Disusun Oleh :
DEBBY RAHMAWATI
P27824218029
PADA By. Ny. “A” G1P00000 USIA 0 HARI DENGAN ASFIKSIA SEDANG
Disusun Oleh :
DEBBY RAHMAWATI
P27824218029
ii
KATA PENGANTAR
1. Ibu Teta Puji Rahayu, S.ST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Kampus Magetan
2. Ibu Sulikah, S.ST, M.Kes, selaku Pembimbing Akademik Program Studi DIII
Kebidanan Kampus Magetan.
3. Widiyastuti, S.ST selaku Pembimbing praktek
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pembuatan
laporan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengeshan................................................................................................ii
Kata Pengantar......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
BAB 1 TINJAUAN TEORI
1.1 Tinjauan Teori Asfiksia...................................................................................1
1.1.1 Pengertian Asfiksia................................................................................1
1.1.2 Etilogi dan Faktor Risiko......................................................................1
1.1.3 Patofisiologi ..........................................................................................3
1.1.4 Klasifikasi Asfiksia...............................................................................4
1.1.5 Tanda dan Gejala...................................................................................5
1.1.6 Diagnosa................................................................................................6
1.1.7 Pelaksanaan Resusitasi .........................................................................6
1.1.8 Penatalaksanaan Berdasarkan Apgar Skore..........................................9
1.1.9 Komplikasi............................................................................................10
1.1.10 Prognosa...............................................................................................11
1.1.11 Asuhan Pasca Resusitasi......................................................................11
1.2 Tinjauan Teeri Asuhan Kebidanan..................................................................12
1.2.1 Pengkajian Data......................................................................................12
1.2.2 Diagnosa Kebidanan...............................................................................17
1.2.3 Perencanaan............................................................................................17
1.2.4 Pelaksanaan............................................................................................18
1.2.5 Evaluasi..................................................................................................19
BAB 2 TINJAUAN KASUS
2.1 Data Subjektif..................................................................................................20
2.2 Data Objektif...................................................................................................21
2.3 Asassment........................................................................................................22
2.4 Penatalaksanaan...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1
2
1.1.6 Diagnosa
Menurut Anik dan Eka (2013:302), untuk menegakkan diagnosis,
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pemeriksaan berikut ini:
1. Anamnesis:
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor resiko terhadap terjadinya
asfiksia neonatorium.
2. Pemeriksaan fisik
Memperhatikan apakah terdapat tanda-tanda berikut atau tidak, antara
lain:
a. Bayi tidak bernafas atau menangis
b. Denyutjantung kurang dari 100x/menit
c. Tonus otot menurun
d. Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium, atau sisa
mekonium pada tubuh bayi
e. BBLR
1.1.7 Pelaksanaan Resusitasi
Segera setelah bayi baru lahir perlu diidentifikasi atau dikenal secara
cepat supaya bisa dibedakan antara bayi yang perlu diresusitasi atau tidak.
Tindakan ini merupakan langkah awal resusitas bayi baru lahir. Tujuannya
supaya intervensi yang diberikan bisa dilaksanakan secara tepat dan cepat
(tidak terlambat).
1. Membuka Jalan Nafas
Tujuan : Untuk memastikan terbuka tidaknya jalan nafas.
Metode :
a. Meletakkan bayi pada posisi yang benar.
b. Letakkan bayi secara terlentang atau miring dengan leher agak
ekstensi/ tengadah. Perhatikan leher bayi agar tidak mengalami
ekstensi yang berlebihan atau kurang. Ekstensi karena keduanya
akan menyebabkan udara yang masuk ke paru-paru terhalangi.
c. Letakkan selimut atau handuk yang digulung dibawah bahu sehingga
terangkat 2-3 cm diatas matras.
7
1.1.10 Prognosa
1. Asfiksia ringan / normal : Baik
2. Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan bila cepat
prognosa baik.
3. Asfiksia berat dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama,
atau kelainan syaraf permanen. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat
menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis yang
permanent misalnya cerebal palsy, mental retardation
1.1.11 Asuhan pasca resusitasi
Asuhan pasca resusitasi menurut wiknjosastro 2008:162 adalah sebagai
berikut:
1. Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi
2. Pemantauan dan perawatan tali pusat
3. Bila nafas bayi dan kulit bayi normal, berikan bayi kepada ibunya.
4. Pencegahan hipotermia
5. Pemberian vit. K1
6. Pencegahan infeksi
7. Pemeriksaan fisik
8. Lakukan pencatatan dan pelaporan
Perawatan Bayi Baru Lahir Setelah Resusitasi menurut Varney 2008:
902: Setelah resusitasi berhasil, bayi yang mengalami asfiksia harus
diobservasi dengan seksama untuk mengatahui adanya efek akibat iskemia
dan asidosis metabolic serta untuk mengetahui stabilitas suhu, tekanan
darah yang adekuat, glukosa darah dan elektrolit serum, serta pengeluaran
urine yang adekuat. Glukosa harus diberikan sebagai profilaksis, dengan
rute pemberian harus bergantung pada beratnya asfiksia. Asidosis
metabolic mungkin perlu diobati dengan obat-obatan seperti natrium
bikarbonat. Ultrasonografi, EEG, atau pemindaian CT otak bayi yang
diresusitasi digunakan untuk menindaklanjuti bayi baru lahir yang
mengalami asfiksia berat
12
Hari pertama :
Hari kedua :
Bayi akan lapar setiap 2-4 jam sepanjang hari. Bayi hanya
memerlukan ASI atau susu formula selama 6 bulan pertama
(Varney, 2007:897).
2) Tidur/istirahat
Bayi perlu banyak tidur (Varney, 2007:897). Dalam 2 minggu
pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur 16 jam sehari (Marmi, 2012: 81)
3) Eliminasi
BAB : Bayi mempunyai feces lengket berwarna hitam
kehijauan selama dua hari pertama, ini disebut
mekoneum. Feces bayi yang diberi ASI akan berubah
warna jadi hijau-emas, lunak dan terlihat seperti bibit
(seedy). Bayi yang diberi susu formula memiliki feces
berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi
akan BAB 1 sampai 4 kali per hari (Varney, 2007:897).
BAK : Bayi BAK 4-5 kali/hari (Varney, 2007:897).
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7- 10 x
sehari.
4) Personal hygiene
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah
BAK harus diganti popoknya minimal 4- 5 kali/ hari (Marmi,
2012: 80). Bungkus bayi dengan kain lunak, kering dan selimuti
14
5) Refleks Babinski
Gores telapak kaki ke arah atas kemudian gerakan jari sepanjang
telapak kaki. Bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari
kaki hyperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.
6) Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-
tiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.
7) Refleks melangkah
Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam satu gerakan bejalan
atau melangkah jika diberikan dengan cara memegang lengannya
sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh permukaan yang rata dan
keras.
8) Refleks merangkak
Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua
tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar.
9) Refleks toning leher atau “fencing”
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan ekstensi,
dan ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bial kepala bayi
ditolehkan ke satu sisi selagi istirahat. Respon ini dapat tidak ada
atau tidak lengkap segera setelah lahir.
10) Refleks ekstruksi
Bayi baru lahir menjulurkan lidahnya keluar bila ujung lidah
disentuh dengan jari atau putting.
(Marmi, 2012: 70-72).
Jika kekuatan menghisap kurang baik, rujuk ke kamar bayi atau ke
tempat pelayanan yang dituju (Saifuddin, 2014:M-121).
3. Analisa Data
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah, dan
kebutuhan pasien berdasarkan intrepetasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnose, atau
17
20
21
5. Riwayat antenatal
Hamil anak pertama, usia kehamilan 39-40 minggu. Ibu rutin ANC di
bidan 2x TM I, 2x TM II, dan 3x TM 3, ANC terpadu 1x (Hb 11,8 gr/dl,
goldar B+, HbsAg negative, proteinuria negative, HIV NR, sifilis negative,
status gizi non KEK), USG 3x (uk 30-31 minggu, plasenta berada di
fundus, tidak ada lilitan tali pusat, ketuban jernih, TBJ 2380 gram),
mendapatkan tablet Fe 90 tablet, kalsium 90 tablet diminum habis sesuai
petunjuk, status TT5 lengkap, mendapatkan KIE kebutuhan dasar ibu
hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan, dan persiapan
persalinan. HPHT 28-3-2020, HPL 4-1-2021
6. Riwayat Persalinan
Ibu datang ke bidan tanggal 31 Desember 2020 pukul 18.00 WIB, lama
persalinan 23 jam mulai dari pembukaan pertama pukul 18.00 WIB. Bayi
lahir tanggal 1-1-2021 pukul 17.30 WIB, Bayi lahir spontan di tolong
bidan, tidak segera menangis, tidak bergerak (lemas), air ketuban
bercampur meconium, jenis kelamin laki-laki, BB : 3900 gr, PB : 49 cm,
terjadi distosia bahu.
5 Respiration 0 2
Jumlah 4 8
2.3 Assesment
Bayi baru lahir, usia 0 hari lahir spontan dengan distosia bahu, cukup bulan,
jenis kelamin laki-laki dengan masalah asfiksia sedang (AS 4-5). KU lemah,
prognosa buruk.
2.4 Penatalaksanaan
1. Menjepit dan memotong tali pusat tidak diikat, tali pusat diikat ketika
asuhan pasca resusitasi
2. Menyelimuti bayi dengan kain bersih dan kering agar bayi tetap
hangat.
3. Meletakkan bayi di tempat resusitasi.
4. Memposisikan kepala bayi menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi
dengan mengganjal bahu dengan kain bersih.
5. Membersihkan jalan napas dengan menghisap lendir di mulut sedalam
<3cm kemudian hidung ±2 cm.
6. Mengeringkan bayi dan gosok muka/dada/perut/punggung bayi sebagai
rangsangan taktil untuk merangsang pernapasan. Mengganti kain yang
basah dengan kain bersih dan kering. Menyelimuti bayi dengan kain
kering, bagian wajah dan dada terbuka.
7. Mereposisikan kepala bayi sedikit ekstensi.
8. Melakukan penilaian. E/ Bayi menangis kuat, gerak aktif, bernafas
spontan.
P:
- Mengikat tali pusat
- Melakukan IMD
- Menyuntikkan vitamin K secara IM pada paha kiri dan memberi
salep mata erlamycetin 1 % setelah IMD selama 30 menit.
- Memberi imunisasi Hb0 1 jam setelah vit K.
- Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan bedong
- Memandikan bayi setelah 6 jam
- Mengobservasi KU, nadi, suhu, pernafasan, tonus otot, warna kulit,
akral, BAB dan BAK.
- Melakukan dokumentasi tindakan dan melengkapi partograf
Debby Rahmawati.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen, DKK. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. (edisi 4)
Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Gulardi H.2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
24