Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb
NIK.02.11.03.03.1987 Dr.Ronal Setiawan Sinaga
Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang“Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Dengan Riwayat Asfiksia Di Klinik Sari Ramadan Tahun 2023”
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan,
bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya ini. Saya
berharap laporan ini berguna bagi pembaca.
PENULIS
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asfiksia merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia
dan asidosis. Asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ
pernapasan bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti pengembangan paru. Bayi
dengan riwayat gawat janin sebelum lahir.
Afiksia bermula dari kondisi gawat janin. Kondisi ini dapat terjadi apabila
aliran darah dari tubuh ibu ke plasenta mengalami gangguan, sehingga
menyebabkan janin kekurangan pasokan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).
Keadaan ini tetap brlanjut maka bayi berisiko lahir mengidap asfiksia saat lahir.
Asfiksia pada bayi baru lahir dapat ditandai dengan bernapas megap-megap atau
tidak bernapas, denyut jantung yang kurang dari 100x/menit, pucat, kulit sianosis,
pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan (Lilis,
2015).
Asfiksia terbagi atas tiga jenis yaitu asfiksia ringan dengan Apgar score 7-
10 yang ditandai dengan bayi terlihat merintih, nafas >60x/menit, dan bayi tampak
sianosis. Asfiksia sedang dengan Apgar score 4-6 yang ditandai dengan nafas
yang lambat, frekuensi jantung menurun 60-80x/menit, dan bayi tampak sianosis.
Dan Asfiksia berat dengan Apgar score 0-3 yang dapat ditandai dengan tidak ada
usaha nafas, frekuesi jantung <40x/menit, tonus otot lemah dan bayi tampak pucat
bahkan berwarna kelabu (Prawirahardjo, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bayi dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data subjektif pada Bayi dengan Asfiksia di Klinik
Sari Ramadan
b. Untuk mengkaji data objektif pada Bayi dengan Asfiksia di Klinik Sari
Ramadan
c. Untuk menganalisis kasus Asfiksia Sedang di Klinik Sari Ramadan
C. Ruang Lingkup
1. Lokasi
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Komprehensif ini
adalah di Klinik Sari Ramadan
2. Subjek Laporan Kasus
Subjek yang diambil untuk penyusunan Laporan Komprehensif ini adalah
Bayi.
3. Teknik/ Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara teknik
wawancara dan observasi
a. Wawancara : Penulis menggunakan Teknik wawancara
b. Studi Kepustakaan : Membaca dan mempelajari buku-buku sumber,
makalah ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang
berhubungan dengan kasus yang diambil
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program
studi Profesi Kebidanan di INKES Medistra Lubuk Pakam.
2
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
dalam mengatasi Bayi dengan Asfiksia
3
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Tinjauan Teori Asfiksia
1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Sembiring, 2017). Asfiksia
Neonatorum merupakan suatu keadaan dimana bayi yang tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 (oksigen) dan makin
meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang dapat menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut (Dweindra, 2014).
Asfiksia adalah keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Dewi, 2013).
2. Etiologi Asfiksia
Menurut Dewi (2014) penyebab asfiksia atau kegagalan pernapasan pada
janin disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut:
1) Faktor keadaan ibu
a) Gangguan aliran pada tali pusat, biasanya berhubungan dengan adanya lilitan
tali pusat, ketuban pecah dini (KPD) yang menyebabkan tali pusat
menumbung dan kehamilan lebih bulan ( post-term).
b) Adanya pengaruh obat, misalnya pada tindakan SC yang menggunakan
narkoba.
c) Penyakit masalah kehamilan preeklampsia dan eklampsia, penyakit kronis
seperti TBC (tuberculosis), jantung, kekurangan gizi, dan ginjal.
d) Persalinan patologis seperti presentasi bokong, letak lintang, partus lama atau
partus macet, demam sebelum dan selama persalinan, vakum ekstraksi, dan
forceps.
e) Penyakit genetic
f) Kehamilan lebih bulan (serotinus)
g) Keadaan ibu yang harus diwaspadai yang dapat menyebabkan terjadinya
asfiksia yang kemungkinan mengancam kesalamatan ibu dan bayi (hisk risk
4
priganancy). Beberapa yang dapat dilihat pada ibu yang dapat terjadinya
asfiksia menurut Dewi (2014:15-16) adalah edema pada kaki yang tidak
hilang dengan istrahat, tekanan darah sistol >130 mmHg, albuminaria, tinggi
badan ibu <148 cm, umur ibu hamil terlalu muda <16 tahun atau terlalu tua
>35 tahun, anemia <7gr %, perdarahan pervaginam, ibu riwayat persalinan
buruk, ibu bersalin dengan kesakitan yang luar biasa (skor nyeri >7), sikap,
dan presentasi bayi abnormal. Penyebab asfiksia tersebut, dapat menyebabkan
aliran darah ibu ke janin melalui plasenta berkurang, sehingga menurunkan
aliran oksigen dan glukosa ke janin, akibatnya terjadi gawat janin yang
menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.
3) Faktor plasenta
a) Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya yang abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Keadaan normal uterus terletak di bagian atas uterus.
b) Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum janin lahir, biasanya
terjadi pada trimester III, walaupun dapat terjadi setiap saat kehamilan.
c) Infark plasenta adalah terjadinya pemadatan plasenta, nuduler dan keras
sehingga tidak berfungsi dalam pertukuran nutrisi.
5
4) Faktor janin
Penyebab asfiksia yang diakibatkan oleh janin adalah kelainan kromosom,
kelainan genetika, kelainan pertumbuhan, dan malnutris pada janin.
5) Faktor keadaan bayi
Berikut adalah faktor bayi yang dapat menyebabkan asfiksia:
a) Kelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan bayi
b) Persalinan patologis seperti persalinan dengan presentasi bokong, gemeli,
distosia bahu, ekstraksi vakum, dan forseps.
c) Bayi prematur atau kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Aspirasi mekonium pada air ketuban bercampur meconium atau ketuban
berwarna kehijauan.
Menurut Armawan (2013) ada beberapa upaya pencegahan, cara
mengidentifikasi, dan penanganan terjadinya gawat janin adalah sebagai berikut:
a) Pencegahan gawat janin
Anjurkan ibu untuk sering berganti posisi selama masa persalinan, posisi
berbaring terlentang dapat mengurangi aliran darah atau oksigen ke janin dan
menggunakan partograf untuk memantau kondisi dan kemajuan persalinan.
b) Cara mengidentifikasi gawat janin
Periksa ada atau tidaknya air ketuban bercampur dengan meconium dan
periksa frekuensi denyut jantung janin selama 30 menit pada kala I dan setiap 5-
10 menit pada kala II.
c) Penanganan gawat janin
Meningkatkan pasokan oksigen ke janin dengan meminta ibu berbaring
miring ke salah satu sisi agar aliran oksigen pada janinnya meningkat,
memberikan oksigen apabila tersedia, dan berikan cairan secara oral atau IV untuk
ibu.
6
3. Klasifikasi Asfiksia
Asfiksia terbagi atas tiga jenis (Dwiendra, 2014)
1) Asfiksia Ringan
Asfiksia ringan dapat dilihat dengan nilai Apgar 7-10 dengan bayi terlihat
merintih, bayi merintih, takipnea dengan nafas >60x/menit, bayi tampak sianosis,
bayi kurang aktifitas, adanya retraksi sela iga, adanya pernafasan cuping hidung
dan pemeriksaan auskultasi didapatkan wheezing positif.
2) Asfiksia sedang
Nilai Apgar pada asfiksia sedang adalah 4-6 dapat dilihat dengan napas yang
lambat, frekuensi jantung menurun (60-80x/menit), bayi tampak sianosis, tonus
otot biasanya dalam keadaan baik, bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan
yang diberikan, dan tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses
persalinan.
3) Asfiksia berat
Nilai Apgar 0-3, tidak ada usaha nafas, frekuensi jantung kecil (<40x/menit),
tonus otot lemah, bahkan hampir tidak ada, bayi tampak pucat bahkan sampai
berwarna kelabu, bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan,
dan tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan.
7
Activity Tidak ada Sedikit gerak Gerakan aktif
Respiration Tidak ada Tidak teratur Langsung menangis
Sumber: Prawirahardjo, 2014
Keterangan nilai Apgar pada bayi baru lahir :
0-3 : bayi mengalami asfiksia berat
4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang
7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keaadaan
normal.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada Asfiksia neonatorum adalah dengan melakukan
resusitasi, pelaksanaan resusitasi neonatus secara secara garis besar mengikuti
algoritma resusitasi neonatal dilakukan dengan tahapan.
Langkah awal dalam pelaksanaan resusitasi dan pemeriksaan atau penilaian awal
dilakukan dengan 4 pertanyaan yaitu apakah bayi menangis atau bernafas?,
apakah bayi cukup bulan?, apakah air ketuban jernih?, dan apakah tonus otot baik
atau kuat?. Apabila terdapat jawaban “tidak” dari salah satu pertanyaan, maka
memerlukan tindakan resusitasi (Maryunani 2013).
Penolong persalinan harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi pada bayi
baru lahir. Persiapan untuk melakukan tindakan dapat menghindarkan kehilangan
waktu yang sangat berharga bagi upaya penolongan karena walaupun hanya
beberapa menit bayi baru lahir tidak bernapas dapat menyebabkan kerusakan otak
yang berat atau bahkan meninggal.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan resusitasi
menurut Armawan (2013) adalah sebagai berikut:
a. Persiapan keluarga
Persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk melakukan tindakan adalah
dengan membicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi terhadap ibu dan bayinya untuk membantu kelancaran
persalinan dan tindakan yang diperlukan.
8
b. Persiapan tempat resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi tempat bersalin dan tempat resusitasi adalah
dengan menggunakan ruangan yang hangat dan terang, tempat resusitasi
hendaknya keras, rata, bersih, dan kering. Kondisi yang rata diperlukan untuk
mengatur posisi kepala bayi. Resusitasi sebaiknya dilakukan di bawah sumber
pemanas misalnya lampu sorot dengan daya 60 watt, nyalakan lampu mejelang
kelahiran bayi.
c. Persiapan alat resusitasi
Alat penghisap lendir Dee Lee, dua helai kain atau handuk, tabung, sangkup atau
balon, kotak alat resusitasi, bahan ganjal bahu bayi berupa kain, kaos, selandang,
handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur
posisi kepala bayi, dan jam pencatat waktu.
1) Langkah-langkah resusitasi bayi baru lahir
Resusitasi pada bayi baru lahir bertujuan untk memulihkan fungsi pernapasan bayi
baru lahir yang mengalami asfiksia, berikut adalah langkahlangkah resusitasi:
a) Langkah awal, beritahu ibu dan keluarga bahwa bayinya memerlukan bantuan
untuk memulai bernapas, minta keluarga mendampingi ibu untuk memberi
dukungan emosional, menjaga dan melaporkan jika terjadi perdarahan. Langkah
awal dilakukan dalam waktu 30 detik.
b) Langkah awal yang cukup untuk merangsang bayi baru lahir untuk bernapas
spontan dan teratur adalah menjaga bayi tetap hangat, mengatur posisi bayi,
baringkna bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong, ganjal bahu agar
kepala sedikit ekstensi, keringkan, dan mengatur kembali posisi bayi.
9
1) Isap lendir
Gunakan Deele umtuk menghisap lendir.
Gambar: Isap Lendir
Pertama isap lendir di dalam mulut kemudian isap lendir di dalam hidung dengan
cara menarik keluar penghisap bukan pada saat memasukkan penghisap, jika
menggunakan Deele, jangan memasukkan ujung penghisap terlalu dalam lebih
dari 5 cm ke dalam mulut dank e hidung lebih dari 3 cm karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau napas bayi.
2) Rangsangan tektil
Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
Melakukan rangsangan tektil seperti menepuk atau menyentil telapak kaki dan
menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi, dengan telapak tangan.
Gambar: Rangsangan Taktil
3) Ventilasi
Ventilasi merupakan salah satu tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah
udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang memadai unruk membuka
10
alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan. Berikut adalah langkah-langkah
ventilasi:
a. Pasang sangkup, perhatikan perlekatan sangkup, pada saat memasang pegang
sangkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
Gambar: Posisi untuk melakukan ventilasi
b. Mulai bernafas dan sekaligus menguji apakah jalan nafas terbuka atau bebas.
Melakukan ventilasi percobaan 2 kali, yaitu melakukan tiupan udara dengan
tekanan 30 cm. Tiupan ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi
bisa.
(1) dalam 30 detik, lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm, sebanyak 20 kali dalam
30 detik dan pastikan udara masuk dada mengembang dalam 30 detik tindakan.
(2) Lakukan penilaian, apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur,
hitung frekuensi pernafasan, apabila pernafasan >40x/menit dan tidak ada retraksi
berat, jika Perhatikan dada bayi apabila tidak mengembang , periksa posisi kepala
pastikan posisinya sudah sudah benar, periksa pemasangan sangkup pastikan tidak
terjadi kebocoran, dan periksa ulang apakah jalan nafas tersumbat cairan atau
lendir hisap kembali.
(3) Ventilasi definitif 20 kali terjadi retraksi berat maka jangan lakukan ventilasi
lagi, berikan oksigen aliran bebas 5-10 L/menit, asuhan BBL rutin, pantau setiap
15 menit untuk pernafasan dan kehangatan dalam2 jam pertama, jangan
11
tinggalkan bayi dengan keadaan sendiri, dan jelaskan kepada keluarga bahwa
bayinya kemungkinan membaik.
B. Kajian Teori
1. Defenisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram,
cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk
yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang
dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan perawatannya. Tidak
saja cara perawatannya, namun pola pemberian makan juga sangat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (Depkes RI, 2009).
Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi
premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Hayati, 2009). Bayi
(Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan
sebagai periode emas sekaligus periode kritis (Goi, 2010).
12
organ-organ dalam, dan sebagainya.Sementara itu, konsep perkembangan lebih
mengarah pada segi psikologis, yaitu menyangkut perkembangan sosial,
emosional, dan kecerdasan. Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap
antara lain sebagai berikut (Chamidah, 2009):
1) Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian
sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.
2) Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi
pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi
fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya pada organ
pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna makanan
padat.
3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan motoric
besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan pertumbuhan
lambat.
13
b) Jenis Kelamin: Untuk memberikan informasi pada ibu dan keluarga serta
memfokuskan saat pemeriksaan genetalia.
c) Anak ke-: Untuk mengkaji adanya kemungkinan sibling rivalry.
2) Identitas Orangtua
a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.
b) Umur: Usia orangtua mempengaruhi kemampuannya dalam mengasuh dan
merawat bayinya.
c) Suku/Bangsa : Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap
pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang
dianut.
d) Agama: Untuk mengetahui keyakinan orangtua sehingga dapat menuntun
anaknya sesuai dengan keyakinannya sejak lahir.
e) Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual orangtua yang dapat
mempengaruhi kemampuan dan kebiasaan orangtua dalam mengasuh,
merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya.
f) Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status
gizi (Hidayat dan Uliyah, 2008). Hal ini dapat dikaitkan dengan pemenuhan
nutrisi bagi bayinya. Orangtua dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi
cenderung akan memberikan susu formula pada bayinya.
g) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan bayi.
3) Data Kesehatan
a) Riwayat Kehamilan: Untuk mengetahui beberapa kejadian atau komplikasi
yang terjadi saat mengandung bayi yang baru saja dilahirkan. Sehingga dapat
dilakukan skrining test dengan tepat dan segera.
b) Riwayat Persalinan: Untuk menentukan tindakan segera yang dilakukan pada
bayi baru lahir.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Tanda-tanda Vital: Pernapasan normal adalah antara 30-50 kali per menit,
14
dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada tanda-tanda distress
pernapasan. Bayi baru lahir memiliki frekuensi denyut jantung 110-160 denyut
per menit dengan rata-rata kira-kira 130 denyut per menit. Angka normal pada
pengukuran suhu bayi secara aksila adalah 36,5-37,5° C (Johnson dan Taylor,
2005).
c) Antropometri : Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 2500-4000 gram,
panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar kepala sekitar 32-37 cm, kira-kira 2
cm lebih besar dari lingkar dada (30-35 cm) (Ladewig, London dan Olds,
2005). Bayi biasanya mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari
pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10. Sebaiknya bayi dilakukan
penimbangan pada hari ke-3 atau ke-4 dan hari ke-10 untuk memastikan berat
badan lahir telah kembali (Johnson dan Taylor, 2005).
d) Apgar Score: Skor Apgar merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat
setelah lahir dalam hubungannya dengan 5 variabel. Penilaian ini dilakukan
pada menit pertama, menit ke-5 dan menit ke-10. Nilai 7-10 pada menit
pertama menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan baik (Johnson dan
Taylor, 2005).
2) Pemeriksaan Fisik Khusus
a) Kulit: Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda, mengindikasikan perfusi
perifer yang baik. Bila bayi berpigmen gelap, tanda-tanda perfusi perifer baik
dapat dikaji dengan mengobservasi membran mukosa, telapak tangan dan kaki.
Bila bayi tampak pucat atau sianosis dengan atau tanpa tanda-tanda distress
pernapasan harus segera dilaporkan pada dokter anak karena dapat
mengindikasikan adanya penyakit. Selain itu, kulit bayi juga harus bersih dari
ruam, bercak, memar, tanda- tanda infeksi dan trauma (Johnson dan Taylor,
2005).
b) Kepala: Fontanel anterior harus teraba datar. Bila cembung, dapat terjadi akibat
peningkatan tekanan intracranial sedangkan fontanel yang cekung dapat
mengindikasikan adanya dehidrasi. Moulding harus sudah menghilang
dalam 24 jam kelahiran. Sefalhematoma pertama kali muncul pada 12 sampai
36 jam setelah kelahiran dan cenderung semakin besar ukurannya, diperlukan
15
waktu sampai 6 minggu untuk dapat hilang. Adanya memar atau trauma sejak
lahir harus diperiksa untuk memastikan bahwa proses penyembuhan sedang
terjadi dan tidak ada tanda-tanda infeksi (Johnson dan Taylor, 2005).
c) Mata: Inspeksi pada mata bertujuan untuk memastikan bahwa keduanya bersih
tanpa tanda-tanda rabas. Jika terdapat rabas, mata harus dibersihkan dan
usapannya dapat dilakukan jika diindikasikan (Johnson dan Taylor, 2005).
d) Telinga: Periksa telinga untuk memastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
Telinga bayi cukup bulan harus memiliki tulang rawan yang cukup agar dapat
kembali ke posisi semulai ketika digerakkan ke depan secara perlahan. Daun
telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan-lengkungan yang jelas
pada bagian atas. Posisi telinga diperiksa dengan penarikan khayal dari bagian
luar kantung mata secara horizontal ke belakang ke arah telinga. Ujung atas
daun telinga harus terletak di atas garis ini. Letak yang lebih rendah dapat
berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti Trisomi 21. Lubang telinga
harus diperiksa kepatenannya. Adanya kulit tambahan atau aurikel juga harus
dicatat dan dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal (Johnson dan
Taylor, 2005).
e) Hidung: Tidak ada kelainan bawaan atau cacat lahir.
f) Mulut: Pemeriksaan pada mulut memerlukan pencahayaan yang baik dan harus
terlihat bersih, lembab dan tidak ada kelainan seperti palatoskisis maupun
labiopalatoskisis (Bibir sumbing) (Johnson dan Taylor, 2005).
g) Leher: Bayi biasanya berleher pendek, yang harus diperiksa adalah
kesimetrisannya. Perabaan pada leher bayi perlu dilakukan untuk mendeteksi
adanya pembengkakan, seperti kista higroma dan tumor sternomastoid. Bayi
harus dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Adanya
pembentukan selaput kulit mengindikasikan adanya abnormalitas kromosom,
seperti sindrom Turner dan adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher mengindikasikan kemungkinan adanya Trisomo 21 (Johnson
dan Taylor, 2005).
h) Klavikula: Perabaan pada semua klavikula bayi bertujuan untuk memastikan
keutuhannya, terutama pada presentasi bokong atau distosia bahu, karena
16
keduanya berisiko menyebabkan fraktur klavikula, yang menyebabkan hanya
mampu sedikit bergerak atau bahkan tidak bergerak sama sekali (Johnson dan
Taylor, 2005).
i) Dada: Tidak ada retraksi dinding dada bawah yang dalam (WHO, 2013).
j) Umbilikus: Tali pusat dan umbilikus harus diperiksa setiap hari untuk
mendeteksi adanya perdarahan tali pusat, tanda-tanda pelepasan dan infeksi.
Biasanya tali pusat lepas dalam 5-16 hari. Potongan kecil tali pusat dapat
tertinggal di umbilikus sehingga harus diperiksa setiap hari. Tanda awal
terjadinya infeksi di sekitar umbilikus dapat diketahui dengan adanya
kemerahan disekitar umbilikus, tali pusat berbau busuk dan menjadi lengket
(Johnson dan Taylor, 2005).
k) Ekstremitas: Bertujuan untuk mengkaji kesimetrisan, ukuran, bentuk dan
posturnya. Panjang kedua kaki juga harus dilakukan dengan meluruskan
keduanya. Posisi kaki dalam kaitannya dengan tungkai juga harus diperiksa
untuk mengkaji adanya kelainan posisi, seperti deformitas anatomi yang
menyebabkan tungkai berputar ke dalam, ke luar, ke atas atau ke bawah.
Jumlah jari kaki dan tangan harus lengkap. Bila bayi aktif, keempat ekstremitas
harus dapat bergerak bebas, kurangnya gerakan dapat berkaitan dengan trauma
(Johnson dan Taylor, 2005).
l) Punggung: Tanda-tanda abnormalitas pada bagian punggung yaitu spina bifida,
adanya pembengkakan, dan lesung atau bercak kecil berambut (Johnson dan
Taylor, 2005).
m) Genetalia: Pada perempuan vagina berlubang, uretra berlubang dan labia
minora telah menutupi labia mayora. Sedangkan pada laki-laki, testis berada
dalam skrotum dan penis berlubang pada ujungnya (Saifuddin, 2006).
n) Anus: Secara perlahan membuka lipatan bokong lalu memastikan tidak ada
lesung atau sinus dan memiliki sfingter ani (Johnson dan Taylor, 2005).
o) Eliminasi: Keluarnya urine dan mekonium harus dicatat karena merupakan
indikasi kepatenan ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah (Johnson
dan Taylor, 2005).
3) Pemeriksaan Refleks
17
a) Morro: Respon bayi baru lahir akan menghentakkan tangan dan kaki lurus ke
arah luar sedangkan lutut fleksi kemudian tangan akan kembali ke arah dada
seperti posisi dalam pelukan, jari-jari nampak terpisah membentuk huruf C dan
bayi mungkin menangis (Ladewig, dkk., 2005). Refleks ini akan menghilang
pada umur 3-4 bulan. Refleks yang menetap lebih dari 4 bulan menunjukkan
adanya kerusakan otak. Refleks tidak simetris menunjukkan adanya
hemiparises, fraktur klavikula atau cedera fleksus brakhialis. Sedangkan tidak
adanya respons pada ekstremitas bawah menunjukkan adanya dislokasi pinggul
atau cidera medulla spinalis (Hidayat dan Uliyah, 2005).
b) Rooting: Setuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh ke arah
sentuhan (Ladewig, dkk, 2005). Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan, tetapi
bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur. Tidak adanya
refleks menunjukkan adanya gangguan neurologi berat (Hidayat dan Uliyah,
2008).
c) Sucking: Bayi menghisap dengan kuat dalam berenspons terhadap stimulasi.
Refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa
stimulasi. Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan
perkembangan atau keaadaan neurologi yang abnormal (Hidayat dan Uliyah,
2008).
d) Grasping: Respons bayi terhadap stimulasi pada telapak tangan bayi dengan
sebuah objek atau jari pemeriksa akan menggenggam (Jari-jari bayi
melengkung) dan memegang objek tersebut dengan erat (Ladewig, dkk, 2005).
Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan. Fleksi yang tidak simetris
menunjukkan adanya paralisis. Refleks menggenggam yang menetap
menunjukkan gangguan serebral (Hidayat dan Uliyah, 2008).
e) Startle: Bayi meng-ekstensi dan mem-fleksi lengan dalam merespons suara
yang keras, tangan tetap rapat dan refleks ini akan menghilang setelah umur 4
bulan. Tidak adanya respons menunjukkan adanya gangguan pendengaran
(Hidayat dan Uliyah, 2005).
f) Tonic Neck: Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi,
lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi
18
yang berlawanan. Normalnya refleks ini tidak terjadi pada setiap kali kepala
diputar. Tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6
bulan (Hidayat dan Uliyah, 2008).
g) Neck Righting: Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi
ke arah dimana bayi diputar. Respons ini dijumpai selama 10 bulan pertama.
Tidak adanya refleks atau refleks menetap lebih dari 10 bulan menunjukkan
adanya gangguan sistem saraf pusat (Hidayat dan Uliyah, 2008).
h) Babinski: Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumlah sampai
umur
2 tahun. Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun
menunjukkan adanya tanda lesi ekstrapiramidal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
i) Merangkak: Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila
diletakkan pada abdomen. Bila gerakan tidak simetris menunjukkan adanya
abnormalitas neurologi (Hidayat dan Uliyah, 2008).
j) Menari atau melangkah: Kaki bayi akan bergerak ke atas dan ke bawah bila
sedikit disentuhkan ke permukaan keras. Hal ini dijumpai pada 4-8 minggu
pertama kehidupan. Refleks menetap melebihi 4-8 minggu menunjukkan
keadaan abnormal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
k) Ekstruasi: Lidah ekstensi ke arah luar bila disentuh dan dijumpai pada umur 4
bulan. Esktensi lidah yang persisten menunjukkan adanya sindrom Down
(Hidayat dan Uliyah, 2008).
l) Galant’s: Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi dan dijumpai
pada 4- 8 minggu pertama. Tidak adanya refleks menunjukkan adanya lesi
medullaspinalis transversa (Hidayat dan Uliyah, 2008).
19
3. Perencanaan
Menurut Bobak, dkk. (2005), penanganan bayi baru lahir antara lain bersihkan
jalan napas, potong dan rawat tali pusat, pertahankan suhu tubuh bayi dengan
cara mengeringkan bayi dengan handuk kering dan lakukan IMD, berikan
vitamin K 1 mg, lakukan pencegahan infeksi pada tali pusat, kulit dan mata
serta berikan imunisasi Hb-0. Monitoring TTV setiap jam sekali terdiri dari
suhu, nadi, dan respirasi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencana
asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan
aman berdasarkan evidence based kepada bayi, meliputi membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi
dengan cara mengeringkan bayi dengan handuk kering dan melakukan IMD,
memberikan vitamin K 1 mg, melakukan pencegahan infeksi pada tali pusat,
kulit dan mata serta memberikan imunisasi Hb-0 (Bobak, dkk., 2005).
5. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai dengan kondisi bayi kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan
atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi bayi.
a. Bayi dapat menangis dengan kuat dan bergerak aktif
b. Bayi telah dikeringkan dengan handuk dan telah dilakukan IMD selama 1 jam.
c. Tali pusat bayi telah dirawat dengan benar.
d. Bayi telah dijaga kehangatannya dengan cara dibedong.
e. Bayi telah mendapatkan injeksi vitamin K 1 mg, salep mata dan imunisasi Hb-
0.
6. Dokumentasi
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam
20
bentuk SOAP.
a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.
b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien.
c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan.
21
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian: 10 Maret 2023
S (SUBJEKTIF)
Identitas/ Biodata
BIODATA
Nama Bayi : Bayi Ny. L
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir/Pukul : 10 Maret 2023
Anak Ke : Pertama
22
Data Subjektif
Keluhan saat hamil : ibu tidak pernah merasa nyeri perut dan sakit kepala hebat
selama hamil
Penyakit selama hamil : tidak ada
Kebiasaan makan : Selama hamil ibu akan 3-4 kali sehari dengan menu yaitu
nasi, sayur, dan lauk pauk berbagai macam dan ibu meminum susu
Obat/jamu : ibu tidak ada riwayat meminum jamu
Merokok : ibu tidak ada riwayat merokok
1. Riwayat Intranatal
Lahir tanggal :10Maret2023
O(OBJEKTIF)
Pemeriksaan fisik dilakukan oleh Bidan pada tanggal 10 Januari 2021 di
Klinik Sari Ramadan dikarenakan kondisi covid-19, dan pengambilan data
dilakukan dengan cara terjun langsung ke Klinik Sari Ramadan. Hasil
pemeriksaan bidan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Umum
a. Pernafasan : 68 x/i
23
b. Warna kulit : cyanosis
c. Denyut jantung : 130 x/i
d. Suhu 37
e. Postur dan gerakan : lemah
f. Tonus otot/tingkat : lemah
g. Kesadaran : samnolen
h. Ekstremitas : Tidak ada polidaktil dan sindaktili
i. Tali pusat : tidak ada perdarahan tali pusat dan kemerahan
j. BB sekarang : 3480 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : kepala bulat, UUK teraba, sutura teraba
b. Muka : pucat
c. Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera putih
d. Telinga : simetris, ada saluran pendengaran
e. Hidung : terdapat lubang hidung dan cuping hidung
f. Mulut : tidak ada bagian dalam mulut terbuka
g. Leher : ada gerakan kepala
h. Dada : ada tarikan dinding dada, sesak
i. Abdomen : turgor elastis, keadaan tali pusat segar
j. Genetalia : JK laki-laki, testis sudah turun
k. Anus : tedapat lubang anus
3. Reflek
a. Moro : lemah
b. Rooting : lemah
c. Graphs : lemah
d. Sucking : lemah
e. Tonicneck : lemah
4. Antropometri
PB : 42 cm
LK : 33 cm
LD : 35 cm
24
LiLa : 12 cm
5. Eliminasi
Miksi : jernih
Mekonium : terdapat mekonium
ANALISA
Bayi Baru Lahir Ny. L umur 1 hari dengan asfiksia sedang
PENATALAKSANAAN
1. Bidan melakukan perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia, yaitu:
- Memantau keadaan umum bayi , mengukur TTV
- Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien
- Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.
- Berikan lampu sorot pada bayi, dan posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
- Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee lee.
- Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi.
- Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.
- Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril.
- Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ±25
cc/4 jam melalui dot.
2. Memberikan asuhan kepada Ny. L pada tanggal 11 maret 2023
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
membungkus anaknya dengan pakaian yang hangat dan kering serta tetap
menjaga kebersihan tali pusat dengan menggunakan kassa steril.
Evaluasi: Ibu bersedia dan sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayi
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan kebutuhan cairan bayi secara on
demand, agar kebutuhan bayi terpenuhi
Evaluasi: ibu bersedia memberikan kebutuhan cairan secara on demand
5. Menganjurkan ibu agar datang ke Puskesmas apabila ada keluhan atau ke
fasilitas
25
pelayanan terdekat.
Evaluasi: ibu akan berkunjung ke Puskesmas ataupun fasilitas pelayanan
terdekat apabila terdapat keluhan
B. Analisis
Analisa yang didapat sesuai dengan hasil pengkajian data subjektif yaitu
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif
Dari data Subyektif yang di temukan bahwa pada pasien tanggal 11 maret
2023. Bahwa ibu mengatakan anaknya bernama Bayi Ny.L, ibu mengatakan reflek
bayi nya lemah, tonus ototnya lemah, warna kulitnya pucat.
Menurut teori tanda dan gejala asfiksia pada bayi baru lahir meliputi bayi
yang tidak bernapas atau napas yang megap-megap, denyut jantung yang kurang
dari 100x/menit, pucat, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon
terhadap refleks rangsangan (Sembiring 2017). Bayi yang mengalami asfiksia
berat, sedang atau ringan dapat ditentukan dengan menggunakan penilaian
APGAR.
Pada kasus didapatkan apgar 5/8 di 1menit/5menit, dimana termasuk
klasifikasi asfiksia sedang. Berdasarkan teori, nilai Apgar pada asfiksia sedang
adalah 4-6 dapat dilihat dengan napas yang lambat, frekuensi jantung menurun
(60-80x/menit), bayi tampak sianosis, tonus otot biasanya dalam keadaan baik,
bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan, dan tidak terjadi
kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan.
C. Penatalaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan telah dilaksanakan secara efisien dan
aman berdasarkan intervensi yang telah direncanakan sesuai teori asuhan
kebidanan. Akan tetapi pelaksanaan
26
asuhan kebidanan meng evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
Selama dilakukan asuhan kebidanan pada Bayi di Klinik Sari Ramadan
penulis menemukan faktor yang mendukung terlaksananya asuhan kebidanan,
yaitu:
a. Klien dan keluarga sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima asuhan yang
diberikan
b. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di
Puskesmas Gambir Baru dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan
masukan sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian asuhan
pada By Ny.L
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Data objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Bidan di Klinik
Sari Ramadan didapatkan bahwa Bayi Ny. L umur 10 menit dengan Asfiksia
Sedang. Masalah yang ditemukan pada bayi baru lahir Ny. L adalah Sianosis.
Kebutuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan bayi agar bayi tetap
merasa hangat.
2. Analisis
Bayi Baru Lahir Ny. L umur 0 hari dengan asfiksia sedang
3. Penatalaksanaan
a. Bidan melakukan perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia, yaitu:
Memantau keadaan umum bayi , mengukur TTV
Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien
Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.
Berikan lampu sorot pada bayi, dan posisikan kepala bayi sedikit
ekstensi
28
Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee
lee.
Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi.
Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.
Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril.
Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak
±25 cc/4 jam melalui dot.
b. Memberikan asuhan kepada Ny. L melalui telemedicine pada tanggal 11
Maret 2023
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
membungkus anaknya dengan pakaian yang hangat dan kering serta tetap
menjaga kebersihan tali pusat dengan menggunakan kassa steril.
Evaluasi: Ibu bersedia dan sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayi
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan kebutuhan cairan bayi secara on
demand, agar kebutuhan bayi terpenuhi
Evaluasi: ibu bersedia memberikan kebutuhan cairan secara on demand
e. Menganjurkan ibu agar datang ke Puskesmas apabila ada keluhan atau ke
fasilitas pelayanan terdekat.
Evaluasi: ibu akan berkunjung ke Puskesmas ataupun fasilitas pelayanan
terdekat apabila terdapat keluhan
B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan sebagai tambahan referensi sehingga dapat memberikan
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan
2. Bagi responden
Diharapkan dapat mengerti tentang asfiksia, cara pencegahannya dan cara
mengatasi mual muntah saat dirumah.
3. Untuk profesi Bidan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori
yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenangnya sebagai
bidan yang telah ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DI
KLINIK SARI RAMADAN
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
31
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. N
DENGAN 6 JAM POST PARTUM
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. N
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 25-012021 / 01.25 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3300 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. W
Umur : 16 Tahun Umur : 18 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat :JL.Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 03-01-2023 Pukul 01.25 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 10 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 01.00 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung 32 : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
C. ANALISA
Bayi Ny. N usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
D. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
33
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a) Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b) Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c) Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d) Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala tidak
menghadap langsung sinar matahari
e) Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f) Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres air
hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam
34
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. L DENGAN 10
JAM POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. L
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 3-01-2023 / 01.25 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3300 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. K
Umur : 27 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat :Jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 03-01-2023 Pukul 22.05 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 21.30 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
35
Laju jantung : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. L usia 10 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 36
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a) Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b) Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c) Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d) Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala tidak
menghadap langsung sinar matahari
e) Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f) Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres air
hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam
37
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. L DENGAN 4
HARI POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny.L
Umur bayi : 4 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 09-01-2023 / 10.15 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3200 gram
Panjang Badan : 48 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. P
Umur : 25 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 03-01-2023 Pukul 10.15 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan dengan JK Laki-Laki BB :3200 Gram, PB 48 CM. Keadaan
bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan dengan pergerakan tonus aktif.
Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat membahayakan
selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur 2- 3 kali sehari dengan menu
bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak dipantangi selama kehamilan, ibu
tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat warung, ibu tidak merokok,
minum beralkohol, obat terlarangg selama kehamilan. Ibu mengatakan selama
kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan atau posyandu ±7 kali,
sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin minum tablet Fe selama
kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada 38 : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 08.00 WIB dan
Bab warna biji kekuningan pukul 07.40 WIB
ANALISA
Bayi Ny. L usia 4 hari postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan
bayinya untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya. 39
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu
tubuh < 36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24
jam, tali pusat bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di
beri tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan
kompres air hangat hangat dan air dingin
40
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 10
JAM POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. A
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 29-01-2022 / 07.32 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 47 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. I
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 29-01-2023 Pukul 07.32 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.32 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
41
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 139 x/ menit
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. A usia 10 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
42
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh
< 36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali
pusat bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di
beri tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan
kompres air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 10 jam
43
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 7 JAM
POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. H
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 30-01-2022 / 07.00 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 47 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. K
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 30-01-2023 Pukul 07.00 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 1jam, ketuban
pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.00 WIB, dengan tidak ada
masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan dengan
pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit yang
dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur 2- 3
kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak dipantangi
selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat
warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama kehamilan.
Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan
atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin minum
tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
44
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 139 x/ menit
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. H usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
45
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 7 jam
46
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 7 JAM
POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. M
Umur bayi : 3 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 30-01-2022 / 08.30 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. R
Umur : 28 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
Riwayat
Pada tanggal 27-01-2023 Pukul 08.30 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.00 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 52 x/ menit
47
Laju jantung : 139 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 07.00 WIB dan
BAB warna kuning berbiji pukul 08.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. M usia 3 hari postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 48
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
c. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
d. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
e. Anjurkan ibu untuk banyak makan sayur dan minum air putih.
49
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.D DENGAN 2
HARI POST PARTUM
Riwayat
Pada tanggal 31-01-2023 Pukul 05.09 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 8 jam dan kala II 1jam, ketuban
pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 05.09 WIB, dengan tidak ada
masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan dengan
pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit yang
dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur 2- 3
kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak dipantangi
selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat
warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama kehamilan.
Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan
atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin minum
tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan50 : 55 x/ menit
Laju jantung : 145 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 48 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. H usia 2 hari postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
51dan keluarga, respon ibu baik
1. Membina hubungan baik dengan ibu
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
52
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY.A DENGAN 7 JAM
POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny.A
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 2-2-2022 / 04.19 WIB / pervaginam
Berat Badan : 3200 gram
Panjang Badan : 48 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 34 Tahun Umur : 37 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 2-02-2023 Pukul 04.19 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 5 jam dan kala II 20 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 04.19 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Warna bibir dan kulit kemerahan, menangis secara
adekuat, pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 55 x/ menit
Laju jantung 53 : 145 x/ menit
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 48 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 04.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 05.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. A usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 54
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setalah 7 jam.
55
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. M DENGAN 6
JAM POST PARTUM
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 35 cm
56
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 10.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 09.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. M usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya. 57
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala tidak
menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres air
hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam
58
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. I DENGAN 6 JAM
POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. I
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 2-02-2022 / 09.12 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2600 gram
Panjang Badan : 47 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. N
Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :K.Swasta
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 2-02-2023 Pukul 09.12 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 30 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 09.12 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
Laju jantung 59 : 140 x/ menit
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 10.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 09.00 WIB
E. ANALISA
Bayi Ny. I usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
F. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
60
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
4. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
5. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam
61
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. R DENGAN 7
JAM POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. R
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 4-02-2022 / 02.45 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 4-02-2023 Pukul 02.45 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 9 jam dan kala II 45 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 02.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 55 x/ menit
62
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 343cm
Lingkar dada : 36 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. R usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 63
3. Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
5. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c. Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
e. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
7. Memandikan bayi setelah 7 jam
64
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. R DENGAN 6
JAM POST PARTUM
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. U
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 4-02-2022 / 07.05 WIB / pervaginam
Berat Badan : 4000 gram
Panjang Badan : 50 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. U Nama Suami : Tn. I
Umur : 30 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 4-02-2023 Pukul 07.05 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 15 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 07.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 55 x/ menit
Laju jantung 65 : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 35cm
Lingkar dada : 36 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 09.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 08.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. U usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 66
Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c. Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
e. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
Memandikan bayi setelah 6 jam
67
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. Y DENGAN 6
JAM POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
a) Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. Y
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 4-02-2022 / 4.12 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 48 cm
b) Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. Y Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat :Jl. Sei Silau Timur
c) Riwayat
Pada tanggal 6-02-2023 Pukul 04.12 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 9 jam dan kala II 12 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 02.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 52 x/ menit
Laju jantung 68 : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 33cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. Y usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 69
3. Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
5. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
a. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
b. Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
c. Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
d. Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
e. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
f. Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
7. Memandikan bayi setelah 6 jam
70
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. H DENGAN 6
JAM POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. H
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 8-02-2022 / 4.12 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2600 gram
Panjang Badan : 47 cm
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. L
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
Riwayat
Pada tanggal 8-02-2023 Pukul 04.12 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 9 jam dan kala II 12 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 02.45 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 50 x/ menit
71
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala : 33cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. H usia 6 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan 72
Member suntikan vit K dan Imunisasi HB0
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap pagi
sampai tali pusat lepas.
Memandikan bayi setelah 7 jam
73
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA NY. S DENGAN 7 JAM
POST PARTUM
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. S
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/ Jam Lahir : 6-02-2022 / 01.02 WIB / pervaginam
Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan : 48 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
3. Riwayat
Pada tanggal 6-02-2023 Pukul 01.02 WIB bayi lahir secara normal spontan
ditolong oleh bidan, lamanya persalinan kala 1 6 jam dan kala II 12 menit,
ketuban pecah secara spontan dengan warna jernih pukul 01.02 WIB, dengan
tidak ada masalah. Keadaan bayi saat lahir segera menangis, kulit kemerahan
dengan pergerakan tonus aktif. Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit
yang dapat membahayakan selama kehamilan ini, ibu mengakatan makan teratur
2- 3 kali sehari dengan menu bervariasi, cukup gizi, dan nutrisi. Serta tidak
dipantangi selama kehamilan, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau
obat warung, ibu tidak merokok, minum beralkohol, obat terlarangg selama
kehamilan. Ibu mengatakan selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya
di bidan atau posyandu ±7 kali, sudah mendapat imunisasi tetanus toxoid, rutin
minum tablet Fe selama kehamilan.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Waran bibir dan kulit kemerahan, menangis secara adekuat,
pergerakan tonus otot aktif
Tanda- tanda vital : Laju Pernafasan : 52 x/ menit
Laju jantung : 142 x/ menit
Lingkar kepala 74 : 33cm
Lingkar dada : 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada kaput seccedanum dan cepat
hematoma
Muka : Bentuk normal simetris dengan mata dan kepala
Telinga : Normal sejajar dengan mata dan kepala
Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Normal tidak ada labio palate skizis, dan labio skizis,
rooting refleks (+), sucking releks (+)
Leher : Tidak ada pembengkakan pada pembuluh darah dan
kelenjar limfe.
Bahu lengan, tangan : Jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, normal,
grasping reflex (+)
Dada : Payudara : Simetris putting datar
Jantung : Irama jantung normal, regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen : Bentuk datar, tidak ada perdarahan di sekitar tali pusat,
tidak ada benjolan pada tali pusat, tidak ada bercak
kemerahan atau kehitaman.
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genitalia : Normal, uretra berlubang ditandai sudah BAK, terlihat
labia mayora
Anus : Ada, Ditandai sudah BAB
Ekstermitas Bawah : Jumlah jari kaki kanan dan kiri lengkap, refleks babynski
(+)
Sistem saraf : Refleks moro (+)
Eliminasi : Miksi ada warna jernih kekuningan pukul 06.00 WIB dan
meconium ada warna hitam pukul 04.00 WIB
ANALISA
Bayi Ny. S usia 7 jam postnatal normal dengan keadaan umum bayi baik
PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon ibu baik
2. Memberikan informed consent sebelum pemeriksaan, ibu mengizinkan bayinya
untuk dilakukan pemeriksaan
75 HB0
3. Member suntikan vit K dan Imunisasi
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui kondisi bayinya.
5. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang:
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : sulit menyusu, suhu tubuh <
36,50C atau > 37,50C , tidur terlalu lama, tidak BAB > 24 jam, tali pusat
bernanah dan lainya.
Perawatan bayi baru lahir, serta kebersihan dan kehangatannya.
Perawatan tali pusat, jaga agar tetap kering dan bersih, jangan di beri
tambahan ramuan apapun.
Menjemur bayi setiap pagi ± 15 menit pukul 7-8 pagi dengan kepala
tidak menghadap langsung sinar matahari
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dengan tidak diberi
makanan tambahan apapun
Perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui dengan kompres
air hangat hangat dan air dingin
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk selalu memandikan bayi setiap
pagi sampai tali pusat lepas.
6. Memandikan bayi setelah 7 jam.
76
ASUHAN KEBIDANAN NY M UMUR 35 TAHUN AKSEPTOR
KONTRASEPSI PASCA PEMASANGAN IUD
DI KLINIK SARI RAMADAN
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
77
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi
Bidan (Bd) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Damayanti,S.Tr.Keb,M.Keb
NIK.02.15.24.02.1990
lx
x
vi
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
tentang“Asuhan Kebidanan Ny M Umur 35 Tahun Akseptor Kontrasepsi
PENULIS
lx
xi
x
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah Kasus .............................................................................. 5
B. Kajian Teori ............................................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................................. 16
B. Analisis .................................................................................................. 20
C. Penatalaksanaan ..................................................................................... 20
BAB IV Penurup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 22
B. Saran ...................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
lx
x
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi
dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Jadi kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. KB merupakan salah
satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga
ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir batin. Keluarga Berencana adalah
salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat
perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Purwoastuti &
Walyani, 2017).
Secara umum kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam metode
yaitu, metode sederhana KB Alamiah (KBA), metode KB menggunakan alat,
metode modern hormonal dan non hormonal, dan metode prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk
mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam,
yaitu kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan
kontrasepsi non-hormonal (IUD, Kondom) (Prijatni & Rahayu, 2016).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal
itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak
menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur
menurut kebutuhan; 4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus;
5. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah
harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat
diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan (Rahayu & Prijatni,
2016).
Sasaran pembangunan Millenium Development Goals (MDG) 2015 yakni
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) DAN Angka Kematian Bayi (AKB)
dengan salah satu program untuk menurunkan AKI dan menekan angka
1
pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan suatu program Keluarga Berencana
(KB). Target MDGS 2015, yakni 110 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI
masih perlu diturunkan.
Berdasarkan data kesertaan KB yang didapat dari Provinsi Sumatera Utara
pada Tahun 2018, jumlah PUS 1.691.602 jiwa, dengan akseptor KB Aktif 869.269
jiwa atau 51,39 % dan jumlah peserta akseptor KB Baru adalah 295.112 atau
17,45%.
Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Sering pada tahun 2020,
jumlah PUS 8045 jiwa, dengan akseptor KB Aktif 4849 jiwa atau 60,2 % dan
jumlah peserta akseptor KB Baru adalah 468 jiwa atau 5,8% (Laporan Puskesmas
Sering, 2020).
Adapun salah satu alat kontrasepsi yang digerakkan pemerintah untuk
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah IUD. IUD efektif mencegah
kehamilan selama 10 tahun. Metode kontrasepsi IUD memiliki efektivitas sampai
99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1-3% dari 100 wanita yang
memakainya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif dan professional pada KB
dan kesehatan reproduksi yang berorientasi pada Hypnotherapy dengan
melibatkan keluarga dan masyarakat sesuai kode etik profesi.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada KB dan Kespro secara
holistic, komprehensif dan berkesinambungan yang berorientasi pada
Hypnotherapy di dukung kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis
dan reflektif
b) Mampu melakukan deteksi dini, konsultasi, dan rujukan didukung
kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis sesuai ruang lingkup
asuhan kebidanan yang berorientasi Hypnotherapy atas tanggung jawab
sendiri
2
c) Mampu melakukan pelayanan kontrasepsi alamiah, sederhana,
hormonal, dan jangka panjang (AKDR dan AKBK) dan konseling
kontrasepsi mantap sesuai dengan standar dan memperhatikan aspek
budaya setempat yang berorientasi pada Hypnotherapy.
C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu :
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan ini adalah di
Klinik Sari Ramadan
2. Subjek Laporan Kasus :
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Komprehensif ini adalah
akseptor KB Pasca Pemasangan IUD
3. Teknik/Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara teknik
wawancara
Wawancara : Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow
anamnesis dengan pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang
akan dijadikan sebagai bahan laporan,sehingga diperoleh data yang akurat.
4. Studi Kepustakaan: Membaca dan mempelajari buku-buku sumber,
makalah ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang
berhubungan dengan kasus yang diambil.
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya pada
akseptor KB Pasca Pemasangan IUD
3
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program study Profesi
Kebidanan di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah Kasus
1. Defenisi Keluarga Berencana
Program keluarga berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kepedudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan bahagia sejahtera (Setiyaningrum, 2015).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merecanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Purwoastuti & Walyani, 2017).
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk mencegah kehamilan, penunda usia kehamilan serta menjarangkan
kehamilan (Perpustakaan, 2017).
5
4. Tujuan Konseling
a. Meningkatkan penerimaan
b. Menjamin pilihan yang cocok
c. Menjamin penggunaan cara yang efektif
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
5. Jenis Konseling KB
a. Konseling Awal
Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai didalamnya
termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan kesehatan,
prosedur klinik, kebijakan dan bagaimana pengalamam klien pada kunjungan
itu.
b. Kunjungan Khusus
Konseling khusus mengeai metode KB memberi keempatan pada klien
untuk menunjukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan
pengalamannya, mendapatkan informasi lebih rinci tentag cara KB yang yang
tersedia yang ingin dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB
yang cocok serta mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB yang cocok
6. Pengertian IUD
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,
menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus.
Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone
dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. IUD
adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
6
progesterone. (Kusmarjati, 2011). Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang
berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak
terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur
dengan sel sperma (Rahayu & Prijatni, 2016).
7. Jenis-Jenis IUD
a. Copper-T
b. Multi load
c. Lippes loop
7
leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan
uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi
nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian
AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
prostaglandin dalam uterus pada wanita. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum
hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim dan
mempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai
kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan
mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke
dalam dinding Rahim (Rahayu & Prijatni, 2016).
8
Kerugian
- Merasakan sakit atau kram selama 3-5 hari pasca pemasangan
- Dapat mempengaruhi siklus menstruasi (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan)
- Tidak mencegah kehamilan ektopik
- Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita
- Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual
- Rutin memeriksa posisi benang
- Prosedur medis perlu pemeriksaan pelvik dan kebanyakan perempuan takut
selama pemasangan, sedikit nyeri dan perdarahan setelah pemasangan, klien
tidak bisa melepas AKDR sendiri, bisa terjadi ekspulsi AKDR (Prijatni &
Rahayu, 2016).
B. Kajian Teori
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB IUD dan memudahkan kita
dalam tindakan
2) Umur : kontrasepsi merupakan salah satu kontrasepsi rasional dalam
fase menjarangkan kehamilan pada umur 30 – 35 tahun. Dapat
digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun) kecuali cyclofem (Hartanto,
2004 : 30).
3) Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang digunakan
bertentangan dengan agama yang dianut atau tidak (Hartanto, 2004 : 31).
9
4) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman klien terhadap alat
kontrasepsi, pemberian konseling dan pengambilan keputusan tentang
penggunaan alat atau metode kontrasepsi yang akan mempengaruhi
kehidupan fertilitasnya (Hartanto, 2004 : 208).
5) Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan peserta KB
6) Alamat : untuk mengetahui alamatklien
10
riwayat dalam keluarga seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi
(hpertensi), diabetes, asma, kanker/keganasan. (Hartanto, 2004: 209).
e. Riwayat Obstetri
1) Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan menstruasi seperti nyeri pada saat
haid yang berlebihan (dismenorhea berat), perdarahan haid yang banyak dapat
menggunakan metode kontrasepsi implant. Implan dapat diberikan pada saat
hari ke 2-7 menstruasi (Saifuddin, 2003 : MK-73).
2) Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi IUD peserta disarankan tidak mempunyai
pasangan seks lain.
3) Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB IUD yang dalam fase menjarangkan kehamilan dan
mengakhiri kesuburan
4) Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan penggunaan, lama pemakaian, alasan
berhenti atau ganti cara, rencana KB berikutnya dan apa tujuan peserta ikut
KB.
11
3) Pola Istirahat
Kebiasaan tidur siang berapa jam, tidur malam berapa jam, ada
keluhan/gangguan atau tidak
4) Pola Aktifitas
Pola aktivitas yang terlalu berat, terutama bertumpu pada lengan kiri lebih baik
dibatasi.
5) Personal hygiene
Kebiasaan mandi berapa kali, berapa kali ganti baju dan celana dalam, berapa
kali dan kapan gosok gigi, setelah BAK/BAB cuci tangan/tidak (Saifuddin,
2003 : MK-73)
6) Pola seksual
Frekuensi hubungan suksual sebelum dan selama menjadi peserta KB ada
keluhan/gangguan baik dari istri/suami
7) Pola kebiasaan lain
Ibu merokok/ punya suami/anggota keluarga yang serumah yang merokok, atau
minum alkohol atau memakai obat- obatan psikotropika, suka minum jamu/
tidak. Mempunyai binatang peliharaan/tidak.
12
h. Latar Belakang Sosial Budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan dan keluarga yang bersifat
mendukung maupun yang menghambat yang berhubungan dengan penggunaan
KB misalnya masih adanyua anggapan banyak anak banyak rejeki atau suami
menginginkan anak laki-laki padahal sudah mempunyai banyak anak perempuan,
dsb (Handayani & Mulyati, 2017).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: baik/cukup/lemah
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: Kebersihan kulit kepala perlu diperhatikan, keadaan rambut
yang rontok, warna rambut, penyebaran
2) rambut tidak mempengaruhi efektifitas dari implan.
3) Muka: Pada klien yang mukanya tampak kuning (ikterus) maka tidak
boleh dilakukan pemasangan implan. Pada klien yang terdapat
hiperpigmentasi (chloasma gravidarum) perlu dicurigai adanya
kehamilan dan tidak boleh dilakukan pemasangan implant
4) Mata: Apabila sklera tampak kuning (ikterus) maka merupakan salah
satu kontraindikasi pemasangan implan. Sedangkan bila konjungtiva
tampak pucat (anemis) diperbolehkan menggunakan implan karena dapat
memperbaiki anemia.
5) Mulut: Keadaan dari lidah yang bersih atau tidak, adanya caries dentis,
13
adanya stomatitis, pembesaran pada tonsil tidak mempengaruhi bila
dipasang implan.
6) Telinga: Adanya serumen, serta keadaan fungsi pendengaran tidak
berpengaruh terhadap efektifitas kerja implan.
7) Leher: Apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid (gondok) tidak
mempengaruhi efektifitas dari implan, bila terdapat pembesaran kelenjar
limfe (TBC) tidak boleh menggunakan implan, bila ada bendungan vena
jugularis
8) (kelainan pada jantung) maka tidak boleh dipasang implan.
9) Dada: Bila ditemukan pernapasan retraksi otot dada adanya wheezing
(asma) tidak boleh dipasang implan.
10) Mammae: Pada payudara bila terdapat benjolan abnormal maka tidak
boleh dipasang implan. Bila terdapat hiperpigmentasi pada areola dan
papilla mammae maka dicurigai adanya kehamilan (implan tidak boleh di
pasang).
11) Abdomen: Bila terdapat tanda kehamilan seperti
12) perut yang teraba tegang (dicurigai hamil) pemasangan implan tidak
boleh dilakukan.
13) Genitalia: Adanya oedema, varises, condiloma matalata atau
condiloma akuminata, ada pengeluaran keputihan masih diperbolehkan
dipasang implan.
14) Ektremitas: Adanya varises, nyeri pada tungkai, betis, paha, adanya
tromboflebitis tidak dianjurkan untuk menggunakan implant
(Handayani & Mulyati, 2017).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah: IVA Test Kemungkinan
untuk mengetahui apakah keputihan tersebut keputihan biasa atau keputihan
patologis (Handayani & Mulyati, 2017).
14
4. Diagnosa/Masalah Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi Standar Nomen Klatur (kartu nama) diagnosa
kebidanan. Ny. ”.....”, umur ..... tahun, PAPIAH, peserta KB (jenis KB),
usia anak terkecil .....tahun, lama pemakaian....., KU ibu......ada /tidak
kontraindikasi pemakaian. Prognosa baik/buruk Dengan didukung DS dan DO
yang menunjang Masalah : Untuk mengetahui selama menjadi pengguna KB
ibu mempunyai keluhan/tidak. Misal (gangguan siklus haid, nyeri kepala,
nyeri perut, keputihan dll). Dengan didukung DS dan DO yang menunjang
(Handayani & Mulyati, 2017).
5. Intervensi
Suatu rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah di
identifikasi oleh kondisi pasien dan setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
memberi gambaran besar dari pedoman antisipasi bagi wanita tersebut tentang apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, pengajaran kepada pasien, konseling
pasien dan semua rujukan yang mungkin diperlukan untuk masalah sosial
ekonomi, cultural atau masalah psikologis (Handayani & Mulyati, 2017).
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 12 Februari 2023
Ibu Suami
Nama :
Ny. M Tn. A
Umur : 35 Tahun 37 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP SLTA
Pekerjaan : IRT Buruh Pabrik
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
No. Hp : - -
Data Subjektif
1. Keluhan yang di alami
Ibu mengatakan ingin melakukan control sesuai jadwal yang telah
ditentukan yaitu di tanggal 12 Februari 2023
2. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan sudah memiliki 2 anak lahir hidup. Anak paling kecil
berusia 2 tahun
3. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi
IUD, dan ingin menjarangkan kehamilan kembali dengan menggunakan
kontrasepsi IUD
16
4. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan baru saja selesai menstruasi di hari sabtu.
5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung,
hipertensi, asma, diabetes, dan penyakit menular seperti TBC
(Tuberculosis), HIV/AIDS, Hepatitis. Ibu juga mengatakan di dalam
keluarga nya tidak mempunyai riwayat kehamilan kembar.
6. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 27 tahun, usia suami 29 tahun.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sehari-hari Selama Keseharian
1. Nutrisi
a. Makan 3 kali sehari
Payudara
Setiap mandi
e. Perawatan Vulva
f. Aktivitas Ibu Rumah Tangga
17
O (OBJEKTIF)
PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6°C
d. Status Gizi
TB : 158 cm
BB : 60 kg
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Bentuk asimetris, tidak ada bekas luka operasi,
ada striae lipid, linea nigra, pembesaran normal,
kontraksi lemah, TFU setinggi pusat, kandung kemih
kosong, laserasi derajat II
Genetalia : Vulva dan vagina bersih, tidak ada oedema, tidak ada
varises, tidak ada tanda-tanda peradangan
Inspekulo : Porsio tampak merah muda, benang IUD tampak di
depan mulut rahim
Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan Penunjang
HB & Protein Urine : Tidak dilakukan
A (ASSESMENT)
Diagnosa : Ibu akseptor KB pasca pemasangan IUD 1 bulan
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Pantau IUD dalam Rahim, Penkes melaksanakan personal hygiene
18
P (PLANNING)
1. Bidan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam
keadaan sehat
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Bidan mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan
menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Evaluasi: Ibu mengerti dan telah mengosongkan kandung kemih
3. Bidan mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan control IUD dan
bidan mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur ginekologi dan
mengatur posisi ibu pada posisi obstetric serta menjaga privasi ibu
Evaluasi: alat-alat telah dipersiapkan dan ibu sudah pada posisi obstetri
4. Bidan melakukan pemeriksaan IUD. IUD terpasang dengan baik dan benang
terlihat di depan porsio kira-kira 3 cm. Tidak dijumpai adanya tanda-tanda
peradangan pada porsio.
5. Bidan menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Evaluasi: ibu mengerti dan senang bahwa IUD terpasang dengan baik.
6. Bidan membersihkan alat-alat pemeriksaan IUD dan mempersilahkan ibu
untuk turun serta menggunakan pakaiannya kembali.
Evaluasi: alat-alat sudah dibersihkan dan ibu telah menggunakan pakaiannya
kembali.
7. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene serta menjaga
kebersihan alat kelamin ibu.
Evaluasi: ibu akan melakukan personal hygiene secara teratur serta menjaga
kebersihan alat kelamin ibu
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.
Evaluasi: ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
9. Bidan mendokumentasikan hasil pelayanan di dalam kartu dan mencatat di
dalam buku register KB.
19
B. Analisis
Analisa yang didapat sesuai dengan hasil pengkajian data subjektif yaitu
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif.
Data subjektif yang didapat berupa pengumpulan data, ini dilakukan pada
tanggal 12 Februari 2023 secara langsung dengan Teknik wawancara. Ibu
mengatakan ingin melakukan control sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
yaitu di tanggal 12 April 2023. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan teori
Everett (2015), yaitu setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang
kembali 4-6 minggu pasca pemasangan AKDR atau lebih awal dari jadwal yang
sudah dijanjikan guna memeriksa dan membahas masalah yang mungkin terjadi
seperti tanda-tanda infeksi dikarenakan 20 hari pertama setelah pemasangan
adalah masa infeksi tertinggi.
Ibu mengatakan sebelumnya sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi
IUD, dan ingin menjarangkan kehamilan kembali dengan menggunakan
kontrasepsi IUD. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan teori Prijatni &
Rahayu (2016) bahwa salah satu keuntungan dari metode kontrasepsi jangka
panjang AKDR yaitu menjarangkan kehamilan dikarenakan penggunaan IUD
dapat bertahan sampai 10 tahun tanpa perlu mengganti alat kontrasepsi dan rutin
memeriksakan posisi benang.
C. Penatalaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan telah dilaksanakan secara efisien dan
aman berdasarkan intervensi yang telah direncanakan sesuai teori asuhan
kebidanan. Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Gambir Baru dan tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
Selama dilakukan asuhan kebidanan pada ibu di Puskesmas Gambir Baru
penulis menemukan faktor yang mendukung terlaksananya asuhan kebidanan,
yaitu:
a. Klien sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan
20
b. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di
Puskesmas Sering dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan masukan
sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian asuhan pada ibu.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta
pembahasan terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan yang telah di
uraikan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Data sebjektif
Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data subjektif dari pasien yaitu ibu
berusia 35 tahun, ibu ingin melakukan control sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
2. Data Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa
keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 80 x/I,
respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5⁰C, dan keadaan umum ibu baik.
3. Analisa
Ibu akseptor KB pasca pemasangan IUD 1 bulan
4. Penatalaksanaan
a. Bidan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam
keadaan sehat
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
b. Bidan mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan
menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Evaluasi: Ibu mengerti dan telah mengosongkan kandung kemih
c. Bidan mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan control IUD dan
bidan mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur ginekologi dan
mengatur posisi ibu pada posisi obstetric serta menjaga privasi ibu
Evaluasi: alat-alat telah dipersiapkan dan ibu sudah pada posisi obstetric
d. Bidan melakukan pemeriksaan IUD. IUD terpasang dengan baik dan
benang terlihat di depan porsio kira-kira 3 cm. Tidak dijumpai adanya
tanda-tanda peradangan pada porsio.
22
e. Bidan menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Evaluasi: ibu mengerti dan senang bahwa IUD terpasang dengan baik.
f. Bidan membersihkan alat-alat pemeriksaan IUD dan mempersilahkan ibu
untuk turun serta menggunakan pakaiannya kembali.
Evaluasi: alat-alat sudah dibersihkan dan ibu telah menggunakan
pakaiannya kembali.
g. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene serta menjaga
kebersihan alat kelamin ibu.
Evaluasi: ibu akan melakukan personal hygiene secara teratur serta
menjaga kebersihan alat kelamin ibu
h. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.
Evaluasi: ibu sudah memahami tentang keluhannya terkait berhubungan
seksual.
i. Bidan mendokumentasikan hasil pelayanan di dalam kartu dan mencatat di
dalam buku register KB.
B. Saran
1. Pusat Pelayanan Kesehatan diharapkan tetap mempertahankan pelayanan
kesehatan yang sudah sesuai dengan SOP serta teori sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari para pengguna jasa pelayanan
kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dengan pemasangan KB IUD
2. Untuk klien dan keluarga dengan diberikannya asuhan ini diharapkan ibu
mendapatkan asuhan yang lebih terarah dan berkelanjutan. Menganjurkan
ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila mengalami keluhan
yang di rasakan ibu
3. Untuk profesi Bidan diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan
sesuai dengan teori yang terus berkembang namun tetap berdasarkan
wewenangnya berdasarkan KMK 320 tahun 2020 sebagai bidan yang telah
ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien
23
DAFTAR PUSTAKA
Everett, S. (2015). Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual
Reproduksi (2nded.). EGC.
Handayani, & Mulyati. (2017). Dokumentasi Kebidanan. Kemenkes
RI. Perpustakaan, P. M. (2017). Poltekkes Malang.
http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1602420024/6_.pdf
Prijatni, I., & Rahayu, S. (2016). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.
Pusdik SDM Kesehatan.
Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2017). Panduan Materi Kesehatan
Reproduksidan Keluarga Berencana. PT. Pustaka Baru.
Rahayu, S., & Prijatni, I. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi dan
KeluargaBerencana. Pusdik SDM Kesehatan.
SOAP KELUARGA BERENCANA
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Anamnese
Tanggal : 28-03-2023 Oleh : bidan
Pukul : 09.00 wib tempat : klinik
Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
a) Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
b) Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 3 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 2 tahun
c) Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
d) Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
e) Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
f) Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan khusus
a. Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
2. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
1. Data subyektif
a) Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b) Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
IV. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
V. PERENCANAAN
f. Beri informasi tentang keadaan ibu
g. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
h. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
i. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
VI. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara
lain gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung
gizi, seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik
Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti
apa yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
(KB) DI KLINIK SARI RAMADAN
PENGUMPULAN DATA
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Sari Nama Suami : Andri
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
2. Anamnese
Tanggal : 30-03-2023 Oleh : bidan
Pukul : 13.00 wib tempat : klinik
a. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
5. Abdomen
Pembesaran perut :normal
6. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
NTERPRETASI DATA
7. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
1. Data subyektif
a) Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b) Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d. Masalah
Tidak Ada
e. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
PERENCANAAN
Beri informasi tentang keadaan ibu
Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara
lain gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung
gizi, seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang keadaannya.
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik
Cyclofem.
c. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti
apa yang telah disarankan bidan.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
1. PENGUMPULAN DATA
Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ayu Nama Suami : Ahmad
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Batak Suku : Batak
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
Anamnese
Tanggal : 30-03-2023 Oleh : bidan
Pukul : 19.00 wib tempat : Puskesmas
Alasan datang : ingin suntik kb 3 bulan
Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 2 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 7 Bulan
Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
1. Abdomen
Pembesaran perut :normal
Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
2. NTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
1. Data subyektif
a) Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b) Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d) Masalah
Tidak Ada
e) Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
4. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
5. PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
7. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
1. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Desi Nama Suami : Hadi
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Islam Suku : Batak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
2. Anamnese
Tanggal : 01-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 19.00 wib tempat : Klinik
Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 3 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 Tahun
Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
Abdomen
Pembesaran perut :normal
Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
2. NTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
i. Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
ii. Data Obyektif
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S: 36,50 C
N : 80 x/ menit R: 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d. Masalah
Tidak Ada
e. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
4. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
5. PERENCANAAN
1. Beri informasi tentang keadaan ibu
2. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
3. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
4. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
7. Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang keadaannya.
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
c. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
PENGUMPULAN DATA
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Sandra Nama Suami : Bayu
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JLSei Silau Timur
2. Anamnese
Tanggal : 02-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 09.00 wib tempat : Klinik
Alasan dating : ingin suntik kb 1 bulan
Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 2 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
4. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
1. Abdomen
Pembesaran perut :normal
2. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
5. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
INTERPRETASI DATA
3. Diagnosa Kebidanan
Ny. R P1A0, umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
i. Data subyektif
1. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
2. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
ii. Data Obyektif
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
iii. Masalah
Tidak Ada
iv. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
7. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Mutia Nama Suami : Rudi
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
B. Anamnese
Tanggal : 03-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 13.00 wib tempat : klinik
1. Alasan dating : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a) Abdomen
Pembesaran perut :normal
b) Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
8. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
8. Data subyektif
1. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah
keguguran
2. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
3. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d) Masalah
Tidak Ada
e) Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
9. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
10. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
11. PERENCANAAN
Beri informasi tentang keadaan ibu
Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
12. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah
kemaluannya, dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
13. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa
yang telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
PENGUMPULAN DATA
Identitas / Biodata
Nama Ibu : Indah Nama Suami : Boby
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
Anamnese
Tanggal : 05-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 15.00 wib tempat : puskesmas
Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah
kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
a. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
b. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
Abdomen
Pembesaran perut :normal
Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
c. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
NTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
2. Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
a. Data Obyektif
d) Keadaan umum ibu : Baik
e) Kesadaran : Composmentis
f) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
f. Masalah
Tidak Ada
g. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
3. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
4. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
5. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
3. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Aulia Nama Suami : bayu
Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
B. Anamnese
Tanggal : 05-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 19.00 wib tempat : Puskesmas
1. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 3 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 1 tahun
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
2. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
4. NTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
2. Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
1. Data Obyektif
a) Keadaan umum ibu : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d) Masalah
Tidak Ada
e) Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
5. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
6. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
7. PERENCANAAN
Beri informasi tentang keadaan ibu
Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
8. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
9. Evaluasi
a. Ibu mengerti tentang keadaannya.
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
c. Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
d. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
g. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Nadia Nama Suami : Rizky
Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Suku : jawa Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PLN
Alamat : JL.Sei Silau Timur
B. Anamnese
Tanggal : 07-04-2023 Oleh : bidan
Pukul : 10.00 wib tempat : klinik
1. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 2 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 6 bulan
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :1 P :1 A:0
- Lahir hidup :1
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
2. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
h. NTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
Data subyektif
a. Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
3. Data Obyektif
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
d. Masalah
Tidak Ada
e. Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
i. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
j. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
k. PERENCANAAN
Beri informasi tentang keadaan ibu
Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
l. PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
m. Evaluasi
Ibu mengerti tentang keadaannya.
Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KLINIK SARI RAMADAN
PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Mutia Nama Suami : Rudi
Umur : 29 tahun Umur : 31 tahun
Suku : Karo Suku : jawa
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasa
Alamat : JL.Sei Silau Timur
B. Anamnese
Tanggal : 09-04-2022 Oleh : bidan
Pukul : 13.00 wib tempat : klinik
1. Alasan datang : ingin suntik kb 1 bulan
2. Riwayat menstruasi
- Menarche :13 tahun - Teratur / tidak : teratur
- Siklus :28 hari - Sifat darah :agak kental
- Lamanya :7 hari - Warna :merah kecoklatan
- Dismnorhoe : iya,tapi jarang
3. Riwayat perkawinan
- Lama perkawinan : 6 tahun
- Status perkawinan : sah
- Usia anak paling kecil : 2 tahun
4. Riwayat obstetri yang lalu
- G :2 P :2 A:0
- Lahir hidup :2
- Lahir mati : tidak ada
- Riwayat persalinan / abortus terakhir :normal
Jenis persalinan :spontan
5. Riwayat KB sebelumnya
Dalam 1 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi : iya
Riwayat medis sebelumnya
- Penyakit keturunan : tidak ada
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak
6. Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak
7. Riwayat sosial
- Merokok : tidak
- Minuman keras : tidak
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
a. Pemeriksaan khusus
Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compostitis
Keadaan emosional : normal
Tanda vital
TD :120/80 mmHg N : 22 x/m
RR :18 x/m Temp : 36,5
b. Pemeriksaan khusus obstetri abdomen
a. Abdomen
Pembesaran perut :normal
b. Pemeriksaan vagina :
- VT : tumor : tidak ada
- Tanda peradangan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Varices : tidak ada
c. Pemeriksaan penunjang
Plano tes : tidak dilakukan
HB : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
NTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik Cyclofem
Data Dasar:
2. Data subyektif
Ibu mengatakan pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan memakai KB suntik 1 bulanan
3. Data Obyektif
Keadaan umum ibu : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
BB Sekarang : 50 kg
Masalah
Tidak Ada
Kebutuhan
KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada
ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
PERENCANAAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
c. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluan
d. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
PELAKSANAAN
a. Memberi tahu tentang keadaan ibu
b. Memberi informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem, antara lain
gangguan haid, peningkatan berat badan serta pusing atau sakit kepala.
c. menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, terutama daerah kemaluannya,
dengan membersihkan dari arah depan ke belakang.
d. memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi,
seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
Evaluasi
Ibu mengerti tentang keadaannya.
Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik Cyclofem.
Ibu telah diberi KB suntik cyclofem
Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti apa yang
telah disarankan bidan.
Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi, seperti
nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN ANEMIADI
KLINIK SARI RAMADAN
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Damayanti,S.Tr.Keb,M.Keb
NIK.02.15.24.02.1990
x
x
xi
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang“Asuhan
Kebidanan Pada Remaja Dengan Anemia Di Klinik Sari Ramadan”
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh
karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat
kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Damayanti, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb , selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
6. Dr.Ronal Setiawan Sinaga, selaku Pembimbing Praktek II Lahan Praktik.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya laporan
ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca.
PENULIS
x
x
xi
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah......................................................................................... 5
B. Kajian Teori ........................................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................................. 14
B. Analisis .................................................................................................. 16
C. Penatalaksanaan ..................................................................................... 16
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
x
x
x
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
ditandai dengan terjadinya perubahan sangat cepat secara fisik, psikis, dan
kognitif. Perubahan fisik, psikis, dan kognitif ini berdampak langsung pada status
gizi remaja. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebutuhan zat besi (Fe)
lebih tinggi pada perempuan, hal ini terkait kebutuhan di awal menstruasi
memperhatikan asupan gizi besi yang masuk kedalam tubuhnya, agar gizi besi
Keadaan seimbang terdapat 1-2 mg zat besi yang keluar dan masuk tubuh
setiap hari (Briawan, 2014). Rendahnya asupan zat besi yang dikonsumsi pada
(Briawan, 2014). Sekitar 50% kasus anemia diakibatkan karena defisiensi besi.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO (2015) menyatakan bahwa
prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 29%. Prevalensi anemia pada remaja
putri usia (usia 10-18 tahun) mencapai 41,5% di negara berkembang. Indonesia
1
merupakan salah satu negara berkembang, prevalensi anemia pada remaja putri di
Indonesia menurut WHO sebesar 37% lebih tinggi dari prevalensi anemia di dunia
anemia gizi besi pada anak balita sebesar 28,1%, anak umur 5-12 tahun 20%, ibu
hamil 37,1%, remaja putri umur 13-18 tahun dan wanita usia subur 15-49 tahun
Anemia dapat menimbulkan risiko pada remaja putri baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek anemia dapat menimbulkan
nilai yang rendah pada kemampuan bahasa dan keterampilan gerak dan
2018). Dampak jangka panjang remaja putri yang mengalami anemia adalah
sebagai calon ibu yang nantinya hamil, maka remaja putri tidak akan mampu
memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya yang
maternal, prematuritas, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan angka kematian
menyertakan makanan kaya akan zat besi dalam menu makanannya sehari-hari.
2
Konsumsi zat besi dan seng dalam jumlah yang cukup penting dilakukan selama
masa remaja untuk mendukung peningkatan volume darah, dan jaringan otot, serta
tulang (Fikawati, 2017). Konsumsi zat besi dapat didapat dari buah dan sayur,
salah satunya buah kurma. Kurma merupakan buah yang kaya kandungan zat gizi,
kurma kaya dengan protein, serat, gula, Vitamin A dan C, mineral seperti zat besi,
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada remaja dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data subjektif pada Remaja dengan Anemia di Klinik
Sari Ramadan
b. Untuk mengkaji data objektif pada ibu remaja dengan anemia di
Klinik Sari Ramadan
c. Untuk menganalisis kasus Anemia pada Remaja di Klinik Sari Ramadan
C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan
Komprehensif ini adalah di Klinik Sari Ramadan
3
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan untuk
menambah pengetahuan khususnya untuk program studi Profesi
Kebidanan di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Tinjauan Teori Anemia
1. Defenisi Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hemoglobin berada di bawah
normal (Tarwoto, 2017). Menurut Departemen Kesehatan Indonesia batasan
anemia adalah sebagai berikut (Nyoman, 2016):
Tabel 2.1
Batasan Normal Hemoglobin
Kelompok Batas Normal
Anak balita 11 gr%
Anak usia sekolah 12 gr%
Wanita dewasa 12 gr%
Laki-laki dewasa 13 gr%
Ibu hamil 11 gr%
Ibu menyusui >3 bulan 12 gr%
2. Klasifikasi Anemia
Anemia terjadi karena berbagai penyebab yang berbeda di setiap wilayah/
Negara. Akan tetapi yang paling sering terjadi, anemia disebabkan oleh (Briawan,
2014):
1. Rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya, yang disebabkan rendahnya
konsumsi pangan sumber zat besi. Zat gizi lain yang menyebabkan terjadinya
anemia adalah kekurangan Vitamin A, C, folat, riboflavin, dan B12.
2. Penyerapan zat besi yang rendah, disebabkan komponen penghambat di dalam
makanan seperti fitat. Rendahnya zat besi pada pangan nabati, menyebabkan
zat besi tidak dapat diserap dan dihunakan oleh tubuh.
3. Malaria, terutama pada anak-anak dan wanita hamil.
4. Parasit, seperti cacing dan lainnya.
5. Infeksi, gangguan genetik, seperti hemoglobinnopati dan sickle cell trait.
5
3. Faktor-faktor Penyebab Anemia Pada Remaja
Penyebab anemia pada remaja terdiri dari beberapa faktor, yaitu (Fithra, 2014):
a. Status Gizi Remaja
Status gizi pada remaja menyatakan suatu keadaan yang seimbang antara
konsumsi dan penyerapan zat gizi di dalam tubuh. Peningkatan kebutuhan
remaja putri terhadap zat gizi mikro, terutama zat besi, digunakan untuk
penggantian zat besi yang hilang. Status gizi yang baik selama masa remaja
merupaka dasar untuk kehidupan remaja yang sehat dan menyiapkan remaja
putri menjadi calon ibu yang paling baik.
b. Lama Masa Haid
Remaja putri lebih banyak mengeluarkan zat besi untuk mengganti zat besi
yang hilang saat haid. Berdasarkan hasil penelitian retrospektif di Italia
menunjukkan bahwa defisiensi pada remaja disebabkan oleh kehilangan darah
sebesar 48%.
c. Asupan Zat Besi (Fe) Dan Protein
Penyebab utama anemia besi adalah inadekuat asupan zat besi yang berasal
dari makanan. Pada umunya remaja putri lebih banyak mengonsumsi makanan
nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan
hewani dan sering melakukan diet pengurangan makanan karena ingin langsing,
sehingga kebutuhan zat besi tidak terpenuhi.
d. Malabsorpsi Zat Besi
Malabsorpsi zat besi yang dialami remaja pada saluran cerna akibat gastritis,
ulkus peptikum, diare, adanya parasite cacing tambang dapat menyebabkan
anemia. Hal ini didukung oleh penelitian di Vietnam menyatakan bahwa,
adanya hubungan peningkatan jumlah cacing tambang dengan penurunan kadar
ferritin dalam darah.
e. Penyakit Infeksi
Penyakit Infeksi dapat menyebabkan berbagai masalah gizi, hal ini terjadi
karena gejala yang ditimbulkan seperti muntah dan diare serta penurunan nafsu
makan. Penyakit infeksi dapat memperlambat pembentukan hemoglobin dalam
darah.
6
4. Anemia Defesiensi Zat Besi
Anemia defisiensi besi bisa merupakan akibat yang utama karena kehilangan
darah atau tidak memadainya asupan besi. Hal ini juga dapat merupakan kondisi
sekunder yang disebabkan proses penyakit atau kondisi yang menguras cadangan
besi, seperti perdarahan saluran pencernaan atau karena kehamilan. Penyebab
utamaa anemia gizi adalah konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorpsi zat
besi yang renda serta pola makan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu
yang beraneka ragam. Selain itu cacing tambang memperberat keadaan anemia
yang diderita pada daerah-daerah tertentu terutama daerah pedesaan. Soemantri
menyatakan bahwa anemia gizi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
sosial ekonomi, pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan,
pertumbuhan, serta daya tahan tubuh dan infeksi. Faktor-faktor tersebut saling
berkaitan (Kiswari, 2014).
Gejala anemia secara umum adalah (Briawan, 2014):
a. Cepat lelah
b. Pucat (kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan)
c. Jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan
d. Napas tersengal/pendek saat melakukan aktivitas ringan
e. Nyeri dada
f. Pusing dan mata berkunang
g. Cepat marah (mudah rewel pada anak)
h. Tangan dan kaki dingin atau mati rasa
7
darah, masa darah merah, yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan
myoglobin di otot dan hemoglobin dalam darah.
b. Kurangnya asupan zat besi
Penyebab lain dari anemia gizi besi adalah rendahnya asupan dan
buruknya biovailabilitas dari zat besi yang dikonsumsi, yang berlawanan
dengan tingginya kebutuhan gizi besi pada remaja. Juga kecenderungan
mengonsumsi snack yang terbuat dari dari sereal halus dan kebiasaaan
mengonsumsi minuman berkarbonasi, sedangkan kecenderungan untuk
mengonsumsi buah dan sayur lebih redah pada remaja. Konsumsi teh dan
kopi setelah makan juga berkontribusi terhadap kejadian anemia gizi besi
pada remaja perempuan.
c. Kehamilan pada usia remaja
Pernikahan dini umumnya berhubungan dengan kehamilan dini, dimana
kehamilan meningkatkan kebutuhan zat besi dan berpengaruh terhadap
semakin parahnya kekurangan zat besi dan anemia gizi besi yang dialami
remaja perempuan.
d. Penyakit infeksi dan infeksi parasite
Sering terjadinya penyakit infeksi dan infeksi parasit di Negara
berkembang juga dapat meningkatkan kebutuhan zat besi dan memperbesar
peluang terjadinya status zat besi negative dan anemia gizi besi. Infeksi
memengaruhi asupan makanan, absorpsi, penyimpanan dan penggunaan
berbagai zat gizi dan berkontribusi terhadap anemia. Remaja dengan keluhan
sakit pada setahun lalu maupun satu bulan yang lalu memiliki risiko
menderita anemia sebesar 1,3 kali dibandingkan dengan yang tidak.
Penyakit infeksi memengaruhi metabolism dan penggunaan zat besi yang
diperlukan dalam pembentukan hemoglobin. Infrksi cacing tambang dapat
berkontribusi terhadap perdarahan dalam pencernaan dan mengakibatkan
defisiensi zat besi.
e. Sosial-ekonomi
Beberapa literature juga menunjukkan faktor demografi maupun sosial
yang dianggap berhubungan dengahn kejadian anemia, misalnya tingkat
8
pendidikan dan tempat tinggal. Tingkat pendidikan memiliki hubungan
dengan anemia, dimana remaja yang tidak sekolah memiliki peluang 3,8 kali
lebih besar, sedangkan remaja yang bersekolah namun tidak sesuai dengan
usianya memiliki risiko 2,9 kali lebih besar menderita anemia, dibandingkan
dengan remaja yang bersekolah sesuai dengan usianya.
f. Status gizi
Ditemukan hungan antara status gizi dengan kejadian anemia. Remaja
dengan status gizi harus mempunyai risiko mengalami anemia 1,5 kali
dibandingkan remaja dengan status gizi normal.
9
terganggunya fungsi endokrin dan neurotransmitter, serta meningkatnya kapasitas
absorpsi logam berat.
7. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia bertujuan mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang (Jitowiyono, 2018):
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d. Obat penyebab perdarahan abnormal
e. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
B. Kajian Teori
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata adolescence yang berarti tumbuh ke arah
kematangan. Istilah kematangan meliputi kematangan fisik maupun sosial-
psikologis. Remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-24 tahun yang
mengalami masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian
psikologis tetapi juga fisik (Sarwono, 2015). Menurut WHO konseptual remaja
meliputi kriteria biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Remaja adalah suatu
masa dimana:
a. Berdasarkan kriteria biologis, individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksusal
b. Berdasarkan kriteria sosial-psikologis, individu mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
c. Berdasarkan kriteria sosial-ekonomi, terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
(Sarwono, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah
penduduk yang memiliki rentang usia 10-24 tahun yang sedang mengalami masa
10
pertumbuhan menuju kematangan baik kematangan fisik maupun sosial-
psikologis dan belum menikah.
11
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (prevate self) dan masalah
umum.
12
b) Hormon perangsang pada pria , yaitu yang mempengaruhi testis (buah
zakar) yang memproduksi hormon testosteron dan androgen dan sel-sel
benih laki-laki (spermatozoa)
c) Hormon pengendali pada wanita yang mempengaruhi indung telur
(ovarium) untuk memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon estrogen,
progesteron. Dalam keadaan hamil, hormon pengendali wanita ini berfungsi
untuk mengatur haid menjadi berlebihan (karena yang bersangkutan tidak
haid) dan dibuang kedalam air seni. Karena itulah kehamilan dapat
diketahui melalui pemeriksaan air seni. Kelenjar pituitary ini terletak dekat
sekali dengan pusat berfikir pada otak, sehingga kalau orang sedang banyak
pikiran atau emosi yang berat, hormon wanita akan terpengaruh itulah
sebabnya haid akan terganggu.
d) Hormon air susu yang memengaruhi kelenjar susu wanita di masa wanita
sedang menyusui bayinya.
2) Testis
Testis atau buah zakar terletak dalam sebuah kantung (scrotum) yang
tergantung di bawah penis (batang kemaluan).
Testis memproduksi :
a) Hormon androgen dan testosteron yang sejak remaja menyebabkan
tumbuhnya tanda-tanda kelaki-lakian seperti kumis, jenggot, jakun, otot,
suara yang berat, bulu kemaluan dan ketiak. Testosteron menyebabkan
timbulnya birahi (nafsu, seks, libido).
b) Spermatozoa, diproduksi beratus-ratus juta setiap harinya, sampai berusia
lanjut (60-70 tahun). Benih inilah yang bertemu dengan sel telur (ovum)
akan membuahi telur sehingga terjadi kehamilan.
3) Indung telur (ovarium)
Terletak di rongga perut wanita bagian bawah, di dekat rahim. Indung telur
memproduksi :
a) Hormon progesteron untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur
(ovum) sehingga siap untuk dibuahi.
13
b) Hormon estrogen, untuk mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada tubuh
seseorang (payudara membesar, pinggul membesar, suara halus) dan juga
mengatur siklus haid.
c) Sel telur, sudah terkandung dalam jumlah banyak di dalam indung telur,
tetapi baru dimatangkan satu persatu sejak anak masuk usia remaja.
Biasanya setiap 28 hari sekali sel telur yang sudah matang dilepas dari
indung telur dan ditangkap oleh saluran telur untuk dibuahi oleh sperma
atau dikeluarkan yang disebut dengan haid.
14
d) Tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi.
e) Tumbuh jakun,suara menjadi membesar.
f) Penis dan buah zakar membesar
g) Kulit menjadi lebih kasar, tebal dan berminyak
h) Rambut menjadi lebih berminyak
i) Produksi keringat menjadi lebih banyak.
Remaja perempuan
a) Lengen dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar.
b) Pinggul lebar, bulat dan membesar
c) Tumbuh bulu halus disekitar ketiak dan vagina
d) Tulang wajah mulai memnajang dan membesar
e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol, serta kelenjar
susu berkembang, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
f) Kulit menjadi lebih kasar,lebih tebal, agak pucat, lubang pori bertambah besar,
kelenjar lemak, dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan,
dan tungkai.
h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 10 Maret
S (SUBJEKTIF)
Identitas/ Biodata
Nama ibu : Nn. J
Umur : 15 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Jl. Sei Silau Timur
Data Subjektif
a. Keluhan
Nn. J mengeluh sangat lemas dan terkadang tidak semangat menjalani harinya.
Pada saat belajar di pagi hari, Nn. J mengatakan sering menguap dan mengantuk
dan jarang melakukan aktifitas fisik.
b. Riwayat Menstruasi
Nn. J mengatakan pertama kali haid umur 12 tahun, lamanya sekitar 6-7 hari,
ganti pembalut 3-4 kali per hari, haidnya teratur, sifat darahnya encer dan sedikit
menggumpal.
c. Riwayat Perkawinan
Nn. J mengatakan belum menikah.
d. Riwayat Penyakit Sistemik dan Penyakit Keluarga
16
Nn.J mengatakan bahwa dia dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menurun (asma, hipertensi, jantung, dll) maupun penyakit menular (hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, dll).
O (Objektif)
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Pemeriksaan Antropometri : BB : 55 kg TB : 159 cm
3. Tanda vital : TD : 100/70 mmHg Pols : 80 x/i
RR : 24 x/i Temp : 36,5°C
4. Pemeriksaan fisik muka pucat, mata conjungtiva pucat dan sklera tampak
anemis.
Nn.J mengatakan sering mengeluh pusing dan lemas. Nn. J mengatakan sering
tidak nafsu makan apalagi kalau sudah memasuki siklus menstruasi
B. Analisis
A(ASSESMEN
T)
Diagnosa : Nn. J usia 15 tahun dengan anemia
Masalah potensial : antisipasi terjadinya dehidrasi
Kebutuhan : Memberikan pendidikan kesehatan pola hidup sehat, anjurkan
pemeriksaan Hb
C. Penatalaksanaa
nP (PLANNING)
1. Menganjurkan Nn. J untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan 4 pilar prinsip gizi seimbang, yaitu mengonsumsi aneka ragam
pangan yang kaya akan protein seperti daging merah, telur, hati ayam, ikan,
sayuran hijau, zat besi, kalsium,; membiasakan perilaku hidup sehat;
melakukan aktifitas fisik; memantau Berat Badan secara normal.
17
Evaluasi: Nn. J bersedia mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
2. Menganjurkan Nn. J untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 1 jam/hari
dan malam hari 7-8 jam/hari.
Evaluasi: ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
3. Menganjurkan Nn. J untuk melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin (Hb)
ke fasilitas pelayanan terdekat
Evaluasi: Nn. J bersedia melakukan pemeriksaan kadar Hb ke fasilitas
pelayanan terdekat
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui telemedicine, diagnosa yang
ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan terdapat
kesesuaian antara teori dan kenyataan yang telah di uraikan maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
1. Data subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa melalui telekomunikasi didapatkan data
subjektif dari pasien yaitu Nn. J usia 15 tahun, mengeluh sangat lemas dan
terkadang tidak semangat menjalani harinya. Pada saat belajar di pagi hari, Nn. J
mengatakan sering menguap dan mengantuk dan jarang melakukan aktifitas fisik.
2. Data objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Bidan di
Puskesmas Gambir Baru didapatkan bahwa keadaan umum Nn. J tampak lemah,
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu
36,8⁰C, wajah pucat, konjungtiva pucat, dan sklera tampak anemis.
3. Analisis
Ny. J usia 15 tahun dengan Anemia
4. Penatalaksanaan
a. Menganjurkan Nn. J untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan 4 pilar prinsip gizi seimbang, yaitu mengonsumsi aneka ragam
pangan yang kaya akan protein seperti daging merah, telur, hati ayam, ikan,
sayuran hijau, zat besi, kalsium,; membiasakan perilaku hidup sehat;
melakukan aktifitas fisik; memantau Berat Badan secara normal.
19
Evaluasi: Nn. J bersedia mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
b. Menganjurkan Nn. J untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 1 jam/hari
dan malam hari 7-8 jam/hari.
Evaluasi: ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
c. Menganjurkan Nn. J untuk melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin (Hb)
ke fasilitas pelayanan terdekat
Evaluasi: Nn. J bersedia melakukan pemeriksaan kadar Hb ke fasilitas
pelayanan terdekat
B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan sebagai tambahan referensi sehingga dapat memberikan
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia
2. Bagi responden
Diharapkan dapat mengerti tentang anemia, cara pencegahannya dan cara
mengatasi anemia.
3. Untuk profesi Bidan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori
yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenangnya sebagai
bidan yang telah ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aisyaroh, N. 2015. Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang: FIK Unissula Pertiwi, K.
2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Permasalahannya.
Yogyakarta: FMIPA UNY
Purwoastuti, and Elisabeth. 2015. Periaku Dan Soft Skills Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka baru press.
Sarwono. 2015. Psikologi Remaja revisi 2015. Jakarta: Rajawali Pers
Winarti, Eko. 2017. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Wustha,Flora, Rina. (2017). Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas
Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di SMA Negeri Binsus 9
Manado, e-journal keperawatan, Vol.5(1).
Yustina, I, 2007, Pemahaman Keluarga Tentang Kesehatan Reproduksi, PustakaBangsa
Press : Medan
21
SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA
DAN PERIMENOPUSE
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
22
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” DENGAN PERIMENOPAUSE
Obyektif
23
- Leher :Tidak nampak adanya pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
- Muka :Nampak kerut kerut tipis, tidak nampak odeme
- Mata :Skelera tidak nampak ikterus, konjungtiva tidak pucat
- Hidung :Tidak nampak pernafasan cuping hidug dan tidak terlihat ada polif
- Mulut :Gigi tidak ada cariaes, dan bagian gigi belakang berlubang
- Bibir :Tidak nampak pucat
- Telinga :Nampak simetris, tidak nampak adanya keluar cairan abnormal
- Dada :Tidak nampak benjolan abnormal
- Payudara :Tidak nampak adanya benjolan abnormal
- Tulang belakang : Lordosis
- Ekstremitas : Tidak nampak adanya odeme dan varises
b. Palpasi
- Leher :Tidak teraba adanya benjolan abnormal
- Dada :Tidak teraba adanya benjolan abnormal
- Payudara :Tidak teraba adanya benjolan abnormal
- Ekstremitas:Tidak ada odeme
c. Auskultasi
- Jantung :Bunyi mur mur
- Paru- paru :Tidak ada bunyi wheezing
d. Perkusi
- Cek Ginjal :Tidak ada nyeri ketuk
4. Pemeriksaan penunjang
- Hb : 12,6 gr%
Assesment
Diagnosa: Ibu usia 48 tahun dengan perimenopause.
DS : akhir- akhir ini dirinya sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan
kencing, rasa panas dan sulit tidur dan dirinya menyatakan bahwa sudah tidak mendapatkan haid sejak
tiga bulan yang lalu.
DO : Status Emosional : Baik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
24
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Suhu : 37,50C
- Nadi : 81x/m
- Respirasi : 21x/m
Pentalaksanaan
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini kesehatannya baik.
Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup kurang lebih 8- 9 jam/ hari dan jangan terlalu banyak
bekerja yang menyebabkan kelelahan.
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi,
berlemak rendah dan berkadar gula rendah, seperti: sayuran yang masak dengan cara di
rebus, perbanyak makan buah- buahan, dan memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai
yaitu tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein seperti kopi, agar
hati dan sistem kardiovaskular terpelihara kesihatannya dan membantu untuk mengurangi
risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti minuman dengan pilihan yang lebih
sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
4. Menganjurkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri seperti menjaga kebersihan vulva
dengan membersihkan saat mandi setelah BAK dan BAB, rajin mengganti pakaian dalam
saat lembab agar kebersihan vulva selalu terjaga dari perkembangan bakteri yang
merugikan yang bisa menyebabkan gangguan kewanitaan.
5. Memberitahukan ibu tentang gejala menopause, yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid.
b. Gejolak rasa panas.
c. Perubahan kulit.
d. Keringat dimalam hari.
e. Sulit tidur.
f. Perubahan pada mulut.
g. Kerapuhan tulang.
h. Penyakit.
6. Memberitahukan penanganan yang dapat dilakukan, seperti: melakukan kolaborasi
dengan Dr. spesialis untuk melakukan Penanganan yang dapat dilakukan dengan beberapa
usaha antara lain :
a.Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu (pengobatan simptomatis). Pengobatan
simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit kepala, jantung berdebar, tekanan
darah yang tinggi dan lain sebagainya. Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan
dengan pengobatan spesifik yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan
25
untuk menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan dikeluhkan
kembali bila obat yang diberikan habis.
b.Penggantian hormon yang kurang atau hilang (Hormon Replacement Terapi=HRT).
Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk
penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit jantung dan stroke dalam keluarga,
kegemukan, tekanan darah tinggi dan wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini).
Ada keuntungan pemberian HRT antara lain :
a) Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu dapat hilang dengan
pengobatan estrogen
b) Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10 tahun atau kadang-
kadang seumur hidup.
c) Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan massa tulang dan
osteoporosis.
d) Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya infeksi saluran
kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
e) Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
f) Pengobatan supportif (pengobatan tambahan), misalnya Olah raga dan diet). Pengobatan
supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat.. Berhenti merokok akan sangat
membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk
menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup
mengandung banyak kalsium.
26
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN KEPUTIHAN
27
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
0
S : 36,5 C R : 22x/ menit
BB : 55 kg TB : 158 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+
d. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
e. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
f. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
g. Inspekulo : Tidak dilakukan
28
h. Pemeriksaan penunjang
- Laborat :-
- USG :-
- Rontgent : -
- Lain – lain :-
Assesment
Diagnosa : Nn. I umur 17 tahun dengan keputihan
Subyektif : Nn. I mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau dan kulit vagina
kemerahan selama 1 minggu.
Obyektif :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
0
S : 36,5 C R : 22x/ menit
BB : 55 kg TB : 158 cm
d. Perut : tidak ada pembesaran
e. PPV : cairan putih, kental, berbau
f. Kulit : kemaluan kemerahan, tanda chadwick tidak ada.
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi keputihan.
2. Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah genetalis.
3. Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti
celana dalam setiap 2 x/hari
5. Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina..
29
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN KEPUTIHAN
30
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/ menit
S : 36,80C R : 22x/ menit
BB : 61 kg TB : 161 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+
e. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
f. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
g. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
h. Inspekulo : Tidak dilakuka
i. Pemeriksaan penunjang
- Laborat :-
31
- USG :-
- Rontgent : -
- Lain – lain :-
Assesment
Diagnosa : Nn. L umur 22 tahun dengan keputihan
Subyektif
Nn. L mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau dan kulit vagina kemerahan selama 5
hari.
Obyektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/ menit
S : 36,80C R : 22x/ menit
BB : 61 kg TB : 160 cm
d. Perut : tidak ada pembesaran
e. PPV : cairan putih, kental, berbau
f. Kulit : kemaluan kemerahan, tanda chadwick tidak ada.
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi keputihan.
2. Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah genetalis.
3. Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti
celana dalam setiap 2 x/hari
4. Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina..
32
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN KEPUTIHAN
33
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 81 x/ menit
S : 37 0C R : 22x/ menit
BB : 53 kg TB : 159 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+
d. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
e. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
f. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
g. Inspekulo : Tidak dilakuka
Assesment
Diagnosa : Nn. W umur 16 tahun dengan keputihan
34
Subyektif : Nn. W mengatakan mengalami keputihan gatal serta berbau selama 8 hari
Obyektif :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 81 x/ menit
0
S : 37 C R : 22x/ menit
BB : 53 kg TB : 159 cm
d. Perut : tidak ada pembesaran
e. PPV : cairan putih, kental, berbau
f. Kulit : kemaluan kemerahan, tanda chadwick tidak ada.
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi keputihan.
2. Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah genetalis.
3. Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti
celana dalam setiap 2 x/hari
5. Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina..
35
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA
36
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
0
S : 36,5 C R : 22x/ menit
BB : 60 kg TB : 162 cm
d. Inspeksi
- Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik
- Wajah : tidak ada oedem, simetris
- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
- Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
- Telinga : bersih,tidak ada serumen
- Leher : pembuluh lymfe tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid : tidak ada
pembesaran, simetris.
- Dada : normal, tidak ada kelainan
- Payudara : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol
- Abdomen : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa
cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan
- Ekstremitas : tidak ada oedem, reflek patella +/+
e. Palpasi
- Buah dada : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran, tidak
hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak nyeri.
- Perut : tidak ada massa/pembesaran, simetris, tidak ada kelainan.
f. Genetalia : inspeksi mengeluarkan cairan putih, banyak, kental, berbau dari
kemaluannya
g. Pemeriksaan dalam : belum dilakukan
h. Inspekulo : Tidak dilakukan
i. Pemeriksaan penunjang
37
HB : 12 gl/dl
Assesment
Diagnosa : Nn. A umur 18 tahun dengan keputihan
Subyektif : Nn. A mengatakan mengalami nyeri hebat di bagian bawa perut saat menstruasi.
Obyektif :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/ menit
S : 36,50C R : 22x/ menit
BB : 60 kg TB : 162 cm.
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tentang terjadi dismenorea
2. Memberi tahu pasien untuk banyak mengkomsumsi air mineral dan banyak makan makan
sayuran
3. Beritahu pasien untuk tidak terlalu sering makanan cepat saji.
4. Menganjurkan pasien untuk lebih rajin berolahraga.
38
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
BERENCANA PADA NY ”M” AKSEPTOR LAMA
DEPO PROGESTIN DENGAN AMENORHEA
DI KLINIK SARI RAMADAN
DISUSUN OLEH :
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
LUBUK PAKAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Disusun oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Lubuk Pakam,
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja
tentang“ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
PADA NY.M ASEPTOR LAMA DEPO PROGESTIN DENGAN
AMENORHEA DI KLINIK SARI RAMADAN”.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
ABSTRAK............................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 9
D. Metode Penulisan ..................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 13
A. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana ........................................... 13
1. Pengertian Tentang Keluarga Berencana ................................................ 13
2. Pengertian Kontrasepsi ........................................................................... 14
3. Tujuan Kontrasepsi ................................................................................ 14
4. Jenis – Jenis Kontrasepsi ........................................................................ 15
B. Tinjauan Tentang Kontrasepsi Suntikan Depoprogestin ............................. 19
1. Pengertian Tentang Kontrasepsi Suntikan Depoprogestin .......................... 20
2. Macam-Macam Kontrasepsi Suntikan ....................................................... 20
3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin............................ 20
4. Kontra Indikasi Suntikan ........................................................................... 21
5. Keuntungan Dan Kerugian ........................................................................ 21
6. Cara Penggunaan....................................................................................... 22
7. Waktu Pemberian Suntikan DMPA ........................................................... 23
8. Efek Samping ............................................................................................ 24
9. Penanganan Komplikasi ............................................................................ 24
C. Tinjauan Khusus tentang Amenorhea Akibat Efek Samping Kontrasepsi
PENDAHULUAN
tahun 1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau
kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari tahun 1990 sampai
tahun 2014, mengalami peningkatan dari 54% menjadi 57,4% pada tahun
2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan
terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari
60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari
dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia
(29,58%).
Data Depkes RI tahun 2014 Sulawesi Selatan peserta KB baru,
yakni sebesar 50,60%. Metode terbanyak kedua adalah pil 28,87 %. Metode
yang paling sedikit dipilih oleh para peserta KB baru adalah Metode Operasi
sebanyak 0,65% dan kondom 8,06%. Adapun metode kontrasepsi yang paling
paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah Metode Operasi Pria
(MOP) yakni sebanyak 0,11% kemudian lainnya sebanyak 0,01 (Depkes RI,
2014: 83-84).
atau 9.51%, MOP sebanyak 628 atau 0.55%, MOW sebanyak 4,270 atau
3.76%, Implant sebanyak 11,689 atau 10.28% dan jumlah keseluruhan non
MKJP sebanyak 86,264 atau 75.90% yaitu kondom sebanyak 4,160 atau
3.66%, suntik sebanyak 48,989 atau 43.10%, pil sebanyak 33,115 atau
merencanakan kehamilan yang harus dihindari yaitu: terlalu tua pada saat
melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun),
terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).
Komplikasi yang biasa terjadi jika terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
yang terlalu jauh dapat menimbulkan resiko tinggi seperti persalinan lama,
dan jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan sibling rivaly (Riestya,
2016: 48).
dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya
metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidak tahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Prihatin & lisa, 2015:
30).
Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru
berkembang. sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal
yang berkaitan kehamilan (Firdayanti, 2012: 11). Berdasarkan visi dan misi
berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping seperti ini
tidak berbahaya dan cepat hilang. Pemberian kontrasepsi suntikan juga sering
sendiri terbagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorhea
yang tidak aktif sehingga membuat endometrium menjadi kurang baik atau
tidak layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi (Riyanti, 2011: 8).
Jumpandang Baru Makassar tahun 2016 sejumlah 1870 akseptor dengan 1613
akseptor (1,87%), dan Kondom 2 akseptor (0,1). Dan akseptor suntik 3 bulan
Tahun 2023”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan amenorhea.
dengan amenorrhea.
amenorhea.
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
2. Manfaat ilmiah
3. Manfaat institusi
mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan (purwoastuti, 2015: 182),
anak, jarak dan usia ideal melahirkan dan mengatur kehamilan melalui
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Setyorini, 2014: 35), sedangkan sumber
berarti mencegah atau melawan dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara sel
telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Secara
Upaya ini yang dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen
pasangan suami istri (pasutri) untuk melahirkan pada usia yang ideal,
memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan
3. Tujuan Kontrasepsi
a. Tujuan umum
(Firdayanti, 2012:41).
b. Tujuan khusus
pada pasangan usia subur dengan istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk
menunda kehamilannya
2) Fase menjarangkan kehamilan, dimana pada periode usia istri antara 20-35
tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak antara kehamilan 2-4 tahun, ini dikenal dengan catur
warga.
4. Jenis-Jenis Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
Prinsip pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur
kurangnya selama 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam
Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24 jam
setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi dari pada suhu
setiap hari. Lendir serviks terlihat lengket dan jika direntangkan di antara
kedua jari akan putus menandakan lendir tidak subur, saat lendir serviks
meningkat menjadi jernih dan melar, apabila dipegang di antara dua jari,
digambarkan terlihat seperti putih telur mentah disebut lendir subur (Everett,
2012: 43).
2012:56)
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
b. Metode modern
1) Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
a) Pil KB
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen dan
telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Jenis-jenis pil kombinasi antara
Adalah pil yang mengandung progesteron dan disiapkan untuk ibu yang
b) Suntik
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M dan Depo noretisteron
diberikan setiap 2 bulan dengan cara suntik I.M (Affandi, 2013: MK-43).
c) Implant/susuk
(1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berrongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogo dengan lama kerja tig tahun.
(2) Jadena dan indoplant, terdiri dari dua batang silastik lembut berongga dengan
panjang 4,3 cm ber diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonogestrel dengan lama
kerja 3 tahun.
(3) Implano, terdiri dari satu batang silastik lembut dengan berongga dengan
2) Mekanis
c. Metode mantap
1) Tubektomi
mengikat dan memotong atau memasang cincin sehingga sperma tidak dapat
2) Vasektomi
KB suntik 3 bulan yaitu salah satu jenis kontrasepsi suntik yang hanya
(DMPA) yang diberikan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong)
(Sulistyawati, 2012: 75), sedangkan Menurut BKKBN, 2002 kontrasepsi suntik
adalah metode kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan
kelangsungan pemakai relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah
bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (Siti dan Mega, 2013: 93)
KB suntik depo progestin terdiri atas dua jenis yaitu Depo Medroksi
setiap
3 bulan dengan cara disuntik Intra Muskuler (di daerah bokong), dan Depo
Hormone) menurun dan tidak terjadi lonjakan LH. Pada keadaan normal
maka tidak akan terjadi lonjakan folikel dan produksi sel telur akan berkurang
sperma ke dalam kavum uteri dengan membuat lender serviks menjadi kental
sehingga sperma tidak mampu untuk menembus serviks dan pembuahan tidak
fungsi luteum yang tidak adekuat pada siklus haid yang mempunyai ovulasi
atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran),
tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu
menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35
suntik depo progestin yaitu gangguan siklus haid, haid memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting atau tidak haid
6. Cara penggunaan
suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh
Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil, Mulai
hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid, ibu yang tidak haid, injeksi
pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil,
selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
selama ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tanpa
menunggu haid yang akan datang. Ibu menggunakan kontrasepsi jenis lain,
bulan, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasespsi suntikan yang sebelumnya, ibu yang menggunakan kontrasepsi
hamil, bila ibu disuntik setelah hari ke tujuh haid, ibu tersebut selama tujuh
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual, ibu ingin
pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid, atau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke tujuh siklus haid, asal saja ibu yakin ibu tidak
dalam kondisi hamil, ibu tidak hamil atau ibu dengan pendarahan tidak
teratur, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut
tidak hamil, dan selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
8. Efek Samping
pemakaian suntik KB, sakit kepala rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi
pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Insiden sakit
kepala adalah sama pada DMPA maupun NET-EN dan terjadi pada kurang
dkk, 2012: 171). Hematoma bengkak pada daerah suntikan dan berwarna
kebiruan disertai rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan dibawah
kulit dan bisa juga akibat pemakaian spoit yang berulang atau kesalahan
Penanganan Komplikasi
a. Gangguan haid
1. Amenorhea
2) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian diri,
b) Tindakan medis
provera/depo progestin.
Diberikan pil KB 3x1 tablet dari hari III, 1x1 tablet mulai dari hari IV selama
2) Spotting
(sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat jenis lain. Jelaskan bahwa
saja terjadi.Perhatiakn diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.
b. Sakit kepala
1) Konseling
Menjelaskan pada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi
jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara. Rasa berputar atau sakit kepala
yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau 4 keseluruhan dari bagian kepala
2) Pengobatan
c. Hematoma
1) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor bahwa pada daerah suntikan dapat terjadi
bengkak dan berwarna kebiruan disertai rasa nyeri pada daerah suntikan
akibat perdarahan dibawah kulit dan bisa juga akibat pemakaian spoit yang
Kompres dingin di daerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah
data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini merupakan proses
berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan menghasilkan
dan spiritual.
2). Data Objektif
Dapat dilihat pada kartu akseptor dimana tercantum bahwa klien memakai
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
diteggakkan diagnosa dengan adanya hasil anamnesa dari klien yaitu berhenti
potensial lain, yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
dilakukan asuhan yang aman. Masalah yang bisa timbul dari pemakaian
Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Data
diagnosa dan problem serta data-data tambahan setelah data dasar. Rencana
yang mantap.
klien adalah klien tetap menjadi akseptor KB dan ibu mengerti tentang
klien adalah klien mengerti tentang efek samping dari suntikan depo
depo progestin.
dianggap efektif.
D. Pendokumentasian Hasil Asuhan
1. Subjektif (S)
pada pasien atau dari keluarga kesehatan lainya. Keluhan yang dirasakan
klien, riwayat keluhan, sifat keluhan, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat ginekologi, dan riwayat
KB.
2. Objektif (O)
a) Pemeriksaan Umum
amenorhea.
daerah leher untuk memastikan tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid, yang
menjadi terganggu.
c) Pemeriksaan Penunjang : tes kehamilan untuk memastikan tidak terjadi
kehamilan.
3. Assesment (A)
4. Planning (P)
STUDI KASUS
Nikah : 1x / ± 14 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
penyakit lainnya. ibu tidak pernah menderita penyakit menular, ibu tidak
e. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Lamanya : 7 hari
f. Riwayat Obstetrik
Ibu mempunyai 3 orang anak, anak pertama umur 12 tahun, anak kedua
umur 10 tahun dan anak ketiga umur 2 tahun. Ibu tidak pernah mengalami
keguguran.
h. Riwayat Ginekologi
i. Riwayat KB
Ibu jadi akseptor KB sejak tahun 2015, pada kartu akseptor ibu,
tercantum bahwa ibu memakai suntik Depo Progestin, ibu tidak pernah
Ibu makan sebanyak 3 kali sehari dan minum air sebanyak 7-8 gelas
perhari, nafsu makan baik. Ibu tidak mengalami gangguan sistem pencernaan
dan sistem perkemihan, ibu BAB 1-2 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari. Ibu
menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi dan sikat gigi sebanyak 2 kali
sehari dan ibu mencuci rambutnya sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Ibu
juga selalu menjaga kesehatan dan istirahat yaitu tidur siang sebanyak + 1
Ibu merasa cemas dengan apa yang dialaminya, Ibu belum ada rencana untuk
ibu
dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB, ibu
berkeyakinan bahwa tidak ada larangan dalam agama untuk berKB, ibu
5. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran composmentis.
c. Tanda-tanda vital.
S : 36,6 oC
d. BB : 65 kg
e. Wajah
Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada cloasma. Palpasi : Tidak ada edema.
Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera putih.
mulut
Inspeksi : Bibir lembab, tidak pucat, gigi tampak bersih, tidak ada caries.
Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
Payudara
Inspeksi : Tidak terdapat luka bekas operasi, tampak linea nigra dan striae
alba.
Palpasi : Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices. Palpasi : Tidak ada
edema.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Data Subjektif
merasakan tidak haid 1tahun berturut-turut sejak bulan mei 2016 yang lalu.
b. Data Objektif
1) Salah satu jenis suntikan KB adalah Depo Progestin yang mengandung 150
menghambat dan mencegah terjadinya pelepasan sel telur dari ovarium serta
sperma dan ovum juga terganggu, terjadi pengentalan lendir serviks sehingga
Ibu menjadi akseptor KB depo progestin sejak tahun 2015 dan mendapatkan
haid terakhir pada bulan Mei 2016. ibu menggunakan KB suntik 3 bulan
b. Data Objektif
Pada Kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan Depo
Progestin.
(Titin,2015).
2) Amenorhea atau tidak datangnya haid selama 3 bulan berturut-turut atau lebih
merupakan hal yang tidak perlu dicemaskan bagi akseptor KB Depo progestin
angsur.
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera /konsultasi
/ kolaborasi / rujukan.
1. Tujuan
2. Kriteria
d. Ibu datang pada kunjungan berikutnya dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Rencana tindakan
a. Sambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).
Rasional : Dengan 5S, akan terjalin hubungan baik antara klien dan petugas kesehatan
c. Jelaskan pada ibu tentang keuntungan dan keterbatasan suntik depo progestin
f. Anjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
h. Berikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara IM
(intramuscular)
i. Anjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal
08-06-2022..
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S)
Progestin
6. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
8. Memberikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara
IM.
9. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
tanggal : 08-06-2023.
2. Ibu mengerti tentang penyebab amenorhea dan tidak merasa cemas dengan
hal tersebut.
suntikan ulang.
9
A. Identitas istri/suami
Nikah : 1x / ± 14 tahun
B. Subjektis (S)
Ibu mengeluh haidnya tidak teratur sejak ber-KB, ibu tidak mendapatkan haid
C. Objektif (O)
2. Tanda-tanda vital:
TD : 120/90 mmHg
3. BB : 65 kg
4. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada cloasma. Palpasi : Tidak ada edema.
b. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera putih.
c. mulut
Inspeksi : Bibir lembab, tidak pucat, gigi tampak bersih, tidak ada caries.
d. Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
e. Payudara
f. Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapat luka bekas operasi, tampak linea nigra dan striae
alba.
g. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices. Palpasi : Tidak ada
edema.
Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan DMPA 150
mg.
j. Pemeriksaan penunjang
E. Planning (P)
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).
3. Jelaskan pada ibu tentang keuntungan dan keterbatasan suntik depo progestin
6. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
8. Memberikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara
IM.
Hasil : Ibu telah disuntikkan DMPA 150 mg secara IM.
Hasil : Ibu bersedia untuk datang kembali sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
BAB V PENUTUP
Klinik Sari Ramadan”, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagi
berikut:
A. Kesimpulan
pemeriksaan fisik pada ibu. Data subjektif saat ini ibu mengeluh tidak pernah
mengalami amenorhea.
teratur yaitu ibu tidak mengalami haid selama 1 tahun berturut-turut atau
lebih.
4. Pada Ny “M” ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial
5. Pada Ny “M” tidak perlu dilakukan tindakan segera karena tidak ada data
dengan adanya kerja sama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Mengingatkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus kembali untuk
b. Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas apakah efek samping dari
2. Untuk Bidan
kepada mekanisme kerja dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat
kontrasepsi.
khususnya.
kotrasepsi dan penanggulangan efek samping secara dini yang dialami oleh
akseptor.
3. Untuk Institusi
Abu Bakar, Sukawati. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta. 2014
Afandi, Biran. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3: Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2013.
Arum, Erika, dkk. Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan. Jurnal
Kebidanan Volume 9 no.(1 Maret 2015), (diakses 11 mei, 2017)
Ayu, dkk. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan kb. Edisi 2: jakarta: EGC.2014.
Biran, Erdjan. Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta.
2011
Marfuah. KTI Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Klien Akseptor Suntikan Depo
Progestin dan Kenaikan Berat Badan. Makassar. 2012.
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
Disusun oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Pembimbing Praktik I
Pembimbing Praktik II
Bd.Sri Wulan,SST,M.Tr.Keb
Dr.Ronal Setiawan Sinaga
NIK.02.11.03.03.1987
Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang
“Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Tn.I Dengan Resiko Tinggi Pada
Kehamilan Ny. I G5P4A0 Di Klinik Sari Ramadan.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
terhormat kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Laporan Praktek Kbidanan ................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan .................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................4
1.3 Manfaat ..............................................................................................4
1.3.1 Bagi Masyarakat ..............................................................................4
1.3.2 Bagi Institut Kebidanan ....................................................................4
1.3.4 Bagi Mahasiswa ...............................................................................5
BAB II Tinjauan pustaka .......................................................................6
2.1 Konsep Dasar Kebidanan Komunitas ..................................................6
2.1.1 Pengertian / Defenisi ........................................................................6
2.1.2 Tujuan Kebidanan Komunitas ..........................................................7
2.1.3 Fokus sasaran kebidanan komunitas .................................................8
2.1.4 Peran Bidan Di komuntas .................................................................9
2.1.5 Strategi Kebidanan Komunitas ....................................................... 12
2.1.6 Falsafah Kebidanan ........................................................................16
2.2 Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ............................................... 17
2.2.1 Defenisi Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ............................. 17
2.2.2 Tujun dan Fungsi Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ................ 18
2.2.3 Langkah- langkah Proses Asuhan Kebidanan Komunitas ............... 18
2.3 Kehamilan Multigravida ................................................................... 20
2.3.1 Defenisi ......................................................................................... 20
2.3.2 Komplikasi .................................................................................... 20
BAB III Kajian Kasus ..........................................................................22
3.1 Pengkajian Data ................................................................................ 28
3.1.1 Data Subjektif ................................................................................ 28
iii
3.1.2 Data Objektif ................................................................................. 30
3.2 Analisa Data ..................................................................................... 32
3.3 Rumusan Masalah ............................................................................32
3.4 Perioritas Masalah............................................................................. 34
3.5 Intervensi Prioritas Masalah .............................................................. 36
3.6 Implementasi .................................................................................... 36
3.7 Evaluasi ............................................................................................ 38
BAB IV Pembahasan ............................................................................39
BAB V Penutup .................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 41
5.2 Saran ................................................................................................ 41
Daftar Pustaka
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
populasi yang dilakukan oleh badan statistis 2012 dan kementerian kesehatan
didapatkan bahwa Angka kematian Ibu (AKI) di indonesia kini menurun menjadi
228/100.000 KH namun masih kategori tinggi.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Sumatera
Utara masih dikategorikan tinggi, hal ini disampaikan oleh kepala dinas kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Alwi Mujahid Hasibuan. Pada tahun 2019 terdapat 80,1
orang ibu yang meninggal dunia dari setiap 100.000 yang melahirkan, sedangkan
untuk bayi, dari 1.000 kelahiran 4,5 orang diantaranya meninggal.Target untuk
tahun 2020 akan ditekan menjadi 75 per 100.000 Kelahiran hidup, 70 pada tahun
2021, 68 pada tahun 2022, 64 pada tahun 2023. Sedangkan untuk AKB untuk
tahun 2020 yaitu 4,1 per 1.000 kelahiran bayi.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan
sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga.Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan
di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga.Penyelenggaraan kesehatan
keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan
sejahtera.Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Di desa Limau Manis dusun 2B Kecamatan Tanjung Morawa terdapat
sebuah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan 4 orang anak dimana di
keluarga ini terdapat beberapa masalah kesehatan yang terkait dengan Ibu Hamil
Dan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat, dari masalah tersebut terdapat Ny. I yang
sedang hamil dan beresiko tinggi pada kehamilan di usia ibu 38 tahun G5P4A0.
Selain itu suaminya Tn.I memiliki kebiasaan merokok didalam rumah serta
tinggal di tempat yang kurang bersih.Dari masalah tersebut maka penulis tertarik
menjadikan keluarga Tn.I menjadi keluarga binaan.
7
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga secara komprehensif dengan
memperhatikan budaya setempat dalam tatanan komunitas melalui pendekatan
manejemen kebidanan dan didasari oleh konsep ketrampilan dan sikap
professional bidan dalam kebidanan komunitas untuk keluarga.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Masyarakat
Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
keluarga dan masyarakat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
1.3.2 Bagi Institusi Kebidanan
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa S1 Kebidanan
dan sebagai acuan mata kuliah kebidanan komunitas.
8
1.3.3 Bagi Profesi Kebidanan
Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam Asuhan Kebidanan
Komunitas dalam Bina Keluarga secara komprehensif melalui pendekatan
manejemen kebidanan dan didasari oleh konsep ketrampilan dan sikap
professional bidan dalam kebidanan komunitas untuk keluarga.
1.3.4 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran mengenai program Asuhan
Kebidanan Komunitas dan evaluasi program tersebut. Selain itu melatih
kemampuan dalam menilai suatu pelaksanaan program, menambah
kemampuan dan kecermatan dalam mengindentifikasi, menganalisa dan
menetapkan prioritas permasalahan, mencari alternatif penyelesaian dari
suatu masalah dan memutuskan penyelesaiannya.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
10
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas
sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanankomunitas yang
lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan .
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada
konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan
tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.
2.1.2 Tujuan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga.Penyelenggaraan
kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat,
bahagia dan sejahtera.Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanankomunitas adalah
meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
2.1.3 Fokus/Sasaran Kebidanan Komunitas
Komunitas adalah sasaran pelayanan kebidanankomunitas. Di dalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanankomunitas
adalah ibu dan anak.
23
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifasdan masa
interval.
Anak :meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi,
balita, pra sekolah dan sekolah.
Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi,
pemeliharaan anak, pemeliharaan ibu sesudah
persalinan,perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok
usila(gangrep).
Masyarakat (community) : remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Sasaran pelayanan kebidanankomunitas adalah individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan
secara umum.
2.1.4 Peran Bidan di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan
merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan
rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari
kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan
kebidanankomunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan
melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanankomunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat.Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya
sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di
komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan
memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak
dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara
24
seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana
cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan
yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.
b. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa
interval dalam keluarga
3) Pertolongan persalinan di rumah
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di
keluarga
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek
mandiri.Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran
bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,
polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidanlain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat.Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila
peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera
melaksanakan tindakan.
25
e. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
f. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat
keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga
serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu waktu
bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu
anggotanya adalah bidan.
2.1.5 Strategi Kebidanan Komunitas
A. Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup
masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll.Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif.Keberadaan kader kesehatan
dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang mereka miliki.
1. Definisi
a. Secara umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan
terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara
keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat
26
b. Secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah
dan proses pemecahan masalah tersebut
2. Tujuan pendekatan edukatif
a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan
masalah kebidanan komunitas
b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan
masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan
3. Strategi dasar pendekatan edukatif
a. Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap
pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan
Langkah-langkah pengembangan provider :
1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan
kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan,
dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh
2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat
administrasi sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai
adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan
kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya,
seminar, raker, musyawarah
3) Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan
petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan meliputi data umum ,
data khusus dan data perilaku
b. Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk
mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas
kemampuan.Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk
menentukan masalah, merecanakan alternatif, melaksanakan dan menilai
27
usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah– langkahnya
meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan
B. Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan
prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat
untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas
sumber – sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara
gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan
memfungsikan masyarakat.Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
1. Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui
proposal program kepada instansi yang berwenang
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2. General Content objektive approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam wadah tertentu
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb
3. Proses Objective approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan
masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri
sesuai kemampuan
Contoh : kader
C. Menggunakan Atau Memanfaatkan Fasilitas Dan Potensi Yang Ada Di
Masyarakat
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial ekonomi
yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self
care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan
keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya
28
1. Definisi
a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya
b. Pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya
2. Langkah – langkah
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
3. Prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat
a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat
b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat
c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan
dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya
d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat proses
4. Bentuk - bentuk program masyarakat
a. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi
dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral
b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada
salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus
untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha –
usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan
kebutuhan wilayah tersebut
2.1.6 Falsafah Kebidanan
29
1. Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat wajat
fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan intervensi dan
tidak perlu di institusi
2. Kebutuhan, individu, wanita dan keluarga harus dihargai dan didukung.
Kebutuhan tersebut berbeda beda karena dipengaruhi oleh lingkungan
kepercayaan,social, dan cultural
3. Bahwa pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi wanita dan
keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus menjaga
supaya pengalaman tersebut menyenangkan
4. Asuhan berkualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan menyeluruh dengan melihat aspek lingkungan
5. Inform choise dan imformed consent
Kehamilan dan persalinan berasal dari masyarakat dan ada di masyarakat.
30
1. Tujuan umum
a. Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan khususnya di wilayah kerja bidan
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan
nifas dan perinatal secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,
persalinan, nifas dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh setempat atau
terkait
2.2.3 Langkah-langkah Proses Asuhan Kebidanan Komunitas
1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan cara :
a) Mengadakan kontak dengan keluarga
Hal ini bias dilakukan dengan cara kontak sosial yang memandang
keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang
mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri. Sehingga
sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan
dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada
b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan mereka
c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
yang dirasakan oleh keluarga
d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan
melakukan pengelompokan data
31
4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu kepada
tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan
mempertimbangkan :
a. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan
prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah :
Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai
dengan rencana yang telah disusun
Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan
merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru
Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari 4 kali
atau lebih, hidup atau mati (Rustam, 2008).Multigravida adalah seorang wanita
hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 bayi aterm atau bayi sudah dapat hidup
di luar kandungan. (Sumber: Perawatan Ibudan Anak di Rumah Sakit dan Pusat
Kesehatan Masyarakat, 225 tahun 2017/2018).
2.3.2 Komplikasi
Kehamilan pada multigravida mengandung lebih banyak resiko dari pada
kehamilan pada anak pertama maupun anak kedua, baik untuk ibu maupun bayi.
Karena seringnya melahirkan maka pada multigravida akan menimbulkan:
1. Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar
2. Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi
3. Kekendoran dinding Rahim
4. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi
5. Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid
6. Plasenta previa, karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah
pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah.
32
7. Solusio plasenta
8. Rupture uteri
9. Kelemahan his
10. Perut menggantung
11. Persalinan yang lama
12. Perdarahan pasca persalinan.
Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi:
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta karena plasenta akreta
c. Subinvolusi uteri
33
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.I
DENGAN RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN Ny.I G5P4A0 DI
KLINIK SARI RAMADAN
34
a
h
u
n
4. Katan 10 L Anak SD - Islam
t
a
h
u
n
3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Ibnu : tidak pernah tidur siang dan tidur malam 7 jam
Iin : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7 jam
Najwa : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7 jam
Sapiq : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
Katan : tidur siang 1-2jam dan tidur malam 8 jam
Altamis : tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
b. Kebiasaan makan
Ibnu : 3 kali sehari
Iin : 3 kali sehari
Najwa : 3 kali sehari
Sapiq : 3 kali sehari
Katan : 3 kali sehari
35
Altamis : 3 kali sehari
c. Pola eleminasi
Ibnu : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
Iin : BAK 8-9 kali sehari dan BAB 1-2 kali
Najwa : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
Sapiq : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
Katan : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
Altamis : BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
d. Kebersihan perorangan / personal hygine
Ibnu : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, dan
keramas setiap hari
Iin : mandi 2 kali sehari sikat gigi 3 kali sehari dan
keramas 2 hari sekali
Najwa : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas 2 hari sekali
Sapiq : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas setiap hari
Katan : Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas sehari sekali
Altamis : mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
keramas setiap hari
e. Pola kebiasaan kesehatan
Ibnu : jika bapak sakit sering minum obat dari warung
Iin : jika ibu sakit langsung ke tenaga kesehatan seperti
bidan
Najwa : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
Sapiq : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
Katan : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
Altamis : jika anak sakit langsung ke tenaga kesehatan
f. Penggunaan waktu senggang
40
Ibnu :bapak menggunakan waktu senggang untuk
istirahat
Iin : ibu menggunakan waktu senggang untuk merawat
anak
Najwa : anak menggunakan waktu senggang untuk belajar
Sapiq :anak menggunakan waktu senggang untuk bermain
Katan : anak menggunakan waktu senggang untuk bermain
Altamis : anak menggunakan waktu senggang untuk bermain
g. Rekreasi keluarga
Ibnu : bapak jarang rekreasi keluarga
Iin : ibu jarang rekreasi keluarga
Najwa : anak jarang rekreasi keluarga
Sapiq : anak jarang rekreasi keluarga
Katan : anak jarang rekreasi keluarga
Altamis : anak jarang rekreasi keluarga
h. Keadaan social ekonomi
Ibu dan keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan hanya
dari kepala keluarga dan tidak ada penghasilan sampingan.Banyaknya
pemasukan dan pengeluaran seimbang.Kebutuhan hidup sehari-hari
dapat terpenuhi dgengan layak.
4. Situasi lingkungan
a. Kepemilikan rumah
Rumah sendiri
b. Jenis rumah
Permanen
c. Atap rumah
Seng
d. Ventilasi
Ada
e. Lantai rumah
Semen
f. Kebersihan dan kerapian
41
Sedikit kotor dan berantakan
g. Pembuangan sampah
Sampah di bakar sendiri
h. Sumber air
Air berasal dari sumur bor
i. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Ke selokan terbuka
j. Jamban
Leher angsa
k. Kandang ternak
Ibu memiliki kandang ternak ayam terletak di belakang rumah
l. Pemanfaatan perkarangan
Ada jemuran di halaman
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan’
Jika sakit
n. Keluarga mempunyai asuransi kesehatan keluarga miskin atau KIS
5. Keadaan kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak memiliki penyakit tekanan darah
tinggi, kencing manis, asma, jantung dan malaria
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan dan
implant
7. Fungsi keluarga
Ibnu : sebagai suami dan pencari nafkah dalam keluarga
Iin : sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengatur
segala kebutuhan rumah tangga
Najwa : sebagai anak dan membantu pekerjaan ibu
Sapiq : sebagai anak dan membantu merawat adik
Katan : sebagai anak
Altamis : sebagai anak
8. Stress dan koping
a. Stress jangka pendek : tidak ada
42
b. Stress jangka panjang : tidak ada
9. Komunikasi
Komunikasi antar keluarga lancar
10. Transportasi
Sepeda motor
11. Denah rumah
Sepsitank
Kandang Ayam
Kamar 1 Kamar 2
43
Suku/Bangsa : jawa /Indonesia
Alamat : Desa Sei Silau Timur
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan pada kehamilannya saat ini adalah
mudah lelah dan pinggang terasa sakit dan punggung terasa panas.
c. Riwayar Perkawin
Ibu menikah pada usia 24 tahun, menikah dengan suami sekarang sudah
berlangsung selama 14 tahun, dikarunikan anak pertama pada umur 25
tahun.
d. Riwayat Kesehatan
1) Dulu ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan
seperti Diabetes Melitus, TBC, dan Asma.
2) Sekarang ibu tidak sedang menderita penyakit menular dan keturunan
seperti Diabetes Melitus, TBC dan Asma.
3) Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular.
e. Riwayat Kebidanan
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : teratur
Jumlah : 3x ganti pembalut
Warna : merah segar
Keluhan : tidak ada
HPHT : 20-09-2022
TTP : 27-06-2023
f. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu
Hamil Berat Badan
Umur Anak Cara Lahir Keterangan
Ke Lahir
I 3500 gram 13 tahun Spontan Sehat
II 3000 gram 12 tahun Spontan Sehat
III 2500 gram 10 tahun Spontan Sehat
IV 2700 gram 7 tahun Spontan Sehat
V - - - Hamil ini
44
g. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun karena ibu
mengatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi. Ibu pernah
mencoba Alat kontrassepsi suntik namun menggigil dan haid berlebihan.
3.2.2 Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,80C
BB : 65 kg
TB : 160 cm
LILA : 30 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephal
Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok
Mata : Conjunctiva tidak anemis
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : bentuk simetris, tidak ada benjolan pada payudara
Abdomen : tidak ada pembesaran pada hati dan lien
Ekstremitas : tidak ada varises danoedema pada kaki dan tangan
c. Status Obstetri
a) Inspeksi
Muka : ada cloasma gravidarum
Mammae : Membesar, papilla menonjol, areola menghitam
Perut : Membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas
operasi, tidak ada linea nigra, terdapat linea alba, dan striae
gravidarum
45
b) Palpasi
Leopold I : Fundus teraba bokong, TFU setinggi pusat
Leopold II : Teraba punggung dikanan, PUKA
Leopold III : Teraba kepala
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
c) Auskultasi: DJJ 145 x/I regular
3.3 Analisis Data
Dari data-data yang telah disajikan di depan, masalah yang dialami oleh Tn I
dan Ny I disebabkan oleh faktor ketidaktahuan. Hal ini disebabkan karena
ketidaktahuan terhadap kebutuhan gizi bagi ibu hamil.
Disamping ketidaktahuan mengenai masalah keluarga juga tidak sanggup
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.Hal ini disebabkan
karena keluarga tidak mengetahui sifat berat dan ringan masalah, kurang
pengertian dan pengetahuan dalam penyakit yang diderita.
3.4 Perumusan Masalah
Data Masalah
Dalam keluarga Tn.I terdapat ibu Ketidaktahuan keluarga tentang
hamil resti dengan reproduksi sehat
multigravida
Kecemasan keluarga terhadap Ketidaktahuan keluarga dalam
kondisi istri yang hamil mengenal masalah
dengan riwayat persalinan kesehatan keluarga karena
resti multigravida kurangnya pengetahuan
tentang tanda bahaya
kehamilan multigravida dan
disertai resti
Sumber : Data Primer
46
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
3
Sifat masalah /3 x 1 1 Ancaman kesehatan keluarga
yang tidak tahu
tentang reproduksi
sehat menyebabkan
kurangnya perhatian
keluarga terhadap
kesehatan ibu dan
bayi
Kemungkinan ½x2 1 Kemungkinan masalah dapat
masalah diubah hanya
dapat sebagian karena sikap
diubah dan pandangan hidup
yang sulit diubah
2
Potensi masalah /3 x 1 2/3 Ketidaktahuan keluarga dapat
untuk diatasi dengan
dapat pemberian penjelasan
diubah yang mudah diterima
oleh keluarga.
2
Menonjolnya /2 x 1 1 Untuk merubah sikap dan
masalah pandangan hidup
mengenai kesehatan
terutama kesehatan
ibu pada keluarga
Total Skor 3 2 /3
b. Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga
karena kurangnya pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
3
Sifat masalah /3 x 1 1 Ancaman kesehatan keluarga
yang tidak tahu
tentang masalah
kesehatan
47
menyebabkan
kurangnya perhatian
keluarga terhadap
kesehatan ibu.
Kemungkinan ½x2 1 Kemungkinan masalah dapat
masalah diubah hanya
dapat sebagian karena sikap
diubah dan pandangan hidup
yang sulit diubah
2 2
Potensi masalah /3 x 1 /3 Ketidaktahuan keluarga dapat
untuk diatasi dengan
dapat pemberian penjelasan
diubah yang mudah diterima
oleh keluarga
2
Menonjolnya /2 x 1 1 Untuk merubah sikap dan
masalah pandangan hidup
mengenai kesehatan
terutama kesehatan
ibu dalam keluarga
Total skor 3 2 /3
48
resiko ibu hamil
2
Kemungkinan /2 x 2 2 Kemungkinan masalah dapat
masalah diubah dengan mudah
dapat karena dapat
diubah meringankan beban
keluarga
2 2
Potensi masalah /3 x 1 /3 Beban keluarga untuk
untuk memenuhi kebutuhan
dapat keluarga
diubah
Menonjolnya ½x1 ½ Keluarga menyadari adanya
masalah masalah tapi tidak
harus segera diatasi.
Total Skor 3½
49
2) Beri dukungan dan motivasi kepada ibu untuk selalu menjaga
kehamilannya dan periksa hamil secara rutin
c. Prioritas III
1) Beri penjelasan dan contoh tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor
resiko ibu hamil
2) Luruskan persepsi yang salah tentang kehamilan.
3.7 Implementasi Prioritas Masalah
a. Prioritas I
Memberi penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai system
reproduksi sehat
b. Prioritas II
1) Memberi penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai tanda
bahaya kehamilandengan resiko tinggi berdasarkan umur dan paritas
menjadi masalah pada ibu baik dalam masa kehamilan,persalinan dan
nifas.
Resiko yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar
Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi
Kekendoran dinding Rahim
Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi
Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid
Plasenta previa, karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus
telah pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di
bawah.
Solusio plasenta
Rupture uteri
Kelemahan his
Perut menggantung
Persalinan yang lama
Perdarahan pasca persalinan.
Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi:
50
Atonia uteri
Retensio plasenta karena plasenta akreta
Subinvolusi uteri
2) Memberi dukungan dan motivasi serta alternative pemecahan masalah
kepada keluarga dalam menghadapi masalahyang disebabkan suatu
komplikasi yang terjadi, seperti persiapan pada saat persalinan baik
persiapan keluarga dalam menghadapi persalinan dan calon pendoror
darah yang sesuai dengan yang akan dibutuhkan oleh ibu hamil.
3) Memberikan konseling pada penggunaan alat kontrasepsi yang akan
digunakan pasca persalinan, untuk Ny “I” disarankan untuk
menggunakan alat kontrasepsi IUD atau MOW/KONTAB.
Hal ini dianjurkan karena kontrasepsi yang akan digunakan bukan
menjarang kan namun mengakhiri kehamilan karna mengingat umur
dan paritas ibu saat ini.
c. Prioritas III
1) Memberikan penjelasan dan contoh tentang tanda bahaya kehamilan
dan faktor resiko ibu hamil
2) Meluruskan persepsi yang salah tentang kehamilan.
3.8 Evaluasi
Setelah diberikan penjelasan-penjelasan pada setiap prioritas baik prioritas I,
prioritas II, prioritas III, sikap keluarga:
a. Bisa menerima penjelasan yang diberikan
b. Mengerti dan mendukung setiap penjelasan
c. Menyadari bahwa pemikiran yang selama ini dipertahankan adalah salah.
d. Berusaha melaksanakan setiap anjuran yang diberikan.
51
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam praktek klinik ini, dilakukan upaya yaitu: upaya kesehatan ibu dan
anak. Termasuk didalamnya yaitu asuhan kebidanan pada keluarga resiko tinggi
dengan ibu hamil multigravida dan usia resti. Pada Ny. I yang merupakan
G5P4A0 adalah multigravida dan usia Ny.I 38 tahun yang merupakan usia resiko
tinggi untuk hamil. Maka perlu dilakukan pelayanan kebidanan yang lebih intensif
dan ketat dibandingkan dengan ibu hamil normal lainnya. Karena pada usia resti
dan sudah hamil lebih dari 4 kali, mengandung lebih banyak resiko dari pada
kehamilan pada kelahiran anak pertama, kedua, dan lainnya baik untuk ibu
maupun bayi. Karena seringnya hamil atau melahirkan maka pada multigravida
akan menimbulkan:
1. Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar.
2. Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi.
3. Kekendoran dinding rahim.
4. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi.
5. Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid.
6. Plasenta previa karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah
pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah.
7. Solusio plasenta
8. Rupture uteri
9. Kelemahan his
10. Perut menggantung
11. Persalinan yang lama
12. Perdarahan pasca persalinan.
Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi:
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta karena plasenta akreta
c. Subinvolusi uteri.
52
Multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya
kemungkinan timbulnya kesulitan-kesulitan ini, ibu hamil resti dengan
multigravida seharusnya bersalin di rumah sakit dan mendapatkan perawatan
antnatal yang ketat.
ii
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan
terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawasan
lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan tindakan proaktif
ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan komplikasi yang trjadi
sehingga hasil mendekati well born baby dan well mother. (Manuaba,2013)
Pada asuhan kebidanan kali ini adalah ibu hamil dengan multigravida dan
usia resiko tinggi, maka pentingnya ibu untuk mendapatkan asuhan kebidanan
yang intensif dan tepat untuk mencapai kehidupan ibu dan bayinya selamat baik
saat hamil, bersalin maupun nifas.
Tapi dalam praktiknya, ibu jarang untuk memeriksakan kehamilannya baik
di bidan ataupun puskesmas setempat.Karena ibu belum mengerti tentang macam-
macam komplikasi selama hamil. Termasuk di dalamnya yaitu multigravida dan
usia resti.
5.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan perlu mendeteksi pada ibu hamil beresiko
tinggi dan melakukan asuhan kebidanan yang lebih intensif dan ketat.Karena ibu
hamil dengan resti mempunyai komplikasi yang lebih terhadap ibu maupun
bayinya yang dikandung.
iii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=pengertian+grandemultipara&oq=pengertian+
grandemultipara&aqs=chrome..69i57j0.10360j0j8&sourceid=chrome
&ie=UTF-8
https://Angkakematianibudanbayi.com/2020
https://www.Academia.edu/34661782/SDGs_Titik_Lanjut_Kesehatan_Ibu_Anak
_Indonesia
http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html
Kemenkes RI (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 28
Tahun 2017: jakarta
iv
LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. P
UMUR 27 TAHUN DI KLINIK SARI RAMADAN
TAHUN 2023
Disusun Oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
Disusun oleh:
TETI SAHTRIANI
NIM: 2290396
Lubuk Pakam,
Sulastri Aseh, AM.Keb
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja
tentang“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P DENGAN METRORAGIA DI
KLINIK SARI RAMADAN
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
terhormat kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Laporan Praktek Kbidanan ................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah Dan Lingkup Masalah ......................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan ................................................ 4
BAB II Tinjauan pustaka ...................................................................... 5
2.1 Kehamilan.......................................................................................... 5
2.1.1 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan ............................................. 5
2.1.2 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil ............................................................ 6
2.1.3 Ketidaknyamanan Pada Trimester III .............................................. 8
2.1.4 Tanda Bahaya Pada Kehamilan ....................................................... 9
2.1.5 Asuhan Antenatal .......................................................................... 10
2.2 Persalinan ........................................................................................ 17
2.2.1 Pengertian ..................................................................................... 17
2.2.2 5 Benang Merah ............................................................................ 17
2.2.3 Tanda- Tanda Persalinan ............................................................... 17
2.2.4 Tahap Persalianan ......................................................................... 18
2.3 Asuhan Persalinan Normal ............................................................... 23
2.4 Nifas ................................................................................................ 32
2.4.1 Pengertian Nifas ............................................................................ 32
2.4.2 Perubahan Fisiologi Masa Nifas .................................................... 32
2.4.3 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ........................................................... 36
2.4.4 Tanda Bahaya Nifas ...................................................................... 38
1
2.4.5 Asuhan Kebutuhan Masa Nifas ..................................................... 39
2.5 Bayi Baru Lahir ............................................................................... 40
2.5.1 Pengertian ..................................................................................... 40
2.5.2 Adaptasi Fisiologi BBL ................................................................. 41
2.5.3 Asuhan Segera BBL ...................................................................... 43
2.5.4 Tanda Bahaya BBL ....................................................................... 43
2.5.5 Kebutuhan BBL ............................................................................ 45
2.5.6 Asuhan BBL ................................................................................. 46
BAB III Asuhan Kebidanan Antenatal ............................................... 48
BAB IV Pembahasan ........................................................................... 76
BAB V Penutup ................................................................................... 84
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 84
5.2 Saran................................................................................................ 86
Daftar Pustaka
2
BAB 1
PENDAHULUAN
persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas. Asuhan kebidanan berkelanjutan
komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu
menggunakan KB. Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan
suatu keadaaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
menyebabkan kematian, oleh karena itu harus ditangani oleh petugas kesehatan
dengan seorang pria yang mengakibatkan bertemunya sel telur dengan sel mani
proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
perubahan pada serviks (membuka dan menipis). Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
3
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan..
Di Indonesia, upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah
paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil. Imunisasi TT dapat diberikan kepada
wanita usia subur, calon pengantin, dan ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil yang
mengetahuinya ibu hamil tentang penyakit tetanus yang dapat membahayakan ibu
dan janin. Wanita yang sedang hamil sangat penting untuk selalu dipantau
peningkatan berat badan dan nutrisinya selama kehamilan, karena ini merupakan
persiapan menyusui. Kenaikan berat badan selama kehmilan tergantung dari berat
badan sebelum kehamilan karena penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi.
Apabila terjadi asupan gizi yang kurang akan berdampak pada gangguan
pertumbuhan janin dalam kandungan seperti berat badan lahir rendah (BBLR) dan
membangun rasa kepercayaan dan kenyamanan kepada setiap klien yang datang
dan mendapatkan asuhan. Salah satunya yaitu BPM Bd J yang merupakan salah
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga asuhan pada bayi baru lahir.
Jumlah persalinan pada tahun 2020 adalah 132 persalinan, dan dalam 3 bulan
terakhir berjumlah 650 ibu hamil dan 3 bulan terakhir 180 ibu hamil. Jumlah
kunjungan pertama pada ibu nifas dan bayi baru lahir pada tahun 2020 berjumlah
Dengan melihat dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberi
pada Ny. P usia 27 tahun di Puskesmas Sei Dadap”. Penulis berharap dengan
komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas.
Ruang lingkup dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah asuhan
kebidanan pada Ny. P pada tanggal 20, 22 dan 23 di Klinik Sari Ramadan
Ramadan.
Ramadan.
untuk selalu mendeteksi secara dini ibu hamil beresiko agar dapat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
Kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma
dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT).
a. Uterus
Uterus merupakan organ berbentuk seperti buah alvokad atau pir,tebal dan
terletakdi dalampelvis antara rektum (bagain usus sebelum dubur) di belakang dan
kandung kemih di depan. Perubahan yang terjadi pada uterus, yaitu peningkatan
29-35 UK(minggu)=cm -
(±2cm)
36 36 cm (±2cm) Pada prosesus xifoideus
40 33 cm (±2cm) 3 jari dibawah prosesus xifoideus
28 28 cm (±2cm) Pertengahan
umbilicus dan
prosesus xifoideus
memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertropi otot
polos dan pemanjangan vagina. Sel-sel vagina yang kaxya glikogen terjadi akibat
stimulasi estrogen. Sel-sel yang tinggal membentuk rabas vagina yang kental dan
berwarna keputihan yang disebut leukore, selama masa hamil pH sekresi vagina
a. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizipada waktu
hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hamil harusnya
mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup air (menu
seimbang).
b. Istirahat
tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak
disukainya. Wanita hamil juga harus menghindar posisi duduk dan berdiri dalam
waktu yang sangat lama. Ibu hamil mempertimbangkan pola istirahat dan tidur
malam kurang lebih sekitar 8 jam dan istirahat atau tidur siang kurang lebih 2 jam.
c. Seksual
4. Ketuban pecah.
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan setidaknya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada dan
daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan
gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil
gigi.
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu
memasak, dan mengajar. Semua pekerjaan itu harus sesuai dengan kemampuan
wanita tersebut sehingga ia mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Ibu hamil
harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan diri dengan baik dan kiat
berdiri, duduk dan mengangkat tangan menjadi tegang. Body mekanik (sikap
tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk
karena sikap tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit
pinggang.
1. Sakit punggung
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser
dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian atas dan bawah
2. Konstipasi
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung
dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
c. Penglihatan kabur
a. Pengertian
persalinan.
ketentuan yaitu 1 kali pada trimester pertama (K 1), 1 kali pada trimester dua dan
Tinggi badan itu dikategorikan adanya resiko apabila hal pengukuran 145
cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk
berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan Berat Badan ibu
sebelum hamil:
Tabel 2.2 Rekomendasi Kenaikan Total Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan IMT
Wanita yang sedang hamil sangat penting untuk selalu dipantau peningkatan
berat badan dan nutrisinya selama kehamilan, karena ini merupakan indicator
menyusui. Kenaikan berat badan selama kehmilan tergantung dari berat badan
sebelum kehamilan karena penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Apabila
terjadi asupan gizi yang kurang akan berdampak pada gangguan pertumbuhan
janin dalam kandungan seperti berat badan lahir rendah (BBLR) dan akan terjadi
2. Tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, Deteksi tekanan darah yang
dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan). Untuk
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena
yang mengandung zat besi 60 mg dan asam folat sebanayk 500µg sebanyak 1
tablet/hari dengan pemberian selama 90 hari. ibu harus dinasehati agar tidak
yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan
c. Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang
dikandungnya, sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari
penyakit tetanus.
Efek samping TT yaitu nyeri kemerah merahan dan bengkak untuk 1-2 hari
Pencegahan agar tidak terjadi tetanus yaitu dengan menganjurkan ibu bersalin di
tenaga kesehatan Mengingat sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun,
menolong persalinan dengan teknik yang bersih dan steril, mengajarkan cara
No TT Interval Lama
perlindungan
1 I Suntikan pertama Tidak ada
2 II 4 minggu setelah suntikan pertama 3 tahun
3 III 6 bulan setelah suntikan kedua 5 tahun
4 IV 1 tahun dari suntikan ke -3 10 tahun
5 V 1 tahun dari suntikan ke -4 25 tahun/seumur
hidup
6. Pemeriksaan Hb
lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
diabetes mellitus atau riwayat penyakit diabetes pada keluarga ibu dan suami.
susu terbenam.
malaria atau kepada ibu dengan gejala khas yaitu panas tinggi disertai menggigil.
tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. kekurangan yodium dapat
c. Gangguan pertumbuhan
memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
• Pencegahan infeksi
• Rujukan.
1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
1. Kala I
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi
partus jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu
darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis
servikalis karena servik mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah berasal
cm.
cm (lengkap). Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase lagi
tersebut dapat di jumpai baik pada primigravida maupun multigravida, akan tetapi
pada multigravida fase laten, fase akif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
multigravida ±7 jam.
2. Kala II (pengeluaran)
Di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan bayi lahir. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan multigravida. Pada kala ini his
menjadi lebih kuat dan cepat, kurang dari 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal
pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his
lebih lebar dengan membukanya anus. Labia langsung membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul
sudah bereleksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan his
simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum.Setelah his istirahat sebentar,
maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi.
intensitas.
indikasi
3. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
a. Semburan darah
Hal ini disebabkan karena plaseta turun ke segmen uterus yang lebih bawah.
c. Suntikan oksitosin 10 unit di sisi lateral 1/3 paha pasien secara IM segera
setelah bayi lahir dan tidak boleh diberikan lebih dari 2 menit
dorso kranial. Tangan satu memegang klem krang lebih 5 cm dari vagina
tidak.
4. Kala IV (observasi)
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sarnpai 2 jam postpartum. Kala
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan
disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan
perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc,
biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, mala sudah dianggap
Jangan meninggalkan wanita bersalin sesudah bayi dan plasenta lahir, sebelum
pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan
palpasi, jika perlu lakukan masase dan berikan utero tonika, seperti
c. Kandung kemih : harus kosong jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan
f. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah lain.
c. Perineum menonjol.
persalinan.
digunakan.
3. Menyiapkan tempat yang datar dank eras, 2 kain, 1 handuk bersih dan
4. Menggelar kain di atas perut ibu dan meja resusitasi serta pengganjal
bahu bayi
5. Menyiapkan oksitosin 10 unit :
c. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
tangan.
13. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
mendokumentasikan temuan-temuan.
meneran.
14. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
15. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran:
untuk meneran.
pada ibu.
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau
60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera jika ibu tidak
16. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
17. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
18. Buka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan
20. Saat kapala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain. letakkan tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
21. Membersihkan mata,hidung dan muut bayi dai lendir darah dan air
ketuban
22. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
23. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
24. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
dan distal hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan
25. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas
26. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati- hati
b. Apakah bayi bergerak aktif Bila salah satu jawabannya adalah tidak
28. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
bayi kedua.
30. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
31. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin
32. Setelah 2 menit pasca persalinan, Jepit tali pusat dengan klem 3 cm dari
pusat bayi. Mendrong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan jepit kembali
disediakan
34. Meletakkan bayi tengkurap diatas dada pasien dengan posisi lebih rendah
dari puting
36. Memindahkan klem pada tali pusat Jika tali pusat bertambah panjang,
37. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
39. Lakukan penegangan tali pusat dan lakukan dorongan dorso kranial
40. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem berjarak 5-10 cm dari
vulva
41. Jika plasenta belum lahir selama 15 menit maka lakukan suntik oksitosin
menit jika belum lahir dalam 30 menit lakukan rujukan untuk tindakan
manual plasenta
43. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
menjadi keras).
44. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput
45. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
47. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit pada ibu selama 1 jam
48. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30- 60
cukup menyusu dari satu payudara. ( Biarkan bayi berada di dada ibu
49. Setelah satu jam lakukan pemeriksaan bayi baru lahir, beri salep mata
50. Setelah satu jam pemberian vitamin K beri sutikan imunisasi hepatitis B
pervaginam;
sesuai.
54. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15
55. Periksa kembali bayi dan pantau 15 menit untuk memastikan bayi
bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal ( 36,5 –
37,5 C)
dekontaminasi.
yang sesuai.
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.
diinginkan.
0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
2.4 NIFAS
2.4.1 Pengertian
Masa nifas disebut juga masa puerperium adalah masa sejak bayi dilahirkan
dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya disertai
melahirkan.
Masa nifas atau Puerperium adalah masa pemulihan kembali, dimulai sejak
1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 42 hari dimana pada masa itu terjadi
pemulihan keadaan alat kandungan seperti pada saat sebelum terjadi kehamilan.
untuk meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus Uteri) . Involusi uterus atau
sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur.
hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur- angsur akan muncul
c. Perineum
hamil.
d. Lochea
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang pada vagina
warnannya
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ke tiga masa
plasenta dan serabut dari decidua dan khorion. Terdiri dari sel
sisa darah.
2. Lochea Sanguinolenta
terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga
3. Lokhea serosa
Lochea ini dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochea
14.
4. Lokhea Alba
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya
Disamping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan
pada perineum, jangan sampai lepas dan takut juga dengan nyeri. Buang air
besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga
terjadi konstipasi dan beraknya mungkin keras dapat diberikan obat laksan
per oral atau per rektal. Bila masih juga belum berhasil dilakukanlah klysma
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini
adalah terdapat spasme sfinkter dan edema kandung kemih sesudah bagian
ini mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan berlangsung. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-
36 jam postpartum. Kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan
kali kencing masih tertinggal urin residu (normal kurang lebih 15 cc).
Dalam hal ini, sisa urine dan trauma pada kandung kemih sewaktu
Pada masa nifas diet perlu mendapatkan perhatian khusus, karena dengan
bergizi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan. Ibu
d. Pil zat besi harus diminum setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
2. Ambulasi
thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal. Di samping itu ibu merasa
lebih sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu harus didorong
untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur. Pada ambulasi pertama,
sebaiknya ibu dibantu karena pada saat ini biasanya ibu merasa pusing ketika
3. Eliminasi
Ibu diminta buang air kecil pada 6 jam postpartum, jika dalam 8 jam
belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi jika
kandung kemih penuh tidak perlu menunggu hingga 8 jam untuk kateterisasi.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua
postpartum, jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat
pencahar per oral ataupun per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar
4. Istirahat
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah
melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat
perineum. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, perineum, serta gangguan bayi
semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur. Secara otomatis pola tidur kembali
mendekati normal dalam 2 atau 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang
menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar. Kurang istirahat akan
dirinya sendiri.
5. Keluarga Berencana
Latihan atau senam nifas penting untuk mengembalikan otot-otot perut dan
1. Perdarahan postpartum
3. Subinvolusi uterus
Kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang
dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk
sebagai berikut:
pendarahan berlanjut.
bau.
tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali
pusat, serta mmenjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami dan
2.5.1 Pengertian
Periode neonatal merupakan periode yang paling kritis bila ditinjau dari
dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan 37
adalah 28 hari.
Penilaian bayi baru lahir normal yaitu bayi cukup bulan, air ketuban jernih
tidak bercampur mekonium, bayi menangis atau bernafas, tonus otot bayi baik.
Pernapasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi pada waktu 30 detik
setelah lahir. Pada menit pertama ± 80 x/menit disertai pernapasan cuping hidung
tekanan O2 dalam alveoli meningkat dan CO2 menurun, hal ini menyebabkan
aliran darah ketuban meningkat dan foraman ovale menutup. Sirkulasi janin
sekarang kembali menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu. Makin
2. Suhu
Pada saat bayi lahir berada pada suhu lebih rendah daripada dalam kandungan
dan dalam keadaan hypotermi. Ini dapat mengakibatkan hypoglikemi, maka perlu
Terdapat verniks caseosa yaitu lemak putih yang melekat pada tubuh bayi
4. Reflek
Refleks, yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa
didasaripada bayi normal, dibawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan
perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya rangsangan atau bukan.
lambung.
d. Reflek Grasping, bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat
vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial
Adapun tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali / menit, retraksi dada saat inspirasi.
2. Suhu terlalu panas atau lebih dari 38° C atau terlalu dingin kurang dari
36oC.
3. Warna abnormal, kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat
kuning.
muntah
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah serta
6. Mekonium tidak keluar setelah 3 jam hari pertama kelahiran, urine tidak
feses hijau/berlendir/darah.
kemulut bayi.
disangga lagi.
mulut.
gumoh/muntah.
pemberian ASI ekslusif. Untuk itu perlu diketahui prinsip umum dalam
selain ASI selama 6 bulan. 4) Bayi harus disusui kapan saja bayi
2. Kebutuhan Eliminasi
Bayi miksi sebanyak minimal 6 kali sehari. Semakin banyak air yang masuk mka
semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman. Pada
hari ke 3-5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. Bayi defekasi 4-
6 kali sehari.
3. Kebutuhan Tidur
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi yang
baru lahir mempergunakan sebagian besar dari waktunya untuk tidur. Dengan
bertambahnya usia, waktu untuk terjaga semakin lama, khususnya pada waktu
pagi dan siang hari. Pada umunya, waktu tidur dan istirahat bayi berlangsung
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam
4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam)
Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8
a. Pemeriksaan fisik
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien
Ibu /Suami
2. Keluhan Utama
Ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran sebelumnya.
HPHT: 9 agustus 2022 (TP: 16 Mei 2023) Ibu selalu periksa hamil ke Klinik .
Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya dan sudah 7 kali periksa.
Hasil USG terakhir pada 1 Desember 2023 TBJ: 2600 gram, jenis kelamin laki-
laki, ketuban cukup. Selama hamil mengonsumsi tablet penambah darah dan
pada usia kehamilan 18 minggu. Ibu tidak mengkonsumsi jamu atau obat-obatan
lain. Sewaktu usia kehamilan ibu kurang dari 3 bulan ibu mengalami mual tetapi
hilang setelah usia kehamilan ibu menginjak 3 bulan. Saat usia kehamilan 4 bulan
ibu merasakan gerakan janinnya aktif lebih dari 10 kali sehari sampai sekarang.
Ibu tidak pernah mengalami penglihatan yang kabur tiba-tiba, bengkak pada muka
dan tangan, serta gerakan janin yang berkurang. Ibu juga tidak merasakan adanya
Jarak antara kehamilan yang pertama dengan sekarang 3 tahun, kehamilan yang
pertama cukup bulan ditolong oleh bidan di BPM, jenis kelamin laki-laki, bayi
lahir langsung menangis, berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm. Tidak ada
Ibu tidak pernah menderita penyakit berat seperti tifus, asma, jantung, ginjal,
Ibu dan suami tidak pernah dan tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis.Keluarga tidak ada riwayat keturunan seperti darah tinggi, jantung,
kehamilan yang direncanakan. Ibu sudah menikah 5 tahun dan menikah saat usia
22 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami. Saat ini ibu
tinggal bersama suami. Suami dan keluarga mendukung dan membantu dalam
a. Nutrisi
Sebelum hamil ibu makan 3 kali dalam sehari dengan porsi sedang.Menu
nasi, daging, ikan.Ibu sangat suka makan sayur.Ibu juga suka makan buah. Selama
hamil ibu makan 3 kali dalam sehari dengan menu 1 porsi sedang nasi, lauk
seperti daging, ayam, ikan, telur, tahu, dan tempe juga sayur dan buah. Tidak ada
pantangan makan.
b. Hidrasi
Sebelum hamil ibu minum 7-8 gelas dalam sehari, selama hamil ibu minum
lebih dari 8 gelas sehari. Ibu juga terkadang minum susu untuk ibu hamil satu kali
c. Eliminasi
Sebelum hamil ibu BAK sebanyak 4-5 kali dalam sehari dan BAB 1 kali
sehari.Selama hamil ibu BAK 5-6 kali dan BAB 1 kali sehari.Tidak ada masalah
d. Istirahat
Saat hamil maupun tidak hamil ibu tidur kurang lebih 8 jam sehari dari jam
e. Aktivitas sehari-hari
Ibu hanya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, ngepel,
f. Personal Hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian
B. DATA OBJEKTIF
4. Data Antropometri :
a. Berat Badan sebelum hamil : 40 kg
f. LiLA : 22 cm
Tidak ada oedema, sklera putih, konjungtiva merah muda, gigi tidak ada
yang berlubang. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh
6. Payudara
Simetris, areola berwarna kecoklatan, tidak ada retraksi atau dimpling, puting
menonjol, tidak ada oedema, benjolan dan nyeri tekan, sudah keluar kolostrum.
7. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, TFU 30 cm (TBJ= 2945 gram) bagian atas teraba
kepala Janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Divergen4/5. DJJ = 145x/menit,
teratur, punctum maksimum terdengar jelas pada perut bagian kanan bawah pusat.
Vulva dan Vagina tidak ada kelainan. Tidak ada pengeluaran cairan berbau atau
keputihan, tidak ada lesi atau kemerahan, dan tidak ada pembesaran kelenjar
9. Ekstremitas
Kuku tidak pucat, tidak ada oedema dan varises, refleks patella (+) pada kedua
kaki.
Golongan darah : O
HB : 12,9 g/dL
C. ANALISA
Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan
seimbang yang bergizi dan sehat agar berat badan ibu bertambah.
kaki, demam tinggi, gerakan janin dirasakan kurang aktif dari sebelumnya,
air ketuban keluar sebelum waktunya, sulit tidur dan cemas berlebihan. ibu
(SAP terlampir)
sering dan kuat, keluar lendir darah dan keluar air-air. (SAP terlampir)
500 mg.
7. Memberitahu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 10 Mei 2023 atau pada
Catatan Perkembangan
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan menjalar keatas seperti
dirasakan oleh ibu ± 10 kali gerakan dalam sehari. Ibu makan 3 kali sehari satu
porsi dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur, ibu mengkonsumsi susu untuk ibu
hamil. Ibu minum 8-9 gelas sehari. Ibu sudah mempersiapkan perlengkapan untuk
B. DATA OBJEKTIF
2. Kesadaran : Composmentis
b. Nadi : 84x/menit
c. Respirasi : 22x/ment
d. Suhu : 36,8°C
Tidak ada oedema, sklera putih, konjungtiva merah muda, bibir merah
muda, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh
limfe.
6. Payudara
7. Abdomen
TFU 30 cm bagian atas teraba bokong, Punggung kanan, ekstremitas
Vulva dan Vagina tidak ada kelainan. Tidak ada pengeluaran cairan
berbau atau keputihan, tidak ada lesi atau kemerahan. Tidak ada
haemorroid
9. Ekstremitas
Kuku tidak pucat, tidak ada edema dan varises, refleks patella (+) pada
kedua kaki.
C. ANALISA
Janin tunggal hidup presentasi kepala. Ibu dan janin dalam keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini usia kehamilan ibu
2. Menjelaskan bahwa nyeri perut yang dirasakan ibu adalah his palsu dan
yang bergizi.
4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada saat hamil. (SAP terlampir)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda akan bersalin dan persiapan untuk
persalinan.
melahirkan.
Catatan perkembangan
Hari/ tanggal pengkajian : Minggu, 15 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 21.30 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
Pengkaji : Teti Sahtriani
A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mulas-mulas sejak pukul 14.00 WIB namun mulas kadang
hilang,dan mulai teratur sejak pukul 19.00 WIB. Sudah keluar lendir darah sejak
pukul 21.00 WIB, tetapi belum keluar air-air dari jalan lahir. Ibu merasakan
2. Istirahat Terakhir
Ibu istirahat terakhir semalam, ibu tidak tidur nyenyak karena sering terbangun
3. Makan Terakhir
Ibu makan terakhir tadi sore pukul 18.30 dengan porsi sedang nasi dan ayam.
4. Eliminasi Terakhir
Ibu terakhir BAB tadi sore dan buang air kecil terakhir pukul 20.00.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
b. Abdomen
TFU 32 cm, dibagian fundus teraba bokong. Dibagian kanan teraba punggung
Dibagian bawah teraba kepala janin.Bagian terbawah janin sudah masuk PAP,
bagian kanan bawah pusat, Kandung kemih kosong, his 4 kali 10 menit lamanya
c. Genetalia
Vulva vagina tidak ada kelainan. Portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, ketuban
utuh, presentasi kepala, ubun-ubun kecil kiri depan, tidak ada moulage, penurunan
kepala Hodge I.
C. ANALISA
Janin tunggal hidup, pres entasi kepala. Ibu dan janin dalam keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN
miring kiri untuk mempercepat penurunan kepala bayi, dan jika ibu merasa
lelah ibu boleh beristirahat di saat his. ibu mengerti dan ibu berjalan-jalan
sekitar BPM dan jika ibu lelah ibu duduk atau tidur di kasur.
hal yang dibutuhkan oleh ibu dan tetap mendampingi ibu saat persalinan.
3. Membantu ibu memilihkan posisi yang nyaman bagi ibu. Ibu memilih
makan satu porsi sedang dengan nasi, ayam dan sayur. Ibu minum 1 gelas.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Mengantar ibu ke
7. Mengajarkan suami cara mengatasi nyeri pada ibu dengan teknik relaksasi
10. Melakukan observasi kemajuan persalinan setiap 4 jam, dan ttv ibu serta
Catatan Perkembangan
Sudah keluar air-air dari jalan lahir tidak tertahan, sejak jam 23.00 WIB.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentistekanan darah 110/70 mmHg, nadi
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
b. Genetalia
tampak lendir bercampur darah. Terlihat tanda gejala kala II, Perineum
kepala HIV.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu sudah
litotomi.
ada kontraksi.
4. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar. Yaitu kepala
diangkat, melihat kearah perut, mata dibuka, dan mengedan kearah bawah
5. Mendekatkan partus set didekat tempat tidur ibu, memakai alas bokong,
6. Memimpin persalinan. Bayi lahir spontan pukul 23.30 WIB, jenis kelamin
Catatan Perkembangan
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih merasa mules dan merasa senang atas kelahiran bayinya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen tidak ada janin kedua, TFU setinggi pusat, kontraksi baik,
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
3. Kemudian meletakan bayi di dada ibu untuk IMD dan memakaikan topi
pelepasan tali pusat yaitu tali pusat memanjang dan semburan darah tiba-
tiba.
Catatan Perkembangan
Hari/ tanggal pengkajian : Rabu 15 Januari 2023
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sedikit lelah dan masih mulas. Ibu senang ari-ari sudah lahir.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
b. Genetalia
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent bahwa jalan lahir ibu terdapat robekan dan
vagina dan otot perineum, dan teknik satu-satu pada kulit perineum.
4. Mengajari ibu dan keluarga teknik masase uterus (uterus teraba bulat dan
tanda-tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
Catatan perkembangan
Hari/ tanggal pengkajian :Minggu, 15 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 06.10 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Sari Ramadan
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa mulas dan tidak bisa tidur karena ibu ingin
2. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Setelah persalinan ibu makan satu porsi nasi dengan sayur dan tempe dan
b. Eliminasi
c. Istirahat
Setelah persalinan ibu belum istirahat.
d. Aktivitas
Setelah persalinan ibu sudah miring kanan dan miring kiri, duduk dan
3. Riwayat Laktasi
pemberian kolostrum.
Tidak ada tanda bahaya seperti demam, perdarahan, pusing berlebih dan
penglihatan berkunang-kunang.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
b. Payudara
Luka jahitan baik, masih basah, terlihat lokiarubra, ± 30 cc, berbau khas.
e. Ekstremitas
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini keadaan ibu baik-
baik saja.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mulas yang dirasakan oleh ibu adalah
terlampir) .
Catatan Perkembangan
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu Masih merasa sedikit mulas, darah yang keluar tidak banyak.Ibu sudah
menyusui sebanyak 4 kali. Ibu mengeluh baru bisa istirahat 1 jam karena bayi
sering terbangun dan ingin menyusu. Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri, duduk
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Sklera putih dan konjungtiva merah muda.Abdomen TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi baik, kandung kemih kosong. Genetalia luka jahitan baik, masih basah,
tampak lokia rubra, ± 20 𝑐𝑐. Kuku tidak pucat, tidak ada edema dan varises.
C. ANALISA
P2A0 Postpartum 8 jam, ibu dalam keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN
keadaan baik.
serta tinggi serat, dan juga tidak ada pantangan dalam makanan.
bayinya.
Catatan perkembangan
Hari/ Tanggal Pengkajian : Minggu 15 Januari 2023
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. P
Waktu : 08.15 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
sehari dengan menu nasi ikan, daging, telur dan sayuran. Tidak ada pantangan.
Minum ± 8 gelas sehari. Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan kecuali
obat yang telah diberikan bidan. Obat yang diberi oleh bidan dikonsumsi ibu dan
masih ada. Dalam satu hari ibu BAB 1x berwarna kekuningan, tidak ada keluhan
saat BAB. BAK ± 5x berwarna kuning jernih tidak ada keluhan saat BAK. Mandi
dua kali sehari dan mengganti pembalut 2 kali sehari atau jika ibu merasa
pembalut sudah penuh, Saat malam hari ibu sering terbangun karena menyusui
bayinya, tidur ±6jam. Pada siang hari ibu melakukan pekerjaan rumah saat bayi
tertidur namun jika suami libur, suami membantu ibu. Dalam sehari ibu menyusui
bayinya > 12 kali. Lamanya kurag lebih 30 menit. Luka jahitan masih terasa nyeri.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Sklera putih dan konjungtiva merah muda. Abdomen TFU tidak teraba, kandung
kemih kosong. Genetalia luka jahitan kering, tampak lokhia Sanguinolenta, ± 5 cc.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Catatan perkembangan
A. DATA SUBJEKTIF
Tidak ada keluhan. Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan
buah, minum lebih dari 12 gelas air sehari. Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-
jamuan kecuali obat yang telah diberikan bidan. Ibu BAK 5 kali sehari dan BAB
sekali sehari. Tidur siang 1 jam per hari dan tidur malam 6-7 jam per hari. Dalam
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Sklera putih dan konjungtiva merah muda. Abdomen TFU tidak teraba, kandung
kemih kosong. Genetalia luka jahitan baik, sudah kering. Kuku tidak pucat, tidak
C. ANALISA
P2A0Postpartum 7 hari, ibu dalam keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN
melakukan KB.
Catatan perkembangan
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien
2. Faktor Lingkungan
Ibu tinggal di perkampungan dengan fasilitas yang cukup. Sumber air yang
3. Riwayat Maternal
Ibu mengatakan baik ibu, suami maupun keluarga tidak memiliki penyakit
4. Riwayat Perinatal
Bayi lahir saat usia kehamilan 39 minggu, lahir langsung menangis, gerakan aktif
5. Riwayat Neonatal
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, berat badan 3250 gram, panjang padan 48 cm. lingkar
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
b. Leher
c. Dada
d. Abdomen
e. Ekstremitas
f. Genetalia
g. Punggung
h. System syaraf
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam dengan keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN
2. Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan vit k1 dan salf mata → ibu
setuju.
hangat.
dengan benar.
Catatan perkembangan
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan,
bayi sudah diberi ASI 4 kali lamanya 30 menit, sudah BAK 2 kali dan BAB 1 kali
B. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, laju jantung 132 kali/ menit laju nafas 46 kali/ menit, suhu
36.6℃ .
B. Pemeriksaan fisik
Tidak ada benjolan atau masa pada kepala. Mata konjungtiva merah muda, sclera
putih, Hidung tidak ada pernafasaan cuping hidung. Mulut, bibir, lidah dan gusi
berwarna merah muda. Dada tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung 146
berwarna kemerahan
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam dengan keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN
4. Memberitahukan ibu cara perawatan pali pusat dibiarkan bersih dan kering
5. Menganjukan ibu untuk menyusui bayi menimal setiap 2 jam sekali atau
kapan saja pada saat bayi merasa ingin minum (on demand).
6. Menjelaskan tentang tanda bahaya bayi kepada ibu diantaranya bayi tidak
mau menyusu, warna kulit kuning, suhu tubuh panas, dll. Kemudian
Penulis melakukan pembahasan tentang kesesuaian antara kasus dan teori yang
4.1 Antenatal
agustus 2022. Menurut rumus Naegle diperoleh TP tanggal 16 Mei 2023. Rumus
dapat digunakan untuk menentukan TP sesuai dengan riwayat haid ibu yang
teratur. Usia kehamilan ibu saat ini yaitu 39 minggu. Ny. P datang untuk
kehamilan. 2 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua, 3 kali
pada trimester ketiga. Tujuan ANC menurut teori adalah memantau kemajuan
ketentuan yaitu 1 kali pada trimester pertama (K 1), 1 kali pada trimester dua
Pada kehamilan pertama ibu suntik TT lengkap 2 kali, dan sekarang usia
anak pertama yaitu 4 tahun, pada kehamilan sekarang ibu hanya suntik TT 1
76
77
pertama menurut teori diberikan pada usia kehamilan 16 minggu dan imunisasi
ibu dan janin yang dikandungnya. Pencegahan agar tidak terjadi tetanus yaitu
besar persalinan masih ditolong oleh dukun. Menolong persalinan dengan teknik
bawah dan menjalar keatas seperti kencang-kencang, dan terkadang hilang saat
istirahat. Menurut teori ibu mengalami his palsu atau braxton hicks yaitu
merupakan peningkatan kontraksi dari Braxton Hicks. Frekuensi dan jenis his ini
kepada Ny.P berat badan ibu sebelum hamil 40 kg, berat badan saat usia
kehamilan 39 minggu yaitu 50 kg, kenaikan berat badan ibu mencapai 10 kg dan
IMT ibu yaitu 19,02 terdapat kesenjangan karena menurut teori berdasarkan IMT
ibu seharusnya kenaikan berat badan ibu mencapai 11,5-16,0 kg. Pada usia
kehamilan ibu 39 minggu berat badan ibu 48 kg lalu 5 hari kemudian berat
badan ibu naik 2 kg menjadi 50 kg, kenaikan BB secara cepat dapat disebabkan
hamil yang mengalami kenaikan berat badan terlalu cepat merupakan gejala dari
preeklamsi dan diabetes gestasional. Namun hal ini tidak terjadi pada klien.
TFU Mc. Donald 32 cm. Pemeriksaan leopold satu, fundus teraba bokong,
leopold dua punggung teraba sebelah kanan, sebelah kiri teraba bagian-bagian
kecil, leopold tiga bagian terendah teraba kepala, sudah masuk PAP. Leopold 4
divergen 4/5. DJJ 145x/menit, teratur. Menurut teori leopod I untuk mengetahui
tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada fundus dan mengukur tinggi
menggunakan (jika >12 minggu) atau cara Mc. Donald dengan pita ukur, leopod
II untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan bagian janin
yang disebalah kiri atau kanan, leopold III untuk menentukan presentasi janin
dan menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul,
leopod IV untuk untuk menentukan seberapa bagian bawah janin yang masuk ke
4.1.3 Analisa
Berdasarkan hasil dari data subjektif dan data objektif didapatkan analisa
G2P1A0 Hamil 39 minggu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu
4.1.4 Penatalaksanaan
yaitu menganjurkan kepada ibu memenuhi nutrisi yang bergizi dan sehat, serta
kehamilan dan tanda persalinan. Pada kasus ini sesuai dengan teori standar
kepada pasien.
dikarenakan penambahan berat badan ibu tidak sesuai dengan IMT, seharusnya
berat badan ibu naik 11,5-16,0 kg dengan IMT 19,02. ibu hamil disarankan
sebanyak tiga kali sehari dengan diselingi camilan sehat. Konsumsi susu untuk
ibu hamil, dan makanan yang mengandung lemak sehat seperti keju, kacang-
besi, vitamin, dan kalsium. Namun terjadi kesenjangan, karena pada Ny. P hanya
4.2 Intranatal
Ibu datang mengeluh mulas dan keluar lendir darah sejak pukul 14.00 dan
sudah teratur sejak jam 19.00. Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah.
80
Sesuai dengan teori tanda persalinan yaitu rasa nyeri oleh adanya his yang
datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody
show) yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil pada serviks.
Pada pukul 23.00 ibu mengeluh ingin meneran seperti ingin BAB, hal ini
sesuai dengan teori yaitu saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 84x/ menit, suhu 36,7°C, respirasi 26x/menit.
Pada pemeriksaan Kala I fase aktif dapat dijumpai keadaan umum baik,
Fundus Uteri (TFU) 32 cm, difundus teraba bokong, dibagian kanan teraba
Ekstremitas. Bagian terendah janin teraba kepala. Sudah masuk pintu atas
panggul (PAP). Divergen, 4/5. Denyut jantung janin (DJJ) 145 x/menit, regular,
His 4x10’40”kuat, tidak ada oedem pada ekstermitas, refleks patella positif, pada
pembukaan 4 cm, ketuban positif, UUK depan hodge I. Menurut teori persalinan
mengeluarkan lendir darah, dimana fase laten dimulai dari pembukaan nol
sampai 3 cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 sampai 10 cm. pada fase
aktif kontraksi menjadi lebih kuat dan sering, keadaan teersebut dapat dijumpai
81
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 36,5°C, respirasi 23x/menit.
composmestis, (DJJ) 155 x/menit, regular, His 5x10’50” kuat, pada pemeriksaan
anus, vulva membuka, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban negatif,
UUK depan hodge IV. Menurut teori pada kala II his menjadi lebih kuat dan
cepat, tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan
pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Pengeluaran air ketuban menurut teori disebabkan
oleh pecahnya selaput ketuban, jika ketuban sudah pecah maka ditargetkan
pemeriksaan TFU sepusat, uterus terasa keras dan bulat (globuller) kandung
kemih kosong, pemeriksaan genetalia tampak tali pusat menjulur di depan vulva
dan semburan darah kurang lebih 75 cc. Menurut teori perubahan uterus
dikarenakan proses involusi, pada saat bayi baru lahir TFU nya adalah setinggi
pemanjangan tali pusat yang disebabkan karena plaseta turun ke segmen uterus
yang lebih bawah serta perubahan benuk uterus dari discoid menjadi globuler
82
4.2.3 Analisa
Berdasarkan hasil dari data subjektif dan data objektif didapatkan analisa
G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala 1 fase aktif. Janin tunggal hidup,
4.2.4 Penatalaksanaan
hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang dalam proses persalinan pembukaan 4 cm.
perubahan yang terjadi pada tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karena akan
mengganggu proses penurunan kepala bayi. Menurut teori salah satu penyebab
tidak turunya kepala adalah penuhnya kandung kemih ibu bersalin dikarenakan
menit dan suhu setiap 2 jam serta pembukaan dan tekanan darah setiap 4 jam.
Menurut teori frekuensi penilaian pada kala 1 fase aktif dilakukan pemeriksaan
tekanan darah setiap 4 jam sekali, suhu diperiksa setiap 2 jam sekali ,nadi
setiap 30 menit, pembukaan diperiksa setiap 4 jam atau jika sudah ada tanda
83
persalinan pada fase aktif Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah
1. Data subjektif Ny. P usia 27 tahun hamil kedua, belum pernah keguguran.
HPHT 9 Agustus 2020. Ibu merasa mulas semakin kuat dan sering seperti
3. Analisa yang ditegakkan saat ibu hamil Ny. P usia 27 tahun G2P1A0 usia
5. Faktor pendukung
bantuan dari berbagai pihak yang ada di Klinik Sari Ramadan Penulis
pengetahuan serta saran yang membangun dari bidan. Ny.P dan suami
yang diberikan bisa sesuai dengan kebutuhan serta dapat diterima dengan
5.2 Saran
kesehatan terutama bidan untuk selalu mendeteksi secara dini ibu hamil
Klien dan keluarga mampu memahami tentang tanda bahaya pada masa
kewenangannya.
86
DAFTAR PUSTAKA