Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pada Nn. M Usia 15 Tahun Dengan Keputihan dan PHBS


Di Jl. Belimbing No. 60 Jember

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

DOSEN PEMBIMBING
Syiska Atik Maryanti, S.SiT.,M.Keb

Oleh :

Yunifa Anwar

NIM. P17312215119

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2021/2022
SATUANACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sehat pada Remaja

Sub Pokok Bahasan : 1. Pola Hidup Bersih


2. Keputihan
Sasaran : Remaja

Hari / Tanggal : Jum’at / 15 Oktober 2021

Waktu : 15 Menit

Tempat : Kediaman pasien secara luring

A. Latar Belakang
Keputihan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita.
Remaja juga merupakan kelompok masyarakat yang paling sering memiliki
masalah mulai dari masalah sosial, perilaku hingga kesehatan reproduksi
(BKKBN, 2006) menurut (Ilmiawati & Kuntoro, 2017). Menurut (Herdalena,
2003) dalam (Ilmiawati & Kuntoro, 2017) Keputihan adalah salah satu
masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya yang sering dikeluhkan oleh
wanita. Masalah keputihan yang terjadi pada remaja perlu mendapatkan
perhatian khusus. Jika keputihan pada saat remaja dibiarkan maka akan
menimbulkan penyakit yang serius. Keputihan adalah sesuatu hal yang wajar.
Keputihan merupakan terjadi menjelang saat menstruasi. Keputihan masih
dalam batas normal selama berwarna bening atau jernih, selama tidak berbau,
tidak terasa gatal dan dalam jumlah yang tidak berlebihan. Bila cairan berubah
menjadi warna kekuningan, berbau dan disertai gatal maka telah menjadi
keputihan yang tidak normal (Oriza & Yulianty, 2018). Penyebab utama
keputihan patologis ialah infeksi (jamur, kuman, parasit dan virus). Keputihan
patologis dapat juga disebabkan karena kurangnya perawatan remaja putri
terhadap alat genetalia seperti mencuci vagina dengan air yang tergenang di
ember, menggunakan pembilas secara berlebihan, memakai celana dengan
bahan yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, dan tak
sering mengganti pembalut saat menstruasi (Aulia, 2012) dalam (Ilmiawati &
Kuntoro, 2017).
Sehingga upaya yang dilakukan remaja adalah menerapkan pola hidup
bersih dan sehat (PHBS). Menjaga kesehatan organ reproduksi berawal dari
menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan vagina yang bertujuan agar
vagina tetap bersih, normal, sehat dan terhindar dari kemungkinan muncul
adanya penyakit termasuk keputihan. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk
perawatan pribadi terhadap vagina adalah: membersihkan vagina dengan cara
membasuh bagian antara bibir vagina secara hati – hati dan perlahan, cara
membasuh vagina yang benar dari arah depan ke belakang, hindari
penggunaan pengharum dan sabun antiseptic secara terus menerus, karena
dapat merusak keseimbangan fl ora normal dalam vagina, gantilah celana
dalam 2 sampai 3 kali sehari dan menggunakan celana dalam yang bersih serta
terbuat dari bahan katun. Mencuci tangan sebelum menyentuh vagina, jangan
menggunakan handuk milik orang lain yang digunakan untuk mengeringkan
vagina, cukurlah rambut vagina setidaknya 7 hari sekali dan maksimal 40 hari
sekali untuk mengurangi kelembapan di dalam vagina, pada saat haid gunakan
pembalut yang nyaman, dan berbahan lembut, apabila menggunakan closet
umum siramlah terlebih dahulu tempat dudukan closet dan keringkan
menggunakan tisu toilet (Wulandari, 2011) dalam (Ilmiawati & Kuntoro,
2017).
PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut
menjadi penting untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah
serta mengantisipasi atau menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang
mungkin muncul. Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikan PHBS
diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam implementasinya, kebermanfaatan
PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti sekolah, tempat kerja,
rumah tangga, dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Mengetahui Pola Hidup Bersih pada Remaja?

C. Prioritas Masalah
Remaja yang kurang pengetahuan tentang pola hidup bersih terutama personal
hygiene.

D. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Untuk mengetahui tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Remaja.

E. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


1. Mengetahui Pola Hidup Bersih pada Remaja.

F. Materi Pendidikan Kesehatan


Terlampir

G. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

H. Media
Poster

I. Proses Pelaksanaan

Kegiatan/
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut 1. Peserta menjawab
(2 menit) peserta dengan ramah salam dengan ramah.
serta memberi salam dan 2. Peserta menyepakati
memperkenalkan diri. kontrak waktu yang
2. Kontrak waktu dengan digunakan
peserta. penyuluhan.
3. Menggali informasi 3. Peserta memberi
peserta tentang Remaja. umpan balik.

Pelaksanaan Pemberian Materi :


(10 menit)
1. Pola hidup bersih pada 1. Peserta mendengarkan
remaja dan memperhatikan
2. Keputihan pada remaja penyuluhan tentang
materi yang diberikan
Evaluasi & 1. Memberikan 1. Peserta berpartisipasi
Terminasi kesempatan kepada aktif melalui respon
(3 menit) peserta untuk mengikuti penyuluhan
bertanya dan dengan bertanya serta
berpendapat berpendapat
2. Mengucapkan terima 2. Peserta mengucapkan
kasih kepada peserta terimakasih dan
yang bersedia menjawab salam
menjadi audiens
penyuluhan
3. Mengucapkan salam
dan penutup
penyuluhan

J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Konsultasi dengan pembimbing PK
b. Kontrak waktu dengan peserta
2) Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir dalam penyuluhan adalah Remaja (Sekolah
Menengah Pertama)
b. Peserta berpasrtisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Evaluasi Hasil
Peserta dapat mengerti dan memahami tentang Perilaku Hidup Bersih pada
remaja.

K. Referensi / Sumber

Ilmiawati, H., & Kuntoro, K. (2017). Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri
pada Kasus Keputihan. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, 5(1), 43.
https://doi.org/10.20473/jbk.v5i1.2016.43-51

Oriza, N., & Yulianty, R. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Keputihan Pada Remaja Putri di SMA Darussalam Medan. Jurnal Bidan
Komunitas, 1(3), 142. https://doi.org/10.33085/jbk.v1i3.3954

Depkes. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Depkes; 2010.

Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak - Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial


Kementerian Sosial. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS).

Hapsari, Anidya. 2019. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Modul Kesehatan


Reproduksi Remaja. Malang : Wineka Media. http://fik.um.ac.id/wp-
content/uploads/2020/10/6.-BUKU-AJAR-KESEHATAN-REPRODUKSI-
MODUL-KESEHATAN-REPRODUKSI-REMAJA.pdf

Djuanda, Adhi. (2015). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Kemenkes, RI. 2018. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Jakarta : Kemenkes


RI

Kuncoro.2013. Penyebab Keputihan. Eprint.uns.ac.id. Diakses pada 15 Oktober


2015

Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :


Salemba Medika
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH PADA REMAJA


1. Infeksi Saluran Reproduksi pada remaja putri.
Pada usia remaja, akibat pengaruh hormonal, remaja putri juga mengalami
masalah saluran reproduksi secara fisiologis Infeksi saluran reproduksi pada
remaja salah satunya adalah keputihan Keputihan adalah semua pengeluaran
cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri,
tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan.
a. Terjadinya Keputihan
Pada daerah kewanitaan terdapat bakteri yang baik yang disebut
dengan basil Doderlein.Dalam keadaan normal jumlah basil ini cukup
dominan dan membuat lingkungan vagina bersifat asam sehingga vagina
mempunyai daya proteksi yang cukup kuat. Disamping itu vagina juga
mengeluarkan sejumlah cairan yang berguna untuk melindungi diri
terhadap infeksi.(Kusmiran E, 2011)
b. Jenis-jenis keputihan
Jenis keputihan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bersifat FISIOLOGIS (keputihan normal) adalah keputihan yang
terjadi pada masa ovulasi yaitu kurang lebih 12 - 14 hari setelah
menstruasi. Pada saat terangsang seksual atau mengalami stres
emosional. Keputihan seperti ini wajar terjadi pada wanita.
2. Bersifat PATOLOGIS (Keputihan abnormal atau penyakit keputihan)
adalah gejala keluarnya lendir secara berlebihan, berwarna putih dan
berbau, gatal, jarang terjadi rasa nyeri. 
c. Tanda dan Gejala keputihan
Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan suatu gejala. Gejala
keputihan tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Gejala keputihan karena faktor fisiologis antara lain :
 Cairan yang keluar encer
 Berwarna bening/krem/tidak berwarna
 Tidak berbau
 Tidak gatal
 Jumlahnya sedikit atau cukup banyak
2. Gejala keputihan karena faktor patologis antara lain :
 Cairan yang keluar bersifat keruh dan kental
 Berwarna putih susu, kekuningan, keabu-abuan atau kehijauan
 Terasa gatal
 Berbau tidak sedap, busuk atau amis
 Menyisakan bercak pada pakaian dalam
 Jumlahnya banyak
d. Penyebab keputihan
Menurut (Kuncoro, 2013) :
1. Jamur Candidas atau Monilia
Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal
pada kemaluan.  Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan
meradang. Biasanya, penyakit kencing manis dan rendahnya daya
tahan tubuh menjadi pemicu.
2. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir
kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau
kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak
menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
3. Bakteri Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan
kebauan, berair, berbuih, dan berbau amis. Dapat memicu munculnya
penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe.
4. Faktor hygiene yang jelek
Kebersihan yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan.Hal
ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri
patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
5. Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama.
Pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat
menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh.wanita yang
mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
6. Stress
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami
perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya
keputihan.wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi /
keputihan yang disebabkan oleh stres.
7. Alergi
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang
dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti
tampon, rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana
dan lainnya.Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan
atau iritasi yang berlangsung lama.
8. Penyakit organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan,
misalnya peradangan, Tumor (misalnya papiloma, sering
menyebabkan keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak berbau), kanker
rahim atau kanker serviks (leher rahim) (cairan yang keluar bisa
banyak disertai bau busuk dan kadang disertai darah).
9. Keluarnya mucus servix (tidak haid)
Keadaan tersebut menyebabkan menghilangnya suasana asam
sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul
gatal.Akibat rasa gatal divagina, maka garukan yang sering dilakukan
menyebabkan terjadinya luka–luka yang mudah terinfeksi dan
menyebabkan keputihan.Kekurangan atau hilangnya estrogen karena
remaja putri masih mengalami ketidak seimbangan hormonal.
Akibatnya mereka juga sering mengeluh keputihan selama beberapa
tahun sebelum dan sesudah menarche (haid pertama).
e. Cara Mengatasi
1) Menjaga kebersihan, Menurut (Kemenkes, 2010) :
 Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga
agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
 Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa
basah dan lembab.
 Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah
timbulnya iritasi pada vagina.
 Menghindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang
mengandung deodoran dan bahan kimia terlalu berlebihan, karena
hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat
merangsang munculnya jamur atau bakteri.
 Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari
arah depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari
anus ke vagina.
 Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi
Candida akibat garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang
tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi
atau cebok.
2) Memperhatikan pakaian, diantaranya:
 Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya
segera diganti dengan yang kering dan bersih. Minimal sehari 2 kali.
 Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang
terlalu ketat karena dapat meningkatkan kelembaban organ
kewanitaan.
 Tidak duduk dengan pakaian basah(misalnya: selesai olahraga dan
selesai renang karena jamur lebihsenang pada lingkungan yang basah
dan lembab.
 Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karena katun
menyerap kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap
terjaga.
3) Mengatur gaya hidup, diantaranya:
 Menghindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa
menggunakan alat pelindung seperti kondom.
 Mengendalikan stress
 Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan
serangan infeksi.
 Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi
gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
 Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang.Kegemukan dapat
membuat kedua paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi
udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina.
 Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan
antibiotik oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotik
tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri
tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi.
Berikut adalah gambaran jenis-jenis perilaku hidup bersih yang harus
dipahami, diterapkan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup
sehat dan terjaga dari serangan penyakit, (Depkes RI, 2007) :

1. Mandi
Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih
dilakukan minimal 2x sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk
menjaga kebersihan kulit, mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal,
menghilangkan bau badan, serta menghilangkan kuman dan virus.
2. Mencuci rambut
Perilaku mencuci rambut dilakukan 2x seminggu menggunakan
shampo dan air bersih, bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit
kepala dari kotoran dan memberikan rasa segar.
3. Membersihkan hidung
Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap
kali mandi guna membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara
untuk bernafas. Namun demikian, saat situasi berjangkitnya virus korona,
sebaiknya tidak sembarangan menyentuh atau membersihkan hidung,
mata, mulut dan menyentuh muka dengan tangan yang tidak yakin bersih.
Hal-hal tersebut akan mempermudah masuknya virus ke dalam tubuh.
Tutuplah mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin.
4. Membersihkan telinga
Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat
mandi. Bersihkan bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari
mengorek telinga terutama dengan mengunakan benda-benda yang tidak
aman dan tajam seperti penjepet rambut. Jika ada kotoran yang mengeras,
minta banduan dokter untuk membersihkannya. Batasi penggunaan
headset untuk mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda untuk
beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik
melalui headset. Artinya, batas volume musik Anda adalah tidak lebih dari
60 persen dan Anda menggunakannya tidak lebih dari 60 menit sehari.
5. Gosok gigi
Perilaku menggosok gigi dilakukan minimal 2 x sehari dengan
memakai pasta gigi/odol yang dilakukan setelah makan dan sebelum tidur
malam. Gosok gigi bertujuan untu menjaga kebersihan gigi dan mulut,
mencegah kerusakan pada gusi dan gigi, dan mencegah bau mulut tidak
sedap.
6. Kesehatan mata
Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga
kesehatan mata. Salah satu cara menjaga kesehatan mata adalah
memperhatikan intensitas cahaya pada saat membaca. Intensitas cahaya
harus cukup terang, jarak pembaca dengan buku sepanjang penggaris (30
cm), yang dibaca tidak boleh bergerak/bergoyang.
7. Mencuci tangan pakai sabun
Waktu penting yang wajib untuk mencuci tangan pakai sabun :
 Sebelum makan.
 Setelah BAK/BAB.
 Setelah bermain.
 Sebelum ibu menyusui.
 Sebelum menyiapkan makanan.
 Sebelum menyuapi makanan.
 Kapanpun setelah memegang suatu benda yang tidak diyakini
kebersihannya.
8. Memotong kuku
Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x
seminggu dengan tujuan untuk mencegah penyakit yang dapat ditularkan
melalui sisa kotoran yang terselip pada kuku dan jari jemari tangan.
Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak memasukkan
jari ke mulut atau menggigiti kuku.
9. Menggunakan alas kaki
Penggunaan alas kaki perlu dilakukan agar kaki tidak terluka atau
tertusuk benda tajam, mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan
akibat menginjak kotoran.
10. Kebersihan pakaian
Pakaian harus selalu bersih dan diganti setiap hari. Hal ini
bertujuan agar kita terhindar dari penyakit kulit yang disebabkan pakaian
basah atau kotor. Pada saat banyak virus korona begini, pakaian yang
sudah digunakan dari luar sebaiknya langsung dicuci.

Pemeliharaan Personal Higiene Remaja


1. Pengertian
Suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
2. Komponen Kebersihan Diri
1. Kebersihan rambut dan kulit kepala
2. Kebersihan mata, telinga dan hidung
3. Kebersihan mulut dan gigi
4. Kebersihan badan
5. Kebersihan kuku tangan dan kaki
6. Kebersihan pakaian
3. Pentingnya Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri.
Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko sesorang terhadap
kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang
berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
4. Tanda-Tanda Seseorang Kurang Perawatan Diri
1. Penampilan dekil atau kumal dan tidak rapi
2. Badan bau
3. Rambut kumal, kotor dan banyak kutu
4. Kuku panjang dan kotor
5. Kadang tubuh dipenuhi penyakit kulit (jamur, koreng, borok, dll)
5. Kerugian Akibat Tubuh yang Kotor
Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri,
di antaranya :
1. Badan gatal - gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama
penyakit kulit.
2. Rambut dipenuhi kutu/ketombe
3. Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang.
4. Sumber penyakit : Kuku panjang dan kotor: sarang kuman penyebab
penyakit saluran pencernaan (diare/sakit perut) Telinga: dapat
menimbulkan gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga
dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga Gigi dan mulut: karies gigi,
gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut.
6. Cara Perawatan Kebersihan diri pada Remaja
1) Cara Perawatan Rambut dan Kepala
a) Bersihkan rambut dengan shampo secara rutin (min. 2x/mg)
b) Potong dan sisir rambut agar terlihat rapih
2) Cara menjaga Kebersihan Muka dan Mata Cuci muka minimal 3x/hari
a) Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata
yang menempel pada sudut kelopak mata).
b) Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan kain atau
tissue yang lembut, lakukan dengan hati-hati. Bila mata terkena air
sabun segera cuci menggunakan air bersih, dan hindari untuk
menggososk mata dengan tangan.
c) Saat mengendarai sepeda mnotor gunakan kaca mata/kaca pelindung.
7. Cara Menjaga Kebersihan Telinga dan Hidung
Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1- 2 mg/1x) lakukan dengan
hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman.
8. Cara menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
a) Sikat gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur dengan cara yang benar
dan teratur
b) Hindari makan/minum yang terlalu panas / dingin
c) Hindari konsumsi makanan yang asam
d) Banyak mengkonsumsi makanan bergizi
e) Kontrol ke dokter gigi/petugas kesehatan secara rutin
9. Cara Menjaga Kebersihan Badan
a) Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila
perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat)
Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila
pakaian sudah kotor/basah)
b) Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan
pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah.
Hindari penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab
lain). Gunakan obat anti jamur kulit (bila perlu).
10. Cara Menjaga kebersihan Tangan dan Kaki
a) Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
b) Potong kuku 1 x/ mg atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong kuku
dan setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)Ø Gunakan alas kaki
yang lembut, aman, dan nyaman.
11. Cara Menjaga dan Memelihara Kesehatan Pribadi
Kesehatan merupakan hal yang paling utama dalam hidup kita, karena
tanpa kesehatan, kita tidak akan bisa menikmati hidup. Usaha kesehatan
pribadi (personal hygiene) adalah segala usaha dan tindakan seseorang untuk
menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri dalam
batas-batas kemampuannya, agar mendapatkan kesenangan hidup dan
mempunyai tenaga kerja yang sebaik-baiknya.
Berikut ini beberapa upaya untuk menjaga dan memeliharan kesehatan,
terutama kesehatan pribadi :
a) Memelihara Kebersihan Diri
Kebersihan diri meliputi kebersihan seluruh anggota tubuh,
termasuk gigi, rambut, serta pakaian yang dikenakan. Untuk menjaga
kebersihan diri dapat dilakukan dengan:
 Cara Menjaga dan Memelihara Kesehatan Pribadi
 mandi dua kali sehari
 menggosok gigi ketika hendak tidur dan pagi hari setelah bangun tidur
 memelihara kebersihan rambut, kuku, hidung, telinga, dan pakaian
yang dikenakan.
Lampiran 2
Poster

Anda mungkin juga menyukai