Disusun oleh:
Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep
NIK/NIDN: 28.6.1026.099/0606057502
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan fase dalam kehidupan manusia yang akan dijalani oleh
setiap individu. Pada masa ini seseorang berada pada masa transisi atau peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut World Health Organization
(WHO) masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir
pada usia 18-22 tahun. Pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang signifikan.
Remaja belum mampu menyaring informasi dan pengetahuan dengan baik. Oleh
karena itu pada masa transisi ini remaja membutuhkan bimbingan, pendampingan
dan role model (tauladan) agar dapat melalui masa ini dengan baik. Harapannya
remaja dapat menjadi pribadi yang dewasa secara fisik, mental, emosional, dan
sosial dalam pengaruh dan perilaku positif, dapat menjalani kehidupan sehari-hari
secara positif juga.
Pengaruh positif dari role model dan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi
perilaku positif pula pada remaja. Hal ini tercermin seperti pada penyaluran hoby
dan energi maka remaja aktif bermain musik, drama, berolah raga, dan lebih aktif
melakukan aksi sosial kemasyarakatan. Namun sebaliknya jika informasi negatif
dari lingkungan, role model yang buruk atau negate dapat membawa remaja
terjerumus dalam lingkungan dan perilaku yang menyimpang seperti adanya
pergaulan bebas yang berdampak pada konsumsi NAPZA, narkoba, Free sex, dan
kehamilan diluar nikah, tindakan kriminal, dll.
Era pasar bebas, revolusi industri 4,0 telah membawa kita semua masuk dalam
dunia digital yang serba mudah dalam menerima maupun mencari informasi.
Demikian juga remaja lebih mudah mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan termasuk film-film, video-video porno yang berpengaruh negatif
pada perkembangan mental dan sosial remaja.
Kondisi ini berisiko terjadinya perilaku negatif pada remaja lebih besar apabila
kontrol dari orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat rendah. Oleh karena itu
diperlukan kendali diri remaja melalui peningkatan pengetahuan dan skill remaj
untuk mampu mengendalikan pertumbuhan fisik dan dampak perubahan fisik
remaja tersebut.
C. Tujuan Khusus
Setelah 60 menit mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan para
remaja mampu:
1. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi
2. Menyebutkan tujuan Pendidikan Kesehatan reproduksi remaja
3. Menyebutkan perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial remaja
4. Menguraikan dampak perubahan fisik remaja
5. Menjelaskan cara perawatan organ reproduksi
6. Mengidentifikasi jenis-jenis perilaku menyimpang remaja
7. Menyebutkan Penyakit Menular Seksual (PMS) sebagai dampak dari
penyimpangan perilaku seksual
D. Materi
Materi terlampir yang meliputi pengertian kesehatan reproduksi, perubahan Fisik,
Biologis, dan Psikososial remaja, dampak perubahan fisik remaja, cara perawatan
organ reproduksi, Jenis-jenis perilaku menyimpang remaja, Penyakit Menular
Seksual (PMS) sebagai dampak dari penyimpangan perilaku seksual
E. Metode
Metode yang digunakan pada pendidikan Kesehatan ini antara lain:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Studi kasus
G. Setting Tempat
b
Keterangan:
: Pemateri
: Peserta
H. Kegiatan Pembelajaran
1 5 menit Pembukaan:
1. Memberi Salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak terkait waktu, 3. memperhatikan
tempat, dan materi atau pokok
pembahasan yang akan disampaikan
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan materi penyuluhan secara 1. Menyimak dan
30 menit berurutan sesuai sub topik memperhatikan
2. 2. Memberikan kesempatan bertanya 2. Mengajukan
3. Memberikan reinforcement positif atas pertanyaan
pertanyaan yang diajukan 3. Memperhatikan
4. Memberikan feed back atas pertanyaan 4. Mendengarkan,
yang diajukan mencatat
Penutup:
1. Mengucapkan terimakasih dan 1. Menjawab salam
4 5 menit mengucapkan salam penutup 2. Memperhatikan
2. Melakukan kontrak pertemuan yang
akan datang
I. Evaluasi
Evaluasi meliputi:
1. Evaluasi Struktur: Persiaopan media, tempat, peserta
2. Evaluasi Proses: Proses jalannya Pendidikan Kesehatan
3. Evaluasi Hasil: kemampuan peserta dalam menerima materi setelah
penyampaian materi
LAMPIRAN 1: MATERI
Kesehatan Reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi. Kesehatan Reproduksi Menurut WHO adalah suatu keadaan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya; atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara
sehat dan aman.
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan
proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak
buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja
karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang
membeli kebebasannya secara materi, dsb)
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dsb).
5. Perubahan Psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :
a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung
pada kelompoknya.
2. Laki-Laki
a. Mandi secara teratur dua kali sehari.
b. Mengganti celana dalam dua kali sehari dan gunakan celana dalam yang
menyerap keringat.
c. Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali buang air besar
maupun kecil.
d. Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran (disebut smegma) di penis
e. Bagi yang belum disunat, kulit penutup penis ditarik kebelakang agar bagian
dalam penis dapat dicuci dengan air bersih setiap kali mandi.
f. Tidak menggunakan celana dalam yang ketat. Celana ketat dapat
mengganggu stabilitas suhu testis di dalam buah zakar.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih
rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku
seksual, semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya
pada saat sebelum menikah. Persepsi seperti ini disebut youth vulnerability oleh
Quadrel et. aL. (1993) juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakukan
underestimate terhadap vulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa
kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse (sanggama) yang pertama kali atau
dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya
cukup kuat.
4. KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur candida albikans
Gejala :
Cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal
Panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar
5. TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit trichomonas vaginalis
Gejalanya :
Keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau busuk
Gatal pada kemaluan
Nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil
6. HIV / AIDS
Penyebab : virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai
penyakit akibat turunya kekebalan tubuh akibat HIV.
Cara penularannya :
Darah ,bisa berbentuk luka
Cairan sperma
Cairan vagina
AIDS tidak ditularkan melalui :
Hidup serumah dengan penderita AIDS
Berjabat tangan atau cium pipi
Berenang dikolam renang
Menggunakan fasilitas bersama
Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
Bersin
Bagaimana pencegahannya?
No free Sex: Hindari Sex bebas
Not to use second spuit: Tidak menggunakan jarum suntik bergantian atau
berulang
Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
DAFTAR PUSTAKA
Salmah, Siti. Makalah Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan Mahasiswa Link
situs http://sitisalmah27.blogspot.co.id/2014/03/makalah-seks-bebas-dikalangan-
remaja.html