Anda di halaman 1dari 32

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PROTEKSI ISI LAPORAN AKHIR PENELITIAN


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh peneliti dan pengelola administrasi penelitian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGAL


ID Proposal: a1e46b0e-f221-4b1b-91c7-9e652c03a7fe
Laporan Akhir Penelitian: tahun ke-1 dari 1 tahun

1. IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN

POTENSI KOMBINASI KAPUR SIRIH DAN DAUN KUMPAI MAHUNG (Eupatorium inulaefolium
H.B&K.) SEBAGAI ALTERNATIF SALEP ANTI INFLAMASI ALAMI

B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU

Bidang Fokus RIRN / Bidang Rumpun Bidang


Tema Topik (jika ada)
Unggulan Perguruan Tinggi Ilmu

Pengembangan
obat tradisional
Teknologi berbasis IPTEK
Farmakologi dan
Kesehatan kemandirian bahan untuk penyakit-
Farmasi Klinik
baku obat penyakit tropis
(neglected
diseases)

C. KATEGORI, SKEMA, SBK, TARGET TKT DAN LAMA PENELITIAN

Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)

Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 4 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi

DWI RIZKI
Akademi
FEBRIANTI
Farmasi ISFI Farmasi 5988663 0
Banjarmasin
Ketua Pengusul

SISKA MUSIAM
membantu peneliti
S.Si, M.Si Akademi
dalam mencari
Farmasi ISFI Farmasi 6095435 0
dan pengolahan
Anggota Pengusul Banjarmasin
data
1

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Luaran Wajib

Status target capaian (


Keterangan (url dan nama
Tahun accepted, published, terdaftar
Jenis Luaran jurnal, penerbit, url paten,
Luaran atau granted, atau status
keterangan sejenis lainnya)
lainnya)

1 Metode produk -

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Publikasi Ilmiah
1 Jurnal Nasional accepted/published jurnal terindeks sinta level 2
Terakreditasi

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 19,770,000
Tahun 1 Total Rp. 19,770,000

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

Analisis Data Biaya analisis sampel Unit 4 300,000 1,200,000

Bahan ATK Paket 1 1,000,000 1,000,000

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Unit 1 10,445,000 10,445,000
Pakai)

Bahan Barang Persediaan Unit 1 425,000 425,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Biaya Publikasi artikel di


Paket 1 1,000,000 1,000,000
Luaran Tambahan Jurnal Nasional

Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 1 500,000 500,000

OK
Pengumpulan Data Transport 4 150,000 600,000
(kali)

Sewa Peralatan Peralatan penelitian Unit 1 200,000 200,000

Ruang penunjang
Sewa Peralatan Unit 1 400,000 400,000
penelitian

Sewa Peralatan Obyek penelitian Unit 40 100,000 4,000,000

6. HASIL PENELITIAN

A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran
yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.

Obat anti inflamasi berkerja dengan penurunan permeabilitas kapiler dengan


mengurangi jumlah histamin yang dilepaskan basofil; menghambat fungsi fagositosis leukosit
dan makrofag jaringan sehingga edema berkurang. Hidrokortison yang merupakan salah
satu pengobatan edema secara kimiawi. Dinilai kurang efektif pada pengunaan topikal, dan
memerlukan dosis yang besar. Secara teoritis daun kumpai mahung mengandung pedalitin,
5,6,3"-trihydroxy-7,4"-dimethoxyflavone yang bersifat sebagai antioksidan. fenol, alkaloid dan
steroid sebagai penyembuh luka dan antibakteri. Flavonoid memiliki mekanisme anti
inflamasi yaitu mengurangi sikulas monosit dan memblok makrofag untuk mengurangi
inflamasi. Secara teoritis efek kalsium karbonat terhadap inflamasi mengurangi biomarker
pro-inflamasi serum (IL-6), menekan TNF-α dan mengurangi agregasi platelet pada sel
endotelium.
Peneltian ini memiliki tujuan umum untuk memanfaatkan potensi tanaman daerah dan
meningkatkan derajat pengunaan kalsium karbonat (kapur sirih) dimasyarakat. Sehingga
apabila dikombinasikan diharapkan memiliki potensi yang besar sebagai alternatif pilihan
yang dimungkinkan lebih baik dibandingkan dengan hidrokortisone. Tujuan khusus ialah
diharapkan mendapatkan obat alami yang mampu bersaing dalam skala industri dan
memperkaya penemuan obat baru. Metode penelitian yang digunakan adalah maserasi
untuk mendapatkan ekstrak dan uji anti inflamasi mengunakan raw pad edema models,
mencit jantan yang di induksi karagenan, hidrokortison sebagai kontrol positif. Terapi antar
kelompok adalah uji masing-masing dan kombinasi salep ekstrak dan kalsium karbonat.
Observasi dilakukan pada jam ke 0, 1,2,3 dan 4.
Hasil penelitian pada uji kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak dan serbuk positif
mengandung metabolit skunder berupa flavonoid, terpenoid, alkaloid, saponin dan fenolik.
Kombinasi ekstrak kumpai mahung dan kapur sirih pada sediaan salep mampu mengurangi
edema pada kaki tikus secara signifikan (< 0,05) dibandingkan dengan kontrol positif
maupun kontrol negatif dengan nilai daya antiinflamasi sebesar 14,91%. Luaran wajib adalah
metode yang menghasilkan konsep produk, publikasi dijurnal nasional terakreditasi sinta 3
(Jurnal Ilmiah Ibnu Sina). Luaran tambahan adalah submitted pada jurnal nasional
terakreditasi sinta level 2 (Jurnal Kedokteran Hewan). Mencapai TKT level 3 yang memenuhi
prinsip dasar, formula atau konsep dan pembuktian konsep secara teoritis dan
eksperimental.

B. KATA KUNCI: Tuliskan maksimal 5 kata kunci.

Edema; Kumpai Mahung; Kapur Sirih; Anti Inflamasi

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman
namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di
setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai
sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan
atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan
penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan
sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun
disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai
tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau
tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian
sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta
analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

1. Hasil Determinasi Tumbuhan Kumpai Mahung


Identifikasi daun kumpai mahung dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian dan
Pengembangan Teknologi KSDA Samboja Kalimantan Timur, menujukkan bahwa tumbuhan
yang diteliti adalah Eupatorium inulifolium (H.B & K).

2. Hasil Penyiapan Simplisia Daun Kumpai Mahung


Daun kumpai mahung yang dipetik di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus)
Samboja, sebanyak 4kg. Daun kumpai mahung kemudian ditiriskan dan dikeringkan selama
seminggu dengan cara diangin-anginkan pada malam hari didalam ruangan dan siang hari
dibawah sinar matahari. Setelah kering, dilakukan sortasi kering dengan tujuan memisahkan
tulang daun yang mungkin masih tercampur dengan simplisia dan untuk memisahkan simplisia
yang baik dengan simplisia yang rusak1. Simplisia yang sudah kering ditimbang bobotnya
sampai konstan dengan 3x penimbangan dan didapatkan bobot simplisia kering yaitu 1,2 kg.
Simplisia kering kemudian dihaluskan dengan cara diblender didapatkan serbuk seberat 850
gram.

3. Hasil Ekstraksi Daun Kumpai Mahung


Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian adalah metode maserasi. Memiliki beberapa
keunggulan yaitu, tanpa pemanasan, menguntungkan untuk isolasi senyawa bahan alam karena
dengan perendaman ekstrak dapat menyebabkan pemecahan dinding dan membran sel karena
perbedaan tekanan didalam dan luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada di sitoplasma
akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna2. Pelarut yang
digunakan dalam proses ekstraksi adalah pelarut metanol. Pemilihan pelarut metanol karena
beberapa alasan yaitu, daya penetrasi metanol ke dalam sel-sel tanaman lebih kuat
dibandingkan etanol ataupun pelarut lain3. Maserasi dilakukan selama 3 hari dengan
pengadukan tiap 6 jam dilanjutkan proses remaserasi sebanyak 2 kali selama 6 hari. Filtrat dari
maserasi dan remaserasi dikumpulkan menjadi satu, kemudian disaring menggunakan corong
buchner didapat sebanyak 8liter filtrat. Hasil penyaringan filtrat kemudian diuapkan pelarutnya
dengan vaccum rotary evaporator pada suhu 50°C sisa filtrat yang dihasilkan 6,890 liter.
Penguapan dilanjutkan dengan waterbath dengan suhu dibawah 60°C. Ekstrak kental yang
diperoleh sebanyak 79,6 gram dan menghasilkan rendemen sebesar 27,44%. Semakin tinggi
nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak 4

4. Hasil Identifikasi Senyawa Kimia


Uji identifikasi dilakukan terhadap senyawa Flavonoid, Alkaloid, Fenolik, Saponin dan
Triterpenoid. Dari 5 parameter menujukkan ekstrak kumpai mahung positif mengandung
semua komponen yang di uji (Tabel 1).

5. Hasil Uji Organoleptis


Pengujian organoleptis bertujuan untuk mengetahui organoleptis sediaan yang meliputi warna,
bau, dan bentuk5. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keempat formula menghasilkan
bentuk semi padat, warna coklat kemerahan yang sama dan bau yang khas pada formula dengan
penambahan ekstrak juga warna putih terang pada formulasi tanpa ekstrak.

Hasil uji anti-inflamasi


Pemberian perlakuan berbagai formula yaitu salep kalsium karbonat, salep ekstrak kumpai
mahung dan kombinasi keduanya. Selain itu juga menggunakan kontrol positif dan negatif
yaitu hidrokortison 2,5% dan vaselin. Hasil yang diamati berupa terbentuknya pembengkakan
lapisan bawah kaki tikus hingga pengukuran daya antiinflamasi dalam satuan milimeter,
pengamatan dilakukan setiap 60 menit selama 240 menit. radang atau inflamasi merupakan
tema yang paling menarik diteliti terutama karena melibatkan banyak mediator. hal ini
menyebabkan perkembangan agen anti-inflamasi seperti antibodi monoklonal dan antagonis
inflamasi mulai dikembangkan6.

pada tabel 3,4 dan 5 dipaparkan bahwa dari hasil uji kenaikan udema (bengkak) kaki tikus
setelah diinduksi oleh karagenan pada 5 tikus, setiap kelompok dengan rentan waktu 0 hingga
240 menit adalah semua salep uji memiliki hasil penurunan udema yang lebih cepat dari pada
kontrol positif. hal ini membuktikan bahwa salep uji yang berasal dari bahan alam dan
formulasi yang dilakukan tepat.

Pemberian karagenan menyebabkan efek cepat dari edema, kaki tikus yang di induksi banyak
digunakan untuk mengkarakteristisasi mekanisme kerja obat atau formulasi antiinflamasi baru
termasuk NSAID. Karagenan Berkerja dengan menyebabkan pelepasan mediator seperti
histamin, serotonin, bradikinin, trombosit, faktor pengaktif dan prostaglandin7. Dalam
penelitian ini, perawatan topikal secara signifikan menghambat edema kaki tikus. Bukti ini
menunjukkan bahwa daya anti-inflamasi dari kombinasi ekstrak kalsium karbonat lebih baik
dari pada kontrol positif.

Alasan penelitian ini membuat sediaan salep karena mampu menjadi proteksi terhadap iritasi
mekanik dan kimia permukaan kulit, stabil dalam pengunaan, mudah terdistribusi merata, pada
inflamasi akut dapat menyejukkan, bersifat vasokonstrksi. Pengunaan salep berminyak seperti
vaselin karena tidak mengandung air, hidrofob dan tidak larut air artinya, tidak mudah tercuci
dengan begitu daya kontak dengan kulit lebih lama sehingga efek terapi dapat lebih lama4.
Proses penyembuhan luka adalah suatu aksi seluler yang terintegrasi secara struktural maupun
fungsional dengan menimbulkan interaksi sel matriks yang menyebabkan terjadinya inflamasi,
reemodeling jaringan dan agiogenesis8.

Mekanisme anti inflamasi calsium carbonat adalah mengurangi sikulas monosit dan memblok
makrofag, mengurangi agregasi platelet pada sel endotelium sehingga inflamasi dapat ditekan5.
Kalsium karbonat juga mampu mengurangi biomarker pro-inflamasi serum (IL-6) dan
menekan TNF-ALFA9. Mekanisme kerja antiinflamasi kalsium tidak dapat diusulkan atas
dasar temuan ini Namun, beberapa mekanisme telah diusulkan sebelumnya karnad5
berspekulasi bahwa kalsium dobesilate mampu mengurangi jumlah monosit yang beredar dan
juga memblokir aksi makrofag untuk meningkatkan peradangan, juga menunjukkan dapat
menekan produksi faktor agregasi trombosit dalam sel endotelia. Sehingga menekan proses
penumpukan cairan (edema) dan hal ini berlaku juga untuk kalsium karbonat. Faktanya,
kalsium telah dilaporkan memberikan efek vasodilatasi dengan menstabilkan sel membran
pada endotelia dan menyebabkan penurunan efusi sehingga udem menjadi lebih kempes atau
menurun5. Didukung pada penelitian da Rosa10, ekstrak yang mengandung flavonoid
mempunyai efek anti-inflamasi dengan mengurangi penghambatan migrasi leukosit dan
pengurangan akivitas enzim proinflamasi dan sitokin proinflamasi.
Capaian luaran wajib adalah artikel sudah terpublish pada jurnal ilmiah ibnu sina, produk yang
dituangkan dalam leaflet konsep pengembangan produk. Capaian luaran tambahan adalah
artikel tersubmitted pada jurnal nasional terakreditasi sinta 2.

D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika
ada) yang dijanjikan pada tahun pelaksanaan penelitian. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan
intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung
dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran yang
dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui Simlitabmas
mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian luaran
Luaran wajib yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah metode yang menghasilkan konsep
produk. Luaran wajib berupa jurnal artikel ilmiah sudah diterbitkan pada jurnal Ilmiah Ibnu
Sina yang terakreditasi sinta 3 dengan link http://bit.ly/kumpai Luaran tambahan adalah artikel
ilmiah telah di submitted pada jurnal nasional terakreditasi sinta level 2 (jurnal kedokteran
hewan).

E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (jika ada). Bukti
pendukung realisasi kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti
dokumen realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada
bagian isian mitra

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan
penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran penelitian
tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.

Kendala yang dialami peneliti salah satunya adalah pada proses pemesanan barang dan hewan
uji, pemesanan barang yang harus dikirim dari pulau jawa membuat pelaksanaan uji menjadi
lebih lambat. Hewan uji yang digunakan berasal dari pulau jawa, proses pemesanannya hingga
penerimaan sangat alot. Tikus yang digunakan harus sehat dan bersih. Kematian hewan terjadi
karena tingkat stress pada proses pengiriman. Kendala selajutnya adalah pada alat uji, alat yang
terdapat di laboratorium kurang sensitif untuk penilaian udema. Setelah kaji ulang didapatkan
satu alat yang mampu membaca dan memiliki sensitifitas hingga 0,05mm. Kendala terakhir
adalah pada uji kontrol positif didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori (hasil gagal)
pengkajian ulang kembali kontrol positif menggunakan sampel yang berbeda (berhasil).
G. RENCANA TINDAK LANJUT PENELITIAN: Tuliskan dan uraikan rencana tindaklanjut penelitian selanjutnya dengan
melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika ada target yang belum diselesaikan pada akhir tahun pelaksanaan
penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai tersebut.


Penelitian monotahun ini sudah mencapai tujuan pada roadmaps tahun 2019 yaitu
ditemukannya potensi sebagai anti inflamasi, terpublish pada jurnal terakreditasi dan nasional
berISSN. rencana selanjutnya adalah standarisasi ekstrak yang minimal dilakukan 3 tempat
pengambilan sampel. setelah ekstrak terstandar dari sisi spesifik dan non spesifiknya. banyak
komponen dan parameter pada pengujian standar ekstrak, hal ini yang menyebabkan tahun
2020 berfokus pada standarisasi ekstrak kumpai mahung. setelah ekstrak terstandar maka pada
tahun 2021 diharapkan kandungan ekstrak yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi
terdeteksi. menggunakan metode H-NMR,C-NMR dan/atau yang lebih canggih, dengan output
terpublikasi pada jurnal terkadreditasi nasional sinta level 1. tahun selanjutnya yaitu 2022
diharapkan uji evetifitas terbaik pada tikus dalam jumlah yang lebih besar dan perhitungan
efisiensi ekstrak ditingkatkan, output terpublikasi pada seminar intenasional. tahun terakhir
penelitian jangka pendek adalah diharapkan uji keamanan dan toksisitas dapa tercapai. semua
tahun memiliki output terukur dan dapat dinilai, seperti tahun 2023 ini diharapkan hasil
penelitian terpublikasi pada jurnal internasional berreputasi.

H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya
pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

1. Ahmad, S. F. et al. (2013) ‘Grape Seed Proanthocyanidin Extract Protects Against


Carrageenan-Induced Lung Inflammation in Mice Through Reduction of Pro-inflammatory
Markers and Chemokine Expressions.’ doi: 10.1007/s10753-013-9764-2.
2. Commins, S. P., Borish, L. and Steinke, J. W. (2010) ‘Immunologic messenger molecules :
Cytokines , interferons , and chemokines’, Journal of Allergy and Clinical Immunology.
Elsevier Ltd, 125(2), pp. S53–S72. doi: 10.1016/j.jaci.2009.07.008.
3.Febrianti Dwi Rizki (2018) ‘Analisis Kandungan Flavonoid Dan Aktivitas Antihiperurisemia
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anona Muricata L.) Pada Mencit Jantan Secara In Vivo’,
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(oktober 2018), pp. 304–311.
4. Isrofah, Sagiran and Afandi, M. (2011) ‘Efektifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2 Termal pada
Tikus Putih (Rattus Novergicus)’, Muhammadiyah Journal of Nursing, pp. 99–108.
5. Karnad, A. S., Patil, P. A. and Majagi, S. I. (2006) ‘Calcium enhances the antiinflammatory
activity of aspirin in albino rats’, Indian Journal Pharmacol, 38(6), pp. 397–402.
6. Mariana (2015) Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.)
Dan Daun Waru (Hibiscus Tiliaeceus L.) Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1-
Pikrilhidrazil).
7. Sousa Orlando Vieira de, Glauciemar Del-Vechio Vieira, José de Jesus R. G. de Pinho, Célia
Hitomi Yamamoto, dan Maria Silvana Alves (2010) Antinociceptive and Anti-
Inflammatory Activities of the Ethanol Extract of Annona muricata L. Leaves in Animal
Models, International Journal of Molecular Sciences, vol 11, hal 2067-2078
8. Thakur R, Jain N, Pathak R, and Sandhu SS (2011), Practice in Wound Healing Studies of
Plants. Hindawi Publishing Corporation, India.
9. Mustafar Ruslinda Bt, Rozita Mohd, Norazinizah Ahmad Miswan, Arba’ayah Bain, Rizna
Cader, Abdul Halim Abdul Gafor, Marlyn Mohammad, Shamsul Azhar Shah, Nor Azmi
Kamaruddin, Norella Ct Kong. 2014. The Effects Of Calcitriol With Calcium Carbonate
Supplementation On Inflammatory Biomarkers In Chronic Kidney Disease Patients’ With
Low Vitamin D. Central European Journal Of Immunology; 39(2). 236-242.
10. Rosa Julia Salvan da, Silvana Virginia Gagliotti Vigil de Mello, Geison Vicente, Yeo Jim
K. Moon, Felipe Perozzo Dalto, Tamires Cardoso Lima, Rafaela de Jesus Souza, (2017)
Calea uniflora Less. attenuates the inflammatory response to carrageenan-induced pleurisy
in mice, International Immunopharmacology 42, 139–149,
doi.org/10.1016/j.intimp.2016.11.029
Dokumen pendukung luaran Wajib #1

Luaran dijanjikan: Metode

Target: produk
Dicapai: Produk

Dokumen wajib diunggah:


1. Deskripsi dan spesifikasi metode
2. Hasil uji pakar/publik terakhir
3. Dokumentasi (foto) pengujian metode

Dokumen sudah diunggah:


1. Deskripsi dan spesifikasi metode
2. Hasil uji pakar/publik terakhir
3. Dokumentasi (foto) pengujian metode

Dokumen belum diunggah:


-

Nama Metode: salep kombinasi ekstrak kumpai mahung dan kapur sirih
Pemegang Metode: dwi rizki febrianti;siska musiam
Periode Uji coba Mulai: 20 Maret 2019
Periode Uji Coba Berakhir: 20 Maret 2019
Link Video Dokumentasi: http://bit.ly/dokumentasiveby
DESKRIPSI METODE

1. Proses ekstraksi

Daun kumpai mahung yang diperoleh dicuci sampai bersih selanjutnya daun kumpai mahung dirajang
dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 45°c hingga bobot konstan. Sebanyak 1 kg serbuk
dimaserasi dengan metanol sebanyak 8 liter selama 24 jam disertai pengadukan. Kemudian di uapkan
dengan eveporator. Selanjutnya diuapkan lagi dengan waterbath sampai diperoleh ekstrak kental.

2. Proses uji raw pad edema

Tikus dipuasakan selama ±18 jam sebelum percobaan, namun air minum tetap diberikan. Tikus
dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak masing masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus,
kemudian ditimbang dan diberi kode tertentu. Volume awal kaki tikus diukur sebelum diberi perlakuan
dan dinyatakan sebagai volume kaki dasar (vo). Kelompok kontrol negatif diberikan aquadest,
kelompok kontrol positif diberikan hidrokortison salep 2,5% sebanyak 75 mg dan tiga kelompok lain
diberikan bahan uji sesuai dosis yang telah direncanakan secara topikal. Satu jam kemudian semua
tikus disuntikkan suspensi karagenan 3% pada telapak kaki tikus sebanyak 50 µl. Penyuntikan
karagenan dilakukan secara subplantar. Sebelum penyuntikan telapak kaki tikus dibersihkan dengan
etanol 70%. Setelah 1 jam disuntikkan karagenan, volume kaki tikus diukur menggunakan alat
pletismometer/jangka sorong setiap 1 jam selama 4 jam dan dinyatakan sebagai volume akhir (vt).
Dihitung persen udem dan persen inhibisi udem.
UJI PANELIS

Uji ini dilakukan guna mengukur secara sensori sediaan salep yang dihasilkan. Uji melewati 43
responden untuk menilai fisik dari salep yang dihasilkan.

Berikut contoh form panelis

KUESIONER KESUKAAN PANELIS

Kuesioner ini digunakan untuk mengevaluasi dan mengetahui kualitas salep berdasarkan pendapat responden

Identitas Panelis

Nama :

Institusi :

Petunjuk Pengisian

Berikan respon anda untuk setiap indikator yang ada pada kolom sebelah kiri dengan cara
memberi tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang tersedia pada kolom alternatif jawaban.
Keterangan jawaban : (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup, (2) kurang, dan (1) sangat kurang.
No Indikator Jawaban
1 Bagaimana kesan saat pemakaian Salep yang meliputi bau 1 2 3 4 5
2 Bagaimana kesan saat pemakaian Salep yang meliputi tekstur 1 2 3 4 5
3 Bagaimana penampilan fisik Salep yang meliputi warna 1 2 3 4 5
4 Bagaimana penampilan fisik Salep yang meliputi konsistensi 1 2 3 4 5
5 Bagaimana tingkat kenyamanan Salep saat dioleskan yang meliputi 1 2 3 4 5
Kemampuan Salep untuk menyebar
6 Bagaimana tingkat kenyamanan Salep saat dioleskan yang meliputi sensasi 1 2 3 4 5
dingin
7 Bagaimana ketahanan Salep terhadap air 1 2 3 4 5
8 Bagaimana kemampuan Salep dalam memberikan kelembapan terhadap kulit 1 2 3 4 5
9 Tuliskan saran-saran anda untuk kemajuan kami :

..........................., ..........................

( )
Dari 43 responden di dapatkan hasil seperti dibawah ini.

81%

79%
78%
76% 76%
75%
74%

71%

BAU TEKSTUR WARNA KONSISTENSI MENYEBAR SENSASI TAHAN AIR LEMBAB


DINGIN

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa formulasi salep memiliki 8 parameter penilaian.
Presentase paling tinggi parameter yang disukai oleh responden sebanyak 7 parameter yaitu bau,
tekstur, warna, konsistensi, penyebaran, tahan air, dan kelembaban. 1 parameter yaitu sensasi paling
rendah dikarenakan bahan salep ini tidak memiliki efek dingin yang maksimal untuk kulit.
Dokumentasi pengambilan panelis
DOKUMENTASI PENGUJIAN METODE

No Kegiatan dokumentasi
1 Proses pengeringan

2 Proses pembuatan serbuk

3 Proses maserasi dengan pelarut


METANOL (1:8)

4 Proses pengentalan ekstrak


dengan rotary evaporator
5 Proses pengentalan ekstrak
dengan waterbath

6 Proses skrining fitokimia

7 Bahan calcium carbonate

8 Tikus jantan galur SD


9 Sediaan jadi terdiri dari
pembanding

10 Proses pengujian raw pad


edema

11 Produk jadi salep sederhana


kombinasi ekstrak dan kapur
sirih

12 Pengujian oleh panelis


Dokumen pendukung luaran Wajib #1

Luaran dijanjikan: Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi

Target: accepted/published
Dicapai: Sedang direview

Dokumen wajib diunggah:


1. Naskah artikel
2. Bukti sedang direview

Dokumen sudah diunggah:


1. Naskah artikel
2. Bukti sedang direview

Dokumen belum diunggah:


-

Nama jurnal: Jurnal Kedokteran Hewan


Peran penulis: first author | EISSN: 1978-225X/2502-5600
Nama Lembaga Pengindek: RISTEKDIKTI- SINTA
URL jurnal: http://jurnal.unsyiah.ac.id/JKH/index
Judul artikel: ANTI-INFLAMMATION ACTIVITY OF EUPATORIUM INULIFOLIUM AND
CALCIUM CARBONATE ON MALE RATS
Peringkat akreditasi: 2
ANTI-INFLAMMATION ACTIVITY OF Eupatorium inulifolium AND CALCIUM
CARBONATE ON MALE RATS

AKTIVITAS ANTI-INFLAMASI Eupatorium inulifolium DAN KALSIUM


KARBONAT PADA TINGKAT TIKUS JANTAN

Dwi Rizki Febrianti1, Siska Musiam2


1
Pharmaceutical Biology Laboratory, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia
2
Chemistry Laboratory, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia
Coresponding authors: dwirizki@akfar-isfibjm.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this research was to study the potential Kumpai Mahung leaf (Eupatorium
inulifolium) and calcium carbonate as an anti-inflammation, based on folk medicine in Dayak
meratus mountains of Indonesia. The methods used to obtain the extract is maceration using
methanol solvent with the ratio of 1:10. Qualitative test Phytochemical Screening of phenolic
with FeCl3 and quantitative flavonoids compounds with spectrophotometry UV-vis with
quercetin as standard, wavelength 418 nm concentration 10-50 ppm. Eupatorium inulifolium
extracts and calcium carbonate are formulated into simple ointments with the addition of
vaseline album (1: 3) anti-inflammation test using male mice that had been inducted by
carrageenan 3%. The result showed that on qualitative and qualitative testing, is positive
phenolic compounds, contains 3,68% of flavonoids. Eupatorium inulifolium extract and
calcium carbonate in the ointment can significantly alleviate the edema on mice’s paw
compared to a negative control (14,1%).
Keywords: Rat Paw Edema, Ointment, Anti-Inflammation

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi daun Kumpai Mahung
(Eupatorium inulifolium) dan kalsium karbonat sebagai anti-inflamasi, berdasarkan obat
tradisional di pegunungan Dayak Meratus Indonesia. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan ekstrak adalah maserasi menggunakan pelarut metanol dengan rasio 1:10. Uji
kualitatif Penapisan fitokimia fenolik dengan senyawa FeCl3 dan kuantitatif dengan
spektrofotometri UV-Vis dengan kuersetin sebagai standar, panjang gelombang 418 nm
konsentrasi 10-50 ppm. Ekstrak Eupatorium inulifolium dan calcium carbonat diformulasikan
menjadi salep sederhana dengan penambahan vaselin album (1:3). tes anti-inflamasi
menggunakan tikus jantan yang telah diinduksi oleh karagenin 3%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pengujian kualitatif dan kualitatif, adalah positif senyawa fenolik,
Mengandung 3,68% flavonoid. Ekstrak Eupatorium inulifolium dan kalsium karbonat dalam
salep dapat secara signifikan mengurangi edema pada kaki tikus dibandingkan dengan
kontrol negatif (14,1%).
Kata kunci: Edema, Salep, Anti Inflamasi

1
Introduction

Inflammation is one of the most interesting themes to be studied because it includes

plenty of mediators, and this caused the growth among the inflammation agents such as

monoclonal antibodies and inflammation antagonist started to be developed and reported

there are other medications such as ascorbic acid monocyclic, calcium salt and calcium

carbonate also own anti-inflammation aspect especially when it comes to insect stings

(Karnad, Patil and Majagi, 2006). Inflammation has several responses based on the cause;

one of the inflammation responses that commonly occurs is edema. Edema occurred because

of the increasing local blood flow to the site area, and that causing more chemical mediators

and histamine released so that the capillary permeability increased (Sousa, Vieira and Pinho,

2010). The effect of this swelling including discomfort, pain, and rash (Isrofah, Sagiran, and

Afandi, 2011). The anti-inflammation drugs mostly work with the lowering the capillary

permeability by decreases the number of histamines released by basophil, inhibits

phagocytosis function of the leukocytes and macrophages so the swelling can alleviate.

The usage of natural sources in Kalimantan part of Indonesia has not been done

maximally because of the high diversity. The usage of natural herbs in medication is

increasing especially in the cities, but the condition is vice-versa with the reality; the main

source of the traditional medication commonly located in the village and/or nearby the forest

(Norcahyati, 2012). The acknowledgment for the potentials of the natural sources and plants

had been recognized since the last time, and the effect was also had been known.

Kumpai Mahung leaf Mahung (Eupatorium inulifolium H.B&K.) grows in Dayak

Meratus and Dayak Amandit region, South Kalimantan. Commonly, Kumpai Mahung leaf is

used as a traditional medication for dengue fever and stomachache. CaCO3/Calcium

Carbonate commonly used in food-producing; soaking process in calcium carbonate solution


could give texture, minimalizing unwanted taste like bland taste in chips producing (Siregar

and Setyohadi, 2015). The other study showed that calcium carbonate could decrease the

platelet aggregation on endothelial cells (Karnad, Patil and Majagi, 2006).

This study has the purpose to maximizing the potentials of the natural plants and

increasing the usage of calcium carbonate among the people so that if those aspects are

combined, we hope that the result will have a major potential as one of the alternative

possible options that are better than another synthetics drug.

Methods

Equipment and Materials

Materials used in this study are Kumpai Mahung plant Eupatorium inulifolium

H.B.&K), methanol pa (Merck), Vaseline (pudak), Calcium Carbonate (Merck), κ-

Carrageenan (Merck), hydrocortisone ointment ®.

Equipment used in this study is calipers with an accuracy of 0.05 mm (Krisbow),

Personal Protection Device, Mice cages, terumo syirige® 1 mL, analytical scale (Ohaus

Pioneer® Plus Analytica PA124), water bath (Memmert WNB 10), rotary evaporator

(heidolph) maceration equipment set, thermogenesis 10s UV-Vis.

Sample Preparation

Kumpai Mahung (Eupatorium inulifolium H.B.&K) that located in Kawasan Hutan

Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) (Special Purpose Forest Area) in Samboja, East

Kalimantan and determinates by Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam,

Samboja, East Kalimantan.

a. Extraction Process

Approximately 1kg of Kumpai Mahung leaf powder was extracted by maceration

methods using 10L methanol solvent with the ratio of 1:10. Extraction was performed in

3x24 hours with 6 hours mixing for 10 minutes, and re-maceration was done twice. The
extract was filtered using Buchner filters until the filtrate was obtained, then the filtrate was

inserted into rotary evaporator on 60ºC so that the liquid extract can be vaporized in the

water-bath in 60°C until the constant mass is obtained.

b. Qualitative analysis

Phenolic testing was performed by adding 1mL of the extract reacted with 0,5 mL FeCl3

1% solution (Febrianti, 2018)

c. Quantitative analysis

Flavonoids test in extract used spectrophotometry UV-Vis method, with quercetin as

standard, wavelength 418 nm concentration 10-50 ppm.

d. Ointment preparation

The concentration used in this study was three groups of simple ointment, the extraction

result was added in the ointment basis such as Vaseline with 1:3 ratio (75mg : 225mg). The

formula I is the control negative, formula II is the extract ointment, formula III is the

Calcium carbonate ointment.

e. Animal Preparation

The animal used in this study was 15 Sprague-Dawley rats (@5 rats each group). The

animals were adapted 12:12h day-night and given food and drink in ad libitum manner.

Anti-Inflammation Testing

Rats legs were cleaned with NaCl 0.9% physiologic solution. The rats were given a sub-

plantar injection of carrageenan 3% 0.05 ml. After an hour, the swelling volume was

measured as Vo (volume 0), then treatment with testing ointment (Formula I with group 1,

formula II with grup 2 and formula III with group 3) was given an hour after. The decrease in

the volume later calculated at 0,1,2,3 and 4 hours after with calipers accuracy 0,05 mm.

Data Analysis
Relationship profile between the mean edema thickness over time from the negative

control, calcium carbonate ointment and extract ointment. According to AUC (Area Under

Curve) calculation, then the anti-inflammation effect percentage was calculated with this

formula.

Note: Ctn-1 : mean thickness for edema on the second time, Ctn:: mean thickness for edema on

the first time.

The percentage for edema’s thickness inhibition was calculated based on the

percentage of the edema decrease using the formula below (Erawati et al., 2011):

Note: AUCk = AUC curve for mean edema thickness with time for negative, AUCp = AUC

curve for mean edema thickness for treatment group for each individual.

The data from the experiment then analyzed using SPSS with normality and

homogeneity test, continued by ANOVA testing afterwards.

RESULT AND DISCUSSION

Qualitative analysis

The phenolic test is when a blackish-green color is conformed on the extract after the

addition of FeCl3 1% because the reaction itself form a complex compound with Fe3+ ion.

Quantitative analysis

quercetin functions as a comparison of the levels of flavonoids in the extract. With a

concentration of 10-50 ppm, the results of the standard curve y = 0.008022x + 0.22464 with

an R-value of 0.99874. (fig.1) Then, by calculating the levels of flavonoids in triplo, obtained

levels of 3.68%.
Anti-Inflammation test

This study aims to determine the anti-inflammatory effects of simple ointment extract and

calcium carbonate extract in male rats. The results showed from the AUC value (decrease in

edema thickness) ointment extract (AUC = 0.9) and calcium carbonate ointment (AUC =

0.56) had a better anti-inflammatory effect than negative controls (AUC = -1.22). after AUC

value continued from the anti-inflammation effect percentage calculation, it can be seen that

the ointment extract (13,79%) better than calcium carbonate ointment (14,17%) (Fig.2). A T-

test statistic testing with p=95% (α=0,05), it can be known that percentage of the edema

decrease is significantly different. From the result it can be seen the better inhibitory activity.

This study uses ointment material because it could act as a protection for skin surface’s

chemical and mechanical irritation, stable in use, fair-and-easily distributed, and in the case

of acute inflammation; it could soothe, act as a vasoconstrictor. The usage of oily ointment

such as Vaseline is determined because of the reasons such as it does not contain water,

hydrophobic and non-water soluble, that means it does not easily wash away, so that its

contact time with the skin is longer, leads to longer therapeutic effect (Isrofah, Sagiran, and

Afandi, 2011).

Carrageenan caused leg edema that caused some mediator release such as histamines,

serotonin, bradykinin, thrombocytes, activating factors and prostaglandin (de Sousa et al.,

2010; Ahmad et al., 2013) shown that the phenolic compound can alleviate the amount of

pro-inflammatory cytokines such as TNF-a, IL-1ß, IL-6 and MCP-1 in rat model that induced

by carrageenan. These pro-inflammatory cytokines activate neutrophil, monocytes, T-Cells,

and stimulate chemotaxis, growth, and the differentiation of the inflammation cells. Aside

from that, they also induced the expression of the adhesion molecules and manage the

inflammatory genes and the production of nitrite oxide (Commins, Borish and Steinke, 2010).
The anti-inflammatory mechanism of calcium carbonate is to decrease the monocyte cycles,

macrophage blockade, and decreasing the platelet aggregation on endothelial cells so the

inflammation process can be alleviated (Karnad, Patil and Majagi, 2006). Calcium carbonate

could also minimize the pro-inflammatory serum biomarker (IL-6) and TNF-alpha (Mustafar

et al., 2014).

Calcium’s mechanism of action of anti-inflammation could not be described based on

this finding, yet in other hands, there are several mechanisms that had been proposed before.

Karnad et al. (2006) speculate that calcium dobesilate could minimize the amount of

monocytes flows, blocked macrophage action to increase the inflammation, and also shown

that it could push the production of the thrombocytes aggregation factors inside the

endothelial cells, so that the liquid buildup (edema) can be decreased, and this also valid for

calcium carbonate. As a matter of fact, it had been reported that calcium could give a better

vasodilatation effect by stabilizing the membrane cells in endothelial and cause the decrease

in the effusion, so the edema could be alleviated and flattened (Karnad, Patil and Majagi,

2006).

SUMMARY

In this study, it can be shown that the topical treatment can significantly inhibit edema

on leg, and this could show that the extract ointment and calcium carbonate has anti-

inflammation activity.

ACKNOWLEDGMENTS

This research was supported by KEMENRISTEKDIKTI, penelitian dosen pemula grant and

refinement of articles through international journal writing clinic workshops in Makassar by

Directorate of Intellectual Property Management, KEMERISTEKDIKTI Indonesia

REFERENCE
Ahmad, S. F. et al. (2013) ‘Grape Seed Proanthocyanidin Extract Protects Against
Carrageenan-Induced Lung Inflammation in Mice Through Reduction of Pro-
inflammatory Markers and Chemokine Expressions.’ doi: 10.1007/s10753-013-9764-2.
Commins, S. P., Borish, L. and Steinke, J. W. (2010) ‘Immunologic messenger molecules :
Cytokines , interferons , and chemokines’, Journal of Allergy and Clinical Immunology.
Elsevier Ltd, 125(2), pp. S53–S72. doi: 10.1016/j.jaci.2009.07.008.
Febrianti Dwi Rizki (2018) ‘Analisis Kandungan Flavonoid Dan Aktivitas Antihiperurisemia
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anona Muricata L.) Pada Mencit Jantan Secara In Vivo’,
jurnal ilmiah ibnu sina, 3(oktober 2018), pp. 304–311.
Isrofah, Sagiran and Afandi, M. (2011) ‘Efektifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2 Termal
pada Tikus Putih (Rattus Novergicus)’, Muhammadiyah Journal of Nursing, pp. 99–
108.
Karnad, A. S., Patil, P. A. and Majagi, S. I. (2006) ‘Calcium enhances the antiinflammatory
activity of aspirin in albino rats’, Indian Journal Pharmacol, 38(6), pp. 397–402.
Mariana (2015) Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Dan
Daun Waru (Hibiscus Tiliaeceus L.) Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1-
Pikrilhidrazil).
Minhatun Nafisah, Tukiran, Suyatno, dan N. H. (2014) ‘Phytochemical Screening Test On
hexan, Chloroform and Methanol Extracts of Patikan Kebo (Euphorbiae hirtae)’, pp.
279–286.
Mustafar, R. B. et al. (2014) ‘Clinical immunology The effects of calcitriol with calcium
carbonate supplementation on inflammatory biomarkers in chronic kidney disease
patients’ with low vitamin D’, Central European Journal of Immunology, 2(2), pp.
236–242. doi: 10.5114/ceji.2014.43729.
Norcahyati (2012) Buku Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis Asli Kalimantan.
Siregar, N. E. and Setyohadi, M. N. (2015) ‘Effect Of The Lime Concentration And Soaking
Time On The Quality Of Durian Stone Chips’, Jurnal Rekayasa Dan Pertanian, 3(2),
pp. 193–197.
de Sousa, O. V. et al. (2010) ‘Antinociceptive and Anti-Inflammatory Activities of the
Ethanol Extract of Annona muricata L. Leaves in Animal Models’, International
Journal of Molecular Sciences, 11(5), pp. 2067–2078. doi: 10.3390/ijms11052067.
Sousa, O. V. De, Vieira, G. D. and Pinho, J. D. J. R. G. De (2010) ‘Antinociceptive and Anti-
Inflammatory Activities of the Ethanol Extract of Annona muricata L . Leaves in
Animal Models’, International Journal of Molecular Sciences, 200, pp. 2067–2078.
doi: 10.3390/ijms11052067.
Widji Soeratri, Tristiana Erawati, Diny Rahmatika, N. R. (2014) ‘Penentuan Dosis Asam p-
metoksisinamat (APMS) Sebagai Antiinflamasi Topikal dan Studi Penetrasi APMS
Melalui Kulit Tikus dengan dan Tanpa Stratum Korneum’, Jurnal Farmasi dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 1(1), pp. 28–30.
Fig 1. Standard curve of quercetin

Fig 2. Graphic of edema thickness for all treatments

Anda mungkin juga menyukai