PERSALINAN PATOLOGIS
Disusun Oleh :
RASMIATIN
NIM : 15901.04.22029
ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN PATOLOGIS
Disusun Oleh :
RASMIATIN
NIM : 15901.04.22029
Bd. Mega Silvian Natalia, SST., M.Kes Bd. Mariah Ulfa, S.Tr., Keb
TINJAUAN PUSTAKA.....................
A. Konsep Dasar Kebidanan Persalinan
Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir sedangkan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Sukarni, 2013)
B. Konsep Dasar Kebidanan Ketuban Pecah Dini (KPD)
1. Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban (amnion dan
korion) tanpa diikuti persalinan pada kehamilan aterm atau pecahnya
ketuban pada kehamilan preterm. Berdasarkan usia kehamilan, apabila
keadaan tersebut terjadi pada usia kehamilan ≥ 37 minggu disebut
premature rupture of membrane (PROM), sedangkan jika usia kehamilan
< 37 minggu disebut dengan preterm premature rupture of membrane
(PPROM) (Kemenkes,2014).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah
dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum muncul tanda-tanda
persalinan atau waktunya melahirkan, pada pembukaan<4 cm atau fase
laten.
2. Etiologi
Penyebab dari KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan
secara pasti.Beberapa laporan menyebabkan faktor-faktor yang
berhubungan erat dengan KPD (Fadlun, 2013). Adapun beberapa
penyebab dari kejadian KPD antara lain :
a. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa
menyebabkan terjadi nya KPD.
b. Inkompetensi Serviks
Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang selalu terbuka
oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curettage).
c. Kelainan letak
Misalnya sungsang sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan
terhadap membrane bagian bawah.
d. Overdistensi uterus
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gameli.
e. Trauma
Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan
dalam, maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena
biasanya disertai infeksi.
f. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi diantaranya riwayat KPD sebelumnya,
polihidramnion (cairan ketuban berlebihan), kehamilan kembar,
peningkatan paritas.
Sedangkan faktor lain penyebab ketuban pecah dini menurut Nugroho
(2012) yaitu :
a. Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak
sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan
jaringan kulit ketuban.
b. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu
c. Faktor multi gravida, merokok dan perdarahan antepartum.
3. Tanda dan Gejala
a. Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa
(lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah
terinfeksi bau.
b. Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air
ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah,
atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior.
c. USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion
d. Terdapat infeksi genital (sistemik)
e. Gejala Chorioamnionitis
4. Patofisiologi
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan
kontraksi uterus dan peregangan berulang. Pada kondisi yang normal
kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibrolast, jaringan
retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi jaringan kolagen
dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan
prostaglandin, prostaglandin berfungsi untuk membantu oksitosin dan
estrogen dalam merangsang aktivitas otot polos, hormon ini dihasilkan
oleh uterus dan produksi hormon ini meningkat pada akhir kehamilan
saja, akan tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan,
sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion,
menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga
terjadi ketuban pecah dini.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester
ketiga selaput ketuban akan muda pecah. Melemahnya kekuatan selaput
ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi Rahim,
dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia
pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm
merupakan hal yang fisiologis. KPD pada kehamilan prematur disebabkan
oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari
vagina. Ketuban Pecah Dini prematur sering terjadi pada polihidromnion,
inkompeten serviks, solusio plasenta (Prawirohardjo,2014).
5. Diagnosis KPD
Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban
di vagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit
bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan.
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (Nitrazin
test) merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan
pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi
adalah bila suhu ibu lebih dari 38°C serta air ketuban keruh dan berbau.
Leukosit darah>15.000/mmᵌ. Janin yang mengalami takikardia, mungkin
mengalami infeksi intrauterine. Tentukan tanda-tanda persalinan dan
skoring pelvik. Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam
dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan).
6. Penatalaksanaan
Pastikan diagnosis terlebih dahulu kemudian tentukan umur
kehamilan, evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
serta dalam keadaan inpartu terdapat gawat janin. Penanganan ketuban
pecah dini dilakukan secara konservatif dan aktif, pada penanganan
konservatif yaitu rawat di rumah sakit (Manuaba, 2018).
Masalah berat pada ketuban pecah dini adalah kehamilan dibawah
26 minggu karena mempertahankannya memerlukan waktu lama. Apabila
sudah mencapai berat 2000 gram dapat dipertimbangkan untuk diinduksi.
Apabila terjadi kegagalan dalam induksi makan akan disetai infeksi yang
diikuti histerektomi. Pemberian kortikosteroid dengan pertimbangan akan
menambah reseptor pematangan paru, menambah pematangan paru janin.
Pemberian batametason 12 mg dengan interval 24 jam, 12 mg tambahan,
maksimum dosis 24 mg, dan masa kerjanya 2-3 hari, pemberian
betakortison dapat diulang apabila setelah satu minggu janin belum lahir.
Pemberian tokolitik untuk mengurangi kontraksi uterus dapat diberikan
apabila sudah dapat dipastikan tidak terjadi infeksi korioamninitis.
Meghindari sepsis dengan pemberian antibiotik profilaksis (Manuaba,
2018).
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada ibu hamil aterm atau
preterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.
Apabila janin hidup serta terdapat prolaps tali pusat, pasien dirujuk
dengan posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan
posisi sujud. Dorong kepala janin keatas degan 2 jari agar tali pusat tidak
tertekan kepala janin. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat yang
dilapisi plastik. Apabila terdapat demam atau dikhawatirkan terjadinya
infeksi saat rujukan atau ketuban pecah lebih dari 6 jam, makan berikan
antibiotik penisilin prokain 1,2 juta UI intramuskular dan ampisislin 1 g
peroral.
Pada kehamilan kurang 32 minggu dilakukan tindakan konservatif,
yaitu tidah baring, diberikan sedatif berupa fenobarbital 3 x 30 mg.
Berikan antibiotik selama 5 hari dan glukokortikosteroid, seperti
deksametason 3 x 5 mg selama 2 hari. Berikan pula tokolisis, apanila
terjadi infeksi maka akhiri kehamilan. Pada kehamilan 33-35 miggu,
lakukan terapi konservatif selama 24 jam kemudian induksi persalinan.
Pada kehamilan lebih dari 36 minggu dan ada his maka pimpin meneran
dan apabila tidak ada his maka lakukan induksi persalinan. Apabila
ketuban pecah kurang dari 6 jam dan pembukaan kurang dari 5 cm atau
ketuban pecah lebih dari 5 jam pembukaan kurang dari 5 cm (Sukarni,
2013).
Sedangkan untuk penanganan aktif yaitu untuk kehamilan > 37
minggu induksi dengan oksitosin, apabila gagal lakukan seksio sesarea.
Dapat diberikan misoprostol 25µg – 50µg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali (Khafidoh, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG.et al. 2018. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG.
BIODATA
KALA I
Jam : 05.00
a. Data subjektif
1) Keluhan Utama :
Ibu mengatakan keluar cairan jernih dan berbau amis dari jalan lahir
1 Tidak ada 9 bul Spontan Bidan Tidak a P 3000 6 Tahun 1 tahu Tid
an da n d
b) Eliminasi : Ibu biasa bab tiap hari 1 kali, bab terakhir sore jam
d) Nutrisi: Ibu biasa makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayura
1) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,5°C
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 80 x/menit
2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
(1) Mata: Mata tidak cowong, sklera putih tidak ada perdarah
nemis
as.
(7) Genetalia dan anus : tampak keluar darah dan lendir, vul
b) Palpasi
(1) Abdomen :
TFU Mcdonald : 30 cm
a) Pemeriksaan Dalam
depan.
c. Assasment/Diagnosa Masalah
masuk PAP ( U ), Inpartu Kala 1 Fase Aktif, K/U Ibu dan janin baik
d. Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
05.30 Memberikan informasi kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
baik, namun oleh karena ketuban sudah keluar selama 6 jam
ibu akan diobservasi sampai pukul 13.00 WIB. Bila tidak ada
kemajuan proses persalinan, ibu harus segera dibawa ke RSUD
untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.
Ibu mengerti mengenai keadaanya saat ini dan bersedia
diobservasi sampai pukul 13.00 wib. Serta ibu bersedia dirujuk
ke RSUD.
06.00 Menjelaskan tentang keadaan yang dialami ibu yaitu ibu
mengalami ketuban pecah dini : penyebabnya karena serviks
inkompeten.
Ibu mengerti mengenai keadaanya saat ini jika ibu mengalami
ketuban pecah dini
06.30 Menganjurkan ibu atau keluarga untuk memberi makanan yang
lunak atau minuman yang manis-manis seperti air teh, sehingga
dapat menambah tenaga ibu.
Ibu bersedia untuk makan makanan yang lunak atau minum
minuman yang manis.
07.00 Menganjurkan ibu untuk istirahat selama dilakukan observasi.
Ibu bersedia istirahat saat tidak terjadi kontraksi
08.00 Memberikan support mental bagi ibu agar tidak cemas yang
berlebihan.
Ibu mengerti
08.30 Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk merujuk yaitu
BAKSOKU dan alat resusitasi bayi untuk persiapan jika
sewaktu-waktu ibu harus segera dirujuk.
Bidan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk
merujuk
KALA II
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Tekanan pada anus dan vulva tampak membuka, Perineum dan ketuban
d. Penatalaksanaan
ingin meneran, tekanan pada anus, dan terlihat kondisi vulva yang
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
pemeriksaan dalam.
keinginannya.
mendokumentasikan temuan-temuan.
meneran.
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
kuat untukmeneran:
untuk meneran
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera.
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
15) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
bayi.
16) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong
ibu.
18) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
kelahiran
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
25) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut
ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
memungkinkan).
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi.
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
30) Setelah 2 menit bayi lahir, jepit tali pusat menggunakan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai
dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala.
KALA III
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2) Kesadaran : Composmentis
4) Kontraksi : Baik
tiba.
d. Penatalaksanaan
2) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di
KALA IV
Tanggal : 08-01-2023 Pukul : 11.00 WIB
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
c. Assasment/Diagnosa Masalah
d. Penatalaksanaan
perdarahan.
7) Memebersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan air
10) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
14) Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu untuk memberikan ASI,
ibu.
15) Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik pada
bayi.
16) 1 jam pertama beri salep mata/tetes mata pada bayi, injeksi Vit. K
lateral.
18) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,