Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Penyuluh : Mahasiswa/i .....................................
Hari/Tanggal : ............, .....................................
Waktu : Pukul ........... S.D ............... WIB
Tempat : Ruang ....................
Sasaran : Siswa/i Kelas ......................................

A. Latar Belakang
B. Masa muda adalah masa perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa
perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang
meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis dan perubahan sosial.
Dalam beberapa masyarakat dan budaya, pubertas biasanya dimulai antara
usia 10 dan 13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja dalam masa transisi adalah
individu yang secara bertahap mencapai pubertas, mengalami transisi mental.
dari masa kanak-kanak hingga dewasa dan mengalami perubahan kondisi
ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri.
C. Pemuda adalah anak-anak yang berusia antara 13 sampai dengan 25 tahun,
dimana 13 pada umumnya merupakan batas usia pubertas, yaitu ketika
mereka secara biologis dewasa secara seksual, dan 25 adalah usia ketika
mereka umumnya secara sosial dan psikologis mampu menjadi mandiri.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat dua hal penting dalam batasan remaja
yaitu mereka mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa,
dan perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan fisik dan psikis
D. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan “Para Remaja” ( Siswa
Dan Siswi Kelas 11 ................................. ) dapat mengetahui tentang pentingnya
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

1
E. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan “Para Remaja” ( Siswa Dan Siswi
Kelas 1 .................................... ) dapat menjelaskan kembali
1. Pengertian HIV
2. Masa jendela HIV
3. Penularan HIV
4. Interaksi dengan ODHA
5. Testing AIDS
6. Gejala HIV
7. Pengertian seksualitas
8. Perubahan pada anak remaja
9. Pengaruh faktor pada penyimpangan perilaku seksual
10. Jenis sexual outlet remaja
11. Hak reproduksi remaja
12. Kewajiban pemerintah dalam hak reproduksi remaja
13. Kewajiban remaja dalam kesehatan seksual dan reproduksi
14. Faktor yang mengurangi penyimpangan seksual
15. Pengertian NAPZA
16. Pengaruh NAPZA
17. Penyalahgunaan NAPZA
18. Pencegahan penyalahgunaan NAPZA

F. Materi
Terlampir.

G. METODE

2
1. Ceramah : metode dimana terdapat penjelasan, penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru/pemberi materi terhadap kelasnya, murid
mendengarkan dengan teliti dan mencatat hal-hal pokok terkait materi yang
diberikan.
2. Tanya Jawab : metode dimana pemberi materi memberikan materi dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab secara 2 arah baik dari pemberi materi
maupun oleh siswa
H. MEDIA
1. Infocus
2. Laptop
3. Powerpoint dan Leaflet
4. Video Edukasi

3
I. Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
Pembukaan:
1 2 menit 1. Pre test 1. Menjawab
2. Memberi Salam salam
3. Menyebutkan Materi atau pokok 2. Mendengarkan
pembahasan yang akan dan
disampaikan memperhatikan
Pelaksanaan:
2. 25 menit Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan
berurutan dan teratur memperhatikan
Evaluasi:
Meminta audiens menjelaskan kembali Menjawab
mengenai : Pertanyaan
3 6 menit 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Perubahan Fisik, Biologis, dan
Psikososial Remaja
3. Perawatan / Kebersihan Organ
Reproduksi
4. Perilaku Remaja Dan PMS
(Penyakit Menular Seksual).
Memberikan pujian atas keberhasilan
dalam menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta
menyimpulkan.

Penutup:
4 2 menit Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam

J. Evaluasi
1. Apa itu Kesehatan Reproduksi ?
2. Sebutkan Perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial Remaja ?
3. Sebutkan cara Perawatan / Kebersihan Organ Reproduksi
4. Contoh Perilaku Remaja yang menyimpang dan contoh PMS (Penyakit
Menular Seksual). ?

LAMPIRAN MATERI

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

4
1. HIV/AIDS
a) Pengertian HIV/AIDS
HIV merupakan kependekan dari Human Immodefiency Virus
merupakan virus yang menginfeksi dan menginvasi darah putih atau sistem
imunitas tubuh fan melemahkan imunitas tubuh. Sistem imunitas tubuh
dinilai melemah bila tidak dapat bekerja secara optimal melindungi tubuh
dari ancaman penularan penyakit. HIV dapat berkembang dan menjadi
AIDS. Proses dimana HIV mereplikasi diri dan membentuk sekumpulan
gejala menjadi AIDS akan memakan waktu 5-10 tahun dimana penderita
akan tampak sehat. AIDS merupakan kependekan dari istilah Acquired
Immuno Deficiency Syndrome. Acquired memiliki definisi berbagai
kumpulan gejala penyakit yang muncul karena terjadi penurunan sistem
imunitas tubuh dikarenakan melemahnya sistem pertahanan dan kekebalan
tubuh dikarenakan adanya infeksi virus HIV.19
AIDS didefiniskan sekumpulan gejala penyakit yang merupakan
dampak dari melemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
masuknya HIV dalam tubuh. AIDS digambarkan sebagai tahap klinis final
dari invasi HIV. Beberapa waktu setelah tertular, orang yang terinfeksi
akan mengalami oenyakit “self limited mononucleosis like” akut dan
terjadi 1-2 minggu. Orang dengan HIV sanagt mungkin tidak menunjukkan
gejala atau tanda apapun sebelum manifestasi klinis lain timbul. Parah
tidaknya gejala yang bermunculan memiliki ketrekaitan langsung dengan
tingkat kerusakan sistem kekebalan yang diserang20
b) Penyebab HIV/AIDS
Penyebab HIV/AIDS adalah masuknya virus HIV dalam tubuh. CD4
merupakan komponen kekebalan tubuh yang diserang secara masif,
padahal CD4 adalah unsur penting dalam mempertahankan tubuh dari
serangan virus atau infeksi. Sebagai konsekuensinya, tubuh pasien akan
lebih rawan terinfeksi bakteri, jamur, virus, parasiet, patogen yang tidak
menguntungkan tubuh. Meskipun HIV AIDS memiliki keterkaitan,
keduanya bukanlah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.21

5
Pada kondisi ini AIDS, tubuh sangat rentan dan mudah untuk
terinfeksi seoenuhnya dikarenakan kekebalannya sudah tidak dapat
berfungsi. Cairan yang terkontaminasi HIV diantaranya darah, mukosa anii,
Air Susu Ibu, sperma, cairan/lendir vagina, darah hasil menstruasi.
Kebanyakan penularan HIV AIDS dikarenakan adanya hubungan seksual
yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi HIV, penggunaan
jarum suntik, tindik dan pembuatan tato yang tidak suci dari hama serta
digunakan secara masal, dapat juga melalui proses transfusi darah yang
terkontaminasi virus HIV, ibu dengan HIV positif dapat menularkan HIV
kepada bayinya saat proses persalinan atau pemberian ASI. Namun
demikian, perlu diperhatikan bahwa virus ini tidak akan menular melalui
pelukan, ciuman, jabat tangan dengan ODHA.22
c) Penularan HIV/AIDS
HIV dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual,
penggunaan jarum dan syringes yang terkontaminasi, transfusi darah atau
komponen-komponennya yang terinfeksi; transplantasi dari organ dan
jaringan yang terinfeksi HIV. Sementara virus kadang-kadang ditemukan di
air liur, air mata, urin dan sekret bronkial, penularan sesudah kontak
dengan sekret ini belum pernah dilaporan. Risiko dari penularan HIV
melalui hubungan seks lebih rendah dibandingkan dengan Penyakit
Menular Seksual lainnya. Namun adanya penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual terutama penyakit seksual dengan luka seperti chancroid,
besar kemungkinan dapat menjadi pencetus penularan HIV. Determinan
utama dari penularan melalui hubungan seksual adalah pola dan prevalensi
dari orang orang dengan “sexual risk behavior” seperti melakukan
hubungan seks yang tidak terlindung dengan banyak pasangan seks. Tidak
ada bukti epidemiologis atau laboratorium yang menyatakan bahwa gigitan
serangga bisa menyebabkan penularan HIV, namun risiko penlurana via
seks oral memiliki asumsi sangat rendah. 23
Penularan HIV sangat efektif dengan penggunaan jarum suntik secara
bergantian. Penggunaan jarum suntik bagi orang yang telah terinfeksi virus

6
HIV kepada orang yang tidak terinfeksi karena adanya port d entrée atau
spot yang memungkinkan terjadinya penularan virus melalui darah secara
langsung. 24
Selain itu, perilaku seksual yang tidak sehat seperti hubungan seksual
multipartner menjadi risiko penularan penyakit menular seksual HIV-
AIDS.25
d) Penyebaran HIV/AIDS
HIV merupakan varian virus yang lemah dan rapuh. Dia tidak akan
bisa bertahan hidup lama diluar tubuh manusia. Itulah mengapa virus ini
terkontaminasi dalam cairan tubuh manusia yang terinfeksi HIV. Cairan
tubuh tersebut meliputi sperma, lendir/produk keluaran vagina, cairan anal,
darah dan ASI. Namun HIV tidak akan menular melalui keringan atau air
seni 26
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
1) Ibu yang menularkannya kepada bayi terjadi pada masa kehamilan,
persalinan dan laktasi
2) Perilaku seks yang tidak aman (oral seks, penggunaan alat bantu seks
secara masal/bergiliran)
3) Menerima transfusi darah terkontaminasi HIV
4) Pemakaian jarum, alat suntik, yang sudah mengandung HIV
e) Tanda dan Gejala HIV/AIDS
Invasi virus ini pada tubuh tidak menampakkan gejala yang nyata di
masa awal terinfeksi. Mayoritas ODHA tidak memiliki gejala khas pada
tahun awal terinfeksi. Bila mengalami gejala, gangguan yang ada
cenderung tidak akut. Gejala/symptoms yang muncul sering dianggap
sebagai manifestasi penyakit lain. Hal ini dikarenakan gejala pada awal
invasi HIV di tubuh cenderung mirip dengan infeksi virus lain seperti
demam, pusing, letih, sakit otot, berat badan menurun, kelenjar getah
bening yang membesar, ketiak, lipat paha dan lain-lain. Rentang waktu
terjadinya gejala yang nyata pada virus HIV adalah 2 hingga 15 tahun.27
f) Tes Infeksi HIV/AIDS

7
Pelayanan deteksi penularan HIV disertai dengan layanan konseling
dikenal sebagai VCT atau KTS. VCT adalah voluntary counseling and
testing, sedangkan KST adalah konseling dan tes HIV sukarela. Tes ini
memiliki sifat sukarela tanpa ada paksaan manapun serta menjunjung
kerahasiaan,. Sebelum tes maka pasien akan diberikan konseling.
Konseling ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi tingkat risiko
penularan dan mengkaji pola harian kehidupan pasien. Setelah tes ini,
kemudian dibicarakan dan disampaikan pula apa langkah yang dilakukan
bila hasil tes menyatakan reaktif/positif. Tes HIV dilakukan dengan
mengecek apakah darah pasien memiliki antibodi terhadap HIV. Tes ini
mungkin akan diulang 1-3 bylan kemudian setelah dideteksi melakukan
perbuatan yang berisiko menularkan HIV. 26
g) Komplikasi HIV/AIDS
AIDS merupakan kumpulan dari gejala akibat melemahnya sistem
kekebalan tubuh akibat terinfeksi HIV. AIDS merupakan komplikasi dari
invasi virus HIV dalam tubuh. Melemahnya kekebalan tubuh manusia
bermanifestasi untuk menyebabkan infeksi lain yang parah contohnya
TBC, kanker, CMV, meningitis.28
h) Langkah Pengobatan Bagi Pengidap HIV
Walaupun obat yang menyembuhkan HIV secara total masih belum
ditemukan, namun proses pengobatan untuk meminimalkan risiko pasien
menjadi penderita AIDS dinilai cukup berhasil. Proses pengobatan yang bila
dipatuhi oleh penderita mampu mengurangi kemungkinan kematian
diakibatkan oleh virus HIV asalkan pasien berkomitmen untuk
mengimplementasikan pola hidup sehat.
Antireroviral Virus (ARV) dikenal sebagai obat-obatan yang bekerja
dengan menghambat replikasi virus HIV dalam merusak sistem kekebalan
tubuh manusia. Sediaan obat tersebut adalah tablet untuk dikonsumsi per
oral selama sisa hodup pasien. Saran untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita yaitu dengan konsumsi makanan sehat, menghindari rokok,
melakukan vaksinasi flu setiap tahun. Hal hal ini adalah bentuk antisipasi

8
terserangnya tubuh dari penyakit yang membahayakan. Tanpa tahapan
pengobatan ini, lambat laun tubuh penderita akan diserang oleh HOV
sehingga sistem kekebalan tubuh benar-benar tidak berfungsi. Para
penderita berisiko mengalami penyakit seperti kanker. Kanker dikenal
sebagai tahap akhir dari AIDS. 26
2. Seksualitas
a) Pengertian Seksualitas
Seks kondisi biologis, fisiologis dan psikologis yang menjadi
pembeda antara wanita dan pria. Perbedaan ini memiliki kemungkinan
untuk dapat menyebabkan adanya rangsangan seksual akibat perasaan
ketertarikan dan hal ini dapat berkembang menjadi hubungan seksual
apabila dua manusia yang saling merasa butuh untuk melakukan seksual
hingga terjadi penetrasi.29
b) Tanda-tanda
Gejala seksual primer memiliki keterkaitan langsung dengan alat
kelamin, seperti menstruasi/haid/period dan mimpi basah bagi laki-laki.
Tanda pertumbuhan dan perkembangan seks sekunder bagi anak laki-laki
ialah suara yang berubah menjadi berat/serak, pertumbuhan jakun,
pembesaran ukuran penis dan testis, mengalami pengerasan penis dan
mengeluarkan cairan sperma, tubuh yang mulai berotot, pertumbuhan
rambut halus di sekitar mulut, dan rambut halus di sekitar alat kelamin dan
area ketiak/armpit.
Bagi wanita muda, tanda seks sekunder dilihat dari adanya ukuran
payudara yang meningkat, pinggul yang melebar dan tumbuhnya rambut di
ketiak dan sekitar alat kelamin. Perubahan fisik juga tercermin dalam
perubahan psikologis. Pada aspek emosional, remaja cenderung memiliki
perasaan yang lebih peka dan halus dibanding sebelumnya, misalnya mudah
menangis, khawatir, frustasi, dan mudah tertawa. Kemudian remaja yang
cerdas dapat berpikir secara abstrak dan suka mengkritik. Namun diantara
semua pertimbangan yang penting adalah rasa ingin tahu remaja terhadap
hal-hal baru, sehingga nampaknya perilaku ingin bereksperimen, termasuk

9
perilaku seksual pranikah. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi,
keinginan untuk bereksperimen dengan seks sangat rentan, karena dapat
menimbulkan efek negatif yang berbahaya bagi masa depan, terutama bagi
remaja putri. Akibatnya, kaum muda berisiko lebih tinggi terhadap penyakit
menular seksual seperti gonorhea, raja singa, herves simpleks (genital),
chlamidia, bunga kol (kondiloma akuminata), dan HIV/AIDS. Gadis remaja
berisiko mengalami KTD (kehamilan yang tidak diinginkan), aborsi yang
tidak aman, infeksi genital, kekurangan sel darah merah, infertilitas, dan
kematian akibat komplikasi perdarahan seperti syok hipovolemik dan
preeklampsia.
c) Hak Reproduksi dan Seksual
ICPD yang diadakan pada International Conference tahun 1994 di
Cairo mendefinisikan hak reproduksi sebagai hak asasi manusia yang tersirat
dalam perundang-undangan nasional, instrumen HAM internasional dan
instrumen lain yang terkandung dalam perjanjian atau lainnya. . sebuah
perjanjian Hak-hak ini menjamin hak dasar setiap pasangan dan individu
untuk secara bebas dan bertanggung jawab memutuskan jumlah, jarak dan
waktu memiliki anak dan untuk mendapatkan informasi, serta menuntut hak
atas kesehatan reproduksi dan seksual yang setinggi-tingginya. 24
d) Kewajiban dan Hak Reproduksi Remaja
Tanggung jawab kaum muda adalah:
1) Menghormati seksualitas, dan proses reproduksi mereka dan hak
kerabat, relasi, serta pasangan/tunangan mereka.
2) Memberikan informasi dan pelatihan kepada remaja lainnya tentang hak-
hak yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.
3) Turut berperan aktif dalam lingkungannya untuk melindungi hak dan
kebutuhan remaja dalam kaitannya dengan KRR. Sebagaimana yang
telah diketahui, sebagai remaja, selain berbagai hak, kamu juga memiliki
banyak tanggung jawab. Itu memiliki banyak hubungan dan keterkaitan
pemuda, kondisi keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk
mewujudkan hak dan tanggung jawab.

10
Tugas negara, organisasi orang dewasa dan pemuda adalah:
1) Menghormati, melindungi dan menginisiasi program yang relevan
dengan hak seksual & reproduksi kaum muda.
2) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KRR.
3) Melibatkan kaum muda dalam pengembangan kebijakan kaum muda dan
dalam persiapan, dan mengevaluasi keberjalanan program.
4) Memberikan layanan kesehatan fokus pada seksualitas, reproduksi yang
tepat dan transparan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan remaja
dengan menjunjung asas kerahasiaan.
5) Menjamin sarpras yang lengkap, menunjang dan mendukung kegiatan
remaja.
e) Sexual Outlet pada Remaja
Pemenuhan kebutuhan libido/keinginan seksual remaja telah
berubah, meliputi fantasi / membayangkan dalam imajinasi (membaca
majalah porno, menonton film porno, menelepon dan mengirim SMS), mimpi
seks di malam hari, polusi, dan masturbasi. Tidak jarang pula anak muda
mencium, mengusap leher, membelai bahkan melakukan berbagai posisi
seksual, meski kejadiannya masih jarang. Berbagai cara aktivitas seksual
remaja biasanya dilakukan tanpa sepengetahuan orang tua atau kerabat dekat,
karena remaja masih merasa malu dan bersalah. Ada beberapa cara saluran
seksual, baik sendiri (swalayan) maupun membutuhkan pasangan. Metode
produksi seksual ini ialah :
1) Masturbasi
Masturbasi adalah pemenuhan rangsangan seksual terutama pada alat
kelamin yang dilakukan mandiri oleh diri sendiri melalui berbagai cara
(terlepas dari hubungan seks). Sebuah enelitian oleh Alfred Kinsley
menyatakan bahwa 100% pria dan 75% wanita pernah melakukan
masturbasi. Masturbasi sangat umum terjadi selama masa remaja. Selama
pubertas, ketika hormon seksual pada pria dan wanita mulai aktif dan
karakteristik seks sekunder mulai berkembang, rasa ingin tahu tentang
seksualitas lebih besar dan masturbasi lebih sering terjadi. Kaum muda

11
secara fisik mampu melakukan hubungan seksual dan orgasme, tetapi
biasanya terhalang oleh kendala sosial. Mereka merasa di bawah tekanan
dan sering menentang mempertahankan identitas gender mereka dan
mengendalikan dorongan seksual mereka. Hasilnya adalah ketegangan
psikologis serius yang membutuhkan pelampiasan, atau alternatif,
sehingga masturbasi dipandang sebagai hal yang umum dilakukan untuk
mengurangi kebutuhan akan seksual pada kaum muda. 23
Perbedaan emosional terbesar antara remaja dan anak-anak yang
lebih muda adalah bahwa remaja melakukan masturbasi lebih dari
biasanya selama fantasi seksual. Fantasi ini merupakan tambahan penting
untuk pembentukan identitas seksual; dalam perbandingan keamanan yang
dibayangkan, kaum muda belajar mengembangkan peran gender orang
dewasa. Aktivitas autoerotik atau mementingkan diri sendiri ini biasanya
berlanjut hingga dewasa muda yang biasanya digantikan oleh hubungan
seksual. 23
Anak-anak dan remaja yang melakukan masturbasi terkadang merasa
stres, cemas, bersalah, dan rendah diri. Jika anak mengatakan bahwa dia
masturbasi, anak tidak boleh langsung diancam, dimarahi atau ditakuti
oleh berbagai risiko seperti penyakit yang diakibatkan oleh masturbasi.
Remaja kemudian cenderung merasa malu menyatakan ketakutannya
bahwa keluhan yang dialami seperti jantung yang berdegup kencang,
konsentrasi berkurang, tubuhnya melemah mungkin diakibatkan oleh
masturbasi. Anggapan ini biasanya didapat dari teman dan sumber bacaan
yang tidak ilmiah. Menangani hal ini, perlu diluruskan bahwa hal tersebut
terjadi bukan dikarenakan oleh masturbasi. Pada norma agama dan
religius, agama menegaskan bahwa remaja harus diajarkan agar tidak
menuruti fantasi seksual. Saat fantasi seperti itu dimulai, Anda harus
segera menemukan diri Anda sibuk dengan orang lain, olahraga, atau
aktivitas lain. 23
2) Nocturnal sex dream

12
Cara lain untuk menghilangkan seks adalah mimpi erotis atau mimpi
seks nokturnal. Mimpi seks nokturnal adalah mimpi tentang aktivitas
seksual atau mimpi tentang sesuatu dengan konten seksual. Mimpi seks di
malam hari mungkin, tetapi tidak selalu, diikuti oleh emisi di malam hari.
Berbagai teori mencoba memahami fisiologi mimpi seks nokturnal.
Sebagian besar teori mencoba menjelaskan mimpi seks nokturnal melalui
mekanisme pembentukan mimpi. Mimpi bisa muncul dari keinginan atau
pikiran yang sangat kuat, yang kemudian ditekan di alam bawah sadar.
Mimpi seks nokturnal kemungkinan besar disebabkan oleh libido seksual
yang kuat atau rangsangan seksual yang diterima seseorang tetapi tidak
dapat dilepaskan, sehingga mereka ditekan di alam bawah sadar.. 23
3) Pollutio atau noturnal emission
Polusi, emisi nokturnal atau mimpi basah adalah orgasme spontan
yang terjadi saat tidur. Emisi nokturnal ini adalah ejakulasi saat tidur pada
pria dan pelumasan vagina pada wanita. Emisi nokturnal hampir selalu
didahului oleh mimpi seksual nokturnal. Pada pria, terjadinya nokturnal
emisi merupakan tanda bahwa organ reproduksi pria telah mampu
memproduksi sperma. Emisi nokturnal pertama kali dimulai pada remaja
laki-laki dan biasanya menyebabkan kebingungan pada anak-anak yang
tidak mendapat informasi yang baik tentang kesehatan reproduksi.
Meskipun emisi nokturnal tidak terlalu penting pada wanita muda karena
pelumasan vagina tanpa hubungan seksual, namun jarang diamati. 23
4) Fantasi
Cara lain untuk menghilangkan seks adalah fantasi seksual. Berfantasi
adalah perilaku yang membayangkan aktivitas atau konten seksual dan
bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotis. Fantasi dapat diwujudkan
dengan membayangkan aktivitas dan konten seksual, melihat gambar
porno, membaca cerita porno, menonton film porno, melakukan phone
sex, mengirim surat atau pesan teks erotis. Fantasi seksual umum terjadi
baik pada pria maupun wanita. Rangsangan eksternal untuk fantasi
seringkali berbeda di antara kedua jenis kelamin. Pria lebih cenderung

13
memimpikan wanita telanjang atau berpakaian minim yang digambarkan
penuh nafsu dan diinginkan hanya untuk kepuasan fisik. Wanita lebih
sering membayangkan kisah romantis dengan pahlawan lembut yang
mencintainya dan menyerahkan hidup mereka padanya. 23
5) Berciuman
Metode produksi seksual dengan pasangan sesama jenis dan lawan
jenis dilakukan melalui kontak fisik sambil menjelajahi tubuh pasangan.
Pada awalnya, pasangan biasanya mencoba cara yang paling tidak
eksploratif untuk mendekati seksualitas. Selain itu, seiring dengan
meningkatnya hasrat seksual, maka eksplorasi terhadap tubuh pasangan
juga meningkat, hingga tahap terakhir adalah persetubuhan. Berciuman
adalah tahap paling awal dari kontak seksual dengan pasangan. Berciuman
atau berciuman diartikan sebagai kegiatan saling merangsang dengan
pasangan, namun tidak menyasar area sensitif pasangan (alat kelamin) dan
sebatas mencium pipi, dahi atau bibir pasangan. Awalnya, pasangan puas
hanya dengan ciuman di kening atau pipi. Selain itu, dalam tahap yang
lebih dalam, ciuman basah atau bibir baru bisa mengarahkan libido seksual
pasangan. 23
6) Necking
Necking atau ciuman adalah tindakan eksplorasi setelah ciuman. Saat
berciuman tidak bisa lagi menjadi jalan keluar dari seks, penelitian
berlanjut ke bagian leher. Necking diartikan sebagai kegiatan saling
merangsang dengan pasangan, namun tidak mengarah ke alat kelamin
pasangan, melainkan hanya mencium leher pasangan. Jika pasangan telah
memilih leher sebagai saluran seksual, diperlukan pengendalian diri yang
besar agar gesekan leher tidak berlanjut sebagai belaian dan persetubuhan.
23

7) Belaian
Belaian adalah langkah terakhir untuk menjelajahi tubuh pasangan
sebelum berhubungan badan. Menyetrika dapat dibagi menjadi menyetrika
ringan dan berat. Belaian ringan adalah perilaku di mana anggota badan

14
saling menempel saat mengenakan pakaian. Belaian kuat adalah tindakan
saling menggosok alat kelamin tanpa pakaian untuk mencapai kepuasan.
Tahapan ini merupakan permulaan hubungan seks 23
8) Seks oral
Seks oral adalah kegiatan seksual yang dilakukan dengan
menggunakan mulut dan/atau lidah untuk merangsang daerah kelamin
pasangannya. Seks oral dapat dilakukan oleh pasangan heteroseksual
maupun homoseksual. Pada wanita, seks oral dilakukan untuk
merangsang klitoris, sedangkan pada pria untuk merangsang ereksi. Seks
oral menjadi alternatif untuk mencapai kepuasan tanpa kekhawatiran akan
kemungkinan terjadi kehamilan akibat penetrasi penis ke vagina. Disinilah
mengapa biasanya seks oral menjadi saluran seks utama bagi pasangan
yang belum menikah atau tidak menginginkan anak. 23
9) Seks anal
Seks anal adalah merupakan cara menyalurkan hasrat seks dengan
merangsang penis atau mendorong pasangannya di dalam anal/anus atau
lubang dubur. Pasangan heteroseksual dan pasangan homoseksual dapat
melakukan seks anal. Anal adalah saluran seks terpenting bagi pria gay. 23
10) Vaginal sex
Vaginal sex adalah jenis coitus bagi pasangan heteroseksual yang
sudah menikah. Seks vagina mengacu pada aktivitas seksual yang
dilakukan dengan penetrasi alat kelamin laki-laki ke dalam lubang
senggama perempuan pasangan. Pasangan heteroseksual yang normal
senggama dengan cara ini merupakan jenis senggama yang paling
memuaskan untuk keluar dari seks. Pasangan sesama jenis tidak bisa
menerapkan cara melepas seks ini.23
f) Faktor yang Berpengaruh bagi Perilaku Seks Pranikah
1) Dari segi biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas
dan aktivasi hormonal dapat menimbulkan perilaku seksual.

15
2) Perkembangan penyimpangan seksual dapat diperkuat oleh peran
orangtua, pola komunikasi, proses komunikasi antara orang tua dengan
remaja mengenai masalah seksualitas
3) Pengaruh lingkungan pertemanan, lingkaran teman seumuran memiliki
peranan yang kuat dalam membentuk perilaku seksual yang menyimpang
4) Perspektif sosial kognitif, kemampuan kognitif sosial yang berkaitan
tentang pembuatan keputusan, memberikan pengertian tentang
seksualitas dan perilaku seksual kaum remaja. Anak muda yang mampu
membuat keputusan yang tepat berdasarkan value dan norma yang
berlaku dapat menunjukkan perilaku seksual yang aman.
5) Pengalaman seksual (sexual experience), semakin sering kaum remaja
berinteraksi dengan konten-konten yang merangsang perilaku seksual
maka akan meningkatkan rangsangan dan mendorong remaja melakukan
perilaku seksual.
6) Faktor personality, orang muda dengan harga diri yang positif dapat
secara memadai mengendalikan keinginan dan kebutuhan mereka dalam
hubungannya dengan diri sendiri atau orang lain. Mampu
mempertimbangkan risiko yang wajar dan melindungi diri dari hal-hal
yang berbahaya. Faktor personality misalnya harga diri, self control,
tanggung jawab, menghadapi stres, standar nilai.
7) Nilai religius seseorang yang mengimplementasikan nilai-nilai dan
norma-norma spiritualitas secara intens pada kehidupan sehari-hari dapat
mencegah pikiran negatif untuk menyalurkan hasrat seksual.
8) Ketidaktahuan remaja dengan pengertian mengenai kesehatan reproduksi
yang benar dan proporsional memiliki risiko lebih besar untuk
menyalurkan hasrat seksual tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain
g) Pencegahan seks pranikah
Pencegahan seks pranikah meliputi 30
1) Menghindari persetubuhan sebelum menikah
2) Menghindari kegiatan yang dapat merangsang hasrat/motivasi seksual
seperti menonton video asusila

16
3) Mengisi waktu luang dengan kegiatan atau hobi yang positif seperti
olah raga, kesenian atau keagamaan
4) Mencari informasi dari sumber yang tepat dan berbagi pendapat tentang
perilaku seksual dengan orang tua, profesional kesehatan setempat, guru
sekolah atau teman dekat.
5) Tidak menerima begitu saja rayuan oleh pasangan yang mengajak
berhubungan seks.
6) Pengendalian diri saat pacaran (pacaran sehat)
7) Berhati-hati bila diajak ke tempat sepi dan berbahaya
1. Narkotika
a) Pengertian Narkotika
Narkotika adalah kependekan dari narkotika, psikotropika dan zat
aditif lainnya, termasuk zat yang berasal dari alam maupun zat buatan, yang
apabila digunakan menyebabkan sensasi pada fisik dan fungsi psikologis dan
menyebabkan kecanduan. NAPZA adalah zat yang apabila tertelan dapat
mempengaruhi susunan saraf pusat (SSP), menyebabkan perubahan pada
mental, pengelolaan emosi dan sikap para penggunanya, serta seringkali
menimbulkan ketergantungan dan adiksi. pada mereka. Penyalahgunaan
dapat mempengaruhi susunan, kegunaan tubuh pengonsumsi. Manfaat dan
risiko penyalahgunaan narkoba dipengaruhi pada dosis penggunaan,
frekuensi, bagaimana penggunaannya, dan dalam kombinasi dengan obat atau
pengobatan lain yang digunakan.31
Istilah narkotika di Indpnesia merupakan kata yang berasal dari kata
bahasa Inggris “Narcotics” berarti narkotika, mirip dengan kata dari bahasa
Yunani “Narkoosis” berarti artinya tidur. Narkotika merupakan zat yang
dapat mengurangi gangguan kesadaran, hilangnya rasa dari pereda nyeri
menjadi eliminasi dan menimbulkan ketergantungan.32
Psikotropika merupakan zat / obat non narkotika terbuat dari bahan
alami atau buatan, memiliki sifat psikoaktif dengan perubahan fungsi mental
dan sikap pelaku.

17
Zat adiktif merupakan suatu zat yang bersifat ketergantungan selain
narkotika dan psikotropika serta dapat menyebabkan efek kecanduan.31
b) Jenis-Jenis NAPZA
Jenis– jenis Narkotika dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Setiap jenis dibagi menjadi beberapa
kelompok obat:30
1) Narkotika
Narkotika adalah zat/obat tumbuhan atau bukan tumbuhan, baik sintetik
maupun non sintetik, yang dapat menyebabkan gangguan dan
perubahan kesadaran serta hilangnya rasa. Zat ini bisa mengurangi rasa
sakit dan bisa membuat ketagihan atau membentuk kebiasaan. Narkoba
sangat adiktif atau membuat ketagihan. Narkoba juga memiliki tingkat
toleransi (adaptasi) dan habituasi (kebiasaan) yang sangat tinggi.
Karena sifat narkotika tersebut, pengguna tidak dapat lepas dari zat
adiktif ini. Narkotika dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu Golongan
I, II dan III.
i. Golongan I, merupakan jenis narkotika yang memiliki level
bahaya tertinggi dibandingkan golongan narkotika lainnya.
Kekuatan adiktif kelas ini benar-benar tinggi dan tidak boleh
digunakan untuk tujuan apapun selain penelitian atau ilmu
pengetahuan. Bentuk Narkotika Golongan I, antara lain
mariyuana, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain-lain.
ii. Golongan II, adalah obat dengan potensi adiktif yang kuat,
tetapi dapat bermanfaat dalam pengobatan dan penelitian.
Contohnya termasuk petidin dan turunannya, benzetidin,
betametadol, dan lain-lain.
iii. Golongan III, adalah zat narkotika yang mempunyai efek adiktif
ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.
Misalnya kodein dan turunannya.
2) Psikotropika

18
Psikotropika adalah zat atau obat-obatan yang tidak termasuk
golongan Narkotika, baik alami maupun sintetik. Zat psikotropika
memiliki sifat psikoaktif melalui efek selektif pada sistem saraf pusat,
yang dapat menyebabkan perubahan karakteristik pada fungsi normal
dan perilaku penggunanya. Secara umum, agen psikotropika ini adalah
obat-obatan yang digunakan dokter untuk menangani pasien dengan
gangguan kesehatan jiwa. Psikotropika ini diklasifikasikan menjadi
golongan, yaitu:32
i. Golongan I adalah: psikotropika dengan efek adiktif yang sangat
kuat, belum diketahui kegunaannya untuk pengobatan dan sedang
dipelajari efektivitasnya. Contohnya termasuk MDMA, ekstasi,
LSD dan STP.
ii. Golongan II, yaitu. zat psikotropika dengan efek adiktif yang kuat,
yang berguna untuk pengobatan dan penelitian. Psikotropika yang
termasuk golongan ini adalah amfetamin, methamphetamine,
methqualone dll.
iii. Golongan III, yaitu. zat psikotropika dengan efek adiktif sedang,
yang dapat bermanfaat dalam pengobatan dan penelitian.
Misalnya, lumibal, buprenorsina, flenitrazepam dll.
iv. Golongan IV, yaitu psikotropika dengan adiksi ringan dan
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Misalnya nitrazepam
(BK, mogadon, dumolid), diazepam dan lain-lain.
c) Zat Adiktif Lainnya
Zat Adiktif Lainnya adalah selain Narkotika dan Psikotropika yang
dapat menimbulkan ketergantungan bagi penggunanya, misalnya: rokok,
minuman beralkohol dan minuman lain yang memabukkan dan membuat
ketagihan serta bahan pelarut dan zat lainnya, misalnya lem kayu, karet
gelang, cairan, aseton, cat, bensin, yang dapat memabukkan jika dihisap,
dihirup, dan dibaui. Oleh karena itu, kategori narkoba juga termasuk
alkohol, rokok, dan zat adiktif dan narkotika lainnya. Kecanduan obat
patologis yang telah berlangsung setidaknya satu bulan dan mengganggu

19
pekerjaan dan aktivitas sosial disebut kecanduan narkoba. Padahal, obat-
obatan banyak digunakan untuk keperluan medis, seperti menenangkan
pasien dan mengurangi rasa sakit selama pengobatan. Namun karena
efeknya “menyenangkan” bagi pemakainya, maka narkoba digunakan
bukan untuk pengobatan melainkan untuk kesenangan. Penyalahgunaan
narkoba secara teratur membuat pengguna merasa tergantung pada
narkoba dan menyebabkan kerusakan fisik.33
d) NAPZA dalam Perspektif Biologi
Istilah narkoba adalah sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika
Nasional (BNN) no. SE/03/IV/2002 merupakan akronim dari NARkotika,
psiKOtropika, dan Bahan Aditif lainnya. Narkotika didefinisikan sebagai: zat
atau obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
Pasal 1:1). Narkoba yang sering disalahgunakan adalah heroin/ putaw, candu,
petidin, ganja, kanabis, mariyuana, hasish, dan kokain (BNN RI, 2009a;
2009b).
Sedangkan Psikotropika (UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika) adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Terdapat 4 golongan psikotropika. Psikotropika golongan I tidak
digunakan untuk terapi karena memiliki potensi yang sangat kuat dalam
mengakibatkan sindrom ketergantungan (ekstasi, shabu, LSD). Untuk
Psikotropika golongan II (amfetamin, metilfenidat), III (fenobarbital,
flunitrazepam), dan golongan IV (diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, kloradiazepoksid, nitrazepam seperti pil KB, pil Koplo,
rohipnol, dumolid, mogadon, dll), memiliki khasiat pengobatan dan mungkin
masih digunakan dalam pengobatan dan penelitian. Jenis psikotropika ini
digolongkan ke dalam kelompok yang memiliki pengaruh ringan (golongan

20
IV), sedang (golongan III), dan kuat (golongan II) (BNN RI, 2009a). Selain
narkoba dan psikotropika, terdapat bahan aditif lain, seperti inuman
beralkohol, yang akan berpengaruh menekan syaraf pusat dan dapat
menyebabkan perubahan perilaku. Gas yang dihirup (inhalasia) dan solven
(pelarut) yang mudah menguap, merupakan senyawa organik yang sering
terdapat pada barang keperluan rumah tangga/kantor, seperti: lem, tiner,
penghapus, cat kuku, bensin, dll. Tembakau, telah dimanfaatkan masyarakat
secara luas. Dosis yang dapat diserap tubuh per-batang rokok adalah 1-3 mg
nikotin, pada pemanfaatan yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
Selanjutnya Kafein, merupakan zat stimulant, yang juga dapat menimbulkan
ketergantungan34
d) NAPZA dalam perspektif Kimia
1) Obat-obatan dari sumber alam
Golongan ini termasuk senyawa yang komponen penyebab candu
didapatkan dari tumbuh-tumbuhan diantaranya kanabis, cocain, dan
katinon.
i. Ganja
Ganja merupakan salah satu tipe narkoba yang digunakan secara
masif dan banyak digunakan di kalangan masyarakat Indonesia, yang
berasal dari tanaman bernama latin Cannabis sativa (L.). Ganja
digunakan oleh 20% remaja di dunia
ii. Kokain
Kokain termasuk dalam narkoba yang dilarang peredaran dan
penggunaannya. Tanaman ini umum di Afrika Selatan, Indonesia,
Meksiko, dan Karibia.
iii. Catine
Tanaman Catha (Catha edulis) merupakan tumbuhan yang ditemukan
dalam jumlah banyak di Afrika Timur dan Arab. Cathinone
diklasifikasikan sebagai zat psikotropika, yang distribusinya diatur
oleh Konvensi PBB tentang Zat Psikotropika.

21
2) Obat sintetik
i. Shabu-shabu
Pada dasarnya jenis sabu-sabu yang tersebar luas dan dikonsumsi
secara adiktif di masyarakat merupakan senyawa
“methamphetamine” yang tergolong sebagai zat perangsang jenis
amfetamin (Amphetamine-Type Stimulant/ATS). Metamfetamin
dikenal sebagai “meth”, dan dikonsumsi dalam bentuk pil, kapsul,
serbuk, dapat disuntikkan, dan dimakan (Rouhani dan Haghgoo, 2014)
Zat ini merupakan jenis zat yang dilarang peredarannya dan
disalahgunakan oleh sekitar 35 juta pengguna narkoba di dunia.
ii. Heroin
Obat ini sangat populer di kalangan pecandu, distribusi heroin secara
ilegal di seluruh dunia memiliki keterkaitan dengan pelanggaran
hukum peredaran narkoba pada tingkat internasional dan overdosis
fatal.
e) Kecanduan Narkoba
Kecanduan Narkoba adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kebutuhan
untuk menggunakan Narkoba pada dosis yang meningkat untuk merasakan
sensasi yang serupa, tetapi bila dosis total diintervensi dengan pengurangan
atau pengehntian penggunaan secara tiba-tiba akan menimbulkan gejala yang
khas. Kecanduan narkoba dibagi menjadi dua bagian, yaitu:35
1) Ketergantungan fisik, merupakan kondisi pengguna yang bila dihentikan
konsumsinya secara mendadak maka akan timbul gejala kecanduan yang
khas
2) Ketergantungan psikologis, yaitu suatu keadaan jika berhenti
menggunakan NAPZA tertentu, maka seseorang akan mengalami
kecanduan yang sangat kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut
meskipun tanpa mengalami gejala fisik.
f) Ciri Penyalahguna NAPZA
1) Terjadinya perubahan perilaku

22
i. Prestasi di sekolah dan di tempat kerja merosot mendadak, tidak
masuk sekolah/kerja tanpa izin, lalai mengerjakan tugas
ii. Perubahan pola tidur : malam tidur hingga larut, pada pagi hari sulit
bangun
iii. Menurunnya selera makan;
iv. Cenderung menghindari pertemuan kolega, keluarga karena tidak
ingin ketahuan.
v. Menjadi pribadi yang tidak suka menghabiskan waktu bersama
dengan orang lain;
vi. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluargalainnya dibandingkan
dengan sebelumnya;
vii. Circle pertemanan yang berubah.
2) Gejala fisik
Gejala ini khas muncul saat pengguna tidak mengonsumsi zat yang biasa
dia gunakan.
Contoh perubahan perilaku dan mental:
i. Palpitasi jantung
Mengalami rasa kegembiraan tanpa sebab yang drastis tidak wajar
ii. Mengalami Halusinasi dan delusi.
Merupakan sebuah gambaran dalam pikiran / pendengaran tanpa
sumber stimulus yang menyebabkannya. Misalnya seseorang
mendengar suara padahal sumber bunyinya tidak ada, ini disebut
halusinasi pendengaran. Sama dengan halusinasi penglihatan,
penciuman, rasa dan sentuhan. Khayalan adalah keyakinan yang
tidak rasional, meskipun ada bukti ketidakrasionalan pikiran, orang
yang bersangkutan tetap mempercayainya. Misalnya, yang disebut
delusi paranoid, di mana seseorang benar-benar percaya bahwa
seseorang akan menyakitinya, meskipun sebenarnya tidak ada
yang berniat melakukannya. Perlahan, misalnya 10 menit bisa
terasa seperti 1 (satu) jam.
iii. Apatis.

23
Yang bersangkutan apatis, apatis, tidak peduli dengan tugas atau
tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial, sering lebih suka
menyendiri dan bermimpi, kurang kemauan atau inisiatif dan
kehilangan semangat/kemauan.
3) Ditemukan obat atau alat yang digunakan untuk ketergantungan obat
i. Obat-obatan (pil, serbuk, ganja linting, kristal) yang dapat
disimpan dalam tas, baju, kaset, buku, laci meja
ii. Peralatan administrasi obat seperti: spuit, foil, gulungan31
g) Efek Penggunaan NAPZA pada Jiwa dan Raga
Penyalahgunaan NAPZA berefek pada susunan syaraf pusat yang
merupakan pusat pengendali jiwa maupun raga. Efeknya menimbulkan
perasaan riang (euphoric), memacu (stimulating), yang kemudian diikuti
dengan rasa tertekan (depressing). Besarnya efek memacu dan menekan
bervariasi antar jenis narkoba, sehingga menimbulkan keinginan
penyalahguna untuk mencoba dan mencicipi semuanya, atau bahkan
berkreasi mencampur-campurnya sebagai bentuk petualangan yang
menantang.
Efek ketagihan (addicted) muncul karena dalam keadaan lesu, tiba-
tiba teringat rasanya saat riang tadi, sehingga ingin mengalaminya lagi, maka
ingin menggunakan narkoba lagi. Namun karena efek riangnya tidak segera
muncul, dosisnya dinaikkan. Padahal dosis yang lebih besar menyebabkan
efek lesu yang lebih berat. Demikian seterusnya, semakin tinggi dosis yang
diperlukan, semakin berat lesu yang dirasakan, semakin ingin mengulangi
saat-saat riang, dan seterusnya hingga narkoba membuat lingkaran setan yang
merusak jiwa. Raga juga terkena dampaknya. Susunan syaraf pusat yang
berada dalam cengkeraman narkoba akan menyebabkan kekacauan pada
sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem imun,
dan lainnya. Pengguna menjadi mudah sakit, sulit berpikir, depresi respirasi,
sakit lambung, kehilangan keinginan untuk makan, dan sebagainya.34
h) Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

24
Pada dasarnya pencegahan dapat dilakukan pada diri, keluarga,
masyarakat dan institusi sekolah. Pendekatan psikologi sosial dapat
digunakan untuk memahami, mencegah, serta menanggulangi kasus-kasus
penyalahgunaan narkoba. Hal-hal seperti kultur, media massa, ego state dan
transaksi pengalaman, kebiasaan serta kondisi lingkungan fisik adalah faktor
yang dapat diubah, dimodifikasi untuk meminimalisir kesempatan orang
untuk mengonsumsi narkoba.
Namun demikian, metode pencegahan paling efektif adalah tindakan
intrapersibal untuk membentengi diri dari pengaruh maupun kesempatan
dalam menyalahgunakan narkoba. Beberapa cara yang direkomendasikan
yaitu dengan mengisi kegiatan positif yang bermanfaat seperti membaca
buku, berdiskusi, melakukan brainstoorming, meningkatkan akses konseling,
informasi dan edukasi untuk memahami dampak yang ditimbulkan dari
penyalahgunaan narkoba
Mempelajari narkoba dari sudut pandang agama juga menjadi langkah
krusial. Hal ini dikarenakan nilai-nilai agama akan menanamkan pemahaman
bahwa seseorang tidak boleh merusak diri sendiri maupun orang lain
disekitarnya. Dilihat dari aspek personal, seseorang yang lebih memahami
diri sendiri akan menjadi pribadi yang lebih matur dan dewasa sehingga dia
akan mampu memproteksi diri dari ajakan menggunakan narkoba. Langkah
preventif ini memiliki fokus untuk mengembangkan diri dan biasa disebut
sebagai upaya self help.
i) Keuntungan dari Menghindari Narkoba
i.Memiliki fokus dan memori yang lebih baik
ii. Terhindar dari risiko kanker dan serangan jantung
iii. Terhindar dari berbagai macam penyakit
iv. Meningkatkan energi
v. Meningkatkan produktivitas

25
26

Anda mungkin juga menyukai