1. IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
POTENSI KOMBINASI KAPUR SIRIH DAN DAUN KUMPAI MAHUNG (Eupatorium inulaefolium
H.B&K.) SEBAGAI ALTERNATIF SALEP ANTI INFLAMASI ALAMI
Pengembangan
obat tradisional
Teknologi berbasis IPTEK
Farmakologi dan
Kesehatan kemandirian bahan untuk penyakit-
Farmasi Klinik
baku obat penyakit tropis
(neglected
diseases)
Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)
Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 4 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula
2. IDENTITAS PENGUSUL
Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi
DWI RIZKI
Akademi
FEBRIANTI
Farmasi ISFI Farmasi 5988663 0
Banjarmasin
Ketua Pengusul
SISKA MUSIAM
membantu peneliti
S.Si, M.Si Akademi
dalam mencari
Farmasi ISFI Farmasi 6095435 0
dan pengolahan
Anggota Pengusul Banjarmasin
data
1
1 Metode produk -
Luaran Tambahan
Publikasi Ilmiah
1 Jurnal Nasional accepted/published jurnal terindeks sinta level 2
Terakreditasi
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 19,770,000
Tahun 1 Total Rp. 19,770,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
OK
Pengumpulan Data Transport 4 150,000 600,000
(kali)
Ruang penunjang
Sewa Peralatan Unit 1 400,000 400,000
penelitian
6. HASIL PENELITIAN
A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran
yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman
namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di
setiap poin.
C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai
sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan
atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan
penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan
sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun
disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.
C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai
tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau
tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian
sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta
analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
pada tabel 3,4 dan 5 dipaparkan bahwa dari hasil uji kenaikan udema (bengkak) kaki tikus
setelah diinduksi oleh karagenan pada 5 tikus, setiap kelompok dengan rentan waktu 0 hingga
240 menit adalah semua salep uji memiliki hasil penurunan udema yang lebih cepat dari pada
kontrol positif. hal ini membuktikan bahwa salep uji yang berasal dari bahan alam dan
formulasi yang dilakukan tepat.
Pemberian karagenan menyebabkan efek cepat dari edema, kaki tikus yang di induksi banyak
digunakan untuk mengkarakteristisasi mekanisme kerja obat atau formulasi antiinflamasi baru
termasuk NSAID. Karagenan Berkerja dengan menyebabkan pelepasan mediator seperti
histamin, serotonin, bradikinin, trombosit, faktor pengaktif dan prostaglandin7. Dalam
penelitian ini, perawatan topikal secara signifikan menghambat edema kaki tikus. Bukti ini
menunjukkan bahwa daya anti-inflamasi dari kombinasi ekstrak kalsium karbonat lebih baik
dari pada kontrol positif.
Alasan penelitian ini membuat sediaan salep karena mampu menjadi proteksi terhadap iritasi
mekanik dan kimia permukaan kulit, stabil dalam pengunaan, mudah terdistribusi merata, pada
inflamasi akut dapat menyejukkan, bersifat vasokonstrksi. Pengunaan salep berminyak seperti
vaselin karena tidak mengandung air, hidrofob dan tidak larut air artinya, tidak mudah tercuci
dengan begitu daya kontak dengan kulit lebih lama sehingga efek terapi dapat lebih lama4.
Proses penyembuhan luka adalah suatu aksi seluler yang terintegrasi secara struktural maupun
fungsional dengan menimbulkan interaksi sel matriks yang menyebabkan terjadinya inflamasi,
reemodeling jaringan dan agiogenesis8.
Mekanisme anti inflamasi calsium carbonat adalah mengurangi sikulas monosit dan memblok
makrofag, mengurangi agregasi platelet pada sel endotelium sehingga inflamasi dapat ditekan5.
Kalsium karbonat juga mampu mengurangi biomarker pro-inflamasi serum (IL-6) dan
menekan TNF-ALFA9. Mekanisme kerja antiinflamasi kalsium tidak dapat diusulkan atas
dasar temuan ini Namun, beberapa mekanisme telah diusulkan sebelumnya karnad5
berspekulasi bahwa kalsium dobesilate mampu mengurangi jumlah monosit yang beredar dan
juga memblokir aksi makrofag untuk meningkatkan peradangan, juga menunjukkan dapat
menekan produksi faktor agregasi trombosit dalam sel endotelia. Sehingga menekan proses
penumpukan cairan (edema) dan hal ini berlaku juga untuk kalsium karbonat. Faktanya,
kalsium telah dilaporkan memberikan efek vasodilatasi dengan menstabilkan sel membran
pada endotelia dan menyebabkan penurunan efusi sehingga udem menjadi lebih kempes atau
menurun5. Didukung pada penelitian da Rosa10, ekstrak yang mengandung flavonoid
mempunyai efek anti-inflamasi dengan mengurangi penghambatan migrasi leukosit dan
pengurangan akivitas enzim proinflamasi dan sitokin proinflamasi.
Capaian luaran wajib adalah artikel sudah terpublish pada jurnal ilmiah ibnu sina, produk yang
dituangkan dalam leaflet konsep pengembangan produk. Capaian luaran tambahan adalah
artikel tersubmitted pada jurnal nasional terakreditasi sinta 2.
D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika
ada) yang dijanjikan pada tahun pelaksanaan penelitian. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan
intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung
dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran yang
dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui Simlitabmas
mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian luaran
Luaran wajib yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah metode yang menghasilkan konsep
produk. Luaran wajib berupa jurnal artikel ilmiah sudah diterbitkan pada jurnal Ilmiah Ibnu
Sina yang terakreditasi sinta 3 dengan link http://bit.ly/kumpai Luaran tambahan adalah artikel
ilmiah telah di submitted pada jurnal nasional terakreditasi sinta level 2 (jurnal kedokteran
hewan).
E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (jika ada). Bukti
pendukung realisasi kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti
dokumen realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada
bagian isian mitra
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan
penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran penelitian
tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.
Kendala yang dialami peneliti salah satunya adalah pada proses pemesanan barang dan hewan
uji, pemesanan barang yang harus dikirim dari pulau jawa membuat pelaksanaan uji menjadi
lebih lambat. Hewan uji yang digunakan berasal dari pulau jawa, proses pemesanannya hingga
penerimaan sangat alot. Tikus yang digunakan harus sehat dan bersih. Kematian hewan terjadi
karena tingkat stress pada proses pengiriman. Kendala selajutnya adalah pada alat uji, alat yang
terdapat di laboratorium kurang sensitif untuk penilaian udema. Setelah kaji ulang didapatkan
satu alat yang mampu membaca dan memiliki sensitifitas hingga 0,05mm. Kendala terakhir
adalah pada uji kontrol positif didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori (hasil gagal)
pengkajian ulang kembali kontrol positif menggunakan sampel yang berbeda (berhasil).
G. RENCANA TINDAK LANJUT PENELITIAN: Tuliskan dan uraikan rencana tindaklanjut penelitian selanjutnya dengan
melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika ada target yang belum diselesaikan pada akhir tahun pelaksanaan
penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai tersebut.
…
Penelitian monotahun ini sudah mencapai tujuan pada roadmaps tahun 2019 yaitu
ditemukannya potensi sebagai anti inflamasi, terpublish pada jurnal terakreditasi dan nasional
berISSN. rencana selanjutnya adalah standarisasi ekstrak yang minimal dilakukan 3 tempat
pengambilan sampel. setelah ekstrak terstandar dari sisi spesifik dan non spesifiknya. banyak
komponen dan parameter pada pengujian standar ekstrak, hal ini yang menyebabkan tahun
2020 berfokus pada standarisasi ekstrak kumpai mahung. setelah ekstrak terstandar maka pada
tahun 2021 diharapkan kandungan ekstrak yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi
terdeteksi. menggunakan metode H-NMR,C-NMR dan/atau yang lebih canggih, dengan output
terpublikasi pada jurnal terkadreditasi nasional sinta level 1. tahun selanjutnya yaitu 2022
diharapkan uji evetifitas terbaik pada tikus dalam jumlah yang lebih besar dan perhitungan
efisiensi ekstrak ditingkatkan, output terpublikasi pada seminar intenasional. tahun terakhir
penelitian jangka pendek adalah diharapkan uji keamanan dan toksisitas dapa tercapai. semua
tahun memiliki output terukur dan dapat dinilai, seperti tahun 2023 ini diharapkan hasil
penelitian terpublikasi pada jurnal internasional berreputasi.
H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya
pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Target: produk
Dicapai: Produk
Nama Metode: salep kombinasi ekstrak kumpai mahung dan kapur sirih
Pemegang Metode: dwi rizki febrianti;siska musiam
Periode Uji coba Mulai: 20 Maret 2019
Periode Uji Coba Berakhir: 20 Maret 2019
Link Video Dokumentasi: http://bit.ly/dokumentasiveby
DESKRIPSI METODE
1. Proses ekstraksi
Daun kumpai mahung yang diperoleh dicuci sampai bersih selanjutnya daun kumpai mahung dirajang
dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 45°c hingga bobot konstan. Sebanyak 1 kg serbuk
dimaserasi dengan metanol sebanyak 8 liter selama 24 jam disertai pengadukan. Kemudian di uapkan
dengan eveporator. Selanjutnya diuapkan lagi dengan waterbath sampai diperoleh ekstrak kental.
Tikus dipuasakan selama ±18 jam sebelum percobaan, namun air minum tetap diberikan. Tikus
dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak masing masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus,
kemudian ditimbang dan diberi kode tertentu. Volume awal kaki tikus diukur sebelum diberi perlakuan
dan dinyatakan sebagai volume kaki dasar (vo). Kelompok kontrol negatif diberikan aquadest,
kelompok kontrol positif diberikan hidrokortison salep 2,5% sebanyak 75 mg dan tiga kelompok lain
diberikan bahan uji sesuai dosis yang telah direncanakan secara topikal. Satu jam kemudian semua
tikus disuntikkan suspensi karagenan 3% pada telapak kaki tikus sebanyak 50 µl. Penyuntikan
karagenan dilakukan secara subplantar. Sebelum penyuntikan telapak kaki tikus dibersihkan dengan
etanol 70%. Setelah 1 jam disuntikkan karagenan, volume kaki tikus diukur menggunakan alat
pletismometer/jangka sorong setiap 1 jam selama 4 jam dan dinyatakan sebagai volume akhir (vt).
Dihitung persen udem dan persen inhibisi udem.
UJI PANELIS
Uji ini dilakukan guna mengukur secara sensori sediaan salep yang dihasilkan. Uji melewati 43
responden untuk menilai fisik dari salep yang dihasilkan.
Kuesioner ini digunakan untuk mengevaluasi dan mengetahui kualitas salep berdasarkan pendapat responden
Identitas Panelis
Nama :
Institusi :
Petunjuk Pengisian
Berikan respon anda untuk setiap indikator yang ada pada kolom sebelah kiri dengan cara
memberi tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang tersedia pada kolom alternatif jawaban.
Keterangan jawaban : (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup, (2) kurang, dan (1) sangat kurang.
No Indikator Jawaban
1 Bagaimana kesan saat pemakaian Salep yang meliputi bau 1 2 3 4 5
2 Bagaimana kesan saat pemakaian Salep yang meliputi tekstur 1 2 3 4 5
3 Bagaimana penampilan fisik Salep yang meliputi warna 1 2 3 4 5
4 Bagaimana penampilan fisik Salep yang meliputi konsistensi 1 2 3 4 5
5 Bagaimana tingkat kenyamanan Salep saat dioleskan yang meliputi 1 2 3 4 5
Kemampuan Salep untuk menyebar
6 Bagaimana tingkat kenyamanan Salep saat dioleskan yang meliputi sensasi 1 2 3 4 5
dingin
7 Bagaimana ketahanan Salep terhadap air 1 2 3 4 5
8 Bagaimana kemampuan Salep dalam memberikan kelembapan terhadap kulit 1 2 3 4 5
9 Tuliskan saran-saran anda untuk kemajuan kami :
..........................., ..........................
( )
Dari 43 responden di dapatkan hasil seperti dibawah ini.
81%
79%
78%
76% 76%
75%
74%
71%
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa formulasi salep memiliki 8 parameter penilaian.
Presentase paling tinggi parameter yang disukai oleh responden sebanyak 7 parameter yaitu bau,
tekstur, warna, konsistensi, penyebaran, tahan air, dan kelembaban. 1 parameter yaitu sensasi paling
rendah dikarenakan bahan salep ini tidak memiliki efek dingin yang maksimal untuk kulit.
Dokumentasi pengambilan panelis
DOKUMENTASI PENGUJIAN METODE
No Kegiatan dokumentasi
1 Proses pengeringan
Target: accepted/published
Dicapai: Sedang direview
ABSTRACT
The purpose of this research was to study the potential Kumpai Mahung leaf (Eupatorium
inulifolium) and calcium carbonate as an anti-inflammation, based on folk medicine in Dayak
meratus mountains of Indonesia. The methods used to obtain the extract is maceration using
methanol solvent with the ratio of 1:10. Qualitative test Phytochemical Screening of phenolic
with FeCl3 and quantitative flavonoids compounds with spectrophotometry UV-vis with
quercetin as standard, wavelength 418 nm concentration 10-50 ppm. Eupatorium inulifolium
extracts and calcium carbonate are formulated into simple ointments with the addition of
vaseline album (1: 3) anti-inflammation test using male mice that had been inducted by
carrageenan 3%. The result showed that on qualitative and qualitative testing, is positive
phenolic compounds, contains 3,68% of flavonoids. Eupatorium inulifolium extract and
calcium carbonate in the ointment can significantly alleviate the edema on mice’s paw
compared to a negative control (14,1%).
Keywords: Rat Paw Edema, Ointment, Anti-Inflammation
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi daun Kumpai Mahung
(Eupatorium inulifolium) dan kalsium karbonat sebagai anti-inflamasi, berdasarkan obat
tradisional di pegunungan Dayak Meratus Indonesia. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan ekstrak adalah maserasi menggunakan pelarut metanol dengan rasio 1:10. Uji
kualitatif Penapisan fitokimia fenolik dengan senyawa FeCl3 dan kuantitatif dengan
spektrofotometri UV-Vis dengan kuersetin sebagai standar, panjang gelombang 418 nm
konsentrasi 10-50 ppm. Ekstrak Eupatorium inulifolium dan calcium carbonat diformulasikan
menjadi salep sederhana dengan penambahan vaselin album (1:3). tes anti-inflamasi
menggunakan tikus jantan yang telah diinduksi oleh karagenin 3%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pengujian kualitatif dan kualitatif, adalah positif senyawa fenolik,
Mengandung 3,68% flavonoid. Ekstrak Eupatorium inulifolium dan kalsium karbonat dalam
salep dapat secara signifikan mengurangi edema pada kaki tikus dibandingkan dengan
kontrol negatif (14,1%).
Kata kunci: Edema, Salep, Anti Inflamasi
1
Introduction
plenty of mediators, and this caused the growth among the inflammation agents such as
there are other medications such as ascorbic acid monocyclic, calcium salt and calcium
carbonate also own anti-inflammation aspect especially when it comes to insect stings
(Karnad, Patil and Majagi, 2006). Inflammation has several responses based on the cause;
one of the inflammation responses that commonly occurs is edema. Edema occurred because
of the increasing local blood flow to the site area, and that causing more chemical mediators
and histamine released so that the capillary permeability increased (Sousa, Vieira and Pinho,
2010). The effect of this swelling including discomfort, pain, and rash (Isrofah, Sagiran, and
Afandi, 2011). The anti-inflammation drugs mostly work with the lowering the capillary
phagocytosis function of the leukocytes and macrophages so the swelling can alleviate.
The usage of natural sources in Kalimantan part of Indonesia has not been done
maximally because of the high diversity. The usage of natural herbs in medication is
increasing especially in the cities, but the condition is vice-versa with the reality; the main
source of the traditional medication commonly located in the village and/or nearby the forest
(Norcahyati, 2012). The acknowledgment for the potentials of the natural sources and plants
had been recognized since the last time, and the effect was also had been known.
Meratus and Dayak Amandit region, South Kalimantan. Commonly, Kumpai Mahung leaf is
and Setyohadi, 2015). The other study showed that calcium carbonate could decrease the
This study has the purpose to maximizing the potentials of the natural plants and
increasing the usage of calcium carbonate among the people so that if those aspects are
combined, we hope that the result will have a major potential as one of the alternative
Methods
Materials used in this study are Kumpai Mahung plant Eupatorium inulifolium
Personal Protection Device, Mice cages, terumo syirige® 1 mL, analytical scale (Ohaus
Pioneer® Plus Analytica PA124), water bath (Memmert WNB 10), rotary evaporator
Sample Preparation
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) (Special Purpose Forest Area) in Samboja, East
Kalimantan and determinates by Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam,
a. Extraction Process
methods using 10L methanol solvent with the ratio of 1:10. Extraction was performed in
3x24 hours with 6 hours mixing for 10 minutes, and re-maceration was done twice. The
extract was filtered using Buchner filters until the filtrate was obtained, then the filtrate was
inserted into rotary evaporator on 60ºC so that the liquid extract can be vaporized in the
b. Qualitative analysis
Phenolic testing was performed by adding 1mL of the extract reacted with 0,5 mL FeCl3
c. Quantitative analysis
d. Ointment preparation
The concentration used in this study was three groups of simple ointment, the extraction
result was added in the ointment basis such as Vaseline with 1:3 ratio (75mg : 225mg). The
formula I is the control negative, formula II is the extract ointment, formula III is the
e. Animal Preparation
The animal used in this study was 15 Sprague-Dawley rats (@5 rats each group). The
animals were adapted 12:12h day-night and given food and drink in ad libitum manner.
Anti-Inflammation Testing
Rats legs were cleaned with NaCl 0.9% physiologic solution. The rats were given a sub-
plantar injection of carrageenan 3% 0.05 ml. After an hour, the swelling volume was
measured as Vo (volume 0), then treatment with testing ointment (Formula I with group 1,
formula II with grup 2 and formula III with group 3) was given an hour after. The decrease in
the volume later calculated at 0,1,2,3 and 4 hours after with calipers accuracy 0,05 mm.
Data Analysis
Relationship profile between the mean edema thickness over time from the negative
control, calcium carbonate ointment and extract ointment. According to AUC (Area Under
Curve) calculation, then the anti-inflammation effect percentage was calculated with this
formula.
Note: Ctn-1 : mean thickness for edema on the second time, Ctn:: mean thickness for edema on
The percentage for edema’s thickness inhibition was calculated based on the
percentage of the edema decrease using the formula below (Erawati et al., 2011):
Note: AUCk = AUC curve for mean edema thickness with time for negative, AUCp = AUC
curve for mean edema thickness for treatment group for each individual.
The data from the experiment then analyzed using SPSS with normality and
Qualitative analysis
The phenolic test is when a blackish-green color is conformed on the extract after the
addition of FeCl3 1% because the reaction itself form a complex compound with Fe3+ ion.
Quantitative analysis
concentration of 10-50 ppm, the results of the standard curve y = 0.008022x + 0.22464 with
an R-value of 0.99874. (fig.1) Then, by calculating the levels of flavonoids in triplo, obtained
levels of 3.68%.
Anti-Inflammation test
This study aims to determine the anti-inflammatory effects of simple ointment extract and
calcium carbonate extract in male rats. The results showed from the AUC value (decrease in
edema thickness) ointment extract (AUC = 0.9) and calcium carbonate ointment (AUC =
0.56) had a better anti-inflammatory effect than negative controls (AUC = -1.22). after AUC
value continued from the anti-inflammation effect percentage calculation, it can be seen that
the ointment extract (13,79%) better than calcium carbonate ointment (14,17%) (Fig.2). A T-
test statistic testing with p=95% (α=0,05), it can be known that percentage of the edema
decrease is significantly different. From the result it can be seen the better inhibitory activity.
This study uses ointment material because it could act as a protection for skin surface’s
chemical and mechanical irritation, stable in use, fair-and-easily distributed, and in the case
of acute inflammation; it could soothe, act as a vasoconstrictor. The usage of oily ointment
such as Vaseline is determined because of the reasons such as it does not contain water,
hydrophobic and non-water soluble, that means it does not easily wash away, so that its
contact time with the skin is longer, leads to longer therapeutic effect (Isrofah, Sagiran, and
Afandi, 2011).
Carrageenan caused leg edema that caused some mediator release such as histamines,
serotonin, bradykinin, thrombocytes, activating factors and prostaglandin (de Sousa et al.,
2010; Ahmad et al., 2013) shown that the phenolic compound can alleviate the amount of
pro-inflammatory cytokines such as TNF-a, IL-1ß, IL-6 and MCP-1 in rat model that induced
and stimulate chemotaxis, growth, and the differentiation of the inflammation cells. Aside
from that, they also induced the expression of the adhesion molecules and manage the
inflammatory genes and the production of nitrite oxide (Commins, Borish and Steinke, 2010).
The anti-inflammatory mechanism of calcium carbonate is to decrease the monocyte cycles,
macrophage blockade, and decreasing the platelet aggregation on endothelial cells so the
inflammation process can be alleviated (Karnad, Patil and Majagi, 2006). Calcium carbonate
could also minimize the pro-inflammatory serum biomarker (IL-6) and TNF-alpha (Mustafar
et al., 2014).
this finding, yet in other hands, there are several mechanisms that had been proposed before.
Karnad et al. (2006) speculate that calcium dobesilate could minimize the amount of
monocytes flows, blocked macrophage action to increase the inflammation, and also shown
that it could push the production of the thrombocytes aggregation factors inside the
endothelial cells, so that the liquid buildup (edema) can be decreased, and this also valid for
calcium carbonate. As a matter of fact, it had been reported that calcium could give a better
vasodilatation effect by stabilizing the membrane cells in endothelial and cause the decrease
in the effusion, so the edema could be alleviated and flattened (Karnad, Patil and Majagi,
2006).
SUMMARY
In this study, it can be shown that the topical treatment can significantly inhibit edema
on leg, and this could show that the extract ointment and calcium carbonate has anti-
inflammation activity.
ACKNOWLEDGMENTS
This research was supported by KEMENRISTEKDIKTI, penelitian dosen pemula grant and
REFERENCE
Ahmad, S. F. et al. (2013) ‘Grape Seed Proanthocyanidin Extract Protects Against
Carrageenan-Induced Lung Inflammation in Mice Through Reduction of Pro-
inflammatory Markers and Chemokine Expressions.’ doi: 10.1007/s10753-013-9764-2.
Commins, S. P., Borish, L. and Steinke, J. W. (2010) ‘Immunologic messenger molecules :
Cytokines , interferons , and chemokines’, Journal of Allergy and Clinical Immunology.
Elsevier Ltd, 125(2), pp. S53–S72. doi: 10.1016/j.jaci.2009.07.008.
Febrianti Dwi Rizki (2018) ‘Analisis Kandungan Flavonoid Dan Aktivitas Antihiperurisemia
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anona Muricata L.) Pada Mencit Jantan Secara In Vivo’,
jurnal ilmiah ibnu sina, 3(oktober 2018), pp. 304–311.
Isrofah, Sagiran and Afandi, M. (2011) ‘Efektifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2 Termal
pada Tikus Putih (Rattus Novergicus)’, Muhammadiyah Journal of Nursing, pp. 99–
108.
Karnad, A. S., Patil, P. A. and Majagi, S. I. (2006) ‘Calcium enhances the antiinflammatory
activity of aspirin in albino rats’, Indian Journal Pharmacol, 38(6), pp. 397–402.
Mariana (2015) Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Dan
Daun Waru (Hibiscus Tiliaeceus L.) Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1-
Pikrilhidrazil).
Minhatun Nafisah, Tukiran, Suyatno, dan N. H. (2014) ‘Phytochemical Screening Test On
hexan, Chloroform and Methanol Extracts of Patikan Kebo (Euphorbiae hirtae)’, pp.
279–286.
Mustafar, R. B. et al. (2014) ‘Clinical immunology The effects of calcitriol with calcium
carbonate supplementation on inflammatory biomarkers in chronic kidney disease
patients’ with low vitamin D’, Central European Journal of Immunology, 2(2), pp.
236–242. doi: 10.5114/ceji.2014.43729.
Norcahyati (2012) Buku Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis Asli Kalimantan.
Siregar, N. E. and Setyohadi, M. N. (2015) ‘Effect Of The Lime Concentration And Soaking
Time On The Quality Of Durian Stone Chips’, Jurnal Rekayasa Dan Pertanian, 3(2),
pp. 193–197.
de Sousa, O. V. et al. (2010) ‘Antinociceptive and Anti-Inflammatory Activities of the
Ethanol Extract of Annona muricata L. Leaves in Animal Models’, International
Journal of Molecular Sciences, 11(5), pp. 2067–2078. doi: 10.3390/ijms11052067.
Sousa, O. V. De, Vieira, G. D. and Pinho, J. D. J. R. G. De (2010) ‘Antinociceptive and Anti-
Inflammatory Activities of the Ethanol Extract of Annona muricata L . Leaves in
Animal Models’, International Journal of Molecular Sciences, 200, pp. 2067–2078.
doi: 10.3390/ijms11052067.
Widji Soeratri, Tristiana Erawati, Diny Rahmatika, N. R. (2014) ‘Penentuan Dosis Asam p-
metoksisinamat (APMS) Sebagai Antiinflamasi Topikal dan Studi Penetrasi APMS
Melalui Kulit Tikus dengan dan Tanpa Stratum Korneum’, Jurnal Farmasi dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 1(1), pp. 28–30.
Fig 1. Standard curve of quercetin