net/publication/340980115
CITATIONS READS
0 1,260
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Andi KASRIDA Dahlan on 28 April 2020.
TIM PENGUSUL
JULI, 2019
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
ID Proposal: 8d953892-7c9f-467a-aa1b-1668e874c6a3
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2019 s.d. tahun 2019
1. JUDUL PENELITIAN
Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)
Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 4 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula
2. IDENTITAS PENGUSUL
Ketua Pengusul
ASWIDY WIJAYA
CIPTA S.Pd, M.Pd
Universitas Bimbingan Dan MEMBERIKAN
Muhammadiyah 5977635 0
Anggota Konseling KONSELING
Pengusul 1 Palopo
Luaran Tambahan
Publikasi Ilmiah
1 Jurnal Nasional accepted/published Voice of Midwifery
Tidak Terakreditasi
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum
sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 18,429,000
Tahun 1 Total Rp. 18,429,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 1,500,000 1,500,000
(penelitian)
FGD persiapan
Pengumpulan Data Paket 2 550,000 1,100,000
penelitian
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
HR Pembantu
Pengumpulan Data OH 6 80,000 480,000
Lapangan
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang
lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil.
Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah untuk mengedukasi wanita usia
subur, dan ibu hamil agar memahami pentingnya mengkonsumsi gizi seimbang agar
terhindar dari masalah gizi yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) selama kehamilan.
Sedangkan target khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
konseling sadar gizi terhadap jumlah asupan makronutrien pada ibu hamil yang mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo.
Metode penelitian yang digunakan adalah desain “Pra-eksperimen” dengan
rancangan”One Group Pretest Posttest”. Lokasi penelitian di Puskesmas dikota palopo.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah konseling sadar gizi yang diberikan secara
intensif, variabel dependen adalah jumlah asupan makronutrien. Sampel dalam penelitian
ini adalah ibu hamil yang mengalami KEK di kota Palopo. Instrumen dalam penelitian ini
adalah lembar observasi dan lembar balik, dan audio visual. Penugumpulan data untuk
variabel asupan makronutrien menggunakan aplikasi nutrisurvey. Analisis yang digunakan
adalah analisis univariat untuk mengatahui distribusi frekuensi masing-masing variabel,
analisis bivariat menggunakan uji t berpasangan untuk mengetahui pengaruh antar variabel.
Hasil penelitian: berdasarkan hasil analisis univarit diperoleh rerata asupan energi
sebelum diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah 1322
± 146 kkal, dan rerata asupan protein adalah 39,6 ± 4,3 kkal. Setelah diberikan perlakuan
rerata asupan makronutrien mengalami peningkatan yaitu rerata asupan energi setelah
diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah 1930 ± 64,9
kkal, dan rerata asupan protein adalah 59,0 ± 4,2 kkal. Berdasarkan hasil uji t berpasangan
pada variabel asupan energi dan protein sebelum dan setelah diberikan konseling sadar gizi
pada ibu hamil KEK diperoleh nilai ρ value = ,000 lebih kecil dari nilai α = ,05. Hal ini
berarti ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan
makronutrien pada ibu hamil yang mengalami KEK di kota Palopo tahun 2019, sehingga
saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagi ibu hamil diharapkan dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan yang bergizi agar tidak lagi mengalami KEK,
2) Bagi bidan diharapkan dapat meningkatkan konseling sadar gizi pada ibu agar terhindar
dari KEK, 3) Bagi dinas kesehatan diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
pertimbangan dalam penentuan kebijakan strategis dalam menanggulangi masalah KEK
pada ibu hamil.
Luaran penelitian berupa publikasi jurnal ilmiah yang ber-ISSN (p-ISSN: yang akan
diterbitkan pada jurnal Voice Of Midwifery. Selain itu hasil penelitian ini akan dijadikan
sebagai bahan pengayaan dalam evidence based dalam praktik kebidanan pada mata kuliah
asuhan kebidanan kehamilan. TKT yang diusulkan dalam penelitian ini adalah TKT 4.
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. (Kemenkes, 2015).
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil.
Hal ini disebabkan oleh zat-zat gizi yang dikonsumsi adalah untuk ibu dan janin. Janin
tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari
simpanan zat gizi yang berada dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang mengandung, serta untuk
memproduksi Air Susu Ibu (ASI) (Hardinsyah & Supriasa, 2016).
Namun pada kenyataannya, di Indonesia masih banyak ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi yang kurang. Kekurangan gizi pada ibu hamil juga merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu
masalah gizi lainnya adalah KEK. Penyebab terjadinya KEK adalah kurangnya asupan
energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil (Hardinsyah & Supriasa, 2016).
Kebutuhan energi pada ibu hamil didasarkan pada kebutuhan energi untuk
pertumbuhan janin, rahim, dan plasenta serta cadangan energi bagi ibu dan untuk
produksi ASI. Tambahan kebutuhan energi pada ibu hamil trimester I sebanyak 180 kkal
dan sebanyak 300 kkal pada trimester II dan III. Sedangkan penambahan kebutuhan
protein disebabkan oleh pertumbuhan janin, plasenta, cairan ketuban, jaringan rahim,
kelenjar susu, serta peningkatan volume darah (hemoglobin) dan plasma darah.
Penambahan kebutuhan protein sebanyak 17 gram untuk tiap trimester (Almatsir dkk,
2011; Fathonah, 2016).
Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronik (KEK) mempunyai resiko
kesakitan yang lebih besar, terutama pada trimester 3 (tiga) kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil yang normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko lebih besar untuk
melahirkan bayi BBLR, mengalami kematian saat persalinan, perdarahan, pasca
persalinan yang sulit karena lemah, dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi
yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan
yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
bahkan mengganggu kelangsungan hidup (Fathonah, 2016).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi resiko
KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,5%, khususnya prevalensi yang tertinggi
ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5% dibandingkan dengan
4
kelompok yang lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,1%. Sedangkan ibu hamil dengan
tingkat kecukupan energi kurang dari 70% angka kecukupan energi (AKE) sedikit lebih
tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan yaitu sebesar 52,9% dibandingkan dengan
51,5%. Sementara proporsi ibu hamil dengan tingkat kecukupan energi kurang dari 80 %
angka kecukupan protein (AKP) juga lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan
yaitu sebesar 55,7% dibandingkan 49,6% (Kemenkes, 2017).
Berdasarkan data dari Kemenkes (2017) menyatakan bahwa target ibu hamil KEK
pada tahun 2015 sebesar 24,2%, sedangkan capaiannya hanya 13,3%. Tahun 2016
target ibu hamil KEK pada tahun 2015 sebesar 22,5%, sedangkan capaiannya hanya
16,3%. Dan pada tahun 2017 target ibu hamil KEK pada tahun 2017 sebesar 21,2%,
sedangkan capaiannya hanya 14,8%. Hasil survey pemantauan status gizi (PSG) terlihat
bahwa capaian ibu hamil KEK masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
tahun 2017 kejadian KEK pada ibu hamil sebanyak 15,9%. Sedangkan berdasarkan data
dari Dinkes Kota Palopo tahun 2015 ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 38 %,
tahun 2016 sebanyak 40,0% dan tahun 2017 sebanyak 42,8%.
Berdasarkan data tersebut, kondisi status gizi ibu hamil belum baik, masih
memerlukan perbaikan baik dalam pengetahuan maupun keterampilan dalam bidang gizi
dan kesehatan sesuai dengan salah satu program kesehatan dari dinas kesehatan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan ibu. Salah satu upaya perbaikan tersebut melalui
pemberian intervensi berdasarkan kesadaran gizi pada ibu hamil dan pemberian makanan
tambahan (Prawita dkk, 2017; Fathonah, 2016).
Konseling merupakan suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam
membuat keputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman
tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya (Marmi, 2016).
Pada dasarnya konseling gizi akan mampu memberikan kebutuhan dasar bagi ibu
hamil, lebih efektif dari sekedar pemberian makanan tambahan dan suplemen pada ibu
hamil. Melalui konseling gizi, ibu hamil akan memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan motivasi yang tinggi dalam mengatasi masalahnya termasuk pada usaha peningkatan
status gizi (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prawita (2015) tentang survei
intervensi ibu hamil dengan KEK di kecamatan Jatinangor menyatakan bahwa intervensi
konseling kesadaran gizi mencapai 100% dan pemberian makanan tambahan (PMT)
mencapai 36,3% di kecamatan Jatinangor.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Z & Liputo S (2017) menyatakan bahwa
peran kebijakan pemerintah daerah dalam menanggulangi kekurangan energi kronik
5
(KEK) di Kabupaten Gorontalo melalui upaya Komunikasi Informasi dan Edukasi pada
ibu hamil, keluarga dan masyarakat agar tetap menjaga asupan nutrisi yang baik, menjaga
pola hidup sehat dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa ibu hamil yang menderita KEK masih tinggi,
yang akan berdampak pada masa depan anaka yang dilahirkan, sehingga perlu upaya
untuk melakukan perbaikan gizi pada ibu melalui pemberian konseling yang lebih intens.
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh penerapan
konseling sadar gizi terhadap jumlah makronutrien pada ibu hamil yang mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019”.
7
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tentang KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm (Kemenkes, 2015). Ibu hamil KEK
adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri, LiLA < 23,5 cm dan harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi
(Kemenkes, 2015).
Faktor penyebab langsung ibu hamil dengan KEK adalah konsumsi gizi yang tidak
cukup dan penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan yang
tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan
kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi
oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai
masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial
(Kemenkes, 2015).
Kondisi kurang energi kronis pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan akan
tubuh tidak mencukupi. Keadaan energi kronis pada ibu hamil dapat dimonitor dengan
melakukan pengukuran LiLA. Ibu hamil sebaiknya memiliki LiLA ≥ 23,5 cm pada 3
(tiga) bulan pertama kehamilan. Selain membutuhkan energi untuk dirinya, ibu hamil
juga membutuhkan energi untuk pertumbuhan janin dalam kandungannya (Kemenkes,
2015).
Dampak KEK pada ibu hamil sebagai berikut: 1) Ibu hamil dengan masalah gizi
dan kesehatan akan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta
kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan
otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kematian janin, keguguran, prematur, lahir cacat, bayi berat lahir rendah (BBLR) bahkan
kematian bayi, ibu hamil dengan KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin yaitu
pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit
menular diusia dewasa (Kemenkes, 2015).
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumiaty &
Restu S, (2016) tentang KEK ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
menyatakan bahwa ada hubungan antara kejadian KEK pada ibu hamil dengan kejadian
BBLR. Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko 4 (empat) kali untuk melahirkan bayi
dengan BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK antara lain: a) asupan
energi, ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat-zat gizi yang adekuat guna
menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Jumlah asupan energi
8
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian KEK pada ibu hamil dengan nilai
OR = 3 (CI 95% 1,3-6,8) (Almatsier dkk, 2011; Petrika dkk, 2016). b) Asupan protein,
seorang ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan bayi yang
dikandung, sehingga kebutuhan gizi lebih tinggi dibandingkan saat sebelum hamil. Jika
seorang ibu hamil kekurangan asipan gizi, menyebabkan kelainan pada janin. Asupan
protein memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian KEK. Seseorang mengalami
kekurangan gizi khususnya asupan protein kurang maka akan memiliki peluang lebih
besar untuk mengalami KEK (Fathonah, 2016; Wulandari R dkk, 2016; Maserdi dkk,
2017). c) umur, hamil pada usia remaja berakibat kurang baik terhadap jalannya
kehamilan. Pada awal kehamilan, remaja cenderung mempunyai berat badan yang
kurang dari normal dan mengalami pertambahan berat badan yang kurang selama hamil.
Disamping itu tubuh remaja umumnya kurang matang untk menjalani proses kehamilan.
Akibatnya, bayi lahir dengan BBLR atau mengalami kesukaran dalam melahirkan
(Almatsier dkk, 2011). Selain itu faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian KEK
adalah umur menikah dan umur kehamilan pertama yang terlalu muda (< 20 tahun)
(Mahirawati, 2014). d) Beban kerja ibu hamil, aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-
beda, seorang dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktivitas memerlukan energi, maka apabila
semakin banyak aktivitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.
Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang
dikonsumsi selain untuk aktivitas kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan
janin yang ada di kandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat
hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan
pertambahan berat badan 10–12 kg tidak ada perubahan tingkat kegiatan (Prawita dkk,
2015).
Penyakit/infeksi, malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi
dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu: 1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya
absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit, 2) Peningkatan
kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus
menerus, 3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau
parasit yang terdapat pada tubuh (Prawita dkk, 2015).
Pengetahuan ibu tentang gizi, pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi
oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek perilaku pengetahuan tentang
nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering
kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
9
makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan
dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-
usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah
tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi
dari pada yang kurang bergizi (Prawita dkk, 2015).
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60% hingga 80% dari pendapatan
riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen
energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 % dipenuhi oleh
sumber energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan
menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk
pangan (Prawita dkk, 2015).
Pelayanan Gizi pada ibu hamil KEK, secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil
KEK di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah
(epidemiologis dan/atau sosial budaya dan kemampuan lokal. Pelayanan gizi dapat
dilakukan oleh tenaga gizi atau bidan. Pelayanan gizi oleh ibu hamil KEK dilakukan
dengan mengikuti tahapan proses asuhan gizi yang terstandar yang meliputi pengkajian
gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi (Kemenkes, 2015).
10
kadar air rendah (pisang, kurma dan lain lain). Pangan sumber energi yang kaya protein
antara lain daging, ikan, telur, susu dan aneka produk turunannya (Hariyani, 2011).
Banyak perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan diantaranya: a) Volume
darah bertambah, b) ukuran dan kekuatan rahim bertambah, c) Otot-otot lebih fleksibel
dalam mempersiapkan kelahiran, d) kaki membengkak akibat meningkatnya konsentrasi
hormon estrogen yang diperlukan untuk menahan air dan membantu mempersiapkan
rahim untuk persalinan; payudara membesar dan berubah guna mempersiapkan
penyediaan ASI.
Sementara itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam tubuh ibu.
Perubahan-perubahan ini perlu disertai dengan bantuan makanan bergizi, aktivitas fisik
secara teratur dan cukup istirahat (Hariyani, 2011). Kebutuhan energi ibu hamil
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan angka metabolisme basal untuk menunjang
kebutuhan tumbuh-kembang janin dan jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik.
Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi dan berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004
menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimesterI sebanyak 180 kkal di
atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 kkal pada trimester II dan III. Dengan
demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun berkisar antara 2000-2200
kkal/hari (Almatsier, 2011).
Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah dan
jaringan pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan bayi lebih
rendah dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya. Kebutuhan protein ibu
hamil bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester, sehingga menjadi 67 gram per hari
(Hariyani, 2011).
Sebelum diberikan
konseling sadar gizi
Asupan makronutrien
pada ibu hamil KEK
Setelah diberikan
konseling sadar gizi
2.1. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai dugaan
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, sebagai berikut:
1) Ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan makronutrien
pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun
2019.
16
BAB 3. METODE PENELITIAN
1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan
dilakukan pada bulan Maret-Juli 2019.
17
1.5.2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini meliputi data umum wilayah, serta
data-data yang mendukung dalam penelitian yaitu data kejadian KEK pada ibu hamil
di kota Palopo tahun 2017, 2018 dan 2019 pada periode bulan April-Mei.
19
1.9. Alur Penelitian
Alur penelitian dalam penelitian ini adalah:
20
BAB 4. HASIL PENELITIAN
b. Rerata asupan makronutrien post konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami
(KEK).
Tabel 4.2
Rerata jumlah asupan makronutrien post konseling sadar gizi pada ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019 (N = 30).
Asupan Rerata ± SD CI 95%
makronutrien Min-Max
Energi 1930 ± 64,9 1905 – 1953
Protein 59,0 ± 4,2 57,4 – 60,5
Sumber : Data primer, 2019. Data disajikan dalam bentuk rerata ± SD
21
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata asupan energi setelah diberikan
konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
adalah 1930 ± 64,9 kkal, dan rerata asupan protein setelah diberikan konseling sadar
gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) adalah 59,0 ±
4,2 kkal.
2. Analisis bivariat
a. Pengaruh konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan makronutrien sebelum
pada ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo
tahun 2019.
Tabel 4.3
Pengaruh konseling sadar gizi terhadap asupan makronutrien pada ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019 (N = 30).
Variabel Asupan Selisih CI 95 % Nilai ρ
Rerata ± SD
Makronutrien (s.b) (Min-Maks) value
Asupan Energi
Pre konseling 1320 ± 146 kkal
609, 2 551,6 – 666,8 ,000
Post konseling 1930 ± 64,9 kkal
Asupan Protein
Pre konseling 39,6 ± 4,3 gr
19,3 17,2 – 21,4 ,000
Post konseling 59,0 ± 4,2 gr
Sumber : Data primer, 2019. Uji t berpasangan dengan CI 95%.
Pada tabel 4.3 menunjukkan berdasarkan hasil uji t berpasangan pada variabel
asupan energi sebelum dan setelah diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil KEK
diperoleh nilai ρ value = ,000 lebih kecil dari nilai α = ,05. Hal ini berarti Ho ditolak
dan Ha diterima, dengan artinya bahwa terdapat pengaruh penerapan konseling sadar
gizi terhadap peningkatan asupan makronutrien pada ibu hamil yang mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji t berpasangan pada variabel asupan energi sebelum dan setelah
diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil KEK diperoleh nilai ρ value = ,000 lebih
kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan artinya bahwa
terdapat pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan
makronutrien pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota
Palopo tahun 2019.
22
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden,
rerata jumlah asupan makronutrien yaitu asupan energi sebelum diberikan konseling
sadar gizi sebanyak 1320 ± 146 kkal, dan setelah diberikan diberikan konseling sadar
gizi terjadi peningkatan sekitar ± 610 kkal, sehingga jumlah asupan energi sebanyak
1930 ± 64,9 kkal. Sedangkan rerata jumlah asupan protein sebelum diberikan konseling
sadar gizi sebanyak 39,6 ± 4,3 gr, dan setelah diberikan diberikan konseling sadar gizi
terjadi peningkatan sekitar ± 19,4 gr, sehingga jumlah asupan protein sebanyak 59,0 ±
4,2 gr.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
menyatakan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki berat badan tidak sesuai indeks
massa tubuh sebelum hamil dan sebelum diberikan konseling sadar gizi memiliki pola
makan yang kurang baik. Pengetahuan ibu tentang pola makan dan menu seimbang
sangat kurang baik, mereka menganggap bahwa makanan bergizi adalah makanan yang
dapat mengenyangkan, tanpa memperhatikan menu yang dikonsumsi. Selain itu, mereka
menyatakan bahwa pola makan dalam sehari-hari kadang tidak teratur, porsi makan sama
sebelum hamil, dan menu makanan yang dikonsumsi juga tidak bervariasi dan bergizi,
dikarena faktor budaya oleh lingkungan setempat. Faktor budaya tersebut seperti ibu
hamil dilarang sering mengkonsumsi telur, udang, kepiting dan daging dikarenakan anak
yang kelak dilahirkan akan berbau amis dan memiliki kulit yang agak kotor. Sebagian
pula ibu hamil dilarang untuk mengkonsumsi sayuran seperti daun kelor dianggap
sebagai pengusir makhluk halus. Sedangkan daun kelor sendiri baik untuk dikonsumsi
karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Menu yang dikonsumsi sehari-hari seperti nasi,
tahu, dan ikan, mereka sangat jarang mengkonsumsi buah dan sayur.
Sedangkan setelah diberikan konseling sadar gizi yang lebih intens yaitu dilakukan
setiap seminggu sekali dan dilakukan selama 3 kali dalam sebulan pada ibu hamil.
Setelah diberikan konseling sadar gizi pola makan mulai berubah secara bertahap.
Diantaranya ibu hamil mulai teratur makan, mulai memasak dan mengkonsumsi olahan
sayuran, dan buah serta telur, jenis seafood, dan daging.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prawita (2015) tentang survei
intervensi ibu hamil dengan KEK di Kecamatan Jatinangor menyatakan bahwa intervensi
konseling kesadaran gizi mencapai 100 % dan pemberian makanan tambahan (PMT)
mencapai 36,3% di Kecamatan Jatinangor.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Z & Liputo S (2017)
menyatakan bahwa peran kebijakan pemerintah daerah dalam menanggulang kekurangan
energi kronik (KEK) di Kabupaten Gorontalo melalui upaya Komunikasi Informasi dan
Edukasi pada ibu hamil, keluarga dan masyarakat agar tetap menjaga asupan nutrisi yang
23
baik, menjaga pola hidup sehat dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) tentang
pengaruh pemberian konseling gizi dan program latihan terhadap asupan energi, zat gizi
makro, dan indeks massa tubuh pada member evonutrition di Jakarta Pusat tahun 2017
menyatakan bahwa pemberian konseling selama 12 minggu berpengaruh secara
signifikan terhadap asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan nilai ρ value
< ,005.
Secara teori, pada dasarnya konseling gizi akan mampu memberikan kebutuhan dasar
bagi ibu hamil, lebih efektif dari sekedar pemberian makanan tambahan dan suplemen
pada ibu hamil. Melalui konseling gizi, ibu hamil akan memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan motivasi yang tinggi dalam mengatasi masalahnya termasuk pada
usaha peningkatan status gizi (Kemenkes, 2015).
Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang cukup guna menopang
pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan yang berjarak kurang
dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-zat gizi, walaupun
pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi namun kesehatan ibu dapat menurun
(Almatsier, 2011).
Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein. Pangan
sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan minyak, buah berlemak
(alpokat), biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan kemiri), santan, coklat, kacang-
kacangan dengan kadar air rendah (kacang tanah dan kacang kedele), dan aneka pangan
produk turunnanya. Pangan sumber energi yang kaya karbohidrat antara lain beras,
jagung, oat, serealia lainnya, umbi-umbian, tepung, gula, madu, buah dengan kadar air
rendah (pisang, kurma dan lain lain). Pangan sumber energi yang kaya protein antara lain
daging, ikan, telur, susu dan lainnya (Hariyani, 2011).
Kebutuhan energi ibu hamil dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan angka
metabolisme basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh-kembang janin dan jaringan
yang menyertainya, serta aktivitas fisik. Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi dan
berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004 menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu
hamil pada trimesterI sebanyak 180 kkal di atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak
300 kkal pada trimester II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara
19-49 tahun berkisar antara 2000-2200 kkal/hari (Almatsier, 2011).
Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah dan jaringan
pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan bayi lebih rendah
24
dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya. Kebutuhan protein ibu hamil
bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester, sehingga menjadi 67 gram per hari.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan
konseling yang lebih intens dan berkualitas akan mampu merubah perilaku ibu hamil
KEK untuk meningkatkan jumlah asupan makronutrien, dalam hal ini adalah asupan
energi dan protein.
25
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah
ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap jumlah asupan makronutrien pada
ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019,
dengan nilai ρ value = ,000 < nilai α = ,05.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1)
Bagi ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan yang
bergizi agar tidak lagi mengalami KEK, 2) Bagi bidan diharapkan dapat meningkatkan
konseling sadar gizi pada ibu agar terhindar dari KEK, 3) Bagi dinas kesehatan
diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam penentuan
kebijakan strategis dalam menanggulangi masalah KEK pada ibu hamil.
26
BAB 6. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
6.1. Biaya Penelitian
Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran
minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 18,429,000
Tahun 1 Total Rp. 18,429,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
Bahan ATK Paket 1 5,249,000 5,249,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
Uang harian rapat di
Pengumpulan Data OH 2 150,000 300,000
luar kantor
Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 2 150,000 300,000
HR Pembantu
Pengumpulan Data OH 6 80,000 480,000
Lapangan
Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 27 25,000 675,000
27
6.2. Jadwal Penelitian
Tabel 6.2 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
1
DAFTAR PUSTAKA
Almatsir dkk. 2018. Gizi Seimbang Dalam Daur Hidup Kehidupan. Jakarta. Kompas
Gramedia.
Dinas Kesehatan Kota Palopo. 2015. Profil Dinas Kesehatan Kota Palopo Tahun 2015.
Dinkes Kota Palopo. Kota Palopo.
Dinas Kesehatan Kota Palopo. 2016. Profil Dinas Kesehatan Kota Palopo Tahun 2016.
Dinkes Kota Palopo. Kota Palopo.
Diah W. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta. Medical
Book.
Fathonah. 2016. Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil Kajian Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta. Erlangga.
Hardinsyah, Supariasa. 2017. Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasinya. Jakarta. EGC.
Hariyani S. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.
Haryanti Y. 2015. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta. Trans
Info Media.
Kemenkes. 2015. Pedoman Pelayanan Terpadu Edisi Kedua. Jakarta. Kemenkes RI.
Kemenkes. 2015. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil. Jakarta. Kemenkes RI.
Kemenkes. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI.
Kemenkes. 2017. Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun 2016. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Rahmi L. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika. Vol.
08 No.01 Hal. 35-45. Padang.
Lestari. 2010. Buku Saku Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta.
Trans Info Media.
Mahirawat KA. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil di Kecamatan Kaminong dan Tambelangan, Kabupaten
Sampang, Jawa Timur. Jakarta. Kemenkes RI. Pusat Humaniora Kebijakan
KEsehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan. Hal 193-202.
2
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Jakarta. Pustaka Pelajar.
Maserdi dkk. 2017. Hubungan Sosial Ekonomi Dan Asupan Zat Gizi Dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Sei
Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 05 No.03. Undip. Semarang.
Petrika dkk. 2016. Tingkat asupan energi dan ketersediaan pangan berhubungan dengan
risiko kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia. Vol.02 No.03. Hal 140-149. Jakarta.
Prawita dkk. 2017. Survei Intervensi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) di
Kecamatan Jatinangor Tahun 2015. Bandung. JSK Vol.02 N0.4.
Pratiwi. 2017. Pengaruh Pemberian Konseling Gizi Dan Program Latihan Terhadap
Asupan Energi, Zat Gizi Makro, dan Indeks Massa Tubuh pada Member
Evonutrition di Jakarta Pusat Tahun 2017. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta.
Wulandari R, dkk. (2017). Hubungan Asupan Energi Dan Zat Gizi Makro Terhadap
Kejadian Kurang Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Jeneponto.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Makassar.
3
Lampiran 2 : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
23
24
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya Dosen pada Program studi DIII Kebidanan Fakultas Ksehatan, Pertanian, dan
NIDN : 0909098904
Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Konseling Sadar Gizi
Terhadap Jumlah Asupan Makronutrien Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Kekurangan Energi
Adapun segala informasi mengenai responden, akan dijamin kerahasiaannya dan saya
bertanggung jawab atas informasi tersebut tidak akan merugikan responden dimasa akan datang.
Sehubungan dengan hal tersebut apabila responden setuju untuk ikut serta dalam penelitian
ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan. Atas kesediaan dan kerjasama
Nama :
No. Hp:
Umur :
25
( )
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berperan serta sebagai
partisipasi penelitian yang dilakukan oleh Dosen pada Program studi DIII Kebidanan Fakultas
Ksehatan, Pertanian, dan Kelautan Universitas Muhammadiyah Palopo yang bernama Andi
Kasrida Dahlan dengan judul “Pengaruh Penerapan Konseling Sadar Gizi Terhadap Jumlah
Asupan Makronutrien Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di
Saya memahami bahwa penelitian ini digunakan untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu
Palopo, 2019
Responden Peneliti
26
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PENERAPAN KONSELING SADAR GIZI TERHADAP JUMLAH ASUPAN MAKRONUTRIEN PADA IBU
HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI KOTA PALOPO TAHUN 2019
Identitas Responden :
Nama : …………………………………
Umur : …………………………………
Paritas : …………………………………
Alamat :
Ukuran Antropometri
TB : …………………………………
LiLA : …………………………………
27
Asupan Makronutrien sebelum konseling Jadwal Kunjungan Asupan Makronutrien setelah konseling
N Menu
HI H II H III HI H II H III HI H II H III
o Makanan
Makan Siang
2
Selingan
3
Makan
malam
4
28