Anda di halaman 1dari 41

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340980115

PENERAPAN KONSELING SADAR GIZI TERHADAP JUMLAH ASUPAN


MAKRONUTRIEN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEK

Article · April 2020

CITATIONS READS

0 1,260

1 author:

Andi KASRIDA Dahlan


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
26 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Andi KASRIDA Dahlan on 28 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kode/Nama Rumpun Ilmu: 372/Ilmu Kebidanan
Bidang Fokus (X) : Kesehatan dan Obat

LAPORAN HASIL PENELITIAN


PENELITIAN DOSEN PEMULA

TIM PENGUSUL

Andi Kasrida Dahlan, S.ST., M.Keb./0909098905 /Ketua Tim Pengusul


Aswidy Wijaya Cipta, 0928098602/Anggota Tim Pengusul
Andi Sitti Umrah, S.ST., M.Keb./09201298903/Anggota Tim Pengusul

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

JULI, 2019
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
ID Proposal: 8d953892-7c9f-467a-aa1b-1668e874c6a3
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2019 s.d. tahun 2019

1. JUDUL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN KONSELING SADAR GIZI TERHADAP JUMLAH MAKRONUTRIEN PADA


IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEK DI KOTA PALOPO

Bidang Fokus RIRN /


Bidang Rumpun Bidang
Tema Topik (jika ada)
Unggulan Perguruan Ilmu
Tinggi

Pengembangan dan penguatan


Penguatan pengetahuan
sistem kelembagaan, kebijakan
dan pengembangan
Kesehatan dan Obat kesehatan, dan pemberdayaan Kebidanan
kebiasaan masyarakat
masyarakat dalam mendukung
dalam berperilaku sehat
kemandirian obat

Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)

Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 4 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan Program Studi/


Nama, Peran Bidang Tugas ID H-
Tinggi/ Bagian Sinta Index
Institusi
ANDI KASRIDA Universitas
DAHLAN, Muhammadiyah
Kebidanan 6104074 0
S.ST.,M.Keb Palopo

Ketua Pengusul
ASWIDY WIJAYA
CIPTA S.Pd, M.Pd
Universitas Bimbingan Dan MEMBERIKAN
Muhammadiyah 5977635 0
Anggota Konseling KONSELING
Pengusul 1 Palopo

ANDI SITTI Universitas Membantu dalam


UMRAH, Muhammadiyah Kebidanan memberikan 0 0
S.ST.,M.Keb Palopo konseling
Anggota
Pengusul 2
3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor

Mitra Nama Mitra

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Luaran Wajib

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

1 Hak Cipta granted -

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Publikasi Ilmiah
1 Jurnal Nasional accepted/published Voice of Midwifery
Tidak Terakreditasi

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum
sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 18,429,000
Tahun 1 Total Rp. 18,429,000

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

Bahan ATK Paket 1 5,249,000 5,249,000

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Unit 1 1,500,000 1,500,000
Pakai)

P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 1,500,000 1,500,000
(penelitian)

Analisis Data Biaya analisis sampel Unit 1 1,000,000 1,000,000

Analisis Data Transport Lokal OK (kali) 1 250,000 250,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Uang harian rapat di


OH 1 750,000 750,000
Luaran Tambahan dalam kantor

Pelaporan, Luaran Wajib, dan


Biaya konsumsi rapat OH 1 200,000 200,000
Luaran Tambahan

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Biaya Publikasi artikel di


Paket 1 1,000,000 1,000,000
Luaran Tambahan Jurnal Nasional

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran KI (paten, hak


Paket 1 400,000 400,000
Luaran Tambahan cipta dll)

FGD persiapan
Pengumpulan Data Paket 2 550,000 1,100,000
penelitian
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

Uang harian rapat di


Pengumpulan Data OH 2 150,000 300,000
luar kantor

Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 2 150,000 300,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 3 250,000 750,000

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 3 300,000 900,000

Pengumpulan Data Uang Harian OH 5 140,000 700,000

Sewa Peralatan Transport penelitian OK (kali) 5 275,000 1,375,000

HR Pembantu
Pengumpulan Data OH 6 80,000 480,000
Lapangan

Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 27 25,000 675,000

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN........................................................................................................................ vii
RINGKASAN .............................................................................................................................. viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... ……… 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1.5. Rencana Target Tahunan ................................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Situs Jejaring Sosial Faceebook ...................................................................... 7
2.2. Pola Penggunaan Situs Jejaring Sosial Faceebook .......................................... 9
2.3. Pandangan Kriminologis Terhadap Cyberbullyng .......................................... 11
2.4. Kerangka Konseptual ...................................................................................... 13
2.5. Hipotesis .......................................................................................................... 14
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 15
3.2. Pendekatan Penelitian...................................................................................... 15
3.3. Jenis Penelitian ................................................................................................ 15
3.4. Operasionalisasi Konsep Penelitian ................................................................ 15
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................... 17
3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 17
3.7. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 18
BAB 4 HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian................................................................................................ 15
4.2. Pembahasan .....................................................................................................
BAB 5 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
5.1. Kesimpulan...................................................................................................... 19
5.2. Saran ................................................................................................................ 19
BAB 6 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
6.1. Biaya Penelitian............................................................................................... 19
6.2. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10


LAMPIRAN

ii
RINGKASAN

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang
lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil.
Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah untuk mengedukasi wanita usia
subur, dan ibu hamil agar memahami pentingnya mengkonsumsi gizi seimbang agar
terhindar dari masalah gizi yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) selama kehamilan.
Sedangkan target khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
konseling sadar gizi terhadap jumlah asupan makronutrien pada ibu hamil yang mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo.
Metode penelitian yang digunakan adalah desain “Pra-eksperimen” dengan
rancangan”One Group Pretest Posttest”. Lokasi penelitian di Puskesmas dikota palopo.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah konseling sadar gizi yang diberikan secara
intensif, variabel dependen adalah jumlah asupan makronutrien. Sampel dalam penelitian
ini adalah ibu hamil yang mengalami KEK di kota Palopo. Instrumen dalam penelitian ini
adalah lembar observasi dan lembar balik, dan audio visual. Penugumpulan data untuk
variabel asupan makronutrien menggunakan aplikasi nutrisurvey. Analisis yang digunakan
adalah analisis univariat untuk mengatahui distribusi frekuensi masing-masing variabel,
analisis bivariat menggunakan uji t berpasangan untuk mengetahui pengaruh antar variabel.
Hasil penelitian: berdasarkan hasil analisis univarit diperoleh rerata asupan energi
sebelum diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah 1322
± 146 kkal, dan rerata asupan protein adalah 39,6 ± 4,3 kkal. Setelah diberikan perlakuan
rerata asupan makronutrien mengalami peningkatan yaitu rerata asupan energi setelah
diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah 1930 ± 64,9
kkal, dan rerata asupan protein adalah 59,0 ± 4,2 kkal. Berdasarkan hasil uji t berpasangan
pada variabel asupan energi dan protein sebelum dan setelah diberikan konseling sadar gizi
pada ibu hamil KEK diperoleh nilai ρ value = ,000 lebih kecil dari nilai α = ,05. Hal ini
berarti ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan
makronutrien pada ibu hamil yang mengalami KEK di kota Palopo tahun 2019, sehingga
saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagi ibu hamil diharapkan dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan yang bergizi agar tidak lagi mengalami KEK,
2) Bagi bidan diharapkan dapat meningkatkan konseling sadar gizi pada ibu agar terhindar
dari KEK, 3) Bagi dinas kesehatan diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
pertimbangan dalam penentuan kebijakan strategis dalam menanggulangi masalah KEK
pada ibu hamil.
Luaran penelitian berupa publikasi jurnal ilmiah yang ber-ISSN (p-ISSN: yang akan
diterbitkan pada jurnal Voice Of Midwifery. Selain itu hasil penelitian ini akan dijadikan
sebagai bahan pengayaan dalam evidence based dalam praktik kebidanan pada mata kuliah
asuhan kebidanan kehamilan. TKT yang diusulkan dalam penelitian ini adalah TKT 4.

Kata kunci : Konseling Sadar Gizi, Asupan Makronutrien

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. (Kemenkes, 2015).
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil.
Hal ini disebabkan oleh zat-zat gizi yang dikonsumsi adalah untuk ibu dan janin. Janin
tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari
simpanan zat gizi yang berada dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang mengandung, serta untuk
memproduksi Air Susu Ibu (ASI) (Hardinsyah & Supriasa, 2016).
Namun pada kenyataannya, di Indonesia masih banyak ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi yang kurang. Kekurangan gizi pada ibu hamil juga merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu
masalah gizi lainnya adalah KEK. Penyebab terjadinya KEK adalah kurangnya asupan
energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil (Hardinsyah & Supriasa, 2016).
Kebutuhan energi pada ibu hamil didasarkan pada kebutuhan energi untuk
pertumbuhan janin, rahim, dan plasenta serta cadangan energi bagi ibu dan untuk
produksi ASI. Tambahan kebutuhan energi pada ibu hamil trimester I sebanyak 180 kkal
dan sebanyak 300 kkal pada trimester II dan III. Sedangkan penambahan kebutuhan
protein disebabkan oleh pertumbuhan janin, plasenta, cairan ketuban, jaringan rahim,
kelenjar susu, serta peningkatan volume darah (hemoglobin) dan plasma darah.
Penambahan kebutuhan protein sebanyak 17 gram untuk tiap trimester (Almatsir dkk,
2011; Fathonah, 2016).
Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronik (KEK) mempunyai resiko
kesakitan yang lebih besar, terutama pada trimester 3 (tiga) kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil yang normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko lebih besar untuk
melahirkan bayi BBLR, mengalami kematian saat persalinan, perdarahan, pasca
persalinan yang sulit karena lemah, dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi
yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan
yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
bahkan mengganggu kelangsungan hidup (Fathonah, 2016).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi resiko
KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,5%, khususnya prevalensi yang tertinggi
ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5% dibandingkan dengan
4
kelompok yang lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,1%. Sedangkan ibu hamil dengan
tingkat kecukupan energi kurang dari 70% angka kecukupan energi (AKE) sedikit lebih
tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan yaitu sebesar 52,9% dibandingkan dengan
51,5%. Sementara proporsi ibu hamil dengan tingkat kecukupan energi kurang dari 80 %
angka kecukupan protein (AKP) juga lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan
yaitu sebesar 55,7% dibandingkan 49,6% (Kemenkes, 2017).
Berdasarkan data dari Kemenkes (2017) menyatakan bahwa target ibu hamil KEK
pada tahun 2015 sebesar 24,2%, sedangkan capaiannya hanya 13,3%. Tahun 2016
target ibu hamil KEK pada tahun 2015 sebesar 22,5%, sedangkan capaiannya hanya
16,3%. Dan pada tahun 2017 target ibu hamil KEK pada tahun 2017 sebesar 21,2%,
sedangkan capaiannya hanya 14,8%. Hasil survey pemantauan status gizi (PSG) terlihat
bahwa capaian ibu hamil KEK masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
tahun 2017 kejadian KEK pada ibu hamil sebanyak 15,9%. Sedangkan berdasarkan data
dari Dinkes Kota Palopo tahun 2015 ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 38 %,
tahun 2016 sebanyak 40,0% dan tahun 2017 sebanyak 42,8%.
Berdasarkan data tersebut, kondisi status gizi ibu hamil belum baik, masih
memerlukan perbaikan baik dalam pengetahuan maupun keterampilan dalam bidang gizi
dan kesehatan sesuai dengan salah satu program kesehatan dari dinas kesehatan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan ibu. Salah satu upaya perbaikan tersebut melalui
pemberian intervensi berdasarkan kesadaran gizi pada ibu hamil dan pemberian makanan
tambahan (Prawita dkk, 2017; Fathonah, 2016).
Konseling merupakan suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam
membuat keputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman
tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya (Marmi, 2016).
Pada dasarnya konseling gizi akan mampu memberikan kebutuhan dasar bagi ibu
hamil, lebih efektif dari sekedar pemberian makanan tambahan dan suplemen pada ibu
hamil. Melalui konseling gizi, ibu hamil akan memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan motivasi yang tinggi dalam mengatasi masalahnya termasuk pada usaha peningkatan
status gizi (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prawita (2015) tentang survei
intervensi ibu hamil dengan KEK di kecamatan Jatinangor menyatakan bahwa intervensi
konseling kesadaran gizi mencapai 100% dan pemberian makanan tambahan (PMT)
mencapai 36,3% di kecamatan Jatinangor.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Z & Liputo S (2017) menyatakan bahwa
peran kebijakan pemerintah daerah dalam menanggulangi kekurangan energi kronik
5
(KEK) di Kabupaten Gorontalo melalui upaya Komunikasi Informasi dan Edukasi pada
ibu hamil, keluarga dan masyarakat agar tetap menjaga asupan nutrisi yang baik, menjaga
pola hidup sehat dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa ibu hamil yang menderita KEK masih tinggi,
yang akan berdampak pada masa depan anaka yang dilahirkan, sehingga perlu upaya
untuk melakukan perbaikan gizi pada ibu melalui pemberian konseling yang lebih intens.
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh penerapan
konseling sadar gizi terhadap jumlah makronutrien pada ibu hamil yang mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Apakah ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap jumlah makronutrien
pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun
2019?”.

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui asupan makronutrien sebelum dan setelah diberikan konseling
sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota
Palopo tahun 2019.
2. Untuk mengetahui perbedaan asupan makronutrien sebelum dan setelah diberikan
konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
di Kota Palopo tahun 2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan
asupan makronutrien pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik
(KEK) di Kota Palopo tahun 2019.

1.4. Manfaat Penelitian


Urgensi penelitian ini dapat dijadikan sebagai evidence based dalam praktik
asuhan kebidanan pada ibu hamil, dan dijadikan regulasi/kebijakan atau intervensi bagi
pemerintah.

1.5. Rencana Target Capaian Tahunan


Selain target subtantif berupa kontribusi pada bidang ilmu pengetahuan dan
pemecahan masalah pada masyarakat, juga memiliki rencana target tahunan sebagai bentuk
akuntabilitas dan diseminasi kepada masyarakat luas sesuai yang ditetapkan pada skim
6
Penelitian Dosen Pemula. Adapun rencana target capaian tahunan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1. Rencana Target Tahunan
Jenis Luaran Indikator
No Capaian
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1) TS+2
Internasional bereputasi - - -
Artikel ilmiah - ✓ -
1 Nasional Terakreditasi -
dimuat di jurnal2)
Nasional tidak terakreditasi - Draf ✓ -
Artikel ilmiah Internasional Terindeks - - -
2 dimuat di prosiding3) Nasional - - -
Invited speaker Internasional - Tidak ada -
3 dalam temu ilmiah4) Nasional - Tidak ada -
4 Visiting Lecturer5) Internasional - Tidak ada -
Paten - Tidak ada -
Paten sederhana - Tidak ada -
Hak Cipta Draf Tidak ada ✓ -
Merek dagang - Tidak ada -
Rahasia dagang - Tidak ada -
Hak Kekayaan
5
Intelektual (HKI)6) Desain Produk Industri - Tidak ada -
Indikasi Geografis - Tidak ada -
Perlindungan Varietas - -
Tidak ada
Tanaman
Perlindungan Topografi - -
Tidak ada
Sirkuit Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7) - Tidak ada -
Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa - Tidak ada
7 -
Sosial8)
8 Bahan Ajar9) - Tidak ada ✓ -
9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 10) Skala 3 - ✓ -

7
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tentang KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm (Kemenkes, 2015). Ibu hamil KEK
adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri, LiLA < 23,5 cm dan harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi
(Kemenkes, 2015).
Faktor penyebab langsung ibu hamil dengan KEK adalah konsumsi gizi yang tidak
cukup dan penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan yang
tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan
kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi
oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai
masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial
(Kemenkes, 2015).
Kondisi kurang energi kronis pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan akan
tubuh tidak mencukupi. Keadaan energi kronis pada ibu hamil dapat dimonitor dengan
melakukan pengukuran LiLA. Ibu hamil sebaiknya memiliki LiLA ≥ 23,5 cm pada 3
(tiga) bulan pertama kehamilan. Selain membutuhkan energi untuk dirinya, ibu hamil
juga membutuhkan energi untuk pertumbuhan janin dalam kandungannya (Kemenkes,
2015).
Dampak KEK pada ibu hamil sebagai berikut: 1) Ibu hamil dengan masalah gizi
dan kesehatan akan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta
kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan
otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kematian janin, keguguran, prematur, lahir cacat, bayi berat lahir rendah (BBLR) bahkan
kematian bayi, ibu hamil dengan KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin yaitu
pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit
menular diusia dewasa (Kemenkes, 2015).
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumiaty &
Restu S, (2016) tentang KEK ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
menyatakan bahwa ada hubungan antara kejadian KEK pada ibu hamil dengan kejadian
BBLR. Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko 4 (empat) kali untuk melahirkan bayi
dengan BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK antara lain: a) asupan
energi, ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat-zat gizi yang adekuat guna
menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Jumlah asupan energi
8
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian KEK pada ibu hamil dengan nilai
OR = 3 (CI 95% 1,3-6,8) (Almatsier dkk, 2011; Petrika dkk, 2016). b) Asupan protein,
seorang ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan bayi yang
dikandung, sehingga kebutuhan gizi lebih tinggi dibandingkan saat sebelum hamil. Jika
seorang ibu hamil kekurangan asipan gizi, menyebabkan kelainan pada janin. Asupan
protein memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian KEK. Seseorang mengalami
kekurangan gizi khususnya asupan protein kurang maka akan memiliki peluang lebih
besar untuk mengalami KEK (Fathonah, 2016; Wulandari R dkk, 2016; Maserdi dkk,
2017). c) umur, hamil pada usia remaja berakibat kurang baik terhadap jalannya
kehamilan. Pada awal kehamilan, remaja cenderung mempunyai berat badan yang
kurang dari normal dan mengalami pertambahan berat badan yang kurang selama hamil.
Disamping itu tubuh remaja umumnya kurang matang untk menjalani proses kehamilan.
Akibatnya, bayi lahir dengan BBLR atau mengalami kesukaran dalam melahirkan
(Almatsier dkk, 2011). Selain itu faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian KEK
adalah umur menikah dan umur kehamilan pertama yang terlalu muda (< 20 tahun)
(Mahirawati, 2014). d) Beban kerja ibu hamil, aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-
beda, seorang dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktivitas memerlukan energi, maka apabila
semakin banyak aktivitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.
Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang
dikonsumsi selain untuk aktivitas kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan
janin yang ada di kandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat
hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan
pertambahan berat badan 10–12 kg tidak ada perubahan tingkat kegiatan (Prawita dkk,
2015).
Penyakit/infeksi, malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi
dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu: 1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya
absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit, 2) Peningkatan
kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus
menerus, 3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau
parasit yang terdapat pada tubuh (Prawita dkk, 2015).
Pengetahuan ibu tentang gizi, pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi
oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek perilaku pengetahuan tentang
nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering
kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
9
makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan
dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-
usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah
tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi
dari pada yang kurang bergizi (Prawita dkk, 2015).
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60% hingga 80% dari pendapatan
riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen
energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 % dipenuhi oleh
sumber energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan
menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk
pangan (Prawita dkk, 2015).
Pelayanan Gizi pada ibu hamil KEK, secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil
KEK di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah
(epidemiologis dan/atau sosial budaya dan kemampuan lokal. Pelayanan gizi dapat
dilakukan oleh tenaga gizi atau bidan. Pelayanan gizi oleh ibu hamil KEK dilakukan
dengan mengikuti tahapan proses asuhan gizi yang terstandar yang meliputi pengkajian
gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi (Kemenkes, 2015).

2.2. Tinjauan Umum Tentang Kebutuhan Makronutrien Pada Ibu Hamil


Gizi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Dampaknya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang
sedang hamil juga mempengaruhi angka kematian perinatal, keadaan kesehatan neonatal,
dan pertumbuhan bayi setelah kelahiran (Prawita dkk, 2015). Berikut asupan gizi makro
sebagai berikut : 1) Energi, ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang
cukup guna menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan
yang berjarak kurang dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-
zat gizi, walaupun pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi namun kesehatan ibu
dapat menurun (Almatsier, 2011).
Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein.
Pangan sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan minyak, buah
berlemak (alpokat), biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan kemiri), santan,
coklat, kacang-kacangan dengan kadar air rendah (kacang tanah dan kacang kedele), dan
aneka pangan produk turunnanya. Pangan sumber energi yang kaya karbohidrat antara
lain beras, jagung, oat, serealia lainnya, umbi-umbian, tepung, gula, madu, buah dengan

10
kadar air rendah (pisang, kurma dan lain lain). Pangan sumber energi yang kaya protein
antara lain daging, ikan, telur, susu dan aneka produk turunannya (Hariyani, 2011).
Banyak perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan diantaranya: a) Volume
darah bertambah, b) ukuran dan kekuatan rahim bertambah, c) Otot-otot lebih fleksibel
dalam mempersiapkan kelahiran, d) kaki membengkak akibat meningkatnya konsentrasi
hormon estrogen yang diperlukan untuk menahan air dan membantu mempersiapkan
rahim untuk persalinan; payudara membesar dan berubah guna mempersiapkan
penyediaan ASI.
Sementara itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam tubuh ibu.
Perubahan-perubahan ini perlu disertai dengan bantuan makanan bergizi, aktivitas fisik
secara teratur dan cukup istirahat (Hariyani, 2011). Kebutuhan energi ibu hamil
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan angka metabolisme basal untuk menunjang
kebutuhan tumbuh-kembang janin dan jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik.
Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi dan berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004
menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimesterI sebanyak 180 kkal di
atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 kkal pada trimester II dan III. Dengan
demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun berkisar antara 2000-2200
kkal/hari (Almatsier, 2011).
Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah dan
jaringan pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan bayi lebih
rendah dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya. Kebutuhan protein ibu
hamil bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester, sehingga menjadi 67 gram per hari
(Hariyani, 2011).

2.3. Tinjauan Umum Tentang Konseling


Konseling merupakan suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam
membuat keputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman
tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya (Setiyaningrum,
2016). Konseling gizi perlu dilakukan pada ibu hamil dengan memperhatikan diagnosis
gizi yang telah diindentifikasi dengan metode Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
Alat bantu yang dapat digunakan berupa buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food
model, leaflet, flyer/sebaran (Kemenkes, 2015).
Tujuan konseling sebagai berikut: a) membantu klien memecahkan masalah,
meningkatkan keefektifan individu dalam pengambilan keputusan secara tepat, b)
membantu pemenuhan kebutuhan klien, meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif, c) mengubah sikap
11
dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang merugikan klien menjadi
menguntungkan klien (Lestari, 2010).
Fungsi konseling pada dasarnya mencakup 4 fungsi, yaitu: a) fungsi pencegahan,
konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah timbulnya masalah
yang berkaitan dengan kebidanan dari tingkat pertama, kedua, dan tingkat ketiga.
Fungsi penyesuaian, hal ini merupakan upaya untuk membantu klien mengalami
perubahan biologis, psikologis,sosial, kultural, dan lingkungan yang berkaitan dengan
kebidanan. Dalam hal ini klien perlu beradaptasi dengan keadaan tersebut.
Fungsi perbaikan, dilaksanakan ketika terjadi penyimpangan perilaku klien atau
pelayanan kesehatan dan lingkungan yang menyebabkan terjadinya masalah kesehatan
sehingga diperlukan upaya perbaikan dengan pelayanan konseling. Fungsi
pengembangan, ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
peningkatan derajat masyarakat dengan upaya peningkatan peran serta masyarakat (Diah
W, 2009).
1. Langkah-langkah konseling dalam praktik kebidanan
Langkah-langkah konseling dalam praktik kebidanan sebagai berikut:
a. Langkah awal
Merupakan langkah penting dalam proses konseling dalam kebidanan,
keberhasilan langkah awal akan mempermudah langkah berikutnya dalam proses
konseling dalam kebidanan. Pada langkah awal tugas bidan sebagai seorang
konselor adalah sebagai berikut:
a. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan sendiri.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
c. Menentukan alasan klien minta pertolongan.
d. Membuat kontrak bersama.
e. Mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan perbuatan klien.
f. Mengidentifikasi masalah klien.
g. Merumuskan tujuan bersama klien.
b. Langkah inti
Langkah kedua dari proses konseling kebidanan adalah langkah inti atau
langkah pokok. Langkah ini merupakan apakah bantuan yang diberikan benar-
benar sesuai dengan kebutuhan klien dan apakah konseling berhasil dengan baik.
Tugas bidan pada langkah inti adalah sebagai berikut:
a. Mengeksplorasi stressor yang tepat.
b. Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian koping
mekanisme yang konstruktif.
12
c. Mengatasi penolakan perilaku maladaptif.
d. Memberikan beberapa alternatif pilihan pemecahan masalah.
e. Melaksanakan alternatif yang dipilih klien.
f. Merencanakan tindakan lanjut dari alternatif pilihan.
c. Langkah akhir
Setelah melakukan kegiatan pokok dalam proses konseling, meskipun bidan
bukan orang yang paling berhak untuk mengakhiri proses konseling, akan tetapi
bidan harus dapat melakukan terminasi atau pengakhiran. Tugas bidan pada
langkah akhir adalah:
a. Menciptakan realitas perpisahan.
b. Membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan.
c. Saling mengeksplorasi perasaan, kehilangan, sedih, marah, dan perilaku lain.
d. Mengevaluasi kegiatan dan tujuan konseling.
e. Apabila masih diperlukan, melakukan recana tindak lanjut dengan membuat
kontrak untuk pertemuan berikutnya (Endang P & Elisabeth, 2015).
2. Proses konseling
Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Proses
konseling meliputi:
a. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport)
“En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenai tujuan
bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan
klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan
masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah:
1) Memberikan salam.
2) Memperkenalkan diri.
3) Topik pembicaraan yang sesuai.
4) Menciptakan suasana yang aman dan nyaman.
5) Sikap hangat, realisasi tujuan bersama.
6) Menjamin kerahasiaan, dan kesadaran terhadap hakikat klien.
b. Pengumpulan dan pemberian informasi
Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Mendengar keluhan klien.
2) Mengamati komunikasi nonverbal klien.
3) Bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah.
4) Memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya.
13
c. Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk
memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya
(Haryanti Y, 2015).
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan,
sebagai berikut:
a. Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan
permasalahan pribadi.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil akan dilakukan
oleh individu harusnya atas dasar kemauan individu sendiri, bukan karena desakan
dan kemauan orang lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan masalah yang dihadapi.
d. Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal (Prabowo, 2017).
4. Hambatan-hambatan konseling kebidanan
a. Hambatan internal
Merupakan hambatan pribadi yang berasal dari diri bidan sebagai konselor.
Hambatan pribadi yang sering muncul adalah bidan kurang percaya diri, kurang
pengetahuan, dan keterampilan tentang konseling serta ketidakmampuan dalam
membentuk jejaring.
b. Hambatan eksternal
Ini sering muncul pada organisasi yaitu dari mitra kerja bidan. Persaingan-
persaingan dalam pekerjaan, fasilitas (keuangan, alat peraga, dan sebagainya), dan
budaya seringkali menjadi faktor pemicu hambatan eksternal dalam proses
pemberian konseling (Endang P & Elisabeth, 2015).
5. Hasil pelayanan konseling kebidanan
Setelah pelaksanaan pelayanan konseling oleh bidan diharapkan adanya
kemandirian klien dalam hal sebagai berikut:
a. Peningkatan kemampuan klien dalam upaya mengenal masalah, merumuskan
alternatif pemecahan masalah, dan menilai hasil secara cepat dan cermat.
b. Klien memiliki pengalaman dalam menghadapi masalah dan melaksanakan
pemecahan masalah kesehatan.
c. Klien memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi masalah kesehatan di
kemudian hari.
14
d. Munculnya kemandirian dalam masalah kesehatan (Lestari, 2010).
6. Tahapan konseling
Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu hamil KEK dalam
memperbaiki status gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar tercapai
berat badan standar. Tahapan konseling:
a. Menentukan perubahan prioritas perilaku yang perlu dilakukan untuk mencapai
kesehatan ibu hamil.
b. Mendiskusikan prioritas perubahan perilaku bersama dengan ibu hamil agar dapat
dilakukan sesuai dengan kondisinya.
c. Menjelaskan bagaimana prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil dan prilaku hidup
bersih dan sehat.
d. Menjelaskan tentang pentingnya makanan yang cukup selama kehamilan terutama
penambahan energi sesuai dengan trimesternya.
e. Menjelaskan tentang pentingnya pemilihan makanan yang tepat selama kehamilan
dengan cara mengajarkan ibu bagaimana mengganti bahan makanan dengan bahan
makanan sejenis.
f. Memberikan contoh pola makanan yang tepat terdiri dari makanan pokok, sumber
protein hewani, nabati, sayur dan buah serta penambahan energi sesuai dengan
trimester dalam bentuk susu atau PMT.
g. Memberikan contoh menu sehari-hari, bergizi seimbang bagi ibu hamil.
h. Memberikan contoh makanan tambahan sebesar 500 kkal, 15 gram protein dapat
diberikan dalam bentuk makanan selingan 2 sampai 3 kali sehari, dalam bentuk
makanan/minuman padat gizi.
i. Menyarakan ibu hamil untuk menambah waktu istirahat dengan berbaring 1 jam
pada waktu siang hari.
j. Melakukan evaluasi konseling dengan cara menanyakan ulang pada ibu hamil
tentang bagaimana pola makanan yang baik bagi ibu hamil.
k. Mengatur dan memotivasi kunjungan ulang secara berkala ke pelayanan kesehatan
(Kemenkes, 2015).

2.4. Pengaruh konseling terhadap asupan makronutrien ibu hamil KEK


Pada dasarnya konseling gizi akan mampu memberikan kebutuhan dasar bagi ibu
hamil, lebih efektif dari sekedar pemberian makanan tambahan dan suplemen pada ibu
hamil. Melalui konseling gizi, ibu hamil akan memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan motivasi yang tinggi dalam mengatasi masalahnya termasuk pada usaha peningkatan
status gizi (Kemenkes, 2015).
15
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prawita (2015) tentang survei
intervensi ibu hamil dengan KEK di kecamatan Jatinangor menyatakan bahwa intervensi
konseling kesadaran gizi mencapai 100% dan pemberian makanan tambahan (PMT)
mencapai 36,3% di kecamatan Jatinagor.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Z & Liputo S (2017) menyatakan bahwa
peran kebijakan pemerintah daerah dalam penanggulang kekurangan energi kronik
(KEK) di Kabupaten Gorontalo melalui upaya Komunikasi Informasi dan Edukasi pada
ibu hamil, keluarga dan Masyarakat agar tetap menjaga asupan nutrisi yang baik,
menjaga pola hidup sehat dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) tentang pengaruh pemberian
konseling gizi dan program latihan terhadap asupan energi, zat gizi makro, dan indeks
massa tubuh pada member evonutrition di Jakarta Pusat tahun 2017 menyatakan bahwa
pemberian konseling selama 12 minggu berpengaruh secara signifikan terhadap asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan nilai ρ value < ,005.

2.5. Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan bagan atau skema yang menerangkan tentang
hubungan antar konsep-konsep yang berhubungan dengan variabel yang akan diteliti
(Sulistyaningsih, 2011). Kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :

Sebelum diberikan
konseling sadar gizi
Asupan makronutrien
pada ibu hamil KEK
Setelah diberikan
konseling sadar gizi

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konsep

2.1. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai dugaan
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, sebagai berikut:
1) Ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan makronutrien
pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun
2019.

16
BAB 3. METODE PENELITIAN
1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan
dilakukan pada bulan Maret-Juli 2019.

1.2. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Desain
penelitian yang digunakan adalah “Pra-eksperimen” dengan rancangan”One Group
Pretest Posttest”, dimana dilakukan pengukuran sebelum diberikan intervensi dan
dilakukan pengukuran setelah diberikan intervensi, kemudian melihat besar pengaruh
variabel independen yaitu konseling sadar gizi terhadap variabel dependen yaitu asupan
makronutrien pada ibu hamil yang mengalami KEK.
1.3. Populasi dan Sampel Penelitian
1.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami KEK di
Kota Palopo pada periode April-Mei 2019 sebanyak 30 orang.
1.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yaitu
timbangan berat badan digital dengan kapasitas 150 kg yang digunakan untuk
menimbang berat badan ibu sebanyak 30 orang. Alat microtoice digunakan untuk
mengukur lingkar lengan ibu hamil. Instrumen food recall digunakan untuk mengetahui
asupan gizi makro yang dikonsumsi oleh ibu hamil mulai dari sarapan, makan siang,
makan malam dan makanan selingan selama tiga hari pengukuran baik sebelum dan
setelah diberikan konseling sadar gizi. Lembar balik sebagai alat bantu dalam
memberikan konseling dan lembar observasi sebagai alat bantu pengawasan.

1.5. Teknik Pengumpulan Data


1.5.1. Data Primer
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran,
dan wawancara. Pengukuran BB dan LILA dilakukan pada ibu hamil sebanyak
sebanyak 30 orang dan wawancara tentang food recall 24 jam selama tiga hari
sebelum dan setelah diberikan konseling sadar gizi dilakukan guna memperkuat hasil
penelitian.

17
1.5.2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini meliputi data umum wilayah, serta
data-data yang mendukung dalam penelitian yaitu data kejadian KEK pada ibu hamil
di kota Palopo tahun 2017, 2018 dan 2019 pada periode bulan April-Mei.

1.6. Teknik Analisis Data


Analisis univarat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi antar variabel yang
akan diteliti. Analisis bivarat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen menggunakan uji t-berpasangan. Maka untuk
membuktikan hipotesis maka digunakan uji untuk mengetahui hubungan dari variabel
yang diteliti, maka :
a. Jika nilai ρ value ≤ nilai α = ,05 maka Ha diterima artinya terdapat hubungan yang
signifikan.
b. Jika nilai ρ value > nilai α = ,05maka Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan
yang signifikan (Sopiyuddin D, 2013).

1.7. Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, peneliti telah mendapatkan izin penelitian dari LPPM
Univ. Muhammadiyah Palopo dan selanjutnya surat ditembuskan kepada institusi
sebagai tempat penelitian, kemudian responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang
telah ditetapkan. Penelitian ini memberikan implikasi etik karena subjek yang digunakan
adalah manusia. Inmplikasi tersebut adalah terhadap subjek penelitian, berupa nilai
pribadi serta subjek harus menyediakan waktu untuk diberikan perlakuan dan pengisian
lembar observasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian dilakukan setelah
subjek diberikan informasi mengenai tujuan penelitian, prosedur penelitian, risiko dan
ketidaknyamanan yang mungkin timbul, manfaat penelitian dan kerahasian data serta
petugas atau contact person yang bias dihubungi bila ada yang perlu didiskusikan
sehubungan dengan penelitian.
Aspek etik dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Respect for person (Menghormati orang lain)
Semua ibu hamil yang terlibat telah diberi penjelasan mengenai tujuan
penelitian, prosedur penelitian, risiko dan ketidaknyamanan yang mungkin timbul,
manfaat penelitian dan kerahasian data. Ibu hamil yang bersedia untuk ikut dalam
penelitian ini selanjutnya menandatangani lembar informed consent. Setelah
penandatanganan informed consent, kemudian responden diberi penjelasan tentang
18
cara pengisian identitas pada lembar observasi. Seluruh subjek dalam penelitian ini
diberikan kebebasan untuk keluar dari penelitian ini apabila yang bersangkutan
menginginkannya.
2) Beneficience (Menguntungkan)
Keuntungan yang dapat diperoleh dari penelitian ini secara langsung dapat dilakukan
oleh responden, yaitu ibu hamil dapat merasakan manfaat dari konseling yang telah
diberikan seperti meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya nutrisi
bagi tubuh, sehingga dapat merubah perilaku hidup seperti pola makan dengan
memperhatikan frekuensi dan menu seimbang yang harus dikonsumsi. Dengan
demikian asupan nutrisi dapat terpenuhi dan masalah gizi yang dialami dapat teratasi.
3) Non Maleficence (Tidak merugikan)
Oleh karena subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil, maka penjelasan yang
berkaitan dengan dengan proses penelitian dijelaskan secara detail oleh peneliti.
4) Justice (Keseimbangan antara manfaat dan risiko)
Pada penelitian ini, prinsip keseimbangan berlaku sebab semua sebab semua ibu
hamil mendaptkan perlakuan yang sama dalam penelitian ini. Risiko minimal yang
dapat dirasakan berupa ketidaknyamanan psikologis karena harus meluangkan waktu,
akan tetapi penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku
hidup dalam menerapkan gizi seimbang sehingga asupan nutrisi dapat terpenuhi
dalam kesehariannya.
1.8. Road Map Penelitian
Road map penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

19
1.9. Alur Penelitian
Alur penelitian dalam penelitian ini adalah:

20
BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sekota Palopo. Penelitian dimulai pada bulan Maret-
September 2019 dengan jumlah sampel 30 orang. Penarikan sampel menggunakan total
sampling. Dengan hasil yang diperoleh dalam pengolahan data, sebagai berikut:
1. Analisis univariat
a. Rerata asupan makronutrien pre konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami
(KEK).
Tabel 4.1
Rerata jumlah asupan makronutrien pre konseling sadar gizi pada ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019 (N = 30).
Asupan Rerata ± SD CI 95%
makronutrien Min-Max
Energi 1320 ± 146 1226 – 1378
Protein 39,6 ± 4,3 38,0 – 41,2
Sumber : Data primer, 2019. Data disajikan dalam bentuk rerata ± SD
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rerata asupan energi sebelum
diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi
kronik (KEK) adalah 1322 ± 146 kkal, dan rerata asupan protein sebelum diberikan
konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
adalah 39,6 ± 4,3 kkal.

b. Rerata asupan makronutrien post konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami
(KEK).
Tabel 4.2
Rerata jumlah asupan makronutrien post konseling sadar gizi pada ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019 (N = 30).
Asupan Rerata ± SD CI 95%
makronutrien Min-Max
Energi 1930 ± 64,9 1905 – 1953
Protein 59,0 ± 4,2 57,4 – 60,5
Sumber : Data primer, 2019. Data disajikan dalam bentuk rerata ± SD

21
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata asupan energi setelah diberikan
konseling sadar gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
adalah 1930 ± 64,9 kkal, dan rerata asupan protein setelah diberikan konseling sadar
gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) adalah 59,0 ±
4,2 kkal.
2. Analisis bivariat
a. Pengaruh konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan makronutrien sebelum
pada ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo
tahun 2019.

Tabel 4.3
Pengaruh konseling sadar gizi terhadap asupan makronutrien pada ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019 (N = 30).
Variabel Asupan Selisih CI 95 % Nilai ρ
Rerata ± SD
Makronutrien (s.b) (Min-Maks) value
Asupan Energi
Pre konseling 1320 ± 146 kkal
609, 2 551,6 – 666,8 ,000
Post konseling 1930 ± 64,9 kkal
Asupan Protein
Pre konseling 39,6 ± 4,3 gr
19,3 17,2 – 21,4 ,000
Post konseling 59,0 ± 4,2 gr
Sumber : Data primer, 2019. Uji t berpasangan dengan CI 95%.
Pada tabel 4.3 menunjukkan berdasarkan hasil uji t berpasangan pada variabel
asupan energi sebelum dan setelah diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil KEK
diperoleh nilai ρ value = ,000 lebih kecil dari nilai α = ,05. Hal ini berarti Ho ditolak
dan Ha diterima, dengan artinya bahwa terdapat pengaruh penerapan konseling sadar
gizi terhadap peningkatan asupan makronutrien pada ibu hamil yang mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019.

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji t berpasangan pada variabel asupan energi sebelum dan setelah
diberikan konseling sadar gizi pada ibu hamil KEK diperoleh nilai ρ value = ,000 lebih
kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan artinya bahwa
terdapat pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap peningkatan asupan
makronutrien pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota
Palopo tahun 2019.
22
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden,
rerata jumlah asupan makronutrien yaitu asupan energi sebelum diberikan konseling
sadar gizi sebanyak 1320 ± 146 kkal, dan setelah diberikan diberikan konseling sadar
gizi terjadi peningkatan sekitar ± 610 kkal, sehingga jumlah asupan energi sebanyak
1930 ± 64,9 kkal. Sedangkan rerata jumlah asupan protein sebelum diberikan konseling
sadar gizi sebanyak 39,6 ± 4,3 gr, dan setelah diberikan diberikan konseling sadar gizi
terjadi peningkatan sekitar ± 19,4 gr, sehingga jumlah asupan protein sebanyak 59,0 ±
4,2 gr.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
menyatakan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki berat badan tidak sesuai indeks
massa tubuh sebelum hamil dan sebelum diberikan konseling sadar gizi memiliki pola
makan yang kurang baik. Pengetahuan ibu tentang pola makan dan menu seimbang
sangat kurang baik, mereka menganggap bahwa makanan bergizi adalah makanan yang
dapat mengenyangkan, tanpa memperhatikan menu yang dikonsumsi. Selain itu, mereka
menyatakan bahwa pola makan dalam sehari-hari kadang tidak teratur, porsi makan sama
sebelum hamil, dan menu makanan yang dikonsumsi juga tidak bervariasi dan bergizi,
dikarena faktor budaya oleh lingkungan setempat. Faktor budaya tersebut seperti ibu
hamil dilarang sering mengkonsumsi telur, udang, kepiting dan daging dikarenakan anak
yang kelak dilahirkan akan berbau amis dan memiliki kulit yang agak kotor. Sebagian
pula ibu hamil dilarang untuk mengkonsumsi sayuran seperti daun kelor dianggap
sebagai pengusir makhluk halus. Sedangkan daun kelor sendiri baik untuk dikonsumsi
karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Menu yang dikonsumsi sehari-hari seperti nasi,
tahu, dan ikan, mereka sangat jarang mengkonsumsi buah dan sayur.
Sedangkan setelah diberikan konseling sadar gizi yang lebih intens yaitu dilakukan
setiap seminggu sekali dan dilakukan selama 3 kali dalam sebulan pada ibu hamil.
Setelah diberikan konseling sadar gizi pola makan mulai berubah secara bertahap.
Diantaranya ibu hamil mulai teratur makan, mulai memasak dan mengkonsumsi olahan
sayuran, dan buah serta telur, jenis seafood, dan daging.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prawita (2015) tentang survei
intervensi ibu hamil dengan KEK di Kecamatan Jatinangor menyatakan bahwa intervensi
konseling kesadaran gizi mencapai 100 % dan pemberian makanan tambahan (PMT)
mencapai 36,3% di Kecamatan Jatinangor.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Z & Liputo S (2017)
menyatakan bahwa peran kebijakan pemerintah daerah dalam menanggulang kekurangan
energi kronik (KEK) di Kabupaten Gorontalo melalui upaya Komunikasi Informasi dan
Edukasi pada ibu hamil, keluarga dan masyarakat agar tetap menjaga asupan nutrisi yang
23
baik, menjaga pola hidup sehat dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) tentang
pengaruh pemberian konseling gizi dan program latihan terhadap asupan energi, zat gizi
makro, dan indeks massa tubuh pada member evonutrition di Jakarta Pusat tahun 2017
menyatakan bahwa pemberian konseling selama 12 minggu berpengaruh secara
signifikan terhadap asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan nilai ρ value
< ,005.
Secara teori, pada dasarnya konseling gizi akan mampu memberikan kebutuhan dasar
bagi ibu hamil, lebih efektif dari sekedar pemberian makanan tambahan dan suplemen
pada ibu hamil. Melalui konseling gizi, ibu hamil akan memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan motivasi yang tinggi dalam mengatasi masalahnya termasuk pada
usaha peningkatan status gizi (Kemenkes, 2015).
Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang cukup guna menopang
pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan yang berjarak kurang
dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-zat gizi, walaupun
pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi namun kesehatan ibu dapat menurun
(Almatsier, 2011).
Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein. Pangan
sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan minyak, buah berlemak
(alpokat), biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan kemiri), santan, coklat, kacang-
kacangan dengan kadar air rendah (kacang tanah dan kacang kedele), dan aneka pangan
produk turunnanya. Pangan sumber energi yang kaya karbohidrat antara lain beras,
jagung, oat, serealia lainnya, umbi-umbian, tepung, gula, madu, buah dengan kadar air
rendah (pisang, kurma dan lain lain). Pangan sumber energi yang kaya protein antara lain
daging, ikan, telur, susu dan lainnya (Hariyani, 2011).
Kebutuhan energi ibu hamil dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan angka
metabolisme basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh-kembang janin dan jaringan
yang menyertainya, serta aktivitas fisik. Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi dan
berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004 menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu
hamil pada trimesterI sebanyak 180 kkal di atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak
300 kkal pada trimester II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara
19-49 tahun berkisar antara 2000-2200 kkal/hari (Almatsier, 2011).
Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah dan jaringan
pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan bayi lebih rendah

24
dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya. Kebutuhan protein ibu hamil
bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester, sehingga menjadi 67 gram per hari.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan
konseling yang lebih intens dan berkualitas akan mampu merubah perilaku ibu hamil
KEK untuk meningkatkan jumlah asupan makronutrien, dalam hal ini adalah asupan
energi dan protein.

25
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah
ada pengaruh penerapan konseling sadar gizi terhadap jumlah asupan makronutrien pada
ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di Kota Palopo tahun 2019,
dengan nilai ρ value = ,000 < nilai α = ,05.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1)
Bagi ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan yang
bergizi agar tidak lagi mengalami KEK, 2) Bagi bidan diharapkan dapat meningkatkan
konseling sadar gizi pada ibu agar terhindar dari KEK, 3) Bagi dinas kesehatan
diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam penentuan
kebijakan strategis dalam menanggulangi masalah KEK pada ibu hamil.

26
BAB 6. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
6.1. Biaya Penelitian

Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran
minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 18,429,000
Tahun 1 Total Rp. 18,429,000

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
Bahan ATK Paket 1 5,249,000 5,249,000

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Unit 1 1,500,000 1,500,000
Pakai)
P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 1,500,000 1,500,000
(penelitian)
Analisis Data Biaya analisis sampel Unit 1 1,000,000 1,000,000

Analisis Data Transport Lokal OK (kali) 1 250,000 250,000

Pelaporan, Luaran Wajib, Uang harian rapat di


OH 1 750,000 750,000
dan Luaran Tambahan dalam kantor
Pelaporan, Luaran Wajib,
Biaya konsumsi rapat OH 1 200,000 200,000
dan Luaran Tambahan
Pelaporan, Luaran Wajib, Biaya Publikasi artikel
Paket 1 1,000,000 1,000,000
dan Luaran Tambahan di Jurnal Nasional
Pelaporan, Luaran Wajib, Luaran KI (paten,
Paket 1 400,000 400,000
dan Luaran Tambahan hak cipta dll)
FGD persiapan
Pengumpulan Data Paket 2 550,000 1,100,000
penelitian

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
Uang harian rapat di
Pengumpulan Data OH 2 150,000 300,000
luar kantor
Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 2 150,000 300,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 3 250,000 750,000

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 3 300,000 900,000

Pengumpulan Data Uang Harian OH 5 140,000 700,000

Sewa Peralatan Transport penelitian OK (kali) 5 275,000 1,375,000

HR Pembantu
Pengumpulan Data OH 6 80,000 480,000
Lapangan
Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 27 25,000 675,000

27
6.2. Jadwal Penelitian
Tabel 6.2 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt

1 Observasi Awal dan


Penyusunan Proposal
2 Penelitian
3 Tabulasi Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
6 Seminar
7 Publikasi

1
DAFTAR PUSTAKA

Almatsir dkk. 2018. Gizi Seimbang Dalam Daur Hidup Kehidupan. Jakarta. Kompas
Gramedia.

Dinas Kesehatan Kota Palopo. 2015. Profil Dinas Kesehatan Kota Palopo Tahun 2015.
Dinkes Kota Palopo. Kota Palopo.

Dinas Kesehatan Kota Palopo. 2016. Profil Dinas Kesehatan Kota Palopo Tahun 2016.
Dinkes Kota Palopo. Kota Palopo.

Diah W. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta. Medical
Book.

Endang P, Elisabeth. 2015. Komunikasi dan Konseling Kebidanan. Yogyakarta. Pustaka


Pelajar.

Fathonah. 2016. Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil Kajian Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta. Erlangga.

Hardinsyah, Supariasa. 2017. Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasinya. Jakarta. EGC.

Hariyani S. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.

Haryanti Y. 2015. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta. Trans
Info Media.

Kemenkes. 2015. Pedoman Pelayanan Terpadu Edisi Kedua. Jakarta. Kemenkes RI.

Kemenkes. 2015. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil. Jakarta. Kemenkes RI.

Kemenkes. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI.

Kemenkes. 2017. Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun 2016. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Rahmi L. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika. Vol.
08 No.01 Hal. 35-45. Padang.

Lestari. 2010. Buku Saku Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta.
Trans Info Media.
Mahirawat KA. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil di Kecamatan Kaminong dan Tambelangan, Kabupaten
Sampang, Jawa Timur. Jakarta. Kemenkes RI. Pusat Humaniora Kebijakan
KEsehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan. Hal 193-202.

2
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Jakarta. Pustaka Pelajar.

Maserdi dkk. 2017. Hubungan Sosial Ekonomi Dan Asupan Zat Gizi Dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Sei
Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 05 No.03. Undip. Semarang.

Muhamad Z, Liputo S. 2017. Peran Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Menanggulangi


KEK di Kabupaten Gorontalo. Gorontalo. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 07.
No.02.

Petrika dkk. 2016. Tingkat asupan energi dan ketersediaan pangan berhubungan dengan
risiko kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia. Vol.02 No.03. Hal 140-149. Jakarta.

Prawita dkk. 2017. Survei Intervensi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) di
Kecamatan Jatinangor Tahun 2015. Bandung. JSK Vol.02 N0.4.

Prabowo. 2017. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta. Pustaka Pelajar.

Pratiwi. 2017. Pengaruh Pemberian Konseling Gizi Dan Program Latihan Terhadap
Asupan Energi, Zat Gizi Makro, dan Indeks Massa Tubuh pada Member
Evonutrition di Jakarta Pusat Tahun 2017. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta.

Setiyaningrum. (2016). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta. Trans Info Media.


Sumiaty, Restu S. (2016(. Kurang Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil dengan Bayi Berat
Lahir Rendah. Palu. Jurnal Husada Mahakam. Vol. IV No.3 Hal. 162-170.

Wulandari R, dkk. (2017). Hubungan Asupan Energi Dan Zat Gizi Makro Terhadap
Kejadian Kurang Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Jeneponto.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Makassar.

3
Lampiran 2 : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama Instansi Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Waktu(Jam/
Minggu)
- Penanggungjawab
- Memberi arahan kepada tim
Universitas - Memantau setiap tahapan dalam penelitian
1 Andi Kasrida Dahlan Muhammadiyah Kebidanan 15 jam/minggu - Mempersiapkan segala sesuatu yang
Palopo dibutuhkan dalam penelitian
- Membuat laporan hasil penelitian

- Membantu Ketua Tim memberi


arahan kepada tim
- Membantu Ketua Tim mempersiapkan tahapan
Universitas Pendidikan dan penelitian
2 Aswidy Wijaya Cipta Muhammadiyah 12 jam/minggu
Palopo Keguruan - Membantu Ketua Tim memantau setiap tahapan
penelitian
- Membantu Ketua Tim menyusun laporan
penelitian
3 - Membantu Ketua Tim memberi arahan kepada
Universitas tim
Aswidy Wijaya Cipta Muhammadiyah Kebidanan 12 jam/minggu -
Palopo Membantu Ketua Tim mempersiapkan tahapan
penelitian
- Membantu Ketua Tim memantau setiap tahapan
penelitian
- Membantu Ketua Tim menyusun laporan
penelitian
Membantu Ketua Tim menyusun
laporan penelitian

23
24
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya Dosen pada Program studi DIII Kebidanan Fakultas Ksehatan, Pertanian, dan

Kelautan Universitas Muhammadiyah Palopo.

Nama : Andi Kasrida Dahlan, S.ST., M.Keb.

NIDN : 0909098904

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Konseling Sadar Gizi

Terhadap Jumlah Asupan Makronutrien Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Kekurangan Energi

Kronik (KEK) Di Kota Palopo Tahun 2019”.

Adapun segala informasi mengenai responden, akan dijamin kerahasiaannya dan saya

bertanggung jawab atas informasi tersebut tidak akan merugikan responden dimasa akan datang.

Sehubungan dengan hal tersebut apabila responden setuju untuk ikut serta dalam penelitian

ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan. Atas kesediaan dan kerjasama

responden saya ucapkan terima kasih.

Nama :

No. Hp:

Umur :

Palopo, .... ........ 2019

Yang bertanda tangan,

25
( )

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berperan serta sebagai

partisipasi penelitian yang dilakukan oleh Dosen pada Program studi DIII Kebidanan Fakultas

Ksehatan, Pertanian, dan Kelautan Universitas Muhammadiyah Palopo yang bernama Andi

Kasrida Dahlan dengan judul “Pengaruh Penerapan Konseling Sadar Gizi Terhadap Jumlah

Asupan Makronutrien Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di

Kota Palopo Tahun 2019”.

Saya memahami bahwa penelitian ini digunakan untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu

saya bersedia menjdi responden dalam penelitian ini.

Palopo, 2019

Responden Peneliti

(.....................................) (Andi Kasrida Dahlan)

26
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PENERAPAN KONSELING SADAR GIZI TERHADAP JUMLAH ASUPAN MAKRONUTRIEN PADA IBU
HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI KOTA PALOPO TAHUN 2019

Identitas Responden :

Nama : …………………………………

Umur : …………………………………

Paritas : …………………………………

Usia Kehamilan : …………………………………

Alamat :

Ukuran Antropometri

Berat Badan : …………………………………

TB : …………………………………

LiLA : …………………………………

27
Asupan Makronutrien sebelum konseling Jadwal Kunjungan Asupan Makronutrien setelah konseling

N Menu
HI H II H III HI H II H III HI H II H III
o Makanan

Protei Protei Protei Protei


Energi Energi Energi Topik Topik Topik Energi Energi Protein Energi Protein
n n n n
Sarapan :
1

Makan Siang
2

Selingan
3

Makan
malam
4

28

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai