1. Judul Penelitian
2. Identitas Pengusul
Luaran Tambahan
Tahun Luaran Jenis Luaran Status target capaian Keterangan (url dan
(Accepted, published, nama jurnal, penerbit,
terdaftar atau granted, url paten, keteranan
atau status lainnya) sejenis lainnya)
1 Buku Ajar Terbit ber ISBN Poltekkes Banten
5. Anggaran
Rencana anggaran biaya penelitian mengcu pada PMK yang berlaku dengan
besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12
Total RAB 2 tahun
Tahun 1 total
Isian Substansi Proposal Skema Penelitian Dasar
Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT)
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan
dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan
RINGKASAN
Pada tahun pertama akan dilakukan pemetaan tentang kebutuhan video yang
akan dibuat dilakukan dengan survey calon responden, uji materi pembuatan
draft video hingga uji media yang kemudian menghasilkan video yang telah
dianggap valid sebagai instrument penelitan. Pada tahun kedua akan
dilakukan pengujian pengaruh peggunaan media video melalui WA dalam
pencegahan stunting pada balita meliputi; tingkat pengetahuan, sikap dan
praktik responden dalam pemberian nutrisi mencegah stunting, Hasil
pengujian ini akan dituangkan kedalam Bahan ajar asuhan kebidanan bayi,
anak dan balita prasekolah. Melalui Penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan publikasi pada jurnal minimal terakreditasi nasional, bahkan
internasional. Tingkat Kesiapan Tehnologi pada penelitian ini diharapkan
mencapai TKT 5 dst
Insidensi balita stunting di dunia didominasi oleh balita yang tinggal di benua
Asia sebanyak 54% dan Afrika sebanyak 40% dari total jumlah populasi
stunting di seluruh dunia pada tahun 2019. Prevalensi balita stunting yang
dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk dalam
negara ketiga dengan prevalensi tertinggi regional Asia Tenggara/South-East
Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun
2005-2017 adalah 36,4%.(Utama, 2018)
Persentase balita sangat pendek dan pendek usia 0-23 bulan di Indonesia
tahun 2018 yaitu 12,8% dan 17,1%. Kondisi ini meningkat dari tahun
sebelumnya dimana persentase balita sangat pendek yaitu sebesar 6,9% dan
balita pendek sebesar 13,2%. (Kemenkes RI, 2019) Tren persentase balita usia
0-59 bulan sangat pendek dan pendek di Indonesia sejak tahun 2013 sampai
tahun 2019 cenderung mengalami penurunan, dimana pada tahun 2013
persentasenya sebesar 37,2%, sedangkan pada tahun 2019 persentasenya
sebesar 27,7%. Artinya dalam kurun waktu 6 tahun, Indonesia dapat
menurunkan lebih dari 1,5% setiap tahunnya.(KEMENKES RI, 2021)
RPJMN 2024 telah menetapkan angka prevalensi stunting turun menjadi 14%,
yang berarti harus diturunkan sebesar 2,7 persen per tahun. Sebagai upaya
pengawalan untuk mencapai target tersebut maka diperlukan upaya nyata
dalam memberikan intervensi kepada masyarakat agar praktik masyarakat
dalam memberikan makanan bergizi berubah kearah yang positif. Hal tersebut
sejalan dengan Panduan Pemetaan Program, Kegiatan, Dan Sumber
Pembiayaan Untuk Mendorong Konvergensi Percepatan Pencegahan
Stunting Kabupaten/Kota Dan Desa yaitu intervensi gizi sensitive kepada ibu
dan anak melalui penyebarluasan informasi menggunakan media. Namun
demikian dengan adanya pandemi COVID-19 di seluruh dunia termasuk di
Indonesia maka intervensi gizi sensitive untuk meningkatkan kesadaran dan
praktik pemberian gizi yang baik menjadi terkendala. Penggunaan media yang
baik, mudah digunakan, efektif untuk ibu yang dapat diakses pada jarak jauh
menjadi solusi yang paling relevan untuk dilakukan. Dalam hal ini, pemberian
media melalui WA menjadi solusi yang efisien menjawab permasalahan ini
(Litbangkes, 2020),(TNP2K, 2019) Jenis media yang sesuai untuk diantaranya
media audio visual.(Tuti Meihartati, Aries Abiyoga, Dodi Saputra, 2020)
Pemberian edukasi dengan media audiovisual menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan praktik kesehatan.(Wulan et al., 2021) sesuai latar belakang
diatas maka diharapkan penggunaan media edukasi video untuk meningkatkan
praktik pemberian gizi dalam mencegah stunting.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan
peta jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer
yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten
yang terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN TEORI
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh
pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting
apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar
deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya(TNP2K, 2019)
1. Pemenuhan nutrisi yang kurang pada masa pra konsepsi, kehamilan dan
laktasi
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan dibandingkan
dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi perempuan sebelum
hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal
untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini akan bertambah sekitar 180
kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III.
Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan mineral,
akan meningkat selama kehamilan. Berikut Tabel 2.1 Angka Kecukupan
Gizi Rata-Rata (AKG, 2004) yang dianjurkan (per orang per hari) bagi
ibu hamil usia 19—29 tahun dengan BB/TB 52 kg/156 cm dan ibu hamil
usia 30—49 tahun dengan BB/TB 55 kg/156 cm.(Pritasari, Damayanti
and Nugraheni, 2017)
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam
tubuh ibunya. Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah
jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayinya
serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup
mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan
mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak
ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu
sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi
tertentu tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B
yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buahbuahan. Sehubungan
dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil
dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun
jumlahnya(Rahayu, 2018)
2. Tinggi badan ibu yang kurang
Tinggi badan ibu yang kurang 4.78 kali lebih berisiko untuk memiliki
keturunan stunting (OR 4.78;95% CI 1.5 to 15.28; P =0.04). hal ini
diduga karena adanya genetika dan lingkungan tumbuh yang dihuni ibu,
seperti hygiene, intake pemenuhan nutrisi, dan kesehatan reproduksi. Ibu
dengan tinggi badan yang kurang cenderung mengalami anatomi tubuh
yg kurang optimal dan system metabolism yang mempengaruhi
pertumbuhan janin, seperti rendahnya kadar glukosa atau KEK. Hal ini
memicu IGR yang menjadi factor utama terjadinya stunting setelah lahir.
(Manggala et al., 2018)
Banyak penelitian menyimpulkan bahwa tinggi badan orang tua sangat
mempengaruhi kejadian stunting pada anak. Salah satunya adalah
penelitian di kota Semarang pada tahun 2011 menyimpulkan bahwa Ibu
pendek (< 150 cm) merupakan faktor risiko stunting pada anak 1-2 th.
Ibu yang tubuhnya pendek mempunyai risiko untuk memiliki anak
stunting 2,34 kali dibanding ibu yang tinggi badannya normal. Ayah
pendek (< 162 cm) merupakan faktor risiko stunting pada anak 1-2 th.
Ayah pendek berisiko mempunyai anak stunting 2,88 kali lebih besar
dibanding ayah yang tinggi badannya normal(Candra, 2020)
3. Infeksi
WHO menyatakan infeksi pada system pencernaan (diare, kebiasaan
hidup yang tidak sehat) infeksi pernafasan. Malaria dan penurunan nafsu
makan dikarenakan infeksi dan inflamasi. Dari segala kemungkinan
diatas, hanya infeksi saluran pernafasan dan diare yang memiliki bukti
literasi dan terbukti memiliki pengaruh pada terjadinya anak stunting.
(Tumilowicz, Beal and Neufeld, 2018)
4. IUGR dan kelahiran preterm
Stunting sering terjadi sejak dalam kandungan dan terus berlanjut hingga
kehidupan 2 tahun pasca lahir. Pada masa di kandungan, WHO
menjelaskan bahwa pertumbuhan dalam lahir memiliki pengaruh yang
besar terhadap kondisi stunting anak pasca lahir. (Onis and Branca, 2016)
5. Jarak antar kelahiran yang pendek
Jarak kelahiran mempengaruhi pola asuh orangtua terhadap anaknya.
Jarak kelahiran dekat membuat orangtua cenderung lebih kerepotan
sehinga kurang optimal dalam merawat anak. Hal ini disebabkan karena
anak yang lebih tua belum mandiri dan masih memerlukan perhatian
yang sangat besar. Apalagi pada keluarga dengan status ekonomi kurang
yang tidak mempunyai pembantu atau pengasuh anak. Perawatan anak
sepenuhnya hanya dilakukan oleh ibu seorang diri, padahal ibu juga
masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lain. Akibatnya
asupan makanan anak kurang diperhatikan. Jarak kelahiran kurang dari
dua tahun juga menyebabkan salah satu anak, biasanya yang lebih tua
tidak mendapatkan ASI yang cukup karena ASI lebih diutamakan untuk
adiknya. Akibat tidak memperoleh ASI dan kurangya asupan makanan,
anak akan menderita malnutrisi yang bisa menyebabkan stunting. Untuk
mengatasi hal ini program Keluarga Berencana harus kembali
digalakkan. Setelah melahirkan, ibu atau ayah harus dihimbau supaya
secepat mungkin 19 menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan. Banyak orangtua yang enggan menggunakan kontrasepsi
segera setelah kelahiran anaknya, sehingga terjadi kehamilan yang sering
tidak disadari sampai kehamilan tersebut sudah menginjak usia beberapa
bulan. Jarak kehamilan yang terlalu dekat, selain kurang baik untuk anak
yang baru dilahirkan juga kurang baik untuk ibu. Kesehatan ibu dapat
terganggu karena kondisi fisik yang belum sempurna setelah melahirkan
sekaligus harus merawat bayi yang membutuhkan waktu dan perhatian
sangat besar. Ibu hamil yang tidak sehat akan menyebabkan gangguan
pada janin yang dikandungnya. Gangguan pada janin dalam kandungan
juga akan mengganggu pertumbuhan sehingga timbullah stunting.
(Candra, 2020)
Media Promosi Audiovisual
Media audio visual merupakan media yang terdiri dari penayangan gambar
yang terdapat suara sehingga dapat dilihat dan didengar oleh penggunanya.
Salah satu media audio visual adalah video, video dapat dilihat dan didengar
oleh penggunanya dan dapat diakses kapan saja. Berdasarkan penelitian video
efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan terjadi perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah penayangan video. Salah satu video yang terbukti efetif
untuk promosi kesehatan adalah video animasi.
Video animasi adalah sekumpulan gambar bergerak yang dibuat sedemikian
rupa dengan memberikan efek suara dan gambar yang menarik. Video animasi
dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Kelompok posbindu lansia yang
diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi menggunakan media video
efektif meningkatkan pengetahuan mereka, dibuktikan dengan adanya
perbedaan hasil yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan(Luthfiani, 2021)
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600
kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format
diagram alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan
penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator
capaian yang ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota
pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.
Metode penelitian
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer terkait pengetahuan responden
dalam pemenuhan nutrisi spesifik. Analisa data dilakukan secara univariat dan
bivariate dan dilakukan uji t non parametric Wilcoxon.. Penelitian pada tahun
pertama, kami akan melakukan pengukuran pengetahuan responden dalam
pemenuhan nutrisi spesifik, di puskesmas Kalanganyar.
Peneliti juga akan melakukan intervensi melalui pemberian media edukasi tentang
gizi spesifik pada responden terpilih. Setelah dilakukan intervensi, selanjutnya akan
dilakukan pengukuran terhadap pengetahuan dan praktik pemenuhan nutrisi. Pada 3
bulan kedua, kami akan melakukan riset untuk membandingkan praktik dan perilaku
responden yang telah diberikan video edukasi dengan responden yang tidak diberikan
video edukasi. Penelitian ini direncanakan menghasilkan publikasi artikel penelitan
pada journal nasional terakreditas HAKI untuk video yang digunakan sebagai bahan
intervensi. Bahan ajar hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari oleh mahasiswa khususnya mata kuliah
epidemiologi yang penulis ampu
.
Mulai
P
E
N
D
A Survey pendahuluan ke
H Puskesmas
U
L
U
A
N Menentukan topik
penelitian
Menentukan masalah
penelitian
Menentukan tujuan
Pengumpulan data
A
N
Analisis data penelitian
A
L
I
S
A
Uji t dependen D
A
T
A
Penyajian hasil dan
pembahasan
T
Simpulan dan saran A
H
A
P
A
Naskah artikel dan submit
K
jurnal
H
I
R
Selesai
Tugas Masing-masing Anggota pengusul
Ketua Tim
Koordinasi,Perizinan
Penyusunan Proposal
Survey Lokasi dan Responden Penelitian
Penyusunan draft goggle Form
Penyusunan Model Pelaporan Pengolahan data dibantu sekretariat
Analisis data dan penyusunan Laporan dan laporan keuangan
Penyusunan Bahan ajar Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan Anak Prasekolah
Penyusunan artikel/Submit
Anggota TIM
Pembuatan Diagram alir Penelitian
Penyusunan Kuesioner
Pembuatan Gogle form
Penyusunan video
Pengujian pengaruh video
Pre dan Post tes
Pengolahan data dibantu sekretariat
Analisis data dan penyusunan Laporan dan laporan keuangan
Penusunan artikel/submit dst.
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan
memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan
JADWAL
No Nama kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Protokol V
penelitian
2 Penyelesaian Kaji V
etik
3 Penyelesaian V
Perizinan
4 Koordinasi Tehnis V
antar Tim Peneliti
7 Pengumpulan data V V
penelitian
8 Pengolahan dan V V
Analisis data
9 Penyusunan laporan V
10 Penyusunan artikel V
11 Penyusunan bahan V
ajar
12 Submit artikel V
nasional
Tahun ke-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Protokol V
lanjutan
2 Penyelesaian Kaji V
etik
3 Penyelesaian V
Perizinan
4 Koordinasi Tehnis V
antar Tim Peneliti
7 Pengumpulan data V V V V V
penelitian
8 Pengolahan dan V V
Analisis data
9 Penyusunan laporan V
dan SPJ Penelitian
10 Penyusunan artikel V
11 Penyelesaian bahan V
ajar
12 Submit artikel V
nasional
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan
urutan pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang
dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
Bank, W. et al. (2020) ‘LEVELS AND TRENDS IN CHILD
MALNUTRITION’.
Candra, A. (2020) EPIDEMIOLOGI STUNTING.
Kemenkes RI (2019) Profil Kesehatan Indonesia 2018 Kemenkes RI.
(2019). Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-
Indonesia-2018.pdf.
KEMENKES RI (2021) Profil Kesehatan Indonesia 2020, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Available at:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profi
l-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-
2020.pdf.
Litbangkes (2020) ‘Prediksi Angka stunting tahun 2020’.
Luthfiani, R. dkk (2021) ‘PENGARUH PENYULUHAN DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TERHADAP
PENGETAHUAN PRA LANSIA MENGENAI HIPERTENSI’,
Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia, 17(2), pp. 329–338.
Manggala, A. K. et al. (2018) ‘Risk factors of stunting in children
aged 24-59 months’, 58(5), pp. 205–212.
Onis, M. De and Branca, F. (2016) ‘Review Article Childhood
stunting : a global perspective’, 12, pp. 12–26. doi:
10.1111/mcn.12231.
Pritasari, Damayanti, D. and Nugraheni (2017) Gizi dalam daur
kehidupan.
Rahayu, A. (2018) STUDY GUIDE - STUNTING DAN UPAYA
PENCEGAHANNYA.
TNP2K (2019) STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN
PENCEGAHAN ANAK KERDIL (STUNTING).
Tumilowicz, A., Beal, T. and Neufeld, L. M. (2018) ‘A review of
child stunting determinants in Indonesia’, (October 2017), pp.
1–10. doi: 10.1111/mcn.12617.
TNP2K (2019) Panduan pemetaan program, kegiatan, dan sumber
pembiayaan untuk mendorong konvergensi percepatan
pencegahan.
Tumilowicz, A., Beal, T. and Neufeld, L. M. (2018) ‘A review of
child stunting determinants in Indonesia’, (October 2017), pp.
1–10. doi: 10.1111/mcn.12617.
Tuti Meihartati, Aries Abiyoga, Dodi Saputra, I. S. (2020)
‘PENTINGNYA Protok Kesehat KELUAR MASUK RUMAH
SAAT PANDEMI COVID-19 DILINGKUNGAN Masy RT 30
KELURAHAN AIR HITAM, SAMARINDA, KALIMANTAN
TIMUR.’, PENTINGNYA PROTOKOL KESEHATAN
KELUAR MASUK RUMAH SAAT PANDEMI COVID-19
DILINGKUNGAN MASYARAKAT RT 30 KELURAHAN
AIR HITAM, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR.
Utama, T. (2018) ‘Buletin stunting’.
WHO (2012) ‘Stunting Policy Brief’, (9).
Wulan, S. et al. (2021) ‘Penyuluhan Protokol Kesehatan Dengan
Media Video Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Lansia Tentang Pencegahan Covid-19’, Jurnal Pengmas Kestra
(Jpk), 1(1), pp. 34–37. doi: 10.35451/jpk.v1i1.707.