Disusun Oleh:
Fadilah Nurul H
P17312215130
Oleh:
Fadilah Nurul H
NIM: P17312215130
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Berkat Rahmat-Nya Kami Dapat
Menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas “Pada Keluarga Tn. A Dengan
Salah Satu Anggota Ibu Yang Tidak Menjadi Akseptor Kb Di Lingkungan Krajan Gang
Fanili Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Kota Jember.” Laporan Asuhan
Kebidanan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Kebidanan Stase VIII
Asuhan Kebidanan komunitas dan Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks
Kebidanan.
Dalam hal ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Malang.
2. Herawati Mansur, SST.,M.Pd.,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Ika Yudianti, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
4. Sugijati, S.ST, M.Keb selaku pembimbing akademik.
5. Gumiarti S.ST M. PH selaku pembimbing klinik.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan komprehensif
dalam konteks keluarga ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga laporan asuhan
kebidanan komunitas ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.
Jember,
April 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh
karena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan
masyarakat untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaanya, pelayanan kesehatan
diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang
utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang
akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut
merupakan upaya essensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat/ komunitas, dan
secara universal upaya tersebut mudah dijangkau (Safrudin, 2009).
Kebidanan Komunitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional
yang bertujuan pada komunitas dengan penekanan kelompok resiko tinggi, dalam
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dengan melibatkan komunitas sebagai mitra perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kesehatan. (Rujanti, 2010)
Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan
nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang
sejahtera. Sesuai dengan Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, disebutkan
bahwa Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga serta peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU 10/1992). Terkait
dengan pelayanankesehatan reproduksi, masih sering kita menemukan kasus
kematian ibu karena pertolongan persalinan yang kurang memadai, tingginya
angka kematian bayi pada masyarakat berpenghasilan rendah, pentingnya
peranan dukun bayi dalam perawatan kehamilan dan persalinan, kematian
perempuan karena aborsi tidak aman, efek kontrasepsi pada wanita yang tidak
dapat diatasi oleh pelayanan KB, paksaan untuk menggunakan kontrasepsi,
infeksi saluran reproduksi yang terlambat diketahui (Irianto, 2015).
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak
hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena
metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan
kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau
biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, wanita harus
menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping
potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak
diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma
budaya mengenai kemampuan mempunyai anak (Irianto,2015).
Salah satu kunci kesuksesan program keluarga berencana nasional adalah
adanya keterlibatan semua pihak, baik dari institusi pemerintah, swasta, masyarakat
dan dalam lingkup yang lebih kecil adalah keterlibatan seluruh anggota keluarga itu
sendiri. Pelayanan keluarga berencana ditujukan kepada pasangan usia subur, yang
berarti harus melibatkan kedua belah pihak yakni istri maupun suami. Namun
kenyataannya saat ini hanya perempuan saja yang dituntut untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Hal ini dapat dilihat dari data akseptor KB di Indonesia yang
menunjukkan bahwa lebih banyak wanita daripada pria (Siswosudarmo, dkk, 2007).
Banyak faktor yang berhubungan dengan dukungan suami terhadap
kepesertaan istri dalam program keluarga berencana, faktor tersebut adalah: faktor
predisposisi (predisposing factors) terdiri dari pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai
anak dan keinginan memilikinya, umur, tingkat pendidikan, jumlah anak, pekerjaan,
pendapatan, serta sosial budaya terhadap KB, kemudian yang kedua adalah faktor
pemungkin (enabling factors) terdiri dari program pembangunan, ketersediaan KB,
akses pelayanan KB, dan yang ketiga adalah faktor pendorong (reinforcing factors)
terdiri dari peran tokoh masyarakat, serta peran petugas kesehatan (BKKBN, 2008).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan keluarga pada keluarga Tn.A khususnya pada Ny.H yang tidak mau
menggunakan kontrasepsi di Lingkungan Krajan Gang Fanili Kelurahan Bintoro
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
1.2 Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan keluarga diberikan pada keluarga Tn. A dengan salah satu ibu
tidak menggunakan kontrasepsi yaitu Ny.H di RT 02 RW 15 Lingkungan Krajan
Gang Fanili Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, asuhan
diberikan pada periode praktik klinik komunitas pada tanggal 21 Maret 2022 sampai
dengan 16 April 2022
.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga dengan menggunakan
manajemen asuhan kebidanan
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus dalam keluarga
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada keluarga
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada keluarga
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada keluarga
e. Dapat mengevaluasi diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Data wilayah dan Kepala Keluarga
Kecamatan : Diisi kecamatan Nama Kepala : Diisi nama kepala keluarga
tempat pengkajian Keluarga
Kelurahan/ : Diisi kelurahan/desa Jenis Kelamin : Diisi jenis kelamin
Desa tempat pengkajian responden
RT : Diisi RT tempat Umur : Diisi usia responden
pengkajian
RW/ Dusun : Diisi RW atau dusun Pendidikan : Diisi pendidikan
tempat pengkajian responden
Alamat : Diisi alamat lengkap Agama : Diisi agama yang diyakini
responden
pengkajian Pekerjaan : Diisi pekerjaan sehari-hari
responden
Penghasilan : Diisi penghasilan per
bulan responden
Keadaan : Diisi keadaan kesehatan
Kesehatan saat ini (sehat/kurang
sehat)
2. Data Anggota Keluarga : Diisi anggota keluarga inti ( ayah, ibu, anak )
No Nama Hub. L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/
dg KK bangsa
3. Tipe keluarga: Keluarga besar (Extended Family) / Keluarga Inti ( Intended Family)
4. Sifat Keluarga:
a. Pengambil keputusan : Dijabarkan pengamblan keputusan diambil oleh kepala keluarga, musyawarah,
atau mungkin istri saat kepala keluarga tidak berada di rumah
b. Kebiasaan hidup sehari-hari:
- Kebiasaan istirahat/tidur keluarga : Dijabarkan pola istirahat siang dan malam yang biasa dilakukan
oleh keluarga
- Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari (cara makan, alat yang dipakai dsb): Pola
makan dan minum yang dilakukan anggota keluarga, cara makan, alat yang dipakai, jenis
makanan yang dikonsumsi
- Kebiasaan dalam personal higiene : Kebiasaan hidup bersih, misalnya kebiasaan mandi
berapa kali sehari, ganti pakaian dalam berapa kali sehari, perilaku mencuci tangan
kapan dilakukan
- Sarana hiburan keluarga : Sarana hiburan keluarga misalnya televisi, CD, tape
- Pengunaan waktu luang keluarga : jenis kegatan yang dilaukan dalam penggunaan
waktu luang keluarga seperti menonton TV, mengobrol, dll
5. Faktor Lingkungan
a. Rumah (permanen/semi permanen, ukuran,ventilasi,jendela, lantai, atap, air minum/air
bersih jml penghuni) : Dijabarkan jenis rumah permanen/semi permanen, dinding
terbuat dari kayu/ tembok, ventilasi cukup atau tidak, lantai porselen atau mester, atap
dari genteng atau asbes, air minum beli atau memasak sendiri, kebersihan rumah.
b. Pembuangan sampah : Cara membuang sampah dengan dibakar/ditimbun/dibuang ke
TPA
c. Jamban dan kamar mandi : Diisi jenis jamban dan jumlah kamar mandi di rumah
d. Pekarangan dan selokan : diisi ada/tidak, jika punya ditulis kondisi pekarangan dan
selokan
e. Kandang ternak : diisi ada/tidak, jika punya ditulis kondisi kandang ternak
f. Denah rumah dan lingkungan : digambarkan dengan singkat denah rumah
g. Sarana komunikasi dan transportasi : diisi sarana komunikasi keluarga misalnya
handphone, telepon rumah dan sarana transportasi keluarga seperti sepeda, motor,
mobil
h. Fasilitas pelayanan kesehatan : fasilitas kesehatan yang dituju apabila punya masalah
kesehatan
B. DATA KESEHATAN
1. Keluarga memiliki jaminan kesehatan: diisi ada atau tidak, jika ada, tulis jenis jaminan
kesehatan yang dimiliki
2. Riwayat Kesehatan Keluarga: riwayat keluarga yang pernah dirawat di fasilitas kesehatan
NO Anggota Keluarga Usia Jenis Penyakit Lama Sakit Tempat
Pengobatan
l. Ibu hamil TM III dengan berat badan kurang dari 45 kg: diisi ya / tidak sesuai kondisi
ibu saat ini □ Ya □ Tidak
m. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya: dicentang pernahn periksa kehamilan atau
tidak, berapa kali, dimana □ Ya □ Tidak, Alasan : □Tidak ada biaya
□ Tidak sempat □Tidak tahu
n. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dilakukan pada usia kehamilan : ditulis usia
kehamilan saat periksa kehamilan
o. Ibu hamil mengkonsumsi Fe: ditulis apakah ibu mengonsumsi Fe, pada usia
kehamilan berapa □ TM 1 (0-3 bulan) □ TM2 (4-6 bulan) □ TM3(7-9 bulan)
p. Ibu hamil mengkonsumsi iodium ; dicentang apakah ibu mengonsumsi iodium atau
tidak □ Ya □ Tidak
q. Apakah ibu mendapatkan imunisasi TT: dicentang apakah ibu pernah suntik TT,
berapa kali □ Ya □ Tidak
r. Adakah keluhan yang dirasakan ibu hamil saat ini : dipilih adakah keluhan yang
dirasakan ibu hamil saat ini, jika tidak ada yang dikeluhkan, tulis tidak ada keluhan
□ lemah, letih, lesu □ Pusing □ Mual dan muntah kadang □ Bengkak
d. Apakah ASI diberikan secara eksklusif : dicentang apakah ibu memberikan ASI
eksklusif atau tidak □ Ya □ Tidak
e. Bila tidak menyusui alasan : alasan ibu tidak menyusui bayinya
f. Kunjungan ibu nifas: dicentang sudah kunjungan nifas berapa kali, kapan
□ 6 jam □ 1-3 hari □ 6 hari □ 6 minggu
f. Imunisasi yang sudah diberikan: ditulis jenis imunisasi yang pernah didapat anak,
seperti hepatitis B, BCG Polio, Campak, DPT
g. Bila imunisasi tidak diberikan, alasan : alasan tidak diberikan imunisasi
h. Apakah anak memiliki buku KIA: diisi apakah anak memiliki buku KIA
□ Ya □ Tidak
i. Apakah anak memiliki KMS: diisi apakah anak memiliki KMS □ Ya □ Tidak
j. Pemantauan berat badan anak berdasarkan KMS saat ini: diisi hasil KMS pada buku
KIA
□ Di daerah garis hijau □ Di atas garis hijau sampai kuning
□ Di bawah garis titik □ Di bawah garis merah
j. Penanganan balita gizi kurang: Diisi jika ada anggota keluarga balita yang mengalami
kekurangan gizi
I II III
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Data wilayah dan Kepala Keluarga
Kecamatan : Patrang Nama KK : Salim
Kelurahan/Desa : Bintoro Jenis Kelamin : Laki-laki
RT : 2 Umur : 43 tahun
RW/ Dusun : 15 Pendidikan : Belum tamat SD
Alamat : Jl. Srikoyo Agama : Islam
Lingkungan Krajan Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : > Rp2.500.000
Keadaan Kesehatan : Sehat
3. Tipe keluarga: Keluarga Inti (Intended Family). Anggota keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Jumlah anak hidup 1
4. Sifat Keluarga:
a. Pengambil keputusan : Pengambil keputusan pada keluarga Tn. A yaitu Tn. A sebagai kepala
keluarga, dengan musyawarah antara Ny. H dan Tn. A untuk memecahkan masalah dan mencari
solusi.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari:
- Kebiasaan istirahat/tidur keluarga :
Pada keluarga Tn. A, Tn. A bekerja pukul 06.00 – 15.00 WIB, Ny. D mengurus rumah dan
anaknya dan memulai kegiatan istirahat yaitu tidur malam pukul 21.00.
- Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari (cara makan, alat yang dipakai dsb)
Makan 3 x sehari (contoh menu nasi, sayur sop, tempe, ikan, daging) menggunakan piring
porselen dan sendok, kadang-kadang pakai tangan.
- Kebiasaan dalam personal higiene :
Keluarga Tn. A mandi minimal 2x/hari dan mengganti pakaian dalam setelah mandi,
sikat gigi minimal 2x sehari saat mandi. Ny. H rajin membersihkan rumah.
- Sarana hiburan keluarga : Sarana hiburan keluarga adalah televisi
- Pengunaan waktu luang keluarga : Penggunaan waktu luang keluarga adalah menonton
TV, mengobrol dengan anggota keluarga.
- Kegiatan keluarga sehari harinya :
Ibu : memasak, membersihkan rumah, dan mengurus anak
Bapak : bekerja
Anak : sekolah
5. Faktor Lingkungan
a. Rumah (permanen/semi permanen, ukuran,ventilasi,jendela, lantai, atap, air minum/air
bersih jml penghuni)
Rumah permanen, milik sendiri, tembok terbuat dari bata, lantai semen, sanitasi baik,
ventilasi cukup, keadaaan rumah bersih, rumah cukup luas, air minum selalu tersedia
menggunakan rebusan air sendiri oleh Ny. H.
b. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah dibuang di tempat sampah
c. Jamban dan kamar mandi
Jamban dan kamar mandi WC jongkok, terdapat 1 kamar mandi
d. Pekarangan dan selokan : tidak punya pekarangan, selokan di belakang tertutup tanah
e. Kandang ternak : ada dengan ternak sapi, letak kandang diluar rumah
f. Denah rumah dan lingkungan
Tempat Jemuran
K. Mandi Kamar
R. TV
Dapur Kamar
R. Tamu Kamar
g. Sarana komunikasi dan transportasi : sarana komunikasi keluarga handphone dan sarana
transportasi keluarga sepeda motor (2)
h. Fasilitas pelayanan kesehatan : ke bidan, Puskesmas Banjar Sengon, Dokter umum
B. DATA KESEHATAN
1. Keluarga memiliki jaminan kesehatan: tidak punya BPJS
2. Riwayat Kesehatan Keluarga:
N Anggota Keluarga Usia Masalah Lama Alasan
O
Tidak Ada
4. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
a. Jumlah pasangan usia subur dalam keluarga : 1
b. Jumlah wanita usia subur dalam keluarga : 1
c. PUS/WUS menggunakan alat kontrasepsi: □ Ya □ Tidak
d. Alasan tidak menggunakan alat kontrasepsia : Ibu sudah tidak menstruasi
5. Data Ibu Hamil
a. Saat ini ada ibu hamil dalam keluarga: □ Ya □ Tidak
6. Data Ibu Nifas dan Menyusui
a. Apakah ada buteki dalam keluarga: □ Ya □ Tidak
7. Data Bayi
a. Jumlah kelahiran hidup dalam keluarga (tidak ada )
8. Data Anak Balita
a. Jumlah anggota keluarga yang berusia balita: tidak ada
9. Data Anak Usia Sekolah dan Remaja : 1 anak laki-laki
10. Data Anggota Keluarga Usia Lanjut (Tidak ada)
C. ANALISA DATA
1. IDENTIFIKASI DATA
DS :
Ibu mengatakan sudah tidak menggunakan KB selama 8 tahun karena sudah tidak
mengalami menstruasi. Awalnya ibu berhenti KB karena ingin hamil akan tetapi
mengingat sekarang usia ibu sudah mencapai 40 tahun ibu tidak ingin hamil lagi akan
tetapi ibu tidak mau berKB, ibu merasa tidak akan bisa hamil lagi meskipun tidak berKB
karena dirinya tidak pernah menstruasi.
DO : Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. MASALAH KESEHATAN/KEBIDANAN
- Ny.H usia 40 tahun tidak mau berKB (Unmet Need )
3. DIAGNOSA
Dx : Ny.H usia 40 tahun dengan Wanita Usia Subur (WUS) tidak berKB
5.1. Kesimpulan
Permasalahan permasalahan yang ada dalam keluarga ini adalah salah
satu ibu (WUS) tidak berKB dan tidan ingin hamil (unmet need ). Pada kasus
Ny.H dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama yaitu pengkajian
data dimana pada kunjungan pertama ditemukan masalah pada keluarga TnS yaitu
ada salah satu ibu (WUS) yang tidak berKB. Setelah itu dilakukan kunjungan
yang kedua untuk implementasi yang pertama yaitu berupa pemberian KIE
mengenai masalah ibu. Kemudian pada kunjungan ketiga yaitu memberikan KIE
kembali serta mengevaluasi pemberian KIE dikunjungan sebelumnya. Pada
kunjungan terakhir adalah evaluasi dari semua proses binaan pada keluarga Tn.S
dan didapatkan hasil bahwa Ny.H kembali menggunakan kontrasepsi pil
kombinasi. Ibu telah menghadiri kegiatan implmentasi komunitas dalam upaya
peningkatan pengetahuan mengenai pemberdayaan perempuan dalam bidang KIA,
diharapkan berat badan anak dapat bertambah hingga berada pada garis hijau dan
normal sesuai usianya dan ibu memiliki kesadaran kemauan dan kemampuan
untuk menerapkan dan meningkatkan kesehatan dalam lingkup keluarga secara
mandiri.
5.2. Saran
5.1.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu di perkuliahan dan
meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dalam
konteks keluarga.
5.1.2 Bagi Lahan Praktik
Hendaknya mempertahankan kualitas pelayanan pada masyarakat
khususnya dalam memberikan asuhan keluarga sehat sehingga diharapkan
tidak ada lagi permasalahan kesehatan dalam keluarga.
5.1.3 Bagi Institusi
Hendaknya selalu memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik
dalam melaksanakan praktik di lapangan terutama dalam hal penggunaan
kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA
Assefa Hailemariam, F. H. (2016). Factor Affecting Unmet Need For Family Planning
In Southern Nations, Nationalities and Peoples Region, Ethiopia, Vol 21 No, 77–
89.
Bradley, S. E. K., Croft, T. N., Fishel, J. D., & Westoff, C. F. (2012). Revising Unmet
Need For Family Planning. Calverton, Maryland, USA: ICF Internasional.
Bureau, P. R. (2016). 2016 World Population Data Sheet with A Special Focus On
Human Needs and Sustainable Resources. WashingtonDC. Bureau, P. R. (2017).
2017 World Population Data Sheet With A Special Focus On Youth.
DALDUKKB. (2018). Program KB dan Kesehatan Reproduksi PUS Bukan Peserta KB.
Semarang.
Fadhila, N. H., Widoyo, R., & Elytha, F. (2016). Unmed need keluarga berencana pada
pasangan usia subur di kecamatan padang barat tahun 2015, 10, No. 2, 151–156.
Kandel, N. (2012). No Title. Unmet Need For Contraception and Its Associated Factors
Among Married Women of Reproductive Age In Simichaer VDC of Gulmi
District. Health Prospect, 11:1.