Di Susun Oleh :
NIM : .209022
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.)pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.
Disusun oleh:
II
Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan
bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada kesempatan ini saya
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam
2. Drs. David Ginting, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
3. Bd.Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut
4. Bd.Sri Wulan, SST, M.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................
1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………………………………...
2
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………....…………………………………………………….
3
C. Manfaat ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4
BAB II TEMPAT PRAKTIK KERJA
A. Gambaran BPM ika semarianti sembiring ………………………………………………………………………………….……… 5
B. Keadaan Geografis………………………………………………………………………………………………………………..………...…
6
BAB III KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Kasus
1. Pengkajian………………………………………………………………………………………………………………………………………. 22
2. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan………………………………………………………………………………… 25
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial……………………………………………………………………………………. 30
4. Tindakan Segera atau Kolaborasi……………………………………………………………………………………………………… 32
5. Perencanaan……………………………………………………………………………………..……………………………………………… 34
6. Pelaksanaan ………………………………………………………………………………………………………………………………..…… 38
7. Evaluasi……………………………………………………………………………………..………………………………………………………
39
B. Kajian Teori
1. Konsep Dasar Kehamilan……………………………………………………………………………………………………………………
40
2. Perubahan Fisiologi Kehamilan……………………………………..…………………………………………………………………..
44
3. Perubahan Psikologi Kehamilan………………………………………………………………………………………………………..
46
4. Asuhan Kebidanan…………………………………………………………………………………………………………………………… 48
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………….. 51
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan……………………………………………………..…………………………………………………
52
B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau penyatuan spermatozoa dan ovum lalu terjadi nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung 40 minggu atau 10 bulan
Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara
1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen HCG dalam serum. Pengaruh fisiologis kenaikan hormon
ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian
gejala mual muntah yang berat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum.
Keluhan gejala dan perubahan fisiologi menentukan berat ringannya penyakit. Hiperemesis
gravidarum yang tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian
meninggal sebagai akibat langsung dari kehamilan. Ironisnya sebagian besar kematian ibu dapat
dicegah dengan teknologi sederhana. Kesukaran dalam mengukur kematian ibu sudah lama
menjadi kendala dalam menyadarkan para perencana kesehatan dan pihak lainnya akan besarnya
masalah serta penyebabnya, sehingga menghambat intervensi yang efektif dalam porsi yang
memadai. Lebih dari dua pertiga kejadian kehamilan masih berada dalam
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil
hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan. Pada 2015, AKI di Indonesia menjadi
102/100.000 Kelahiran Hidup (KH). AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan
Ibu (AKI) 390/100.000 KH. Sebab utama kematian ibu salah adalah perdarahan, infeksi,
eklampsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Selain itu, penyebab kematian ibu tidak langsung
BPM Ika Semarianti Sembiring merupakan salah satu BPM yang berada diwilayah desa
sekip dan dengan jumlah perata kunjungan ANC pada ibu hamil. Berdasarkan hasil presurvey di
BPM Ika Semarianti Sembiring terhadap 10 orang ibu hamil trimester I didapat hasil 6 orang
(60%) mengalami hyperemesis gravidarum, dan 4 orang (40%) tidak mengalami hyperemesis
gravidarum.
berat dan mempengaruhi status kesehatan ibu dan anak, maka penulis tertarik untuk melakukan
peneltian dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Dengan Kasus Anemia
Dalam pembahasan studi ini menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan antenatal
pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum serta dapat
menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara nyata sesuai standar dan wewenang hiperemesis
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengumpulan data dan analisis data dasar pada kasus kehamilan hiperemesis
h. Melaksanakan pendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan kebidanan yang
telah di laksanakan pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM Ika
Semariani Sembiring
D. Manfaat Penulisan
1. Merupakan bahan pembelajaran, sumber pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
2. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi petugas kesehatan, utamanya yang ada di dalam menangani
4. Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang kehamilan
E. Metode Penulisan
1. Studi Pustaka Penulis membaca dan mempelajari buku-buku serta literature yang berhubungan
2. Studi Kasus Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan yang
meliputi pengumpulan data, analisa dan perumusan diagnosa/masalah aktual dan potensial,
perencanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian. Untuk memperoleh data dalam
a. Anamnesa
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, keluarga, bidan dan dokter yang berada di
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan sistematis agar didapatkan
3. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh informasi berdasarkan catatan medik klien, baik dari bidan, dokter maupun
2.1.1. Keadaan Geografis Luas wilayah kerja BPM IKA SEMARIANTI SEMBIRING
A. Identitas istri/suami
swasta
3. Bertambah sering ±8 x/hari disertai pusing dan nyeri ulu hati hingga mengganggu
3. Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius dan harus operasi.
kg.
F. Riwayat reproduksi
1. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
a. GI P0 A0
d. Ibu pernah melakukan pemeriksaan di salah satu RS dengan menggunakan USG pada tanggal
01 Mei 2020
Pada pemeriksaan diketahui ukuran jarak dari puncak kepala ke ekor bayi atau disebut CRL
(Crown Rump Length) yaitu 1,18 cm, umur kehamilan atau GA (Gestational Age) 6 minggu 3
hari.
1. Pola nutrisi, kebiasaan ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, ibu mengatakan nafsu
makan berkurang selama kehamilan disertai mual dan muntah. Minum 6-7 gelas sehari.
2. Pola eliminasi, kebiasaan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak dan berwarna
kuningserta BAK 5-6 kali sehari berwarna kuning jernih. Selama hamil, saat BAB konsitensi
keras dengan warna coklat kehitaman dan BAK warna kuning seperti teh.
3. Pola istirahat, kebiasaan tidur siang 1-2 jam sehari dan tidur malam 6-8 jam. Selama kehamilan
H. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
e. Tanda-tanda vital Tekanan Darah 90/50 mmHg Nadi 90 x/menit Suhu 38°C
Pernapasan 28x/menit
2. Pemeriksaan khusus
b. Mulut dan gigi Inspeksi : bibir kering, terdapat sariawan, lidah kotor.
c. Leher Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi dan pembengkakan pada
leher.
thyroid.
d. Payudara Inspeksi : simetris kiri dan kanan, bentuk dan ukuran sama.
e. Abdomen Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi dan tampak striae livide.
3.Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,8 gr%
Neutrofil : 73,8
Limfosit : 18,8%
Warna : Kuning
K. Data spiritual Ibu dan keluarga selalu berdoa semoga kehamilannya berjalan dengan lancar sampai
Diagnosa : GIP0A0, gestasi 8-10 minggu, intauterine, keadaan ibu lemah dengan hiperemesis
1. GIP0A0
DS : a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.
a. Pada primigravida timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut kadang pula terdapat
pada payudara dan paha yang disebut striae gravidarum. Pada primigravida warnanya membiru disebut
striae livide sedangkan pada multigravida warna garis putih agak mengkilat seperti jaringan perut yang
b. Salah satu tanda pasti kehamilan adalah pemeriksaan dengan alat canggih seperti USG
(Manuaba, 2010).
2008).
organ.
Penentuan usia kehamilan dilakukan berdasarkan tabel data atau nomogram yang
menggambarkan hubungan antara ukuran biometri janin dan usia kehamilan pada kehamilan
3. Intrauterine
a. Kavum uteri merupakan bagian dari uterus tempat terjadinya hasil konsepsi dapat
4. Keadaan ibu
DS : Ibu merasa mual dan makan setiap makan disertai pusing serta nyeri ulu hati.
DO : a. Keadaan lemah
b. Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 90/50 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 38°C
Pernapasan : 28x/menit.
fungsi hati berubah dan absorbsi nutrisi meningkat. Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun
akibatnya bising usus berkurang sehingga terjadi stagnasi isi lumen usus disampaikan ke cortek
serebri kemudian dipersepsikan sebagai rasa penuh di perut sehingga berdampak pada rasa mual dan
muntah serta tidak nafsu makan. Penurunan nafsu makan akibat mual atau muntah yang merupakan
akibat perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar progesteron, estrogen dan human chorionic
gonadrotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga
Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan motililitas lambung serta
penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah
(Runiari, 2010).
Analisa dan interpretasi data Muntah berlebihan sehingga suplai cairan dan makanan kurang
apabila berlangsung lama tanpa pengobatan menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam
LANGKAH V :INTERVENSI
Tujuan :
Kriteria:
b. TTV dalam batas normal 60 Tekana Darah : diastol 60-90, sistol 100-130 mmHg. Nadi : 60-90
Rencana tindakan
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui serta mengerti kondisi kehamilannya.
2. Anjurkan ibu untuk rawat inap di RSKDIA Pertiwi. Rasional : Agar ibu dan janin
mendapat asuhan yang tepat oleh bidan sesuai dengan diagnosa yang di alami.
3. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan dan pemberian obat.
Rasional : Agar dapat membantu proses pemulihan kondisi ibu dengan pemberian obat
yang aman untuk ibu serta janin. Dan dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit
makan dan minum yang berbau. Rasioanal : Dengan mengkonsumsi makanan dalam
jumlah sedikit tapi sering akan dapat mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil serta
menghindari makanan yang berbau yang dapat memicu ibu untuk mual dan muntah
6. Anjurkan ibu untuk makan selingan seperti biskuit dan roti kering. Rasional :
hipoglikemia.
7. Aanjurkan ibu untuk perbanyak minum air putih. Rasional : Minum air yang cukup apat
8. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan berat serta
membatasi pengunjung. Rasional : Istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan
berat dapat memberikan relaksasi otot dan mengurangi beban kerja jantung.
9. Observasi mual dan muntah. Rasional : Frekuensi jumlah cairan yang keluar saat muntah
10. Obserasi tanda-tanda vital. Rasional : Untuk menilai perkembangan sebagai indikator
11. Observasi pengeluaran urine. Rasional : Untuk mengetahui dan menilai cairan yang
keluar. 12. Berikan dukungan dan motivasi kepada ibu. Rasional : Agar ibu tidak cemas
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 04-05-2020
1. Menyampaikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Hasil : Ibu dan
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum dalam porsi sedikit tapi sering serta menghindari
6. Menganjurkan makan selingan seperti biskuit dan roti kering. Hasil : Ibu bersedia
mengkonsumsinya.
7. Menganjurkan perbanyak minum air putih. Hasil : Ibu minum air putih ± 1000 ml.
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan berat serta
3. Mata cekung (-), konjungtiva pucat (-) dan sclera icterus (-).
4. Turgor baik.
3.2. Kajian Teori
a. Pengertian Masa kehamilam dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya masa hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kemudian
dibagi menjadi triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai bulan
ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Ratna, 2015).
Kehamilan trimester tiga (TM III) adalah trimester terakhir kehamilan, pada periode ini pertumbuhan
janin dalam rentang waktu 28-40 minggu (Sulistyawati, 2009). Kehamilan Trimester III adalah dimana
usia kehamilan seorang ibu 7-9 bulan atau kehamilan memasuki minggu ke 28 sampai waktu melahirkan
(28-40 minggu). Trimester 3 ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi (Padila,
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan memperhatikann kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
c. Pemeriksaan Kehamilan Segera ke dokter atau bidan jika terlambat datang bulan. Periksa kehamilan
1. Pemeriksaan 10 T Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi :
a. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, penimbangan berat badan setiap kali periksa
e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung janin
hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa
2. Perawatan Sehari-hari
a. Makan beragam makanan secara provisional dengan pola gizi seimbang dan 1 posri lebih banyak dari
b. Istirahat yang cukup Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya tidur/berbaring 1-2
jam. c. Menjaga kebersihan diri Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil tanyakan ke
a. Kerja berat
d. Tidur terlentang >10 menit pada masa hamil tua e. Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter
a. Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin lama
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir (Kemenkes
RI, 2017)
a. Perubahan fisiologis
1) Uterus :
b) Kotraksi Braxton hicks, dimulai dari akhir trimester Pertama. Kontraksi ini merupakan
kontraksi ritmik uterus yang tidak nyeri pada awalnya, tetapi menjadi nyata dan kadang kadang tidak
nyaman menjelang masa kelahiran (akhir kehamilan). Kondisi di atas tersebut “persalinan palsu”
kontraksi Braxton hicks dapat dipalpasi selama pemeriksaan bimanual pada bulan ke-4 dan dapat
2) Serviks
b) Sumbatan lendir terbentuk didalam serviks dan berperan sebagai sawar untuk mencegah
infeksi menjalar 26 c) Peningkatan aliran darah ke serviks menyebabkan pelunakan (tanda goodlle) dan
kebiruan (tanda chanwick). Dan goodlle dan Chadwick dapat dilihat saat pemeriksaan spekulum
3) Ovarium
b) Korpus luteum tetap ada dan mensekresikan hormone sampai minggu ke-10 sampai 12
4) Mamae
a) Tertambahnya ukuran dan nodularitas, kadang-kadang nyeri tekan meningkat
d)Kolostrum biasanya dihasilkan pada minggu ke-12 (kolostrum adalah precursor kaya anti body
dalam asi).
b. Perubahan psikologi
kehamilan Bila respon berikut ini tidak menunjukan respons yang ekstrim atau berlebihan, selama itu
pula respon di anggap normal. respon ini berhubungan dengan perubahan hormone dan berkaitan
dengan upaya tubuhnya untuk mempersiapkan kelahiran serta menjadi orang tua.
6. Diagnostik
a. Pemeriksaan diagnostik Menurut Janah (2012) untuk mendiagnostik kebidanan, perlu dilakukan
1) Tes urine kehamilan (tes HCG) b) Urine yang di gunakan saat tes diupayakan urin pagi hari.
2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG) b) Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan
kantong kehamilan.
3) Palpasi abdomen
a) Pemeriksaan Leopold Leopold I Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin
(2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
(3) Meraba bagian apa yang ada di fundus (kepala ataukah bokong janin) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu.
Cara pemeriksaannya :
(1) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
(2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri
(3) Jika teraba rata, ada tahanan maka itu adalah punggung bayi, jika teraba bagian kecil
Leopold III Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
Cara pemeriksaanya :
(2) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bawah uterus. Jika teraba bulat ,
melenting, keras dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Jika bagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan janin dalam letak melintang.
(3) Pada letak sunsang/lintang tangan pemeriksa dapat merasakan goyang pada bagian
bawah tangan kiri merasakan ballottement pada usia kehamilan 20-28 minggu). Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibagian bawah dan untuk mengetahui
Cara pemeriksaannya :
(3) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling betemu) berarti kepala belum masuk
panggul. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul
(Jannah, 2012).
7. Kebutuhan
a. Kebutuhan nutrisi Menurut Janah (2012) Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi
yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ini berarti dia perlu untuk 2 orang, sesuai
dan seimbang. Kehamilan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein. Jika calon ibu tidak
memperhatikan makanan yang menyediakan lebih banyak protein, dia mungkin tidak mendapatkan
protein yang cukup. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang
tidak hamil.
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009). Wanita hamil memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata,
2004). Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi,
dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004). Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil,
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu
aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil , yang bisa terjadi
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan
dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami
Sakit kepala
Konstipasi
Inkontinensia urine
Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai mereda pada
kehamilan. Tindakan ini dilakukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Di samping melakukan pemeriksaan rutin, ibu hamil perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mual
Pusing.
Sakit perut.
Timbul gejala dehidrasi, seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering, dan jantung berdebar.
Muntah darah.
Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan menanyakan gejala dan memeriksa riwayat
kesehatan ibu hamil dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat dampak dari
hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan denyut jantung cepat.
Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah yang dialami ibu hamil masih
normal atau sudah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Untuk melihat lebih detail akibat dari
memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit yang dapat muncul akibat terjadi hiperemesis
gravidarum. USG kehamilan juga dilakukan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan
dalam kandungan.
Selain itu, untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil bukan disebabkan oleh
suatu penyakit, misalnya penyakit liver, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya uji
fungsi hati.
hiperemesis gravidarum perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan
ditentukan berdasarkan tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan.
Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti cairan dan
elektrolit yang hilang akibat muntah berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mengembalikan
nafsu makan.
Pyridoxine atau vitamin B6.
sekali, obat dan nutrisi akan diberikan melalui infus. Selain melalui infus, ibu hamil juga dapat menerima
Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Mual
dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan, sehingga berisiko
Jika dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep vein thrombosis (trombosis
vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:
Malnutrisi.
Cemas dan depresi.
Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan organ-organ
Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Meski begitu, ada beberapa cara yang
gravidarum, yaitu:
dan dicerna.
Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari makanan berminyak, pedas,
Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi minuman yang
Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama
hamil.
Menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama juga penting dilakukan untuk mencegah
hiperemesis gravidarum. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4 minggu, untuk memantau
perkembangan janin dan mendeteksi secara dini kelainan yang mungkin dialami oleh janin.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori dan kasus di
lapangan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan pada ny. F umur 23
tahun GIIPIAO yang dilakukan pada tanggal 5 November 2020 sesuai dengan manajemen
asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Helen Varney secara sistematis yakni
pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah kebidanan, identifikasi diagnosa/diagnosa
4.1. Pengkajian Data Semua pengumpulan data dilakukan untuk membuat keputusan. Pada
pengakajian data, data yang dikumpulkan meliputi data subyektif yang diperoleh dari
Berdasarkan pengkajian data yang dilakukan pada kasus ibu hamil dengan indikasi anemia
a. Data Subjektif Data yang didapatkan dari hasil pengkajian data, yaitu dengan cara
ibu hamil.
1. Pendidikan Pada kasus ini, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. F, tingkat
Menurut penulis pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu maupun kelompok sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Menurut Elisabeth (2015), tingkat rendahnya
pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang zat besi (Fe) serta
kesadarnnya terhadap 37 konsumsi tablet Fe terhadap ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu
hamil yang rendah akan memmpengaruhi penerimaan informasi tentang zat besi menjadi
terbatas dan berdampak pada defisiensi besi. Berdasarkan data di atas tidak terjadi
lelah, pusing, susah tidur, pegal-pegal pada pinggang dan kaki dan mata berkunang-kunang.
Menurut penulis keluhan pusing pada ibu hamil trimester III disebabkan kurangnya asupan
vitamin dan zat besi di dalam tubuh, sehingga menyebabkan sel darah merah dalam tubuh.
Menurut Proverawati (2011), jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat
membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra, banyak
wanita mengalami defisiensi besi pada TM II dan TM III. Berdasarkan data di atas tidak
terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, dikarenakan keluhan cepat
lelah, mata berkunang disebabkan kurangnya asupan vitamin dan zat besi.
3. Riwayat Obstetri : Pada kasus ini, berdasarkan pengkajian data yang dilakukan diketahui
ini kehamilan yang kedua dan pernah mengalami abortus dengan interval yang terlalu
dekat. Menurut Purwanti (2015) pada interval kehamilan atau abortus yang terlalu pendek
(< 2 tahun) uterus belum cukup waktu untuk kembali pulih secara fisiologis dari tekanan
kehamilan sebelumnya. Kondisi uterus pada jarak kehamilan pendek belum mampu secara
maksimal untuk memberikan cadangan nutrisi bagi ibu dan janin. Sehingga ibu mengalami
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terjadi kesenjangan.
.Data Objektif
a. Tekanan Darah Dari hasil pengkajian data yang dilakukan, tekanan darah Ny. F adalah
90/70 mmHg. Menurut Penulis tekanan darah tinggi Ny. F dalam batas normal untuk ibu
hamil. Apabila lebih dari 130-90 mmHg ibu akan mengalami preeklampsia namun jika
tekanan darah kurang dari normal maka akan menimbulkan suplai darah dari ibu ke janin
akan terlambat dan janin akan kekurangan asupan oksigen. Menurut Padila (2014) tekanan
darah normalnya 100/70 mmHg sampai dengan 130/90 mmHg. Berdasarkan data di atas,
dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan. Dilihat dari
b. Berat Badan Berdasarkan fakta berat badan Ny. F sebelum hamil 64 kg pada
pemeriksaan saat ini 74 kg, terjadi kenaikan 10 kg. peningkatan berat badan masih dalam
batas normal. Menurut Sulistiyawati (2011) berat badan normal pada TM III akan
bertambah 0,5 kg/minggu. Penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 6,5 – 16,5 kg. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori
c. LILA (Lingkar Lengan Atas) Berdasarkan faktanya pada saat pemeriksaan ukuran LILA Ny. F
adalah 26 cm. Menurut penulis ukuran LILA ibu masih dalam batas normal, karena selama
kehamilan pola nutrisi ibu baik dan rutin mendapatkan makan tambahan ibu hamil pada
saat posyandu. 39 Menurut Sulistiyawati (2011), LILA normal adalah lebih dari 23,5 cm,
merupakan indikator kuat untuk menentukan status gizi ibu kurang atau buruk.
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan.
2. Pemeriksaan Fisik
Khusus: Perubahan fisik yang terjadi pada Ny. F saat hamil TM III, yaitu muka tidak oedema,
muka tampak pucat, sklera tidak ikterik, conjungtiva pucat, mamae tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan abnormal, colostrum sudah keluar. Berdasarkan fakta hal ini tidak sesuai
dengan teori Romauli (2011), kulit pucat, membrane mukosa pucat (konjungtiva), kuku
pucat. tidak ada nafsu makan, mual dan muntah (Varney, 2006) Berdasarkan data di atas,
dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan. Karena
pada Ny. F konjungtiva pucat dan wajah tampak pucat yang mengartikan ibu mengalami
4. Data Penunjang
5. Pada kasus ini, dari hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny. F adalah pada
pemeriksaan Hb diketahui dengan hasil 9 gr %. Menurut penulis kadar Hb Ny. F kurang dari
normal, sehingga mengalami mengalami anemia ringan, penyebabnya karena faktor kurangnya
asupan zat besi yang dikonsumsi dan pola istirahat yang kurang sehingga menyebabkan anemia,
apalagi saat hamil kebutuhan nutrisi bertambah dua kali lipat dan juga pola istirahat juga harus
ditingkatkan agar terhindar dari komplikasi. Menurut penulis Ny. F mengalami anemia ringan
menurut Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI (2017) kadar Hb normal adalah > 11 gr %.Oleh
karena itudapat ditegakkan diagnosa pada Ny.F yaitu GIIP0A1 hamil 38 minggu dengan anemia
ringan.
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan.
pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan maka diperoleh pembahasan kasus sebagai berikut :
40 Diagnosa : Ny. F umur 23 tahun G2P0A1, usia kehamilan 38 minggu, presentase kepala
dengan masalah Anemia Ringan. Masalah : Ibu mengatakan sakit pada pinggang, cepat lelah,
pusing, sulit tidur, mata berkunang-kunang dan kurang nafsu makan Pada langkah kedua
dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat dirumuskan masalah dan diagnosis yang
spesifik (Varney, 2010). Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan karena diteori diagnosis dan masalah sesuai dengan praktek di lapangan.
4.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Pada langkah ketiga ini mengidentifikasi masalah
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
Berdasarkan identifikasi diagnosa dan masalah potensial penulis tidak menemukan adanya
diagnosa potensial yang terjadi pada Ny. F dengan hamil dengan indikasi anemia ringan.
Kesenjangan antara teori dengan lahan praktek yaitu dalam konsep asuhan kebidanan
didapatkan diagnosa potensial yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan indiksai anemia ringan
persalinan lama, terjadi infeksi, perdarahan, ketuban pecah dini (KPD). Tetapi pada kasus Ny. F
tidak terjadi diagnosa potensial karena asuhan kebidanan dilakukan di lahan praktik sesuai
dengan teori.
4.4. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi Menurut Mangkuji, dkk (2014),
perlunya tindakan segera dan kolaborasi dilakukasn jika klien mengalami penyakit atau keluhan
yang mengancam maka dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya. Untuk menangani kasus anemia, tidak ada yang memberikan indikasi adanya tindakan
segera dimana harus menyelamatkan jiwa klien, berupa klaborasi dengan 41 tenaga kesehatan
yang lebih profesional sesuai dengan keadaan klien ataupun konsultasi dengan dokter.
Berdasarkan tinjauan teori yang dijelaskan tinjauan teori yang dijelaskan menurut (Kemenkes RI,
2017) bahwa pada seseorang yang mengalami anemia apabila kadar Hb< 7 gram% maka dapat
dilakukan tatalaksana khusus seperti melakukan transfusi darah. Pada kasus anemia tidak
diperlukan tindakan segera kepada klien selama keadaan atau konidis pada ibu yang mengalami
anemia ini tidak merasakan seperti sesak napas, pingsan, syok atau dalam keadaan tidak sedarkan
diri. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4.5. Perencanaan Tindakan yang akan diambil jika ditemukan anemia pada ibu hamil yaitu Pemberian
suplemen besi merupakan salah satu cara yang dianggap paling cocok bagi ibu hamil untuk
meningkatkan kadar Hb sampai pada tahap yang diinginkan. Selama masa kehamilan minimal
diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil
pertama. Setiap satu kemasan tablet besi terdiri dari 30 tablet. Memberikan informasi kepada ibu
tentang pentignya gizi pada ibu hamil, istirahat yang cukup serta kebersihan yang harus diperhtikan
selama kehamilan sampai masa persalinan selesai. Sedangkan tindakan segera atau kolaborasi yang
akan dilakukan dengan anemia pada kehamilan jika dibutuhkan yaitu dengan pemasagan oksigen
dan melakukan transfusi darah. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktek.
4.6. Pelaksanaan Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah lima harus dilaksanakan
secara efesien. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi denga
dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manejemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Implementasi yang diberikan pada ibu adalah hasil
pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang di anggap penting, agar ibu dapat mengetahui
penyebab anemia agar ibu tahu cara mengatasi anemianya. Dan anjuran pemberian tablet Fe untuk
meningkatkan kadar Hb ibu disamping intake makanan yang mengandung zat besi, istirahat yang
cukup serta kebersihan diri yang harus terjaga. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan
4.7. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai denga kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam maslah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di anggap
efektif juka memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Adapun kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif (Jannah, 2014). Pada prinsip tahapan
evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh
tercapainya rencana yang dilakukan. Untuk menilai ke efektifan tindakan yang diberikan, bidan
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengumpulan data dasar pada Ny. F dengan anemia pada masa kehamilan di
2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada Ny. F dengan pengumpulan baik dari
data subjektif, data objektif dan pemeriksaan penunjang/ laboratorium sehingga didapatkan
3. Telah dilaksanakan permusan diagnosa/ masalah potensial pada Ny. F dengan anemia dengan hasil
tidak ada masalah potesial yang terjadi pada ibu karna diberikannya penanganan yang tepat.
4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.F dengan anemia dengan
hasil bahwa pada kasus ini tidak dilakukan tindakan kolaborasi karena tidak adanya indikasi dan
5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan anemia dengan hasil
merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah potensial yang dapat
terjadi.
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada Ny. F dengan anemia dengan hasil
yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa
adanya hambatan.
7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. F dengan anemia ringan dengan
8. Berdasarkan analisis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis mampu memberikan
1. Utuk Klien
a. Menganjurkan kepada ibu agar mengkomsumsi makanan yang bergizi disamping suplemen zat besi
yang diberikan, karna makanan yang mengandung zat besi akan memenuhi kebutuhan energi.
b. Menganjurkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur serta dapat
2. Untuk Bidan
a. Dalam melakuakan tugas sebagai bidan untuk memberikan tindakan perlu diketahui rasional setiap
tindakan yang diberikan kepada klien dan harus dengan persetujuan klien.
b. Sebagai bidan dalam melakukan tindakan perlu membina hubungan yang baik antara klien ataupun
c. Profesi bidan harus mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen kebidanan dalam
pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat
bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan tenaga kesehatan yang berpotensi
dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Dwi : Hubungan Anemia pada Kehamilan dengan Inpartu Kala II Lama, Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Surabaya Vol. 9 No. 1, Februari 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Profil
Kesehatan Sulawesi Selatan, 2015 dan 2017 Fadlun, Feriyanto Achmad. 2016. Asuhan Kebidanan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika. Jannah, Nurul. Buku ajar asuhan kebidanan Kehamilan.
Yongyakarta: C.V Andi Offest. 2014. Kemenkes, RI. Infodatin Gizi. http//depkes.go.id. diakses pada
tanggal 05 November 2019 pukul 10.30 wib. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia.
2016 Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
2018 Li, S., Gao, X., Wei, Y., Zhu, G.,and Yang, C. The Relation Between Iron Deficiency and Thyroid
Fuction in Chinese Women during Early Pregnancy. J Nutr Sci Vitamino 2016; l(62) 397401 (doi:
10.3177/jnsv.62.397). Mangkuji Betty. Asuhan Kebidanan Tujuh Langkah Varney. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC. 2014 Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta : EGC. Padila (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika Proverawati
Atikah. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta. 2015 Pudiastuti, Ratna Dewi
(2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yoyakarta : Nuha Medika.
Prawihardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Ilmu Bina Pustaka. Romauli,
Suryadi. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: Nuha Medika. 46 Rudy dan Lia:
Gambaran Kejadian Anemia padaIbu Hamil di RB Nasyithoh Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi,
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada. Tahun 2014 Saifudin Moh, Anjelina Dewi Ayuna. Jurnal Penelitian
Dengan Judul Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Kehamilanan. 2016. Lamongan.
Diakses tanggal 05 November 2019 pukul: 10.50 wib Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esty.2013.
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. Susanti. Low Hemoglobin among
Pregnant Women in Midwives Practice of Primary Health Care, Jatinangor, Indonesia: Iron
Deficiency Anemia or β-Thalassemia Trait. UMY Open Access Journals 2017; 1-5. Tarwoto. Buku
Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Medika. 2015. Walyani, Elisabeth Siwi., &
Purwoastuti, Th. Endang. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal,
Yogyakarta. Pustaka Baru Press World Health Organization. World Health Statistic. United State of
America; 2015 Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.