Disusun Oleh :
DEBBY RAHMAWATI
P27824218029
Disusun Oleh :
DEBBY RAHMAWATI
P27824218029
1. Ibu Teta Puji Rahayu, S.ST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Kampus Magetan
2. Ibu Sulikah, S.ST, M.Kes, selaku Pembimbing Akademik Program Studi DIII
Kebidanan Kampus Magetan.
3. Ibu Yayuk Purtianingrum, S.ST, selaku Pembimbing praktek
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pembuatan
laporan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB 1
PEMBAHASAN
2. Waktu Partus
a. Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita
menunggu.
b. Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis, maka lakukan
pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan.
Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada
beberapa tempat lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan.
Boleh juga memakai troikar.
c. Bila sewaktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah,
maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan
deras, masukkanlah tinju ke dalam vagina sebagai tampon
beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud
semua ini adalah supaya tidak terjadi solusio plasenta, syok
karena tiba-tiba perut menjadi kosong, atau perdarahan
postpartum karena atonia uteri.
3. Postpartum
a. Harus berhati-hati akan terjadinya perdarahan postpartum, jadi
sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfusi darah
(donor) serta sediakan obat uterotonika.
b. Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan
perdarahan postpartum.
c. Kalau perdarahan banyak dan keadaan ibu setelah partus
lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika
yang cukup.
b. Riwayat kesehatan
Menurut Chomaria (2012) pada Riwayat Kesehatan yang harus
diperhatikan yaitu penyakit jantung dan diabetes melitus karena
polihidramnion sering berkaitan degan keduanya.
Jantung
Berhubungan dengan sirkulasi darah, jika sirkulasi ibu
terganggu maka sirkulasi janin juga akan
terganggu.hipotesis mentakan bahwa janin merampas
sebagian besar sirkulasi ibu sehingga megamlami hipertropi
sehingga menigkatkan pengeluaran urin pada masa neonatus
dini yang mengisyaratkan bahwa hidramnion terjadi karena
peningkatan produksi urin.
Diabetes Mellitus
Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama
trimester ketiga masih belum dapat diterangkan. Salah satu
penjelasannya adalah bahwa hiperglikemia janin
yangmenimbulkan diuresis osmotik. Bar Hava dan kawan
kawan (1994) membuktikan bahwa volume air ketuban
trimester ketiga pada 399 diabetes gestasional
mencerminkan status glikemik terakhir. Yasuhi dan kawan
kawan (1994) melaporkan peningkatan produksi urin janin
pada wanita diabetik yang puasa dibandingkan dengan
kontrol nondiabetik. Yang menarik, produks iurin janin
meningkat pada wanita nondiabetik setelah makan, tetapi hal
ini tidak dijumpai padawanita diabetes.
2. Data Objektif
Menurut Mochtar (2012) pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
kasus polihidramnion adalah
a. Pemeriksaan fisik
1. Abdomen, menilai bagaimana pembesaran perut (apakah
sesuai usia kehamilan atau tidak), dari kasus
polihidramniomn ini ditemukan pembesaran perut tidak
sesuai dengan umur kehamilan,kelihatan perut sangat
buncit dan tegang,kulit perut berkilat, retak-retak kulit
jelas,kadang-kadang umbilikus mendatar. Menilai apakah
ada bekas OP , besar TFU, serta menilai apakah ada
masalah pada abdomen ibu. Dalam kasus polihidramnion
ini kemungkinan ibu mengeluh bahwa ada masalah pada
perutnya yaitu perutnya lebih berat dan lebih besar dari
biasanya, nyeri tekan karena tegangnya uterus serta
adanya oedema pada abdomen.
2. Ektremitasbawah/atas, menilai bagaimana bentuk tungkai,
apakah ada varises, oedema serta reflek patella. Dari kasus
hidramnion ini ditemukan ada oedema.
3. Genitalia eksterna, menilai bagaimana kebersihannya,
apakah ada varises pengeluaran, masalah serta
oedema. Pada kasus hidramnion ini ditemukan adanya
oedema pada vulva.
b. Palpasi
1. Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada
dinding perut, vulva dan tungkai
2. Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
3. Bagian janin sukar dikenal karena banyaknya cairan
4. Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka
balotement jelas sekali
5. Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka
dapat terjadi kesalahan kesalahan letak janin
c. Auskultasi
DJJ sukar didengar dan jika terdengar hanya sekali
d. Pemeriksaan Dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : HB, protein urin, reduksi.
Rontgen foto abdomen
o Nampak bayangan terselubung kabut, karena
banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas.
o Foto rongtgen pada hidramnion berguna untuk
disgnostik dan untuk menentukan etiologi seperti
anomali kongenital (anenchepalus, gemelli)
1.2.2 DIAGNOSA MASALAH
G..P..A..H.. uk....minggu,janin hidup/tidak,tunggal/kembar,intrauterin/
ekstrauterin, let-kep / let-su, pu-ka / pu-ki, keadaan jalan lahir normal/
tidak, KU ibu dan janin baik/tidak, dengan polihidramnion. (Sari,
2012).
1.2.3 PERENCANAAN
Diagnosa : G..P..A..H.. uk....minggu, janin hidup/tidak,tunggal/
kembar, intrauterin/ ekstrauterin, let-kep / let-su, pu-ka / pu-ki,
keadaan jalan lahir normal/ tidak, KU ibu dan janin baik/tidak, dengan
polihidramnion. (Sari, 2012).
1) Tujuan
Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan. Contoh tujuan
dalam kasus Polihidramnion adalah : Ibu sehat dan janin lahir
selamat. (Wildan & Hidayat, 2011)
2) Kriteria Hasil
Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai di dalam
tujuan tersebut. Kriteria Hasil dalam penanganan kasus
Polihidramniom:
1. Tidak ada komplikasi lain dari polihydramnion.
2. Prognosa baik pada janin.
3. Air Ketuban tidak bertambah banyak.
(Wildan & Hidayat, 2011)
3) Langkah – langkah Perencanaan
Perencanaan yang mungkin dilaukan antara lain:
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
Rasional : Agar diketahui perkembangan KU ibu dan janin
2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas /
pekerjaan yang berat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat dan cukup tidur 8 jam sehari
b. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah
tangga yang biasa dilakukan sebelum hamil.
Rasional : Agar keadaan umum ibu tidak lemah dan ibu
merasa nyaman.
c. Anjurkan ibu untuk tetap rileks dan tenang menghadapi
kehamilannya saat ini.
Rasional: agar tidak terjadi fetal distres pada janin, karena
apabila ibu cemas dapat menyebabkan pengaruh yang buruk
pada janinnya.
d. Anjurkan ibu untuk istirahat baring dalam keadaan setengah
duduk atau miring ke kiri.
Rasional : agar ibu merasa nyaman dan tidak merasa sesak
karenan dalam kedaan polihidramnion apabila ibu tidur
terlentang maka dapat menyebabkan sesak. (Sastrawinata S. ,
2009)
3. Anjurkan ibu untuk diet rendah garam. (Sastrawinata S. , 2009)
Rasional: polyhidramnion menyebabkan komplikasi hipertensi,
4. Observasi keadaan umum, pembesaran perut dan kenaikan berat
badan ibu. (Sastrawinata S. , 2009)
a. Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan
polihidramnion
b. Pantau keadaan ibu dan janin agar dapat dideteksi dini
adanya komplikasi
c. Anjurkan ibu untuk datang kembali dan memeriksakan
kehamilannya dalam 1 minggu mendatang atau bila ada
keluhan
Rasional : Uterus akan terus bertambah besar seiring
bertambahnya usia kehamilan. (Widjanarko,2009).
5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara
teratur.
Rasional : Pemeriksaan secara teratur dapat mendeteksi secara
dini terjadinya komplikasi dan resiko akibat polihidramnion.
(Mochtar, 2012)
6. Memberi penjelasan tentang keluhan sesak, nyeri, mual dan
muntah yang dialami ibu. (Sastrawinata S. , 2009)
Rasional : Polihidramnion menyebabkan gejala sesak, nyeri,
mual dan muntah.
7. Pantau perkembangan janin dengan USG. (Mochtar, 2012)
Rasionalisasi : USG dapat memperlihatkan jumlah air ketuban
didalam rahim.
8. Kolaborasi dengan dokter kandungan.
1.2.4 PELAKSANAAN
1. Biarkan persalinan berlangsung dan gunakan partograf untuk
memantau persalinan. (Saifuddin, 2014)
2. Melakukan ultrasonografi untuk mengkaji kenormalan janin dan
derajat hidramnion. (Sinclair, 2010)
3. Konsutasi dengan spesialis kebidanan. (Sinclair, 2010)
4. Hidramnion berat, dilakukan aminosentesis untuk meredakan
sementara. (Sinclair, 2010)
5. Selama persalinan, pengeluaran cairan secara lambat selama
amniotomi di indikasikan untuk mencegah prolaps tali pusat.
(Sinclair, 2010)
6. Jika ibu terganggu karena uterus terlalu besar/cairan amnion terlalu
banyak, lakukan tindakan amniosentesis melalui dinding perut:
a. Lakukan palpasi untuk mengetahui lokasi fetus
b. Bersihkan kulit dengan cairan antiseptic
c. Dalam kondisi aseptik, masukan jarun spinal nomor 20 melalui
abdomen dan dinding uterus dan tarik stilet keluar
d. Aspirasi cairan dengan menggunakan suntikan besar. Cara lain
adalah dengan menggunakan alat infus yang ditempelkan ke
jarum tersebut dan biarkan cairan keluar secara perlahan ke
tempat penampungan
(Saifuddin, 2014)
7. Jika terdapat indikasi untuk pemecahan selaput ketuban, pecahkan
ketuban dengan pengait amnion atau klem kocher. (Saifuddin,
2014)
8. Jika ketuban pecah spontan, periksa apakah ada prolapsus tali
pusat. Jika ada dan persalinan tidak mungkin segera terjadi,
lakukan seksio sesarea. (Saifuddin, 2014)
1.2.5 EVALUASI
Menurut Kemenkes RI (2011:7-8) tentang Standar Asuhan
Kebidanan, bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan , sesuai perubahan perkembangan dengan kondisi klien.
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia. Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP
BAB II
TINJAUAN KASUS
ISTRI SUAMI
Nama Ny. A Tn. A
Usia 28 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Suku Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Swasta Wiraswasta
Penghasilan Rp. 1000.000/bulan Rp. 1000.000
Status Marital Menikah Menikah
Usia Pertama Menikah 20 tahun 22 tahun
Lama/Berapa Kali 8 tahun/1 kali 8 tahun/1 kali
Alamat Temenggungan RT 4 RW 4
2.3 Assasment
G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu ,janin hidup, tunggal, intrauterin, let-kep,
pu-ki, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik, dengan
polihidramnion
2.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 130/70 mmhg, Pembesaran
rahim ibu tidak sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan
jumlah cairan ketuban ibu berlebih sesuai dengan hasil USG ibu pada
tanggal 6 September 2020 yaitu sebanyak 3000 cc , Ibu mengerti.
2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi garam, Ibu akan mengikuti
saran bidan untuk mengurangi konsumsi garam
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, Ibu akan mengikuti saran bidan
untuk banyak istirahat.
4. Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk
melakukan persalinan di rumah sakit, Ibu telah mendapat surat rujukan ke
rumah sakit untuk bersalin di rumah sakit.
Debby Rahmawati
DAFTAR PUSTAKA