Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

TRIMESTER II DENGAN KEK

DI PUSKESMAS PEKAUMAN

TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan II (PKK II)


Dosen Pembimbing : Fitria Jannatul Laili, S.Keb.,Bd.,M.Keb

Disusun oleh :
ALWANA MUJAHIDA
NIM P07124121003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan


dokumentasi Deteksi Dini kompetensi dengan judul “Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil Trimester II Dengan KEK Di Puskesmas Pekauman”
Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan
laporan dokumentasi kompetensi pada PKK II Lanjutan, oleh :

Nama : Alwana Mujahida


NIM : P07124121003

Mahasiswi Jurusan Kebidanan Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Semester


V (Lima) Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.

Banjarbaru, Oktober 2023

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Fitria Jannatul Laili, S.Keb.,Bd.,M.Keb Alwana Mujahida

NIP. 198506192019022001 NIM :P07124121003

LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS


Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan
dokumentasi kompetensi dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Trimester II Dengan KEK Di Puskesmas Pekauman”

Nama : Ny. A
Alamat : Pekauman

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan


laporan dokumentasi kompetensi pada PKK II Lamjutan, oleh :

Nama : Alwana Mujahida


NIM : P07124121003

Mahasiswi Jurusan Kebidanan Program Studi Diploma Tiga Kebidanan


Semester V (Lima) Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.

Banjarbaru, Oktober 2023

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswi

Hema Ekavita T, AM.Keb Alwana Mujahida


NIP. 199004062011012001 NIM. P07124121003
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Asuhan Kebidanan
PKK II yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester II Dengan
KEK Di Puskesmas Pekauman”, sebagai tugas Praktik Kebidanan II pada Semester
V Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Banjarmasin.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fitria Jannatul


Laili, S.Keb.,Bd.,M.Keb, selaku Dosen pembimbing Laporan Praktik Klinik
Kebidanan II yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam penyusunan
laporan ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bidan Hema Ekavita T,
AM.Keb selaku pembimbing Lahan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah
membimbing dan mendampingi selama melakukan praktik, sehingga kegiatan
praktik ini berjalan lancar.

Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas
bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Kemudian, saya
menyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.

Banjarmasin, 19 Oktober 2023

Alwana Mujahida
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS..............................................II


LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS......................................III
KATA PENGANTAR...........................................................................................IV
DAFTAR ISI...........................................................................................................V
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN...............................................................3
B. KONSEP DASAR KEHAMILAN TRIMESTER II..................................12
C. KONSEP DASAR KEK.............................................................................20
BAB III..................................................................................................................25
TINJAUAN KASUS..............................................................................................25
A. PENGKAJIAN............................................................................................25
B. IDENTITAS................................................................................................25
C. SUBJEKTIK...............................................................................................25
D. OBJEKTIF..................................................................................................26
E. ANALISA...................................................................................................26
F. PENATALAKSANAAN............................................................................26
BAB IV..................................................................................................................28
PEMBAHASAN....................................................................................................28
BAB V....................................................................................................................30
PENUTUP..............................................................................................................30
A. KESIMPULAN...........................................................................................30
B. SARAN.......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan memegang peranan penting dalam pertumbuhan
janin. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2015 sampai tahun 2019, salah satu sasaran pokok ialah
meningkatkan status kesehatan gizi Ibu dan anak . Status gizi ibu memegang
peranan penting terhadap kelangsungan dan keberhasilan suatu kehamilan.
Peranan kecukupan gizi sangat vital, dimulai dari sejak kehamilan trimester
pertama hingga seribu hari pertama kehidupan. Gangguan asupan gizi pada
masa tersebut dihubungkan dengan risiko terjadiInya penyakit kronis pada
masa dewasa (RI, 2015).

Gangguan gizi pada ibu hamil yang paling sering terjadi adalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil
merupakan suatu keadaan ibu kurangnya asupan protein dan energi pada masa
kehamilan yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu dan janin. Ibu hamil yang berisiko mengalami kekurangan energi kronis
dapat dilihat dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA) yang kurang dari
23,5 cm. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko
terjadinya anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, terkena penyakit infeksi, dan menjadi penyebab tidak langsung
kematian ibu, sedangkan pengaruh kekurangan energi kronis terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
prematur iminnen (PPI), pendarahan post partum, serta peningkatan tindakan
sectio caesaria.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun


2016, ibu hamil yang menderita KEK yaitu sebanyak 629 ibu (73,2 persen)
hingga dari seluruh kematian ibu dan memiliki risiko kematian 20 kali lebih
besar dari ibu dengan LILA normal. Begitu juga data dari Global Health

1
Obsevatory (WHO, 2016) menyatakan bahwa Hasil Survei Pemantauan
Status Gizi yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi kejadian KEK pada tahun
2017 sebesar 14,8 persen. Berdasarkan data riset kesehatan dasar yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2017-
2018 prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar 17,3 persen dan
prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 48,9 persen (WHO, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. A dengan
KEK pada Kehamilan Trimester II di Puskesmas Pekauman

2. Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. A dengan KEK


pada kehamilan trimester II di Puskesmas Pekauman Tahun 2023
b) Melakukan pengkajian data objektif pada Ny. A dengan KEK pada
kehamilan trimester II di Puskesmas Pekauman Tahun 2023
c) Menegakkan Analisa data pada Ny. A dengan KEK pada
kehamilan trimester II di Puskesmas Pekauman Tahun 2023
d) Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan
KEK pada kehamilan trimester II di Puskesmas Pekauman Tahun
2023

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Berguna bagi perkembangan serta informasi ilmu kebidanan dan
sebagai bahan institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen
asuhan kebidanan secara komprehensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi
mahasiswanya dalam pemberian asuhan kebidanan komprehensif

2
serta untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam pemberian
asuhan kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang
terampil, professional dan mandiri.
b. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mempraktikan teori yang telah diperoleh sebelumnya
dan kemudian diaplikasikan secara langsung dalam melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara
komprehensif.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN


1. Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap


wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria
yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi
kehamilan. Apabila kehamilan direncanakan, akan memberi rasa
bahagia dan penuh harapan, tetapi disisi lain diperlukan kemampuan
bagi wanita untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama
kehamilan, baik perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis
(Fatimah & Nuryaningsih, 2017).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau
diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui
jalan lahir.

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280


hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I,
dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12 minggu); trimester II,
dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-28 minggu);
trimester III dari bulan tujuh sampai sembilan bulan (29-42 minggu)
(Fatimah & Nuryaningsih, 2017).

4
2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a)Tanda dugaan hamil

Amenore (terlambat datang bulan), mual dan muntah,


pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebih, ngidam, sinkope atau pingsan, terjadi
gangguan sirkulasi ke daerah kepala, payudara tegang, sering
miksi, obstipasi, epulis, pigmentasi kulit, varises atau penampakan
pembuluh darah.

b) T
anda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam meliputi :
a) Hegar : melunaknya segmen bawah uterus
b) Chadwiks : warna selaput lendir vulva dan vagina
menjadi ungu
c) Piscaseck : uterus membesar ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut
d) Broxton Hicks : bila uterus dirangsang mudah
berkontraksi
e) Ballotement : terjadi pantulan saat uterus ditekuk
dengan jari
3) Perut membesar
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
c)Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin dalam rahim : teraba gerakan janin, teraba
bagian-bagian janin
2) Denyut jantung janin : didengar dengan stetoskop laenec, alat
kardiotokografi, alat doppler, USG.(Fatimah & Nuryaningsih,
2017).
3. Fisiologois Proses Kehamilan

5
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan dalam kelahiran
bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang
dkk, 2012).
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung
20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2012). Setiap bulan
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk
ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2014). Pelepasan telur (ovum)
hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
menstruasi normal 28 hari.
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis.
Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2014).
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks, spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi
spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi
spermatid, akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup
waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2012).

6
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina
wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma
ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam
masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran
reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru
dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur
inilah yang disebut sebagai konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2014).

Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan


spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin,
2012). Menurut Manuaba dkk (2012), keseluruhan proses konsepsi
berlangsung seperti uraian dibawah ini:

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh


korona radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran
zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling
luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang
mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di
dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang
rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi
dkk, 2014). Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium
blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya

7
adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell.
Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi
hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi
embrio (Saifuddin, 2012).
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan
kehamilan dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh
jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi
penting (Afodun et al, 2015). Plasentasi adalah proses
pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke
dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2012). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu
faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi
(Marmi, 2014).
1. Faktor Fisik
a. Status kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada
kehamilan, mempengaruhi tumbuh kembang zigot, embrio,
dan janin termasuk kenormalan letak janin. Status kesehatan
yang perlu diperhatikan adalah faktor usia, riwayat kesehatan,
kehamilan ganda, dan kehamilan dengan HIV.
b. Status gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat
mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi

8
yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk
menghadapi persalinan dengan aman.
c. Gaya hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya
hidup masyarakat sekarang ternyata ada beberapa gaya hidup
lain yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita hamil,
misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan
berkendara motor, merokok, obat- obatan dan lain lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi
yang dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus
dipenui.

2. Faktor Psikologis
a. Stress
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami
keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

b. Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan
kehamilan., mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam
menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c. Partner abuse
Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan
harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai
kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya.
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup,
adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya
hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang

9
ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada.
Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang
berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang di
pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya
tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah
penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa
lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup
dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan
persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak
awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik.
5. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang muncul
akibat adanya infeksi atau gangguan yang terjadi selama hamil
(Armini et al., 2016). Tanda-tanda bahaya kehamilan yang perlu
diwaspadai adalah sebagai berikut :
a. Bengkak di kaki, tangan, wajah dan sakit kepala yang terkadang
disertai kejang. Keadaan ini sering disebut keracunan
kehamilan/eklampsia.
b. Perdarahan per vaginam
Perdarahan merupakan penyebab kematian pada ibu hamil
paling sering. Perdarahan pada kehamilan muda sebelum
kandungan 3 bulan bisa menyebabkan keguguran. Apabila
mendapatkan pertolongan secepatnya, janin mungkin dapat
diselamatkan. Apabila tidak, ibu tetap harus mendapatkan
bantuan medis agar kesehatannya terjaga.
c. Demam tinggi

10
Hal ini biasanya disebabkan karena infeksi atau malaria.
Apabila dibiarkan, demam tinggi pada ibu hamil
membahayakan keselamatan ibu dan dapat menyebabkan
keguguran atau kelahiran prematur.

d. Keluar air ketuban sebelum waktunya


Pecahnya ketuban sebelum waktunya merupakan tanda
adanya gangguan pada kehamilan yang dapat membahayakan
keselamatan janin dalam kandungan.
e. Ibu muntah terus menerus dan tidak mau makan
Sebagian besar ibu hamil merasa mual dan kadang-
kadang muntah pada umur kehamilan 1-3 bulan. Kondisi ini
normal dan akan hilang pada usia kehamilan >3bulan. Namun,
jika ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus, lemah
dan tidak bisa bangun, maka keadaan ini berbahaya bagi
kesehatan ibu dan keselamatan janin.
f. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin. Hal
ini disebabkan adanya gangguan kesehatan pada janin, bisa
juga karena penyakit atau gizi yang kurang.

B. KONSEP DASAR KEHAMILAN TRIMESTER II


1. Pengertian
Trimester dua berlangsung selama minggu ke-14-27 di trimester ini
janin mulai berkembang dengan baik dan mulai berinteraksi dengan
ibu dengan cara melakukan gerakan didalam perut ibu. Di minggu ke-
16 trimester dua kehamilan bayi mulai menggenggam dan menendang
aktif bergerak dan berinteraksi didalam rahim ibu ukuran janin pada
minggu ini sekitar 16-18cm. (Persaud, 2016; Putrono, 2016). Pada
minggu ke-20 trimester dua janin semakin aktif dan berkembang di
minggu ini janin mulai tumbuh rambut, alis dan mulu mata ukuran janin
sekitar 25cm, ibu akan mulai mengalami varises dan sering kram selain

11
itu payudara ibu juga mulai memproduksi kolostrum (Grégoire et al.,
2018; Yulizawati et al, 2018). Pada minggu ke-24 kehamilan janin
berkembang dengan cepat pada kerangka tulang di minggu ini ibu
akan lebih sering mengalami sakit pinggang dan kram pada kaki
selain itu kulit ibu juga mengalami perubahan pigmen (Homer, 2019;
Wahyuningsih, 2016).
2. Fisiologis Kehamilan Trimester II

Pada trimester II janin didalam perut ibu akan semakin


berkembang dan perut ibu akan semakin membesar postur tubuh ibu
akan semakin mencondong kedepan selama kehamilan trimester ke II ibu
hamil sudah merasa lebih nyaman biasanya mual muntah mulai
berkurang sehingga nafsu makan mulai bertambah maka pada trimester II
ini BB ibu hamil sudah mulai bertambah sampai akhir kehamilan berat
badan ibu pada trimester II mengalami peningkatan hingga 400gr
(Fatmawati, 2019; Huthwaite M., Moriarty H., Rogan C., Tester R.,
2021). Tinggi fundus uteri pada trimester II berada setinggi pusat
Pada ibu hamil akan mengalami perubahan pada sistem intergumen
atau kulit seperti mengalami pigmentasi pada beberapa daerah tubuh
seperti munculnya pigmen pada dahi, pipi, hidung dan munculnya garis
hitam pada perut ibu atau linea alba hal ini di sebabkan karena pengaruh
hormone MSH yang meningkat (Fitriahady, 2017). Selama kehamilan
perubahan pada sistem metabolik dapat menyebabkan ibu menjadi
mudah kelelahan dalam melakukan aktifitas fisik dan cenderung
merasa panas dan terjadi peningkatan keringat yang di sebabkan oleh
basal metabolism yang meningkat 15-20% selama kehamilan (Persaud,
2016; Putrono, 2016).

3. Psikologis pada Trimester II

Pada trimester kedua ibu akan mengalami perubahan


psikologis yang berbeda dari trimester pertama ibu menjadi lebih
stabil dan menerima kehamilannya dan cenderung lebih waspada saat
terjadi pergerakan bayi di dalam rahim ibu akan merasakan bahagia

12
dan lebih memperhatikan perkembangan janin dan mempersiapkan diri
menjadi ibu untuk janin (Sri Astuti, Ari Indra Susanti, 2017). Pada
trimester II ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu yang merasa
terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido (Shagana,
Dhanraj, Jain, & Nirosa, 2018). Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan
mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan,
ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu
besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah
mulai menerima dan mengerti tentangkehamilannya. Pada trimester II
ibu harus mendapatkan dukungan yang lebih dari keluarga dan suami
serta menghindari stress berlebih agar janin dapat berkembang dengan
baik dan sehat (Nurdiyan et al., 2016; Soma-Pillay, 2016)

4. Pertumbuhan dan Hasil Kontrasepsi pada Trimester II


Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi menurut
Romauli (2011) yaitu:
a. Minggu ke 12–16

1) Panjang badan kira-kira 16 cm pada akhir.


2) Minggu ke-16 dengan berat 100 gram.
3) Kulit sangat tembus pandang/transparan sehingga vasa
darah dapat terlihat
4) Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang
minggu ke-16.
5) Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu
halus).
6) Tungkai lebih panjang daripada lengan.
b. Minggu ke 16–20
1) Kecepatan pertumbuhan mulain berkurang.
2) Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang
badan.
3) Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak
pada tempatnya yang normal.

13
4) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh dengan
sempurna.
5) Tungkai mempunyai proporsi relatif yang baik terhadap
tubuh.
6) Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-x (walaupun
sinar-x tidak digunakan untuk keperluan diagnosis).
7) Kelenjar minyak telah aktif dan vernix caseosa (zat seperti
salep) akan melapisi tubuh fetus/janin.
8) Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan
minggu ke-18.
9) Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop setelah
minggu ke-20.
10) Traktus renalis mulai berfungsi, dan sebanyak 7–17 ml
urine dikeluarkan setiap 24 jam.
c. Minggu ke 20–24
1) Kulit sangat berkeriput karena terdapat terlalu sedikit lemak
subkutan.
2) Lanugo menjadi lebih gelap dan verniks caseosa meningkat.
3) Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak
dalam merespon rangsangan (stimulus) misalnya bising yang
keras dari luar.
4) Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan musik yang
tenang dari merdu.
5) Semua organ telah tumbuh.
6) Pemberian sakarin (gula) ke dalam cairan ketuban
memperlihatkan adanya kecepatan menelan dua kali lebih
besar.
7) Minggu ke 24–28
8) Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
baik.
9) Rambut menutupi kepala.

14
10) Lebih banyak deposit lemak subkutan yang menyebabkan
kerutan kulir berkurang.
11) Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum
pada minggu ke-28.
12) Fetus lahir pada akhir masa ini mempunyai angka kematian
atau mortalitas yang tinggi karena gangguan pernapsan atau
respirasi.
5. Penyebab ketidaknyamanan pada Trimester II dan Cara
Mengatasinya
a. Sesak nafas
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II
sampai pada akhir kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak
oleh karenapembesaran uterus dan pergeseran organ – organ
abdomen. Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik
sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone
membuat hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah bidan
dapat menjelaskan penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih
ibu hamil untuk membiasakan dengan pernapasan normal. Ibu hamil
juga harus tetap mengatur sikap tubuh yang baik, saat berdiri tegak
dengan kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik
nafas panjang.
b. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester
II dan semakin bertambah umur kehamilan biasanya semakin
bertambah pula nyeri ulu hati.
Hal ini dapat terjadi karena produksi progesterone yang
meningkat, pergeseran lambung karena pembesaran uterus, dan
apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan
refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Hindari makanan berminyak/digoreng
2) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
3) Sering makan makanan ringan
15
4) Hindari kopi dan rokok
5) Minum air 6 – 8 gelas sehari.
6) Kunyah permen karet
c. Pusing
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II
dan trimester III. Perasaan sangat mengganggu ketidaknyamanan
ibu hamil, kalau tidak penyebabnya tidak segera ditangani maka
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Faktor penyebab :

1) Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena


penambahan berat badan dan pembesaran uterus maka
menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga
menghambat dan mengurangi jumlah darah yang menuju ke
hati dan jantung.
2) Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Bangun tidur secara perlahan – lahan.
2) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat
dan sesak.
3) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
d. Sakit kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa
dirasakan ibu hamil baik trimester I, trimester II maupun trimester
III.Faktor penyebab :
1) Kelelahan atau keletihan.
2) Spasme / ketegangan otot
3) Ketegangan pada otot mata
4) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
5) Dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
2) Massase leher dan otot bahu
16
3) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang
hari.
4) Mandi air hangat
5) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
6) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.

7) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang,


ruangan sumpek, asap rokok, lingkungan sibuk).
8) Lakukan jalan santai di udara segar.
9) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks
10) Lakukan meditasi atau yoga.
e. Sakit punggung

Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil


trimester II dan III. Faktor penyebab :
1) Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.
2) Keletihan
3) Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang.

4) Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada


sendi besar menjadi lembek.
5) Posisi tulang belakang hiperlordosis.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.
2) Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal
hak tinggi.
3) Tidur dengan kasur yang keras.

4) Pertahankan postur yang baik, hindari sikap


membungkuk,tekuk lutut saat mengangkat barang.
5) Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.
6) Pertahankan penambahan berat badan secara normal.
7) Lakukan gosok atau pijat punggung.
f. Kram

17
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan
24 minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang –
kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga sangat
mengganggu ibu dalam proses persalinan.

Faktor penyebab :

1) Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan


penyebab diantaranya adalah:
2) Kadar kalsium dalam darah rendah.
3) Uterus membesar sehingga menekan pebuluh darah pelvic
4) Keletihan
5) Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.
Cara untuk meringankan atau mencegah :
1) Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna
hijau gelap).
2) Olahraga secara teratur.
3) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
4) Mandi air hangat sebelum tidur
5) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
6) Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
7) Pijat otot – otot yang kram
6. Komplikasi pada Trimester II
a. Demam Tinggi
Ibu hamil yang menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC
dalam kehamilan merupakan suatu tanda bahaya.Demam tinggi
dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Demam
dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala dari
suatu penyakit.Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital.

b. IUFD ( Intra Uterine Fetal Death)


18
IUFD ( Intra Uterine Fetal Death) terjadi ketika gerakan
janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam) adalah
tanda bahaya yang patut untuk diwaspadai. Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi
tidak bergerak seperti biasa perlu dicurigai adanya IUFD (Intra
Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1
jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.

B. KONSEP DASAR KEK


1. Pengertian

Kurang energi kronis merupakan keadaan di mana ibu penderita


kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI
2002). Kekurangan energi kronik dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Kurang gizi akut disebabkan oleh
tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan
yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk
mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan
mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan
karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk
mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau juga
disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

2. Faktor yang mempengaruhi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan


seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi seseorang
mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi
sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil
19
maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhan tercukupi
ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin
terpantau (Weni,2010). Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat
kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan
variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat
mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
a. Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2005). Faktor
pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi
yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu
yang dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan (Kamus
Besar Indonesia, 2008). Ibu yang sedang hamil harus mengurangi
beban kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampak
kurang baik terhadap kehamilannya. Kemampuan bekerja selama
hamil dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan
perubahan sikap (Benson Ralph C, 2008). Resiko-resiko yang
berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk :

1) Berdiri lebih dari 3 jam sehari.


2) Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran
atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
3) Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat,
mendorong dan membersihkan.
c. Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara
lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga
bahan makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya
lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas

20
kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan
makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti
semakin baik makanan yang diperoleh dengan kata lain semakin
tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari penghasilan
tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis bahan
makanan lainnya.
d. Faktor jarak kelahiran

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang


dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat
mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka
anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi
anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah
2 tahun. Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan
ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya
sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan
keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali
maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut
yang dikandung (Baliwati, 2006). Berbagai penelitian membuktikan
bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca
persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan
berikutnya. Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih
menyusui sehingga dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu
hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu seolah-olah
menghadapi kehamilan atau persalinan yang pertama lagi. Umur ibu
biasanya lebih bertambah tua. Apabila asupan gizi ibu tidak
terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Kriteria
jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Resiko rendah (≥ 2 tahun sampai < 10 tahun).


21
2) Resiko tinggi (< 2 tahun atau ≥ 10 tahun)
e. Faktor paritas

Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang


berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau
melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak akan
ditemui keadaan :
1) Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.
2) Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
3. Dampak Yang Ditimbulkan

1. Pada Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan


komplikasi pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
Sehingga akan meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).

2. Pada Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat


mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan prematur /
sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan
dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Zulhaida,
2003).

3. Pada Janin

Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses


pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra
partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).

22
4. Cara Mencegah KEK

Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung


kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan
kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya
sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan
pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori. Kurang gizi
juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan,
infeksi, dan muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan
kesehatan, terutama mencegah cacingan.Pemberian makanan
tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan
berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun
besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi
baik. Pada ibu hamil yang menderita KEK dan dari Gakin
kemungkinan masih membutuhkan intervensi tambahan agar dapat
menurunkan prevalensi anemia sampai ke tingkat yang paling
rendah

23
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2023
Pukul : 09.00 WITA
B. OBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami

Nama Ny. A Tn. F

Umur 21 Tahun 22 Tahun

Agama Islam Islam

Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Pendidikan SD SD

Pekerjaan IRT Swasta

Alamat Pekauman

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil kurang lebih 5 bulanan, mengeluh kurang
nafsu makan
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami
sekarang sudah 1 tahun
4. Riwayat Haid
a) Menarche umur : 14 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Teratur/tidak : Teratur
d) Lamanya : 5-7 hari
e) Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari
f) Dismenorhoe : tidak pernah
24
g) HPHT : 06-05-2023
h) Taksiran Partus : 12-02-2024
5. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak meminiki riwayat penyakit seperti hipertensi ,
jantung HIV , anemia, dan diabetes
b. Tidak ada penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarganya

7. Keadaan Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu diperiksa : Puskesmas
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 10 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 1 x
Trimester II : 2 x
d. Imunisasi : TT2
e. Obat yang di minum selama hamil : B6, SF., dan Vit C
f. Minum jamu : tidak pernah
8. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Makan
Jenis yang di konsumsi : nasi, sayur, lauk pauk
Frekuensi : 1x/hari
Porsi makan : setengah piring
Pantangan : tidak ada
2) Minum
Jenis yang diminum : air putih
Frekuensi : air putih 7-8 gelas /hari
Pantangan : tidak ada
b. Eliminasi
1) BAB

25
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Masalah : tidak ada
2) BAK
Frekuensi : 3-4 kali/hari
Warna : jernih
Bau : pesing
Masalah : tidak ada
c. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi : 2x/hari
2) Frekuensi gosok gigi : 2x/hari
3) Frekuensi ganti pakaian/jenis : sesuai kebutuhan/jika ibu
merasa sudah tidak nyaman dan terasa lembab
d. Aktifitas : mengurus pekerjaan rumah
e. Tidur dan istirahat
Siang hari : ± 1-2 jam
Malam hari : ± 6-8 jam
Masalah : tidak ada
9. Pola seksual
Ibu mengatakn melakukan hubungan suami istri 1-2 kali dalam
seminggu
10. Riwayat alergi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi pada makanan dan obat-
obatan ataupun yang lainnya.
11. Keadaan psikologis dan budaya
a) Psiko
Ibu merasa senang dengan kehamilannya
b) Sosial
Hubungan dengan suami baik ,suami dan kelarga selalu memberikan
dukungan
c) Budaya

26
Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat yang bertentangan dengann
Kesehatan

C. OBJEKTIF
Keadaan umun baik, kesadaran compos mentis. TD:128/82 mmHg.
N:80x/menit. R:22x/menit. S:36,6°C. Lila : 19 cm. Berat badan ibu
sebelum hamil 37 kg dan berat badan sekarang 40 kg. Tinggi badan 152
cm. Wajah tidak pucat dan tidak odem. Konjungtiva tidak anemis dan
sklera tidak ikterik, bibir tidak pecah-pecah. Pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe. Payudara simetris, puting
susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola, tidak teraba benjolan yang
besar pada payudara. TFU 3 Jari bawah pusat, pada bagian fundus teraba
lunak tidak melenting, di sebelah kanan teraba keras seperti papan
(punggung kanan), bagian terkecil berada di sebelah kiri. Pada bagian
terbawah teraba bulat, keras, melenting (presentasi kepala, belum masuk
pintu atas panggul (konvergen). Djj terdengar jelas dan teratur di kanan
bawah perut ibu 142x/menit. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
odema dan tidak ada varises. Hb 12,8 gr%, albumin(-), reduksi urine(-)

D. ANALISA
a. Diagnosa
G1P0A0 usia kehamilan 19 minggu janin tunggal hidup
b. Masalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik yaitu :
BB:40kg, TD:128/82 mmHg, N:80x/menit, R:22x/menit dan
S:36,6°C. LILA : 19 cm, Letak janin baik yaitu : TFU 3 jari bawah
pusat, punggung kanan, presentasi kepala dan belum masuk pintu
atas panggul. Serta ibu telah mencapai usia kehamilan 19 minggu
dengan taksiran persalinan 12-02-2024 dan waktu bersalin bisa maju
mundur 2 minggu. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

27
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang
kurang nafsu makan ini biasa disebabkan perubahan hormone dan
mood selama kehamilan, sehingga untuk tetap menjaga nutrisi ibu
maka dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering. Ibu mengerti.

3. Memberikan KIE kepada ibu tentang risiko tinggi kehamilan dengan


Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat
kekurangan zat gizi, nafsu makan berkurang,lingkar lengan atas
pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila ibu yaitu 22 cm, Akibat
bila ibu hamil kekurangan energi kronik yaitu terjadi perdarahan,
anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan, dan
pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan,
bayi dengan berat badan lahir rendah.
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk lebih meningkatkan pola makanan dari
sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali
sehari. Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari ikan,
telur, dan daging dari sebelumnya. Pada ibu hamil normal
diperlukan tambahan energi sebesar 180 – 300 kkal dan protein
mencapai 30 gram per hari. Untuk memperoleh penambahan berat
badan sebesar 0.5 kg/minggu, termasuk untuk ibu hamil KEK,
dibutuhkan tambahan asupan energi sebesar 500 kkal/hari dari
asupan energi hariannya, dimana kurang dari 25% kandungan energi
dalam makanan tambahan berasal dari protein.

5. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan jumlah buah-buahan yang


dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur
sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah
sedikit menjadi lebih banyak porsi perharinya. Mengingatkan ibu
untuk tetap mengkonsumsi pemberian bantuan dari petugas
Kesehatan berupa biskuit ibu hamil, dan tetap meminum susu ibu
hamil 2 kali sehari. Ibu bersedia untuk memakan makanan bergizi
yang dianjurkan petugas kesehatan
28
6. Memberitahukan ibu untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari
mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk
istirahat di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.
Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah posisi tidur
miring ke kiri. Posisi ini diyakini dapat mencegah varises, sesak
napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu memperlancar sirkulasi
darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan janin. Dan ketika
bangun tidur, miring dulu beberapa saat baru bangun biar ibu tidak
merasa pusing. Ibu bersedia mengikuti saran yang di berikan
7. Menganjurkan ibu segera mendatangi tempat pelayanan kesehatan
terdekat apabila ibu mengalami tanda bahaya kehamilan seperti
demam tinggi dan gerakan janin berkurang. Ibu mengerti dan
memahami anjuran petugas kesehatan.

8. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan meminum tablet tambah


darah 30 butir yang diberikan oleh bidan 1x1 hari dan konsumsi
pada malam hari 2 jam setelah makan malam sebelum tidur dengan
air putih, jangan menggunakan teh atau kopi. Ibu mengerti.

9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu lagi


atau ketika ada keluhan ibu bisa datang ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat. Ibu mengerti.

10. Mendokumentasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

29
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan yang diberikan di Ruang KIA Puskesmas Pekauman


sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang membahas tentang
Upaya Menurunkan Kejadian KEK pada Ibu Hamil Melalui Pendidikan Kesehatan.

Tingginya angka kematian ibu dapat terjadi karena beberapa faktor baik
langsung maupun tidak langsung. Salah satu faktor tidak langsung yang sangat
berperan besar dalam komplikasi pada ibu hamil maupun persalinan adalah
kekurangan energi. Kekurangan energi kronis merupakan suatu kondisi dimana
seorang ibu hamil menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat
terpenuhi. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan
dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun, sampai saat ini masih banyak ibu
hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang seperti kekurangan energi
kronis (KEK).

Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status
gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang
dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna dan kelahiran prematur (Rahmaniar, 2015).

Angka kematian bayi dan ibu serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu
hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK (Kurang Energi Kronis)
cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih
besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal.
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami 3 masalah gizi khususnya

30
gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia. Kejadian KEK dan
anemia pada ibu hamil umumnya disebabkan karena rendahnya asupan zat gizi ibu
selama kehamilan bukan hanya berakibat pada ibu bayi yang dilahirkannya, tetapi
juga faktor resiko kematian ibu (Almatsier, 2014).

Bidan dalam memberikan asuhan dilakukan secara komprehensif. Continuity


of care merupakan kegiatan pelayanan yang berkelanjutan mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana yang menghubungkan
kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu.

Kegiatan pelayanan dilaksanakan mulai saat ibu hamil yaitu dengan


memberikan edukasi sejak kehamilan pada ibu yaitu edukasi tentang nutrisi yang
seimbang bagi ibu hamil,periksa rutin untuk mendeteksi apakah normal atau tidak.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Continuity of care ini adalah

1. Meningkatnya pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada ibu hamil.

2. Meningkatkan ketrampilan ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil.

3. Dukungan suami dan keluarga dalam pemenuhan gizi selama hamil.

31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian data subjektif pada Ny. A adalah Ibu datang ke Puskesmas
Pekauman untuk memeriksakan kehamilannya. Ini adalah kehamilan
pertama. HPHT 06-05-2023, HPL 12-02-2024. Berat badan ibu sebelum
hamil 37 kg dan berat badan sekarang 40 kg. Tinggi badan 152 cm. Ibu
sudah melakukan suntik TT2. Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
seperti anemia, hipertensi, asma, TBC, diabetes, malaria dan penyakit
jantung. Ibu tidak memiliki riwayat alergi yang diderita.

2. Pengkajian Data Objektif pada Ny. A adalah Keadaan umun baik,


kesadaran compos mentis. BB:40 kg. TD:128/82 mmHg. N:80x/menit.
R:22x/menit. S:36,6°C. Lila : 19 cm. Wajah tidak pucat dan tidak odem.
Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik, bibir tidak pecah-
pecah. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Payudara simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola,
tidak teraba benjolan yang besar pada payudara. TFU 3 Jari bawah pusat,
pada bagian fundus teraba lunak tidak melenting, di sebelah kanan teraba
keras seperti papan (punggung kanan), bagian terkecil berada di sebelah
kiri. Pada bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting (presentasi
kepala, belum masuk pintu atas panggul (konvergen). Djj terdengar jelas
dan teratur di kanan bawah perut ibu 142x/menit. Ekstremitas atas dan
bawah tidak ada odema dan tidak ada varises. Hb 12,8 gr%, albumin(-),
reduksi urine(-)

3. Analisa yang dapat ditarik pada Ny. A adalah G1P0A0 hamil 19 minggu
dengan masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK)

4. Penatalaksaan yang dilakukan pada Ny. A adalah pemberian KIE KEK


dan pemenuhan gizi ibu hamil.

32
B. SARAN
1) Perlunya melakukan pemantauan dan evaluasi mengenai risiko terjadinya
KEK sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi, agar meningkatkan
tatalaksana, dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu
hamil dengan cara konseling untuk mengatasi KEK.
2) Untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan untuk selalu mengontrol
makannya dan selalu memantau kenaikan berat badan.
3) Untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dianjurkan untuk program dimulai
dari berat badan ideal sesuai IMT.

33
DAFTAR PUSTAKA

Afodun A.M,Ajao M.S, and Enaibe B.U. (2015). Placental Anthropometric Features:
Maternal and Neonate Characteristics in North Central Nigeria. Journal
Hindawi Publishing Corporation Advances in Anatomy Volume 2015.

Almatsier, S. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Armini, N. K. A. et al. (2016) Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. Surabaya :


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Astuti, S, Ari Indra Susanti, Rani Nurparidah, dan Ariyanti Mandiri. (2017)
Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Bandung : Erlangga

Dewi, dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba medika.
Fatimah, dan Nuryaningsih,2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Marmi. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2014.

Rahmaniar, A, dkk. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan


Energi
Kronis pada Ibu Hamil di Tampa Padang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi
Barat.
Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesi. 2(2), 98-103.

Romauli, Suryati. (2011) Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Tando M. N. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir
Fisiologis dan Patologis. Edisi ke-1 Yogyakarta

Wahyuningsih, H. P. and Tyastuti, S. (2016) Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan.
Jakarta: Kemenkes RI.

World Health Organization. WHO Definition of Health. World Health Organization.


2016.
Yulizawati et al. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.

34

Anda mungkin juga menyukai