Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM TINGKAT I PADA NY. F UMUR 23 TAHUN GII P0AI DI

BPM IKA SEMARIANTI SEMBIRIRNG

Di Susun Oleh :

NAMA : IKA SEMARIANTI SEMBIRING

NIM : .209022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.)pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.

Disusun oleh:

IKA SEMARIANTI SMBIRING


NIM.209022

Pembimbing Praktik I Pembimbing Praktik

II

Bd.Wilda Wahyuni Siregar,SST.MKES IKA SEMARIANTI SMBIRING


NIP.02.13.09.10.1990

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Sri Wulan, SST, M.Tr.Keb


NIP . 02.11.03.03.1987
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya

dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DENGAN HIPEREMESIS GARVIDARUM TINGAT I PADA NY. F UMUR 23 TAHUN GIIP0AI DI

BPM IKA SEMARIANTI SEMBIRING ”.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan

bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada kesempatan ini saya

menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada :

1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra Lubuk

Pakam

2. Drs. David Ginting, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

3. Bd.Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut

Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

4. Bd.Sri Wulan, SST, M.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program

Profesi Instittut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

5. Bd.Wild Wahyuni Siregar,SST.MKES selaku Pembimbing Akademik Program Studi

Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan

karunia-Nya kepada kita semua. Amin Lubuk Pakam, 05 November 2020.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................
1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………………………………...
2
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………....…………………………………………………….
3
C. Manfaat ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4
BAB II TEMPAT PRAKTIK KERJA
A. Gambaran BPM ika semarianti sembiring ………………………………………………………………………………….……… 5
B. Keadaan Geografis………………………………………………………………………………………………………………..………...…
6
BAB III KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Kasus
1. Pengkajian………………………………………………………………………………………………………………………………………. 22
2. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan………………………………………………………………………………… 25
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial……………………………………………………………………………………. 30
4. Tindakan Segera atau Kolaborasi……………………………………………………………………………………………………… 32
5. Perencanaan……………………………………………………………………………………..……………………………………………… 34
6. Pelaksanaan ………………………………………………………………………………………………………………………………..…… 38
7. Evaluasi……………………………………………………………………………………..………………………………………………………
39
B. Kajian Teori
1. Konsep Dasar Kehamilan……………………………………………………………………………………………………………………
40
2. Perubahan Fisiologi Kehamilan……………………………………..…………………………………………………………………..
44
3. Perubahan Psikologi Kehamilan………………………………………………………………………………………………………..
46
4. Asuhan Kebidanan…………………………………………………………………………………………………………………………… 48
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………….. 51
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan……………………………………………………..…………………………………………………
52
B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan merupakan fertilisasi

atau penyatuan spermatozoa dan ovum lalu terjadi nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung 40 minggu atau 10 bulan

menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2009).

Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara

1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena

meningkatnya kadar hormon estrogen HCG dalam serum. Pengaruh fisiologis kenaikan hormon

ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.

Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian

gejala mual muntah yang berat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi

terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum.

Keluhan gejala dan perubahan fisiologi menentukan berat ringannya penyakit. Hiperemesis

gravidarum yang tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian

pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2007).


2 WHO (Word Health Organitation) memperkirakan setiap tahunnya 500.000 ibu

meninggal sebagai akibat langsung dari kehamilan. Ironisnya sebagian besar kematian ibu dapat

dicegah dengan teknologi sederhana. Kesukaran dalam mengukur kematian ibu sudah lama

menjadi kendala dalam menyadarkan para perencana kesehatan dan pihak lainnya akan besarnya

masalah serta penyebabnya, sehingga menghambat intervensi yang efektif dalam porsi yang

memadai. Lebih dari dua pertiga kejadian kehamilan masih berada dalam

perlindungan/pertolongan para dukun yang mudah dimengerti mempunyai tingkat keamanan

yang rendah (Denis, 2008).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil

hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan. Pada 2015, AKI di Indonesia menjadi

102/100.000 Kelahiran Hidup (KH). AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran

perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan

masa nifas (http://dinkeskotamakassar.net/download/718Gabung%20profil%202013.pdf).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa terdapat Angka Kematian

Ibu (AKI) 390/100.000 KH. Sebab utama kematian ibu salah adalah perdarahan, infeksi,

eklampsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Selain itu, penyebab kematian ibu tidak langsung

antar lain gangguan pada kehamilan (Salmah, 2006).

BPM Ika Semarianti Sembiring merupakan salah satu BPM yang berada diwilayah desa

sekip dan dengan jumlah perata kunjungan ANC pada ibu hamil. Berdasarkan hasil presurvey di

BPM Ika Semarianti Sembiring terhadap 10 orang ibu hamil trimester I didapat hasil 6 orang

(60%) mengalami hyperemesis gravidarum, dan 4 orang (40%) tidak mengalami hyperemesis

gravidarum.

Mengingat kasus hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan komplikasi yang lebih

berat dan mempengaruhi status kesehatan ibu dan anak, maka penulis tertarik untuk melakukan
peneltian dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Dengan Kasus Anemia

Hiperemesis Gravidarum Tingkat I DI KLINIK BPM IKA SEMARIANRI SEMBIRING 2020”

B. Rumusan Lingkup Pembahasan

Dalam pembahasan studi ini menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan antenatal

pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum serta dapat

menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara nyata sesuai standar dan wewenang hiperemesis

gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengumpulan data dan analisis data dasar pada kasus kehamilan hiperemesis

gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

b. Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah aktual pada kasus kehamilan hiperemesis

gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

c. Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah potensial pada kasus kehamilan hiperemesis

gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

d. Melaksanakan pengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada kasus

hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

e. Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus hiperemesis

gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring


f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum

Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

g. Melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan hiperemesis

gravidarum Tingkat I di BPM Ika Semariani Sembiring

h. Melaksanakan pendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan kebidanan yang

telah di laksanakan pada kasus kehamilan hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM Ika

Semariani Sembiring

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan pada kasus tersebut di atas adalah :

1. Merupakan bahan pembelajaran, sumber pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

menangani kehamilan hiperemesis gravidarum tingkat I.

2. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi petugas kesehatan, utamanya yang ada di dalam menangani

kasus kehamilan hiperemesis gravidarum tingkat I.

4. Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang kehamilan

hiperemesis gravidarum tingkat I.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah:

1. Studi Pustaka Penulis membaca dan mempelajari buku-buku serta literature yang berhubungan

dengan kasus kehamilan hiperemesis gravidarum tingkat I.

2. Studi Kasus Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan yang

meliputi pengumpulan data, analisa dan perumusan diagnosa/masalah aktual dan potensial,
perencanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian. Untuk memperoleh data dalam

pengkajian, penulis menggunakan teknik:

a. Anamnesa

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, keluarga, bidan dan dokter yang berada di

kamar bersalin yang berhubungan dengan kasus yang di hadapi pasien.

b. Observasi

Penulis memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan langsung.

c. Pemeriksaan fisik

Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan sistematis agar didapatkan

data yang akurat.

3. Studi Dokumentasi

Penulis memperoleh informasi berdasarkan catatan medik klien, baik dari bidan, dokter maupun

data penunjang lainnya.


BAB II

TEMPAT PRAKTIK KERJA

2.1. Gambaran Umum BPM IKA SEMARIANTI SEMBIRING

2.1.1. Keadaan Geografis Luas wilayah kerja BPM IKA SEMARIANTI SEMBIRING

adalah : 8 km2 yang dikelilingi oleh rumah penduduk

Kecamatan Ujung Padang mempunyai batas – batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara : jalan

b. Sebelah selatan : rumah penduduk

c. Sebelah barat : rumah penduduk

d. Sebelah timur : rumah penduduk


BAB III

STUDI KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL


PADANY “F”
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI KLINIK IKA
SEMARIANTI SEMBIRIRNG
Nomor Regiter : 1510

Tanggal MRS : 15 Oktober 2020, pukul 21.00 WIB

Tanggal Pengkajian : 15 Oktober 2020, pukul 21.00 WIB

Nama Pengkaji : Ika Semarianti Sembiring

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri/suami

Nama : Ny F Nama Suami : Tn H

Umur : 27 tahun Umur : 33 tahun


Nikah/Lamanya : 1x/± 3 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaaan : Karyawan

swasta

Alamat : jl. Masjid desa sekip Lubuk paka

B. Keluhan utama Mual, muntah, pusing dan nyeri ulu hati.

C. Riwayat keluhan utama

1. Ibu mengalami mual dan muntah sejak sebulan yang lalu.

2. Setiap makan dan minum dimuntahkan kembali

3. Bertambah sering ±8 x/hari disertai pusing dan nyeri ulu hati hingga mengganggu

aktivitas sejak 2 hari yang lalu.

D. Riwayat kesehatan yang lalu

1. Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.

2. Tidak ada ketergantungan obat, alkohol dan rokok.

3. Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius dan harus operasi.

4. Ibu mengatakan cemas BB mengalami penurunan sebanyak 5 kg dari BB sebelumnya adalah 55

kg.

E. Riwayat kesehatan keluarga

1. Tidak ada riwayat penyakit menular dan menurun.


2. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, jantung, asma dan DM.

F. Riwayat reproduksi

1. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28-35 hari

Lamanya : 3-7 hari

Dysmenorrhea : Tidak ada

2. Riwayat kehamilan sekarang

a. GI P0 A0

b. Hari pertama haid terakhir (HPHT) :02 Maret 2020

c. Hari taksiran persalinan (HTP) :09 Desember 2020.

d. Ibu pernah melakukan pemeriksaan di salah satu RS dengan menggunakan USG pada tanggal

01 Mei 2020

Pada pemeriksaan diketahui ukuran jarak dari puncak kepala ke ekor bayi atau disebut CRL

(Crown Rump Length) yaitu 1,18 cm, umur kehamilan atau GA (Gestational Age) 6 minggu 3

hari.

3. Riwayat ginekologi Tidak pernah mengalami suatu kelainan.

4. Riwayat KB Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.


G. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

1. Pola nutrisi, kebiasaan ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, ibu mengatakan nafsu

makan berkurang selama kehamilan disertai mual dan muntah. Minum 6-7 gelas sehari.

2. Pola eliminasi, kebiasaan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak dan berwarna

kuningserta BAK 5-6 kali sehari berwarna kuning jernih. Selama hamil, saat BAB konsitensi

keras dengan warna coklat kehitaman dan BAK warna kuning seperti teh.

3. Pola istirahat, kebiasaan tidur siang 1-2 jam sehari dan tidur malam 6-8 jam. Selama kehamilan

tidak mempengaruhi jam tidur.

H. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum ibu lemah.

b. Turgor kulit kurang baik.

c. Tinggi badan : 152 cm.

d. Berat badan sekarang : 50 kg.

e. Tanda-tanda vital Tekanan Darah 90/50 mmHg Nadi 90 x/menit Suhu 38°C

Pernapasan 28x/menit

2. Pemeriksaan khusus

a. Mata Inspeksi : mata cekung, konjungtiva pucat, sclera sedikit ikterus.

b. Mulut dan gigi Inspeksi : bibir kering, terdapat sariawan, lidah kotor.
c. Leher Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi dan pembengkakan pada

leher.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan

thyroid.

d. Payudara Inspeksi : simetris kiri dan kanan, bentuk dan ukuran sama.

Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

e. Abdomen Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi dan tampak striae livide.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Leopold I : belum teraba.

-Leopold II s/d IV : tidak dilakukan.

f. Ektremitas Inspeksi : simetris kiri dan kanan.

Palpasi : tidak oedema dan varises.

3.Pemeriksaan penunjang

USG :CRL 1,18 cm GA 6 minggu 3 hari

Plano test : (+)

Hb : 11,8 gr%

Leukosit : 14,8 ribu/ul

Neutrofil : 73,8

Limfosit : 18,8%

Eritrosit : 4,8 juta/ul


Urin : Agak keruh

Warna : Kuning

I. Riwayat sosial ekonomi

1.Ini pernikahan ibu yang pertama dengan suaminya ± 3 tahun.

2.Ibu mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangganya.

3.Suami adalah pengambil keputusan dalam keluarga.

4.Suami dan keluarga senang dengan kehamilannya.

J. Data psikologi Keluarga menunggu kehamilan ini.

K. Data spiritual Ibu dan keluarga selalu berdoa semoga kehamilannya berjalan dengan lancar sampai

proses persalinan hingga ibu dan bayinya sehat dan selamat.

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GIP0A0, gestasi 8-10 minggu, intauterine, keadaan ibu lemah dengan hiperemesis

gravidarum serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Masalah : mual dan muntah.

1. GIP0A0

DS : a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.

b. Ibu pernah melakukan pemeriksan menggunakan USG.

DO : a. Tampak striae livide. 56


b. Pada hasil pemeriksaan USG diketahui CRL adalah 1,18 cm.

Analisa dan interpretasi data

a. Pada primigravida timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut kadang pula terdapat

pada payudara dan paha yang disebut striae gravidarum. Pada primigravida warnanya membiru disebut

striae livide sedangkan pada multigravida warna garis putih agak mengkilat seperti jaringan perut yang

disebut linea albicans atau striae alba.

b. Salah satu tanda pasti kehamilan adalah pemeriksaan dengan alat canggih seperti USG

(Manuaba, 2010).

2. Gestasi 8-10 minggu

DS : a. Ibu mengatakan haid terakhir pada 02 Maret 2020

b. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 2 bulan.

c. Ibu pernah melakukan pemeriksaan menggunakan USG.

DO: a. Hari taksiran persalinan tanggal 09-12-2020.

b. Tanggal pengkajian Gestasi 8 minggu 6 hari, HTP 09 Desember 2020

c. Pada hasil USG, diketahui GA adalah 6 minggu 3 hari.

Analisa dan interpretasi data

a) Menurut rumus Neegle dari HPHT tanggal 02-03-2016 sampai tanggal

pengkajian 04-05-2016, maka usia kehamilan adalah 8 minggu 6 hari (Manuaba,

2008).

b) Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnosis dengan menggunakan

gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ


berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh

organ.

Penentuan usia kehamilan dilakukan berdasarkan tabel data atau nomogram yang

menggambarkan hubungan antara ukuran biometri janin dan usia kehamilan pada kehamilan

tersebut (Prawirohardjo, 2014).

3. Intrauterine

DS :tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat.

DO : a. Saat palpasi abdomen, ibu tidak merasakan nyeri tekan.

b. Hasil USG,CRL adalah 1,18 cm.

Analisa dan interpretasi data

a. Kavum uteri merupakan bagian dari uterus tempat terjadinya hasil konsepsi dapat

tumbuh dan berkembang hingga aterm tanpa menyebabkan adanya nyeri.

4. Keadaan ibu

DS : Ibu merasa mual dan makan setiap makan disertai pusing serta nyeri ulu hati.

DO : a. Keadaan lemah

b. Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 90/50 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 38°C

Pernapasan : 28x/menit.

c. Mata cekung, konjungtiva pucat, sclera sedikit ikterus.

d. Bibir kering, terdapat sariawan, lidah kotor.


Analisa dan interpretasi data Selama masa hamil nafsu makan berkurang, sekresi usus berkurang,

fungsi hati berubah dan absorbsi nutrisi meningkat. Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun

akibatnya bising usus berkurang sehingga terjadi stagnasi isi lumen usus disampaikan ke cortek

serebri kemudian dipersepsikan sebagai rasa penuh di perut sehingga berdampak pada rasa mual dan

muntah serta tidak nafsu makan. Penurunan nafsu makan akibat mual atau muntah yang merupakan

akibat perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar progesteron, estrogen dan human chorionic

gonadrotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon

progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga

motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat.

Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan motililitas lambung serta

penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah

(Runiari, 2010).

LANGKAH III :IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Diagnosa potensial : Antisipasi terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Analisa dan interpretasi data Muntah berlebihan sehingga suplai cairan dan makanan kurang

apabila berlangsung lama tanpa pengobatan menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam

rahim dengan manifestasi klinisnya (Manuaba, 2010).

LANGKAH IV :TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI

Tidak ada tindakan segera.

LANGKAH V :INTERVENSI

Tujuan :

a. Proses kehamilan berjalan normal.


b. Ibu dan janin dalam keadaan baik.

c. Hiperemesis gravidarum tingkat II teratasi.

d. Antisipasi terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Kriteria:

a. Tidak lagi mengalami mual dan muntah

b. TTV dalam batas normal 60 Tekana Darah : diastol 60-90, sistol 100-130 mmHg. Nadi : 60-90

x/menit. Suhu : 36,5-37,5°C. Pernapasan : 16-24 x/menit.

c. Ibu dapat beraktivitas seperti biasa.

Rencana tindakan

1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui serta mengerti kondisi kehamilannya.

2. Anjurkan ibu untuk rawat inap di RSKDIA Pertiwi. Rasional : Agar ibu dan janin

mendapat asuhan yang tepat oleh bidan sesuai dengan diagnosa yang di alami.

3. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan dan pemberian obat.

Rasional : Agar dapat membantu proses pemulihan kondisi ibu dengan pemberian obat

yang aman untuk ibu serta janin. Dan dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit

yang keluar melalui muntah.

4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

Rasional : Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin didalam kandungan.


5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum dalam porsi sedikit tapi sering serta hindari

makan dan minum yang berbau. Rasioanal : Dengan mengkonsumsi makanan dalam

jumlah sedikit tapi sering akan dapat mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil serta

menghindari makanan yang berbau yang dapat memicu ibu untuk mual dan muntah

seperti makanan berbumbu dan berlemak.

6. Anjurkan ibu untuk makan selingan seperti biskuit dan roti kering. Rasional :

Menghindari rangsangan mual dan muntah yang berlebihan serta mencegah

hipoglikemia.

7. Aanjurkan ibu untuk perbanyak minum air putih. Rasional : Minum air yang cukup apat

membantu peristaltik usus sehingga dapat mencegah konstipasi.

8. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan berat serta

membatasi pengunjung. Rasional : Istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan

berat dapat memberikan relaksasi otot dan mengurangi beban kerja jantung.

9. Observasi mual dan muntah. Rasional : Frekuensi jumlah cairan yang keluar saat muntah

dapat menggambarkan reaksi terhadap perawatan dan pengobatan yang diberikan.

10. Obserasi tanda-tanda vital. Rasional : Untuk menilai perkembangan sebagai indikator

dalam membantu mengevaluasi tindakan selanjutnya.

11. Observasi pengeluaran urine. Rasional : Untuk mengetahui dan menilai cairan yang

keluar. 12. Berikan dukungan dan motivasi kepada ibu. Rasional : Agar ibu tidak cemas

terhadap kondisi yang sedang di alaminya.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

Tanggal 04-05-2020

1. Menyampaikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Hasil : Ibu dan

keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.


2. Memberikan os therapy antasida 3x1. B comp 3 x 1, laktac 3 x1

3. Menganjurkan makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

Hasil : Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bernutrisi.

4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum dalam porsi sedikit tapi sering serta menghindari

makanan dan minuman yang berbumbu atau berlemak.

5. Hasil : Ibu bersedia melakukannya.

6. Menganjurkan makan selingan seperti biskuit dan roti kering. Hasil : Ibu bersedia

mengkonsumsinya.

7. Menganjurkan perbanyak minum air putih. Hasil : Ibu minum air putih ± 1000 ml.

8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan berat serta

membatasi pengunjung. Hasil : Ibu bersedia melaksanakannya.

LANGKAH VII : EVALUASI

Tanggal 04 Mei 2020

1. Keadaan ibu masih lemah.

2. Mual dan mUntah ibu sduah berkurang

3. Mata cekung (-), konjungtiva pucat (-) dan sclera icterus (-).

4. Turgor baik.
3.2. Kajian Teori

3.2.1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Masa kehamilam dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya masa hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kemudian

dibagi menjadi triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai bulan

ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Ratna, 2015).

Kehamilan trimester tiga (TM III) adalah trimester terakhir kehamilan, pada periode ini pertumbuhan

janin dalam rentang waktu 28-40 minggu (Sulistyawati, 2009). Kehamilan Trimester III adalah dimana

usia kehamilan seorang ibu 7-9 bulan atau kehamilan memasuki minggu ke 28 sampai waktu melahirkan

(28-40 minggu). Trimester 3 ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi (Padila,

2014). b. Tujuan Asuhan Antenatal

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan memperhatikann kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan

trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh

kembang secara optimal.

c. Pemeriksaan Kehamilan Segera ke dokter atau bidan jika terlambat datang bulan. Periksa kehamilan

paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

a) 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan 24

b) 1 kali usia kandungan 4-6 bulan

c) 2 kali pada usia kandungan 7-9 bulan (Kemeskes RI, 2017).

1. Pemeriksaan 10 T Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi :

a. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, penimbangan berat badan setiap kali periksa

b. Pengukuruan tekanan darah (tensi)

c. Pengukuran lingkar lengan atas (lila)

d. Pengukuran tinggi rahim

e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung janin

f. Penentuan status imunisasi tetanus toksoit (TT)


g. Pemberian tablet tambah darah Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap

hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa

mual. h. Tes laboratorium

i. Konseling atau penjelasan

j. Tatalaksana atau mendapat pengobatan (Kemenkes RI, 2017).

2. Perawatan Sehari-hari

a. Makan beragam makanan secara provisional dengan pola gizi seimbang dan 1 posri lebih banyak dari

pada sebelum hamil.

b. Istirahat yang cukup Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya tidur/berbaring 1-2

jam. c. Menjaga kebersihan diri Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil tanyakan ke

petugas kesehatan cara yang aman.

d. Aktivitas fisik (Kemenkes RI, 2017).

3. Yang harus di hindari ibu selama hamil

a. Kerja berat

b. Atau terpapar asap rokok

c. Minum minuman bersoda, berakohol dan jamu

d. Tidur terlentang >10 menit pada masa hamil tua e. Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter

(Kemenkes RI, 2017).

4. Tanda awal persalinan

a. Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin lama
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir (Kemenkes

RI, 2017)

5. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan

a. Perubahan fisiologis

1) Uterus :

a) Peningkatan dramatis dalam ukuran dan berat uterus.

b) Kotraksi Braxton hicks, dimulai dari akhir trimester Pertama. Kontraksi ini merupakan

kontraksi ritmik uterus yang tidak nyeri pada awalnya, tetapi menjadi nyata dan kadang kadang tidak

nyaman menjelang masa kelahiran (akhir kehamilan). Kondisi di atas tersebut “persalinan palsu”

kontraksi Braxton hicks dapat dipalpasi selama pemeriksaan bimanual pada bulan ke-4 dan dapat

dipalpasi per abdomen pada minggu ke-28.

2) Serviks

a) Jaringan kelenjar yang jumlahnya meningkat dan menjadi hiper aktif.

b) Sumbatan lendir terbentuk didalam serviks dan berperan sebagai sawar untuk mencegah

infeksi menjalar 26 c) Peningkatan aliran darah ke serviks menyebabkan pelunakan (tanda goodlle) dan

kebiruan (tanda chanwick). Dan goodlle dan Chadwick dapat dilihat saat pemeriksaan spekulum

3) Ovarium

a) Produksi ovum terhenti

b) Korpus luteum tetap ada dan mensekresikan hormone sampai minggu ke-10 sampai 12

4) Mamae
a) Tertambahnya ukuran dan nodularitas, kadang-kadang nyeri tekan meningkat

b) Vena super fisial menjadi lebih menonjol

c) Peningkatan pikmentasi areola dan putting susu

d)Kolostrum biasanya dihasilkan pada minggu ke-12 (kolostrum adalah precursor kaya anti body

dalam asi).

b. Perubahan psikologi

kehamilan Bila respon berikut ini tidak menunjukan respons yang ekstrim atau berlebihan, selama itu

pula respon di anggap normal. respon ini berhubungan dengan perubahan hormone dan berkaitan

dengan upaya tubuhnya untuk mempersiapkan kelahiran serta menjadi orang tua.

6. Diagnostik

a. Pemeriksaan diagnostik Menurut Janah (2012) untuk mendiagnostik kebidanan, perlu dilakukan

pemeriksaan sebagai berikut :

1) Tes urine kehamilan (tes HCG) b) Urine yang di gunakan saat tes diupayakan urin pagi hari.

2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG) b) Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan

kantong kehamilan.

3) Palpasi abdomen

a) Pemeriksaan Leopold Leopold I Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin

yang ada di fundus. 27 Cara pemeriksaanya :

(1) Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil

(2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
(3) Meraba bagian apa yang ada di fundus (kepala ataukah bokong janin) Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu.

Cara pemeriksaannya :

(1) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.

(2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri

kearah kanan, begitu pula sebaliknya.

(3) Jika teraba rata, ada tahanan maka itu adalah punggung bayi, jika teraba bagian kecil

menonjol itu adalah bagian ekstermitas janin.

Leopold III Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.

Cara pemeriksaanya :

(1) Tangan kiri menahan fundus

(2) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bawah uterus. Jika teraba bulat ,

melenting, keras dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Jika bagian bawah tidak

ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan janin dalam letak melintang.

(3) Pada letak sunsang/lintang tangan pemeriksa dapat merasakan goyang pada bagian

bawah tangan kiri merasakan ballottement pada usia kehamilan 20-28 minggu). Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibagian bawah dan untuk mengetahui

apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.

Cara pemeriksaannya :

(1) Pemeriksa menghadap ke kaki pasien


(2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah. Jika teraba kepala tempatkan

kedua tangan di arah yang berlawanan di bagian bawah.

(3) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling betemu) berarti kepala belum masuk

panggul. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul

(Jannah, 2012).

7. Kebutuhan

a. Kebutuhan nutrisi Menurut Janah (2012) Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi

yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ini berarti dia perlu untuk 2 orang, sesuai

dan seimbang. Kehamilan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein. Jika calon ibu tidak

memperhatikan makanan yang menyediakan lebih banyak protein, dia mungkin tidak mendapatkan

protein yang cukup. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang

tidak hamil.

3.3. Hiperemesis pada Kehamilan

3.3.1. Definisi Hiperemesis

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah

berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan

dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009). Wanita hamil memuntahkan segala apa yang

dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis

berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata,

2004). Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama

masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi,

dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004). Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil,
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu

aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

3.3.2 Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil , yang bisa terjadi

hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan

dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil

merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi .

Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami

gejala tambahan berupa:

 Sakit kepala

 Konstipasi

 Sangat sensitif terhadap bau

 Produksi air liur berlebihan

 Inkontinensia urine

 Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai mereda pada

usia kehamilan 14-20 minggu.

3.3.3 Kapan harus ke dokter


Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan, sejak awal

kehamilan. Tindakan ini dilakukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Jadwal pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan adalah:

 Usia kehamilan 4-28 minggu: 1 kali tiap 1 bulan.

 Usia kehamilan 28-36 minggu: 1 kali tiap 2 minggu.

 Usia kehamilan 36-40 minggu: 1 kali tiap 1 minggu.

Di samping melakukan pemeriksaan rutin, ibu hamil perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mual

dan muntah bertambah parah atau disertai dengan:

 Pusing.

 Tidak mau makan atau minum selama 12 jam.

 Sakit perut.

 Timbul gejala dehidrasi, seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering, dan jantung berdebar.

 Muntah darah.

 Berat badan turun drastis.

3.4 Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan menanyakan gejala dan memeriksa riwayat

kesehatan ibu hamil dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat dampak dari

hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan denyut jantung cepat.

Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah yang dialami ibu hamil masih

normal atau sudah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Untuk melihat lebih detail akibat dari

hiperemesis gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.


Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat dilakukan dengan tes darah dan urine. Tes ini dilakukan untuk

memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit yang dapat muncul akibat terjadi hiperemesis

gravidarum. USG kehamilan juga dilakukan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan

dalam kandungan.

Selain itu, untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil bukan disebabkan oleh

suatu penyakit, misalnya penyakit liver, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya uji

fungsi hati.

3.4.1 Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Berbeda dengan morning sickness yang penanganannya dapat dilakukan di rumah, penderita

hiperemesis gravidarum perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan

ditentukan berdasarkan tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan.

Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti cairan dan

elektrolit yang hilang akibat muntah berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mengembalikan

nafsu makan.

Beberapa obat yang dapat dokter diberikan adalah:

 Obat antimual, seperti promethazine.

 Vitamin B1 atau tiamin.

 Pyridoxine atau vitamin B6.

 Suplemen vitamin dan nutrisi.


Jika hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu hamil tidak mampu menelan cairan atau makanan sama

sekali, obat dan nutrisi akan diberikan melalui infus. Selain melalui infus, ibu hamil juga dapat menerima

asupan makanan melalui selang makan.

3.5 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Mual

dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan, sehingga berisiko

mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep vein thrombosis (trombosis

vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:

 Malnutrisi.

 Gangguan fungsi hati dan ginjal.

 Perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat muntah yang terjadi terus-menerus.

 Cemas dan depresi.

Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan organ-organ

tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur.

3.6 Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Meski begitu, ada beberapa cara yang

dapat dilakukan untuk meredakan morning sickness sehingga tidak berkembang menjadi hiperemesis

gravidarum, yaitu:

 Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa lelah.


 Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah ditelan

dan dicerna.

 Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari makanan berminyak, pedas,

atau berbau tajam yang dapat memicu rasa mual.

 Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi minuman yang

mengandung jahe untuk meredakan mual dan menghangatkan tubuh.

 Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama

hamil.

 Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.

Menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama juga penting dilakukan untuk mencegah

hiperemesis gravidarum. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4 minggu, untuk memantau

perkembangan janin dan mendeteksi secara dini kelainan yang mungkin dialami oleh janin.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori dan kasus di

lapangan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan pada ny. F umur 23

tahun GIIPIAO yang dilakukan pada tanggal 5 November 2020 sesuai dengan manajemen

asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Helen Varney secara sistematis yakni
pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah kebidanan, identifikasi diagnosa/diagnosa

masalah kebidanan potensial, identifikasi kebutuhan segera/kolaborasi, perencanaan

asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan.

Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :

4.1. Pengkajian Data Semua pengumpulan data dilakukan untuk membuat keputusan. Pada

pengakajian data, data yang dikumpulkan meliputi data subyektif yang diperoleh dari

anamnesis dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (Varney, 2010).

Berdasarkan pengkajian data yang dilakukan pada kasus ibu hamil dengan indikasi anemia

ringan, maka diperoleh :

a. Data Subjektif Data yang didapatkan dari hasil pengkajian data, yaitu dengan cara

menanyakan langsung kepada pasien/melakukan wawancara, dengan asuhan kebidanan

ibu hamil.

1. Pendidikan Pada kasus ini, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. F, tingkat

pendidikan terakhir Ny. F adalah SD.

Menurut penulis pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain, baik individu maupun kelompok sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Menurut Elisabeth (2015), tingkat rendahnya

pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang zat besi (Fe) serta

kesadarnnya terhadap 37 konsumsi tablet Fe terhadap ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu

hamil yang rendah akan memmpengaruhi penerimaan informasi tentang zat besi menjadi

terbatas dan berdampak pada defisiensi besi. Berdasarkan data di atas tidak terjadi

kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.


2. Keluhan Pada kasus ini, pada Ny. F diusia 38 minggu ibu mengalami mengeluh cepat

lelah, pusing, susah tidur, pegal-pegal pada pinggang dan kaki dan mata berkunang-kunang.

Menurut penulis keluhan pusing pada ibu hamil trimester III disebabkan kurangnya asupan

vitamin dan zat besi di dalam tubuh, sehingga menyebabkan sel darah merah dalam tubuh.

Menurut Proverawati (2011), jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat

membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra, banyak

wanita mengalami defisiensi besi pada TM II dan TM III. Berdasarkan data di atas tidak

terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, dikarenakan keluhan cepat

lelah, mata berkunang disebabkan kurangnya asupan vitamin dan zat besi.

3. Riwayat Obstetri : Pada kasus ini, berdasarkan pengkajian data yang dilakukan diketahui

ini kehamilan yang kedua dan pernah mengalami abortus dengan interval yang terlalu

dekat. Menurut Purwanti (2015) pada interval kehamilan atau abortus yang terlalu pendek

(< 2 tahun) uterus belum cukup waktu untuk kembali pulih secara fisiologis dari tekanan

kehamilan sebelumnya. Kondisi uterus pada jarak kehamilan pendek belum mampu secara

maksimal untuk memberikan cadangan nutrisi bagi ibu dan janin. Sehingga ibu mengalami

gangguan gizi dan anemia.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak

terjadi kesenjangan.

.Data Objektif

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Tekanan Darah Dari hasil pengkajian data yang dilakukan, tekanan darah Ny. F adalah

90/70 mmHg. Menurut Penulis tekanan darah tinggi Ny. F dalam batas normal untuk ibu

hamil. Apabila lebih dari 130-90 mmHg ibu akan mengalami preeklampsia namun jika
tekanan darah kurang dari normal maka akan menimbulkan suplai darah dari ibu ke janin

akan terlambat dan janin akan kekurangan asupan oksigen. Menurut Padila (2014) tekanan

darah normalnya 100/70 mmHg sampai dengan 130/90 mmHg. Berdasarkan data di atas,

dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan. Dilihat dari

tekanan darah ibu di bawah normal.

b. Berat Badan Berdasarkan fakta berat badan Ny. F sebelum hamil 64 kg pada

pemeriksaan saat ini 74 kg, terjadi kenaikan 10 kg. peningkatan berat badan masih dalam

batas normal. Menurut Sulistiyawati (2011) berat badan normal pada TM III akan

bertambah 0,5 kg/minggu. Penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir

kehamilan adalah 6,5 – 16,5 kg. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori

dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan.

c. LILA (Lingkar Lengan Atas) Berdasarkan faktanya pada saat pemeriksaan ukuran LILA Ny. F

adalah 26 cm. Menurut penulis ukuran LILA ibu masih dalam batas normal, karena selama

kehamilan pola nutrisi ibu baik dan rutin mendapatkan makan tambahan ibu hamil pada

saat posyandu. 39 Menurut Sulistiyawati (2011), LILA normal adalah lebih dari 23,5 cm,

merupakan indikator kuat untuk menentukan status gizi ibu kurang atau buruk.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi

kesenjangan.

2. Pemeriksaan Fisik
Khusus: Perubahan fisik yang terjadi pada Ny. F saat hamil TM III, yaitu muka tidak oedema,

muka tampak pucat, sklera tidak ikterik, conjungtiva pucat, mamae tidak ada nyeri tekan,

tidak ada benjolan abnormal, colostrum sudah keluar. Berdasarkan fakta hal ini tidak sesuai

dengan teori Romauli (2011), kulit pucat, membrane mukosa pucat (konjungtiva), kuku

pucat. tidak ada nafsu makan, mual dan muntah (Varney, 2006) Berdasarkan data di atas,

dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan. Karena

pada Ny. F konjungtiva pucat dan wajah tampak pucat yang mengartikan ibu mengalami

tanda dari anemia ringan.

4. Data Penunjang

5. Pada kasus ini, dari hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny. F adalah pada

pemeriksaan Hb diketahui dengan hasil 9 gr %. Menurut penulis kadar Hb Ny. F kurang dari

normal, sehingga mengalami mengalami anemia ringan, penyebabnya karena faktor kurangnya

asupan zat besi yang dikonsumsi dan pola istirahat yang kurang sehingga menyebabkan anemia,

apalagi saat hamil kebutuhan nutrisi bertambah dua kali lipat dan juga pola istirahat juga harus

ditingkatkan agar terhindar dari komplikasi. Menurut penulis Ny. F mengalami anemia ringan

menurut Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI (2017) kadar Hb normal adalah > 11 gr %.Oleh

karena itudapat ditegakkan diagnosa pada Ny.F yaitu GIIP0A1 hamil 38 minggu dengan anemia

ringan.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi

kesenjangan.

4.2. Identifikasi Diagnosa/Masalah Kebidanan Berdasarkan identifikasi diagnosa/ masalah kebidanan

pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan maka diperoleh pembahasan kasus sebagai berikut :

40 Diagnosa : Ny. F umur 23 tahun G2P0A1, usia kehamilan 38 minggu, presentase kepala

dengan masalah Anemia Ringan. Masalah : Ibu mengatakan sakit pada pinggang, cepat lelah,
pusing, sulit tidur, mata berkunang-kunang dan kurang nafsu makan Pada langkah kedua

dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat dirumuskan masalah dan diagnosis yang

spesifik (Varney, 2010). Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di

lapangan karena diteori diagnosis dan masalah sesuai dengan praktek di lapangan.

4.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Pada langkah ketiga ini mengidentifikasi masalah

potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Varney, 2010).

Berdasarkan identifikasi diagnosa dan masalah potensial penulis tidak menemukan adanya

diagnosa potensial yang terjadi pada Ny. F dengan hamil dengan indikasi anemia ringan.

Kesenjangan antara teori dengan lahan praktek yaitu dalam konsep asuhan kebidanan

didapatkan diagnosa potensial yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan indiksai anemia ringan

bila tidak ditangani seperti :

➢ Diagnosa Potensial Anemia Ringan : abortus, persalinan prematuritas, mola hidatidosa,

persalinan lama, terjadi infeksi, perdarahan, ketuban pecah dini (KPD). Tetapi pada kasus Ny. F

tidak terjadi diagnosa potensial karena asuhan kebidanan dilakukan di lahan praktik sesuai

dengan teori.

4.4. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi Menurut Mangkuji, dkk (2014),

perlunya tindakan segera dan kolaborasi dilakukasn jika klien mengalami penyakit atau keluhan

yang mengancam maka dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lainnya. Untuk menangani kasus anemia, tidak ada yang memberikan indikasi adanya tindakan

segera dimana harus menyelamatkan jiwa klien, berupa klaborasi dengan 41 tenaga kesehatan

yang lebih profesional sesuai dengan keadaan klien ataupun konsultasi dengan dokter.
Berdasarkan tinjauan teori yang dijelaskan tinjauan teori yang dijelaskan menurut (Kemenkes RI,

2017) bahwa pada seseorang yang mengalami anemia apabila kadar Hb< 7 gram% maka dapat

dilakukan tatalaksana khusus seperti melakukan transfusi darah. Pada kasus anemia tidak

diperlukan tindakan segera kepada klien selama keadaan atau konidis pada ibu yang mengalami

anemia ini tidak merasakan seperti sesak napas, pingsan, syok atau dalam keadaan tidak sedarkan

diri. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4.5. Perencanaan Tindakan yang akan diambil jika ditemukan anemia pada ibu hamil yaitu Pemberian

suplemen besi merupakan salah satu cara yang dianggap paling cocok bagi ibu hamil untuk

meningkatkan kadar Hb sampai pada tahap yang diinginkan. Selama masa kehamilan minimal

diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil

pertama. Setiap satu kemasan tablet besi terdiri dari 30 tablet. Memberikan informasi kepada ibu

tentang pentignya gizi pada ibu hamil, istirahat yang cukup serta kebersihan yang harus diperhtikan

selama kehamilan sampai masa persalinan selesai. Sedangkan tindakan segera atau kolaborasi yang

akan dilakukan dengan anemia pada kehamilan jika dibutuhkan yaitu dengan pemasagan oksigen

dan melakukan transfusi darah. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan praktek.

4.6. Pelaksanaan Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah lima harus dilaksanakan

secara efesien. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh

bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan

sendiri, ia tetap memikul tanggung 42 jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan

langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi denga

dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam

manejemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan

bersama yang menyeluruh tersebut. Implementasi yang diberikan pada ibu adalah hasil
pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang di anggap penting, agar ibu dapat mengetahui

perkembangan kehamilannya serta merupakan tujuan utama pelayanan antenatal. Jelaskan

penyebab anemia agar ibu tahu cara mengatasi anemianya. Dan anjuran pemberian tablet Fe untuk

meningkatkan kadar Hb ibu disamping intake makanan yang mengandung zat besi, istirahat yang

cukup serta kebersihan diri yang harus terjaga. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

4.7. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai denga kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam maslah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di anggap

efektif juka memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Adapun kemungkinan bahwa sebagian

rencana tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif (Jannah, 2014). Pada prinsip tahapan

evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh

tercapainya rencana yang dilakukan. Untuk menilai ke efektifan tindakan yang diberikan, bidan

dapat menyimpulkan jumlah kadar Hb dengan melakukan pemeriksaan laboratorium kembali.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Telah dilaksanakan pengumpulan data dasar pada Ny. F dengan anemia pada masa kehamilan di

Puskesmas Ujung Padang tahun 2020.

2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada Ny. F dengan pengumpulan baik dari

data subjektif, data objektif dan pemeriksaan penunjang/ laboratorium sehingga didapatkan

diagnosa kebidanan pada Ny. F dengan anemia pada masa kehamilan.

3. Telah dilaksanakan permusan diagnosa/ masalah potensial pada Ny. F dengan anemia dengan hasil

tidak ada masalah potesial yang terjadi pada ibu karna diberikannya penanganan yang tepat.

4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.F dengan anemia dengan

hasil bahwa pada kasus ini tidak dilakukan tindakan kolaborasi karena tidak adanya indikasi dan

data yang menunjang untuk dilakukannya tindakan tersebut.

5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan anemia dengan hasil

merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah potensial yang dapat

terjadi.

6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada Ny. F dengan anemia dengan hasil

yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa

adanya hambatan.

7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. F dengan anemia ringan dengan

penagan pemberian tablet Fe dan makanan tambahan selama kehamilan.

8. Berdasarkan analisis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis mampu memberikan

dukungan moril, melakukan pemberian tablet tambah darah.


5.2. Saran

1. Utuk Klien

a. Menganjurkan kepada ibu agar mengkomsumsi makanan yang bergizi disamping suplemen zat besi

yang diberikan, karna makanan yang mengandung zat besi akan memenuhi kebutuhan energi.

b. Menganjurkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur serta dapat

mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.

2. Untuk Bidan

a. Dalam melakuakan tugas sebagai bidan untuk memberikan tindakan perlu diketahui rasional setiap

tindakan yang diberikan kepada klien dan harus dengan persetujuan klien.

b. Sebagai bidan dalam melakukan tindakan perlu membina hubungan yang baik antara klien ataupun

keluarga sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

c. Profesi bidan harus mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan

merujuk sehingga dapat mencegah kematian ibu dan bayi.

3. Untuk Institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen kebidanan dalam

pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat

bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan tenaga kesehatan yang berpotensi

dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Dwi : Hubungan Anemia pada Kehamilan dengan Inpartu Kala II Lama, Jurnal Ilmiah

Kesehatan, Surabaya Vol. 9 No. 1, Februari 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Profil

Kesehatan Sulawesi Selatan, 2015 dan 2017 Fadlun, Feriyanto Achmad. 2016. Asuhan Kebidanan

Patologis. Jakarta : Salemba Medika. Jannah, Nurul. Buku ajar asuhan kebidanan Kehamilan.

Yongyakarta: C.V Andi Offest. 2014. Kemenkes, RI. Infodatin Gizi. http//depkes.go.id. diakses pada

tanggal 05 November 2019 pukul 10.30 wib. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia.

2016 Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;

2018 Li, S., Gao, X., Wei, Y., Zhu, G.,and Yang, C. The Relation Between Iron Deficiency and Thyroid

Fuction in Chinese Women during Early Pregnancy. J Nutr Sci Vitamino 2016; l(62) 397401 (doi:

10.3177/jnsv.62.397). Mangkuji Betty. Asuhan Kebidanan Tujuh Langkah Varney. Jakarta. Penerbit

buku kedokteran EGC. 2014 Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.

Jakarta : EGC. Padila (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika Proverawati

Atikah. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta. 2015 Pudiastuti, Ratna Dewi

(2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yoyakarta : Nuha Medika.

Prawihardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Ilmu Bina Pustaka. Romauli,

Suryadi. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: Nuha Medika. 46 Rudy dan Lia:

Gambaran Kejadian Anemia padaIbu Hamil di RB Nasyithoh Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi,

Jurnal Kesehatan Bhakti Husada. Tahun 2014 Saifudin Moh, Anjelina Dewi Ayuna. Jurnal Penelitian

Dengan Judul Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Kehamilanan. 2016. Lamongan.

Diakses tanggal 05 November 2019 pukul: 10.50 wib Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esty.2013.

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. Susanti. Low Hemoglobin among

Pregnant Women in Midwives Practice of Primary Health Care, Jatinangor, Indonesia: Iron
Deficiency Anemia or β-Thalassemia Trait. UMY Open Access Journals 2017; 1-5. Tarwoto. Buku

Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Medika. 2015. Walyani, Elisabeth Siwi., &

Purwoastuti, Th. Endang. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal,

Yogyakarta. Pustaka Baru Press World Health Organization. World Health Statistic. United State of

America; 2015 Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai