Anda di halaman 1dari 365

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN RIWAYAT


ASFIKSIA DI KLINIK SARI RAMADAN

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi
Bidan (Bd) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

Pembimbing Prakti Pembimbing Praktik II

Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb
NIK.02.11.03.03.1987 Dr.Ronal Setiawan Sinaga

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb


NIK. 02.15.24.02.1990

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang“Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Dengan Riwayat Asfiksia Di Klinik Sari Ramadan Tahun 2023”
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan,
bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya ini. Saya
berharap laporan ini berguna bagi pembaca.

Lubuk Pakam ,10 Maret 2023

PENULIS

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah......................................................................................... 4
B. Kajian Teori ........................................................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................................. 14
B. Analisis .................................................................................................. 17
C. Penatalaksanaan ..................................................................................... 17
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asfiksia merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia
dan asidosis. Asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ
pernapasan bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti pengembangan paru. Bayi
dengan riwayat gawat janin sebelum lahir.
Afiksia bermula dari kondisi gawat janin. Kondisi ini dapat terjadi apabila
aliran darah dari tubuh ibu ke plasenta mengalami gangguan, sehingga
menyebabkan janin kekurangan pasokan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).
Keadaan ini tetap brlanjut maka bayi berisiko lahir mengidap asfiksia saat lahir.
Asfiksia pada bayi baru lahir dapat ditandai dengan bernapas megap-megap atau
tidak bernapas, denyut jantung yang kurang dari 100x/menit, pucat, kulit sianosis,
pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan (Lilis,
2015).
Asfiksia terbagi atas tiga jenis yaitu asfiksia ringan dengan Apgar score 7-
10 yang ditandai dengan bayi terlihat merintih, nafas >60x/menit, dan bayi tampak
sianosis. Asfiksia sedang dengan Apgar score 4-6 yang ditandai dengan nafas
yang lambat, frekuensi jantung menurun 60-80x/menit, dan bayi tampak sianosis.
Dan Asfiksia berat dengan Apgar score 0-3 yang dapat ditandai dengan tidak ada
usaha nafas, frekuesi jantung <40x/menit, tonus otot lemah dan bayi tampak pucat
bahkan berwarna kelabu (Prawirahardjo, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bayi dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data subjektif pada Bayi dengan Asfiksia di Klinik
Sari Ramadan

b. Untuk mengkaji data objektif pada Bayi dengan Asfiksia di Klinik Sari
Ramadan
c. Untuk menganalisis kasus Asfiksia Sedang di Klinik Sari Ramadan

C. Ruang Lingkup
1. Lokasi
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Komprehensif ini
adalah di Klinik Sari Ramadan
2. Subjek Laporan Kasus
Subjek yang diambil untuk penyusunan Laporan Komprehensif ini adalah
Bayi.
3. Teknik/ Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara teknik
wawancara dan observasi
a. Wawancara : Penulis menggunakan Teknik wawancara
b. Studi Kepustakaan : Membaca dan mempelajari buku-buku sumber,
makalah ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang
berhubungan dengan kasus yang diambil

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program
studi Profesi Kebidanan di INKES Medistra Lubuk Pakam.

2
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
dalam mengatasi Bayi dengan Asfiksia

3
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Tinjauan Teori Asfiksia
1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Sembiring, 2017). Asfiksia
Neonatorum merupakan suatu keadaan dimana bayi yang tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 (oksigen) dan makin
meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang dapat menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut (Dweindra, 2014).
Asfiksia adalah keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Dewi, 2013).

2. Etiologi Asfiksia
Menurut Dewi (2014) penyebab asfiksia atau kegagalan pernapasan pada
janin disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut:
1) Faktor keadaan ibu
a) Gangguan aliran pada tali pusat, biasanya berhubungan dengan adanya lilitan
tali pusat, ketuban pecah dini (KPD) yang menyebabkan tali pusat
menumbung dan kehamilan lebih bulan ( post-term).
b) Adanya pengaruh obat, misalnya pada tindakan SC yang menggunakan
narkoba.
c) Penyakit masalah kehamilan preeklampsia dan eklampsia, penyakit kronis
seperti TBC (tuberculosis), jantung, kekurangan gizi, dan ginjal.
d) Persalinan patologis seperti presentasi bokong, letak lintang, partus lama atau
partus macet, demam sebelum dan selama persalinan, vakum ekstraksi, dan
forceps.
e) Penyakit genetic
f) Kehamilan lebih bulan (serotinus)
g) Keadaan ibu yang harus diwaspadai yang dapat menyebabkan terjadinya
asfiksia yang kemungkinan mengancam kesalamatan ibu dan bayi (hisk risk

4
priganancy). Beberapa yang dapat dilihat pada ibu yang dapat terjadinya
asfiksia menurut Dewi (2014:15-16) adalah edema pada kaki yang tidak
hilang dengan istrahat, tekanan darah sistol >130 mmHg, albuminaria, tinggi
badan ibu <148 cm, umur ibu hamil terlalu muda <16 tahun atau terlalu tua
>35 tahun, anemia <7gr %, perdarahan pervaginam, ibu riwayat persalinan
buruk, ibu bersalin dengan kesakitan yang luar biasa (skor nyeri >7), sikap,
dan presentasi bayi abnormal. Penyebab asfiksia tersebut, dapat menyebabkan
aliran darah ibu ke janin melalui plasenta berkurang, sehingga menurunkan
aliran oksigen dan glukosa ke janin, akibatnya terjadi gawat janin yang
menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.

2) Faktor keadaan tali pusat


Berikut adalah beberapa faktor tali pusat yang dapat menyebabkan asfiksia
pada neonatal.
a) Insersio velamentosa adalah inserpsi tali pusat paa selaput janin, pembuluh-
pembuluh umbilical di selaput ketuban terpisah jauh dari tepi plasenta dan
mencapai keliling tepi plasenta dengan hanya dilapisi oleh satu lipatan
amnion.
b) Proplapsus vuniculi adalah ketika tali pusat keluar dari uterus mendahului
bagian presentasi.

3) Faktor plasenta
a) Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya yang abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Keadaan normal uterus terletak di bagian atas uterus.
b) Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum janin lahir, biasanya
terjadi pada trimester III, walaupun dapat terjadi setiap saat kehamilan.
c) Infark plasenta adalah terjadinya pemadatan plasenta, nuduler dan keras
sehingga tidak berfungsi dalam pertukuran nutrisi.

5
4) Faktor janin
Penyebab asfiksia yang diakibatkan oleh janin adalah kelainan kromosom,
kelainan genetika, kelainan pertumbuhan, dan malnutris pada janin.
5) Faktor keadaan bayi
Berikut adalah faktor bayi yang dapat menyebabkan asfiksia:
a) Kelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan bayi
b) Persalinan patologis seperti persalinan dengan presentasi bokong, gemeli,
distosia bahu, ekstraksi vakum, dan forseps.
c) Bayi prematur atau kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Aspirasi mekonium pada air ketuban bercampur meconium atau ketuban
berwarna kehijauan.
Menurut Armawan (2013) ada beberapa upaya pencegahan, cara
mengidentifikasi, dan penanganan terjadinya gawat janin adalah sebagai berikut:
a) Pencegahan gawat janin
Anjurkan ibu untuk sering berganti posisi selama masa persalinan, posisi
berbaring terlentang dapat mengurangi aliran darah atau oksigen ke janin dan
menggunakan partograf untuk memantau kondisi dan kemajuan persalinan.
b) Cara mengidentifikasi gawat janin
Periksa ada atau tidaknya air ketuban bercampur dengan meconium dan
periksa frekuensi denyut jantung janin selama 30 menit pada kala I dan setiap 5-
10 menit pada kala II.
c) Penanganan gawat janin
Meningkatkan pasokan oksigen ke janin dengan meminta ibu berbaring
miring ke salah satu sisi agar aliran oksigen pada janinnya meningkat,
memberikan oksigen apabila tersedia, dan berikan cairan secara oral atau IV untuk
ibu.

6
3. Klasifikasi Asfiksia
Asfiksia terbagi atas tiga jenis (Dwiendra, 2014)
1) Asfiksia Ringan
Asfiksia ringan dapat dilihat dengan nilai Apgar 7-10 dengan bayi terlihat
merintih, bayi merintih, takipnea dengan nafas >60x/menit, bayi tampak sianosis,
bayi kurang aktifitas, adanya retraksi sela iga, adanya pernafasan cuping hidung
dan pemeriksaan auskultasi didapatkan wheezing positif.
2) Asfiksia sedang
Nilai Apgar pada asfiksia sedang adalah 4-6 dapat dilihat dengan napas yang
lambat, frekuensi jantung menurun (60-80x/menit), bayi tampak sianosis, tonus
otot biasanya dalam keadaan baik, bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan
yang diberikan, dan tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses
persalinan.
3) Asfiksia berat
Nilai Apgar 0-3, tidak ada usaha nafas, frekuensi jantung kecil (<40x/menit),
tonus otot lemah, bahkan hampir tidak ada, bayi tampak pucat bahkan sampai
berwarna kelabu, bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan,
dan tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan.

4. Tanda dan Gejala Asfiksia


Tanda dan gejala asfiksia pada bayi baru lahir meliputi bayi yang tidak
bernapas atau napas yang megap-megap, denyut jantung yang kurang dari
100x/menit, pucat, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon
terhadap refleks rangsangan (Sembiring 2017). Bayi yang mengalami asfiksia
berat, sedang atau ringan dapat ditentukan dengan menggunakan penilaian
APGAR.
Klinis 0 1 2
Appereance Biru Tubuh merah Seluruh tubuh
Pucat Ekstremitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Grimace Tidak ada Menangis Bersin/batuk

7
Activity Tidak ada Sedikit gerak Gerakan aktif
Respiration Tidak ada Tidak teratur Langsung menangis
Sumber: Prawirahardjo, 2014
Keterangan nilai Apgar pada bayi baru lahir :
0-3 : bayi mengalami asfiksia berat
4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang
7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keaadaan
normal.

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada Asfiksia neonatorum adalah dengan melakukan
resusitasi, pelaksanaan resusitasi neonatus secara secara garis besar mengikuti
algoritma resusitasi neonatal dilakukan dengan tahapan.
Langkah awal dalam pelaksanaan resusitasi dan pemeriksaan atau penilaian awal
dilakukan dengan 4 pertanyaan yaitu apakah bayi menangis atau bernafas?,
apakah bayi cukup bulan?, apakah air ketuban jernih?, dan apakah tonus otot baik
atau kuat?. Apabila terdapat jawaban “tidak” dari salah satu pertanyaan, maka
memerlukan tindakan resusitasi (Maryunani 2013).
Penolong persalinan harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi pada bayi
baru lahir. Persiapan untuk melakukan tindakan dapat menghindarkan kehilangan
waktu yang sangat berharga bagi upaya penolongan karena walaupun hanya
beberapa menit bayi baru lahir tidak bernapas dapat menyebabkan kerusakan otak
yang berat atau bahkan meninggal.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan resusitasi
menurut Armawan (2013) adalah sebagai berikut:
a. Persiapan keluarga
Persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk melakukan tindakan adalah
dengan membicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi terhadap ibu dan bayinya untuk membantu kelancaran
persalinan dan tindakan yang diperlukan.

8
b. Persiapan tempat resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi tempat bersalin dan tempat resusitasi adalah
dengan menggunakan ruangan yang hangat dan terang, tempat resusitasi
hendaknya keras, rata, bersih, dan kering. Kondisi yang rata diperlukan untuk
mengatur posisi kepala bayi. Resusitasi sebaiknya dilakukan di bawah sumber
pemanas misalnya lampu sorot dengan daya 60 watt, nyalakan lampu mejelang
kelahiran bayi.
c. Persiapan alat resusitasi
Alat penghisap lendir Dee Lee, dua helai kain atau handuk, tabung, sangkup atau
balon, kotak alat resusitasi, bahan ganjal bahu bayi berupa kain, kaos, selandang,
handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur
posisi kepala bayi, dan jam pencatat waktu.
1) Langkah-langkah resusitasi bayi baru lahir
Resusitasi pada bayi baru lahir bertujuan untk memulihkan fungsi pernapasan bayi
baru lahir yang mengalami asfiksia, berikut adalah langkahlangkah resusitasi:
a) Langkah awal, beritahu ibu dan keluarga bahwa bayinya memerlukan bantuan
untuk memulai bernapas, minta keluarga mendampingi ibu untuk memberi
dukungan emosional, menjaga dan melaporkan jika terjadi perdarahan. Langkah
awal dilakukan dalam waktu 30 detik.
b) Langkah awal yang cukup untuk merangsang bayi baru lahir untuk bernapas
spontan dan teratur adalah menjaga bayi tetap hangat, mengatur posisi bayi,
baringkna bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong, ganjal bahu agar
kepala sedikit ekstensi, keringkan, dan mengatur kembali posisi bayi.

Gambar: Posisi resusitasi bayi baru lahir

9
1) Isap lendir
Gunakan Deele umtuk menghisap lendir.
Gambar: Isap Lendir

Pertama isap lendir di dalam mulut kemudian isap lendir di dalam hidung dengan
cara menarik keluar penghisap bukan pada saat memasukkan penghisap, jika
menggunakan Deele, jangan memasukkan ujung penghisap terlalu dalam lebih
dari 5 cm ke dalam mulut dank e hidung lebih dari 3 cm karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau napas bayi.
2) Rangsangan tektil
Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
Melakukan rangsangan tektil seperti menepuk atau menyentil telapak kaki dan
menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi, dengan telapak tangan.
Gambar: Rangsangan Taktil

3) Ventilasi
Ventilasi merupakan salah satu tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah
udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang memadai unruk membuka

10
alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan. Berikut adalah langkah-langkah
ventilasi:
a. Pasang sangkup, perhatikan perlekatan sangkup, pada saat memasang pegang
sangkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
Gambar: Posisi untuk melakukan ventilasi

Sumber : Maryunani 2013

b. Mulai bernafas dan sekaligus menguji apakah jalan nafas terbuka atau bebas.
Melakukan ventilasi percobaan 2 kali, yaitu melakukan tiupan udara dengan
tekanan 30 cm. Tiupan ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi
bisa.
(1) dalam 30 detik, lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm, sebanyak 20 kali dalam
30 detik dan pastikan udara masuk dada mengembang dalam 30 detik tindakan.
(2) Lakukan penilaian, apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur,
hitung frekuensi pernafasan, apabila pernafasan >40x/menit dan tidak ada retraksi
berat, jika Perhatikan dada bayi apabila tidak mengembang , periksa posisi kepala
pastikan posisinya sudah sudah benar, periksa pemasangan sangkup pastikan tidak
terjadi kebocoran, dan periksa ulang apakah jalan nafas tersumbat cairan atau
lendir hisap kembali.
(3) Ventilasi definitif 20 kali terjadi retraksi berat maka jangan lakukan ventilasi
lagi, berikan oksigen aliran bebas 5-10 L/menit, asuhan BBL rutin, pantau setiap
15 menit untuk pernafasan dan kehangatan dalam2 jam pertama, jangan

11
tinggalkan bayi dengan keadaan sendiri, dan jelaskan kepada keluarga bahwa
bayinya kemungkinan membaik.

B. Kajian Teori
1. Defenisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram,
cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk
yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang
dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan perawatannya. Tidak
saja cara perawatannya, namun pola pemberian makan juga sangat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (Depkes RI, 2009).

Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi
premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Hayati, 2009). Bayi
(Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan
sebagai periode emas sekaligus periode kritis (Goi, 2010).

2. Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi


Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik dari
segi jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur maupun
individu. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang
bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak secara umum, pertumbuhan
fisik dimulai dari arah kepala ke kaki (cephalokauudal). Kemtangan
pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian
secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuhbagian bawah. Selanjutnya,
pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur (Chamidah, 2009).
Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan perkembangan pada bayi,
konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh
bayi.Dalam hal ini terjadi pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang, gigi,

12
organ-organ dalam, dan sebagainya.Sementara itu, konsep perkembangan lebih
mengarah pada segi psikologis, yaitu menyangkut perkembangan sosial,
emosional, dan kecerdasan. Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap
antara lain sebagai berikut (Chamidah, 2009):
1) Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian
sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.
2) Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi
pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi
fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya pada organ
pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna makanan
padat.
3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan motoric
besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan pertumbuhan
lambat.

3. Teori Asuhan Kebidanan pada Bayi


Setelah Anda mempelajari tentang konsep pendokumentasian asuhan
kebidanan pada BBL dengan SOAP, Anda diharapkan mampu untuk
mengaplikasikannya dalam pendokumentasian asuhan kebidanan pada BBL.
Berikut ini merupakan cara pengisian pendokumentasian secara teori, sehingga
anda akan mendapatkan gambaran cara pengisian format dokumentasi tersebut.
Cara pengisian pendokumentasian ini disajikan mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
dokumentasi.
1. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien, yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif.
a. Data Subyektif
1) Identitas Bayi
a) Nama: Untuk mengenal bayi.

13
b) Jenis Kelamin: Untuk memberikan informasi pada ibu dan keluarga serta
memfokuskan saat pemeriksaan genetalia.
c) Anak ke-: Untuk mengkaji adanya kemungkinan sibling rivalry.
2) Identitas Orangtua
a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.
b) Umur: Usia orangtua mempengaruhi kemampuannya dalam mengasuh dan
merawat bayinya.
c) Suku/Bangsa : Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap
pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang
dianut.
d) Agama: Untuk mengetahui keyakinan orangtua sehingga dapat menuntun
anaknya sesuai dengan keyakinannya sejak lahir.
e) Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual orangtua yang dapat
mempengaruhi kemampuan dan kebiasaan orangtua dalam mengasuh,
merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya.
f) Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status
gizi (Hidayat dan Uliyah, 2008). Hal ini dapat dikaitkan dengan pemenuhan
nutrisi bagi bayinya. Orangtua dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi
cenderung akan memberikan susu formula pada bayinya.
g) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan bayi.
3) Data Kesehatan
a) Riwayat Kehamilan: Untuk mengetahui beberapa kejadian atau komplikasi
yang terjadi saat mengandung bayi yang baru saja dilahirkan. Sehingga dapat
dilakukan skrining test dengan tepat dan segera.
b) Riwayat Persalinan: Untuk menentukan tindakan segera yang dilakukan pada
bayi baru lahir.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Tanda-tanda Vital: Pernapasan normal adalah antara 30-50 kali per menit,

14
dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada tanda-tanda distress
pernapasan. Bayi baru lahir memiliki frekuensi denyut jantung 110-160 denyut
per menit dengan rata-rata kira-kira 130 denyut per menit. Angka normal pada
pengukuran suhu bayi secara aksila adalah 36,5-37,5° C (Johnson dan Taylor,
2005).
c) Antropometri : Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 2500-4000 gram,
panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar kepala sekitar 32-37 cm, kira-kira 2
cm lebih besar dari lingkar dada (30-35 cm) (Ladewig, London dan Olds,
2005). Bayi biasanya mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari
pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10. Sebaiknya bayi dilakukan
penimbangan pada hari ke-3 atau ke-4 dan hari ke-10 untuk memastikan berat
badan lahir telah kembali (Johnson dan Taylor, 2005).
d) Apgar Score: Skor Apgar merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat
setelah lahir dalam hubungannya dengan 5 variabel. Penilaian ini dilakukan
pada menit pertama, menit ke-5 dan menit ke-10. Nilai 7-10 pada menit
pertama menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan baik (Johnson dan
Taylor, 2005).
2) Pemeriksaan Fisik Khusus
a) Kulit: Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda, mengindikasikan perfusi
perifer yang baik. Bila bayi berpigmen gelap, tanda-tanda perfusi perifer baik
dapat dikaji dengan mengobservasi membran mukosa, telapak tangan dan kaki.
Bila bayi tampak pucat atau sianosis dengan atau tanpa tanda-tanda distress
pernapasan harus segera dilaporkan pada dokter anak karena dapat
mengindikasikan adanya penyakit. Selain itu, kulit bayi juga harus bersih dari
ruam, bercak, memar, tanda- tanda infeksi dan trauma (Johnson dan Taylor,
2005).
b) Kepala: Fontanel anterior harus teraba datar. Bila cembung, dapat terjadi akibat
peningkatan tekanan intracranial sedangkan fontanel yang cekung dapat
mengindikasikan adanya dehidrasi. Moulding harus sudah menghilang
dalam 24 jam kelahiran. Sefalhematoma pertama kali muncul pada 12 sampai
36 jam setelah kelahiran dan cenderung semakin besar ukurannya, diperlukan

15
waktu sampai 6 minggu untuk dapat hilang. Adanya memar atau trauma sejak
lahir harus diperiksa untuk memastikan bahwa proses penyembuhan sedang
terjadi dan tidak ada tanda-tanda infeksi (Johnson dan Taylor, 2005).
c) Mata: Inspeksi pada mata bertujuan untuk memastikan bahwa keduanya bersih
tanpa tanda-tanda rabas. Jika terdapat rabas, mata harus dibersihkan dan
usapannya dapat dilakukan jika diindikasikan (Johnson dan Taylor, 2005).
d) Telinga: Periksa telinga untuk memastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
Telinga bayi cukup bulan harus memiliki tulang rawan yang cukup agar dapat
kembali ke posisi semulai ketika digerakkan ke depan secara perlahan. Daun
telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan-lengkungan yang jelas
pada bagian atas. Posisi telinga diperiksa dengan penarikan khayal dari bagian
luar kantung mata secara horizontal ke belakang ke arah telinga. Ujung atas
daun telinga harus terletak di atas garis ini. Letak yang lebih rendah dapat
berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti Trisomi 21. Lubang telinga
harus diperiksa kepatenannya. Adanya kulit tambahan atau aurikel juga harus
dicatat dan dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal (Johnson dan
Taylor, 2005).
e) Hidung: Tidak ada kelainan bawaan atau cacat lahir.
f) Mulut: Pemeriksaan pada mulut memerlukan pencahayaan yang baik dan harus
terlihat bersih, lembab dan tidak ada kelainan seperti palatoskisis maupun
labiopalatoskisis (Bibir sumbing) (Johnson dan Taylor, 2005).
g) Leher: Bayi biasanya berleher pendek, yang harus diperiksa adalah
kesimetrisannya. Perabaan pada leher bayi perlu dilakukan untuk mendeteksi
adanya pembengkakan, seperti kista higroma dan tumor sternomastoid. Bayi
harus dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Adanya
pembentukan selaput kulit mengindikasikan adanya abnormalitas kromosom,
seperti sindrom Turner dan adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher mengindikasikan kemungkinan adanya Trisomo 21 (Johnson
dan Taylor, 2005).
h) Klavikula: Perabaan pada semua klavikula bayi bertujuan untuk memastikan
keutuhannya, terutama pada presentasi bokong atau distosia bahu, karena

16
keduanya berisiko menyebabkan fraktur klavikula, yang menyebabkan hanya
mampu sedikit bergerak atau bahkan tidak bergerak sama sekali (Johnson dan
Taylor, 2005).
i) Dada: Tidak ada retraksi dinding dada bawah yang dalam (WHO, 2013).
j) Umbilikus: Tali pusat dan umbilikus harus diperiksa setiap hari untuk
mendeteksi adanya perdarahan tali pusat, tanda-tanda pelepasan dan infeksi.
Biasanya tali pusat lepas dalam 5-16 hari. Potongan kecil tali pusat dapat
tertinggal di umbilikus sehingga harus diperiksa setiap hari. Tanda awal
terjadinya infeksi di sekitar umbilikus dapat diketahui dengan adanya
kemerahan disekitar umbilikus, tali pusat berbau busuk dan menjadi lengket
(Johnson dan Taylor, 2005).
k) Ekstremitas: Bertujuan untuk mengkaji kesimetrisan, ukuran, bentuk dan
posturnya. Panjang kedua kaki juga harus dilakukan dengan meluruskan
keduanya. Posisi kaki dalam kaitannya dengan tungkai juga harus diperiksa
untuk mengkaji adanya kelainan posisi, seperti deformitas anatomi yang
menyebabkan tungkai berputar ke dalam, ke luar, ke atas atau ke bawah.
Jumlah jari kaki dan tangan harus lengkap. Bila bayi aktif, keempat ekstremitas
harus dapat bergerak bebas, kurangnya gerakan dapat berkaitan dengan trauma
(Johnson dan Taylor, 2005).
l) Punggung: Tanda-tanda abnormalitas pada bagian punggung yaitu spina bifida,
adanya pembengkakan, dan lesung atau bercak kecil berambut (Johnson dan
Taylor, 2005).
m) Genetalia: Pada perempuan vagina berlubang, uretra berlubang dan labia
minora telah menutupi labia mayora. Sedangkan pada laki-laki, testis berada
dalam skrotum dan penis berlubang pada ujungnya (Saifuddin, 2006).
n) Anus: Secara perlahan membuka lipatan bokong lalu memastikan tidak ada
lesung atau sinus dan memiliki sfingter ani (Johnson dan Taylor, 2005).
o) Eliminasi: Keluarnya urine dan mekonium harus dicatat karena merupakan
indikasi kepatenan ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah (Johnson
dan Taylor, 2005).
3) Pemeriksaan Refleks

17
a) Morro: Respon bayi baru lahir akan menghentakkan tangan dan kaki lurus ke
arah luar sedangkan lutut fleksi kemudian tangan akan kembali ke arah dada
seperti posisi dalam pelukan, jari-jari nampak terpisah membentuk huruf C dan
bayi mungkin menangis (Ladewig, dkk., 2005). Refleks ini akan menghilang
pada umur 3-4 bulan. Refleks yang menetap lebih dari 4 bulan menunjukkan
adanya kerusakan otak. Refleks tidak simetris menunjukkan adanya
hemiparises, fraktur klavikula atau cedera fleksus brakhialis. Sedangkan tidak
adanya respons pada ekstremitas bawah menunjukkan adanya dislokasi pinggul
atau cidera medulla spinalis (Hidayat dan Uliyah, 2005).
b) Rooting: Setuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh ke arah
sentuhan (Ladewig, dkk, 2005). Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan, tetapi
bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur. Tidak adanya
refleks menunjukkan adanya gangguan neurologi berat (Hidayat dan Uliyah,
2008).
c) Sucking: Bayi menghisap dengan kuat dalam berenspons terhadap stimulasi.
Refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa
stimulasi. Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan
perkembangan atau keaadaan neurologi yang abnormal (Hidayat dan Uliyah,
2008).
d) Grasping: Respons bayi terhadap stimulasi pada telapak tangan bayi dengan
sebuah objek atau jari pemeriksa akan menggenggam (Jari-jari bayi
melengkung) dan memegang objek tersebut dengan erat (Ladewig, dkk, 2005).
Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan. Fleksi yang tidak simetris
menunjukkan adanya paralisis. Refleks menggenggam yang menetap
menunjukkan gangguan serebral (Hidayat dan Uliyah, 2008).
e) Startle: Bayi meng-ekstensi dan mem-fleksi lengan dalam merespons suara
yang keras, tangan tetap rapat dan refleks ini akan menghilang setelah umur 4
bulan. Tidak adanya respons menunjukkan adanya gangguan pendengaran
(Hidayat dan Uliyah, 2005).
f) Tonic Neck: Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi,
lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi

18
yang berlawanan. Normalnya refleks ini tidak terjadi pada setiap kali kepala
diputar. Tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6
bulan (Hidayat dan Uliyah, 2008).
g) Neck Righting: Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi
ke arah dimana bayi diputar. Respons ini dijumpai selama 10 bulan pertama.
Tidak adanya refleks atau refleks menetap lebih dari 10 bulan menunjukkan
adanya gangguan sistem saraf pusat (Hidayat dan Uliyah, 2008).
h) Babinski: Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumlah sampai
umur
2 tahun. Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun
menunjukkan adanya tanda lesi ekstrapiramidal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
i) Merangkak: Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila
diletakkan pada abdomen. Bila gerakan tidak simetris menunjukkan adanya
abnormalitas neurologi (Hidayat dan Uliyah, 2008).
j) Menari atau melangkah: Kaki bayi akan bergerak ke atas dan ke bawah bila
sedikit disentuhkan ke permukaan keras. Hal ini dijumpai pada 4-8 minggu
pertama kehidupan. Refleks menetap melebihi 4-8 minggu menunjukkan
keadaan abnormal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
k) Ekstruasi: Lidah ekstensi ke arah luar bila disentuh dan dijumpai pada umur 4
bulan. Esktensi lidah yang persisten menunjukkan adanya sindrom Down
(Hidayat dan Uliyah, 2008).
l) Galant’s: Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi dan dijumpai
pada 4- 8 minggu pertama. Tidak adanya refleks menunjukkan adanya lesi
medullaspinalis transversa (Hidayat dan Uliyah, 2008).

2. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan


Perumusan diagnosa pada bayi baru lahir disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan, seperti Normal Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan (NCB
SMK). Masalah yang dapat terjadi pada bayi baru lahir adalah bayi kedinginan.
Kebutuhan BBL adalah kehangatan, ASI, pencegahan infeksi dan komplikasi
(Depkes RI, 2010).

19
3. Perencanaan
Menurut Bobak, dkk. (2005), penanganan bayi baru lahir antara lain bersihkan
jalan napas, potong dan rawat tali pusat, pertahankan suhu tubuh bayi dengan
cara mengeringkan bayi dengan handuk kering dan lakukan IMD, berikan
vitamin K 1 mg, lakukan pencegahan infeksi pada tali pusat, kulit dan mata
serta berikan imunisasi Hb-0. Monitoring TTV setiap jam sekali terdiri dari
suhu, nadi, dan respirasi.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencana
asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan
aman berdasarkan evidence based kepada bayi, meliputi membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi
dengan cara mengeringkan bayi dengan handuk kering dan melakukan IMD,
memberikan vitamin K 1 mg, melakukan pencegahan infeksi pada tali pusat,
kulit dan mata serta memberikan imunisasi Hb-0 (Bobak, dkk., 2005).
5. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai dengan kondisi bayi kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan
atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi bayi.
a. Bayi dapat menangis dengan kuat dan bergerak aktif
b. Bayi telah dikeringkan dengan handuk dan telah dilakukan IMD selama 1 jam.
c. Tali pusat bayi telah dirawat dengan benar.
d. Bayi telah dijaga kehangatannya dengan cara dibedong.
e. Bayi telah mendapatkan injeksi vitamin K 1 mg, salep mata dan imunisasi Hb-
0.

6. Dokumentasi
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam

20
bentuk SOAP.
a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.
b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien.
c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan.

21
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN RIWAYAT


ASFIKSIA DI KLINIK SARI RAMADAN

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian: 10 Maret 2023

Pukul : Klinik Sari Ramadan

Pengkaji :Teti Sahtriani

S (SUBJEKTIF)
Identitas/ Biodata
BIODATA
Nama Bayi : Bayi Ny. L
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir/Pukul : 10 Maret 2023
Anak Ke : Pertama

Nama ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. A


Umur : 28 tahun Umur : 34 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Sei Silau Timur

22
Data Subjektif

Keluhan saat hamil : ibu tidak pernah merasa nyeri perut dan sakit kepala hebat
selama hamil
Penyakit selama hamil : tidak ada
Kebiasaan makan : Selama hamil ibu akan 3-4 kali sehari dengan menu yaitu
nasi, sayur, dan lauk pauk berbagai macam dan ibu meminum susu
Obat/jamu : ibu tidak ada riwayat meminum jamu
Merokok : ibu tidak ada riwayat merokok
1. Riwayat Intranatal
Lahir tanggal :10Maret2023

Jenis Persalinan : Normal


2. Keadaan Bayi Baru Lahir
BB/PB Lahir : 3480 gram/ 42 cm
Nilai APGAR : 1 menit/ 5 menit
NO Kriteria 1 menit 5 menit
1 Denyut Jantung 2 2
2 Usaha nafas 1 2
3 Tonus otot 0 1
4 Reflek 1 1
5 Warna kulit 1 2
TOTAL 5 8
Caput succedaneum : tidak ada
Cepal haematoma : tidak ada
Cacat bawaan : tidak ada

O(OBJEKTIF)
Pemeriksaan fisik dilakukan oleh Bidan pada tanggal 10 Januari 2021 di
Klinik Sari Ramadan dikarenakan kondisi covid-19, dan pengambilan data
dilakukan dengan cara terjun langsung ke Klinik Sari Ramadan. Hasil
pemeriksaan bidan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Umum
a. Pernafasan : 68 x/i
23
b. Warna kulit : cyanosis
c. Denyut jantung : 130 x/i
d. Suhu 37
e. Postur dan gerakan : lemah
f. Tonus otot/tingkat : lemah
g. Kesadaran : samnolen
h. Ekstremitas : Tidak ada polidaktil dan sindaktili
i. Tali pusat : tidak ada perdarahan tali pusat dan kemerahan
j. BB sekarang : 3480 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : kepala bulat, UUK teraba, sutura teraba
b. Muka : pucat
c. Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera putih
d. Telinga : simetris, ada saluran pendengaran
e. Hidung : terdapat lubang hidung dan cuping hidung
f. Mulut : tidak ada bagian dalam mulut terbuka
g. Leher : ada gerakan kepala
h. Dada : ada tarikan dinding dada, sesak
i. Abdomen : turgor elastis, keadaan tali pusat segar
j. Genetalia : JK laki-laki, testis sudah turun
k. Anus : tedapat lubang anus
3. Reflek
a. Moro : lemah
b. Rooting : lemah
c. Graphs : lemah
d. Sucking : lemah
e. Tonicneck : lemah
4. Antropometri
PB : 42 cm
LK : 33 cm
LD : 35 cm

24
LiLa : 12 cm
5. Eliminasi
Miksi : jernih
Mekonium : terdapat mekonium

ANALISA
Bayi Baru Lahir Ny. L umur 1 hari dengan asfiksia sedang

PENATALAKSANAAN
1. Bidan melakukan perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia, yaitu:
- Memantau keadaan umum bayi , mengukur TTV
- Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien
- Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.
- Berikan lampu sorot pada bayi, dan posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
- Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee lee.
- Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi.
- Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.
- Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril.
- Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ±25
cc/4 jam melalui dot.
2. Memberikan asuhan kepada Ny. L pada tanggal 11 maret 2023
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
membungkus anaknya dengan pakaian yang hangat dan kering serta tetap
menjaga kebersihan tali pusat dengan menggunakan kassa steril.
Evaluasi: Ibu bersedia dan sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayi
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan kebutuhan cairan bayi secara on
demand, agar kebutuhan bayi terpenuhi
Evaluasi: ibu bersedia memberikan kebutuhan cairan secara on demand
5. Menganjurkan ibu agar datang ke Puskesmas apabila ada keluhan atau ke
fasilitas

25
pelayanan terdekat.
Evaluasi: ibu akan berkunjung ke Puskesmas ataupun fasilitas pelayanan
terdekat apabila terdapat keluhan

B. Analisis
Analisa yang didapat sesuai dengan hasil pengkajian data subjektif yaitu
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif
Dari data Subyektif yang di temukan bahwa pada pasien tanggal 11 maret
2023. Bahwa ibu mengatakan anaknya bernama Bayi Ny.L, ibu mengatakan reflek
bayi nya lemah, tonus ototnya lemah, warna kulitnya pucat.
Menurut teori tanda dan gejala asfiksia pada bayi baru lahir meliputi bayi
yang tidak bernapas atau napas yang megap-megap, denyut jantung yang kurang
dari 100x/menit, pucat, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon
terhadap refleks rangsangan (Sembiring 2017). Bayi yang mengalami asfiksia
berat, sedang atau ringan dapat ditentukan dengan menggunakan penilaian
APGAR.
Pada kasus didapatkan apgar 5/8 di 1menit/5menit, dimana termasuk
klasifikasi asfiksia sedang. Berdasarkan teori, nilai Apgar pada asfiksia sedang
adalah 4-6 dapat dilihat dengan napas yang lambat, frekuensi jantung menurun
(60-80x/menit), bayi tampak sianosis, tonus otot biasanya dalam keadaan baik,
bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan, dan tidak terjadi
kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan.

C. Penatalaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan telah dilaksanakan secara efisien dan
aman berdasarkan intervensi yang telah direncanakan sesuai teori asuhan
kebidanan. Akan tetapi pelaksanaan

26
asuhan kebidanan meng evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
Selama dilakukan asuhan kebidanan pada Bayi di Klinik Sari Ramadan
penulis menemukan faktor yang mendukung terlaksananya asuhan kebidanan,
yaitu:
a. Klien dan keluarga sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima asuhan yang
diberikan
b. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di
Puskesmas Gambir Baru dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan
masukan sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian asuhan
pada By Ny.L

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan


rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan terdapat kesesuaian antara teori dan
kenyataan yang telah di uraikan maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa:
Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data subjektif dari pasien yaitu
Pada kasus ini By.ny L mengalami asfiksia pada saat lahir, kegagalan bernapas
secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Asfiksia
Neonatorum merupakan suatu keadaan dimana bayi yang tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 (oksigen) dan makin
meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang dapat menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut.

1. Data objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Bidan di Klinik
Sari Ramadan didapatkan bahwa Bayi Ny. L umur 10 menit dengan Asfiksia
Sedang. Masalah yang ditemukan pada bayi baru lahir Ny. L adalah Sianosis.
Kebutuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan bayi agar bayi tetap
merasa hangat.

2. Analisis
Bayi Baru Lahir Ny. L umur 0 hari dengan asfiksia sedang
3. Penatalaksanaan
a. Bidan melakukan perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia, yaitu:
 Memantau keadaan umum bayi , mengukur TTV
 Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien
 Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.
 Berikan lampu sorot pada bayi, dan posisikan kepala bayi sedikit
ekstensi
28
 Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee
lee.
 Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi.
 Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.
 Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril.
 Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak
±25 cc/4 jam melalui dot.
b. Memberikan asuhan kepada Ny. L melalui telemedicine pada tanggal 11
Maret 2023
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
membungkus anaknya dengan pakaian yang hangat dan kering serta tetap
menjaga kebersihan tali pusat dengan menggunakan kassa steril.

Evaluasi: Ibu bersedia dan sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayi
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan kebutuhan cairan bayi secara on
demand, agar kebutuhan bayi terpenuhi
Evaluasi: ibu bersedia memberikan kebutuhan cairan secara on demand
e. Menganjurkan ibu agar datang ke Puskesmas apabila ada keluhan atau ke
fasilitas pelayanan terdekat.
Evaluasi: ibu akan berkunjung ke Puskesmas ataupun fasilitas pelayanan
terdekat apabila terdapat keluhan

B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan sebagai tambahan referensi sehingga dapat memberikan
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan
2. Bagi responden
Diharapkan dapat mengerti tentang asfiksia, cara pencegahannya dan cara
mengatasi mual muntah saat dirumah.
3. Untuk profesi Bidan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori
yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenangnya sebagai
bidan yang telah ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien.

29
DAFTAR PUSTAKA

Lisnawati,Lilis. 2015. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan


Neonatal. Jakarta:TIM
Maryunani, Anik, dan Eka Puspita. 2015. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: TIM
Prawirohardjo, Sarwono.2016.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka

30
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DI
KLINIK SARI RAMADAN

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
TAHUN 2023

31
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. N
DENGAN 6 JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Senin, 3januari 2023


Waktu : 08.00 WIB
Alamat : JL.Sei Silau Timur

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. N
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 25-012021 / 01.25 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3300 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. W
Umur : 16 Tahun Umur : 18 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat :JL.Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 03-01-2023 Pukul 01.25 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 10 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 01.00 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung 32 : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB

C. ANALISA
Bayi Ny. N usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
D. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
33
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a) Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b) Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c) Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d) Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala tidak
menghadap langsung sinar matahari
e) Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f) Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres air
hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam

34
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. L DENGAN 10
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : 6 januari 2023


Waktu : 22.05 WIB
Alamat : Jl.Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. L
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 3-01-2023 / 01.25 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3300 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. K
Umur : 27 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat :Jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 03-01-2023 Pukul 22.05 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 21.30 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
35
Laju jantung : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. L usia 10 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik

PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 36
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a) Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b) Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c) Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d) Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala tidak
menghadap langsung sinar matahari
e) Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f) Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres air
hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam

37
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. L DENGAN 4
HARI POST PARTUM

Hari, Tanggal : 9 januari 2023


Waktu : 08.00 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny.L
Umur bayi : 4 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 09-01-2023 / 10.15 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3200 gram
Panjang Badan : 48 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. P
Umur : 25 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

3. Riwayat
Pada tanggal 03-01-2023 Pukul 10.15 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan dengan JK Laki-Laki BB :3200 Gram, PB 48 CM. Keadaan
bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan dengan pergerakan tonus aktif.
Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat membahayakan
selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur 2- 3 kali sehari dengan menu
bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak dipantangi selama kehamilan, ibu
tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat warung, ibu tidak merokok,
minum beralkohol, obat terlarangg selama kehamilan. Ibu mengatakan selama
kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan atau posyandu ±7 kali,
sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin minum tablet Fe selama
kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada 38 : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 08.00 WIB dan
Bab warna biji kekuningan pukul 07.40 WIB
ANALISA
Bayi Ny. L usia 4 hari postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan
bayinya untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya. 39
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu
tubuh < 36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24
jam, tali pusat bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di
beri tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan
kompres air hangat hangat dan air dingin

40
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 10
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Jumat, 29 januari 2023


Waktu : 07.32 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. A
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 29-01-2022 / 07.32 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 47 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. I
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

3. Riwayat
Pada tanggal 29-01-2023 Pukul 07.32 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.32 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
41
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 139 x/ menit
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. A usia 10 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
42
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh
< 36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali
pusat bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di
beri tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan
kompres air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 10 jam

43
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 7 JAM
POST PARTUM

Hari, Tanggal : Sabtu, 30 januari 2022


Waktu : 07.00 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. H
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 30-01-2022 / 07.00 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 47 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. K
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

3. Riwayat
Pada tanggal 30-01-2023 Pukul 07.00 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 1jam, ketuban
pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.00 WIB, dengan tidak ada
masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan dengan
pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit yang
dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur 2- 3
kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak dipantangi
selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat
warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama kehamilan.
Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan
atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin minum
tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
44
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 139 x/ menit
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. H usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
45
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 7 jam

46
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 7 JAM
POST PARTUM

Hari, Tanggal : Sabtu, 30 januari 2023


Waktu : 08.30 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. M
Umur bayi : 3 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 30-01-2022 / 08.30 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. R
Umur : 28 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

Riwayat
Pada tanggal 27-01-2023 Pukul 08.30 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.00 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 52 x/ menit
47
Laju jantung : 139 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 07.00 WIB dan
BAB warna kuning berbiji pukul 08.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. M usia 3 hari postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 48
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
c. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
d. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
e. Anjurkan ibu untuk banyak makan sayur dan minum air putih.

49
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.D DENGAN 2
HARI POST PARTUM

Hari, Tanggal : Selasa, 1 februari 2023


Waktu : 10.00 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny.D
Umur bayi : 2 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 31-1-2022 / 05.09 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. F
Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

Riwayat
Pada tanggal 31-01-2023 Pukul 05.09 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 1jam, ketuban
pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 05.09 WIB, dengan tidak ada
masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan dengan
pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit yang
dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur 2- 3
kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak dipantangi
selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat
warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama kehamilan.
Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan
atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin minum
tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan50 : 55 x/ menit
Laju jantung : 145 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 48 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB

ANALISA
Bayi Ny. H usia 2 hari postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
51dan keluarga, respon ibu baik
1. Membina hubungan baik dengan ibu
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.

52
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 7 JAM
POST PARTUM

Hari, Tanggal : Rabu, 2 februari 2023


Waktu : 10.30 WIB
Alamat : jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny.A
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 2-2-2022 / 04.19 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3200 gram
Panjang Badan : 48 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 34 Tahun Umur : 37 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 2-02-2023 Pukul 04.19 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 5 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 04.19 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 55 x/ menit
Laju jantung 53 : 145 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 48 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. A usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik

PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 54
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setalah 7 jam.

55
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. M DENGAN 6
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Selasa, 2 februari 2023


Waktu : 13.00 WIB
Alamat : jl. Sei Silau Timur
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. M
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 2-02-2022 / 07.07 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3400 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. S
Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 2-02-2023 Pukul 07.07 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 30 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.07 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 35 cm
56
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 10.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 09.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. M usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya. 57
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala tidak
menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres air
hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam

58
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. I DENGAN 6 JAM
POST PARTUM

Hari, Tanggal : Selasa, 2 februari 2023


Waktu : 15.00 WIB
Alamat : jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. I
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 2-02-2022 / 09.12 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2600 gram
Panjang Badan : 47 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. N
Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :K.Swasta
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 2-02-2023 Pukul 09.12 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 30 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 09.12 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung 59 : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 10.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 09.00 WIB

E. ANALISA
Bayi Ny. I usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
F. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
60
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam

61
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. R DENGAN 7
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Kamis, 4 februari 2023


Waktu : 09.00 WIB
Alamat : jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. R
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 4-02-2022 / 02.45 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : jl. Sei Silau Timur

3. Riwayat
Pada tanggal 4-02-2023 Pukul 02.45 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 9 jam dan kala II 45 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 02.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 55 x/ menit
62
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 343cm
Lingkar dada : 36 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. R usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 63
3. Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
5. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c. Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
e. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
7. Memandikan bayi setelah 7 jam

64
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. R DENGAN 6
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Kamis, 4 februari 2023


Waktu : 12.00 WIB
Alamat : jl. Sei Silau Timur

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. U
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 4-02-2022 / 07.05 WIB / pervaginam
Berat Badan : 4000 gram
Panjang Badan : 50 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. U Nama Suami : Tn. I
Umur : 30 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 4-02-2023 Pukul 07.05 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 15 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 55 x/ menit
Laju jantung 65 : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 35cm
Lingkar dada : 36 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 09.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 08.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. U usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
 Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 66
 Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
 Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c. Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
e. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
 Memandikan bayi setelah 6 jam

67
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. Y DENGAN 6
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Sabtu, 6 februari 2023


Waktu : 10.00 WIB
Alamat : Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
a) Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. Y
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 4-02-2022 / 4.12 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 48 cm
b) Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. Y Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat :Jl. Sei Silau Timur
c) Riwayat
Pada tanggal 6-02-2023 Pukul 04.12 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 9 jam dan kala II 12 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 02.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 52 x/ menit
Laju jantung 68 : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 33cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. Y usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 69
3. Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
5. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c. Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
e. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
7. Memandikan bayi setelah 6 jam

70
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. H DENGAN 6
JAM POST PARTUM

Hari, Tanggal : Senin, 8 februari 2023


Waktu : 10.00 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
 Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. H
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 8-02-2022 / 4.12 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2600 gram
Panjang Badan : 47 cm
 Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. L
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
 Riwayat
Pada tanggal 8-02-2023 Pukul 04.12 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 9 jam dan kala II 12 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 02.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
71
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 33cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. H usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
 Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 72
 Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
 Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
 Memandikan bayi setelah 7 jam

73
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. S DENGAN 7 JAM
POST PARTUM

Hari, Tanggal : Sabtu, 6 februari 2023


Waktu : 08.00 WIB
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. S
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 6-02-2022 / 01.02 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 48 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

3. Riwayat
Pada tanggal 6-02-2023 Pukul 01.02 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 12 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 01.02 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 52 x/ menit
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala 74 : 33cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. S usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
75 HB0
3. Member suntikan vit K dan Imunisasi
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
5. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
 Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
 Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
 Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
 Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
 Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap
pagi sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 7 jam.

76
ASUHAN KEBIDANAN NY M UMUR 35 TAHUN AKSEPTOR
KONTRASEPSI PASCA PEMASANGAN IUD
DI KLINIK SARI RAMADAN

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
TAHUN 2023

77
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi
Bidan (Bd) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

Pembimbing Praktik I Pembimbing Praktik II

Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb Dr.Ronal Setiawan Sinaga


NIK.02.11.03.03.1987

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Damayanti,S.Tr.Keb,M.Keb
NIK.02.15.24.02.1990

lx
x
vi
ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
tentang“Asuhan Kebidanan Ny M Umur 35 Tahun Akseptor Kontrasepsi

Pasca Pemasangan Iud Di Klinik Sari Ramadan”


Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan,
bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya Akhir
kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya laporan ini. Saya
berharap laporan ini berguna bagi pembaca.

Lubuk Pakam . 12 Februari 2023

PENULIS

lx
xi
x
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah Kasus .............................................................................. 5
B. Kajian Teori ............................................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................................. 16
B. Analisis .................................................................................................. 20
C. Penatalaksanaan ..................................................................................... 20
BAB IV Penurup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 22
B. Saran ...................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

lx
x
x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi
dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Jadi kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. KB merupakan salah
satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga
ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir batin. Keluarga Berencana adalah
salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat
perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Purwoastuti &
Walyani, 2017).
Secara umum kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam metode
yaitu, metode sederhana KB Alamiah (KBA), metode KB menggunakan alat,
metode modern hormonal dan non hormonal, dan metode prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk
mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam,
yaitu kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan
kontrasepsi non-hormonal (IUD, Kondom) (Prijatni & Rahayu, 2016).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal
itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak
menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur
menurut kebutuhan; 4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus;
5. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah
harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat
diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan (Rahayu & Prijatni,
2016).
Sasaran pembangunan Millenium Development Goals (MDG) 2015 yakni
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) DAN Angka Kematian Bayi (AKB)
dengan salah satu program untuk menurunkan AKI dan menekan angka

1
pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan suatu program Keluarga Berencana
(KB). Target MDGS 2015, yakni 110 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI
masih perlu diturunkan.
Berdasarkan data kesertaan KB yang didapat dari Provinsi Sumatera Utara
pada Tahun 2018, jumlah PUS 1.691.602 jiwa, dengan akseptor KB Aktif 869.269
jiwa atau 51,39 % dan jumlah peserta akseptor KB Baru adalah 295.112 atau
17,45%.
Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Sering pada tahun 2020,
jumlah PUS 8045 jiwa, dengan akseptor KB Aktif 4849 jiwa atau 60,2 % dan
jumlah peserta akseptor KB Baru adalah 468 jiwa atau 5,8% (Laporan Puskesmas
Sering, 2020).
Adapun salah satu alat kontrasepsi yang digerakkan pemerintah untuk
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah IUD. IUD efektif mencegah
kehamilan selama 10 tahun. Metode kontrasepsi IUD memiliki efektivitas sampai
99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1-3% dari 100 wanita yang
memakainya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif dan professional pada KB
dan kesehatan reproduksi yang berorientasi pada Hypnotherapy dengan
melibatkan keluarga dan masyarakat sesuai kode etik profesi.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada KB dan Kespro secara
holistic, komprehensif dan berkesinambungan yang berorientasi pada
Hypnotherapy di dukung kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis
dan reflektif
b) Mampu melakukan deteksi dini, konsultasi, dan rujukan didukung
kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis sesuai ruang lingkup
asuhan kebidanan yang berorientasi Hypnotherapy atas tanggung jawab
sendiri

2
c) Mampu melakukan pelayanan kontrasepsi alamiah, sederhana,
hormonal, dan jangka panjang (AKDR dan AKBK) dan konseling
kontrasepsi mantap sesuai dengan standar dan memperhatikan aspek
budaya setempat yang berorientasi pada Hypnotherapy.

C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu :
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan ini adalah di
Klinik Sari Ramadan
2. Subjek Laporan Kasus :
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Komprehensif ini adalah
akseptor KB Pasca Pemasangan IUD
3. Teknik/Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara teknik
wawancara
Wawancara : Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow
anamnesis dengan pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang
akan dijadikan sebagai bahan laporan,sehingga diperoleh data yang akurat.
4. Studi Kepustakaan: Membaca dan mempelajari buku-buku sumber,
makalah ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang
berhubungan dengan kasus yang diambil.

D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya pada
akseptor KB Pasca Pemasangan IUD

3
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program study Profesi
Kebidanan di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah Kasus
1. Defenisi Keluarga Berencana
Program keluarga berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kepedudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan bahagia sejahtera (Setiyaningrum, 2015).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merecanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Purwoastuti & Walyani, 2017).
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk mencegah kehamilan, penunda usia kehamilan serta menjarangkan
kehamilan (Perpustakaan, 2017).

2. Tujuan Keluarga Berencana


a. Membentuk kelurga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi
keluarga tersebut
b. Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
c. Mencegah terjadinya pranikah di usia dini
d. Menekan angka kematia ibu dan bayinya akibat hamil di usia yang terlalu
muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi
e. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan
dengan jumlah penduduk di Indonesia (Everett, 2015).

3. Konseling Keluarga Berencana


Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni, pada saat pemberian pelayanan.
Tehnik koneling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan
dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai
dengan budaya yang ada (Handayani & Mulyati, 2017).

5
4. Tujuan Konseling
a. Meningkatkan penerimaan
b. Menjamin pilihan yang cocok
c. Menjamin penggunaan cara yang efektif
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

5. Jenis Konseling KB
a. Konseling Awal
Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai didalamnya
termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan kesehatan,
prosedur klinik, kebijakan dan bagaimana pengalamam klien pada kunjungan
itu.
b. Kunjungan Khusus
Konseling khusus mengeai metode KB memberi keempatan pada klien
untuk menunjukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan
pengalamannya, mendapatkan informasi lebih rinci tentag cara KB yang yang
tersedia yang ingin dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB
yang cocok serta mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB yang cocok

6. Pengertian IUD
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,
menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus.
Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone
dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. IUD
adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon

6
progesterone. (Kusmarjati, 2011). Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang
berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak
terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur
dengan sel sperma (Rahayu & Prijatni, 2016).

7. Jenis-Jenis IUD
a. Copper-T
b. Multi load
c. Lippes loop

8. Cara Kerja IUD


a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

9. Mekanismes Kerja IUD


Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada
yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi
radang setempat, dengan sebutan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau
seperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.
Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang
mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga menghalangi pasasi
sperma, Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti,
kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan

7
leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan
uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi
nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian
AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
prostaglandin dalam uterus pada wanita. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum

hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim dan
mempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai
kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan
mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke
dalam dinding Rahim (Rahayu & Prijatni, 2016).

10. Keuntungan dan Kerugian IUD


Keuntungan
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi Sangat efektif → 0,6 - 0,8 kehamilan /
100 perempuan dalam 1 tahunpertama ( 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
b. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak perlu
diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat –ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT -380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
j. Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
k. Tidak ada interaksi dengan obat – obat
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Prijatni & Rahayu, 2016).

8
Kerugian
- Merasakan sakit atau kram selama 3-5 hari pasca pemasangan
- Dapat mempengaruhi siklus menstruasi (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan)
- Tidak mencegah kehamilan ektopik
- Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita
- Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual
- Rutin memeriksa posisi benang
- Prosedur medis perlu pemeriksaan pelvik dan kebanyakan perempuan takut
selama pemasangan, sedikit nyeri dan perdarahan setelah pemasangan, klien
tidak bisa melepas AKDR sendiri, bisa terjadi ekspulsi AKDR (Prijatni &
Rahayu, 2016).

11. Kunjungan Ulang Pasca Pemasangan


Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali 4-6
minggu pasca pemasangan AKDR atau lebih awal dari jadwal yang sudah
dijanjikan guna memeriksa dan membahas masalah yang mungkin terjadi seperti
tanda-tanda infeksi dikarenakan 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa
infeksi tertinggi (Everett, 2015).

B. Kajian Teori
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB IUD dan memudahkan kita
dalam tindakan
2) Umur : kontrasepsi merupakan salah satu kontrasepsi rasional dalam
fase menjarangkan kehamilan pada umur 30 – 35 tahun. Dapat
digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun) kecuali cyclofem (Hartanto,
2004 : 30).
3) Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang digunakan
bertentangan dengan agama yang dianut atau tidak (Hartanto, 2004 : 31).

9
4) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman klien terhadap alat
kontrasepsi, pemberian konseling dan pengambilan keputusan tentang
penggunaan alat atau metode kontrasepsi yang akan mempengaruhi
kehidupan fertilitasnya (Hartanto, 2004 : 208).
5) Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan peserta KB
6) Alamat : untuk mengetahui alamatklien

b. Alasan Kunjungan: Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan


c. Keluhan Utama: Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Kontrasepsi IUD tidak boleh diberikan pada klien yang sedang mengalami
penyakit infeksi alat genital (sifilis, GO),TBC pelvik, kanker alat genetalia,
penyakit radang panggul. Sedangkan metode kontrasepsi implan tidak
diperbolehkan pada ibu/klien yang menderita penyakit hepatitis, riwayat
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada rahim, terdapat
benjolan abnormal pada payudara, varises yang berat dan nyeri pada tungkai,
tromboflebitis, rasa nyeri hebat pada betis, paha dada atau tungkai bengkak,
epilepsi, asma, atau sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang (Hartanto,
2004: 208-209).
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada ibu yang pernah menderita Infeksi Menular Seksual, TBC pelvik,
penyakit radang panggul diperbolehkan untuk menggunakan kontrasepsi
implan. Sedangkan metode kontrasepsi implan tidak diperbolehkan pada
ibu/klien yang pernah menderita penyakit hepatitis, riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada rahim, terdapat benjolan abnormal
pada payudara, varises yang berat dan nyeri pada tungkai, tromboflebitis, rasa
nyeri hebat pada betis, paha dada atau tungkai bengkak, epilepsi, asma, atau
sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang (Hartanto, 2004: 208-209).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tidak dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi implan bila memiliki

10
riwayat dalam keluarga seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi
(hpertensi), diabetes, asma, kanker/keganasan. (Hartanto, 2004: 209).

e. Riwayat Obstetri
1) Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan menstruasi seperti nyeri pada saat
haid yang berlebihan (dismenorhea berat), perdarahan haid yang banyak dapat
menggunakan metode kontrasepsi implant. Implan dapat diberikan pada saat
hari ke 2-7 menstruasi (Saifuddin, 2003 : MK-73).
2) Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi IUD peserta disarankan tidak mempunyai
pasangan seks lain.
3) Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB IUD yang dalam fase menjarangkan kehamilan dan
mengakhiri kesuburan
4) Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan penggunaan, lama pemakaian, alasan
berhenti atau ganti cara, rencana KB berikutnya dan apa tujuan peserta ikut
KB.

f. Pola Kebiasaan Sehari-Hari


1) Nutrisi
Untuk mengetahui apakah selama penggunaan KB IUD ibu mengalami
peningkatan atau penurunan berat badan. Menu sebelum KB dan selama KB
yang dikonsumsi (komposisinya 4 sehat 5 sempurna atau tidak, seberapa
banyak porsinya), konsumsi air putih (Hartanto, 2004 : 208).
2) Eliminasi menurut (Hartanto, 2004 : 220).
BAB: frekuensi, warna, konsistensi, keluhan/gangguan. Bagaimana cara
bercebok ibu
BAK: frekuensi, warna, konsistensi, keluhan/gangguan

11
3) Pola Istirahat
Kebiasaan tidur siang berapa jam, tidur malam berapa jam, ada
keluhan/gangguan atau tidak
4) Pola Aktifitas
Pola aktivitas yang terlalu berat, terutama bertumpu pada lengan kiri lebih baik
dibatasi.
5) Personal hygiene
Kebiasaan mandi berapa kali, berapa kali ganti baju dan celana dalam, berapa
kali dan kapan gosok gigi, setelah BAK/BAB cuci tangan/tidak (Saifuddin,
2003 : MK-73)
6) Pola seksual
Frekuensi hubungan suksual sebelum dan selama menjadi peserta KB ada
keluhan/gangguan baik dari istri/suami
7) Pola kebiasaan lain
Ibu merokok/ punya suami/anggota keluarga yang serumah yang merokok, atau
minum alkohol atau memakai obat- obatan psikotropika, suka minum jamu/
tidak. Mempunyai binatang peliharaan/tidak.

g. Keadaan Psikososial dan Spiritual


1) Keadaan Psikososial
Apakah keikutsertaan ibu menjadi peserta KB sukarela, Didukung oleh
suami/tidak
2) Keadaan Sosial
Hubungan dengan suami, hubungan angguta keluarga yang lain, hubungan
dengan petugas hamonis/tidak. Siapa pengambil keputusan dalam kelurga.
3) Keadaan Spiritual
Pola dalam beribadah melakukan sholat/berdoa sesuai agama dan keyakinan
pasien dilakukan teratur /tidak

12
h. Latar Belakang Sosial Budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan dan keluarga yang bersifat
mendukung maupun yang menghambat yang berhubungan dengan penggunaan
KB misalnya masih adanyua anggapan banyak anak banyak rejeki atau suami
menginginkan anak laki-laki padahal sudah mempunyai banyak anak perempuan,
dsb (Handayani & Mulyati, 2017).

2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: baik/cukup/lemah

Kesadaran: compos mentis/somnolens/koma


TTV: TD tidak boleh lebih dari 160/90 mmHg, nadi tidak lebih dari 100 x/menit,
respirasi dan suhu dalam batas normal.
BB sekarang: untuk mengetahui berat badan ibu naik atau turun selama
menggunakan KB.
TB : Tinggi badan dalam batas yang normal.

b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: Kebersihan kulit kepala perlu diperhatikan, keadaan rambut
yang rontok, warna rambut, penyebaran
2) rambut tidak mempengaruhi efektifitas dari implan.
3) Muka: Pada klien yang mukanya tampak kuning (ikterus) maka tidak
boleh dilakukan pemasangan implan. Pada klien yang terdapat
hiperpigmentasi (chloasma gravidarum) perlu dicurigai adanya
kehamilan dan tidak boleh dilakukan pemasangan implant
4) Mata: Apabila sklera tampak kuning (ikterus) maka merupakan salah
satu kontraindikasi pemasangan implan. Sedangkan bila konjungtiva
tampak pucat (anemis) diperbolehkan menggunakan implan karena dapat
memperbaiki anemia.
5) Mulut: Keadaan dari lidah yang bersih atau tidak, adanya caries dentis,

13
adanya stomatitis, pembesaran pada tonsil tidak mempengaruhi bila
dipasang implan.
6) Telinga: Adanya serumen, serta keadaan fungsi pendengaran tidak
berpengaruh terhadap efektifitas kerja implan.
7) Leher: Apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid (gondok) tidak
mempengaruhi efektifitas dari implan, bila terdapat pembesaran kelenjar
limfe (TBC) tidak boleh menggunakan implan, bila ada bendungan vena
jugularis
8) (kelainan pada jantung) maka tidak boleh dipasang implan.
9) Dada: Bila ditemukan pernapasan retraksi otot dada adanya wheezing
(asma) tidak boleh dipasang implan.
10) Mammae: Pada payudara bila terdapat benjolan abnormal maka tidak
boleh dipasang implan. Bila terdapat hiperpigmentasi pada areola dan
papilla mammae maka dicurigai adanya kehamilan (implan tidak boleh di
pasang).
11) Abdomen: Bila terdapat tanda kehamilan seperti
12) perut yang teraba tegang (dicurigai hamil) pemasangan implan tidak
boleh dilakukan.
13) Genitalia: Adanya oedema, varises, condiloma matalata atau
condiloma akuminata, ada pengeluaran keputihan masih diperbolehkan
dipasang implan.
14) Ektremitas: Adanya varises, nyeri pada tungkai, betis, paha, adanya
tromboflebitis tidak dianjurkan untuk menggunakan implant
(Handayani & Mulyati, 2017).

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah: IVA Test Kemungkinan
untuk mengetahui apakah keputihan tersebut keputihan biasa atau keputihan
patologis (Handayani & Mulyati, 2017).

14
4. Diagnosa/Masalah Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi Standar Nomen Klatur (kartu nama) diagnosa
kebidanan. Ny. ”.....”, umur ..... tahun, PAPIAH, peserta KB (jenis KB),
usia anak terkecil .....tahun, lama pemakaian....., KU ibu......ada /tidak
kontraindikasi pemakaian. Prognosa baik/buruk Dengan didukung DS dan DO
yang menunjang Masalah : Untuk mengetahui selama menjadi pengguna KB
ibu mempunyai keluhan/tidak. Misal (gangguan siklus haid, nyeri kepala,
nyeri perut, keputihan dll). Dengan didukung DS dan DO yang menunjang
(Handayani & Mulyati, 2017).

5. Intervensi
Suatu rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah di
identifikasi oleh kondisi pasien dan setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
memberi gambaran besar dari pedoman antisipasi bagi wanita tersebut tentang apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, pengajaran kepada pasien, konseling
pasien dan semua rujukan yang mungkin diperlukan untuk masalah sosial
ekonomi, cultural atau masalah psikologis (Handayani & Mulyati, 2017).

15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 12 Februari 2023

Waktu : 10.30 WIB


Tempat : Klinik Sari Ramadan
Pengkaji : Teti Sahtriani
S (SUBJEKTIF)
Identitas/Biodata

Ibu Suami
Nama :
Ny. M Tn. A
Umur : 35 Tahun 37 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP SLTA
Pekerjaan : IRT Buruh Pabrik
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
No. Hp : - -

Data Subjektif
1. Keluhan yang di alami
Ibu mengatakan ingin melakukan control sesuai jadwal yang telah
ditentukan yaitu di tanggal 12 Februari 2023
2. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan sudah memiliki 2 anak lahir hidup. Anak paling kecil
berusia 2 tahun
3. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi
IUD, dan ingin menjarangkan kehamilan kembali dengan menggunakan
kontrasepsi IUD

16
4. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan baru saja selesai menstruasi di hari sabtu.
5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung,
hipertensi, asma, diabetes, dan penyakit menular seperti TBC
(Tuberculosis), HIV/AIDS, Hepatitis. Ibu juga mengatakan di dalam
keluarga nya tidak mempunyai riwayat kehamilan kembar.
6. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 27 tahun, usia suami 29 tahun.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sehari-hari Selama Keseharian
1. Nutrisi
a. Makan 3 kali sehari

Jenis makanan Nasi, Sayur, Lauk, Pauk,


b. Minum ± 8 gelas sehari

Jenis minuman Air putih, teh


2. Istirahat
a. Siang ± 1 jam
b. Malam ± 7 jam
3. Eliminasi
a. BAK 7– 9 kali / hari

Warna Kuning Jernih

b. BAB 1 kali / hari


Kuning Kecoklatan lembek
Warna
4. Personal Hygiene
a. Mandi 2 kali / hari

b. Gosok Gigi 2 kali / hari

c. Keramas 2 kali / hari

d. Perawatan Tidak pernah

Payudara
Setiap mandi
e. Perawatan Vulva
f. Aktivitas Ibu Rumah Tangga

17
O (OBJEKTIF)
 PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6°C
d. Status Gizi
TB : 158 cm
BB : 60 kg
 Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Bentuk asimetris, tidak ada bekas luka operasi,
ada striae lipid, linea nigra, pembesaran normal,
kontraksi lemah, TFU setinggi pusat, kandung kemih
kosong, laserasi derajat II
Genetalia : Vulva dan vagina bersih, tidak ada oedema, tidak ada
varises, tidak ada tanda-tanda peradangan
Inspekulo : Porsio tampak merah muda, benang IUD tampak di
depan mulut rahim
Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan Penunjang
HB & Protein Urine : Tidak dilakukan

A (ASSESMENT)
Diagnosa : Ibu akseptor KB pasca pemasangan IUD 1 bulan
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Pantau IUD dalam Rahim, Penkes melaksanakan personal hygiene

18
P (PLANNING)
1. Bidan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam
keadaan sehat
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Bidan mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan
menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Evaluasi: Ibu mengerti dan telah mengosongkan kandung kemih
3. Bidan mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan control IUD dan
bidan mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur ginekologi dan
mengatur posisi ibu pada posisi obstetric serta menjaga privasi ibu
Evaluasi: alat-alat telah dipersiapkan dan ibu sudah pada posisi obstetri
4. Bidan melakukan pemeriksaan IUD. IUD terpasang dengan baik dan benang
terlihat di depan porsio kira-kira 3 cm. Tidak dijumpai adanya tanda-tanda
peradangan pada porsio.
5. Bidan menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Evaluasi: ibu mengerti dan senang bahwa IUD terpasang dengan baik.
6. Bidan membersihkan alat-alat pemeriksaan IUD dan mempersilahkan ibu
untuk turun serta menggunakan pakaiannya kembali.
Evaluasi: alat-alat sudah dibersihkan dan ibu telah menggunakan pakaiannya
kembali.
7. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene serta menjaga
kebersihan alat kelamin ibu.
Evaluasi: ibu akan melakukan personal hygiene secara teratur serta menjaga
kebersihan alat kelamin ibu
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.
Evaluasi: ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
9. Bidan mendokumentasikan hasil pelayanan di dalam kartu dan mencatat di
dalam buku register KB.

19
B. Analisis
Analisa yang didapat sesuai dengan hasil pengkajian data subjektif yaitu
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif.
Data subjektif yang didapat berupa pengumpulan data, ini dilakukan pada
tanggal 12 Februari 2023 secara langsung dengan Teknik wawancara. Ibu
mengatakan ingin melakukan control sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
yaitu di tanggal 12 April 2023. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan teori
Everett (2015), yaitu setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang
kembali 4-6 minggu pasca pemasangan AKDR atau lebih awal dari jadwal yang
sudah dijanjikan guna memeriksa dan membahas masalah yang mungkin terjadi
seperti tanda-tanda infeksi dikarenakan 20 hari pertama setelah pemasangan
adalah masa infeksi tertinggi.
Ibu mengatakan sebelumnya sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi
IUD, dan ingin menjarangkan kehamilan kembali dengan menggunakan
kontrasepsi IUD. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan teori Prijatni &
Rahayu (2016) bahwa salah satu keuntungan dari metode kontrasepsi jangka
panjang AKDR yaitu menjarangkan kehamilan dikarenakan penggunaan IUD
dapat bertahan sampai 10 tahun tanpa perlu mengganti alat kontrasepsi dan rutin
memeriksakan posisi benang.

C. Penatalaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan telah dilaksanakan secara efisien dan
aman berdasarkan intervensi yang telah direncanakan sesuai teori asuhan
kebidanan. Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Gambir Baru dan tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
Selama dilakukan asuhan kebidanan pada ibu di Puskesmas Gambir Baru
penulis menemukan faktor yang mendukung terlaksananya asuhan kebidanan,
yaitu:
a. Klien sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan

20
b. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di
Puskesmas Sering dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan masukan
sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian asuhan pada ibu.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta
pembahasan terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan yang telah di
uraikan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Data sebjektif
Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data subjektif dari pasien yaitu ibu
berusia 35 tahun, ibu ingin melakukan control sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
2. Data Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa
keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 80 x/I,
respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5⁰C, dan keadaan umum ibu baik.
3. Analisa
Ibu akseptor KB pasca pemasangan IUD 1 bulan
4. Penatalaksanaan
a. Bidan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam
keadaan sehat
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
b. Bidan mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan
menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Evaluasi: Ibu mengerti dan telah mengosongkan kandung kemih
c. Bidan mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan control IUD dan
bidan mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur ginekologi dan
mengatur posisi ibu pada posisi obstetric serta menjaga privasi ibu
Evaluasi: alat-alat telah dipersiapkan dan ibu sudah pada posisi obstetric
d. Bidan melakukan pemeriksaan IUD. IUD terpasang dengan baik dan
benang terlihat di depan porsio kira-kira 3 cm. Tidak dijumpai adanya
tanda-tanda peradangan pada porsio.

22
e. Bidan menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Evaluasi: ibu mengerti dan senang bahwa IUD terpasang dengan baik.
f. Bidan membersihkan alat-alat pemeriksaan IUD dan mempersilahkan ibu
untuk turun serta menggunakan pakaiannya kembali.
Evaluasi: alat-alat sudah dibersihkan dan ibu telah menggunakan
pakaiannya kembali.
g. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene serta menjaga
kebersihan alat kelamin ibu.
Evaluasi: ibu akan melakukan personal hygiene secara teratur serta
menjaga kebersihan alat kelamin ibu
h. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.
Evaluasi: ibu sudah memahami tentang keluhannya terkait berhubungan
seksual.
i. Bidan mendokumentasikan hasil pelayanan di dalam kartu dan mencatat di
dalam buku register KB.

B. Saran
1. Pusat Pelayanan Kesehatan diharapkan tetap mempertahankan pelayanan
kesehatan yang sudah sesuai dengan SOP serta teori sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari para pengguna jasa pelayanan
kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dengan pemasangan KB IUD
2. Untuk klien dan keluarga dengan diberikannya asuhan ini diharapkan ibu
mendapatkan asuhan yang lebih terarah dan berkelanjutan. Menganjurkan
ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila mengalami keluhan
yang di rasakan ibu
3. Untuk profesi Bidan diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan
sesuai dengan teori yang terus berkembang namun tetap berdasarkan
wewenangnya berdasarkan KMK 320 tahun 2020 sebagai bidan yang telah
ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien

23
DAFTAR PUSTAKA
Everett, S. (2015). Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual
Reproduksi (2nded.). EGC.
Handayani, & Mulyati. (2017). Dokumentasi Kebidanan. Kemenkes
RI. Perpustakaan, P. M. (2017). Poltekkes Malang.
http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1602420024/6_.pdf
Prijatni, I., & Rahayu, S. (2016). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.
Pusdik SDM Kesehatan.
Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2017). Panduan Materi Kesehatan
Reproduksidan Keluarga Berencana. PT. Pustaka Baru.
Rahayu, S., & Prijatni, I. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi dan
KeluargaBerencana. Pusdik SDM Kesehatan.
SOAP KELUARGA BERENCANA

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
I. PENGUMPULAN DATA
 Identitas / Biodata
Nama Ibu : Rina Nama Suami : Budi
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Sei Silau Timur

 Anamnese
Tanggal : 28-03-2023 Oleh : bidan
Pukul : 09.00 wib tempat : klinik
Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
a) Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
b) Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 3 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 2 tahun
c) Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
d) Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
e) Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
f) Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
 Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan khusus
a. Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
2. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

3. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
1. Data subyektif
a) Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b) Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
IV. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

V. PERENCANAAN
f. Beri informasi tentang keadaan ibu
g. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
h. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
i. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
VI. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara
lain gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung
gizi, seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik
Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti
apa yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
(KB) DI KLINIK SARI RAMADAN

 PENGUMPULAN DATA
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Sari Nama Suami : Andri
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
2. Anamnese
Tanggal : 30-03-2023 Oleh : bidan
Pukul : 13.00 wib tempat : klinik
a. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
 Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
 Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
 Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
 Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
 Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
 Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
 Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
5. Abdomen
Pembesaran perut :normal
6. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

 Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
 NTERPRETASI DATA
7. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
1. Data subyektif
a) Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b) Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d. Masalah
Tidak Ada
e. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
 ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
 PERENCANAAN
 Beri informasi tentang keadaan ibu
 Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
 Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
 Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
 PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara
lain gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung
gizi, seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
 Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang keadaannya.
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik
Cyclofem.
c. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti
apa yang telah disarankan bidan.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
1. PENGUMPULAN DATA
 Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ayu Nama Suami : Ahmad
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Batak Suku : Batak
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur

 Anamnese
Tanggal : 30-03-2023 Oleh : bidan
Pukul : 19.00 wib tempat : Puskesmas
 Alasan datang : ingin suntik kb 3 bulan
 Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
 Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 2 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 7 Bulan
 Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan

 Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
 Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
 Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
 Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
 Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
1. Abdomen
Pembesaran perut :normal
 Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
 Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
2. NTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
1. Data subyektif
a) Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b) Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d) Masalah
Tidak Ada
e) Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
4. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

5. PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
7. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
1. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Desi Nama Suami : Hadi
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Islam Suku : Batak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur

2. Anamnese
Tanggal : 01-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 19.00 wib tempat : Klinik
 Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
 Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
 Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 3 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 Tahun
 Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
 Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
 Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
 Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
 Abdomen
Pembesaran perut :normal
 Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

 Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
2. NTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
i. Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
ii. Data Obyektif
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S: 36,50 C
N : 80 x/ menit R: 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d. Masalah
Tidak Ada
e. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
4. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

5. PERENCANAAN
1. Beri informasi tentang keadaan ibu
2. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
3. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
4. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
7. Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang keadaannya.
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
c. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN

 PENGUMPULAN DATA
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Sandra Nama Suami : Bayu
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JLSei Silau Timur

2. Anamnese
Tanggal : 02-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 09.00 wib tempat : Klinik
 Alasan dating : ingin suntik kb 1 bulan
 Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
 Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 2 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
 Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
 Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
 Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
 Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
4. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
1. Abdomen
Pembesaran perut :normal
2. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

5. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
 INTERPRETASI DATA
3. Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
i. Data subyektif
1. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
2. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
ii. Data Obyektif
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
iii. Masalah
Tidak Ada
iv. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
 ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

 PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
 PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
 Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN

7. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Mutia Nama Suami : Rudi
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur

B. Anamnese
Tanggal : 03-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 13.00 wib tempat : klinik
1. Alasan dating : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
 Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
 Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a) Abdomen
Pembesaran perut :normal
b) Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

 Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
8. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
8. Data subyektif
1. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
2. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
3. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d) Masalah
Tidak Ada
e) Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
9. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
10. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

11. PERENCANAAN
 Beri informasi tentang keadaan ibu
 Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
 Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
 Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
12. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
13. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN

 PENGUMPULAN DATA
 Identitas / Biodata
Nama Ibu : Indah Nama Suami : Boby
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur

 Anamnese
Tanggal : 05-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 15.00 wib tempat : puskesmas
 Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
 Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah
kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
 Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
 Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
 Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
 Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
 Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
a. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
b. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
 Abdomen
Pembesaran perut :normal
 Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

c. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
 NTERPRETASI DATA
 Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
2. Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
a. Data Obyektif
d) Keadaan umum ibu : Baik
e) Kesadaran : Composmentis
f) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
f. Masalah
Tidak Ada
g. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
 ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

 PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
 PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
 Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN

3. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Aulia Nama Suami : bayu
Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur

B. Anamnese
Tanggal : 05-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 19.00 wib tempat : Puskesmas
1. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 3 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
2. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

3. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
4. NTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
2. Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
1. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d) Masalah
Tidak Ada
e) Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
5. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
6. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

7. PERENCANAAN
 Beri informasi tentang keadaan ibu
 Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
 Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
 Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
8. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
9. Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang keadaannya.
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
c. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN

g. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Nadia Nama Suami : Rizky
Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PLN
Alamat : JL.Sei Silau Timur
B. Anamnese
Tanggal : 07-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 10.00 wib tempat : klinik
1. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 2 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 6 bulan
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
2. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

3. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
h. NTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
 Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
3. Data Obyektif
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d. Masalah
Tidak Ada
e. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
i. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
j. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

k. PERENCANAAN
 Beri informasi tentang keadaan ibu
 Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
 Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
 Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
l. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
m. Evaluasi
 Ibu mengerti tentang keadaannya.
 Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
 Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
 Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
 Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
 PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Mutia Nama Suami : Rudi
Umur : 29 tahun Umur : 31 tahun
Suku : Karo Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur

B. Anamnese
Tanggal : 09-04-2022 Oleh : bidan
Pukul : 13.00 wib tempat : klinik
1. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 2 tahun
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
a. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
b. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada

c. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
 NTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
2. Data subyektif
 Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
 Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
3. Data Obyektif
 Keadaan umum ibu : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
 Masalah
Tidak Ada
 Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
 ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

 PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
 PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
 Evaluasi
 Ibu mengerti tentang keadaannya.
 Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
 Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
 Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
 Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN ANEMIADI
KLINIK SARI RAMADAN

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi
Bidan (Bd) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

Pembimbing Praktik I Pembimbing Praktik II

Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb Dr.Ronal Setiawan Sinaga


NIK.02.11.03.03.1987

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Damayanti,S.Tr.Keb,M.Keb
NIK.02.15.24.02.1990

x
x
xi
ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang“Asuhan
Kebidanan Pada Remaja Dengan Anemia Di Klinik Sari Ramadan”
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh
karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat
kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya laporan
ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca.

Lubuk Pakam ,10 Maret 2023

PENULIS

x
x
xi
v
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Pengesahan
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah......................................................................................... 5
B. Kajian Teori ........................................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................................. 14
B. Analisis .................................................................................................. 16
C. Penatalaksanaan ..................................................................................... 16
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

x
x
x
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang

ditandai dengan terjadinya perubahan sangat cepat secara fisik, psikis, dan

kognitif. Perubahan fisik, psikis, dan kognitif ini berdampak langsung pada status

gizi remaja. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebutuhan zat besi (Fe)

lebih tinggi pada perempuan, hal ini terkait kebutuhan di awal menstruasi

(Fikawati, 2017). Ketika sedang mengalami menstruasi, remaja harus

memperhatikan asupan gizi besi yang masuk kedalam tubuhnya, agar gizi besi

yang masuk dan keluar seimbang.

Keadaan seimbang terdapat 1-2 mg zat besi yang keluar dan masuk tubuh

setiap hari (Briawan, 2014). Rendahnya asupan zat besi yang dikonsumsi pada

remaja tidak mencukupi dengan kebutuhan yang seharusnya. Kecenderungan

remaja dalam mengonsumsi makanan-makanan yang tidak bergizi lebih tinggi,

sedangkan kecenderungan untuk mengonsumsi buah dan sayur lebih rendah,

sehingga hal tersebut dapat menyebabkan anemia pada remaja.

Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin berada di bawah

normal (Umiyarni, 2018). WHO (World Health Organization) menyebutkan

bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini

(Briawan, 2014). Sekitar 50% kasus anemia diakibatkan karena defisiensi besi.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO (2015) menyatakan bahwa

prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 29%. Prevalensi anemia pada remaja

putri usia (usia 10-18 tahun) mencapai 41,5% di negara berkembang. Indonesia

1
merupakan salah satu negara berkembang, prevalensi anemia pada remaja putri di

Indonesia menurut WHO sebesar 37% lebih tinggi dari prevalensi anemia di dunia

(Nureaeni, 2019). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013

anemia gizi besi pada anak balita sebesar 28,1%, anak umur 5-12 tahun 20%, ibu

hamil 37,1%, remaja putri umur 13-18 tahun dan wanita usia subur 15-49 tahun

masingmasing sebesar 22,7% (Riskesdas, 2013).

Anemia dapat menimbulkan risiko pada remaja putri baik jangka panjang

maupun dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek anemia dapat menimbulkan

keterlambatan pertumbuhan fisik, menurunkan produktivitas kerja, maturitas

seksual tertunda dan menurunkan kemampuan akademis (Briawan, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh WHO di sekolah-sekolah beberapa Negara seperti

di Mesir, India, Thailand, Amerika, dan Indonesia menunjukkan bahwa anemia

memperlambat perkembangan psikomotorik, kemampuan kognitif pada anak,

nilai yang rendah pada kemampuan bahasa dan keterampilan gerak dan

mempunyai 5-10 poin IQ (Intelligence Quotient) yang lebih rendah (Umiyarni,

2018). Dampak jangka panjang remaja putri yang mengalami anemia adalah

sebagai calon ibu yang nantinya hamil, maka remaja putri tidak akan mampu

memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya yang

dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan, persalinan, risiko kematian

maternal, prematuritas, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan angka kematian

perinatal (Listiana, 2016).

Mencegah kekurangan gizi besi, remaja perempuan harus didorong untuk

menyertakan makanan kaya akan zat besi dalam menu makanannya sehari-hari.

2
Konsumsi zat besi dan seng dalam jumlah yang cukup penting dilakukan selama

masa remaja untuk mendukung peningkatan volume darah, dan jaringan otot, serta

tulang (Fikawati, 2017). Konsumsi zat besi dapat didapat dari buah dan sayur,

salah satunya buah kurma. Kurma merupakan buah yang kaya kandungan zat gizi,

kurma kaya dengan protein, serat, gula, Vitamin A dan C, mineral seperti zat besi,

kalsium, sodium, dan potassium (Rinanto, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada remaja dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data subjektif pada Remaja dengan Anemia di Klinik
Sari Ramadan
b. Untuk mengkaji data objektif pada ibu remaja dengan anemia di
Klinik Sari Ramadan
c. Untuk menganalisis kasus Anemia pada Remaja di Klinik Sari Ramadan

C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan
Komprehensif ini adalah di Klinik Sari Ramadan

2. Subjek Laporan Kasus

Subjek yang diambil untuk penyusunan Laporan ini adalah remaja.

3
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan untuk
menambah pengetahuan khususnya untuk program studi Profesi
Kebidanan di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Tinjauan Teori Anemia
1. Defenisi Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hemoglobin berada di bawah
normal (Tarwoto, 2017). Menurut Departemen Kesehatan Indonesia batasan
anemia adalah sebagai berikut (Nyoman, 2016):
Tabel 2.1
Batasan Normal Hemoglobin
Kelompok Batas Normal
Anak balita 11 gr%
Anak usia sekolah 12 gr%
Wanita dewasa 12 gr%
Laki-laki dewasa 13 gr%
Ibu hamil 11 gr%
Ibu menyusui >3 bulan 12 gr%

2. Klasifikasi Anemia
Anemia terjadi karena berbagai penyebab yang berbeda di setiap wilayah/
Negara. Akan tetapi yang paling sering terjadi, anemia disebabkan oleh (Briawan,
2014):
1. Rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya, yang disebabkan rendahnya
konsumsi pangan sumber zat besi. Zat gizi lain yang menyebabkan terjadinya
anemia adalah kekurangan Vitamin A, C, folat, riboflavin, dan B12.
2. Penyerapan zat besi yang rendah, disebabkan komponen penghambat di dalam
makanan seperti fitat. Rendahnya zat besi pada pangan nabati, menyebabkan
zat besi tidak dapat diserap dan dihunakan oleh tubuh.
3. Malaria, terutama pada anak-anak dan wanita hamil.
4. Parasit, seperti cacing dan lainnya.
5. Infeksi, gangguan genetik, seperti hemoglobinnopati dan sickle cell trait.

5
3. Faktor-faktor Penyebab Anemia Pada Remaja
Penyebab anemia pada remaja terdiri dari beberapa faktor, yaitu (Fithra, 2014):
a. Status Gizi Remaja
Status gizi pada remaja menyatakan suatu keadaan yang seimbang antara
konsumsi dan penyerapan zat gizi di dalam tubuh. Peningkatan kebutuhan
remaja putri terhadap zat gizi mikro, terutama zat besi, digunakan untuk
penggantian zat besi yang hilang. Status gizi yang baik selama masa remaja
merupaka dasar untuk kehidupan remaja yang sehat dan menyiapkan remaja
putri menjadi calon ibu yang paling baik.
b. Lama Masa Haid
Remaja putri lebih banyak mengeluarkan zat besi untuk mengganti zat besi
yang hilang saat haid. Berdasarkan hasil penelitian retrospektif di Italia
menunjukkan bahwa defisiensi pada remaja disebabkan oleh kehilangan darah
sebesar 48%.
c. Asupan Zat Besi (Fe) Dan Protein
Penyebab utama anemia besi adalah inadekuat asupan zat besi yang berasal
dari makanan. Pada umunya remaja putri lebih banyak mengonsumsi makanan
nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan
hewani dan sering melakukan diet pengurangan makanan karena ingin langsing,
sehingga kebutuhan zat besi tidak terpenuhi.
d. Malabsorpsi Zat Besi
Malabsorpsi zat besi yang dialami remaja pada saluran cerna akibat gastritis,
ulkus peptikum, diare, adanya parasite cacing tambang dapat menyebabkan
anemia. Hal ini didukung oleh penelitian di Vietnam menyatakan bahwa,
adanya hubungan peningkatan jumlah cacing tambang dengan penurunan kadar
ferritin dalam darah.
e. Penyakit Infeksi
Penyakit Infeksi dapat menyebabkan berbagai masalah gizi, hal ini terjadi
karena gejala yang ditimbulkan seperti muntah dan diare serta penurunan nafsu
makan. Penyakit infeksi dapat memperlambat pembentukan hemoglobin dalam
darah.

6
4. Anemia Defesiensi Zat Besi
Anemia defisiensi besi bisa merupakan akibat yang utama karena kehilangan
darah atau tidak memadainya asupan besi. Hal ini juga dapat merupakan kondisi
sekunder yang disebabkan proses penyakit atau kondisi yang menguras cadangan
besi, seperti perdarahan saluran pencernaan atau karena kehamilan. Penyebab
utamaa anemia gizi adalah konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorpsi zat
besi yang renda serta pola makan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu
yang beraneka ragam. Selain itu cacing tambang memperberat keadaan anemia
yang diderita pada daerah-daerah tertentu terutama daerah pedesaan. Soemantri
menyatakan bahwa anemia gizi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
sosial ekonomi, pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan,
pertumbuhan, serta daya tahan tubuh dan infeksi. Faktor-faktor tersebut saling
berkaitan (Kiswari, 2014).
Gejala anemia secara umum adalah (Briawan, 2014):
a. Cepat lelah
b. Pucat (kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan)
c. Jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan
d. Napas tersengal/pendek saat melakukan aktivitas ringan
e. Nyeri dada
f. Pusing dan mata berkunang
g. Cepat marah (mudah rewel pada anak)
h. Tangan dan kaki dingin atau mati rasa

5. Penyebab Anemia Gizi Besi


Anemia gizi besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya zat besi
dalamm tubuh. Kekurangan zat besi sendiri dapat disebabkan beberapa hal
seperti (Fikawati, 2017):
a. Meningkatkan kebutuhan zat besi
Kebtuhan zat besi memuncak pada masa remaja dikarenakan periode
pacu tumbuh, dimana terjadi peningkatan masa tubuh tanpa lemak, volume

7
darah, masa darah merah, yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan
myoglobin di otot dan hemoglobin dalam darah.
b. Kurangnya asupan zat besi
Penyebab lain dari anemia gizi besi adalah rendahnya asupan dan
buruknya biovailabilitas dari zat besi yang dikonsumsi, yang berlawanan
dengan tingginya kebutuhan gizi besi pada remaja. Juga kecenderungan
mengonsumsi snack yang terbuat dari dari sereal halus dan kebiasaaan
mengonsumsi minuman berkarbonasi, sedangkan kecenderungan untuk
mengonsumsi buah dan sayur lebih redah pada remaja. Konsumsi teh dan
kopi setelah makan juga berkontribusi terhadap kejadian anemia gizi besi
pada remaja perempuan.
c. Kehamilan pada usia remaja
Pernikahan dini umumnya berhubungan dengan kehamilan dini, dimana
kehamilan meningkatkan kebutuhan zat besi dan berpengaruh terhadap
semakin parahnya kekurangan zat besi dan anemia gizi besi yang dialami
remaja perempuan.
d. Penyakit infeksi dan infeksi parasite
Sering terjadinya penyakit infeksi dan infeksi parasit di Negara
berkembang juga dapat meningkatkan kebutuhan zat besi dan memperbesar
peluang terjadinya status zat besi negative dan anemia gizi besi. Infeksi
memengaruhi asupan makanan, absorpsi, penyimpanan dan penggunaan
berbagai zat gizi dan berkontribusi terhadap anemia. Remaja dengan keluhan
sakit pada setahun lalu maupun satu bulan yang lalu memiliki risiko
menderita anemia sebesar 1,3 kali dibandingkan dengan yang tidak.
Penyakit infeksi memengaruhi metabolism dan penggunaan zat besi yang
diperlukan dalam pembentukan hemoglobin. Infrksi cacing tambang dapat
berkontribusi terhadap perdarahan dalam pencernaan dan mengakibatkan
defisiensi zat besi.
e. Sosial-ekonomi
Beberapa literature juga menunjukkan faktor demografi maupun sosial
yang dianggap berhubungan dengahn kejadian anemia, misalnya tingkat

8
pendidikan dan tempat tinggal. Tingkat pendidikan memiliki hubungan
dengan anemia, dimana remaja yang tidak sekolah memiliki peluang 3,8 kali
lebih besar, sedangkan remaja yang bersekolah namun tidak sesuai dengan
usianya memiliki risiko 2,9 kali lebih besar menderita anemia, dibandingkan
dengan remaja yang bersekolah sesuai dengan usianya.
f. Status gizi
Ditemukan hungan antara status gizi dengan kejadian anemia. Remaja
dengan status gizi harus mempunyai risiko mengalami anemia 1,5 kali
dibandingkan remaja dengan status gizi normal.

6. Dampak Anemia Gizi Besi


Dampak anemia gizi besi akan terjadi beberapa dampak , yaitu (Fikawati,
2017):
a. Perkembangan kognitif
Anemia gizi besi menimbulkan terlambatnya perkembangan psikomotor dan
terganggunya performa kognitif anak usia sekolah dan prasekolah di berbagai
Negara di dunia.
b. Daya tahan terhadap infeksi
Defisiensi zat besi menyebabkan menurunnya daya taha terhadap penyakit
infeksi dan meningkatnya kerentanan mengalami keracunan.
c. Produktivitas kerja
Anemia berdampak pada produktivitas kerja dan menyebabkan kelelahan.
Penelitian di Cina menunjukkan bahwa dibandingkan dengan pekerja perempun
yang tidak anemia, pekerja yang anemia 15% kurang efisien dalam hal performa
kerja dan 12% lebih rendah dalam produktivitas keseluruhan.
d. Dampak saat kehamilan
Anemia yang terjaadi pada masa hamil berhubungan dengan kejadian BBLR
dan meningkatkan risioko kematian ibu dan perinatal. Untuk janinnya sendiri,
anemia selama kehamilan meningkatkan risiko BBLR, kehamilan premature, dan
defisiensi zat besi serta anemia pada bayi nantinya. Selain dampak yang telah
disebutkan di atas, anemia gizi besi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan,

9
terganggunya fungsi endokrin dan neurotransmitter, serta meningkatnya kapasitas
absorpsi logam berat.

7. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia bertujuan mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang (Jitowiyono, 2018):
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d. Obat penyebab perdarahan abnormal
e. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

B. Kajian Teori
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata adolescence yang berarti tumbuh ke arah
kematangan. Istilah kematangan meliputi kematangan fisik maupun sosial-
psikologis. Remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-24 tahun yang
mengalami masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian
psikologis tetapi juga fisik (Sarwono, 2015). Menurut WHO konseptual remaja
meliputi kriteria biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Remaja adalah suatu
masa dimana:
a. Berdasarkan kriteria biologis, individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksusal
b. Berdasarkan kriteria sosial-psikologis, individu mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
c. Berdasarkan kriteria sosial-ekonomi, terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
(Sarwono, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah
penduduk yang memiliki rentang usia 10-24 tahun yang sedang mengalami masa

10
pertumbuhan menuju kematangan baik kematangan fisik maupun sosial-
psikologis dan belum menikah.

2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja


Program kesehatan reproduksi remaja sesuai Kepmenkes 320 tahun 2020
tentang standar profesi bidan, diberi penjelasan tentang masalah kesehatan
reproduksi yang diawali dengan skrining masalah kesehatan reproduksi remaja,
KIE tentang kesehatan reproduksi remaja, edukasi tanda-tanda seks sekunder,
konseling kesehatan reproduksi remaja (Kemenkes, 2020).

3. Tahap Perkembangan Remaja Berdasarkan Umur


Menurut (Winarti, 2017), dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa
ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu:
a. Remaja awal (early adolescent) usia 12 tahun - 15 tahun
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran akan perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis.
b. Remaja madya (middle adolescent) usia 15 tahun – 18 tahun
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan, senang kalau banyak
teman yang menyukai, ada kecenderungan narcistic yaitu mencintai diri sendiri.
Remaja dalam tahap ini bingung untuk memilih teman mana yang baik dan teman
yang kurang baik.
c. Remaja akhir (late adolescent) usia 18 tahun – 21 tahun
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian, yaitu:
1) Semakin mantap terhadap fungsi intelek
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman baru.
3) Terbentuknya idealis seksual yang tidak akan berubah lagi

11
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (prevate self) dan masalah
umum.

4. Perubahan Fisik Remaja


Menurut Winarti (2017) masa remaja terjadi ketika seseorang mengalami
perubahan struktur tubuh dari anak menjadi dewasa (pubertas). Pada masa ini
terjadi suatu perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di
dalamnya pertumbuhan organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai
kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi
reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya
tanda sebagai berikut :
1. Hormon-hormon seksual
Dalam tubuh terdapat kelenjar-kelenjat, yaitu alat tubuh yang mengeluarkan
zat-zat tertentu. Yang terdiri dari kelenjar eksokrin yakni kelenjar yang
menyalurkan zat-zat yang diproduksinya langsung keluar tubuh. Dan terdapat
kelenjar endokrin yang mengeluarkan zat-zat dan disalurkan langsung ke dalam
darah yang disebut dengan hormon. Karna hormon-hormon masuk ke dalam
darah, maka hormon itu langsung beredar ke seluruh tubuh dan pengaruhnyapun
tersebar ke seluruh tubuh (Sarwono, 2015).
Terdapat berbagai kelenjar endokrin yang berkaitan dengan pertumbuhan
tubuh dan seks, yakni :
1) kelenjar bawah otak (Pituitary)
Kelenjar ini dinamakan kelenjar induk, sangat kecil dan terletak disebelah
rongga di bawah otak. Kelenjar ini penting karena hormon-hormon yang
dikeluarkannya mempengaruhi kelenjar lain dalam tubuh. Beberapa hormon
dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak berpengaruh pada seksualitas, yaitu :
a) Hormon pertumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan badan terutama
pada masa remaja.

12
b) Hormon perangsang pada pria , yaitu yang mempengaruhi testis (buah
zakar) yang memproduksi hormon testosteron dan androgen dan sel-sel
benih laki-laki (spermatozoa)
c) Hormon pengendali pada wanita yang mempengaruhi indung telur
(ovarium) untuk memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon estrogen,
progesteron. Dalam keadaan hamil, hormon pengendali wanita ini berfungsi
untuk mengatur haid menjadi berlebihan (karena yang bersangkutan tidak
haid) dan dibuang kedalam air seni. Karena itulah kehamilan dapat
diketahui melalui pemeriksaan air seni. Kelenjar pituitary ini terletak dekat
sekali dengan pusat berfikir pada otak, sehingga kalau orang sedang banyak
pikiran atau emosi yang berat, hormon wanita akan terpengaruh itulah
sebabnya haid akan terganggu.
d) Hormon air susu yang memengaruhi kelenjar susu wanita di masa wanita
sedang menyusui bayinya.
2) Testis
Testis atau buah zakar terletak dalam sebuah kantung (scrotum) yang
tergantung di bawah penis (batang kemaluan).
Testis memproduksi :
a) Hormon androgen dan testosteron yang sejak remaja menyebabkan
tumbuhnya tanda-tanda kelaki-lakian seperti kumis, jenggot, jakun, otot,
suara yang berat, bulu kemaluan dan ketiak. Testosteron menyebabkan
timbulnya birahi (nafsu, seks, libido).
b) Spermatozoa, diproduksi beratus-ratus juta setiap harinya, sampai berusia
lanjut (60-70 tahun). Benih inilah yang bertemu dengan sel telur (ovum)
akan membuahi telur sehingga terjadi kehamilan.
3) Indung telur (ovarium)
Terletak di rongga perut wanita bagian bawah, di dekat rahim. Indung telur
memproduksi :
a) Hormon progesteron untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur
(ovum) sehingga siap untuk dibuahi.

13
b) Hormon estrogen, untuk mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada tubuh
seseorang (payudara membesar, pinggul membesar, suara halus) dan juga
mengatur siklus haid.
c) Sel telur, sudah terkandung dalam jumlah banyak di dalam indung telur,
tetapi baru dimatangkan satu persatu sejak anak masuk usia remaja.
Biasanya setiap 28 hari sekali sel telur yang sudah matang dilepas dari
indung telur dan ditangkap oleh saluran telur untuk dibuahi oleh sperma
atau dikeluarkan yang disebut dengan haid.

2. Tanda-tanda seks primer


Tanda seks primer yang dimaksud adalah yang berhubungan langsung
dengan organ seks. Ciri seks primer pada remaja menurut Winarti (2017) adalah:
1) Remaja laki-laki
Remaja laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah mengalami
mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki usia antara 10-15
tahun. Mimpi basah merupakan salah satu cara tubuh remaja laki ejakulasi.
Ejakulasi terjadi karena sperma yang terus menerus diproduksi perlu dikeluarkan.
Dan ini merupakan hal yang normal bagi remaja laki-laki.
2) Remaja wanita
Pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah
ditandai dengan datangnya menstruasi (manarche). Menstruasi adalah proses
peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh
darah dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung sampai menjelang masa
menapouse yaitu ketika seorang berumur sekitar 40-50 tahun.

3. Tanda-tanda seks sekunder


Remaja laki-laki
a) Lengan dan tungkai bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar
b) Bahu melebar, pundak serta dada bertambah besar dan membidang, pinggul
menyempit.
c) Pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan dan kaki.

14
d) Tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi.
e) Tumbuh jakun,suara menjadi membesar.
f) Penis dan buah zakar membesar
g) Kulit menjadi lebih kasar, tebal dan berminyak
h) Rambut menjadi lebih berminyak
i) Produksi keringat menjadi lebih banyak.
Remaja perempuan
a) Lengen dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar.
b) Pinggul lebar, bulat dan membesar
c) Tumbuh bulu halus disekitar ketiak dan vagina
d) Tulang wajah mulai memnajang dan membesar
e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol, serta kelenjar
susu berkembang, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
f) Kulit menjadi lebih kasar,lebih tebal, agak pucat, lubang pori bertambah besar,
kelenjar lemak, dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan,
dan tungkai.
h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

15
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN ANEMIA

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 10 Maret

Pukul : 12.00 WIB


Tempat : Klinik Sari Ramadan
Pengkaji : Ina Suryani

S (SUBJEKTIF)
Identitas/ Biodata
Nama ibu : Nn. J
Umur : 15 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Jl. Sei Silau Timur

Data Subjektif
a. Keluhan
Nn. J mengeluh sangat lemas dan terkadang tidak semangat menjalani harinya.
Pada saat belajar di pagi hari, Nn. J mengatakan sering menguap dan mengantuk
dan jarang melakukan aktifitas fisik.
b. Riwayat Menstruasi
Nn. J mengatakan pertama kali haid umur 12 tahun, lamanya sekitar 6-7 hari,
ganti pembalut 3-4 kali per hari, haidnya teratur, sifat darahnya encer dan sedikit
menggumpal.
c. Riwayat Perkawinan
Nn. J mengatakan belum menikah.
d. Riwayat Penyakit Sistemik dan Penyakit Keluarga
16
Nn.J mengatakan bahwa dia dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menurun (asma, hipertensi, jantung, dll) maupun penyakit menular (hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, dll).

O (Objektif)
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Pemeriksaan Antropometri : BB : 55 kg TB : 159 cm
3. Tanda vital : TD : 100/70 mmHg Pols : 80 x/i
RR : 24 x/i Temp : 36,5°C
4. Pemeriksaan fisik muka pucat, mata conjungtiva pucat dan sklera tampak
anemis.
Nn.J mengatakan sering mengeluh pusing dan lemas. Nn. J mengatakan sering
tidak nafsu makan apalagi kalau sudah memasuki siklus menstruasi

B. Analisis
A(ASSESMEN
T)
Diagnosa : Nn. J usia 15 tahun dengan anemia
Masalah potensial : antisipasi terjadinya dehidrasi
Kebutuhan : Memberikan pendidikan kesehatan pola hidup sehat, anjurkan
pemeriksaan Hb

C. Penatalaksanaa
nP (PLANNING)
1. Menganjurkan Nn. J untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan 4 pilar prinsip gizi seimbang, yaitu mengonsumsi aneka ragam
pangan yang kaya akan protein seperti daging merah, telur, hati ayam, ikan,
sayuran hijau, zat besi, kalsium,; membiasakan perilaku hidup sehat;
melakukan aktifitas fisik; memantau Berat Badan secara normal.

17
Evaluasi: Nn. J bersedia mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
2. Menganjurkan Nn. J untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 1 jam/hari
dan malam hari 7-8 jam/hari.
Evaluasi: ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
3. Menganjurkan Nn. J untuk melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin (Hb)
ke fasilitas pelayanan terdekat
Evaluasi: Nn. J bersedia melakukan pemeriksaan kadar Hb ke fasilitas
pelayanan terdekat

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui telemedicine, diagnosa yang
ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan terdapat
kesesuaian antara teori dan kenyataan yang telah di uraikan maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
1. Data subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa melalui telekomunikasi didapatkan data
subjektif dari pasien yaitu Nn. J usia 15 tahun, mengeluh sangat lemas dan
terkadang tidak semangat menjalani harinya. Pada saat belajar di pagi hari, Nn. J
mengatakan sering menguap dan mengantuk dan jarang melakukan aktifitas fisik.

2. Data objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Bidan di
Puskesmas Gambir Baru didapatkan bahwa keadaan umum Nn. J tampak lemah,
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu
36,8⁰C, wajah pucat, konjungtiva pucat, dan sklera tampak anemis.

3. Analisis
Ny. J usia 15 tahun dengan Anemia

4. Penatalaksanaan
a. Menganjurkan Nn. J untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan 4 pilar prinsip gizi seimbang, yaitu mengonsumsi aneka ragam
pangan yang kaya akan protein seperti daging merah, telur, hati ayam, ikan,
sayuran hijau, zat besi, kalsium,; membiasakan perilaku hidup sehat;
melakukan aktifitas fisik; memantau Berat Badan secara normal.

19
Evaluasi: Nn. J bersedia mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
b. Menganjurkan Nn. J untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 1 jam/hari
dan malam hari 7-8 jam/hari.
Evaluasi: ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
c. Menganjurkan Nn. J untuk melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin (Hb)
ke fasilitas pelayanan terdekat
Evaluasi: Nn. J bersedia melakukan pemeriksaan kadar Hb ke fasilitas
pelayanan terdekat

B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan sebagai tambahan referensi sehingga dapat memberikan
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia
2. Bagi responden
Diharapkan dapat mengerti tentang anemia, cara pencegahannya dan cara
mengatasi anemia.
3. Untuk profesi Bidan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori
yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenangnya sebagai
bidan yang telah ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien.

20
DAFTAR PUSTAKA
Aisyaroh, N. 2015. Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang: FIK Unissula Pertiwi, K.
2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Permasalahannya.
Yogyakarta: FMIPA UNY
Purwoastuti, and Elisabeth. 2015. Periaku Dan Soft Skills Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka baru press.
Sarwono. 2015. Psikologi Remaja revisi 2015. Jakarta: Rajawali Pers
Winarti, Eko. 2017. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Wustha,Flora, Rina. (2017). Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas
Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di SMA Negeri Binsus 9
Manado, e-journal keperawatan, Vol.5(1).
Yustina, I, 2007, Pemahaman Keluarga Tentang Kesehatan Reproduksi, PustakaBangsa
Press : Medan

21
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA
DAN PERIMENOPUSE

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023

22
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” DENGAN PERIMENOPAUSE

Tanggal : 16 February 2023 Pukul : 08.00 WIB


Subyektif
 Biodata
Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. U
Umur : 48 tahun Umur : 52 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaa : PNS
Alamat : Jl.Sei Silau Timur
2. Alasan Kunjungan
Ibu datang karena ingin memeriksakan kesehatannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengeluh akhir- akhir ini dirinya sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit
menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur dan dirinya menyatakan bahwa sudah tidak
mendapatkan haid sejak tiga bulan yang lalu.

Obyektif

1. Status Emosional : Baik


2. Keadaan Umum
a. Tanda-tanda Vital
-Tekanan Darah : 130/80 mmHg
-Suhu : 36,50C
-Nadi : 81x/m
-Respirasi : 21x/m
b. BB : 60kg
c. TB : 160cm
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala :Tidak nampak adanya benjolan abnormal, rambut hitam dan lurus tidak
nampak ada ketombe

23
- Leher :Tidak nampak adanya pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
- Muka :Nampak kerut kerut tipis, tidak nampak odeme
- Mata :Skelera tidak nampak ikterus, konjungtiva tidak pucat
- Hidung :Tidak nampak pernafasan cuping hidug dan tidak terlihat ada polif
- Mulut :Gigi tidak ada cariaes, dan bagian gigi belakang berlubang
- Bibir :Tidak nampak pucat
- Telinga :Nampak simetris, tidak nampak adanya keluar cairan abnormal
- Dada :Tidak nampak benjolan abnormal
- Payudara :Tidak nampak adanya benjolan abnormal
- Tulang belakang : Lordosis
- Ekstremitas : Tidak nampak adanya odeme dan varises
b. Palpasi
- Leher :Tidak teraba adanya benjolan abnormal
- Dada :Tidak teraba adanya benjolan abnormal
- Payudara :Tidak teraba adanya benjolan abnormal
- Ekstremitas:Tidak ada odeme
c. Auskultasi
- Jantung :Bunyi mur mur
- Paru- paru :Tidak ada bunyi wheezing
d. Perkusi
- Cek Ginjal :Tidak ada nyeri ketuk
4. Pemeriksaan penunjang
- Hb : 12,6 gr%

Assesment
Diagnosa: Ibu usia 48 tahun dengan perimenopause.
DS : akhir- akhir ini dirinya sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan
kencing, rasa panas dan sulit tidur dan dirinya menyatakan bahwa sudah tidak mendapatkan haid sejak
tiga bulan yang lalu.
DO : Status Emosional : Baik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis

Tanda-tanda Vital

24
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Suhu : 37,50C
- Nadi : 81x/m
- Respirasi : 21x/m
Pentalaksanaan
 Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini kesehatannya baik.
 Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup kurang lebih 8- 9 jam/ hari dan jangan terlalu banyak
bekerja yang menyebabkan kelelahan.

3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi,
berlemak rendah dan berkadar gula rendah, seperti: sayuran yang masak dengan cara di
rebus, perbanyak makan buah- buahan, dan memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai
yaitu tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein seperti kopi, agar
hati dan sistem kardiovaskular terpelihara kesihatannya dan membantu untuk mengurangi
risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti minuman dengan pilihan yang lebih
sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
4. Menganjurkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri seperti menjaga kebersihan vulva
dengan membersihkan saat mandi setelah BAK dan BAB, rajin mengganti pakaian dalam
saat lembab agar kebersihan vulva selalu terjaga dari perkembangan bakteri yang
merugikan yang bisa menyebabkan gangguan kewanitaan.
5. Memberitahukan ibu tentang gejala menopause, yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid.
b. Gejolak rasa panas.
c. Perubahan kulit.
d. Keringat dimalam hari.
e. Sulit tidur.
f. Perubahan pada mulut.
g. Kerapuhan tulang.
h. Penyakit.
6. Memberitahukan penanganan yang dapat dilakukan, seperti: melakukan kolaborasi
dengan Dr. spesialis untuk melakukan Penanganan yang dapat dilakukan dengan beberapa
usaha antara lain :
a.Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu (pengobatan simptomatis). Pengobatan
simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit kepala, jantung berdebar, tekanan
darah yang tinggi dan lain sebagainya. Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan
dengan pengobatan spesifik yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan

25
untuk menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan dikeluhkan
kembali bila obat yang diberikan habis.
b.Penggantian hormon yang kurang atau hilang (Hormon Replacement Terapi=HRT).
Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk
penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit jantung dan stroke dalam keluarga,
kegemukan, tekanan darah tinggi dan wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini).
Ada keuntungan pemberian HRT antara lain :
a) Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu dapat hilang dengan
pengobatan estrogen
b) Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10 tahun atau kadang-
kadang seumur hidup.
c) Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan massa tulang dan
osteoporosis.
d) Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya infeksi saluran
kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
e) Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
f) Pengobatan supportif (pengobatan tambahan), misalnya Olah raga dan diet). Pengobatan
supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat.. Berhenti merokok akan sangat
membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk
menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup
mengandung banyak kalsium.

26
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN KEPUTIHAN

Tanggal : 15 januari 2023 Pukul : 13.30 WIB


Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Nn.I
Umur : 17 tahun
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl.Sei Silau Timur
Alasan Masuk
Nn. I mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau dan kulit vagina kemerahan
selama 1 minggu.
2. Riwayat Menstruasi
- Menarche : + 13 tahun
- Siklus Haid : 28 hari
- Lamanya : 7 hari
- Sifat Darah : Encer
- Keluhan : tidak ada
- Keputihan : ada, gatal dan berbau
3. Riwayat Perkawinan
Nn. I mengatakan belum menikah.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Nn.I mengatakan belum pernah melahirkan.
5. Riwayat KB
Nn.I mengatakan belum pernah ber –KB.

27
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
0
S : 36,5 C R : 22x/ menit
BB : 55 kg TB : 158 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+

d. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
e. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
f. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
g. Inspekulo : Tidak dilakukan

28
h. Pemeriksaan penunjang
- Laborat :-
- USG :-
- Rontgent : -
- Lain – lain :-

Assesment
Diagnosa : Nn. I umur 17 tahun dengan keputihan
Subyektif : Nn. I mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau dan kulit vagina
kemerahan selama 1 minggu.
Obyektif :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
0
S : 36,5 C R : 22x/ menit
BB : 55 kg TB : 158 cm
d. Perut : tidak ada pembesaran
e. PPV : cairan putih, kental, berbau
f. Kulit : kemaluan kemerahan, tanda chadwick tidak ada.

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi keputihan.
2. Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah genetalis.
3. Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti
celana dalam setiap 2 x/hari
5. Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina..

29
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN KEPUTIHAN

Tanggal : 17 Januari 2023 Pukul : 13.30 WIB


Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Nn.L
Umur : 22 tahun
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Guru TK
Alamat : Jl.Sei Silau Timur
Alasan Masuk
Nn. L mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau selama 5 hari.
2. Riwayat Menstruasi
- Menarche : + 13 tahun
- Siklus Haid : 28 hari
- Lamanya : 7 hari
- Sifat Darah : Encer
- Keluhan : tidak ada
- Keputihan : ada, gatal dan berbau
3. Riwayat Perkawinan
Nn. L mengatakan belum menikah.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Nn.L mengatakan belum pernah melahirkan.
5. Riwayat KB
Nn.L mengatakan belum pernah ber –KB.

30
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/ menit
S : 36,80C R : 22x/ menit
BB : 61 kg TB : 161 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+

e. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
f. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
g. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
h. Inspekulo : Tidak dilakuka
i. Pemeriksaan penunjang
- Laborat :-

31
- USG :-
- Rontgent : -
- Lain – lain :-

Assesment
Diagnosa : Nn. L umur 22 tahun dengan keputihan
Subyektif
Nn. L mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau dan kulit vagina kemerahan selama 5
hari.
Obyektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/ menit
S : 36,80C R : 22x/ menit
BB : 61 kg TB : 160 cm
d. Perut : tidak ada pembesaran
e. PPV : cairan putih, kental, berbau
f. Kulit : kemaluan kemerahan, tanda chadwick tidak ada.

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi keputihan.
2. Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah genetalis.
3. Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti
celana dalam setiap 2 x/hari
4. Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina..

32
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN KEPUTIHAN

Tanggal : 16 Januari 2023 Pukul : 20.30 WIB


Subyektif
 Identitas Pasien
Nama : Nn.W
Umur : 16 tahun
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl.Sei Silau Timur
Alasan Masuk
Nn. W mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau selama 8 hari
 Riwayat Menstruasi
- Menarche : + 14 tahun
- Siklus Haid : 28 hari
- Lamanya : 5 hari
- Sifat Darah : Encer
- Keluhan : tidak ada
- Keputihan : ada, gatal dan berbau
4. Riwayat Perkawinan
Nn. W mengatakan belum menikah.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Nn.W mengatakan belum pernah melahirkan.
6. Riwayat KB
Nn.I mengatakan belum pernah ber –KB.

33
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 81 x/ menit
S : 37 0C R : 22x/ menit
BB : 53 kg TB : 159 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+

d. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
e. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
f. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
g. Inspekulo : Tidak dilakuka
Assesment
Diagnosa : Nn. W umur 16 tahun dengan keputihan

34
Subyektif : Nn. W mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau selama 8 hari
Obyektif :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 81 x/ menit
0
S : 37 C R : 22x/ menit
BB : 53 kg TB : 159 cm
d. Perut : tidak ada pembesaran
e. PPV : cairan putih, kental, berbau
f. Kulit : kemaluan kemerahan, tanda chadwick tidak ada.

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi keputihan.
2. Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah genetalis.
3. Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti
celana dalam setiap 2 x/hari
5. Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina..

35
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA

Tanggal : 20 maret 2023 Pukul : 10.30 WIB


Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Nn.A
Umur : 18 tahun
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : jl.Sei Silau Timur
Alasan Masuk
Nn. A mengatakan nyeri pada bagian perut saat haid
2. Riwayat Menstruasi
- Menarche : + 13 tahun
- Siklus Haid : 28 hari
- Lamanya : 7 hari
- Sifat Darah : Encer
- Keluhan : tidak ada
- Keputihan : tidak ada
3. Riwayat Perkawinan
Nn. A mengatakan belum menikah.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Nn.A mengatakan belum pernah melahirkan.
5. Riwayat KB
Nn.A mengatakan belum pernah ber –KB.

36
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
0
S : 36,5 C R : 22x/ menit
BB : 60 kg TB : 162 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+

e. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
f. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
g. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
h. Inspekulo : Tidak dilakukan
i. Pemeriksaan penunjang

37
HB : 12 gl/dl
Assesment
Diagnosa : Nn. A umur 18 tahun dengan keputihan
Subyektif : Nn. A mengatakan mengalami nyeri hebat di bagian bawa perut saat menstruasi.
Obyektif :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
S : 36,50C R : 22x/ menit
BB : 60 kg TB : 162 cm.

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi dismenorea
2. Memberi tahu pasien untuk banyak mengkomsumsi air mineral dan banyak makan makan
sayuran
3. Beritahu pasien untuk tidak terlalu sering makanan cepat saji.
4. Menganjurkan pasien untuk lebih rajin berolahraga.

38
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
BERENCANA PADA NY ”M” AKSEPTOR LAMA
DEPO PROGESTIN DENGAN AMENORHEA
DI KLINIK SARI RAMADAN

DISUSUN OLEH :

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA

LUBUK PAKAM

2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam

Disusun oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

Pembimbing Praktik I Pembimbing Praktik II

Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb Dr.Ronal Setiawan Sinaga


NIK.02.11.03.03.1987

Lubuk Pakam,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb


NIK. 02.15.24.02.1990
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja
tentang“ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
PADA NY.M ASEPTOR LAMA DEPO PROGESTIN DENGAN
AMENORHEA DI KLINIK SARI RAMADAN”.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat


masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril
maupun materi, oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa
terima kasih yang terhormat kepada :

1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan


Medistra Lubuk Pakam.

2. Rahmad Gurusinga S.kep, Ns M.kep, selaku Rektor Institut Kesehatan


Medistra Lubuk Pakam.

3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Keb, selaku Dekan Fakultas


Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan Program Profesi Instittut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.

6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik).

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas


terselesainya laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca.
Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Amin

Lubuk Pakam, 20 Maret 2023

Penulis
viii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
ABSTRAK............................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 9
D. Metode Penulisan ..................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 13
A. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana ........................................... 13
1. Pengertian Tentang Keluarga Berencana ................................................ 13
2. Pengertian Kontrasepsi ........................................................................... 14
3. Tujuan Kontrasepsi ................................................................................ 14
4. Jenis – Jenis Kontrasepsi ........................................................................ 15
B. Tinjauan Tentang Kontrasepsi Suntikan Depoprogestin ............................. 19
1. Pengertian Tentang Kontrasepsi Suntikan Depoprogestin .......................... 20
2. Macam-Macam Kontrasepsi Suntikan ....................................................... 20
3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin............................ 20
4. Kontra Indikasi Suntikan ........................................................................... 21
5. Keuntungan Dan Kerugian ........................................................................ 21
6. Cara Penggunaan....................................................................................... 22
7. Waktu Pemberian Suntikan DMPA ........................................................... 23
8. Efek Samping ............................................................................................ 24
9. Penanganan Komplikasi ............................................................................ 24
C. Tinjauan Khusus tentang Amenorhea Akibat Efek Samping Kontrasepsi

Suntikan Depo Progestin ............................................................................ 27

D. Tinjauan Manajemen Kebidanan ................................................................ 28

E. Pendokumentasian Hasil Asuhan ............................................................... 31

F. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Menurut Pandangan Islam .............. 33

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 78


A. Kesimpulan ............................................................................................ 78
B. Saran ...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Paradigma baru program keluarga berencana nasional telah diubah

visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun

2015”. Program Keluarga Berencana (KB) salah satu kebijakan

kependudukan yang sangat populer dalam bidang kelahiran (fertilitas).

Menurut Sulistyawati (2012), program KB bertujuan untuk memenuhi

permintaan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas serta

mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan

kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Penentuan

jarak kehamilan salah satu cara untuk mengendalikan angka kelahiran,

menentukan berapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan yang

satu dengan yang lain (Mustikawati, 2015: 16).

Berdasarkan pandangan dari World Health Organisation (WHO)

tahun 1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau

mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi adalah

upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat

sementara, dapat pula bersifat permanen.


Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi

fertilitas (Sundari, 2016: 9).

World Health Organization (WHO) tahun 2014 penggunaan

kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan

Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna

kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari tahun 1990 sampai

tahun 2014, mengalami peningkatan dari 54% menjadi 57,4% pada tahun

2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan

penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun

terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari

60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari

66,7% menjadi 67,0% (WHO, 2014).

Adapun data yang diperoleh dari Depkes cakupan peserta KB baru

dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961

(16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB

sebanyak 1.951.252 (25,14%),kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implan

sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 555.241

(7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), Metode

Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%). Sedangkan peserta KB aktif

sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,07%), MOW

sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implant

sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%),

suntikan sebanyak 16.734.917 (47,54%), dan pil KB sebanyak 8.300.362

(29,58%).
Data Depkes RI tahun 2014 Sulawesi Selatan peserta KB baru,

presentase metode kontrasepsi yang terbanyak digunakan adalah suntikan,

yakni sebesar 50,60%. Metode terbanyak kedua adalah pil 28,87 %. Metode

yang paling sedikit dipilih oleh para peserta KB baru adalah Metode Operasi

Pria (MOP) sebanyak 0,14%, kemudian Metode Operasi Wanita (MOW)

sebanyak 0,65% dan kondom 8,06%. Adapun metode kontrasepsi yang paling

banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (51,44%) dan

terbanyak kedua adalah pil (29,99). Sedangkan metode kontrasepsi yang

paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah Metode Operasi Pria

(MOP) yakni sebanyak 0,11% kemudian lainnya sebanyak 0,01 (Depkes RI,

2014: 83-84).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2013 Jumlah

keseluruhan peserta KB baru di Makssar sebanayak 54,043 atau 115.43%

sedangakn jumlah peserta KB aktif sebanyak 113,654 atau 242.75%. Jumlah

keseluruhan peserta KB MKJP sebanyak 27,390 atau 24.10% IUD 10,803

atau 9.51%, MOP sebanyak 628 atau 0.55%, MOW sebanyak 4,270 atau

3.76%, Implant sebanyak 11,689 atau 10.28% dan jumlah keseluruhan non

MKJP sebanyak 86,264 atau 75.90% yaitu kondom sebanyak 4,160 atau

3.66%, suntik sebanyak 48,989 atau 43.10%, pil sebanyak 33,115 atau

29.14% (Dinkes, 2014)

Faktor-faktor dalam menentukan jarak kehamilan pada saat

merencanakan kehamilan yang harus dihindari yaitu: terlalu tua pada saat

melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun),

terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).

Komplikasi yang biasa terjadi jika terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering

hamil, yaitu perdarahan.


trimester III, plasenta previa, anemia, Ketuban Pecah Dini (KPD),

endometriosis masa nifas, kematian saat melahirkan, kehamilan dengan jarak

yang terlalu jauh dapat menimbulkan resiko tinggi seperti persalinan lama,

dan jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan sibling rivaly (Riestya,

2016: 48).

Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama

diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain,

misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya

kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak perempuan mengalami kesulitan di

dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya

metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidak tahuan mereka tentang

persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Prihatin & lisa, 2015:

30).

Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru

lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

berkembang. sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal

yang berkaitan kehamilan (Firdayanti, 2012: 11). Berdasarkan visi dan misi

tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai konstribusi

penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi

pelaksanaan program keluarga berencana nasional tersebut dapat dilihat dari

pelaksanaan program Making Prengnancy Safer dimana pesan kunci program

ini adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang

diinginkan (Hartanto, 2010: 45).

Berbagai macam kontrasepsi terdiri dari metode nonhormonal,

hormonal, mekanis dan kontrasepsi mantap. Kontrasepsi nonhormonal

meliputi metode kalender, suhu basal, lendir serviks, simpto, coitus

interuptus, kondom, barrier, metode hormonal, yaitu kontrasepsi pil, Suntik,


implant, kontrasepsi mekanis yaitu IUD, sedangkan kontrasepsi mantap yaitu

tubektomi dan vasektomi (Siti dan Mega, 2013:1)

KB suntik juga mempunyai banyak efek samping seperti peningkatan

berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping seperti ini

tidak berbahaya dan cepat hilang. Pemberian kontrasepsi suntikan juga sering

menimbulkan gangguan haid seperti spotting dan amenorhea. Amenorhea

adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita amenorhea

sendiri terbagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorhea

primer, yang menurut definisinya adalah kegagalan mencapai menarche,

seringkali merupakan hasil penyimpangan kromosom yang menyebabkan

insufisiensi ovarium primer (misalnya, sindrom Turner) atau kelainan

anatomis (misalnya agenesis Müllerian). Amenorhea sekunder didefinisikan

sebagai penghentian menstruasi reguler selama tiga bulan atau penghentian

menstruasi tidak teratur selama enam bulan (Klein, AD, 2013:1)

Suntik depo progestin dengan gangguan haid berupa amenorhea

disebabkan oleh progesteron dalam komponen Depo Medroksi Progesteron

Asetat (DMPA) menekan Luteinizing Hormone (LH). Meningkatnya DMPA

dalam darah akan menghambat LH , perkembangan folikel dan ovulasi

selama beberapa bulan. Selain itu, DMPA juga mempengaruhi penurunan

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) dari hipotalamus yang

menyebabkan pelepasan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormone (LH) dari hipofisis anterior berkurang. Penurunan FSH akan

menghambat perkembangan folikel sehingga tidak terjadinya ovulasi atau

pembuahan. Pada pemakaian DMPA menyebabkan


endometrium menjadi lebih dangkal dan atropis dengan kelenjar- kelenjar

yang tidak aktif sehingga membuat endometrium menjadi kurang baik atau

tidak layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi (Riyanti, 2011: 8).

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari hasil temuan di Puskesmas

Jumpandang Baru Makassar tahun 2016 sejumlah 1870 akseptor dengan 1613

akseptor lama (86,2%), yang menggunakan suntikan sebanyak 1058 akseptor

(56,6%), Pil 447 akseptor (23,9%), Implant 61 akseptor (3,26%), IUD 27

akseptor (1,44%) dan Kondom 20 akseptor (1,1%). Akseptor Baru 257

akseptor (13,7%), yang menggunakan suntikan sebanyak 122 akseptor

(6,5%), Pil 1 akseptor (0,05%), Implant 97 akseptor (5,18%), IUD 35

akseptor (1,87%), dan Kondom 2 akseptor (0,1). Dan akseptor suntik 3 bulan

depo progestin yang mengalami amenorhea sebanyak 535 akseptor (75,1%)

dan 177 akseptor (24.8%) mengalami spotting.

Dari data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian tentang “Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada

Klien Akseptor Depo Progestin Dengan Amenorhea Di Klinik Sari Ramadan

Tahun 2023”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah

penelitian ini sebagai berikut “Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga

Berencana Pada Ny "M" Akseptor Lama Depo Progestin Dengan Amenorhea

di Klinik Sari Ramadan".


C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dilakukannya asuhan secara komprehensif pada klien akseptor lama depo

Progestin dengan amenorhea.

2. Tujuan Khusus

a. Dilakukannya pengumpulan data pada klien akseptor suntikan depo progestin

dengan amenorhea.

b. Dilakukannya identifikasi diagnosa / masalah aktual pada klien akseptor

suntikan depo progestin dengan amenorhea.

c. Diidentifikasinya diagnosa / masalah potensial pada klien akseptor suntikan

depo progestin dengan amenorhea.

d. Ditetapkannya kebutuhan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi, dan rujukan

pada klien akseptor suntikan depo progestin dengan amenorhea.

e. Diperolehnya pengalaman nyata dengan merencanakan tindakan asuhan

kebidanan pada klien akseptor suntikan depo progestin dengan amenorrhea.

f. Disusunnya rencana asuhan pada klien akseptor suntikan depo progestin

dengan amenorrhea.

g. Dilakukannya asuhan pada klien akseptor suntikan depo progestin dengan

amenorhea.

h. Dilakukannya evaluasi hasil asuhan pada klien akseptor suntikan depo

progestin dengan amenorrhea

i. Dilakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada klien suntik depo

progestin dengan amenorhea di Klinik Sari Ramadan.


j. Dilakukannya pengintegrasian nilai ke Islaman berdasarkan teori

dan penerapannya pada manajemen kasus ini.

D. Manfaat penulisan

1. Manfaat praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan

program, baik di departemen kesehatan Makassar maupun pihak di Klinik

Sari Ramadan dalam menyusun perencanaan pelaksanaan dan evaluasi

program keluarga berencana.

2. Manfaat ilmiah

Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan

bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

3. Manfaat institusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan Mahasiswi

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan pada klien suntik depo progestin dengan amenorhe.

4. Manfaat bagi penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga yang dapat meningkatkan dan

menambah wawasan tentang keluarga berencana.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana

1. Pengertian Tentang Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha suami istri untuk

mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan (purwoastuti, 2015: 182),

menurut Abu Bakar Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran

anak, jarak dan usia ideal melahirkan dan mengatur kehamilan melalui

promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas (Abu bakar, 2014: 15), sedangkan

menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan

keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Setyorini, 2014: 35), sedangkan sumber

lain mengemukakan Menurut WHO (Expert committe, 1970), tindakan yang

membantu individu/pasutri untuk mendapatkan objektif- objektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, dan menentukan jumlah

anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2012: 13)


2. Pengertian Kontrasepsi

Menurut Firdayanti, 2012 kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang

berarti mencegah atau melawan dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara sel

telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Secara

singkat Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya ini yang dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen

(Firdayanti, 2012: 40). Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan

Kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap

individu sebagai mahluk seksual (Biran Affandi, 2013: U-46). Sedangkan

menurut Abu bakar Pengaturan Kehamilan adalah upaya untuk membantu

pasangan suami istri (pasutri) untuk melahirkan pada usia yang ideal,

memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan

menggunakan cara ,alat dan obat kontrasepsi (Bakar, 2014: 35).

3. Tujuan Kontrasepsi

a. Tujuan umum

Memberikan dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB

yaitu dihayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKBS)

(Firdayanti, 2012:41).

b. Tujuan khusus

Penurunan angka kelahiran guna mencapai tujuan. Dikategorikan

dalam 3 fase untuk mencapai pelayanan tersebut yaitu:


1) Fase menunda/mencegah kehamilan, dimana pada fase menunda ini ditujukan

pada pasangan usia subur dengan istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk

menunda kehamilannya

2) Fase menjarangkan kehamilan, dimana pada periode usia istri antara 20-35

tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah

anak 2 orang dan jarak antara kehamilan 2-4 tahun, ini dikenal dengan catur

warga.

3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan, dimana periode ini

umur istri diatas 30 tahun terutama 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan

setelah mempunyai 2 orang anak (Firdayanti, 2012:41-42).

4. Jenis-Jenis Kontrasepsi

a. Metode Sederhana

1) Metode pantang berkala

Prinsip pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur

istri, untuk menentukan masa subur istri dipakai 3 patokan yaitu:

a) Ovulasi terjadi 14 kurang 2 hari sebelum haid yang akan datang.

b) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi.

c) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.

Jadi jika kontrasepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-

kurangnya selama 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam

sesudah ovulasi terjadi (Sulistyawati, 2012: 50).


2) Metode suhu basal

Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24 jam

setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi dari pada suhu

sebelum ovulasi. Suhu basal dapat meningkat sebesar 0,2-0,5˚C ketika

ovulasi (Taufika, 2014: 51).

3) Metode lendir serviks

Metode lendir serviks dilakukan dengan wanita mengamati lendir serviksnya

setiap hari. Lendir serviks terlihat lengket dan jika direntangkan di antara

kedua jari akan putus menandakan lendir tidak subur, saat lendir serviks

meningkat menjadi jernih dan melar, apabila dipegang di antara dua jari,

lendir dapat diregangkan dengan mudah tanpa terputus, lendir ini

digambarkan terlihat seperti putih telur mentah disebut lendir subur (Everett,

2012: 43).

4) Metode coitus interuptus

Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma

tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah (Sulistiawati,

2012:56)

5) Metode Amenorhea laktasi (MAL)

Metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu

(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan

makanan dan minuman lainnya (Endang, 2015: 203).


6) Kondom

Jenis kontrasepsi menggunakan alat untuk mencegah kehamilan dan infeksi

penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk kedalam

vagina (Purwoastuti, 2015: 205).

b. Metode modern

1) Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya ovulasi dimana bahan bakunya mengandung preparat

estrogen dan progesteron. Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal 3

macam kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi Oral (Pil), suntikan, dan

kontrasepsi implant (Affandi, 2013:MK-28).

a) Pil KB

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen dan

progesteron) ataupu juga hanya berisi progesteron saja. Pil kontrasepsi

bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya

penebalan dinding rahim.

(1) Pil kombinasi

Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir serviks mengental sehingga

sulit dilalui oleh sperma, pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi

telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Jenis-jenis pil kombinasi antara

lain; monofasik, bifasik, trifasik (Affandi, 2013: MK-31).


(2) Pil progestin

Adalah pil yang mengandung progesteron dan disiapkan untuk ibu yang

menyusui (Affandi, 2013: MK-50).

b) Suntik

(1) Suntik kombinasi

Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi progesteron Asetat dan

5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M (intramuskular). sebulan

sekali, dan 50 mg noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol valerat yang

diberikan injeksi I.M.(intramuskular) sebulan sekali

(2) Suntik progestin

Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang mengandung progestin yaitu Depo

Medroksi progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M dan Depo noretisteron

Enanta (/Depo noristeran), yang mengandung 200 mg noretindron Enantan,

diberikan setiap 2 bulan dengan cara suntik I.M (Affandi, 2013: MK-43).

c) Implant/susuk

(1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berrongga dengan panjang 3,4

cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogo dengan lama kerja tig tahun.

(2) Jadena dan indoplant, terdiri dari dua batang silastik lembut berongga dengan

panjang 4,3 cm ber diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonogestrel dengan lama

kerja 3 tahun.
(3) Implano, terdiri dari satu batang silastik lembut dengan berongga dengan

panjang kira-kira 4,0 cm diameter 2 mm, berisi 68 mg ketodesogestrel dengan

lama kerja 3 tahun (Sulistyawati, 2012: 81).

2) Mekanis

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang

dimasukkan didalam rahim untuk menghambat kemampuan sperma untuk

masuk ke tuba falopi (Affandi, 2013: MK-80).

c. Metode mantap

1) Tubektomi

Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)

seorang perempuan secara permanen dengan mengoklusi tuba fallopi

mengikat dan memotong atau memasang cincin sehingga sperma tidak dapat

bertemu dengan ovum.

2) Vasektomi

Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan

jalan melakukan okulasi vans deference sehingga alat transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi

(Firdayanti, 2012: 100).

B. Tinjauan tentang kontrasepsi suntikan Depo Progestin

1. Pengertian kontrasepsi suntikan Depo Progestin

KB suntik 3 bulan yaitu salah satu jenis kontrasepsi suntik yang hanya

mengandung hormon progesterone / progestin yang di suntkkan setiap 3

bulan sekali. Mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat

(DMPA) yang diberikan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong)
(Sulistyawati, 2012: 75), sedangkan Menurut BKKBN, 2002 kontrasepsi suntik

adalah metode kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan

yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat

kelangsungan pemakai relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah

bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (Siti dan Mega, 2013: 93)

2. Macam-macam kontrasepsi suntikan

KB suntik depo progestin terdiri atas dua jenis yaitu Depo Medroksi

Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan

setiap

3 bulan dengan cara disuntik Intra Muskuler (di daerah bokong), dan Depo

Noretisteron Enontat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg

Noretindron Erontat, diberi setiap 2 bulan dengan cara disuntik Intra

muskuler (Affandi, 2013: MK-43).

3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin

Menekan ovulasi, kadar progestin di dalam sirkulasi cukup tinggi

sehingga kadar FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing

Hormone) menurun dan tidak terjadi lonjakan LH. Pada keadaan normal

terjadi puncak sekresi LH pada pertengahan siklus sehingga menyebabkan

pelepasan ovum dari folikel. Sedangkan dengan kadar LH yang menurun

maka tidak akan terjadi lonjakan folikel dan produksi sel telur akan berkurang

sehingga menyebabkan tidak terjadinya pelepasan ovum dari folikel dan

menyebabkan tidak terjadi ovulasi. Perubahan pada endometrium (atrofi) dan

selaput rahim tipis, hormon progesteron mengganggu perubahan fisiologis

endometrium yaitu mengganggukadar puncak FSH dan LH sehingga

meskipun terjadi produksi progesteron yang berasal dari korpus luteum

menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atrofi sehingga

menyebabkan penghambatan dari implantasi.

Lendir serviks yang kental, Kontrasepsi suntik depo progestin bekerja


menghambat terjadinya pembuahan dengan cara menghalangi naiknya

sperma ke dalam kavum uteri dengan membuat lender serviks menjadi kental

sehingga sperma tidak mampu untuk menembus serviks dan pembuahan tidak

akan terjadi. Menghambat transportasi gamet/ovum oleh tuba, kontrasepsi

kontrasepsi suntik progestin menyebabkan perubahan peristaltic tuba fallopi

sehingga pergerakan gamet dihambat dan konsepsi (pertemuan antara sel

telur dan sperma) akan dihambat maka kemungkinan terjadinya perubahan

kecil. Luteulisis Pemberian jangka panjang progesterone dapat menyebabkan

fungsi luteum yang tidak adekuat pada siklus haid yang mempunyai ovulasi

(Firdayanti, 2012: 102-103).

4. Kontra Indikasi Suntikan

Kontra indikasi dari suntikan depo progestin diantaranya yaitu hamil

atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran),

perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima

terjadinya gangguan haid, terutama amenorhea, menderita penyakit kanker

payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes melitus disertai komplikasi

(Affandi, 2013: MK-52).

5. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan suntikan Depo Progestin yaitu sangat efektif, pencegahan

kehamilan jangka panjang, tidak terpengaruh pada hubungan suami istri,

tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu

menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35

tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan

kehamilan ektopik, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul,

menurunkan krisis anemia bulan sabit. sedangkan kerugian/keterbatasan

suntik depo progestin yaitu gangguan siklus haid, haid memendek atau

memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting atau tidak haid

sama sekali, tidak dapat diberhentikan sewaktu-waktu, permasalahan berat


badan efek yang paling sering, terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentian pemakaian, terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan

jangka panjang, pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan

kepadatan tulang (densitas), pada penggunaan jangka pangjang dapat

menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,

sakit kepala, nervositas, dan jerawat (Rahma, 2012: 182).

6. Cara penggunaan

Penggunaan suntik depo progestin yaitu kontrasepsi suntikan DMPA

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular di daerah

bokong. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi

suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan

setiap 90 hari atau injeksi diberikan setiap 12 minggu. selanjutnya bersihkan

kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh

etil/isopropyl alkohol 60-90%, biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah

kulit kering baru disuntik, kocok dengan baik, hindarkan terjadinya

gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.

Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya

dengan menghangatkanya (Affandi, 2013: MK-47).

7. Waktu Pemberian Suntikan DMPA

Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil, Mulai

hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid, ibu yang tidak haid, injeksi

pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil,

selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal (pil) dapat diberikan

selama ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tanpa

menunggu haid yang akan datang. Ibu menggunakan kontrasepsi jenis lain,

jenis suntikan dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasespi suntikan 3

bulan, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasespsi suntikan yang sebelumnya, ibu yang menggunakan kontrasepsi

non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal,

suntikan pertama kontrasepsi hormonal dapat segera diberikan asal tidak

hamil, bila ibu disuntik setelah hari ke tujuh haid, ibu tersebut selama tujuh

hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual, ibu ingin

mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama diberikan

pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid, atau dapat diberikan

setiap saat setelah hari ke tujuh siklus haid, asal saja ibu yakin ibu tidak

dalam kondisi hamil, ibu tidak hamil atau ibu dengan pendarahan tidak

teratur, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut

tidak hamil, dan selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual (Affandi, 2013: MK-45).

8. Efek Samping

Efek samping dari suntikan depo progestin yaitu gangguan haid

seperti amenorhea yaitu tidak datang minimal 3 bulan berturut-turut yang

dipengaruhi kandungan hormon progesteron dalam suntikan, yang

menghambat terjadinya ovulasi, selanjutnya spotting yaitu bercak-bercak

perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi

suntikan kemudian metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

(Affandi, 2013: MK-48), perubahan berat badan, biasanya berat badan

bertambah atau turun beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah

pemakaian suntik KB, sakit kepala rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi

pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Insiden sakit

kepala adalah sama pada DMPA maupun NET-EN dan terjadi pada kurang

dari 1-17% akseptor disebabkan peningkatan hormon progesteron yang

mempengaruhi peredaran darah (plasma) termasuk pembuluh darah yang

menuju ke kepala (saraf) sehingga menyebabkan gangguan sakit kepala (Ayu,

dkk, 2012: 171). Hematoma bengkak pada daerah suntikan dan berwarna

kebiruan disertai rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan dibawah
kulit dan bisa juga akibat pemakaian spoit yang berulang atau kesalahan

tehnik penyuntikan (Marfuah, 2012).

Penanganan Komplikasi

a. Gangguan haid

1. Amenorhea

a) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

1) Jelaskan sebab terjadinya

2) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian diri,

bersifat sementara dan individu

3) Menganjurkan ibu agar tetap memakai suntikan (Firdayanti, 2012:107).

b) Tindakan medis

1) Tindakan dilakukan yaitu dengan memberikan konseling pada akseptor depo

provera/depo progestin.

2) Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut, suntikan jangan

dilanjutkan. anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi lain.

Diberikan pil KB 3x1 tablet dari hari III, 1x1 tablet mulai dari hari IV selama

4-5 hari (Firdayanti, 2012:107).

2) Spotting

a) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini

bukanlah masalah serius, dan biaanya tidak memerlukan pengobatan. Bila

klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan

suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan.

b) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen

(sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat jenis lain. Jelaskan bahwa

selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila

terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan


pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari 3-7 hari dilanjutkan dengan

1 siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25

mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari (Affandi, 2013: MK-48).

a. Meningkatnya/menurunnya Berat Badan

Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat

saja terjadi.Perhatiakn diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.

Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode

kontrasepsi lain (Affandi, 2013: MK-48).

b. Sakit kepala

1) Konseling

Menjelaskan pada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi

jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara. Rasa berputar atau sakit kepala

yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau 4 keseluruhan dari bagian kepala

disebabkan peningkatan hormon progesteron yang mempengaruhi peredaran

darah (plasma) termasuk pembuluh darah yang menuju ke kepala (saraf)

sehingga menyebabkan gangguan sakit kepala.

2) Pengobatan

Pemberian asam mefenamat 500 mg 3x1 untuk mengurangi keluhan

(Qadariyah 2012: 23).

c. Hematoma

1) Konseling

Menjelaskan kepada calon akseptor bahwa pada daerah suntikan dapat terjadi

bengkak dan berwarna kebiruan disertai rasa nyeri pada daerah suntikan

akibat perdarahan dibawah kulit dan bisa juga akibat pemakaian spoit yang

berulang atau kesalahan tehnik penyuntikan (Marfuah, 2012).


2) Pengobatan

Kompres dingin di daerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah

menjadi kompres hangat hingga warna biru/kuning menjadi hilang (Marfuah,

2012). (Yeti, 2014).

C. Tinjauan Manajemen Kebidanan

1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari

pengkajian, analisa data, diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi (Qadariyah, 2012: 24). Proses manajemen terdiri dari 7 langkah

berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik.

2. Tahapan dalam manajemen asuhan kebidanan

Proses Manajeman 7 langkah Menurut Varney (2003), antara lain:

a. Langkah I : Identifikasi data dasar

Langkah ini mencakup kegiaan pengumpulan, pengolahan, analisis

data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini merupakan proses

berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan menghasilkan

rumusan masalah yang diderita oleh pasien atau klien.

Pada langkah ini dilakukan pengumpulan data melalui wawancara,

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan

klien secara lengkap, yaitu:

1). Data Subjektif

Menanyakan identitas, HPHT, Menanyakan keluhan, riwayat keluhan,

menanyakan riwayat kesehatan yang lalu, riwayat keluarga, riwayat

reproduksi, riwayat KB, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, data psikologi

dan spiritual.
2). Data Objektif

Dapat dilihat pada kartu akseptor dimana tercantum bahwa klien memakai

suntikan Depo Progestin, Pemeriksaan Umum, Pemeriksaan fisik secara

sistematis, Pemeriksaan Laboratorium.

b. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas

dasar data-data yang telah dikumpulkan, di interpretasikan sehingga

ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Pada kasus akseptor suntik depo progestin dengan amenorhea dapat

diteggakkan diagnosa dengan adanya hasil anamnesa dari klien yaitu berhenti

menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.

c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain, yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

di identifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat

bersiap- siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi

dilakukan asuhan yang aman. Masalah yang bisa timbul dari pemakaian

kontrasepsi suntikan depo progestin dengan amenorhea yaitu drop out.

d. Langkah IV : Penetapan Tindakan segera / Kolaborasi

Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Data

yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan

harus segera bertindak atau menyelamatkan klien. Terjadinya amenorhea

yang merupakan efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntikan jenis

depo progestin tidak memerlukan tindakan apapun.

e. Langkah V : Intervensi / Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan


Dikembangkan berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi

diagnosa dan problem serta data-data tambahan setelah data dasar. Rencana

tindakan komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta konseling

yang mantap.

Adapun tujuan keberhasilaan dalam asuhan yang diberikan kepada

klien adalah klien tetap menjadi akseptor KB dan ibu mengerti tentang

amenorhea yang terjadi. Adapun kriteria keberhasilan yang diberikan pada

klien adalah klien mengerti tentang efek samping dari suntikan depo

progestin yaitu amenorhea. Rencana asuhan yang diberikan yaitu jelaskan

tentang keuntungan dan keterbatasan suntik depo progestin, efek samping

depo progestin.

f. Langkah VI : Implementasi / Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa

aman klien. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun

bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus melakukan

implementasi yang efisien dengan melaksanakan yang telah direncanakan,

yaitu menjelaskan tentang keuntungan,keterbatasan, dan efek samping dari

suntik depo progestin.

g. Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini dievaluasi kefektifan asuhan yang telah diberikan,

apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam

diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat

dianggap efektif.
D. Pendokumentasian Hasil Asuhan

Metode empat pendokumentasian yang disebut SOAP ini dijadikan

proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Digunakan untuk

mendokumentasikan hasil klien dalam rekaman medis klien sebagai catatan

perkembangan kemajuan yaitu :

1. Subjektif (S)

Data atau fakta yang merupakan informasi yang termasuk biodata,

mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perjkawinan,

pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung

pada pasien atau dari keluarga kesehatan lainya. Keluhan yang dirasakan

klien, riwayat keluhan, sifat keluhan, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat ginekologi, dan riwayat

KB.

2. Objektif (O)

Dapat dilihat pada kartu akseptor dimana tercantum bahwa klien

memakai suntikan Depo Progestin.

a) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, dan

BB).Tekanan darah, kelebihan dan kekurangan berat badan dapat

mengganggu fungsi hormonal tubuh sehingga sering kali mengalami

amenorhea.

b) Pemeriksaan fisik secara sistematis

Inspeksi daerah wajah perhatikan ekspresi wajah ibu, palpasi pada

daerah leher untuk memastikan tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid, yang

dapat menyebabkan produksi prolaktin sehingga hormone yang bertanggung

jawab pada kesuburan wanita menjadi terganggu, akibatnya siklus menstruasi

menjadi terganggu.
c) Pemeriksaan Penunjang : tes kehamilan untuk memastikan tidak terjadi

kehamilan.

3. Assesment (A)

Merupakan keputusan yang ditegakan dari hasil perumusan masalah

yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut.

Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya

menanggulangi ancaman keselamatan pasien/klien.

4. Planning (P)

Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa

aman klien. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun

bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus melakukan

implementasi yang efisien dengan melaksanakan yang telah direncanakan,

yaitu menjelaskan tentang keuntungan, keterbatasan, dan efek samping dari

suntik depo progestin.

Pemantauan pada akseptor KB depo progestin dilakukan setiap bulan

selama 2 kali, pemeriksaan dilakukan mencakup penimbangan BB, TTV,

serta keluhan yang lain.


BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


PADA NY “M” AKSEPTOR LAMA DEPO PROGESTIN DENGAN
AMENORHEA DI KLINIK SARI RAMADAN
TANGGAL 15 MARET 2023

Tanggal Kunjungan : 15 Maret 2023 Jam : 10.15

Tanggal Pengkajian : 15 Maret 2023 Jam :10.20

Nama Pengkaji : Teti Sahriani

A. LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny “M” / Tn “K”

Umur : 33 tahun / 35 tahun

Nikah : 1x / ± 14 tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Desa Sei Silau Timur

2. Data Biologis / Fisiologis

a. Keluhan Utama : Tidak haid selama ± 1 tahun terakhir


b. Riwayat Keluhan :

1) Ibu menjadi akseptor suntikan Depo Progestin sejak tahun 2015

2) Ibu menggunakan KB suntik depo progestin selama 2 tahun, dan tahun

pertama mengalami spooting dan 1 tahun berikutnya mengalami Amenorhea.

3) Keluhan yang menyertai: Kenaikan Berat Badan.

4) Usaha mengatasi keluhan : tidak ada

c. Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM dan

penyakit lainnya. ibu tidak pernah menderita penyakit menular, ibu tidak

pernah menderita penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi dan

ketergantungan obat- obatan.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit serius seperti

hipertensi, asma, diabetes melitus, kanker dan penyakit jantung.

e. Riwayat Menstruasi

1) Menarche : 14 tahun

2) Siklus : 28 hari

3) Lamanya : 7 hari

4) Disminorhea : tidak ada

f. Riwayat Obstetrik

Ibu mempunyai 3 orang anak, anak pertama umur 12 tahun, anak kedua
umur 10 tahun dan anak ketiga umur 2 tahun. Ibu tidak pernah mengalami

keguguran.

g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu


Tidak AdaPenyulit.

h. Riwayat Ginekologi

Ibu tidak pernah mengalami Penyakit Menular Seksual (PMS)

i. Riwayat KB

Ibu jadi akseptor KB sejak tahun 2015, pada kartu akseptor ibu,

tercantum bahwa ibu memakai suntik Depo Progestin, ibu tidak pernah

meggunakan alat kontrasepsi lain selain KB suntik 3 bulan.

3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar.

Ibu makan sebanyak 3 kali sehari dan minum air sebanyak 7-8 gelas

perhari, nafsu makan baik. Ibu tidak mengalami gangguan sistem pencernaan

dan sistem perkemihan, ibu BAB 1-2 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari. Ibu

menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi dan sikat gigi sebanyak 2 kali

sehari dan ibu mencuci rambutnya sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Ibu

juga selalu menjaga kesehatan dan istirahat yaitu tidur siang sebanyak + 1

jam dan tidur malam + 7-8 jam.

4. Data Psikologi dan Spiritual

Ibu merasa cemas dengan apa yang dialaminya, Ibu belum ada rencana untuk

hamil lagi, Pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara musyawarah,

ibu
dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB, ibu

berkeyakinan bahwa tidak ada larangan dalam agama untuk berKB, ibu

menjalankan shalat 5 waktu sehari.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum ibu baik.

b. Kesadaran composmentis.

c. Tanda-tanda vital.

TD: 120/90 mmHg

N : 80 x/menit (beraturan) P : 22 x/menit (beraturan)

S : 36,6 oC

d. BB : 65 kg

e. Wajah

Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada cloasma. Palpasi : Tidak ada edema.

Mata

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera putih.

mulut

Inspeksi : Bibir lembab, tidak pucat, gigi tampak bersih, tidak ada caries.

Leher

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.

Payudara

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk.


Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Abdomen

Inspeksi : Tidak terdapat luka bekas operasi, tampak linea nigra dan striae

alba.

Palpasi : Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices. Palpasi : Tidak ada

edema.

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan tes kehamilan plano test (Negatif)

B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Diagnosa: Akseptor KB suntik Depo progestin dengan amenorhea

a. Data Subjektif

ibu menjadi akseptor KB suntik depo progestin sejak 2015. Ibu

mengatakan selama menjadi akseptor suntika Depo Progestin selalu

mendapatkan haid bercak-bercak setiap bulan sebelum amenorhea.ibu mulai

merasakan tidak haid 1tahun berturut-turut sejak bulan mei 2016 yang lalu.

Ibu belum mempunyai rencana untuk hamil.

b. Data Objektif

Pada Kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan 3

bulan Depo Progestin. Plano test negatif (-).


c. Analisa dan Interpretasi Data

1) Salah satu jenis suntikan KB adalah Depo Progestin yang mengandung 150

mg Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA), diberikan setiap 3 bulan

dengan cara suntik intra muskuler di daerah bokong (Affandi,2013).

2) Jenis suntikan Depo Progestin mengandung hormon progesteron yang dapat

menghambat dan mencegah terjadinya pelepasan sel telur dari ovarium serta

mengganggu keseimbangan endometrium, sehingga pertemuan antara sel

sperma dan ovum juga terganggu, terjadi pengentalan lendir serviks sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma (Affandi,2013).

3) Amenorhea dapat terjadi akibat stimulasi hormon progesteron berupa DMPA

yang menyebabkan umpan balik negatif terhadap ovarium, hipotalamus dan

hipofisis yang menyebabkan FSH dikeluarkan sangat sedikit yang tidak

mampu menstimulasi ovarium dalam proses steroidogenesis dan

oogenesis,sehingga efeknya adalah produksi E2 tidak banyak sehingga di

dalam endometrium tidak terjadi proses poliferasi. Akibatnya, tidak terjadi

menstruasi dan dapat disimpulkan bahwa lama pemakaian KB suntik 3 bulan

mempunyai efek amenorhea (camelia, 2013).

C. Langkah III. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial

Masalah Potensial : Drop Out


a. Data Subjektif

Ibu menjadi akseptor KB depo progestin sejak tahun 2015 dan mendapatkan

haid terakhir pada bulan Mei 2016. ibu menggunakan KB suntik 3 bulan

untuk mengjarakan kehamilan.

b. Data Objektif

Pada Kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan Depo

Progestin.

c. Analisa dan Interpretasi Data

1) Apabila ibu merasa cemas dengan masalahnya, ibu dapat berhenti

menggunakan KB suntikan 3 bulan dan beralih ke kontrasepsi yang lain

(Titin,2015).

2) Amenorhea atau tidak datangnya haid selama 3 bulan berturut-turut atau lebih

merupakan hal yang tidak perlu dicemaskan bagi akseptor KB Depo progestin

karena hal tersebut tidak membahayakan kesehatan dan bersifat sementara.

Ketika suntikan dihentikan maka kesuburan akan kembali secara berangsur-

angsur.

3) Hormon progesteron mengganggu perubahan fisiologis endometrium yaitu

mengganggu kadar puncak FSH dan LH, yang menyebabkan endometrium

mengalami keadaan istirahat dan atropi sehingga menyebabkan

penghambatan dari implantasi (Firdayanti, 2012).


D. Langkah IV. Tindakan Segera atau Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera /konsultasi

/ kolaborasi / rujukan.

E. Langkah V, Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Diagnosa :

Akseptor Lama Depo Progestin Masalah Aktual : Amenorhea

Masalah Potensial : Drop Out

1. Tujuan

a. Agar ibu tetap menjadi akseptor KB selama waktu yang ditentukan.

b. Ibu dapat beradaptasi dengan suntikan Depo Progestin.

2. Kriteria

a. Keadaan umum ibu baik

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

c. ibu mendapatkan suntikan secara teratur

d. Ibu datang pada kunjungan berikutnya dengan jadwal yang telah ditentukan

untuk mendapatkan suntikan ulang tanggal 08-06-2022

3. Rencana tindakan

Tanggal 15 Maret 2023 pukul 10.15 WIB

a. Sambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).

Rasional : Dengan 5S, akan terjalin hubungan baik antara klien dan petugas kesehatan

selain itu ibu akan merasa nyaman.

b. Berikan kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan masalahnya


Rasional :Agar klien mempunyai kesempatan untuk

mengungkapkan masalah yang dialaminya.

c. Jelaskan pada ibu tentang keuntungan dan keterbatasan suntik depo progestin

Rasional : mencegah kehwatiran pada ibu bila terjadi efek samping.

d. Beri tahu ibu terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.

Rasional : Agar klien dapat kooperatif dalam setiap pelaksanaan tindakan.

e. Berikan konseling pada ibu tentang penyebab amenorhea.

Rasional : Agar ibu tidak cemas dan khawatir.

f. Anjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau

gangguan kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsinya.

Rasional : Agar klien mendapatkan pertolongan secara dini dan tepat


waktu.

g. Meminta persetujuan secara langsung sebelum melakukan suntikan.

Rasional : Agar ibu merasa nyaman.

h. Berikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara IM

(intramuscular)

Rasional :Agar kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan


pelayanan

i. Anjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal

08-06-2022..

Rasional : Suntikan diberikan setiap 90 hari atau 12 minggu untuk mencegah

kehamilan sebagai akibat dari pemberian suntikan yang terlambat.


F. Langkah VI. Implementasi Tindakan

Tanggal: 15 Maret pukul 10.15 WIB

1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S)

2. Memberikan kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan masalahnya

3. Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan dan keterbatasan suntikan Depo

Progestin

4. Memberi tahu ibu terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.

5. Memberikan konseling pada ibu tentang penyebab amenorhea.

6. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau

gangguan kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsinya.

7. Memberikan persetujuan secara langsung sebelum melakukan suntikan.

8. Memberikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara

IM.

9. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu

tanggal : 08-06-2023.

G. Langkah VII. Evaluasi

Tanggal: 15 Marret 2023 pukul 10.15 WIB.

1. Ibu mengerti dengan semua penjelasan yang diberikan kepadanya.

2. Ibu mengerti tentang penyebab amenorhea dan tidak merasa cemas dengan

hal tersebut.

3. Ibu masih ingin menjadi akseptor KB suntik DMPA.

4. Ibu bersedia datang kembali pada tanggal 08-06-2023 untuk mendapatkan

suntikan ulang.
9

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


KELUARGA BERENCANA PADA NY “M” AKSEPTOR KB LAMA
SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN AMENORHEA DI KLINIK
SARI RAMADAN

A. Identitas istri/suami

Nama : Ny “M” / Tn “K”

Umur : 33 tahun / 35 tahun

Nikah : 1x / ± 14 tahun

Suku : Melayu / Jawa

Agama : Islam / Islam Pendidikan : SD / SMP / SMP

Pekerjaan : IRT /Buruh harian

B. Subjektis (S)

Ibu mengeluh haidnya tidak teratur sejak ber-KB, ibu tidak mendapatkan haid

selama 1 tahun berturut-turut, ibu dan suaminya bersama dalam mengambil

keputusan untuk ber-KB.

C. Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik.

2. Tanda-tanda vital:

TD : 120/90 mmHg

N : 80 x/menit (beraturan) P: 24 x/menit (beraturan) S : 36,6 oC

3. BB : 65 kg
4. Pemeriksaan fisik

a. Wajah

Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada cloasma. Palpasi : Tidak ada edema.

b. Mata

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera putih.

c. mulut

Inspeksi : Bibir lembab, tidak pucat, gigi tampak bersih, tidak ada caries.

d. Leher

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.

e. Payudara

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk. Palpasi :

Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

f. Abdomen

Inspeksi : Tidak terdapat luka bekas operasi, tampak linea nigra dan striae

alba.

Palpasi : Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan.

g. Ekstremitas

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices. Palpasi : Tidak ada

edema.

Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan DMPA 150

mg.

j. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan kehamilan dengan pleno test (negatif)


D. Assesment (A)

Diagnosa : Akseptor Lama Depo Progestin

Masalah Aktual : Amenorhea

Masalah Potensial : Drop Out

E. Planning (P)

1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).

Hasil : Ibu telah disambut dengan 5S.

2. Berikan kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan masalahnya

Hasil : Agar klien mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan

masalah yang dialaminya.

3. Jelaskan pada ibu tentang keuntungan dan keterbatasan suntik depo progestin

Hasil : mencegah kehwatiran pada ibu bila terjadi efek samping.

4. Memberitahu ibu terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.

Hasil : Ibu telah diberitahu.

5. Memberikan konseling pada ibu tentang penyebab amenorhea.

Hasil : Ibu telah dijelaskan dan ibu mengerti.

6. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau

gangguan kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsinya.

Hasil : Ibu bersedia untuk datang kembali jika ada masalah.

7. Melakukan informed consent sebelum melakukan suntikan.

Hasil : Ibu setuju untuk disuntik.

8. Memberikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara

IM.
Hasil : Ibu telah disuntikkan DMPA 150 mg secara IM.

9. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan.

Hasil : Ibu bersedia untuk datang kembali sesuai jadwal yang telah

ditentukan.
BAB V PENUTUP

Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip serta tinjauan

pustaka dari hasil pengkajian Manajemen Asuhan keluarga berencana pada

Ny “M” Akseptor suntikan 3 bulan Depo Progestin dengan amenorhea di

Klinik Sari Ramadan”, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagi

berikut:

A. Kesimpulan

1. Pengumpulan data dasar dilakukan dengan melakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik pada ibu. Data subjektif saat ini ibu mengeluh tidak pernah

haid selama menggunakan KB suntik 3 bulan. Data objektif pada kartu

akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan 3 bulan.

2. Pada Ny “M” didapatkan bahwa sejak menggunakan suntikan depo progestin

mengalami amenorhea.

3. Diagnosa Ny “M” ditegakkan berdasarkan adanya keluhan haid tidak

teratur yaitu ibu tidak mengalami haid selama 1 tahun berturut-turut atau

lebih.

4. Pada Ny “M” ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial

yaitu drop out

5. Pada Ny “M” tidak perlu dilakukan tindakan segera karena tidak ada data

yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera atau kolaborasi.


6. Tindakan yang dilakukan pada Ny “M” bertujuan agar ibu tetap

mempertahankan untuk menjadi akseptor KB suntik depo progestin dan

melakukan suntikan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan.

7. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang dilakukan tercapai

dengan adanya kerja sama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat

lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.

8. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat apakah asuhan yang

diberikan berhasil atau tidak.

B. Saran

1. Untuk Klien

a. Mengingatkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus kembali untuk

mendapatkan suntikan ulang.

b. Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas apakah efek samping dari

alat kontrasepsi yang digunakan.

2. Untuk Bidan

a. Bidan dalam memberikan konseling kepala akseptor KB lebih diarahkan

kepada mekanisme kerja dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat

kontrasepsi.

b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam penerapan kasus

keluarga berencana pada umumnya dan metode kontrasepsi suntikan pada

khususnya.

c. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan

kotrasepsi dan penanggulangan efek samping secara dini yang dialami oleh

akseptor.
3. Untuk Institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya

pembelajaran tentang penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan

masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut

sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber

daya manusia yang berpotensi dan profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Sukawati. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta. 2014

Afandi, Biran. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3: Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2013.

Arum, Erika, dkk. Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan. Jurnal
Kebidanan Volume 9 no.(1 Maret 2015), (diakses 11 mei, 2017)

Ayu, dkk. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan kb. Edisi 2: jakarta: EGC.2014.

Biran, Erdjan. Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta.
2011

Camelia, Rezki. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Akseptor Depo


Progestin dengan Amenorhea: Makassar. 2013

Departement Agama, RI. AL-Quran Dan Terjemahannya Bandung. Diponegoro,


2012

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi


Selatan 2014. Official Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (diakses
28 mei 2017 pukul 21.00 WITA

Everett, Suzanne. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi.


Edisi Kedua: Jakarta: EGC. 2012.

Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga Berencana


yang Tidak Terpenuhi). Makassar: Alauddin University Press. 2012.

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan. Jakarta. 2014

Klein, AD. “Amenorhea: An Approach to Diagnosis and Management.”American


Family Physician, vol.87 no. 3 (Juni 1, 2013). (Diakses 10 Mei 2017).

Marfuah. KTI Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Klien Akseptor Suntikan Depo
Progestin dan Kenaikan Berat Badan. Makassar. 2012.

Maloko, Thahir. Ar-Radha’ah Sebagai Alat Kontrasepsi Perspektif Hukum


Islam.
Makassar : Alauddin University Press, 2013.

Mangkuji, Betty. dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC,


2012.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA Tn.I
DENGAN RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN
Ny. I G5P4A0 DI DI KLINIK SARI RAMADAN

Disusun Oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam

Disusun oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

Pembimbing Praktik I
Pembimbing Praktik II

Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb
Dr.Ronal Setiawan Sinaga
NIK.02.11.03.03.1987

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb


NIK. 02.15.24.02.1990
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang
“Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Tn.I Dengan Resiko Tinggi Pada
Kehamilan Ny. I G5P4A0 Di Klinik Sari Ramadan.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
terhormat kepada:

1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan


Medistra Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti,S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya
laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT
memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Kisaran, 14 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Laporan Praktek Kbidanan ................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan .................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................4
1.3 Manfaat ..............................................................................................4
1.3.1 Bagi Masyarakat ..............................................................................4
1.3.2 Bagi Institut Kebidanan ....................................................................4
1.3.4 Bagi Mahasiswa ...............................................................................5
BAB II Tinjauan pustaka .......................................................................6
2.1 Konsep Dasar Kebidanan Komunitas ..................................................6
2.1.1 Pengertian / Defenisi ........................................................................6
2.1.2 Tujuan Kebidanan Komunitas ..........................................................7
2.1.3 Fokus sasaran kebidanan komunitas .................................................8
2.1.4 Peran Bidan Di komuntas .................................................................9
2.1.5 Strategi Kebidanan Komunitas ....................................................... 12
2.1.6 Falsafah Kebidanan ........................................................................16
2.2 Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ............................................... 17
2.2.1 Defenisi Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ............................. 17
2.2.2 Tujun dan Fungsi Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ................ 18
2.2.3 Langkah- langkah Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ............... 18
2.3 Kehamilan Multigravida ................................................................... 20
2.3.1 Defenisi ......................................................................................... 20
2.3.2 Komplikasi .................................................................................... 20
BAB III Kajian Kasus ..........................................................................22
3.1 Pengkajian Data ................................................................................ 28
3.1.1 Data Subjektif ................................................................................ 28

iii
3.1.2 Data Objektif ................................................................................. 30
3.2 Analisa Data ..................................................................................... 32
3.3 Rumusan Masalah ............................................................................32
3.4 Perioritas Masalah............................................................................. 34
3.5 Intervensi Prioritas Masalah .............................................................. 36
3.6 Implementasi .................................................................................... 36
3.7 Evaluasi ............................................................................................ 38
BAB IV Pembahasan ............................................................................39
BAB V Penutup .................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 41
5.2 Saran ................................................................................................ 41
Daftar Pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia
yang bernaung dibawah PBB, disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia
adalah memperoleh manfaat, mendapatkan atau merasakan derajat kesehatan
setinggi-tingginya, sehingga Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,
dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan
kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga berorientasi
pada pencapaian MDGs (SDKI, 2012).
Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama
masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan
pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGS yaitu memberantas kemiskinan dan
kelaparan ekstrim, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, mendorong
kesetaraan gender dan kesetaraan perempuan, menurunkan angka kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, Malaria serta penyakit
lainnya, memastikan pelestarian lingkungan dan promote global partnership for
development. Salah satu tujuan MDGs pada poin 5 yaitu Target untuk 2015
adalah mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan..
Indikator Angka Kematian Balita yang paling penting adalah Angka Kematian
Ibu, untuk selanjutnya disebut AKI. Selain itu, AKI dan AKB merupakan salah
satu tolak ukur untuk menilai sejauh mana ketercapaian kesejahteraan rakyat
sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan. Kegunaan lain
dari AKIdan AKB adalah sebagai alat monitoring situasi kesehatan, sebagai input
penghitungan proyeksi penduduk, serta dapat juga dipakai untuk mengidentifikasi
kelompok pendudukyang mempunyai resiko kematian tinggi (SDKI, 2012).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia mencatat Angka Kematian Bayi
(AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan perkiraan Angka kematian Balita 44/1.000
kelhiran hidup. Angka tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan target
MDGs yang mengharapkan penurunan AKB menjadi 23/1.000 KH, hasil survey

v
populasi yang dilakukan oleh badan statistis 2012 dan kementerian kesehatan
didapatkan bahwa Angka kematian Ibu (AKI) di indonesia kini menurun menjadi
228/100.000 KH namun masih kategori tinggi.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Sumatera
Utara masih dikategorikan tinggi, hal ini disampaikan oleh kepala dinas kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Alwi Mujahid Hasibuan. Pada tahun 2019 terdapat 80,1
orang ibu yang meninggal dunia dari setiap 100.000 yang melahirkan, sedangkan
untuk bayi, dari 1.000 kelahiran 4,5 orang diantaranya meninggal.Target untuk
tahun 2020 akan ditekan menjadi 75 per 100.000 Kelahiran hidup, 70 pada tahun
2021, 68 pada tahun 2022, 64 pada tahun 2023. Sedangkan untuk AKB untuk
tahun 2020 yaitu 4,1 per 1.000 kelahiran bayi.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan
sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga.Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan
di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga.Penyelenggaraan kesehatan
keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan
sejahtera.Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Di desa Limau Manis dusun 2B Kecamatan Tanjung Morawa terdapat
sebuah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan 4 orang anak dimana di
keluarga ini terdapat beberapa masalah kesehatan yang terkait dengan Ibu Hamil
Dan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat, dari masalah tersebut terdapat Ny. I yang
sedang hamil dan beresiko tinggi pada kehamilan di usia ibu 38 tahun G5P4A0.
Selain itu suaminya Tn.I memiliki kebiasaan merokok didalam rumah serta
tinggal di tempat yang kurang bersih.Dari masalah tersebut maka penulis tertarik
menjadikan keluarga Tn.I menjadi keluarga binaan.

7
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga secara komprehensif dengan
memperhatikan budaya setempat dalam tatanan komunitas melalui pendekatan
manejemen kebidanan dan didasari oleh konsep ketrampilan dan sikap
professional bidan dalam kebidanan komunitas untuk keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan pengkajian kelurga binaan
2. Menganalisa situasi masalah keluarga binaan dalam lingkup KIA,
Kontrasepsi dengan analisis SWOT
3. Mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan komunitas pada keluarga
binaan
4. Merumuskan masalah kebidanan komunitas pada keluarga binaan
5. Menyusun strategi asuhan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan
komunitas secara berkesinambungan untuk pemecahan masalah
6. Mengimplementasikan asuhan kebidanan komunitas KIA dan kontrasepsi
di keluarga binaan
7. Menggerakan dan meningkatkan peran serta anggota keluarga
8. Melakukan monitoring dan evaluasi program asuhan kebidanan
komunitas di keluarga binaan

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Masyarakat
Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
keluarga dan masyarakat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
1.3.2 Bagi Institusi Kebidanan
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa S1 Kebidanan
dan sebagai acuan mata kuliah kebidanan komunitas.

8
1.3.3 Bagi Profesi Kebidanan
Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam Asuhan Kebidanan
Komunitas dalam Bina Keluarga secara komprehensif melalui pendekatan
manejemen kebidanan dan didasari oleh konsep ketrampilan dan sikap
professional bidan dalam kebidanan komunitas untuk keluarga.
1.3.4 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran mengenai program Asuhan
Kebidanan Komunitas dan evaluasi program tersebut. Selain itu melatih
kemampuan dalam menilai suatu pelaksanaan program, menambah
kemampuan dan kecermatan dalam mengindentifikasi, menganalisa dan
menetapkan prioritas permasalahan, mencari alternatif penyelesaian dari
suatu masalah dan memutuskan penyelesaiannya.

9
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kebidanan Komunitas


2.1.1 Pengertian/Definisi
Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu. Kebidanan berasal dari kata “bidan“. Menurut kesepakatan
antara ICM; IFGO dan WHO tahun 1993, mengatakan bahwa bidan
(midwife) adalah “seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan
yang diakui oleh Pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan
tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktek
kebidanan”.
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “ seorang wanita yang mendapat
pendidikan kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi
pemerintah dan mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan
praktek mandiri” (50 Tahun IBI). Bidan lahir sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang
diembankan sangat mulia dan juga selalu setia mendampingi dan
menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya
dengan baik. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggungjawab
yang bekerja sebagai mitra prempuan dalam memberikan dukungan yang
diperlukan, asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan
post partum, melakukan pertolongan persalinan di bawahtanggung
jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.
Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan
kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Komunitas berasal
dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga
“communis”yang
berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai
kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu.Menurut
Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau
sistem sosial.

10
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas
sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanankomunitas yang
lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan .
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada
konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan
tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.
2.1.2 Tujuan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga.Penyelenggaraan
kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat,
bahagia dan sejahtera.Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanankomunitas adalah
meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
2.1.3 Fokus/Sasaran Kebidanan Komunitas
Komunitas adalah sasaran pelayanan kebidanankomunitas. Di dalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanankomunitas
adalah ibu dan anak.

23
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifasdan masa
interval.
Anak :meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi,
balita, pra sekolah dan sekolah.
Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi,
pemeliharaan anak, pemeliharaan ibu sesudah
persalinan,perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok
usila(gangrep).
Masyarakat (community) : remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Sasaran pelayanan kebidanankomunitas adalah individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan
secara umum.
2.1.4 Peran Bidan di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan
merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan
rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari
kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan
kebidanankomunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan
melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanankomunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat.Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya
sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di
komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan
memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak
dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara

24
seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana
cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan
yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.
b. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa
interval dalam keluarga
3) Pertolongan persalinan di rumah
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di
keluarga
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek
mandiri.Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran
bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,
polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidanlain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat.Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila
peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera
melaksanakan tindakan.

25
e. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
f. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat
keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga
serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu waktu
bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu
anggotanya adalah bidan.
2.1.5 Strategi Kebidanan Komunitas
A. Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup
masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll.Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif.Keberadaan kader kesehatan
dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang mereka miliki.
1. Definisi
a. Secara umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan
terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara
keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat

26
b. Secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah
dan proses pemecahan masalah tersebut
2. Tujuan pendekatan edukatif
a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan
masalah kebidanan komunitas
b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan
masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan
3. Strategi dasar pendekatan edukatif
a. Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap
pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan
Langkah-langkah pengembangan provider :
1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan
kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan,
dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh
2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat
administrasi sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai
adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan
kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya,
seminar, raker, musyawarah
3) Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan
petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan meliputi data umum ,
data khusus dan data perilaku
b. Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk
mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas
kemampuan.Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk
menentukan masalah, merecanakan alternatif, melaksanakan dan menilai

27
usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah– langkahnya
meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan
B. Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan
prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat
untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas
sumber – sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara
gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan
memfungsikan masyarakat.Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
1. Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui
proposal program kepada instansi yang berwenang
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2. General Content objektive approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam wadah tertentu
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb
3. Proses Objective approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan
masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri
sesuai kemampuan
Contoh : kader
C. Menggunakan Atau Memanfaatkan Fasilitas Dan Potensi Yang Ada Di
Masyarakat
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial ekonomi
yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self
care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan
keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya

28
1. Definisi
a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya
b. Pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya
2. Langkah – langkah
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
3. Prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat
a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat
b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat
c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan
dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya
d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat proses
4. Bentuk - bentuk program masyarakat
a. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi
dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral
b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada
salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus
untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha –
usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan
kebutuhan wilayah tersebut
2.1.6 Falsafah Kebidanan

29
1. Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat wajat
fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan intervensi dan
tidak perlu di institusi
2. Kebutuhan, individu, wanita dan keluarga harus dihargai dan didukung.
Kebutuhan tersebut berbeda beda karena dipengaruhi oleh lingkungan
kepercayaan,social, dan cultural
3. Bahwa pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi wanita dan
keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus menjaga
supaya pengalaman tersebut menyenangkan
4. Asuhan berkualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan menyeluruh dengan melihat aspek lingkungan
5. Inform choise dan imformed consent
Kehamilan dan persalinan berasal dari masyarakat dan ada di masyarakat.

2.2 Proses Asuhan Kebidanan Komunitas


2.2.1 Definisi Proses Asuhan Kebidanan Komunitas
Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. (Depkes RI, 2008).
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan
Keluarga Berencana.
Asuhan kebidanan keluarga Asuhan Kebidanan Keluarga adalah
serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang
diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
pendekatan asuhan kebidanan.
2.2.2. Tujuan dan Fungsi Proses Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan pemberian asuhan kebidanan di komunitas adalah sebagai berikut:

30
1. Tujuan umum
a. Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan khususnya di wilayah kerja bidan
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan
nifas dan perinatal secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,
persalinan, nifas dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh setempat atau
terkait
2.2.3 Langkah-langkah Proses Asuhan Kebidanan Komunitas
1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan cara :
a) Mengadakan kontak dengan keluarga
Hal ini bias dilakukan dengan cara kontak sosial yang memandang
keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang
mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri. Sehingga
sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan
dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada
b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan mereka
c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
yang dirasakan oleh keluarga
d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan
melakukan pengelompokan data

31
4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu kepada
tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan
mempertimbangkan :
a. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan
prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah :
 Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai
dengan rencana yang telah disusun
 Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
 Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan
merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru

2.3 Kehamilan Multigravida


2.3.1 Definisi

Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari 4 kali
atau lebih, hidup atau mati (Rustam, 2008).Multigravida adalah seorang wanita
hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 bayi aterm atau bayi sudah dapat hidup
di luar kandungan. (Sumber: Perawatan Ibudan Anak di Rumah Sakit dan Pusat
Kesehatan Masyarakat, 225 tahun 2017/2018).
2.3.2 Komplikasi
Kehamilan pada multigravida mengandung lebih banyak resiko dari pada
kehamilan pada anak pertama maupun anak kedua, baik untuk ibu maupun bayi.
Karena seringnya melahirkan maka pada multigravida akan menimbulkan:
1. Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar
2. Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi
3. Kekendoran dinding Rahim
4. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi
5. Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid
6. Plasenta previa, karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah
pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah.

32
7. Solusio plasenta
8. Rupture uteri
9. Kelemahan his
10. Perut menggantung
11. Persalinan yang lama
12. Perdarahan pasca persalinan.
Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi:
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta karena plasenta akreta
c. Subinvolusi uteri

Multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya


kemungkinan timbulnya kesulitan-kesulitan ini, seorang multigravida seharusnya
bersalin di rumah sakit dan mendapat perawatan antenatal yang ketat.Adalah satu
kenyataan bahwa sering pada multigravida terdapat kecenderungan untuk
mengabaikan perawatan antenatal dan perawatan persalinan.Hal ini disebabkan
karena mereka tidak begitu memikirkan timbulnya penyakit persalinannya.Mereka
merasa aman karena kehamilan-kehamilan dan persalinan-persalinan yang lalu
dialaminya dengan selamat.

33
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.I
DENGAN RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN Ny.I G5P4A0 DI
KLINIK SARI RAMADAN

3.1 DATA DAN IDENTIFIKASI


1. Biodata
Nama KK : Tn.Ibnu sahri
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : jawa/Indonesia
Alamat : Desa Sei Silau Timur
2. Nama anggota keluarga
No. Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan Agama
1. Iin indriani 38 P Istri SMA IRT Islam
t
a
h
u
n
2. Najwa 12 P Anak SMP - Islam
t
a
h
u
n
3. Safiq 12 L Anak SD - Islam
t

34
a
h
u
n
4. Katan 10 L Anak SD - Islam
t
a
h
u
n

5. Altamis 7 L Anak SD - islam


t
a
h
u
n

3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
 Ibnu : tidak pernah tidur siang dan tidur malam 7 jam
 Iin : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7 jam
 Najwa : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7 jam
 Sapiq : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
 Katan : tidur siang 1-2jam dan tidur malam 8 jam
 Altamis : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
b. Kebiasaan makan
 Ibnu : 3 kali sehari
 Iin : 3 kali sehari
 Najwa : 3 kali sehari
 Sapiq : 3 kali sehari
 Katan : 3 kali sehari

35
 Altamis : 3 kali sehari

c. Pola eleminasi
 Ibnu : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
 Iin : BAK 8-9 kali sehari dan BAB 1-2 kali
 Najwa : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
 Sapiq : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
 Katan : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
 Altamis : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
d. Kebersihan perorangan / personal hygine
 Ibnu : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, dan
keramas setiap hari
 Iin : mandi 2 kali sehari sikat gigi 3 kali sehari dan
keramas 2 hari sekali
 Najwa : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas 2 hari sekali
 Sapiq : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas setiap hari
 Katan : Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas sehari sekali
 Altamis : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas setiap hari
e. Pola kebiasaan kesehatan
 Ibnu : jika bapak sakit sering minum obat dari warung
 Iin : jika ibu sakit langsung ke tenaga kesehatan seperti
bidan
 Najwa : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
 Sapiq : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
 Katan : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
 Altamis : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
f. Penggunaan waktu senggang

40
 Ibnu :bapak menggunakan waktu senggang untuk
istirahat
 Iin : ibu menggunakan waktu senggang untuk merawat
anak
 Najwa : anak menggunakan waktu senggang untuk belajar
 Sapiq :anak menggunakan waktu senggang untuk bermain
 Katan : anak menggunakan waktu senggang untuk bermain
 Altamis : anak menggunakan waktu senggang untuk bermain
g. Rekreasi keluarga
 Ibnu : bapak jarang rekreasi keluarga
 Iin : ibu jarang rekreasi keluarga
 Najwa : anak jarang rekreasi keluarga
 Sapiq : anak jarang rekreasi keluarga
 Katan : anak jarang rekreasi keluarga
 Altamis : anak jarang rekreasi keluarga
h. Keadaan social ekonomi
Ibu dan keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan hanya
dari kepala keluarga dan tidak ada penghasilan sampingan.Banyaknya
pemasukan dan pengeluaran seimbang.Kebutuhan hidup sehari-hari
dapat terpenuhi dgengan layak.
4. Situasi lingkungan
a. Kepemilikan rumah
Rumah sendiri
b. Jenis rumah
Permanen
c. Atap rumah
Seng
d. Ventilasi
Ada
e. Lantai rumah
Semen
f. Kebersihan dan kerapian

41
Sedikit kotor dan berantakan
g. Pembuangan sampah
Sampah di bakar sendiri
h. Sumber air
Air berasal dari sumur bor
i. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Ke selokan terbuka
j. Jamban
Leher angsa
k. Kandang ternak
Ibu memiliki kandang ternak ayam terletak di belakang rumah
l. Pemanfaatan perkarangan
Ada jemuran di halaman
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan’
Jika sakit
n. Keluarga mempunyai asuransi kesehatan keluarga miskin atau KIS
5. Keadaan kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak memiliki penyakit tekanan darah
tinggi, kencing manis, asma, jantung dan malaria
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan dan
implant
7. Fungsi keluarga
 Ibnu : sebagai suami dan pencari nafkah dalam keluarga
 Iin : sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengatur
segala kebutuhan rumah tangga
 Najwa : sebagai anak dan membantu pekerjaan ibu
 Sapiq : sebagai anak dan membantu merawat adik
 Katan : sebagai anak
 Altamis : sebagai anak
8. Stress dan koping
a. Stress jangka pendek : tidak ada

42
b. Stress jangka panjang : tidak ada

9. Komunikasi
Komunikasi antar keluarga lancar
10. Transportasi
Sepeda motor
11. Denah rumah

Sepsitank

Kandang Ayam

Kamar Mandi Dapur

Kamar 1 Kamar 2

Ruang TV dan Keluarga

Teras Rumah Jemuran Pakiaan

3.2 PENGKAJIAN DATA SASARAN


3.2.1 Data Subyektif
a. Biodata
Nama : Ny. I
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT

43
Suku/Bangsa : jawa /Indonesia
Alamat : Desa Sei Silau Timur
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan pada kehamilannya saat ini adalah
mudah lelah dan pinggang terasa sakit dan punggung terasa panas.
c. Riwayar Perkawin
Ibu menikah pada usia 24 tahun, menikah dengan suami sekarang sudah
berlangsung selama 14 tahun, dikarunikan anak pertama pada umur 25
tahun.
d. Riwayat Kesehatan
1) Dulu ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan
seperti Diabetes Melitus, TBC, dan Asma.
2) Sekarang ibu tidak sedang menderita penyakit menular dan keturunan
seperti Diabetes Melitus, TBC dan Asma.
3) Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular.
e. Riwayat Kebidanan
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : teratur
Jumlah : 3x ganti pembalut
Warna : merah segar
Keluhan : tidak ada
HPHT : 20-09-2022
TTP : 27-06-2023
f. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu
Hamil Berat Badan
Umur Anak Cara Lahir Keterangan
Ke Lahir
I 3500 gram 13 tahun Spontan Sehat
II 3000 gram 12 tahun Spontan Sehat
III 2500 gram 10 tahun Spontan Sehat
IV 2700 gram 7 tahun Spontan Sehat
V - - - Hamil ini

44
g. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun karena ibu
mengatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi. Ibu pernah
mencoba Alat kontrassepsi suntik namun menggigil dan haid berlebihan.
3.2.2 Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,80C
BB : 65 kg
TB : 160 cm
LILA : 30 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephal
Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok
Mata : Conjunctiva tidak anemis
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : bentuk simetris, tidak ada benjolan pada payudara
Abdomen : tidak ada pembesaran pada hati dan lien
Ekstremitas : tidak ada varises danoedema pada kaki dan tangan
c. Status Obstetri
a) Inspeksi
Muka : ada cloasma gravidarum
Mammae : Membesar, papilla menonjol, areola menghitam
Perut : Membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas
operasi, tidak ada linea nigra, terdapat linea alba, dan striae
gravidarum

45
b) Palpasi
Leopold I : Fundus teraba bokong, TFU setinggi pusat
Leopold II : Teraba punggung dikanan, PUKA
Leopold III : Teraba kepala
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
c) Auskultasi: DJJ 145 x/I regular
3.3 Analisis Data
Dari data-data yang telah disajikan di depan, masalah yang dialami oleh Tn I
dan Ny I disebabkan oleh faktor ketidaktahuan. Hal ini disebabkan karena
ketidaktahuan terhadap kebutuhan gizi bagi ibu hamil.
Disamping ketidaktahuan mengenai masalah keluarga juga tidak sanggup
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.Hal ini disebabkan
karena keluarga tidak mengetahui sifat berat dan ringan masalah, kurang
pengertian dan pengetahuan dalam penyakit yang diderita.
3.4 Perumusan Masalah
Data Masalah
Dalam keluarga Tn.I terdapat ibu Ketidaktahuan keluarga tentang
hamil resti dengan reproduksi sehat
multigravida
Kecemasan keluarga terhadap Ketidaktahuan keluarga dalam
kondisi istri yang hamil mengenal masalah
dengan riwayat persalinan kesehatan keluarga karena
resti multigravida kurangnya pengetahuan
tentang tanda bahaya
kehamilan multigravida dan
disertai resti
Sumber : Data Primer

3.5 Prioritas Masalah


a. Ketidaktahuan keluarga tentang reproduksi sehat

46
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
3
Sifat masalah /3 x 1 1 Ancaman kesehatan keluarga
yang tidak tahu
tentang reproduksi
sehat menyebabkan
kurangnya perhatian
keluarga terhadap
kesehatan ibu dan
bayi
Kemungkinan ½x2 1 Kemungkinan masalah dapat
masalah diubah hanya
dapat sebagian karena sikap
diubah dan pandangan hidup
yang sulit diubah
2
Potensi masalah /3 x 1 2/3 Ketidaktahuan keluarga dapat
untuk diatasi dengan
dapat pemberian penjelasan
diubah yang mudah diterima
oleh keluarga.
2
Menonjolnya /2 x 1 1 Untuk merubah sikap dan
masalah pandangan hidup
mengenai kesehatan
terutama kesehatan
ibu pada keluarga
Total Skor 3 2 /3
b. Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga
karena kurangnya pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
3
Sifat masalah /3 x 1 1 Ancaman kesehatan keluarga
yang tidak tahu
tentang masalah
kesehatan

47
menyebabkan
kurangnya perhatian
keluarga terhadap
kesehatan ibu.
Kemungkinan ½x2 1 Kemungkinan masalah dapat
masalah diubah hanya
dapat sebagian karena sikap
diubah dan pandangan hidup
yang sulit diubah
2 2
Potensi masalah /3 x 1 /3 Ketidaktahuan keluarga dapat
untuk diatasi dengan
dapat pemberian penjelasan
diubah yang mudah diterima
oleh keluarga
2
Menonjolnya /2 x 1 1 Untuk merubah sikap dan
masalah pandangan hidup
mengenai kesehatan
terutama kesehatan
ibu dalam keluarga
Total skor 3 2 /3

c. Ketidaktahuan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko


ibu hamil
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 1
Sifat masalah /3 x 1 /3 Situasi kritis keluarga harus
segera membenahi
pandangan mengenai
tanda bahaya
kehamilan dan faktor

48
resiko ibu hamil
2
Kemungkinan /2 x 2 2 Kemungkinan masalah dapat
masalah diubah dengan mudah
dapat karena dapat
diubah meringankan beban
keluarga
2 2
Potensi masalah /3 x 1 /3 Beban keluarga untuk
untuk memenuhi kebutuhan
dapat keluarga
diubah
Menonjolnya ½x1 ½ Keluarga menyadari adanya
masalah masalah tapi tidak
harus segera diatasi.
Total Skor 3½

Berdasarkan pembobotan masalah diatas maka urutan prioritas masalah


kesehatan pada keluarga Tn.I Dapat disusun sebagai berikut:
a. Prioritas I : ketidaktahuan keluarga tentang reproduksi sehat
b. Prioritas II : ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan keluarga karena kurangnya pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko ibu
hamil serta penggunaan alat kontrasepsi.
c. Prioritas III : ketidaktahuan keluarga tentang pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat dalam mengenali
tanda bahaya ibu hamil
3.6 Intervensi Prioritas Masalah
a. Prioritas I
Beri penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai reproduksi sehat
b. Prioritas II
1) Beri penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai tanda bahaya
kehamilan

49
2) Beri dukungan dan motivasi kepada ibu untuk selalu menjaga
kehamilannya dan periksa hamil secara rutin

c. Prioritas III
1) Beri penjelasan dan contoh tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor
resiko ibu hamil
2) Luruskan persepsi yang salah tentang kehamilan.
3.7 Implementasi Prioritas Masalah
a. Prioritas I
Memberi penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai system
reproduksi sehat
b. Prioritas II
1) Memberi penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai tanda
bahaya kehamilandengan resiko tinggi berdasarkan umur dan paritas
menjadi masalah pada ibu baik dalam masa kehamilan,persalinan dan
nifas.
Resiko yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
 Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar
 Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi
 Kekendoran dinding Rahim
 Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi
 Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid
 Plasenta previa, karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus
telah pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di
bawah.
 Solusio plasenta
 Rupture uteri
 Kelemahan his
 Perut menggantung
 Persalinan yang lama
 Perdarahan pasca persalinan.
Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi:

50
 Atonia uteri
 Retensio plasenta karena plasenta akreta
 Subinvolusi uteri
2) Memberi dukungan dan motivasi serta alternative pemecahan masalah
kepada keluarga dalam menghadapi masalahyang disebabkan suatu
komplikasi yang terjadi, seperti persiapan pada saat persalinan baik
persiapan keluarga dalam menghadapi persalinan dan calon pendoror
darah yang sesuai dengan yang akan dibutuhkan oleh ibu hamil.
3) Memberikan konseling pada penggunaan alat kontrasepsi yang akan
digunakan pasca persalinan, untuk Ny “I” disarankan untuk
menggunakan alat kontrasepsi IUD atau MOW/KONTAB.
Hal ini dianjurkan karena kontrasepsi yang akan digunakan bukan
menjarang kan namun mengakhiri kehamilan karna mengingat umur
dan paritas ibu saat ini.
c. Prioritas III
1) Memberikan penjelasan dan contoh tentang tanda bahaya kehamilan
dan faktor resiko ibu hamil
2) Meluruskan persepsi yang salah tentang kehamilan.
3.8 Evaluasi
Setelah diberikan penjelasan-penjelasan pada setiap prioritas baik prioritas I,
prioritas II, prioritas III, sikap keluarga:
a. Bisa menerima penjelasan yang diberikan
b. Mengerti dan mendukung setiap penjelasan
c. Menyadari bahwa pemikiran yang selama ini dipertahankan adalah salah.
d. Berusaha melaksanakan setiap anjuran yang diberikan.

51
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam praktek klinik ini, dilakukan upaya yaitu: upaya kesehatan ibu dan
anak. Termasuk didalamnya yaitu asuhan kebidanan pada keluarga resiko tinggi
dengan ibu hamil multigravida dan usia resti. Pada Ny. I yang merupakan
G5P4A0 adalah multigravida dan usia Ny.I 38 tahun yang merupakan usia resiko
tinggi untuk hamil. Maka perlu dilakukan pelayanan kebidanan yang lebih intensif
dan ketat dibandingkan dengan ibu hamil normal lainnya. Karena pada usia resti
dan sudah hamil lebih dari 4 kali, mengandung lebih banyak resiko dari pada
kehamilan pada kelahiran anak pertama, kedua, dan lainnya baik untuk ibu
maupun bayi. Karena seringnya hamil atau melahirkan maka pada multigravida
akan menimbulkan:
1. Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar.
2. Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi.
3. Kekendoran dinding rahim.
4. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi.
5. Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid.
6. Plasenta previa karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah
pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah.
7. Solusio plasenta
8. Rupture uteri
9. Kelemahan his
10. Perut menggantung
11. Persalinan yang lama
12. Perdarahan pasca persalinan.
Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi:
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta karena plasenta akreta
c. Subinvolusi uteri.

52
Multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya
kemungkinan timbulnya kesulitan-kesulitan ini, ibu hamil resti dengan
multigravida seharusnya bersalin di rumah sakit dan mendapatkan perawatan
antnatal yang ketat.

ii
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan
terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawasan
lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan tindakan proaktif
ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan komplikasi yang trjadi
sehingga hasil mendekati well born baby dan well mother. (Manuaba,2013)
Pada asuhan kebidanan kali ini adalah ibu hamil dengan multigravida dan
usia resiko tinggi, maka pentingnya ibu untuk mendapatkan asuhan kebidanan
yang intensif dan tepat untuk mencapai kehidupan ibu dan bayinya selamat baik
saat hamil, bersalin maupun nifas.
Tapi dalam praktiknya, ibu jarang untuk memeriksakan kehamilannya baik
di bidan ataupun puskesmas setempat.Karena ibu belum mengerti tentang macam-
macam komplikasi selama hamil. Termasuk di dalamnya yaitu multigravida dan
usia resti.

5.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan perlu mendeteksi pada ibu hamil beresiko
tinggi dan melakukan asuhan kebidanan yang lebih intensif dan ketat.Karena ibu
hamil dengan resti mempunyai komplikasi yang lebih terhadap ibu maupun
bayinya yang dikandung.

iii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=pengertian+grandemultipara&oq=pengertian+
grandemultipara&aqs=chrome..69i57j0.10360j0j8&sourceid=chrome
&ie=UTF-8
https://Angkakematianibudanbayi.com/2020
https://www.Academia.edu/34661782/SDGs_Titik_Lanjut_Kesehatan_Ibu_Anak
_Indonesia
http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html
Kemenkes RI (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 28
Tahun 2017: jakarta

iv
LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. P
UMUR 27 TAHUN DI KLINIK SARI RAMADAN
TAHUN 2023

Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT
KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam

Disusun oleh:

TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396

Pembimbing Prakti Pembimbing Praktik II

Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb Dr.Ronal Setiawan Sinaga


NIK.02.11.03.03.1987

Lubuk Pakam,
Sulastri Aseh, AM.Keb
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb


NIK. 02.15.24.02.1990
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja
tentang“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P DENGAN METRORAGIA DI
KLINIK SARI RAMADAN
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
terhormat kepada:

1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan


Medistra Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya
laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT
memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Lubuk Pakam, 20 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Laporan Praktek Kbidanan ................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah Dan Lingkup Masalah ......................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan ................................................ 4
BAB II Tinjauan pustaka ...................................................................... 5
2.1 Kehamilan.......................................................................................... 5
2.1.1 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan ............................................. 5
2.1.2 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil ............................................................ 6
2.1.3 Ketidaknyamanan Pada Trimester III .............................................. 8
2.1.4 Tanda Bahaya Pada Kehamilan ....................................................... 9
2.1.5 Asuhan Antenatal .......................................................................... 10
2.2 Persalinan ........................................................................................ 17
2.2.1 Pengertian ..................................................................................... 17
2.2.2 5 Benang Merah ............................................................................ 17
2.2.3 Tanda- Tanda Persalinan ............................................................... 17
2.2.4 Tahap Persalianan ......................................................................... 18
2.3 Asuhan Persalinan Normal ............................................................... 23
2.4 Nifas ................................................................................................ 32
2.4.1 Pengertian Nifas ............................................................................ 32
2.4.2 Perubahan Fisiologi Masa Nifas .................................................... 32
2.4.3 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ........................................................... 36
2.4.4 Tanda Bahaya Nifas ...................................................................... 38

1
2.4.5 Asuhan Kebutuhan Masa Nifas ..................................................... 39
2.5 Bayi Baru Lahir ............................................................................... 40
2.5.1 Pengertian ..................................................................................... 40
2.5.2 Adaptasi Fisiologi BBL ................................................................. 41
2.5.3 Asuhan Segera BBL ...................................................................... 43
2.5.4 Tanda Bahaya BBL ....................................................................... 43
2.5.5 Kebutuhan BBL ............................................................................ 45
2.5.6 Asuhan BBL ................................................................................. 46
BAB III Asuhan Kebidanan Antenatal ............................................... 48
BAB IV Pembahasan ........................................................................... 76
BAB V Penutup ................................................................................... 84
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 84
5.2 Saran................................................................................................ 86
Daftar Pustaka

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan kebidanan adalah asuhan yang dilakukan secara lengkap dengan

adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan kebidanan yang mencakup

pemeriksaan berkesinambungan diantaranya asuhan kebidanan kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas. Asuhan kebidanan berkelanjutan

(continuity of care) yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin,

nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya

untuk membantu memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya

komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu

menggunakan KB. Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan

sesuatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

suatu keadaaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat

menyebabkan kematian, oleh karena itu harus ditangani oleh petugas kesehatan

yang berwenang demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.

Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual

dengan seorang pria yang mengakibatkan bertemunya sel telur dengan sel mani

(sperma) yang disebut pembuahan atau fertilisasi. Sedangkan Persalinan adalah

proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis). Masa nifas (puerperium) dimulai

setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

3
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu

atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan..

Di Indonesia, upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah

dengan meningkatkan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil. Imunisasi tetanus

toksoid adalah suatu proses guna membangun kekebalan sebagai upaya

pencegahan terhadap infeksi tetanus. Dalam imunisasi TT ibu harus mendapatkan

paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil. Imunisasi TT dapat diberikan kepada

wanita usia subur, calon pengantin, dan ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil yang

kurang dalam melakukan imunisasi TT dapat mengakibatkan kurang

mengetahuinya ibu hamil tentang penyakit tetanus yang dapat membahayakan ibu

dan janin. Wanita yang sedang hamil sangat penting untuk selalu dipantau

peningkatan berat badan dan nutrisinya selama kehamilan, karena ini merupakan

indicator pertumbuhan dan perkembangan janin, juga penting untuk proses

persiapan menyusui. Kenaikan berat badan selama kehmilan tergantung dari berat

badan sebelum kehamilan karena penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi.

Apabila terjadi asupan gizi yang kurang akan berdampak pada gangguan

pertumbuhan janin dalam kandungan seperti berat badan lahir rendah (BBLR) dan

akan terjadi gangguan kehamilan, seperti anemia, KEK, preeklampsi.

Asuhan berkelanjutan (continuity of care) dapat dilakukan di BPM dengan

membangun rasa kepercayaan dan kenyamanan kepada setiap klien yang datang

dan mendapatkan asuhan. Salah satunya yaitu BPM Bd J yang merupakan salah

satu BPM di Tanjung Morawa yang memberikan asuhan secara komprehensif,

mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga asuhan pada bayi baru lahir.
Jumlah persalinan pada tahun 2020 adalah 132 persalinan, dan dalam 3 bulan

terakhir berjumlah 31 persalinan. Jumlah pemeriksaan kehamilan tahun 2020

terakhir berjumlah 650 ibu hamil dan 3 bulan terakhir 180 ibu hamil. Jumlah

kunjungan pertama pada ibu nifas dan bayi baru lahir pada tahun 2020 berjumlah

132 dan 3 bulan terakhir berjumlah 31.

Dengan melihat dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberi

asuhan komprehensif dengan mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

pada Ny. P usia 27 tahun di Puskesmas Sei Dadap”. Penulis berharap dengan

penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mampu memberikan asuhan

komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas.

1.2. Rumusan Masalah dan Lingkup Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah:

“Bagaimana menerapkan asuhan kebidanan pada Ny.P usia 27 tahun di

Puskesmas Sei Dadap?”

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah asuhan

kebidanan pada Ny. P pada tanggal 20, 22 dan 23 di Klinik Sari Ramadan

dan dilanjutkan kunjungan rumah pada tanggal 26 dan 29 mei 2022.

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Agar dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada

Ny. P di Klinik Sari Ramadan Melalui pendekatan manajemen kebidanan.


1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diperolehnya data subjektif pada Ny. P usia 27 tahun di Klinik Sari

Ramadan.

b. Diperolehnya data objektif pada Ny P usia 27 tahun di Klinik Sari

Ramadan.

c. Ditegakkannya analisa pada Ny P usia 27 tahun di Klinik Sari Ramadan

d. Dilakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny P usia 27 tahun

di Klinik Sari Ramadan .

1.4 Manfaat kegiatan asuhan kebidanan

1. Bagi pusat layanan kesehatan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan tenaga kesehatan terutama bidan

untuk selalu mendeteksi secara dini ibu hamil beresiko agar dapat

melakukan rujukan untuk mendapat pertolongan yang segera.

2. Bagi klien dan keluarga

Memberikan rasa nyaman kepada ibu dan keluarga serta mendapatkan

asuhan yang tepat sehingga mencegah terjadinya komplikasi.

3. Bagi profesi bidan

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu

untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien


BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri

dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa

(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi

(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

Kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma

dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal

adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT).

2.1.1 Perubahan fisiologis pada kehamilan

a. Uterus

Uterus merupakan organ berbentuk seperti buah alvokad atau pir,tebal dan

terletakdi dalampelvis antara rektum (bagain usus sebelum dubur) di belakang dan

kandung kemih di depan. Perubahan yang terjadi pada uterus, yaitu peningkatan

berat dari 30 gram sampai 1000 gram pada akhir kehamilan.


Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Mcdonald

UK (minggu) Tinggi Fundus


Dalam cm Menggunakan Penunjuk
Badan
12 - Teraba diatas simfisis pubis
16 - Pertengahan simfisis pubis
dan
Umbilikus
20 20 cm (±2cm) Pada umbilikus
22-27 UK (minggu)=cm -
(±2cm)

29-35 UK(minggu)=cm -
(±2cm)
36 36 cm (±2cm) Pada prosesus xifoideus
40 33 cm (±2cm) 3 jari dibawah prosesus xifoideus

28 28 cm (±2cm) Pertengahan
umbilicus dan
prosesus xifoideus

b. Vulva dan vagina

Pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami peningkatan

pembuluh darah sehingga nampak semakin merah dan kebiru-biruan. Hormon

kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan

memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertropi otot

polos dan pemanjangan vagina. Sel-sel vagina yang kaxya glikogen terjadi akibat

stimulasi estrogen. Sel-sel yang tinggal membentuk rabas vagina yang kental dan

berwarna keputihan yang disebut leukore, selama masa hamil pH sekresi vagina

menjadi lebih asam.

2.1.2 Kebutuhan dasar ibu hamil

a. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizipada waktu

hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hamil harusnya

mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup air (menu

seimbang).

b. Istirahat

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tetapi

tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak

disukainya. Wanita hamil juga harus menghindar posisi duduk dan berdiri dalam

waktu yang sangat lama. Ibu hamil mempertimbangkan pola istirahat dan tidur

yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya.

Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan malam hari harus

dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur

malam kurang lebih sekitar 8 jam dan istirahat atau tidur siang kurang lebih 2 jam.

c. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir

kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan

seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila:

1. Terdapat pendarahan pervaginam.

2. Terdapat riwayat abortus berulang.

3. Abortus/ partus prematurus imminens.

4. Ketuban pecah.

5. Serviks telah membuka.


d. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan setidaknya dua

kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,

menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada dan

daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan

gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi

berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil

dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan caries

gigi.

e. Mobilisasi dan body mekanik

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu

melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel,

memasak, dan mengajar. Semua pekerjaan itu harus sesuai dengan kemampuan

wanita tersebut sehingga ia mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Ibu hamil

harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan diri dengan baik dan kiat

berdiri, duduk dan mengangkat tangan menjadi tegang. Body mekanik (sikap

tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk

membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan

karena sikap tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit

pinggang.

2.1.3 Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

1. Sakit punggung

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser

pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka,

sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena

pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu

dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian atas dan bawah

punggung terutama pada akhir kehamilan.

2. Konstipasi

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesterone yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,

desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkosumsi

makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung

dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan

kosong dapat merangsang gerak peristaltic usus.

2.1.4 Tanda bahaya pada kehamilan

Tanda bahaya pada kehamilan, yaitu:


a.
Adanya pengeluaran darah melalui jalan lahir

1. Plasenta Previa, keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir.

2. Solusio Plasenta, suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal

terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum jalan lahir, biasanya dihitung

sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.


b. Sakit kepala yang hebat

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak pada wajah dan ekstremitas

e. Keluar cairan dari jalan lahir

f. Nyeri perut yang hebat

g. Gerakan janin tidak terasa

2.1.5 Asuhan antenatal

a. Pengertian

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan pada ibu

hamil sejak ibu mulai merasakan kehamilannya sampai saat bersalin.

b. Tujuan asuhan antenatal.

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social

ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

c. Jadwal pemeriksaan antenatal

1. Pemeriksaan pertama Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah

diketahui terlambat haid.


2. Pemeriksaan ulang

a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

b. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

c. Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan.

Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan standar minimal 4 kali

kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan

ketentuan yaitu 1 kali pada trimester pertama (K 1), 1 kali pada trimester dua dan

dua kali pada trimester 3 (K3 dan K4).

d. Standar asuhan pelayanan antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T meningkat menjadi 7T dan sekarang menjadi

12T, sedangkan untuk daerah endemic malaria menjadi 14T yaitu :

1. Timbang berat badan dan tinggi badan

Tinggi badan itu dikategorikan adanya resiko apabila hal pengukuran 145

cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk

mengetahui kenaikan berat badan dan penurunan berat badan. Kenaikan

berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.

Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan Berat Badan ibu

sebelum hamil:

Tabel 2.2 Rekomendasi Kenaikan Total Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan IMT

Laju peningkatan berat


Berat badan Peningkatan berat badan pada trimester 2
sebelum kehamilan badan total (kg) dan 3 (kg/minggu)
IMT
Kategori (kg/m2) Rata-rata Kisar
an
0,44–
Underweight <18,5 12,5–18,0 0,51 0,58
18,5– 0,35–
Normal 24,9 11,5–16,0 0,42 0,50
24,9– 0,23–
Overweight 29,9 7,0–11,5 0,28 0,33
0,17–
Obesitas ≥30,0 5,0–9,0 0,22 0,27

Wanita yang sedang hamil sangat penting untuk selalu dipantau peningkatan

berat badan dan nutrisinya selama kehamilan, karena ini merupakan indicator

pertumbuhan dan perkembangan janin, juga penting untuk proses persiapan

menyusui. Kenaikan berat badan selama kehmilan tergantung dari berat badan

sebelum kehamilan karena penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Apabila

terjadi asupan gizi yang kurang akan berdampak pada gangguan pertumbuhan

janin dalam kandungan seperti berat badan lahir rendah (BBLR) dan akan terjadi

gangguan kehamilan, seperti anemia, KEK, preeklampsi.

Kenaikan BB secara cepat dapat disebabkan oleh kelelahan dan kurang

tidur, mengalami pembengkakan karena cairan, mengalami stres dan depresi,

pengobatan diabetes mellitus.

2. Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, Deteksi tekanan darah yang

cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Tekanan

darah normal berkisar systole diastoles 110/80 – 120/80 mmHg.

3. Pengkuran tinggi fundus uteri


Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nomor pada tepi atas sympisis

dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan). Untuk

menentukan usia kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (menurut Leopold)

a. 12 minggu 1-2 jari atas symphysis

b. 16 minggu pertengahan antara symphysis – pusat.

c. 20 minggu 3 jari bawah pusat.

d. 24 minggu setinggi pusat.

e. 28 minggu 3 jari atas pusat.

f. 32 minggu pertengahan Px-pusat.

g. 36 minggu 3 jari dibawah Px

h. .40 minggu pertengahan Px dan pusat

4. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena

masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Tablet

yang mengandung zat besi 60 mg dan asam folat sebanayk 500µg sebanyak 1

tablet/hari dengan pemberian selama 90 hari. ibu harus dinasehati agar tidak

meminumnya bersama teh atau kopi agar tidak mengganggu penyerapan.

5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (imunisasi TT)

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan

sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Manfaat imunisasi TT yaitu:

a. untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Tetanus khususnya beresiko

pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi di rumah


dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat

yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan

tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.

b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.

c. Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang

dikandungnya, sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari

penyakit tetanus.

Efek samping TT yaitu nyeri kemerah merahan dan bengkak untuk 1-2 hari

pada tempat penyuntikan. Imunisasi TT pertama diberikan pada usia kehamilan 16

minggu dan imunisasi TT kedua diberikan 4 minggu setelah TT pertama.

Pencegahan agar tidak terjadi tetanus yaitu dengan menganjurkan ibu bersalin di

tenaga kesehatan Mengingat sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun,

menolong persalinan dengan teknik yang bersih dan steril, mengajarkan cara

perawatan tali pusat.

Tabel 2.3 Jadwal Imuniasai TT

No TT Interval Lama
perlindungan
1 I Suntikan pertama Tidak ada
2 II 4 minggu setelah suntikan pertama 3 tahun
3 III 6 bulan setelah suntikan kedua 5 tahun
4 IV 1 tahun dari suntikan ke -3 10 tahun
5 V 1 tahun dari suntikan ke -4 25 tahun/seumur
hidup
6. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang Pertama kali,

lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

7. Pemeriksaan protein urin

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini

untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.

8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk

mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual seperti syphilis.

9. Pemeriksaan reduksi urin

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi

diabetes mellitus atau riwayat penyakit diabetes pada keluarga ibu dan suami.

10. Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan yang ditunjukkan

kepada ibu hamil, manfaat perawatan payudara adalah:

a. Menjaga kebersihan payudara, terutama puttng susu.

b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu pada puting

susu terbenam.

c. Merangsang kelenjar-kelenjar sehingga produksi ASI lancar.

d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi Perawatan payudara dilakukan 2 kali

sehari sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan.

11. Senam hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan

setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

12. Pemberian obat malaria


Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu didaerah endemik

malaria atau kepada ibu dengan gejala khas yaitu panas tinggi disertai menggigil.

13. Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipenaruhi oleh factor-faktor lingkungan dimana

tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. kekurangan yodium dapat

mengakibatkan gondok dan kretin yan ditandai dengan:

a. Gangguan fungsi mental

b. Gangguan fungsi pendengaran

c. Gangguan pertumbuhan

d. Gangguan kadar hormon yang rendah

14. Temu wicara

suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain

memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk

memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

15. Prinsip-prinsip konseling Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu:

a. Keterbukaan

b. Empati

c. Dukungan

d. Sikap dan respon positif

e. Setingkat atau sama derajat

16. Tujuan konseling pada antenatal care

a. Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya

preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.


b. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan

kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau

tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

2.2 Persalinan

2.2.1 Pengertian

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

2.2.2 Lima Benang Merah

• Membuat keputusan klinik

• Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

• Pencegahan infeksi

• Pencatatan (rekam medik) Asuhan persalinan

• Rujukan.

2.2.3 Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda inpartu dapat diketahui dengan:

1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks


3. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

2.2.4 Tahap persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:

1. Kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi

partus jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu

darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis

servikalis karena servik mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah berasal

dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis tersebut

pecah karena pergeseran-pergeseran karena serviks membuka. Proses ini

berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi dalam 2 fase:

a. Fase laten (8 jam) dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan 3

cm.

b. Fase aktif (7 jam), dari pembukaan serviks 4 cm sampai pembukaan 10

cm (lengkap). Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase lagi

yaitu: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal yakni dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9

cm, dan fase deselerasi dimana pembukaan menjadi lambat kembali,

dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm (lengkap).


Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan

tersebut dapat di jumpai baik pada primigravida maupun multigravida, akan tetapi

pada multigravida fase laten, fase akif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.

Pada primigravida kala Iberlangsung selama ±13 jam, sedangkan pada

multigravida ±7 jam.

Tabel 2.4 jam pemeriksaan

Parameter Frekuensi Fase Laten Frekunsi Fase Aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam


Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Denyut janttung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam*
*Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

2. Kala II (pengeluaran)

Di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan bayi lahir. Proses

ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan multigravida. Pada kala ini his

menjadi lebih kuat dan cepat, kurang dari 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal

pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his

dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan. Kemudian perineum akan menonjol dan menjadi

lebih lebar dengan membukanya anus. Labia langsung membuka dan tidak lama

kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul

sudah bereleksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan his

dan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah

simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum.Setelah his istirahat sebentar,
maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi.

Pada primigravida persalinan kala II berlangsung rata-rata 1 ½ jam,

sedangkan pada multipara rata-rata ½ jam.

Pemantauan kala II:

a. Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 menit, meliputi frekuensi, irama,

intensitas.

b. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit

c. Warna ketuban merupakan hal yang perlu diwaspadai bila ketuban

bercampur mekonium pada presentasi kepala berarti gawat janin, atau

ketuban bercampur darah.

d. DJJ tiap selesai meneran/mengedan antara 5-10 menit

e. Penurunan kepala tiap 30 menit. Pemeriksaan dalam tiap jam/atas

indikasi

f. Adakah presentasi majemuk

g. Apakah terjadi putaran paksi luar

h. Adakah kembar tidak terdeteksi

3. Kala III

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus dengan fundus

uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk

melepaskan plasenta dari dindingnya. Tanda-tanda pelepasan plasenta:

a. Semburan darah

Semburan darah ini disebabkan karena penyumbatan retroplasenter yang


pecah saat plasenta lepas.

b. Pemanjangan tali pusat

Hal ini disebabkan karena plaseta turun ke segmen uterus yang lebih bawah.

c. Perubahan bentuk uterus dari discoid menjadi globuler Perubahan ini

disebabkan kontraksi uterus.

Manajemen aktif kala III:

a. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin, dikarenakan akan

mempercepat proses perubahan sirkulasi darah pada bayi baru lahir.

b. Palpasi abdomen untuk memastikan adanya janin kedua, tindakan ini

dilakukan sebelum pemberian oksitosin karena dapat menyebabkan

kontraksi uteruss dan memutuskan suplai oksigen ke janin.

c. Suntikan oksitosin 10 unit di sisi lateral 1/3 paha pasien secara IM segera

setelah bayi lahir dan tidak boleh diberikan lebih dari 2 menit

dikarenakan pada daerah paha lebih mudah disuntikan daripada bokong

serta kecil kemungkinannya untuk terjadi trauma. Pemberian oksitosin

segera untuk mempercepat kontraksi dan terlepasnya plasenta sehingga

dapat mengurangi perdarahan yang keluar.

d. Melakukan PTT dengan cara satu tangan diletakkan di atas sympisis

pubis, selama kontraksi tangan mendorong korpus uterus dengan gerkan

dorso kranial. Tangan satu memegang klem krang lebih 5 cm dari vagina

dengan melakukan tarikan dan penegangan yang sama dengan tangan ke

uterus selama kontraksi.

Pemantauan kala III :


a. Perdarahan, jumlah darah di ukur, disertai dengan bekuan darah atau

tidak.

b. Kontraksi uterus, bentuk uterus, intensitas.

c. Robekan jalan lahir/laserasi, ruptur perineum.

d. Tanda-tanda vital : tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum

persalinan, nadi bertambah cepat, temperatur bertambah tinggi, respirasi

berangsur normal, gastrointestinal normal pada awal persalinan mungkin

muntah, personal hygiene.

4. Kala IV (observasi)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sarnpai 2 jam postpartum. Kala

ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan

harus ditakar sebaikbaiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya

disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan

perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc,

biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, mala sudah dianggap

abnormal, dengan demikian harus dicari penyebabnya. Penting untuk diingat:

Jangan meninggalkan wanita bersalin sesudah bayi dan plasenta lahir, sebelum

pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan

perhatikanlah 7 pokok penting berikut:

a. Kontraksi rahim : baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan

palpasi, jika perlu lakukan masase dan berikan utero tonika, seperti

methergin, atau ermetrin dan oksitosin.


b. Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa

c. Kandung kemih : harus kosong jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan

jika tidak bisa, lakukan kateter

d. Luka-luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak

e. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.

f. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah lain.

g. Bayi dalam keadaan baik Pada penanganan kala IV pemeriksaan fundus,

tekanan darah, nadi, perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada

jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

2.3 Asuhan Persalinan Normal

Asuhan Kebidanan pada Persalinan:

1. Melihat tanda dan gejala kala II

a. Ibu mempunyai keinginan meneran.

b. Ibu merasa tekanan yang semakin kuat pada rectum.

c. Perineum menonjol.

d. Vulva vagina dan sfingter ana membuka.Menyiapkan pertolongan

persalinan.

2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap

digunakan.

3. Menyiapkan tempat yang datar dank eras, 2 kain, 1 handuk bersih dan

kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

4. Menggelar kain di atas perut ibu dan meja resusitasi serta pengganjal

bahu bayi
5. Menyiapkan oksitosin 10 unit :

a. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

b. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci

kedua tangan dan mengeringkan tangan.

c. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik.

7. Membersihkan vulva dan perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

serviks lengkap, bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan

kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya

didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit kemudian mencuci kedua

tangan.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit)

11. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

12. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

13. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan


keinginannya.

a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta

janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan temuan-temuan.

b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai

meneran.

14. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,

(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan

ibu merasa nyaman).

15. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran:

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran.

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan

pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).

d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu.

f. Menganjurkan ibu untuk minum.

g. Menilai DJJ setiap 5 menit.


h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera

dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau

60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera jika ibu tidak

mempunyai keinginan meneran.

16. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah memuka vulva dengan diameter 5-6 cm

17. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

18. Buka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan

19. Memakai sarung tangan DTT

20. Saat kapala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain. letakkan tangan yang

lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu

lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas

cepat dan dangkal

21. Membersihkan mata,hidung dan muut bayi dai lendir darah dan air

ketuban

22. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal

itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya di dua

tempat dan memotongnya.

23. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.

24. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di

masing-masing sisi muka bayi secara biparietal. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi.. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah

dan distal hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan

kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan distal untuk

melahirkan bahu posterior.

25. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.

Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku

sebelah atas

26. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas

(anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat

punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati- hati

membantu kelahiran kaki.

27. Lakukan penilaian selintas

a. Apakah bayi menangis kuat

b. Apakah bayi bergerak aktif Bila salah satu jawabannya adalah tidak

lanjut ke langkah resusitasi

Bila semua jawaban adalah ya maka lanjut ke langkah 26

28. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tanpa menghilangkan verniks.

29. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya

bayi kedua.
30. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

31. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin

10 unit IM atau 1 /3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah

mengaspirasinya terlebih dahulu.

32. Setelah 2 menit pasca persalinan, Jepit tali pusat dengan klem 3 cm dari

pusat bayi. Mendrong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan jepit kembali

tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

33. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a. Dengan satu tangan pegang tali pusat yang dijepit sambil

melindungi perut bayi kemudia lakukan pengguntingan tali pusat

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT dengan simpul mati

c. Lepaskan klem dan masukan ke dalam wadah yang telah

disediakan

34. Meletakkan bayi tengkurap diatas dada pasien dengan posisi lebih rendah

dari puting

35. Mengganti kain basah dengan kain yang kering

36. Memindahkan klem pada tali pusat Jika tali pusat bertambah panjang,

pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

37. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas

tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi

kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem

dengan tangan lain.

38. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penengangan


kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang

berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus

kearah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk

membantu mencegah terjadinya inversion uteri. Jika plasenta tidak lahir

setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu

hingga kontraksi berikutnya mulai.

39. Lakukan penegangan tali pusat dan lakukan dorongan dorso kranial

hingga plasenta terlepas

40. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem berjarak 5-10 cm dari

vulva

41. Jika plasenta belum lahir selama 15 menit maka lakukan suntik oksitosin

kedua, melakukan kateterisasi, ulangi penegangan tali pusat selama 15

menit jika belum lahir dalam 30 menit lakukan rujukan untuk tindakan

manual plasenta

42. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melajutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua

tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

43. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus

menjadi keras).

44. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput

ketuban lengkap dan utuh. Meletakan plasenta kedalam kantung plastik

atau tempat khusus.

45. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera

menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

46. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

47. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit pada ibu selama 1 jam

48. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30- 60

menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi

cukup menyusu dari satu payudara. ( Biarkan bayi berada di dada ibu

selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu ).

49. Setelah satu jam lakukan pemeriksaan bayi baru lahir, beri salep mata

dan vitamin K secara IM di paha kiri anterolateral

50. Setelah satu jam pemberian vitamin K beri sutikan imunisasi hepatitis B

di paha kanan anterolateral. Evaluasi

51. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam;

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan

yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan


penjahitan dengan anesthesia lokal dan mengunakan teknik yang

sesuai.

52. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan

memeriksa kontraksi uterus.

53. Mengevaluasi kehilangan darah.

54. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit

selama jam kedua pascapersalinan.

55. Periksa kembali bayi dan pantau 15 menit untuk memastikan bayi

bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal ( 36,5 –

37,5 C)

56. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

57. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah

yang sesuai.

58. Membersikan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan air

ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih

dan kering.

59. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum yang

diinginkan.

60. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan


larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

61. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

membalikan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) .

2.4 NIFAS

2.4.1 Pengertian

Masa nifas disebut juga masa puerperium adalah masa sejak bayi dilahirkan

dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya disertai

dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang

mengalami perubahan seperti perlukaan dan sebagainya berkaitan saat

melahirkan.

Masa nifas atau Puerperium adalah masa pemulihan kembali, dimulai sejak

1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 42 hari dimana pada masa itu terjadi

pemulihan keadaan alat kandungan seperti pada saat sebelum terjadi kehamilan.

2.4.2 Perubahan fisiologi pada masa nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

a. Proses involusi uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum

hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi

untuk meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus Uteri) . Involusi uterus atau

pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi

sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga

dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau


keadaan sebelum hamil.

Tabel 2.6 TFU masa nifas

Involusi uteri TFU Berat Uterus


Bayi baru Setinggi pusat 1000 gram
lahir
Plasenta Lahir Dua jari dibawah pusat 1000 gram
7 hari Pertengahan pusat 750 gram
Sympisis
14 hari Tidak teraba diatas 500 gram
Sympisis
6 minggu Normal

b. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur- angsur akan muncul

kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas

biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka pada pada vagina

umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara sendirinya,

kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan

selulitis yang dapat menjalar menjadi sepsis.

c. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena


sebelumya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada

postpartum hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian

tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum

hamil.

d. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan

menpunyai reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat organism

berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang pada vagina

normal. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan

warnannya

1. Lochea Rubra atau merah

Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ke tiga masa

postpartum. Sesuai dengan namannya, warnanya biasanya

merah dan mengandung darah dari perobekan atau luka pada

plasenta dan serabut dari decidua dan khorion. Terdiri dari sel

desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan

sisa darah.

2. Lochea Sanguinolenta

Lochea ini muncul pada hari keempat sampai ke tujuh

postpartum. Warnannya biasanya kekuningan. Lochea ini

terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga

terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.

3. Lokhea serosa
Lochea ini dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochea

rubra. Lochea ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai ke

14.

4. Lokhea Alba

Lochea ini muncul lebih dari hari ke-14 postpartum. Warnanya

lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung

leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

e. Perubahan sistem pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya

disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan.

Disamping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan

pada perineum, jangan sampai lepas dan takut juga dengan nyeri. Buang air

besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga

terjadi konstipasi dan beraknya mungkin keras dapat diberikan obat laksan

per oral atau per rektal. Bila masih juga belum berhasil dilakukanlah klysma

(klisma), Enema (Ing) artinya suntikan urus-urus.

f. Perubahan sistem perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang

air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini

adalah terdapat spasme sfinkter dan edema kandung kemih sesudah bagian

ini mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang pubis selama

persalinan berlangsung. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-

36 jam postpartum. Kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan

mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut dengan

diuresis. Ureter berdilatasi dan akan kembali normal dalam 6 minggu.


Dinding kandung kemih memperlihatkan edema dan hyperemia,

kadang-kadang edema trgonum yang menimbulkan alostaksi dari

uretra sehingga menjadi retensio urin. Kandung kemih dalam masa

nifas menjadi kurang sensitif dan kapasitas bertambah sehingga setiap

kali kencing masih tertinggal urin residu (normal kurang lebih 15 cc).

Dalam hal ini, sisa urine dan trauma pada kandung kemih sewaktu

persalinan dapat menyebabkan infeksi.

2.4.3 Kebutuhan dasar ibu nifas

1. Nutrisi dan Cairan

Pada masa nifas diet perlu mendapatkan perhatian khusus, karena dengan

nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat

mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu,

bergizi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan. Ibu

yang menyusui harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut:

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

b. Makan dengan diet gizi seimbang untuk mendapatkan protein, mineral

dan vitamin yang cukup.

c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d. Pil zat besi harus diminum setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

e. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit sebanyak 2 kali yaitu pada 1

jam setelah melahirkan dan 24 jam agar bisa memperlancar ASI.

2. Ambulasi

Ambulasisi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali ada kontraindikasi.


Sebaiknya ibu nifas turun dari tempat tidur sedini mungkin setelah persalinan.

Ambulasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi,

thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal. Di samping itu ibu merasa

lebih sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu harus didorong

untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur. Pada ambulasi pertama,

sebaiknya ibu dibantu karena pada saat ini biasanya ibu merasa pusing ketika

pertama kali bangun setelah melahirkan.

3. Eliminasi

a. Buang Air Kecil

Ibu diminta buang air kecil pada 6 jam postpartum, jika dalam 8 jam

postpartum belum berkemih atau sekali berkemih atau sekali berkemih

belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi jika

kandung kemih penuh tidak perlu menunggu hingga 8 jam untuk kateterisasi.

b. Buang Air Besar

Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua

postpartum, jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat

pencahar per oral ataupun per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar

masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah) .

4. Istirahat

Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah

melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat

penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena

perineum. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, perineum, serta gangguan bayi

semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur. Secara otomatis pola tidur kembali

mendekati normal dalam 2 atau 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang
menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:

a. Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.

b. Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan.

c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan

dirinya sendiri.

5. Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun untuk

ibu hamil kembali. Menggunakan kontrasepsi adalah cara aman untuk

mencegah kehamilan terutama digunakan apabila ibu sudah haid lagi.

6. Latihan senam nifas

Latihan atau senam nifas penting untuk mengembalikan otot-otot perut dan

panggul keadaan normal

2.4.4 Tanda Bahaya Nifas

Tanda-tanda bahaya masa nifas antara lain:

1. Perdarahan postpartum

2. Lochea yang berbau busuk

3. Subinvolusi uterus

4. Nyeri pada perut dan pelvis

5. Pusing dan lemas berlebihan

6. Suhu tubuh >38

7. Sakit kepala hebat

8. Pembengkakan wajah, tangan, kaki


9. Payudara merah, panas, terasa sakit

10. Nyeri berkemih

11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

12. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

2.4.5 Asuhan Kebidanan pada masa nifas

Kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang

dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk

mencegah, mendeteksi, dan menangani masalahmasalah yang terjadi antara lain

sebagai berikut:

1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan

a. Mencegah pendarahan masa nifas karena Atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk bila

pendarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaiman mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan anatara ibu dan bayi baru lahir.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada

bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan pendarahn


abnormal.

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali

pusat, serta mmenjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-

hari.

3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan

a. Memastikan Rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan

meraba bagian Rahim.

b. Menilai adanya tanda- tanda demam, infeksi dan perdarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi.

e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan

Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami dan

Memberikan konseling untuk KB secara dini.

2.5 Bayi Baru Lahir

2.5.1 Pengertian

Periode neonatal merupakan periode yang paling kritis bila ditinjau dari

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pencegahan asfiksia, mempertahankan


suhu tubuh bayi terutama bayi berat badan rendah, pemberian air susu ibu (ASI)

dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap

infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan

tugas pokok pemantau kesehatan bayi.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan 37

minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram.

Neonatus ialah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal

adalah 28 hari.

2.5.2 Adaptasi fisiologi bayi baru lahir

Penilaian bayi baru lahir normal yaitu bayi cukup bulan, air ketuban jernih

tidak bercampur mekonium, bayi menangis atau bernafas, tonus otot bayi baik.

1. Pernapasan dan peredaran darah

Pernapasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi pada waktu 30 detik

setelah lahir. Pada menit pertama ± 80 x/menit disertai pernapasan cuping hidung

dan rintihan berlangsung 10 – 15 menit. Dengan berkembangnya paru-paru,

tekanan O2 dalam alveoli meningkat dan CO2 menurun, hal ini menyebabkan

aliran darah ketuban meningkat dan foraman ovale menutup. Sirkulasi janin

sekarang kembali menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu. Makin

lama makin menurut dan pada menit ke 30 menjadi 120 – 160/menit.

2. Suhu

Pada saat bayi lahir berada pada suhu lebih rendah daripada dalam kandungan

dan dalam keadaan hypotermi. Ini dapat mengakibatkan hypoglikemi, maka perlu

mempertahankan tubuh supaya suhu berada pada 36° C - 37° C.21


3. Kulit

Terdapat verniks caseosa yaitu lemak putih yang melekat pada tubuh bayi

baru lahir. Mungkin bercampur cairan amino, darah, faeces, mekonium.

4. Reflek

Refleks, yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa

didasaripada bayi normal, dibawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan

perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya rangsangan atau bukan.

a. Refleks mencari puting (rooting), bayi baru lahir akan menoleh ke

arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka

mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap

benda yang disentuhkan tersebut.

b. Refleks menghisap (Sucking), yaitu areola putting susu tertekan

gusi bayi, lidah dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan

dan memancarkan ASI.

c. Refleks menelan (swallowing), dimana ASI di mulut bayi

mendesak otot-otot di daerah mulut dan faring sehingga

mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam

lambung.

d. Reflek Grasping, bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka

jari-jarinya akan berlangsung menggenggam sangat kuat.

e. Reflek Moro, reflek yang timbul di luar kemauan, kesadaran bayi.

Contoh: bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan

kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat


tubuhnya pada orang yang mendekapnya.

2.5.3 Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Tujuannya adalah mengetahui

derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat

vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial

dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi seperti

pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflekrefleks primitif seperti

menghisap dan mencari puting susu.

2.5.4 Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Adapun tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali / menit, retraksi dada saat inspirasi.

2. Suhu terlalu panas atau lebih dari 38° C atau terlalu dingin kurang dari

36oC.

3. Warna abnormal, kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat

kuning.

4. Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah

5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah serta

adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah,


bengkak, keluar cairan (PUS), bau busuk, pernapasan sulit.

6. Mekonium tidak keluar setelah 3 jam hari pertama kelahiran, urine tidak

keluar dalam 24 jam pertama, muntah terus menerus, distensi abdomen,

feses hijau/berlendir/darah.

7. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas, mengantuk,

lunglai, kejang,tidak bias tenang, menangis terus menerus, mata bengkak

dan mengeluarkan cairan.

a. Menyentuh pipi bayi dengan puting susu.

b. Menyentuh sisi mulut bayi.

c. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan

ke payudara ibu dengan putting susu serta areola dimasukkan

kemulut bayi.

d. Sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga

puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI yang terletak di bawah areola.

e. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau

disangga lagi.

f. Setelah bayi menyusu pada salah satu payudara sampai terasa

kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara

melepas isapan bayi, yaitu:

1. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut

mulut.

2. Dagu bawah bayi ditekan.


3. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum

terkosongkan (yang dihisap terakhir).

4. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit,

kemudian dioleskan pada putting susu dan areola

sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.

5. Setelah selesai menyusui, bayi disendawakan dengan tujuan

untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak

gumoh/muntah.

2.5.5 Kebutuhan Bayi Baru Lahir

Kebutuhan bayi baru lahir yaitu:

1. Kebutuhan Nutrisi Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum

atau makan bayi adalah membantu bayi mulai menyusui dengan

pemberian ASI ekslusif. Untuk itu perlu diketahui prinsip umum dalam

menyusui secara dini dan ekslusif sebagai berikut :

a. Bayi harus disusui segera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1

jam pertama) dan dilanjutkan selama 6 bulan pertama kehidupan.

b. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang. 3) Bayi harus

diberi ASI secara ekslusif selama 6 bulan pertama. Hal ini

mengartikan bahwa bayi tidak boleh diberikan makanan apapun

selain ASI selama 6 bulan. 4) Bayi harus disusui kapan saja bayi

mau (on demand), siang atau malam yang akan merangsang

payudara memproduksi ASI secara adekuat.

2. Kebutuhan Eliminasi
Bayi miksi sebanyak minimal 6 kali sehari. Semakin banyak air yang masuk mka

semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman. Pada

hari ke 3-5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. Bayi defekasi 4-

6 kali sehari.

3. Kebutuhan Tidur

Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi yang

baru lahir mempergunakan sebagian besar dari waktunya untuk tidur. Dengan

bertambahnya usia, waktu untuk terjaga semakin lama, khususnya pada waktu

pagi dan siang hari. Pada umunya, waktu tidur dan istirahat bayi berlangsung

paralel dengan pola menyusu.

2.5.6 Asuhan bayi baru lahir

Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam

setelah bayi lahir. Tujuan:

1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering

2. Menjaga kebersihan bayi

3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,

diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI

4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam)

dalam 2 minggu pasca persalinan

5. Menjaga keamanan bayi

6. Menjaga suhu tubuh bayi

7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir


dirumah dengan menggunakan Buku KIA

8. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai

dengan hari ke 7 setelah bayi lahir. Tujuan:

a. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering

b. Menjaga kebersihan bayi

c. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri

ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI

d. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24

jam) dalam 2 minggu pasca persalinan

e. Menjaga keamanan bayi

f. Menjaga suhu tubuh bayi

g. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir

dirumah dengan menggunakan Buku KIA

h. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8

sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. Tujuan:

a. Pemeriksaan fisik

b. Menjaga kebersihan bayi

c. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru lahir

d. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24

jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.


e. Menjaga suhu tubuh bayi

f. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir

dirumah dengan menggunakan Buku KIA

g. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG


BAB III
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL

Hari/ tanggal pengkajian : Rabu, 22 Desember 2022


Waktu Pengkajian : 09.30 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
Nama Pengkaji : Teti Sahtriani

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien
Ibu /Suami

Nama ibu : Ny. P Nama Suami : Tn K


Usia : 27 tahun Umur : 32 Tahun
Suku : Jaw Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl.Sei Silau Timur

2. Keluhan Utama

Tidak ada keluhan.

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran sebelumnya.

HPHT: 9 agustus 2022 (TP: 16 Mei 2023) Ibu selalu periksa hamil ke Klinik .

Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya dan sudah 7 kali periksa.

Hasil USG terakhir pada 1 Desember 2023 TBJ: 2600 gram, jenis kelamin laki-

laki, ketuban cukup. Selama hamil mengonsumsi tablet penambah darah dan

vitamin yang diberikan bidan, suntik TT 1x di Klinik tangga1 20 desember 2022

pada usia kehamilan 18 minggu. Ibu tidak mengkonsumsi jamu atau obat-obatan

lain. Sewaktu usia kehamilan ibu kurang dari 3 bulan ibu mengalami mual tetapi

hilang setelah usia kehamilan ibu menginjak 3 bulan. Saat usia kehamilan 4 bulan

ibu merasakan gerakan janinnya aktif lebih dari 10 kali sehari sampai sekarang.
Ibu tidak pernah mengalami penglihatan yang kabur tiba-tiba, bengkak pada muka

dan tangan, serta gerakan janin yang berkurang. Ibu juga tidak merasakan adanya

kekhawatiran khusus pada kehamilannya.

4. Riwayat Kehamilan yang lalu

Jarak antara kehamilan yang pertama dengan sekarang 3 tahun, kehamilan yang

pertama cukup bulan ditolong oleh bidan di BPM, jenis kelamin laki-laki, bayi

lahir langsung menangis, berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm. Tidak ada

penyulit pada kehamilan, persalinan, dan nifas.

5. Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit berat seperti tifus, asma, jantung, ginjal,

diabetes mellitus, TBC, hepatitis, dan hipertensi.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu dan suami tidak pernah dan tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti

TBC, Hepatitis.Keluarga tidak ada riwayat keturunan seperti darah tinggi, jantung,

ginjal, asma, diabetes.

7. Riwayat psikososial ekonomi

Ibu sangat senang dengan kehamilannya yang sekarang karena merupakan

kehamilan yang direncanakan. Ibu sudah menikah 5 tahun dan menikah saat usia

22 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami. Saat ini ibu

tinggal bersama suami. Suami dan keluarga mendukung dan membantu dalam

mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ibu berencana melahirkan di klinik

Bidan I. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami dan atas

kesepakatan bersama. Dalam keluarga tidak ada budaya atau kepercayaan


mengenai kehamilan seperti tidak boleh tidur siang dan lain-lain. Ibu dan Suami

sudah mempersiapkan beberapa perlengkapan dan kebutuhan persalinan

termasuk BPJS sebagai biaya persalinan.

8. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Sebelum hamil ibu makan 3 kali dalam sehari dengan porsi sedang.Menu

nasi, daging, ikan.Ibu sangat suka makan sayur.Ibu juga suka makan buah. Selama

hamil ibu makan 3 kali dalam sehari dengan menu 1 porsi sedang nasi, lauk

seperti daging, ayam, ikan, telur, tahu, dan tempe juga sayur dan buah. Tidak ada

pantangan makan.

b. Hidrasi

Sebelum hamil ibu minum 7-8 gelas dalam sehari, selama hamil ibu minum

lebih dari 8 gelas sehari. Ibu juga terkadang minum susu untuk ibu hamil satu kali

sehari. Tidak ada pantangan minum.

c. Eliminasi

Sebelum hamil ibu BAK sebanyak 4-5 kali dalam sehari dan BAB 1 kali

sehari.Selama hamil ibu BAK 5-6 kali dan BAB 1 kali sehari.Tidak ada masalah

dalam BAK dan BAB.

d. Istirahat

Saat hamil maupun tidak hamil ibu tidur kurang lebih 8 jam sehari dari jam

21.00-05.00 WIB, terkadang ibu tidur siang 1-2 jam.

e. Aktivitas sehari-hari
Ibu hanya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, ngepel,

mencuci dan masak terkadang dibantu oleh keluarga.

f. Personal Hygiene

Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian

dalam 2 kali sehari setelah mandi

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84x/menit
c. Respirasi : 22x/menit
d. Suhu : 36,5°C

4. Data Antropometri :
a. Berat Badan sebelum hamil : 40 kg

b. Berat badan sekarang : 48 kg

c. Kenaikan berat badan : 8 kg

d. Tinggi Badan : 145 cm

e. IMT : 𝐵𝐵 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑇𝐵 (𝑚)2 = 40(1,45)2 = 19,02

f. LiLA : 22 cm

5. Wajah dan leher

Tidak ada oedema, sklera putih, konjungtiva merah muda, gigi tidak ada

yang berlubang. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh

limfe, tidak ada peningkatan vena jugularis.

6. Payudara
Simetris, areola berwarna kecoklatan, tidak ada retraksi atau dimpling, puting

menonjol, tidak ada oedema, benjolan dan nyeri tekan, sudah keluar kolostrum.

7. Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi, TFU 30 cm (TBJ= 2945 gram) bagian atas teraba

bokong, Punggung kanan, ekstremitas (bagian kecil) kiri, Presentasi kepala,

kepala Janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Divergen4/5. DJJ = 145x/menit,

teratur, punctum maksimum terdengar jelas pada perut bagian kanan bawah pusat.

8. Genetalia dan anus

Vulva dan Vagina tidak ada kelainan. Tidak ada pengeluaran cairan berbau atau

keputihan, tidak ada lesi atau kemerahan, dan tidak ada pembesaran kelenjar

Scene dan kelenjar Bartolini. Tidak ada haemorroid.

9. Ekstremitas

Kuku tidak pucat, tidak ada oedema dan varises, refleks patella (+) pada kedua

kaki.

10. Pemeriksaan penunjang

Golongan darah : O

HB : 12,9 g/dL

Protein Urin : Negatif

C. ANALISA

G2P1A0 Hamil 39 minggu

Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan

janin baik. ibu dan keluarga memahami dan mengerti.

2. Menganjurkan ibu untuk menambah porsi makanan dengan menu

seimbang yang bergizi dan sehat agar berat badan ibu bertambah.

3. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan segala perlengkapan ibu dan

bayi serta biaya persalinan atau persyaratan untuk BPJS dan

mempersiapkan dalam satu tas agar dapat dibawa kapan saja.

4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti bengkak pada

kaki, demam tinggi, gerakan janin dirasakan kurang aktif dari sebelumnya,

air ketuban keluar sebelum waktunya, sulit tidur dan cemas berlebihan. ibu

mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai yang sudah dijelaskan.

(SAP terlampir)

5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti mulas yang teratur

sering dan kuat, keluar lendir darah dan keluar air-air. (SAP terlampir)

6. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh

bidan seperti tablet penambah darah Ramabion 1 x 250 mg dan calc 1 x

500 mg.

7. Memberitahu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 10 Mei 2023 atau pada

waktu ibu merasa tanda-tanda akan melahirkan. ibu mengerti.

Catatan Perkembangan

Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan menjalar keatas seperti

kencang-kencang, dan terkadang hilang saat istirahat. Gerakan janin aktif

dirasakan oleh ibu ± 10 kali gerakan dalam sehari. Ibu makan 3 kali sehari satu

porsi dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur, ibu mengkonsumsi susu untuk ibu

hamil. Ibu minum 8-9 gelas sehari. Ibu sudah mempersiapkan perlengkapan untuk

persalinan. Ibu selalu mengkonsumsi vitamin yang diberi oleh bidan.

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 84x/menit

c. Respirasi : 22x/ment

d. Suhu : 36,8°C

4. Data Antropometri : Berat Badan : 50 kg

Kenaikan berat badan : 10 kg

5. Wajah dan leher

Tidak ada oedema, sklera putih, konjungtiva merah muda, bibir merah

muda, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh

limfe.

6. Payudara

Tidak ada masa dan nyeri tekan. Terdapat kolostrum

7. Abdomen
TFU 30 cm bagian atas teraba bokong, Punggung kanan, ekstremitas

(bagian kecil) kanan, Presentasi kepala, kepala Janin sudah masuk ke

pintu panggul. Divergen 4/5. DJJ = 155 x/menit, teratur, punctum

maksimum terdengar jelas pada bagian kanan bawah pusat.

8. Genetalia dan anus

Vulva dan Vagina tidak ada kelainan. Tidak ada pengeluaran cairan

berbau atau keputihan, tidak ada lesi atau kemerahan. Tidak ada

haemorroid

9. Ekstremitas

Kuku tidak pucat, tidak ada edema dan varises, refleks patella (+) pada

kedua kaki.

C. ANALISA

G2P1A0 Hamil 39 minggu

Janin tunggal hidup presentasi kepala. Ibu dan janin dalam keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini usia kehamilan ibu

39 minggu, ibu dan janin dalam keadaan baik.

2. Menjelaskan bahwa nyeri perut yang dirasakan ibu adalah his palsu dan

wajar. Menganjurkan ibu untuk datang ke Puskesmas jika mules yang

dirasa sering dan lama. ibu dan keluarga mengerti

3. Meningatkan ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dengan makan makanan

yang bergizi.

4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada saat hamil. (SAP terlampir)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda akan bersalin dan persiapan untuk

persalinan.

6. Memberitahu kunjungan ulang pada waktu ibu merasa tanda-tanda akan

melahirkan.

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

Catatan perkembangan
Hari/ tanggal pengkajian : Minggu, 15 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 21.30 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
Pengkaji : Teti Sahtriani
A. DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan Utama

Ibu mengeluh mulas-mulas sejak pukul 14.00 WIB namun mulas kadang

hilang,dan mulai teratur sejak pukul 19.00 WIB. Sudah keluar lendir darah sejak

pukul 21.00 WIB, tetapi belum keluar air-air dari jalan lahir. Ibu merasakan

gerakan janinnya aktif.

2. Istirahat Terakhir

Ibu istirahat terakhir semalam, ibu tidak tidur nyenyak karena sering terbangun

dan ingin buang air kecil pada malam hari.

3. Makan Terakhir

Ibu makan terakhir tadi sore pukul 18.30 dengan porsi sedang nasi dan ayam.

4. Eliminasi Terakhir

Ibu terakhir BAB tadi sore dan buang air kecil terakhir pukul 20.00.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,

nadi 84x/menit, suhu 36,7°C, pernapasan 26x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Wajah

Muka tidak oedema, sklera putih, konjungtiva merah muda.

b. Abdomen

TFU 32 cm, dibagian fundus teraba bokong. Dibagian kanan teraba punggung

sedangkan dibagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin/ekstremitas.

Dibagian bawah teraba kepala janin.Bagian terbawah janin sudah masuk PAP,

Divergent.4/5. DJJ 145x/menit, teratur. punctum maksimum terdengar jelas pada

bagian kanan bawah pusat, Kandung kemih kosong, his 4 kali 10 menit lamanya

40 detik teratur, kuat.

c. Genetalia

Vulva vagina tidak ada kelainan. Portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, ketuban

utuh, presentasi kepala, ubun-ubun kecil kiri depan, tidak ada moulage, penurunan

kepala Hodge I.

C. ANALISA

G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala 1 fase aktif.

Janin tunggal hidup, pres entasi kepala. Ibu dan janin dalam keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa saat ini

pembukaan 4 cm, dan menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan seperti


berjalan-jalan, jika tidak kuat dianjurkan untuk duduk sila atau tidur

miring kiri untuk mempercepat penurunan kepala bayi, dan jika ibu merasa

lelah ibu boleh beristirahat di saat his. ibu mengerti dan ibu berjalan-jalan

sekitar BPM dan jika ibu lelah ibu duduk atau tidur di kasur.

2. Menganjurkan keluarga untuk menemani ibu dan membantu menyediakan

hal yang dibutuhkan oleh ibu dan tetap mendampingi ibu saat persalinan.

Suami mendampingi ibu

3. Membantu ibu memilihkan posisi yang nyaman bagi ibu. Ibu memilih

posisi miring kiri

4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan/minum kepada ibu. ibu

makan satu porsi sedang dengan nasi, ayam dan sayur. Ibu minum 1 gelas.

5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Mengantar ibu ke

kamar mandi saat ibu ingin BAK.

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi. ibu mengerti

7. Mengajarkan suami cara mengatasi nyeri pada ibu dengan teknik relaksasi

8. Menganjurkan ibu untuk tidak mengedan sampai pembukaan lengkap.

9. Mempersiapkan alat-alat, bahan-bahan, obat-obatan serta ruangan untuk

persalinan dan kelahiran bayi sesuai APN.

10. Melakukan observasi kemajuan persalinan setiap 4 jam, dan ttv ibu serta

kesejahteraan janin setiap 30 menit sekali.

11. Mencatat di partograf (partograf terlampir)

Catatan Perkembangan

Hari Minggu 15 Januari 2023


A. DATA SUBJEKTIF

Sudah keluar air-air dari jalan lahir tidak tertahan, sejak jam 23.00 WIB.

Mulasnya semakin sering dan kuat dan seperti ingin BAB

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentistekanan darah 110/70 mmHg, nadi

80x/menit, pernapasan 23x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen

DJJ 155 x/menit, teratur. Kandung kemih kosong, his 5 x 10 menit

lamanya 50 detik, kuat.

b. Genetalia

tampak lendir bercampur darah. Terlihat tanda gejala kala II, Perineum

menonjol, vulva membuka, tekanan anus, dan dorongan untuk

meneran.Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah

berwarna jernih, ubun-ubun kecil didepan, tidak ada moulage, penurunan

kepala HIV.

C. ANALISA

Inpartu Kala II janin hidup

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu sudah

lengkap dan boleh mengedan.


2. Membantu memilihkan posisi ibu agar nyaman. ibu memilih posisi

litotomi.

3. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum disaat tidak

ada kontraksi.

4. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar. Yaitu kepala

diangkat, melihat kearah perut, mata dibuka, dan mengedan kearah bawah

tidak bersuara. ibu mengerti.

5. Mendekatkan partus set didekat tempat tidur ibu, memakai alas bokong,

memakai sarung tangan dan menyiapkan kain untuk bayi.

6. Memimpin persalinan. Bayi lahir spontan pukul 23.30 WIB, jenis kelamin

laki-laki, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan.

7. Mengeringkan dan mengganti kain basah dengan kain yang kering.

8. Mengecek ada atau tidaknya janin kedua.

Catatan Perkembangan
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan masih merasa mules dan merasa senang atas kelahiran bayinya.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran Compos mentis.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen tidak ada janin kedua, TFU setinggi pusat, kontraksi baik,

uterus globuler, kandung kemih kosong.


b. Genetalia

Tampak tali pusat menjulur didepan vulva.Terdapat semburan darah.

C. ANALISA

Inpartu Kala III

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu tindakan yang akan di lakukan bahwa ibu akan

disuntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha anterolateral untuk membantu

kelahiran plasenta (ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan).

2. Menjepit dan memotong tali pusat

3. Kemudian meletakan bayi di dada ibu untuk IMD dan memakaikan topi

pada bayi dan selimut bayi.

4. Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Terdapat tanda-tanda

pelepasan tali pusat yaitu tali pusat memanjang dan semburan darah tiba-

tiba.

5. Melahirkan plasenta. Plasenta lahir spontan lengkap pukul 23.33

6. Melakukan masase fundus selama 15 detik. Kontraksi uterus baik.

7. Menilai jumlah darah yang keluar dan mengecek kelengkapan plasenta.

Kotiledon lengkap, selaput utuh, insersi tali pusat marginal.

Catatan Perkembangan
Hari/ tanggal pengkajian : Rabu 15 Januari 2023
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan sedikit lelah dan masih mulas. Ibu senang ari-ari sudah lahir.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80mmHg,

nadi 82x/menit, suhu 37°C, pernapasan 24x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong,

b. Genetalia

Perdarahan ±100 cc, terdapat laserasi di kulit perineum, mukosa vagina

dan otot perineum.

C. ANALISA

Inpartu kala IV laserasi derajat II

D. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan informed consent bahwa jalan lahir ibu terdapat robekan dan

akan dilakukan penjahitan, dengan menggunakan obat bius lokal.

2. Melakukan penjahitan laserasi dengan teknik jelujur di bagian mukosa

vagina dan otot perineum, dan teknik satu-satu pada kulit perineum.

3. Membersihkan ibu dan tempat persalinan.

4. Mengajari ibu dan keluarga teknik masase uterus (uterus teraba bulat dan

keras) dan mengenali kontraksi uterus.

5. Memantau keberhasilan IMD.

6. Menganjurkan suami dan keluarga untuk membantu ibu makan dan

minum. Ibu makan roti dan minum air putih 1 gelas.


7. Mendekontaminasikan alat-alat persalinan dilarutan klorin 0,5% selama 10

menit kemudian mencuci bilas alat-alat bekas pakai.

8. Melakukan Observasi TFU, kontraksi, kandung kemih, perdarahan, dan

tanda-tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit

pada 1 jam berikutnya. Hasil terlampir di partograf.

9. Memberikan therapy Fe 1x250 mg, amoxylin 3x500 mg, cefadroxil 3x500

mg dan vitamin A 1x200.00 IU

10. melengkapi pendokumentasian dan partograf (Partograf terlampir)

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL

Catatan perkembangan
Hari/ tanggal pengkajian :Minggu, 15 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 06.10 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan masih merasa mulas dan tidak bisa tidur karena ibu ingin

memberi menyusui anaknya.

2. Aktivitas sehari-hari

a. Nutrisi

Setelah persalinan ibu makan satu porsi nasi dengan sayur dan tempe dan

segelas teh manis hangat.

b. Eliminasi

Ibu sudah BAK pada pukul 00.30 dan belum BAB.

c. Istirahat
Setelah persalinan ibu belum istirahat.

d. Aktivitas

Setelah persalinan ibu sudah miring kanan dan miring kiri, duduk dan

sudah berjalan ke kamar mandi untuk BAK

3. Riwayat Laktasi

Setelah persalinan Ibu sudah menyusui 1 kali.Lamanya pemberian ASI

kurang lebih 10 menit.kolostrum keluar banyak. Tidak ada keluhan dalam

pemberian kolostrum.

4. Penyulit dan Tanda Bahaya

Tidak ada tanda bahaya seperti demam, perdarahan, pusing berlebih dan

penglihatan berkunang-kunang.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 84x/menit, suhu36,6°C, pernapasan 20x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Wajah dan leher

Tidak ada oedema, sklera putih, konjungtivamerah muda.Tidak ada

pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.

b. Payudara

Simetris, putting menonjol, terdapat kolostrum.


c. Abdomen

TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik,kandung kemih kosong

d. Genetalia dan Anus

Luka jahitan baik, masih basah, terlihat lokiarubra, ± 30 cc, berbau khas.

Tidak ada haemoroid.

e. Ekstremitas

Kuku tidak pucat, tidak ada edema dan varises.

C. ANALISA

P2A0 Postpartum 2 jam ibu dalam keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu baik-

baik saja.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mulas yang dirasakan oleh ibu adalah

wajar karena rahim berkontraksi untuk mencegah perdarahan.

3. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk tetap memantau kontraksi dan

perdarahan. Jika kontraksi lembek dan perdarahan banyak segera

melaporkan kepada bidan.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui sesering mungkin.

5. Menganjurkan keluarga untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan

hidrasi untuk ibu.

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat bila bayi tidur.


7. Memberitahu tanda bahaya saat masa nifas, seperti perdarahan yang

banyak, pusing dan berkunang-kunang, dan penglihatan kabur. ( SAP

terlampir) .

Catatan Perkembangan

Hari/ tanggal pengkajian : Minggu,15 Januari 2023

Waktu Pengkajian : 08.00 WIB

Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu Masih merasa sedikit mulas, darah yang keluar tidak banyak.Ibu sudah

menyusui sebanyak 4 kali. Ibu mengeluh baru bisa istirahat 1 jam karena bayi

sering terbangun dan ingin menyusu. Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri, duduk

dan sudah ke kamar mandi untuk buang air kecil.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,

Nadi 82x/menit, Suhu 36,5°C, Pernapasan 22x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

Sklera putih dan konjungtiva merah muda.Abdomen TFU 2 jari bawah pusat,

kontraksi baik, kandung kemih kosong. Genetalia luka jahitan baik, masih basah,

tampak lokia rubra, ± 20 𝑐𝑐. Kuku tidak pucat, tidak ada edema dan varises.

C. ANALISA
P2A0 Postpartum 8 jam, ibu dalam keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sekarang dalam

keadaan baik.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama

kebersihan daerah kewanitaan dengan menggunakan air bersih dan sabun

cair bilas hingga bersih dan keringkan.

3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar.

4. Menganjurkan ibu menyusui secara on demand.

5. Memberitahu ibu cara perawatan payudara. Ibu dapat melakukan

perawatan payudara dengan benar.

6. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dengan tinggi protein

serta tinggi serat, dan juga tidak ada pantangan dalam makanan.

7. Menganjurkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu dan

bayinya.

8. Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat.

9. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 19 januari 2023.

Catatan perkembangan
Hari/ Tanggal Pengkajian : Minggu 15 Januari 2023
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. P
Waktu : 08.15 WIB
A. DATA SUBJEKTIF

Bidan datang untuk melakukan kunjungan ulang, Sehari ibu makan 3x

sehari dengan menu nasi ikan, daging, telur dan sayuran. Tidak ada pantangan.
Minum ± 8 gelas sehari. Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan kecuali

obat yang telah diberikan bidan. Obat yang diberi oleh bidan dikonsumsi ibu dan

masih ada. Dalam satu hari ibu BAB 1x berwarna kekuningan, tidak ada keluhan

saat BAB. BAK ± 5x berwarna kuning jernih tidak ada keluhan saat BAK. Mandi

dua kali sehari dan mengganti pembalut 2 kali sehari atau jika ibu merasa

pembalut sudah penuh, Saat malam hari ibu sering terbangun karena menyusui

bayinya, tidur ±6jam. Pada siang hari ibu melakukan pekerjaan rumah saat bayi

tertidur namun jika suami libur, suami membantu ibu. Dalam sehari ibu menyusui

bayinya > 12 kali. Lamanya kurag lebih 30 menit. Luka jahitan masih terasa nyeri.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg,

Nadi 78x/menit, Suhu 36,5°C, Pernapasan 23x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

Sklera putih dan konjungtiva merah muda. Abdomen TFU tidak teraba, kandung

kemih kosong. Genetalia luka jahitan kering, tampak lokhia Sanguinolenta, ± 5 cc.

Kuku tidak pucat, tidak ada edema dan varises.

C. ANALISA

P2A0 Postpartum 3 hari, ibu dalam keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu sekarang dalam keadaan baik.

2. Menganjurkan ibu istirahat ketika bayi tidur.

3. Menganjurkan ibu tetap menjaga kebersihan genetalia.


4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya nifas.

5. Memberitahu ibu kunjungan selanjutnya pada 22 januari 2023.

Catatan perkembangan

Hari/ Tanggal Pengkajian :Rabu , 22 Januari 2023

Tempat Pengkajian : Rumah Ny. P

Waktu : 09.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Tidak ada keluhan. Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan

buah, minum lebih dari 12 gelas air sehari. Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-

jamuan kecuali obat yang telah diberikan bidan. Ibu BAK 5 kali sehari dan BAB

sekali sehari. Tidur siang 1 jam per hari dan tidur malam 6-7 jam per hari. Dalam

sehari ibu menyusui bayinya >12x.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,

Nadi 81x/menit, Suhu 36,5°C, Pernapasan 20x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

Sklera putih dan konjungtiva merah muda. Abdomen TFU tidak teraba, kandung

kemih kosong. Genetalia luka jahitan baik, sudah kering. Kuku tidak pucat, tidak

ada edema dan varises.

C. ANALISA
P2A0Postpartum 7 hari, ibu dalam keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu sekarang dalam keadaan baik.

2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genetalia.

3. Memberikan konseling alat kontrasepsi. Ibu akan berdiskusi dengan

suami tentang alat kontrasepsi.

4. Mengingatkan tanda bahaya nifas kepada ibu.

5. Memberitahu metode KB dan menganjurkan ibu untuk menggunakan KB.

6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada 40 hari postpartum untuk

melakukan KB.

ASUHAN KEBIDANAN NEONATAL

Catatan perkembangan

Hari/ Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2022

Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan

Waktu : 00.10 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas Klien

Nama : By. Ny. P

Tanggal Lahir : Minggu, 15 januari 2023

Jam Lahir : 23.28 WIB

2. Faktor Lingkungan
Ibu tinggal di perkampungan dengan fasilitas yang cukup. Sumber air yang

digunakan sehari-hari berasal dari sumur. Ibu mempunyai fasilitas pembuangan

sampah. Dirumah tidak memiliki peliharaan.

3. Riwayat Maternal

Ibu mengatakan baik ibu, suami maupun keluarga tidak memiliki penyakit

menular, keturunan, maupun kronis yang sampai memerlukan perawatan khusus

seperti jantung, diabetes, malaria, asma, dan penyakit lainnya

4. Riwayat Perinatal

Bayi lahir saat usia kehamilan 39 minggu, lahir langsung menangis, gerakan aktif

dan warna kulit kemerahan, BB 3250 gram, PB 48 cm.

5. Riwayat Neonatal

Setelah persalinan bayinya dilakukan IMD selama 1 jam, setelah persalinan

bayinya langsung BAB dan BAK

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, berat badan 3250 gram, panjang padan 48 cm. lingkar

kepala 32 cm, lingkar dada 31 cm

laju jantung 152 kali/menit, pernafasan 42 kali/ menit, suhu 36,5⁰C.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

b. Leher

c. Dada
d. Abdomen

e. Ekstremitas

f. Genetalia

g. Punggung

h. System syaraf

refleks grabela : mengedip ketika glabela di sentuh

Refleks rooting : mencari ketika jari di tempelkan disamping mulut

Refleks sucking : sudah dapat menghisap putting dengan baik.

Refleks swallowing : sudah dapat menelan ASI ketika menyusui

Refleks grasping : jari tangan bayi dapat mengenggam ketika disentuh

Refleks plantar : jari kaki bayi menggenggamketika disentuh

Refleks babinzki : jari kaki bayi tampak mengembang ketika disentuh

Refleks moro : bayi terkejut ketika pemeriksa menepuk tangan

C. ANALISA

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam dengan keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

kaedaan bayi saat ini baik.

2. Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan vit k1 dan salf mata → ibu

setuju.

3. Memnyuntikkan vit K1 1 mg secara IM di sepertiga paha kiri luar.

4. Memberikan zalf mata chloramphenicol 1% pada mata kanan dan kiri.


5. Menganjurkan kepada ibu untuk memeluk bayi agar suhu bayi tetap

hangat.

6. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara tidak memakaikan ramuan

apapun pada tali pusat, dibiarkan bersih dan kering.

7. Menganjarkan ibu tentang tentang menyusui yang benar. Ibu menyusui

dengan benar.

8. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir pada ibu.

Catatan perkembangan

Hari/ Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2023

Waktu Pengkajian : 03.32 WIB

Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bayinya menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan,

bayi sudah diberi ASI 4 kali lamanya 30 menit, sudah BAK 2 kali dan BAB 1 kali

B. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, laju jantung 132 kali/ menit laju nafas 46 kali/ menit, suhu

36.6℃ .

B. Pemeriksaan fisik

Tidak ada benjolan atau masa pada kepala. Mata konjungtiva merah muda, sclera

putih, Hidung tidak ada pernafasaan cuping hidung. Mulut, bibir, lidah dan gusi

berwarna merah muda. Dada tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung 146

kali/menit dan nafas normal 42 kali/menit, teratur. Abdomen tidak ada


perdarahan, Genetalia dan anus bersih. Ekstremitas gerakan aktif, simetris. Kulit

berwarna kemerahan

C. ANALISA

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam dengan keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

keadaan bayi saat ini baik

2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan memeluk

dan memakaikan pakaian kering, serta cepat mengganti pakaian apabila

sudah basah. ibu mengerti dan akan melakukannya

3. Memandikan bayi dan mengajarkan ibu memandikan bayi serta

mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat.

4. Memberitahukan ibu cara perawatan pali pusat dibiarkan bersih dan kering

tanpa diberikan betadine atau yang lainnya.

5. Menganjukan ibu untuk menyusui bayi menimal setiap 2 jam sekali atau

kapan saja pada saat bayi merasa ingin minum (on demand).

6. Menjelaskan tentang tanda bahaya bayi kepada ibu diantaranya bayi tidak

mau menyusu, warna kulit kuning, suhu tubuh panas, dll. Kemudian

apabila terdapat tanda bahaya segera membawa bayi ke tenaga kesehatan.

7. Memberitahu ibu untuk melakukan imunisasi vaksin HB-0


BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Ny. P usia 27 tahun G2P1A0 dimulai pada

kehamilan 39 minggu sampai 1 minggu postpartum di Klinik Sari Ramadan .

Penulis melakukan pembahasan tentang kesesuaian antara kasus dan teori yang

dipelajari pada masa kehamilan, persalinan dan nifas.

4.1 Antenatal

4.1.1 Data subjektif

Berdasarkan hasil anamnesa, diperoleh Ny. P hamil dengan HPHT 09

agustus 2022. Menurut rumus Naegle diperoleh TP tanggal 16 Mei 2023. Rumus

dapat digunakan untuk menentukan TP sesuai dengan riwayat haid ibu yang

teratur. Usia kehamilan ibu saat ini yaitu 39 minggu. Ny. P datang untuk

memeriksakan kehamilannya pada tanggal 22 Desember 2022. Ibu rutin

memeriksakan kehamilannya ke bidan sudah periksa sebanyak 7 kali selama

kehamilan. 2 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua, 3 kali

pada trimester ketiga. Tujuan ANC menurut teori adalah memantau kemajuan

kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan standar minimal 4 kali

kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan

ketentuan yaitu 1 kali pada trimester pertama (K 1), 1 kali pada trimester dua

dan dua kali pada trimester 3 (K3 dan K4).

Pada kehamilan pertama ibu suntik TT lengkap 2 kali, dan sekarang usia

anak pertama yaitu 4 tahun, pada kehamilan sekarang ibu hanya suntik TT 1

76
77

kali, pada usia kehamilan 17 minggu. Terjadi kesenjangan dengan teori, TT

pertama menurut teori diberikan pada usia kehamilan 16 minggu dan imunisasi

TT kedua diberikan 4 minggu setelah TT pertama, imunisasi TT berfungsi untuk

melindungi dari tetanus neonatorium, Melindungi ibu terhadap kemungkinan

tetanus apabila terluka, Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap

ibu dan janin yang dikandungnya. Pencegahan agar tidak terjadi tetanus yaitu

dengan menganjurkan ibu bersalin di tenaga kesehatan, mengingat sebagian

besar persalinan masih ditolong oleh dukun. Menolong persalinan dengan teknik

yang bersih dan steril, mengajarkan cara perawatan tali pusat .

Pada kunjungan antenatal selanjutnya ibu mengeluh nyeri perut bagian

bawah dan menjalar keatas seperti kencang-kencang, dan terkadang hilang saat

istirahat. Menurut teori ibu mengalami his palsu atau braxton hicks yaitu

merupakan peningkatan kontraksi dari Braxton Hicks. Frekuensi dan jenis his ini

tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.

4.1.2 Data objektif

Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan

kepada Ny.P berat badan ibu sebelum hamil 40 kg, berat badan saat usia

kehamilan 39 minggu yaitu 50 kg, kenaikan berat badan ibu mencapai 10 kg dan

IMT ibu yaitu 19,02 terdapat kesenjangan karena menurut teori berdasarkan IMT

ibu seharusnya kenaikan berat badan ibu mencapai 11,5-16,0 kg. Pada usia

kehamilan ibu 39 minggu berat badan ibu 48 kg lalu 5 hari kemudian berat

badan ibu naik 2 kg menjadi 50 kg, kenaikan BB secara cepat dapat disebabkan

oleh kelelahan dan kurang tidur, mengalami pembengkakan karena cairan,


78

mengalami stres dan depresi, pengobatan diabetes mellitus. Dikhawatirkan ibu

hamil yang mengalami kenaikan berat badan terlalu cepat merupakan gejala dari

preeklamsi dan diabetes gestasional. Namun hal ini tidak terjadi pada klien.

Pada Pemeriksaan abdomen tidak ditemukan luka bekas jahitanoperasi,

TFU Mc. Donald 32 cm. Pemeriksaan leopold satu, fundus teraba bokong,

leopold dua punggung teraba sebelah kanan, sebelah kiri teraba bagian-bagian

kecil, leopold tiga bagian terendah teraba kepala, sudah masuk PAP. Leopold 4

divergen 4/5. DJJ 145x/menit, teratur. Menurut teori leopod I untuk mengetahui

tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada fundus dan mengukur tinggi

fundus uteri dari symfisis untuk menentukan usia kehamilan dengan

menggunakan (jika >12 minggu) atau cara Mc. Donald dengan pita ukur, leopod

II untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan bagian janin

yang disebalah kiri atau kanan, leopold III untuk menentukan presentasi janin

dan menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul,

leopod IV untuk untuk menentukan seberapa bagian bawah janin yang masuk ke

dalam rongga panggul, Djj normal 120 sampai 160 pe menit.

4.1.3 Analisa

Berdasarkan hasil dari data subjektif dan data objektif didapatkan analisa

G2P1A0 Hamil 39 minggu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu

dan janin baik.

4.1.4 Penatalaksanaan

Berdasarkan hasil pengkajian subjektif, objektif dan ditegakkan analisa,

maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan ibu


79

yaitu menganjurkan kepada ibu memenuhi nutrisi yang bergizi dan sehat, serta

mempersiapkan persiapan persalinan, memberitahu ibu mengenai tanda bahaya

kehamilan dan tanda persalinan. Pada kasus ini sesuai dengan teori standar

pelayanan asuhan antenatal mengenai temu wicara yaitu suatu bentuk

wawancara (tatap muka) untuk memperoleh pengertian yang lebih baik

mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapinya dengan melalui konseling-konseling

kepada pasien.

Menganjurkan ibu menambah porsi makan dengan menu yang bergizi

dikarenakan penambahan berat badan ibu tidak sesuai dengan IMT, seharusnya

berat badan ibu naik 11,5-16,0 kg dengan IMT 19,02. ibu hamil disarankan

untuk menambah berat badan dengan cara mengkonsumsi makanan penuh

nutrisi, pastikan asupan karbohidrat, protein, vitamin mineral, serat dari

makanan yang dikonsumsi tercukupi. Jaga pola makan, usahakan makan

sebanyak tiga kali sehari dengan diselingi camilan sehat. Konsumsi susu untuk

ibu hamil, dan makanan yang mengandung lemak sehat seperti keju, kacang-

kacangan, biji-bijian. Konsumsi suplemen yang mengandung asam folat, zat

besi, vitamin, dan kalsium. Namun terjadi kesenjangan, karena pada Ny. P hanya

diberikan suplemen penambah darah.

4.2 Intranatal

4.2.1 Data subjektif

Ibu datang mengeluh mulas dan keluar lendir darah sejak pukul 14.00 dan

sudah teratur sejak jam 19.00. Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah.
80

Sesuai dengan teori tanda persalinan yaitu rasa nyeri oleh adanya his yang

datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody

show) yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil pada serviks.

Pada pukul 23.00 ibu mengeluh ingin meneran seperti ingin BAB, hal ini

sesuai dengan teori yaitu saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar

panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.

4.2.2 Data objektif

Dalam pemeriksaan umum ditemukan tanda-tanda vital normal yaitu

tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 84x/ menit, suhu 36,7°C, respirasi 26x/menit.

Pada pemeriksaan Kala I fase aktif dapat dijumpai keadaan umum baik,

kesadaran composmetis, mata conjungtiva merah muda sklera putih, Tinggi

Fundus Uteri (TFU) 32 cm, difundus teraba bokong, dibagian kanan teraba

punggung dan bagian kiri teraba.

Ekstremitas. Bagian terendah janin teraba kepala. Sudah masuk pintu atas

panggul (PAP). Divergen, 4/5. Denyut jantung janin (DJJ) 145 x/menit, regular,

His 4x10’40”kuat, tidak ada oedem pada ekstermitas, refleks patella positif, pada

pemeriksaan genetalia, vagina tidak ada pembengkakan , portio tipis lunak,

pembukaan 4 cm, ketuban positif, UUK depan hodge I. Menurut teori persalinan

kala I adalah persalinan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap, mulai terjadinya persalinan bila timbul his dan

mengeluarkan lendir darah, dimana fase laten dimulai dari pembukaan nol

sampai 3 cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 sampai 10 cm. pada fase

aktif kontraksi menjadi lebih kuat dan sering, keadaan teersebut dapat dijumpai
81

pada primigravida dan multigravida

Dalam pemeriksaan umum ditemukan tanda-tanda vital normal yaitu

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 36,5°C, respirasi 23x/menit.

Pada pemeriksaan Kala II dijumpai keadaan umum baik, kesadaran

composmestis, (DJJ) 155 x/menit, regular, His 5x10’50” kuat, pada pemeriksaan

genetalia, terdapat pengeluaran air-air, perineum menonjol, terdapat tekanan

anus, vulva membuka, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban negatif,

UUK depan hodge IV. Menurut teori pada kala II his menjadi lebih kuat dan

cepat, tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan

pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi

lebar dengan anus membuka. Pengeluaran air ketuban menurut teori disebabkan

oleh pecahnya selaput ketuban, jika ketuban sudah pecah maka ditargetkan

persalinan akan berlangsung.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan tidak ada janin kedua,

pemeriksaan TFU sepusat, uterus terasa keras dan bulat (globuller) kandung

kemih kosong, pemeriksaan genetalia tampak tali pusat menjulur di depan vulva

dan semburan darah kurang lebih 75 cc. Menurut teori perubahan uterus

dikarenakan proses involusi, pada saat bayi baru lahir TFU nya adalah setinggi

pusat. Tanda-tanda pelepasan

plasenta diantaranya adalah adanya semburan darah yang disebabkan

karena penyumbatan retroplasenter yang pecah saat plasenta lepas, terdapat

pemanjangan tali pusat yang disebabkan karena plaseta turun ke segmen uterus

yang lebih bawah serta perubahan benuk uterus dari discoid menjadi globuler
82

4.2.3 Analisa

Berdasarkan hasil dari data subjektif dan data objektif didapatkan analisa

G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala 1 fase aktif. Janin tunggal hidup,

presentasi kepala. Ibu dan janin dalam keadaan baik.

4.2.4 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dilakukan dari inpartu kala I sampai dengan inpartu kala

IV. Penatalaksanaan pertama yaitu memberitahukan ibu dan keluarga tentang

hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang dalam proses persalinan pembukaan 4 cm.

Berdasarkan teori, asuhan pada kala I yaitu menjelaskan kemajuan persalinan,

perubahan yang terjadi pada tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan

dan hasil-hasil pemeriksaan.

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karena akan

mengganggu proses penurunan kepala bayi. Menurut teori salah satu penyebab

tidak turunya kepala adalah penuhnya kandung kemih ibu bersalin dikarenakan

karena urine yang tertahan di dalam kandung kemih akan menghambat

penurunan kepala janin.

Melakukan observasi kemajuan persalinan seperti his, djj , nadi setiap 30

menit dan suhu setiap 2 jam serta pembukaan dan tekanan darah setiap 4 jam.

Menurut teori frekuensi penilaian pada kala 1 fase aktif dilakukan pemeriksaan

tekanan darah setiap 4 jam sekali, suhu diperiksa setiap 2 jam sekali ,nadi

diperiksa setiap 30 menit , DJJ diperiksa setiap 30 menit, kontraksi diperiksa

setiap 30 menit, pembukaan diperiksa setiap 4 jam atau jika sudah ada tanda
83

persalinan pada fase aktif Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada.

BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. P usia 27 tahun berupa

pengumpulan data subjektif, data objektif, menentukan analisa untuk

mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah

diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Data subjektif Ny. P usia 27 tahun hamil kedua, belum pernah keguguran.

HPHT 9 Agustus 2020. Ibu merasa mulas semakin kuat dan sering seperti

ingin BAB pada pukul 23.00 WIB (15 Januari 2023).

2. Data objektif pemeriksaan fisik diantaranya IMT 19,02 cm. Tanda-tanda

vital, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 22x/menit

dan suhu 36,5°C, pemeriksaan abdomen TFU 32 cm, teraba bokong,

punggung kanan, presentasi kepala, divergen, DJJ 145x/menit.

3. Analisa yang ditegakkan saat ibu hamil Ny. P usia 27 tahun G2P1A0 usia

kehamilan 39 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala. Keadaan ibu

dan janin baik.

4. Penatalaksanaan yang diberikan diantaranya adalah :

a. Memberitahu hasil pemeriksaan

b. Menjelaskan tentang keluhan ibu saat hamil,

c. Menganjurkan ibu menambah berat badan dengan cara


84

mengkonsumsi makanan penuh nutrisi.

d. Menganjurkan ibu bersalin di tenaga kesehatan karena ibu hanya

melakukan suntik TT satu kali, dikhawatirkan ibu terkena infeksi

persalinan dan bayi mengalami tetanus neonatorum jika ibu

melahirkan bukan di tenaga kesehatan/dukun.

e. Melakukan asuhan persalinan normal, bayi lahir pukul 23.30 WIB,

spontan, langsung menangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan,

jenis kelamin laki-laki, Plasenta lahir pukul 23.33 WIB, lengkap.

f. Melakukan pemantauan kala IV,

g. Melakukan konseling ASI Eksklusif, mempraktikan breastcare, cara

menyusui, tanda bahaya nifas dan KB suntik 3 bulan serta

h. Melakukan kunjungan ulang

5. Faktor pendukung

Selama memberikan asuhan kepada Ny. P penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak yang ada di Klinik Sari Ramadan Penulis

diberikan kepercayaan untuk memberikan asuhan, dibimbing, diberi

pengetahuan serta saran yang membangun dari bidan. Ny.P dan suami

selaku klien sangat kooperatif sehingga memudahkan penulis untuk

menggali permasalahan melalui pengkajian dan pemeriksaan fisik. Asuhan

yang diberikan bisa sesuai dengan kebutuhan serta dapat diterima dengan

baik oleh klien.

5.2 Saran

1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan


85

Kepada layanan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan tenaga

kesehatan terutama bidan untuk selalu mendeteksi secara dini ibu hamil

berisiko agar dapat melakukan rujukan untuk mendapat pertolongan.

2. Bagi Klien dan Keluarga

Klien dan keluarga mampu memahami tentang tanda bahaya pada masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir untuk mencegah

terjadinya komplikasi. Pemberian ASI ekslusif dan merencanakan

metode kontrasepsi yang akan digunakan untuk menunda kehamilannya.

3. Bagi Profesi Bidan

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu

untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada

klien. Bidan memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan

kewenangannya.
86

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. www.depkes.go.id


Bidang Yankes Dinkes Provinsi Jabar. 2016. Profil Kesehatan Jawa Barat.
www.diskes.jabarprov.go.id
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. 2018. Buku ajar asuhan kebidanan volume 1.
Jakarta : EGC.
JNPK-KR. 2016. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta
Kemenkes. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015- 2019.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Manuaba, Ida Bagus. 2015. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Manuaba. 2015. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC.
Abdul Bari, Saifuddin. 2018. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka.
Ai Yeyeh Rukiyah & Lia Yulianti, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta : Trans Info Media.
Kusmiyati, Yuni dkk. 2019. Perawatan ibu hamil (Asuhan Ibu hamil).
Yogyakart : fitramaya.
Dewi, Sunarsih. 2014. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Saifuddin, abdul bari dkk. 2015. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta:PT bina pustaka sarworno prawirohardjo.
Elisabeth Siwi. 2014. Asuhan kebidanan kehamilan..Yogyakarta: Pustaka Baru
Pres.

Anda mungkin juga menyukai