Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA:


Perubahan fisik dan dampak perkembangan sistem reproduksi remaja

Materi disajikan pada Pengabdian Masyarakat di Kampung Sukosari, Desa


Pilangsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak

Disusun oleh:
Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep
NIK/NIDN: 28.6.1026.099/0606057502

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja


Sub Pokok Bahasan : Perubahan Fisik dan dampak perkebangan sistem
reproduksi remaja
Pemateri : Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep
Hari/Tanggal : Jumat, 8 Januari 2021
Waktu : 16.30 – 17.30
Tempat : Teras rumah Takmir Musholla Al-Kahfi
Sasaran : Remaja Sukosari - Pilangsari - Sayung - Demak

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan fase dalam kehidupan manusia yang akan dijalani oleh
setiap individu. Pada masa ini seseorang berada pada masa transisi atau peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut World Health Organization
(WHO) masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir
pada usia 18-22 tahun. Pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang signifikan.

Perubahan ini meliputi perubahan fisik/biologis, perubahan psikologi, dan


perubahan sosial. Selain itu perubahan jiwa beralih dari kekanak-kanakan menuju
dewasa. Perubahan fisik lebih tampak nyata seperti adanya perubahan suara yang
semakin berat, besar; tubuh tampak lebih berisi atau berotot, kematangan seksual
seperti adanya menstruasi, dll.

Remaja belum mampu menyaring informasi dan pengetahuan dengan baik. Oleh
karena itu pada masa transisi ini remaja membutuhkan bimbingan, pendampingan
dan role model (tauladan) agar dapat melalui masa ini dengan baik. Harapannya
remaja dapat menjadi pribadi yang dewasa secara fisik, mental, emosional, dan
sosial dalam pengaruh dan perilaku positif, dapat menjalani kehidupan sehari-hari
secara positif juga.

Pengaruh positif dari role model dan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi
perilaku positif pula pada remaja. Hal ini tercermin seperti pada penyaluran hoby
dan energi maka remaja aktif bermain musik, drama, berolah raga, dan lebih aktif
melakukan aksi sosial kemasyarakatan. Namun sebaliknya jika informasi negatif
dari lingkungan, role model yang buruk atau negate dapat membawa remaja
terjerumus dalam lingkungan dan perilaku yang menyimpang seperti adanya
pergaulan bebas yang berdampak pada konsumsi NAPZA, narkoba, Free sex, dan
kehamilan diluar nikah, tindakan kriminal, dll.

Era pasar bebas, revolusi industri 4,0 telah membawa kita semua masuk dalam
dunia digital yang serba mudah dalam menerima maupun mencari informasi.
Demikian juga remaja lebih mudah mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan termasuk film-film, video-video porno yang berpengaruh negatif
pada perkembangan mental dan sosial remaja.

Kondisi ini berisiko terjadinya perilaku negatif pada remaja lebih besar apabila
kontrol dari orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat rendah. Oleh karena itu
diperlukan kendali diri remaja melalui peningkatan pengetahuan dan skill remaj
untuk mampu mengendalikan pertumbuhan fisik dan dampak perubahan fisik
remaja tersebut.

Remaja di kampung Sukosari berjumlah 20 orang terdiri dari 12 perempuan dan 8


laki-laki. Ada 2 remaja yang mengalami hamil diluar nikah akibat pergaulan
bebas. Melihat fenomena ini maka penulis merasa perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan pengertahuan dan skill remaja dalam mensikapi pengaruh
perkembangan teknologi digital era industry 4,0 dan dampak perubahan fisik
remaja.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan para remaja di
Pilangsari dapat mengidentifikasi dampak pertumbuhan fisik remaja.

C. Tujuan Khusus
Setelah 60 menit mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan para
remaja mampu:
1. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi
2. Menyebutkan tujuan Pendidikan Kesehatan reproduksi remaja
3. Menyebutkan perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial remaja
4. Menguraikan dampak perubahan fisik remaja
5. Menjelaskan cara perawatan organ reproduksi
6. Mengidentifikasi jenis-jenis perilaku menyimpang remaja
7. Menyebutkan Penyakit Menular Seksual (PMS) sebagai dampak dari
penyimpangan perilaku seksual

D. Materi
Materi terlampir yang meliputi pengertian kesehatan reproduksi, perubahan Fisik,
Biologis, dan Psikososial remaja, dampak perubahan fisik remaja, cara perawatan
organ reproduksi, Jenis-jenis perilaku menyimpang remaja, Penyakit Menular
Seksual (PMS) sebagai dampak dari penyimpangan perilaku seksual

E. Metode
Metode yang digunakan pada pendidikan Kesehatan ini antara lain:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Studi kasus

F. Media: Audio visual


1. Laptop
2. Power point
3. Video Edukasi

G. Setting Tempat

b
Keterangan:

: Pemateri

: Peserta

H. Kegiatan Pembelajaran

NO WAKTU KEGIATAN PEMATERI KEGIATAN PESERTA

1 5 menit Pembukaan:
1. Memberi Salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak terkait waktu, 3. memperhatikan
tempat, dan materi atau pokok
pembahasan yang akan disampaikan

Pelaksanaan:
1. Menjelaskan materi penyuluhan secara 1. Menyimak dan
30 menit berurutan sesuai sub topik memperhatikan
2. 2. Memberikan kesempatan bertanya 2. Mengajukan
3. Memberikan reinforcement positif atas pertanyaan
pertanyaan yang diajukan 3. Memperhatikan
4. Memberikan feed back atas pertanyaan 4. Mendengarkan,
yang diajukan mencatat

3 20 menit a. Melakukan Evaluasi:


Evaluasi dilakukan dengan cara a. Menjawab
mengajukan pertanyaan secara lisan, Pertanyaan
meliputi:
1. Apa pengertian kesehatan reproduksi?
2. Sebutkan tujuan belajar pertumbuhan
pada masa remaja?
3. Sebutkan perubahan fisik yang terjadi
pada masa remaja?
4. Apa dampak perubahan fisik pada
remaja?
5. Bagaimanakah cara perawatan organ
reproduksi remaja?
6. Sebutkan jenis-jenis perilaku
menyimpang remaja remaja
7. Sebutkan Penyakit Menular Seksual
(PMS) sebagai dampak dari
penyimpangan perilaku seksual?

b. Menyimpulkan materi Mendengarkan

Penutup:
1. Mengucapkan terimakasih dan 1. Menjawab salam
4 5 menit mengucapkan salam penutup 2. Memperhatikan
2. Melakukan kontrak pertemuan yang
akan datang

I. Evaluasi

Evaluasi meliputi:
1. Evaluasi Struktur: Persiaopan media, tempat, peserta
2. Evaluasi Proses: Proses jalannya Pendidikan Kesehatan
3. Evaluasi Hasil: kemampuan peserta dalam menerima materi setelah
penyampaian materi
LAMPIRAN 1: MATERI

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja


Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut badan Kesehatan dunia (WHO) batasan usia remaja yaitu 12 sampai 22
tahun. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI remaja adalah mereka yang
berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN (Direktorat
Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai
21 tahun.

Kesehatan Reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi. Kesehatan Reproduksi Menurut WHO adalah suatu keadaan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya; atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara
sehat dan aman.

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan
proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak
buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja
karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang
membeli kebebasannya secara materi, dsb)
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dsb).

Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut


sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian
sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan
namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang


benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah
laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

B. Tujuan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja


Pendidikan Kesehatan Reproduksi sehat pada remaja diharapkan para memaja
mengetahui perubahan fisik, mental, dan sosial yang terjadi pada masa remaja
sehingga mampu mengendalikan diri dan menyalurkan perubahan tersebut pada
perilaku yang positif dan baik sehingga terwujud remaja yang sehat.

C. Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial Remaja


1. Tumbuh Kembang Remaja.
Masa remaja dibedakan dalam :
a. Masa Remaja Awal, 10 – 13 Tahun.
b. Masa Remaja Tengah, 14 – 16 Tahun.
c. Masa Remaja Akhir, 17 – 19 Tahun.
2. Pertumbuhan Fisik Pada Remaja Perempuan, ditandai dengan:
a. Mulai terjadi menstruasi.
b. Payudara dan panggul membesar.
c. Indung telur membesar.
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e. Vagina mengeluarkan cairan.
f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g. Tubuh bertambah tinggi (lengan dan tungkai kaki bertambah panjang )
h. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.
i. Kaki dan tangan bertambah besar.
j. Keringat bertambah banyak.
k. Indung telur mulai membesar dan berfungsi sebagai organ reproduksi

3. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki, ditandai oleh:


a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan berat.
b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c. Tumbuh kumis.
d. Mengalami mimpi basah.
e. Tumbuh jakun.
f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g. Penis dan buah zakar membesar.
h. Tubuh bertambah berat dan tinggi
i. Keringat bertambah banyak
j. Kulit dan rambut mulai berminyak
k. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar
l. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar

4. Pada Usia Remaja, Tugas-Tugas Perkembangan yang harus dipenuhi adalah


sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan yang baru dan lebih mendalam dengan teman sebaya
baik sesama jenis maupun lawan jenis
b. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
c. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
d. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya
e. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
f. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
g. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
h. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk
tercapainya kompetensi sebagai warga negara
i. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggung-jawabkan
secara sosial
j. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku

5. Perubahan Psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :
a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung
pada kelompoknya.

D. Dampak perubahan fisik remaja


Perubahan fisik pada remaja apabila disalurkan secara postitif seperti disalurkan
pada hoby bermain music, pencak silat/beladiri, olah raga, camping, mendaki
gunung, dan kegiatan lain yang positif maka dapat menjadikan prestasi dan tubuh
semakin sehat. Namun sebaliknya jika terjadi penyimpangan maka akan terjadi
kelainan sexual, penyakit menular sexual (PMS), HIV/AIDS, dan kehamilan
diluar nikah akibat pergaulan bebas.

E. Cara Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi


Perubahan fisik selama pubertas harus dikuti dengan perawatan, kebersihan dan
kesehatan fisik, terutama alat-alat reproduksi. Selama masa haid remaja
perempuan disarankan untuk memakan makanan yang mengandung banyak zat
besi (bayam, brokoli atau sayuran yang berwarna hijau; hati agar tidak terjadi
kekurangan darah) karena selama masa haid perempuan dapat mengalami anemia
atau kekurangan zat besi dalam darah.

Cara merawat kesehatan organ reproduksi :


1. Perempuan
a. Selama haid, menggunakan pembalut wanita untuk menampung darah haid.
Ataupun dibuat dengan kain bersih.
b. Mengganti pembalut empat jam sekali, atau lebih sering selama masa haid
c. Setiap kali buang air, siramlah (basuh) alat kelamin dengan air yang bersih
atau pengganti air (tissue).
d. Setelah buang air besar,bersihkan alat kelamin dari depan ke belakang,
bukan sebaliknya, agar sisa kotoran tidak masuk ke alat kelamin.
e. Jangan sering menggunakan antiseptik/cairan pembunuh kuman untuk
mencuci alat kelamin, khususnya vagina, karena akan mematikan mikro-
organisma yang secara alami dapat melindungi vagina
f. Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat.
g. Mengganti celana dalam dua kali sehari.
h. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat.

2. Laki-Laki
a. Mandi secara teratur dua kali sehari.
b. Mengganti celana dalam dua kali sehari dan gunakan celana dalam yang
menyerap keringat.
c. Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali buang air besar
maupun kecil.
d. Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran (disebut smegma) di penis
e. Bagi yang belum disunat, kulit penutup penis ditarik kebelakang agar bagian
dalam penis dapat dicuci dengan air bersih setiap kali mandi.
f. Tidak menggunakan celana dalam yang ketat. Celana ketat dapat
mengganggu stabilitas suhu testis di dalam buah zakar.

F. Jenis-jenis perilaku Seksual menyimpang pada remaja


Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang
sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respon
organisme atau respon seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada
(Notoatmojdo,1993). Sedangakan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau
dorongan yang timbul berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja
adalah tindakan yang dilakukan berhubungan dengan dorongan seksual yang
datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya.

Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih
rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku
seksual, semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya
pada saat sebelum menikah. Persepsi seperti ini disebut youth vulnerability oleh
Quadrel et. aL. (1993) juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakukan
underestimate terhadap vulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa
kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse (sanggama) yang pertama kali atau
dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya
cukup kuat.

Kesimpulan berdasarkan hal diatas bahwa kesehatan reproduksi tersebut ada


beberapa faktor yang berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang,
yaitu faktor sosial ,ekonomi,budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan
ada tidaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi gangguan
jasmani dan rohani. Dan tidak adanya akses informasi merupakan faktor tersendiri
yang juga mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7 rencana kerja
ICPD Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi menyebabkan lahirnya
hak-hak reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-hak reproduksi di dasarkan
pada pengakuan akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk
menentukan secara bebas dan bertangung jawab mengenai jumlah anak ,
penjarangan anak (birth spacing ), dan menentukan waktu kelahiran anak-anak
mereka dan mempunyai informasi dan cara untuk memperolehnya, serta hak
untuk menentukan standar tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi. Dalam
pengertian ini ada jaminan individu untuk memperoleh seks yang sehat di
samping reproduksinya yang sehat (ICPD, 1994). Sudah barang tentu saja kedua
faktor itu akan sangat mempengaruhi tercapai atau tidak kesehatan reproduksi
seseorang ,termasuk kesehatan reproduksi remaja.

G. Penyakit Menular Seksual (PMS)


Dampak lain dari perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah
tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Penyakit yang ditimbul karena seks bebas
yang disebut dengan penyakit menular seksual, yakni :
1. GONORHE (GO)
Penyebab : Kuman Neisseria Gonorrhae
Gejalanya pada laki-laki antara lain:
 Rasa sakit pada waktu BAK atau ereksi
 Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari

Pada perempuan antara lain:


 Nyeri didaerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan
dengan bau tidak sedap
 Alat kelamin terasa bau dan gatal
 Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual.
2. SIFILIS (Raja Singa)
Penyebab : kuman treponema pallidum
Gejalanya :
 Timbul benjolan disekitar alat kelamin
 Kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan
menghilang dengan sendirinya tanpa diobati.

3. HERPES, Lebih dikenal dengan herpes genitalis


Penyebab : Virus Herpes Simpleks
Gejalanya antara lain :
 Pada awalnya ada seperti rasa terbakar atau gatal pada kelamin
 Timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna dasar kemerahan
dan jika pecah menimbulkan luka lecet yang terbuka dan sangat nyeri
 Pembengkakan pada kelenjar lipatan paha
 Nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena

4. KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur candida albikans
Gejala :
 Cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal
 Panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar

5. TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit trichomonas vaginalis
Gejalanya :
 Keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau busuk
 Gatal pada kemaluan
 Nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil

6. HIV / AIDS
Penyebab : virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai
penyakit akibat turunya kekebalan tubuh akibat HIV.
Cara penularannya :
 Darah ,bisa berbentuk luka
 Cairan sperma
 Cairan vagina
AIDS tidak ditularkan melalui :
 Hidup serumah dengan penderita AIDS
 Berjabat tangan atau cium pipi
 Berenang dikolam renang
 Menggunakan fasilitas bersama
 Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
 Bersin
Bagaimana pencegahannya?
 No free Sex: Hindari Sex bebas
 Not to use second spuit: Tidak menggunakan jarum suntik bergantian atau
berulang
 Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
 Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, & Jensen. (2012). Maternity Nursing (Terjemahan). Jakarta:


EGC.

Potter & Perry. (2010).Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Terjemahan).


Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S.(2007). Kesehatan masyarakat. Edisi ke 11. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Salmah, Siti. Makalah Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan Mahasiswa Link
situs http://sitisalmah27.blogspot.co.id/2014/03/makalah-seks-bebas-dikalangan-
remaja.html

Anda mungkin juga menyukai