Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGI


PADA Ny.”A” G3P1A1 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN
POLIHIDRAMNION
DI RUANG KIA PUSKESMAS KARANGREJO
Tanggal Praktik: 28 September – 7 November 2020

Dosen Pembimbing: Sulikah, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh :
DEBBY RAHMAWATI
P27824218029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2020
LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGI


PADA Ny.”A” G3P1A1 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN
POLIHIDRAMNION
DI RUANG KIA PUSKESMAS KARANGREJO
Tanggal Praktik: 28 September – 7 November 2020

Dosen Pembimbing: Sulikah, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh :

DEBBY RAHMAWATI

P27824218029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu Asuhan Kebidanan yang disusun oleh mahasiswa


semester V Prodi D III Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya tahun akademik 2020/2021 dengan judul “Asuhan
Kebidanan Kehamilan Patologi Pada Ny.”A” G3P1A1 Usia Kehamilan 40 Minggu
dengan Polihidramnion” ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik Ruang KIA Puskesmas Karangrejo

Tanggal Praktik 28 September – 7 November 2020

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Sulikah, S.ST,M.Kes Yayuk Purtianingrum, S.ST


NIP 1968062311988032001 NIP 197110041991022001
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologi Pada Ny.”A”
G3P1A1 Usia Kehamilan 40 Minggu dengan Polihidramnion” ini dengan baik.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar


praktik di Prodi Kebidanan Magetan. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun
mendapat bantuan, pengarahan, dan bimbingan. Untuk itu, kami pada kesempatan
ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Teta Puji Rahayu, S.ST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Kampus Magetan
2. Ibu Sulikah, S.ST, M.Kes, selaku Pembimbing Akademik Program Studi DIII
Kebidanan Kampus Magetan.
3. Ibu Yayuk Purtianingrum, S.ST, selaku Pembimbing praktek
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pembuatan
laporan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Magetan, Oktober 2020

Penulis
BAB 1
PEMBAHASAN

1.1 Teori Poligohidramnion


1.1.2 Pengertian Polihidramnion
Hidramnion merupakan suatu keadaan dimana jumlah air ketuban
jauh lebih banyak dari normal biasanya lebih dari 2 liter, Volume air
ketuban adalah komponen penting skoring profil biofisikal Dalam
keadaan normal, volume air ketuban sekitar 500  –  1500 ml
Polihidramnion : volume air ketuban > 2000 m Sedangkan secara
klinik adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Sedangkan secara USG
jika Amniotic Fluid Index (AFI)> 20 atau lebih. Polihidramnion dapat
terjadi jika  janin tidak menelan dan menyerap cairan ketuban dalam
jumlah yang normal. Yang sering kita jumpai adalah hidramnion yang
ringan, dengan jumlah cairan 2- 3 liter. Yang berat dan akut jarang.
Frekuensi hidramnion kronis adalah 0,5-1%. Insiden dari kongenital
anomali lebih sering kita dapati pada hidramnion yaitu sebesar 17,7-
29% (Widjanarko,2009).
Air ketuban paling banyak terjadi pada minggu ke 38 ialah
sebanyak 1030 cc. Pada akhir kehamilan tinggal 790 cc dan terus
berkurang sehingga pada minggu ke 43 hanya 240 cc. Pada akhir
kehamilan seluruh air ketuban diganti dalam 2 jam berhubung adanya
produksi dan pengaliran. (Sastrawinata S. , 2009)
2.1.2 Klasifikasi Poligohidramnion
Klasifikasi Poligohidramnion menurut Amriewibowo (2010), yaitu :
1. Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam
beberapa minggu atau bulan,dan  biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut
2. Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat
dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan
muda pada bulan ke-4 atau ke-5.
2.1.3 Etiologi Poligohidramnion
Secara teori penyebab polihidramnion menurut Satrawinata (2009)
yaitu :
1. Produksi air ketuban bertambah
Yaitu diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi
air ketuban dapat juga bertambah karena cairan lain masuk ke
dalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak
pada anensefalus.
2. Pengaliran air ketuban ternganggu
Yaitu air ketuban telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang
baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin,
diabsorpsi oleh usus dan dialirkan ke plasenta. Akhirnya masuk ke
peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak
menelan, seperti ada atresia esofagus, anensefal, atau tumor-
tumor plasenta.
Pada anensefalus dan spina bifida diduga hidramnion terjadi
karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sumsum tulang
belakang. Selain itu, pada anak anensefal tidak menelan dan
pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga
anak ini kencing berlebihan.
Pada atresia oesophagel hydramnion terjadi karena anak tidak
menelan. Pada gemelli mungkin disebabkan salah satu janin pada
kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat, dan karena itu juga
menghasilkan lebih banyak air kencing. Mungkin juga karena luasnya
amnion lebih besar pada kehamilan kembar. Pada hidramnion sering
ditemukan plasenta yang besar.
2.1.4 Tanda Gejala Poligohidramnion
Gejala- gejala menurut Sastrawinata (2009) yaitu : Gejala- gejala
disebabkan oleh tekanan uterus yang sangat besar pada organ
sekitarnya maka timbul :
1. Sesak nafas
2. Oedema labia,vulva,dan dinding perut
3. Regangan dinding rahim sendiri menimbulkan nyeri. Gejala- gejala
lebih menonjol pada hidramnion yang akut.
4. Palpasi agak sulit
5. Bunyi jantung sulit terdengar
2.1.5 Diagnosa Poligohidramnion
Hydramnion harus dibedakan dari ascites, cystoma ovarii dan mola
hydatidosa. Untuk membantu diagnostik dan untuk mencari etiologi
dibuat foto rontgen atau ultrasonogram yang dapat memperlihatkan
anencephalus, gemelli dan lain-lain. (Sastrawinata S. , 2009)
2.1.6 Diagnosa Banding Poligohidramnion
Diagnosa Banding menurut Amriewibowo (2010) yaitu:
1. Hidramnion
2. Gemeli
3. Asites
4. Kista avanii
5. Kehamilan beserta tumor
2.1.7 Prognosa Polihidramnion
Menurut Mochtar (2012) prognosa polihidramnion pada janin agak
buruk (mortalitas) antara lain :
1. Kongenital anomali
2. Prematuritas
3. Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang
atau tali pusat menumbung
4. Eritroblastosis
5. Diabetes melitus
6. Solusio plasenta, kalau ketuban pecah tiba-tiba
Pada ibu
1. Solusio plasenta
2. Atonia uteri
3. Perdarahan post partem
4. Retensio plasenta
5. Syok
6. Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus menjadi lama
dan sukar
2.1.8 Penatalaksanaan Poligohidramnion
Menurut Saifuddin (2014)
1. Biarkan persalinan berlangsung dan gunakan partograf untuk
memantau persalinan
2. Jika ibu terganggu karena uterus terlalu besar/cairan amnion
terlalu banyak, lakukan tindakan amniosentesis melalui dinding
perut:
- Lakukan palpasi untuk mengetahui lokasi fetus
- Bersihkan kulit dengan cairan antiseptic
- Dalam kondisi aseptik, masukan jarun spinal nomor 20
melalui abdomen dan dinding uterus dan tarik stilet keluar
- Aspirasi cairan dengan menggunakan suntikan besar. Cara
lain adalah dengan menggunakan alat infus yang ditempelkan
ke jarum tersebut dan biarkan cairan keluar secara perlahan
ke tempat penampungan
- Jika ibu tampak tidak menderita lagi akibat overdistensi,
masukan stilet dan jarum ditarik keluar.
3. Jika terdapat indikasi untuk pemecahan selaput ketuban, pecahkan
ketuban dengan pengait amnion atau klem kokher
4. Jika persalinan pecah spontan periksa apakah ada prolapsus tali
pusat. Jika ada dan persalinan tidak memungkinkan segera terjadi,
lakukan seksio sesarea.
2.1.9 Terapi Pada Polihidramnion
Menurut Mochtar (2012) terapi polihidramnion dibagi dama 3 fase:
1. Waktu Hamil (di BKIA)
a. Polihidramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup
diobservasi dan berikan terapi simtomatis.
b. Pada polihidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan,
harus dirawat di rumah sakit untuk istirahat sempurna. Berikan
diet rendah garam. Obat-obatan yang dipakai adalah sedativa
dan obat deurisis. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan
perut tegang, lakukan pungsi abdominal pada kanan bawah
umbilikus.
Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan
berkurang. Kalau cairan dikeluarkan secara dikhawatirkan
terjadi his dan solusio plasenta, apalagi bila anak belum viabel.
Komplikasi pungsi dapat berupa:
a. Timbul his
b. Trauma pada janin
c. Terkenanya organ-organ rongga perut oleh tusukan, dan
d. Infeksi serta syok.

Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya


jarum mengenai plasenta, maka pungsi harus dihentikan.

2. Waktu Partus
a. Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita
menunggu.
b. Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis, maka lakukan
pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan.
Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada
beberapa tempat lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan.
Boleh juga memakai troikar.
c. Bila sewaktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah,
maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan
deras, masukkanlah tinju ke dalam vagina sebagai tampon
beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud
semua ini adalah supaya tidak terjadi solusio plasenta, syok
karena tiba-tiba perut menjadi kosong, atau perdarahan
postpartum karena atonia uteri.
3. Postpartum
a. Harus berhati-hati akan terjadinya perdarahan postpartum, jadi
sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfusi darah
(donor) serta sediakan obat uterotonika.
b. Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan
perdarahan postpartum.
c. Kalau perdarahan banyak dan keadaan ibu setelah partus
lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika
yang cukup.

1.2 Teori Asuhan Kebidanan 5 Langkah Polihidramnion


1.2.1 PENGKAJIAN DATA
1. Data subjektif
a. Keluhan utama
Menurut Amriewibowo (2010) dalam kasus polihidramnion ini
keluhan utama yang mungkin ditemui adalah
a) Ibu merasa perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa.
b) Ibu merasa nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan
muntah
c) Ibu merasa oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut .
Pada proses akut Ibu merasa, sesak

b. Riwayat kesehatan
Menurut Chomaria (2012) pada Riwayat Kesehatan yang  harus
diperhatikan yaitu penyakit jantung dan diabetes melitus karena
polihidramnion sering berkaitan degan keduanya.
 Jantung
Berhubungan dengan sirkulasi darah, jika sirkulasi ibu
terganggu maka sirkulasi janin juga akan
terganggu.hipotesis mentakan bahwa janin merampas
sebagian besar sirkulasi ibu sehingga megamlami hipertropi
sehingga menigkatkan pengeluaran urin pada masa neonatus
dini yang mengisyaratkan bahwa hidramnion terjadi karena
peningkatan produksi urin.
 Diabetes Mellitus
Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama
trimester ketiga masih belum dapat diterangkan. Salah satu
penjelasannya adalah bahwa hiperglikemia janin
yangmenimbulkan diuresis osmotik. Bar Hava dan kawan
kawan (1994) membuktikan bahwa volume air ketuban
trimester ketiga pada 399 diabetes gestasional
mencerminkan status glikemik terakhir. Yasuhi dan kawan
kawan (1994) melaporkan peningkatan produksi urin janin
pada wanita diabetik yang puasa dibandingkan dengan
kontrol nondiabetik. Yang menarik, produks iurin janin
meningkat pada wanita nondiabetik setelah makan, tetapi hal
ini tidak dijumpai padawanita diabetes.

2. Data Objektif
Menurut Mochtar (2012) pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
kasus polihidramnion adalah
a. Pemeriksaan fisik
1. Abdomen, menilai bagaimana pembesaran perut (apakah
sesuai usia kehamilan atau tidak), dari kasus
polihidramniomn ini ditemukan pembesaran perut tidak
sesuai dengan umur kehamilan,kelihatan perut sangat
buncit dan tegang,kulit perut berkilat, retak-retak kulit
jelas,kadang-kadang umbilikus mendatar. Menilai apakah
ada bekas OP , besar TFU, serta menilai apakah ada
masalah pada abdomen ibu.  Dalam kasus polihidramnion
ini kemungkinan ibu mengeluh bahwa ada masalah pada
perutnya yaitu perutnya lebih berat dan lebih besar dari
biasanya, nyeri tekan karena tegangnya uterus serta
adanya oedema pada abdomen.
2. Ektremitasbawah/atas, menilai bagaimana bentuk tungkai,
apakah ada varises, oedema serta reflek patella. Dari kasus
hidramnion ini ditemukan ada oedema.
3. Genitalia eksterna, menilai bagaimana kebersihannya,
apakah ada varises pengeluaran, masalah serta
oedema. Pada kasus hidramnion ini ditemukan adanya
oedema pada vulva.
b. Palpasi
1. Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada
dinding perut, vulva dan tungkai
2. Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
3. Bagian janin sukar dikenal karena banyaknya cairan
4. Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka
balotement jelas sekali
5. Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka
dapat terjadi kesalahan kesalahan letak janin
c. Auskultasi
DJJ sukar didengar dan jika terdengar hanya sekali
d. Pemeriksaan Dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol
e. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium : HB, protein urin, reduksi.
 Rontgen foto abdomen
o Nampak bayangan terselubung kabut, karena
banyaknya cairan kadang bayangan  janin tidak jelas.
o Foto rongtgen pada hidramnion berguna untuk
disgnostik dan untuk menentukan etiologi seperti
anomali kongenital (anenchepalus, gemelli)
1.2.2 DIAGNOSA MASALAH
G..P..A..H.. uk....minggu,janin hidup/tidak,tunggal/kembar,intrauterin/
ekstrauterin, let-kep / let-su, pu-ka / pu-ki, keadaan jalan lahir normal/
tidak, KU ibu dan janin baik/tidak, dengan polihidramnion. (Sari,
2012).

1.2.3 PERENCANAAN
Diagnosa : G..P..A..H.. uk....minggu, janin hidup/tidak,tunggal/
kembar, intrauterin/ ekstrauterin, let-kep / let-su, pu-ka / pu-ki,
keadaan jalan lahir normal/ tidak, KU ibu dan janin baik/tidak, dengan
polihidramnion. (Sari, 2012).
1) Tujuan
Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan. Contoh tujuan
dalam kasus Polihidramnion adalah : Ibu sehat dan janin lahir
selamat. (Wildan & Hidayat, 2011)
2) Kriteria Hasil
Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai di dalam
tujuan tersebut. Kriteria Hasil dalam penanganan kasus
Polihidramniom:
1. Tidak ada komplikasi lain dari polihydramnion.
2. Prognosa baik pada janin.
3. Air Ketuban tidak bertambah banyak.
(Wildan & Hidayat, 2011)
3) Langkah – langkah Perencanaan
Perencanaan yang mungkin dilaukan antara lain:
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
Rasional : Agar diketahui perkembangan KU ibu dan janin
2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas /
pekerjaan yang berat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat dan cukup tidur 8 jam sehari
b. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah
tangga yang biasa dilakukan sebelum hamil.
Rasional : Agar keadaan umum ibu tidak lemah dan ibu
merasa nyaman.
c. Anjurkan ibu untuk tetap rileks dan tenang menghadapi
kehamilannya saat ini.  
Rasional: agar tidak terjadi fetal distres pada janin, karena
apabila ibu cemas dapat menyebabkan pengaruh yang buruk
pada janinnya.
d. Anjurkan ibu untuk istirahat baring dalam keadaan setengah
duduk atau miring ke kiri.
Rasional  : agar ibu merasa nyaman dan tidak merasa sesak
karenan dalam kedaan polihidramnion apabila ibu tidur
terlentang maka dapat menyebabkan sesak. (Sastrawinata S. ,
2009)
3. Anjurkan ibu untuk diet rendah garam. (Sastrawinata S. , 2009)
Rasional: polyhidramnion menyebabkan komplikasi hipertensi,
4. Observasi keadaan umum, pembesaran perut dan kenaikan berat
badan ibu. (Sastrawinata S. , 2009)
a. Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan
polihidramnion
b. Pantau keadaan ibu dan janin agar dapat dideteksi dini
adanya komplikasi
c. Anjurkan ibu untuk datang kembali dan memeriksakan
kehamilannya dalam 1 minggu mendatang atau bila ada
keluhan
Rasional : Uterus akan terus bertambah besar seiring
bertambahnya usia kehamilan. (Widjanarko,2009).
5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara
teratur.
Rasional : Pemeriksaan secara teratur dapat mendeteksi secara
dini terjadinya komplikasi dan resiko akibat polihidramnion.
(Mochtar, 2012)
6. Memberi penjelasan tentang keluhan sesak, nyeri, mual dan
muntah yang dialami ibu. (Sastrawinata S. , 2009)
Rasional : Polihidramnion menyebabkan gejala sesak, nyeri,
mual dan muntah.
7. Pantau perkembangan janin dengan USG. (Mochtar, 2012)
Rasionalisasi : USG dapat memperlihatkan jumlah air ketuban
didalam rahim.
8. Kolaborasi dengan dokter kandungan.

1.2.4 PELAKSANAAN
1. Biarkan persalinan berlangsung dan gunakan partograf untuk
memantau persalinan. (Saifuddin, 2014)
2. Melakukan ultrasonografi untuk mengkaji kenormalan janin dan
derajat hidramnion. (Sinclair, 2010)
3. Konsutasi dengan spesialis kebidanan. (Sinclair, 2010)
4. Hidramnion berat, dilakukan aminosentesis untuk meredakan
sementara. (Sinclair, 2010)
5. Selama persalinan, pengeluaran cairan secara lambat selama
amniotomi di indikasikan untuk mencegah prolaps tali pusat.
(Sinclair, 2010)
6. Jika ibu terganggu karena uterus terlalu besar/cairan amnion terlalu
banyak, lakukan tindakan amniosentesis melalui dinding perut:
a. Lakukan palpasi untuk mengetahui lokasi fetus
b. Bersihkan kulit dengan cairan antiseptic
c. Dalam kondisi aseptik, masukan jarun spinal nomor 20 melalui
abdomen dan dinding uterus dan tarik stilet keluar
d. Aspirasi cairan dengan menggunakan suntikan besar. Cara lain
adalah dengan menggunakan alat infus yang ditempelkan ke
jarum tersebut dan biarkan cairan keluar secara perlahan ke
tempat penampungan
(Saifuddin, 2014)
7. Jika terdapat indikasi untuk pemecahan selaput ketuban, pecahkan
ketuban dengan pengait amnion atau klem kocher. (Saifuddin,
2014)
8. Jika ketuban pecah spontan, periksa apakah ada prolapsus tali
pusat. Jika ada dan persalinan tidak mungkin segera terjadi,
lakukan seksio sesarea. (Saifuddin, 2014)
1.2.5 EVALUASI
Menurut Kemenkes RI (2011:7-8) tentang Standar Asuhan
Kebidanan, bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan , sesuai perubahan perkembangan dengan kondisi klien.
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia. Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP
BAB II

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 8 Oktober 2020


Tempat Pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Karangrejo
2.1 SUBYEKTIF (S)
2.1.1 Identitas

ISTRI SUAMI
Nama Ny. A Tn. A
Usia 28 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Suku Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Swasta Wiraswasta
Penghasilan Rp. 1000.000/bulan Rp. 1000.000
Status Marital Menikah Menikah
Usia Pertama Menikah 20 tahun 22 tahun
Lama/Berapa Kali 8 tahun/1 kali 8 tahun/1 kali
Alamat Temenggungan RT 4 RW 4

2.1.2 Keluhan utama


Ibu mengeluh sering sesak, nyeri pada ulu hati, nyeri pada perut dan perut
sering tegang.
2.1.3 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menurun seperti
Diabetes melitus, dan menahun seperti Jantung.
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu tidak menderita penyakit menular, menurun seperti Diabetes
melitus, dan menahun seperti Jantung.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga Ibu sehat tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun seperti Diabetes melitus, dan menahun seperti Jantung.
2.1.4 Riwayat Menstruasi
a. Haid
Ibu haid pertama usia 13 tahun, siklus teratur (28 hari), lama haid 6
hari, darah encer, tidak menggumpal, tidak nyeri haid.
HPHT 1-01-2020
HPL 8-10-2020
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil anak pertama, selama hamil tidak ada keluhan, hanya merasa
mual di awal kehamilan, ibu rutin periksa kehamilan di bidan,persalinan
normal, menangis kuat,ditolong bidan, laki-laki, BB 3200 gram, cukup
bulan, tidak ada kelainan, dilakukan menyusui setelah lahir, nifas
normal, tidak ada keluhan dengan luka jahitan sedikit, sekarang
berumur 9 tahun. Hamil anak kedua mengalami keguguran pada umur
kehamilan 12 minggu di curretage di RSUD Dr. Sayidiman pada tahun
2018.
c. Riwayat kehamilan sekarang
Kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga ibu, selama hamil ibu
mengalami mual dan muntah pada TM 1, ibu periksa ke bidan pada TM
I 3x, pada TM II 3x, TM III 3x dan ibu periksa di puskesmas 3X. USG
3x. Ibu sudah melakukan ANC Terpadu di puskesmas. Selama
kehamilan ibu mendapatkan suplemen penambah darah dan
multivitamin, serta nasihat tentang nutrisi, istirahat, aktivitas dan tanda-
tanda persalinan.
d. Riwayat kontrasepsi
Ibu sebelumnya memakai kontrasepsi suntik selama 4 tahun tidak ada
keluhan dan ibu berencana menggunakan KB suntik kembali setelah
melahirkan.

2.1.5 Pola Kebiasaan sehari - hari


a. Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi lauk, tempe, ikan, telur dan
sayur, minum 7-8 gelas/hari, dan minum susu setiap pagi dan sore.
b. Eliminasi
Ibu BAB : 1x/hari dan BAK : 6-8x/hari tanpa ada keluhan.
c. Istirahat dan tidur
Ibu tidur malam 7 jam/hari, ibu sering terbangun untuk
d. Personal Hygiene
Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, keramas 2x/seminggu,
gosok gigi 2x sehari, cebok dari depan ke belakang menggunakan
sabun setelah BAB.
e. Aktifitas / olah raga
Ibu menyapu dan jalan-jalan pagi, ibu mencuci menggunakan mesin
cuci, selama kehamilan trimester 3 ibu tidak masuk.
f. Seksualitas
Selama kehamilan ibu melakukan hubungan seksual sebulan sekali
2.1.6 Pola Ketergantungan
Ibu tidak merokok, tidak minum jamu, tidak minum kopi, tidak
mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep.
2.1.7 Psikososial dan Spiritual
Kehamilan ini sangat dinantikan dan direncanakan, keluarga sangat
mendukung, ibu sangat senang, ibu giat menjalankan ibadah sesuai agama
Islam.
2.1.8 Latar Belakang Sosial Budaya
Dalam keluarga tidak ada pantangan makanan tertentu, tidak ada
pantangan tidur siang.

2.2 Data Objektif


 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Keadaan Emosi : Stabil
Kesadaraan : Composmentis
TTV :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 82x/mnt
Suhu : 36,20C
RR : 18x/mnt
TB : 153 cm
BB sebelum hamil : 65 kg
Rekomendasi kenaikan BB : 7 – 11,5 kg
BB terakhir periksa : 84 kg (23 September 2020)
BB sekarang : 85 kg
Kenaikan selama hamil : 20 kg
 Pemeriksaan fisik
Abdomen :
 Perut terlihat lebih besar dari usia kehamilan
 Perut terlihat tegang, striae terlihat jelas dan umbilikus mendatar.
 Oedema pada dinding perut
 Perut terlihat mengkilap

Ekstremitas bawah : sedikit oedema


 Pemeriksaan khusus
TFU (Mc Donald) : 40 cm
TBJ (Johnson Thosack) : (40-12) x 155 = 4340 g
 Leopold I : TFU 1 jari bawah px, pada fundus sulit teraba bokong
atau
kepala
 Leopold II : Sulit teraba letak punggung
 Leopold III : Sulit teraba bokong atau kepala
Auskultasi :
 DJJ : 147x/menit, teratur, intensitas lemah.
 PM : 1 tempat pada kuadran kiri bawah pusat
 Pemeriksaan penunjang:
Hasil USG tanggal 6 September 2020:
 Usia kehamilan 40 minggu
 Janin hidup ---› DJJ 148x/menit, tunggal, intra uterin, presentasi kepala,
punggung berada disebelah kiri
 Jenis kelamin perempuan
 TBJ 4100 gr
 letak placenta di fundus
 Indeks Cairan Amnion (ICA) : 3000 cc
Hasil Laboratorium tanggal 23 September 2020
Protein urin : + (Positif satu)

2.3 Assasment
G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu ,janin hidup, tunggal, intrauterin, let-kep,
pu-ki, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik, dengan
polihidramnion

2.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 130/70 mmhg, Pembesaran
rahim ibu tidak sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan
jumlah cairan ketuban ibu berlebih sesuai dengan hasil USG ibu pada
tanggal 6 September 2020 yaitu sebanyak 3000 cc , Ibu mengerti.
2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi garam, Ibu akan mengikuti
saran bidan untuk mengurangi konsumsi garam
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, Ibu akan mengikuti saran bidan
untuk banyak istirahat.
4. Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk
melakukan persalinan di rumah sakit, Ibu telah mendapat surat rujukan ke
rumah sakit untuk bersalin di rumah sakit.

Debby Rahmawati
DAFTAR PUSTAKA

Amriewibowo. 2010 . Bersumber dari,


https://www.scribd.com/document/368040973/LP-Postpartum-Dengan-
Polihidramnion (Diakses tanggal 9 Maret 2019)
Chomaria, N. (2012). Five in One: The Series of Pregnancy, Olahraga Bagi Ibu
Hamil dan. Jakarta: Gramedia.
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri : Obstetri, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.
Saifuddin, A. B. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sari, R.N. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sastrawinata, S. (2009). Obstetri Patologi. Jakarta: UNPAD.


Sinclair, C. (2010). Buku Saku Kebidanan . Jakarta: EGC.
Widjanarko, B. September 2009. Persalinan Preterm. Availablee online :
http://reproduksiumj.blogspot.com. 12 Januari 2010
Wildan, M. dan Hidayat, A.A.A. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai