DI PUSKESMAS PEKAUMAN
TAHUN 2023
Disusun oleh :
ALWANA MUJAHIDA
NIM P07124121003
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Nama : Ny. A
Alamat : Pekauman
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswi
Rasa syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Asuhan Kebidanan
PKK II yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester II Dengan
KEK Di Puskesmas Pekauman”, sebagai tugas Praktik Kebidanan II pada Semester
V Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Banjarmasin.
Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas
bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Kemudian, saya
menyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Alwana Mujahida
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Proses kehamilan memegang peranan penting dalam pertumbuhan
janin. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2015 sampai tahun 2019, salah satu sasaran pokok ialah
meningkatkan status kesehatan gizi Ibu dan anak . Status gizi ibu memegang
peranan penting terhadap kelangsungan dan keberhasilan suatu kehamilan.
Peranan kecukupan gizi sangat vital, dimulai dari sejak kehamilan trimester
pertama hingga seribu hari pertama kehidupan. Gangguan asupan gizi pada
masa tersebut dihubungkan dengan risiko terjadiInya penyakit kronis pada
masa dewasa (RI, 2015).
Gangguan gizi pada ibu hamil yang paling sering terjadi adalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil
merupakan suatu keadaan ibu kurangnya asupan protein dan energi pada masa
kehamilan yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu dan janin. Ibu hamil yang berisiko mengalami kekurangan energi kronis
dapat dilihat dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA) yang kurang dari
23,5 cm. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko
terjadinya anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, terkena penyakit infeksi, dan menjadi penyebab tidak langsung
kematian ibu, sedangkan pengaruh kekurangan energi kronis terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
prematur iminnen (PPI), pendarahan post partum, serta peningkatan tindakan
sectio caesaria.
1
Obsevatory (WHO, 2016) menyatakan bahwa Hasil Survei Pemantauan
Status Gizi yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi kejadian KEK pada tahun
2017 sebesar 14,8 persen. Berdasarkan data riset kesehatan dasar yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2017-
2018 prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar 17,3 persen dan
prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 48,9 persen (WHO, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. A dengan
KEK pada Kehamilan Trimester II di Puskesmas Pekauman
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Berguna bagi perkembangan serta informasi ilmu kebidanan dan
sebagai bahan institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen
asuhan kebidanan secara komprehensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi
mahasiswanya dalam pemberian asuhan kebidanan komprehensif
2
serta untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam pemberian
asuhan kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang
terampil, professional dan mandiri.
b. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mempraktikan teori yang telah diperoleh sebelumnya
dan kemudian diaplikasikan secara langsung dalam melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara
komprehensif.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
b) T
anda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam meliputi :
a) Hegar : melunaknya segmen bawah uterus
b) Chadwiks : warna selaput lendir vulva dan vagina
menjadi ungu
c) Piscaseck : uterus membesar ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut
d) Broxton Hicks : bila uterus dirangsang mudah
berkontraksi
e) Ballotement : terjadi pantulan saat uterus ditekuk
dengan jari
3) Perut membesar
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
c)Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin dalam rahim : teraba gerakan janin, teraba
bagian-bagian janin
2) Denyut jantung janin : didengar dengan stetoskop laenec, alat
kardiotokografi, alat doppler, USG.(Fatimah & Nuryaningsih,
2017).
3. Fisiologois Proses Kehamilan
5
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan dalam kelahiran
bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang
dkk, 2012).
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung
20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2012). Setiap bulan
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk
ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2014). Pelepasan telur (ovum)
hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
menstruasi normal 28 hari.
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis.
Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2014).
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks, spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi
spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi
spermatid, akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup
waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2012).
6
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina
wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma
ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam
masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran
reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru
dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur
inilah yang disebut sebagai konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2014).
7
adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell.
Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi
hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi
embrio (Saifuddin, 2012).
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan
kehamilan dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh
jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi
penting (Afodun et al, 2015). Plasentasi adalah proses
pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke
dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2012). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu
faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi
(Marmi, 2014).
1. Faktor Fisik
a. Status kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada
kehamilan, mempengaruhi tumbuh kembang zigot, embrio,
dan janin termasuk kenormalan letak janin. Status kesehatan
yang perlu diperhatikan adalah faktor usia, riwayat kesehatan,
kehamilan ganda, dan kehamilan dengan HIV.
b. Status gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat
mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
8
yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk
menghadapi persalinan dengan aman.
c. Gaya hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya
hidup masyarakat sekarang ternyata ada beberapa gaya hidup
lain yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita hamil,
misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan
berkendara motor, merokok, obat- obatan dan lain lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi
yang dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus
dipenui.
2. Faktor Psikologis
a. Stress
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami
keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
b. Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan
kehamilan., mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam
menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c. Partner abuse
Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan
harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai
kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya.
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup,
adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya
hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang
9
ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada.
Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang
berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang di
pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya
tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah
penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa
lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup
dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan
persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak
awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik.
5. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang muncul
akibat adanya infeksi atau gangguan yang terjadi selama hamil
(Armini et al., 2016). Tanda-tanda bahaya kehamilan yang perlu
diwaspadai adalah sebagai berikut :
a. Bengkak di kaki, tangan, wajah dan sakit kepala yang terkadang
disertai kejang. Keadaan ini sering disebut keracunan
kehamilan/eklampsia.
b. Perdarahan per vaginam
Perdarahan merupakan penyebab kematian pada ibu hamil
paling sering. Perdarahan pada kehamilan muda sebelum
kandungan 3 bulan bisa menyebabkan keguguran. Apabila
mendapatkan pertolongan secepatnya, janin mungkin dapat
diselamatkan. Apabila tidak, ibu tetap harus mendapatkan
bantuan medis agar kesehatannya terjaga.
c. Demam tinggi
10
Hal ini biasanya disebabkan karena infeksi atau malaria.
Apabila dibiarkan, demam tinggi pada ibu hamil
membahayakan keselamatan ibu dan dapat menyebabkan
keguguran atau kelahiran prematur.
11
itu payudara ibu juga mulai memproduksi kolostrum (Grégoire et al.,
2018; Yulizawati et al, 2018). Pada minggu ke-24 kehamilan janin
berkembang dengan cepat pada kerangka tulang di minggu ini ibu
akan lebih sering mengalami sakit pinggang dan kram pada kaki
selain itu kulit ibu juga mengalami perubahan pigmen (Homer, 2019;
Wahyuningsih, 2016).
2. Fisiologis Kehamilan Trimester II
12
dan lebih memperhatikan perkembangan janin dan mempersiapkan diri
menjadi ibu untuk janin (Sri Astuti, Ari Indra Susanti, 2017). Pada
trimester II ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu yang merasa
terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido (Shagana,
Dhanraj, Jain, & Nirosa, 2018). Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan
mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan,
ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu
besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah
mulai menerima dan mengerti tentangkehamilannya. Pada trimester II
ibu harus mendapatkan dukungan yang lebih dari keluarga dan suami
serta menghindari stress berlebih agar janin dapat berkembang dengan
baik dan sehat (Nurdiyan et al., 2016; Soma-Pillay, 2016)
13
4) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh dengan
sempurna.
5) Tungkai mempunyai proporsi relatif yang baik terhadap
tubuh.
6) Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-x (walaupun
sinar-x tidak digunakan untuk keperluan diagnosis).
7) Kelenjar minyak telah aktif dan vernix caseosa (zat seperti
salep) akan melapisi tubuh fetus/janin.
8) Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan
minggu ke-18.
9) Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop setelah
minggu ke-20.
10) Traktus renalis mulai berfungsi, dan sebanyak 7–17 ml
urine dikeluarkan setiap 24 jam.
c. Minggu ke 20–24
1) Kulit sangat berkeriput karena terdapat terlalu sedikit lemak
subkutan.
2) Lanugo menjadi lebih gelap dan verniks caseosa meningkat.
3) Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak
dalam merespon rangsangan (stimulus) misalnya bising yang
keras dari luar.
4) Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan musik yang
tenang dari merdu.
5) Semua organ telah tumbuh.
6) Pemberian sakarin (gula) ke dalam cairan ketuban
memperlihatkan adanya kecepatan menelan dua kali lebih
besar.
7) Minggu ke 24–28
8) Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
baik.
9) Rambut menutupi kepala.
14
10) Lebih banyak deposit lemak subkutan yang menyebabkan
kerutan kulir berkurang.
11) Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum
pada minggu ke-28.
12) Fetus lahir pada akhir masa ini mempunyai angka kematian
atau mortalitas yang tinggi karena gangguan pernapsan atau
respirasi.
5. Penyebab ketidaknyamanan pada Trimester II dan Cara
Mengatasinya
a. Sesak nafas
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II
sampai pada akhir kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak
oleh karenapembesaran uterus dan pergeseran organ – organ
abdomen. Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik
sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone
membuat hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah bidan
dapat menjelaskan penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih
ibu hamil untuk membiasakan dengan pernapasan normal. Ibu hamil
juga harus tetap mengatur sikap tubuh yang baik, saat berdiri tegak
dengan kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik
nafas panjang.
b. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester
II dan semakin bertambah umur kehamilan biasanya semakin
bertambah pula nyeri ulu hati.
Hal ini dapat terjadi karena produksi progesterone yang
meningkat, pergeseran lambung karena pembesaran uterus, dan
apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan
refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Hindari makanan berminyak/digoreng
2) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
3) Sering makan makanan ringan
15
4) Hindari kopi dan rokok
5) Minum air 6 – 8 gelas sehari.
6) Kunyah permen karet
c. Pusing
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II
dan trimester III. Perasaan sangat mengganggu ketidaknyamanan
ibu hamil, kalau tidak penyebabnya tidak segera ditangani maka
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Faktor penyebab :
17
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan
24 minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang –
kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga sangat
mengganggu ibu dalam proses persalinan.
Faktor penyebab :
20
kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan
makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti
semakin baik makanan yang diperoleh dengan kata lain semakin
tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari penghasilan
tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis bahan
makanan lainnya.
d. Faktor jarak kelahiran
1. Pada Ibu
2. Pada Persalinan
3. Pada Janin
22
4. Cara Mencegah KEK
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2023
Pukul : 09.00 WITA
B. OBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Pendidikan SD SD
Alamat Pekauman
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil kurang lebih 5 bulanan, mengeluh kurang
nafsu makan
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami
sekarang sudah 1 tahun
4. Riwayat Haid
a) Menarche umur : 14 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Teratur/tidak : Teratur
d) Lamanya : 5-7 hari
e) Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari
f) Dismenorhoe : tidak pernah
24
g) HPHT : 06-05-2023
h) Taksiran Partus : 12-02-2024
5. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak meminiki riwayat penyakit seperti hipertensi ,
jantung HIV , anemia, dan diabetes
b. Tidak ada penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarganya
25
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Masalah : tidak ada
2) BAK
Frekuensi : 3-4 kali/hari
Warna : jernih
Bau : pesing
Masalah : tidak ada
c. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi : 2x/hari
2) Frekuensi gosok gigi : 2x/hari
3) Frekuensi ganti pakaian/jenis : sesuai kebutuhan/jika ibu
merasa sudah tidak nyaman dan terasa lembab
d. Aktifitas : mengurus pekerjaan rumah
e. Tidur dan istirahat
Siang hari : ± 1-2 jam
Malam hari : ± 6-8 jam
Masalah : tidak ada
9. Pola seksual
Ibu mengatakn melakukan hubungan suami istri 1-2 kali dalam
seminggu
10. Riwayat alergi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi pada makanan dan obat-
obatan ataupun yang lainnya.
11. Keadaan psikologis dan budaya
a) Psiko
Ibu merasa senang dengan kehamilannya
b) Sosial
Hubungan dengan suami baik ,suami dan kelarga selalu memberikan
dukungan
c) Budaya
26
Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat yang bertentangan dengann
Kesehatan
C. OBJEKTIF
Keadaan umun baik, kesadaran compos mentis. TD:128/82 mmHg.
N:80x/menit. R:22x/menit. S:36,6°C. Lila : 19 cm. Berat badan ibu
sebelum hamil 37 kg dan berat badan sekarang 40 kg. Tinggi badan 152
cm. Wajah tidak pucat dan tidak odem. Konjungtiva tidak anemis dan
sklera tidak ikterik, bibir tidak pecah-pecah. Pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe. Payudara simetris, puting
susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola, tidak teraba benjolan yang
besar pada payudara. TFU 3 Jari bawah pusat, pada bagian fundus teraba
lunak tidak melenting, di sebelah kanan teraba keras seperti papan
(punggung kanan), bagian terkecil berada di sebelah kiri. Pada bagian
terbawah teraba bulat, keras, melenting (presentasi kepala, belum masuk
pintu atas panggul (konvergen). Djj terdengar jelas dan teratur di kanan
bawah perut ibu 142x/menit. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
odema dan tidak ada varises. Hb 12,8 gr%, albumin(-), reduksi urine(-)
D. ANALISA
a. Diagnosa
G1P0A0 usia kehamilan 19 minggu janin tunggal hidup
b. Masalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik yaitu :
BB:40kg, TD:128/82 mmHg, N:80x/menit, R:22x/menit dan
S:36,6°C. LILA : 19 cm, Letak janin baik yaitu : TFU 3 jari bawah
pusat, punggung kanan, presentasi kepala dan belum masuk pintu
atas panggul. Serta ibu telah mencapai usia kehamilan 19 minggu
dengan taksiran persalinan 12-02-2024 dan waktu bersalin bisa maju
mundur 2 minggu. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
27
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang
kurang nafsu makan ini biasa disebabkan perubahan hormone dan
mood selama kehamilan, sehingga untuk tetap menjaga nutrisi ibu
maka dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering. Ibu mengerti.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Tingginya angka kematian ibu dapat terjadi karena beberapa faktor baik
langsung maupun tidak langsung. Salah satu faktor tidak langsung yang sangat
berperan besar dalam komplikasi pada ibu hamil maupun persalinan adalah
kekurangan energi. Kekurangan energi kronis merupakan suatu kondisi dimana
seorang ibu hamil menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat
terpenuhi. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan
dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun, sampai saat ini masih banyak ibu
hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang seperti kekurangan energi
kronis (KEK).
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status
gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang
dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna dan kelahiran prematur (Rahmaniar, 2015).
Angka kematian bayi dan ibu serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu
hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK (Kurang Energi Kronis)
cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih
besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal.
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami 3 masalah gizi khususnya
30
gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia. Kejadian KEK dan
anemia pada ibu hamil umumnya disebabkan karena rendahnya asupan zat gizi ibu
selama kehamilan bukan hanya berakibat pada ibu bayi yang dilahirkannya, tetapi
juga faktor resiko kematian ibu (Almatsier, 2014).
2. Meningkatkan ketrampilan ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil.
31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian data subjektif pada Ny. A adalah Ibu datang ke Puskesmas
Pekauman untuk memeriksakan kehamilannya. Ini adalah kehamilan
pertama. HPHT 06-05-2023, HPL 12-02-2024. Berat badan ibu sebelum
hamil 37 kg dan berat badan sekarang 40 kg. Tinggi badan 152 cm. Ibu
sudah melakukan suntik TT2. Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
seperti anemia, hipertensi, asma, TBC, diabetes, malaria dan penyakit
jantung. Ibu tidak memiliki riwayat alergi yang diderita.
3. Analisa yang dapat ditarik pada Ny. A adalah G1P0A0 hamil 19 minggu
dengan masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK)
32
B. SARAN
1) Perlunya melakukan pemantauan dan evaluasi mengenai risiko terjadinya
KEK sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi, agar meningkatkan
tatalaksana, dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu
hamil dengan cara konseling untuk mengatasi KEK.
2) Untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan untuk selalu mengontrol
makannya dan selalu memantau kenaikan berat badan.
3) Untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dianjurkan untuk program dimulai
dari berat badan ideal sesuai IMT.
33
DAFTAR PUSTAKA
Afodun A.M,Ajao M.S, and Enaibe B.U. (2015). Placental Anthropometric Features:
Maternal and Neonate Characteristics in North Central Nigeria. Journal
Hindawi Publishing Corporation Advances in Anatomy Volume 2015.
Almatsier, S. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Astuti, S, Ari Indra Susanti, Rani Nurparidah, dan Ariyanti Mandiri. (2017)
Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Bandung : Erlangga
Dewi, dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba medika.
Fatimah, dan Nuryaningsih,2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Romauli, Suryati. (2011) Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Tando M. N. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir
Fisiologis dan Patologis. Edisi ke-1 Yogyakarta
34