Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas

DOSEN PEMBIMBING:

Siti Nurul Huda,S.Kep.,M.K.M

DISUSUN OLEH:

Yhoji hesu (211151039)

PRODI D III KEPERAWATAN SINTANG

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Kesehatan reproduksi

Sasaran : Wanita usia subur

Waktu : 15 menit

Tanggal : 20 Juni 2023

Tempat : Puskesmas Sungai

Durian Penyampai materi : Yhoji hesu

A. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan “Para Wanita Usia Subur” dapat
mengetahui tentang pentingnya Kesehatan Reproduksi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan “Para Wanita Usia Subur” dapat
menjelaskan kembali:
a. Pengertian Kesehatan Reproduksi.
b. Perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial Wanita Usia Subur.
c. Perawatan Kebersihan Organ Reproduksi.
d. Perilaku Wanita Usia Subur dan PMS (Penyakit Memilar Seksual).

B. Garis Besar Materi

Terlampir.

C. Kegiatan

No Kegiatan Waktu Pemateri Sasaran


1. Pembukaan 3 menit 1. Memberi Salam 1. Menjawab Salam
2. Menyebutkan materi 2. Mendengarkan
atau pokok pembahasan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2. Pemberian Materi 10 menit Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur memperhatikan
3. Penutup 2 menit Mengucapkan terimakasih Menjawab salam
dan mengucapkan salam
D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media

Leaflet

F. Evaluasi

1. Evaluasi Struktural
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab petanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil

Kriteria hasil jawaban para peserta di golongkan sangat baik karena


dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

Sangat baik : Peserta dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar


tentang Kesehatan Reproduksi. (100%)

Baik : Peserta menjawab 3 pertanyaan dengan benar.(70%)

Cukup : Peserta menjawab 2 pertanyaan dengan benar. (50%)

Kurang : Peserta hanya menjawab 1 pertanyaan dengan benar.(40%)

No Evaluasi Lisan Respon Nilai


1. Apa pengertian dari Kesehatan
Reproduksi?
2. Apa saja tanda perubahan fisik yang
mulai menandai
kematangan reproduksi?
3. Apa saja faktor- faktor
yang mempengaruhi
Kesehatan
Reproduksi?
4. Apa saja ruang lingkup Kesehatan
Reproduksi?
G. Sumber

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/research-methodology-
metodologi-penelitian/sap-kesehatan-reproduksi-kel-i-belimbing/40913663
LAMPIRAN MATERI

KESEHATAN REPRODUKSI

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi


Reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.
Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah pertumbuhan tulang-tulang dan
kematangan seksual yang berfungsi untuk reproduksi manusia, yang terjadi masa remaja.
Pada dasarnya kesehatan reproduksi merupakan unsur yang dasar dan penting
dalam kesehatan umum, baik untuk laki-laki dan perempuan. Selain itu, kesehatan
reproduksi juga merupakan syarat ensensial bagi kesehatan bayi, anak-anak, remaja,
orang dewasa bahkan orang-orang yang berusia setelah masa reproduksi. Reproduksi
secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk "membuat kembali". Dalam
kaitannya dengan kesehatan, reproduksi diartikan sebagai kemampuan seseorang
memperoleh keturunan.
2. Perubahan Fisik yang Mulai Menandai Kematangan Reproduksi
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan
organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda
sebagai berikut:
a. Perubahan seks primer
Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yaitu
ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada
laki-laki.
b. Perubahan seks sekunder
Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara
membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-
laki yaitu terjadi perubahan suara. tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah
besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis,
cabang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak (Kemenkes RI. 2010).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi (Taufan, 2010) yaitu:
a. a Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan
yang rendah dan kurangnya pengetahuan tentang perkembangan seksual dan
proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
b. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak
buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja
karena saling berlawanan satu dengan yang lain. kurangnya peran orang tua
dalam mendidik dan menawasi anak. dsb)
c. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depress karena
ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang
memberi kebebasan secara materi).
d. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual).
4. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Secara garis besar, ruang lingkup kesehatan reproduksi (BKKBN, 2011)
meliputi:
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Pencegahan dan penanggulangan pada penyimpangan seksual dan napza yang
dapat berakibat pada HIV/AIDS
d. Kesehatan reproduksi pada usia lanjut
Uraian ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja berdasarkan pada pendekatan siklus
kehidupan, yakni memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi
pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Ini
dikarenakan masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, maka apabila tidak ditangani dengan baik maka akan berakibat buruk bagi
masa kehidupan selanjutnya Salah satu ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam siklus
kehidupan adalah kesehatan reproduksi remaja. Tujuan dari program kesehatan
reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar memahami kesehatan reproduksi.
sehingga remaja memiliki sikap dan perilaku sehat serta bertanggung jawab kaitannya
dengan masalah kehidupan reproduksi (Widyastuti dkk, 2012).
5. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
Perubahan fisik selama pubertas harus dikuti dengan perawatan, kebersihan dan
kesehatan fisik, terutama alat-alat reproduksi. Selama masa haid remaja perempuan
disarankan untuk memakan makanan yang mengandung banyak zat besi (bayam, hati,
buah-buahan, dll) karena selama masa haid perempuan dapat mengalami anemia atau
kekurangan zat besi dalam darah

Tips merawat kesehatan organ reproduksi:


1. Perempuan
a. Selama haid, menggunakan pembalut wanita untuk menampung darah haid.
Ataupun dibuat dengan kain bersih.
b. Mengganti pembalut empat jam sekali, atau lebih sering selama masa haid c.
Setiap kali buang air, siramlah (basuh) alat kelamin dengan air yang bersih atau
pengganti air (tissue).
c. Setelah buang air besar bersihkan alat kelamin dari depan ke belakang, bukan
d. sebaliknya, agar sisa kotoran tidak masuk ke alat kelamin.
e. Jangan sering menggunakan antiseptik/cairan pembunuh kuman untuk mencuci
alat kelamin, khususnya vagina, karena akan mematikan mikro- organisma yang
secara alami dapat melindungi vagina
f. Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat.
g. Mengganti celana dalam dua kali sehari.
h. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat.
2. Lali- laki
a. Mandi secara teratur dua kali sehari.
b. Mengganti celana dalam dua kali sehari dan gunakan celana dalam yang
menyerap keringat.
c. Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali buang air besar
maupun kecil.
d. Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran (disebut smegma) di penis
e. Bagi yang belum disunat, kulit penutup penis ditarik kebelakang agar bagian
dalam penis dapat dicuci dengan air bersih setiap kali mandi.
f. Tidak menggunakan celana dalam yang ketat. Celana ketat dapat mengganggu
stabilitas suhu testis di dalam buah zakar.

Anda mungkin juga menyukai