, yaitu
dimulai dari miring kiri-kanan, duduk di tempat tidur, berdiri secara perlahan baru
kemudian berjalan-jalan disekitar tempat tidur agar sirkulasi darah ibu lancer.
Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri dan terutama
daerah perineum.

35
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada masa nifas secara sesuai
pada standar pada Ny. M dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian data subjektif pada Ny. M mengatakan perut masih terasa
nyeri dan mules dan ibu merasa lelah, sudah BAK dan belum BAB.
2. Pada pengkajian data objektif tanda-tanda vital dan kondisi ibu baik
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 130/90 mmHg, N:
82x/menit, R:22x/menit, T: 36,8 ⁰C, konjungtiva tidak anemis dan sklera
tidak ikterik, puting susu bersih menonjol, tidak ada bendungan ASI pada
payudara, colostrum sudah keluar. Abdomen tidak ada luka bekas oprasi,
TFU 2 jari dibawah pusat, fundus teraba keras, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan normal, lokhea rubra, ekstremitas
tidak ada oedema dan varises.
3. Menganalisa masalah dan diagnosa pada Ny. M P3A0 6 jam postpartum
fisiologis, dengan masalah perut terasa nyeri.
4. Memberikan asuhan kebidanan masa nifas :
a. Memberitahu ibu agar menjaga personal hygiene terutama pada
puting susu dan daerah genetalia, yaitu dengan cara selalu
membersihkan putting susu saat mandi serta mengganti pembalut
pada saat sudah merasa tidak nyaman atau terasa penuh.
b. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi, seperti
sayur-sayuran hijau, ikan, telur, dan tidak berpantang makanan.
c. Mengajarkan ibu cara agar mengurangi rasa nyeri seperti dengan
teknik relaksasi atau dengan teknik effleurage massage

36
d. Memberitahukan ibu untuk memberikan ASI secara on demand atau
sesuai kemauan bayi dan membangunkan bayi tiap 2 jam sekali untuk
disusui jika bayi tidur terus.
e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. M
5. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti anjuran
yang disampaikan serta ibu sudah melakukan apa yang disampaikan.
B. Saran
Pada pelaksanaan asuhan kebidanan selanjutnya dapat melakukan
kunjungan nifas sebanyak 4 kali, dan juga perlu dilakukan konseling Keluarga
Berencana pada Kunjungan nifas ke 3 dan ke 4

37
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. P., & Sulastri, E., 2019. Universitas Muhammadiyah Purworejo


Peningkatan Pengetahuan Kehamilan , Persalinan Dan Nifas Yang Sehat
Melalui Kelas Ibu Hamil

Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Cunningham, et al. 2013. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 1. Jakarta : EGC.

Handayani,S. 2016. Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Kala 1 Fase Aktif.
Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu

Ika Setyarini Didien. (2018). Pengaruh Candle Theraphy Terhadap Tingkat


Afterpains
Ibu Post Partum. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan,


Nifas,
dan Bayi Baru Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Kementerian
Kesehatan RI : Jakarta

Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan anak. Jakarta: Kemenkes RI

Martalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.


Yogyakrta: Pustaka Pelajar.

Nugroho, T., dkk. (2014). Buku ajar asuhan kebidanan nifas (askeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika

Parulian dan Oktrifiana. 2014. Pengaruh Teknik Effleurage Masage Terhadap


Perubahan Nyeri pada Ibu Post Partum di Rumah Sakit Sariningsih Bandung.
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohodjo:
Jakarta

Rukiyah. (2011). Asuhan Kebidanan I. CV. Trans Info Media: Jakarta.

Saifuddin, A. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo.

38
Saleha. S. Asuhan Kebidanan 3. Yogyakarta: Rhineka Cipta: 2014

Sofian. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri :Obstetri Operatif Obstetri Social
edisi 3 jilid 1&2. EGC : Jakarta.
Sulfianti, D. (2021). Asuhan Kebidanan Pada persalinan.
Medan: Yayasan Kita Menulis

Sulistyawati. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Perpustakaan


Nasional.

Varney. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC.

Wahyuningsih H.P. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:


Kementerian Kesehatan R.I.

39

Anda mungkin juga menyukai