Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/
1. JUDUL PENELITIAN
Analisis Efektivitas Edukasi Gizi terhadap Pola Asuh Ibu yang Memiliki Balita Stunting di Jakarta
Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)
Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 3 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula
2. IDENTITAS PENGUSUL
Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi
RESI PUTRI
NAULIA Politeknik
Keperawatan 6676138 0
Karya Husada
Ketua Pengusul
HENDRAWATI Membantu
M.Kes Pengumpulan
Politeknik
Keperawatan data, analisis data 5987664 0
Karya Husada
Anggota Pengusul dan penyusunan
1 laporan
International Journal of
1 Artikel di jurnal internasional Accepted
Nursing and Health Services
Luaran Tambahan
Artikel pada
Conference/Seminar
International Conference of
1 Internasional di Terbit dalam Prosiding
Global Health
Pengindeks
Bereputasi
Artikel di Jurnal
Nasional Jurnal Ners Fakultas
1 Accepted
terakreditasi Keperawatan UNAIR
peringkat 1-3
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 20,000,000
Tahun 1 Total Rp. 20,000,000
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan
Pengumpulan
HR Pembantu Peneliti Pengambilan data paket 3 250,000 750,000
Data
HR
Pengumpulan
Sekretariat/Administrasi Perizinan tempat paket 2 500,000 1,000,000
Data
Peneliti
Pengumpulan
HR Petugas Survei Survey lapangan paket 2 400,000 800,000
Data
Pengumpulan
Transport pengambilan data paket 12 250,000 3,000,000
Data
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan
Pengumpulan
Uang Harian Kader paket 14 50,000 700,000
Data
Pengumpulan
Biaya konsumsi Konsumsi paket 14 150,000 2,100,000
Data
Pelaporan,
Luaran Wajib, Biaya seminar Pendaftaran,
paket 1 1,500,000 1,500,000
dan Luaran internasional akomodasi
Tambahan
Pelaporan,
Luaran Wajib, Biaya Publikasi artikel
Editing,penerbitan paket 1 750,000 750,000
dan Luaran di Jurnal Nasional
Tambahan
Pelaporan, Editing,Proof
Luaran Wajib, Publikasi artikel di reading,
paket 1 1,000,000 1,000,000
dan Luaran Jurnal Internasional translation, biaya
Tambahan publikasi
RINGKASAN
Latar belakang : Stunting merupakan salah satu permasalahan malnutrisi yang berdampak
pada kegagalan pertumbuhan dan dapat berhubungan dengan perkembangana anak. Pola asuh
merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting. Mengurangi
kejadian stunting membutuhkan perubahan paradigma dari intervensi yang hanya berfokus
pada bayi dan anak-anak ke yang menjangkau ibu dan keluarga. Edukasi diperlukan agar
dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan
anaknya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas edukasi gizi terhadap pola
asuh ibu yang memiliki balita stunting di Jakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain non equivalent
pretest-postest with control group. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
balita stunting di Jakarta sebanyak 106 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu
kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing adalah 53 orang. Analisis statistik
yang digunakan adalah univariat dan bivariat (uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney)
Luaran: Luaran wajib yang ditargetkan adalah proceeding seminar internasional dan
publikasi artikel pada jurnal nasional serta internasional
TKT: Target pada penelitian ini adalah TKT 3 yakni pembuktian konsep (proof-of-concept)
fungsi dan/atau karakteristik penting secara analisis dan eksperimental.
Angka kejadian stunting di dunia pada tahun 2018 adalah sejumlah 149 juta (21.9%). Namun
angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2000 yaitu 198.2 juta
(32.5%). Pada tahun 2018, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia
(55%) dengan proporsi stunting di Asia tenggara adalah 25% (3). Prevalensi balita sangat
pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia tahun 2013 adalah 18% dan 19.2%. Angka
kejadian sangat pendek mengalami penurunan pada tahun 2018 menjadi 11.5% namun
prevalensi balita pendek meningkat menjadi 19.3%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi
balita sangat pendek dan pendek pada usia 0-59 bulan tahun 2018 adalah Nusa Tenggara
Timur (42.6%) sedangkan provinsi dengan prevalensi terendah adalah DKI sebesar 17.7%
(4). Tahun 2017, prevalensi gizi buruk akibat stunting pada usia 0-59 bulan (TB/U) di
Provinsi DKI Jakarta mencapai 22,7% dengan kasus tertinggi di Jakarta Pusat (29,2%) dan
tertinggi kedua di Jakarta Timur yaitu 25,7% (5).
Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 hari pertama
kehidupan (6). Nutrisi yang buruk dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak dapat
menyebabkan pertumbuhan terhambat, yang terkait dengan gangguan kemampuan kognitif
dan berkurangnya kinerja sekolah dan pekerjaan (7). Di antara banyak faktor-faktor yang
diduga mempengaruhi kesehatan dan gizi anak, termasuk stunting, pemberian makanan
tambahan adalah yang paling penting. Stunting biasanya dimulai dan meningkat diantara
anak-anak usia 6-23 bulan dimana pada usia ini anak-anak memiliki permintaan tinggi akan
nutrisi tetapi sering menderita karena kuantitas, kualitas, dan keanekaragaman makanan.
Paparan patogen karena pengenalan makanan yang tidak higienis bisa menyebabkan penyakit
dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun, meski pemberian
makanan pendamping ASI adalah seperangkat perilaku kompleks dengan banyak dimensi,
keanekaragaman diet selama periode kritis 6-23 bulan telah terbukti menjadi aspek yang
paling konsisten berkorelasi dengan pertumbuhan anak (8, 9, 10). Karakteristik keluarga dan
pola asuh (sikap dan perilaku) nutrisi dalam keluarga juga memiliki hubungan dengan
kejadian stunting pada balita (11).
Dalam mengatasi permasalahan gizi terdapat dua solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan
intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi sensitif salah satunya meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan orang tua tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi (1). Pola asuh dan
status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi
di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa
mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan anaknya (12). Penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa terdapat pengaruh edukasi gizi dengan diskusi terhadap pola asuh makan,
psikososial, hygiene dan sanitasi (13). Mengurangi kejadian stunting membutuhkan
perubahan paradigma dari intervensi yang hanya berfokus pada bayi dan anak-anak ke yang
menjangkau ibu dan keluarga dan meningkatkan lingkungan hidup dan nutrisi (14).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas edukasi gizi terhadap pola asuh
ibu yang memiliki balita stunting di Jakarta
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Definsi
Stunting merupakan gangguan gizi yang bersifat kronis, sebagaimana disebutkan oleh
WHO bahwa indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD (moderate)
atau dibawah -3 SD (severe stunting) (15,16). Stunting merupakan gangguan
pertumbuhan linier dan apabila terjadi pada masa golden periode (0-3 tahun), maka
berakibat tidak baik pada perkembangan otak. Akibat yang dapat ditimbulkan di masa
yang akan datang adalah terjadinya penurunan kemampuan intelektual dan
produktivitas, peningkatan risiko penyakit degeneratif dan kelahiran bayi dengan
berat lahir atau prematur (17).
2. Faktor yang Mempengaruhi Stunting
a. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya stunting, pertumbuhan tubuh bayi dimulai dari
bagian torso atau batang tubuh, kemudian bagian kaki setelah usia satu tahun (18).
Tingkat aktivitas, tingkat metabolisme basal dan tingkat pertumbuhan setiap anak
berbeda di setiap tahap perkembangan usianya (19). Berdasarkan penelitian
sebelumnya didapatkan data bahwa usia anak memiliki hubungan dengan kejadian
stunting (20).
b. Jenis Kelamin
Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stunting dimana
kejadian stunting lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan
masing-masing 42 dan 38% (20). Anak laki-laki berisiko mengalami stunting 1,4
lebih besar daripada perempuan (16).
c. Asupan Makanan
Penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat asupan
energi dengan kejadian stunting (21)
d. Pendidikan Orang Tua
Orang tua merupakan penerima segala jenis informasi sehingga pendidikan orang
tua menjadi sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Jenis
informasi yang dapat diakses tentang tata cara pengasuhan anak yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dan sebagainya.
Pendidikan ibu memiliki hubungan yang kuat dengan status gizi balita khususnya
prevalensi stunting (22). Penelitian sebelumnya menunjukkan pengetahuan ibu
mengenai gizi menjadi salah satu faktor terjadinya stunting (23)
e. Sanitasi
Penelitian menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara sanitasi
kurang baik dengan stunting pada anak usia 0—23 bulan (24)
f. Berat Bayi Baru Lahir
Penelitian menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara berat badan
lahir rendah dengan stunting pada anak usia 0—23 bulan (24). Penelitian lain
menyatakan bahwa kejadian stunting berhubungan secara bermakna dengan berat
lahir. Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko terjadi infeksi terutama di 6
bulan pertama kehidupannya. Infeksi tersebut dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya stunting (25).
g. MP-ASI
Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu pertama pemberian MP-
ASI yang terlalu dini terhadap kejadian stunting (26).
3. Dampak Stunting
Dampak dari kejadian stunting merujuk pada kerangka konseptual WHO mencakup
dampak jangka pendek dan jangka panjang berupa aspek kesehatan, aspek
perkembangan, dan aspek ekonomi. Dampak jangka pendek pada aspek kesehatan
meliputi mortalitas dan morbiditas, aspek perkembangan meliputi perkembangan
kognitif, psikomotor dan bahasa. Pada aspek ekonomi mencakup biaya kesehatan
karena harus merawat anak yang menderita sakit. Adapun dampak jangka panjang
pada aspek kesehatan meliputi postur fisik saat dewasa, obesitas, dan kesehatan
reproduktif, aspek perkembangan meliputi kinerja di sekolah dan kapasitas belajar
yang kurang optimal, pada aspek ekonomi mencakup kapasitas kerja dan
produktivitas kerja. (27). Mayoritas perkembangan otak anak lengkap pada usia 2
tahun dan kekurangan gizi selama periode ini dapat meningkatkan risiko
keterlambatan perkembangan dan kognitif pada anak (28)
Intervensi gizi sensitif berkontribusi pada 70% intervensi stunting. Sasarannya adalah
masyarakat umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1000 hari pertama
kehidupan. Intervensi tersebut antara lain menyediakan dan memastikan akses pada
air bersih dan sanitasi; melakukan fortifikasi bahan pangan; menyediakan akses
layanan KB, menyediakan JKN, Jampersal dan bantuan jaminan sosial bagi keluarga
miskin; memberikan pendidikan anak usia dini universal; meningkatkan ketahanan
pangan dan gizi; memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi
pada remaja; memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua, serta memberikan
pendidikan gizi masyarakat (30).
B. Edukasi Gizi
Edukasi gizi adalah suatu bentuk pemberian informasi yang berhubungan dengan
makanan dan gizi melalui suatu media yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan
gizi dan asupan gizi. Pendidikan gizi yang baik untuk meningkatkan asupan gizi dan
untuk meningkatkan asupan makanannya serta memperbaiki pola makannya. Pendidikan
merupan salah satu faktor yang menstimulasi terhadap terwujudnya perilaku kesehatan
(31). Edukasi gizi memberikan pengaruh pada praktik pemberian makan ibu, psikososial,
hygene sanitasi dan pola asuh makan (14, 32)
C. Roadmap Penelitian
Gambar 1.1 Roadmap Penelitian
Analisis Efektivitas Edukasi Gizi terhadap Pola Asuh Ibu yang Memiliki Balita
Stunting
2023
2021
Penurunan
Pengabdian angka
2020 masyarakat: kejadian
- Pelatihan tentang stunting
Pola Asuh yang stunting dan
tepat dalam deteksi dini
Keluarga
- Edukasi Gizi pada
Kader
Intervensi:
- Aplikasi untuk
Edukasi Gizi edukasi dan deteksi
dini faktor risiko
stunting
METODE
A. Pentahapan Penelitian
Gambar 1.2 Tahapan Penelitian
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain non equivalent
pretest-postest with control group. Penelitian ini membandingkan antara kelompok yang
dilakukan intervensi edukasi sebagai kelompok perlakuan dengan kelompok yang tidak
dilakukan perlakuan sebagai kelompok kontrol. Desain ini menggunakan pengukuran dua
kali yaitu sebelum dan setelah intervensi (33).
Keterangan
n : Jumlah sampel
Z1-α/2 : Standar normal deviasi untuk tingkat signifikan α 5% (1,96)
Z1-β : Standar normal deviasi untuk tingkat signifikan α 10% (1,28)
µ0 : Nilai mean populasi sebelum= 65.27 (36)
E. Analisa Data
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis univariat berupa frekuensi dan persentase
karakteristik responden yaitu usia ibu, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dan
status gizi anak. Analisis bivariat untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan
antara dua variabel atau untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara dua
atau lebih kelompok.
JADWAL
Bulan Ke
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Penelitian
2 Penyusunan Pedoman dan
Media Edukasi
3 Seminar proposal di Institusi
4 Pengumpulan Data
5 Analisa Data dan Hasil
Penelitian
6 Laporan Kemajuan
7 Penyusunan Naskah Publikasi
ke Jurnal Ilmiah
8 Monitoring dan Evaluasi
Internal
9 Penyusunan Laporan Akhir
10 Seminar Hasil Penelitian dan
Luaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Cegah Stunting Itu Penting. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018
3. Unicef, WHO, & World Bank Group. Levels and trends in child malnutrition: Key
Findings of the 2019 edition of joint child malnutrition estimates. [Internet]. 2019
[diakses 5 Agustus 2019] https://www.who.int/nutgrowthdb/estimates2018/en/
7. Unicef. Malnutrition rates remain alarming: stunting is declining too slowly while
wasting still impacts the lives of far too many young children.[Internet]. 2019 [diakses 5
Agustus 2019] https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition/
10. Marriott B P. et al. World Health Organization (WHO) Infant and Young Child Feeding
Indicators: Associations with Growth Measures in 14 Low-Income Countries. Maternal
and Child Nutrition.2012; Vol. 8, pp. 354–370.
11. Utami RA, Setiawan A, Fitriyani P. Hubungan karakteristik dan pola asuh nutrisi
keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di Jakarta Selatan. Jurnal Kesehatan
Holistic. 2017; 1(2):90-104
12. Depkes RI. Cegah stunting dengan perbaikan pola makan, pola asuh dan sanitasi.
[Internet]. 2018 [diakses 5 Agustus 2019]
http://www.depkes.go.id/article/view/18040700002/cegah-stunting-dengan-perbaikan-
pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-2-.html
13. Samnil, Fitri A. Pengaruh edukasi gizi dengan diskusi kelompok terhadap pola asuh anak
stunting usia 6-24 bulan di Kelurahan Balai Gadang Koto Tangah Padang tahun 2017.
Skripsi: Universitas Andalas; 2017
14. Danaei G, Andrews KG, Sudfeld CR, Fink G, McCoy DC, Peet E., … Fawzi WW. Risk
Factors for Childhood Stunting in 137 Developing Countries: A Comparative Risk
Assessment Analysis at Global, Regional, and Country Levels. PLoS medicine. 2016:
13(11), e1002164. doi:10.1371/journal.pmed.1002164
15. Casale D,Desmond C, Richter L. The Association between stunting and psychosocial
development among preschool children: A study using the South African Birth to Twenty
cohort data. Child: Care, health and Development. 2014: 40 (6),900-910.
http://doi.org/10.1111/cch.12143
16. Aguayo VM, Badgaiyan N, Paintal K. Determinants of child stunting in the Royal
Kingdom of Bhutan: an in-depth analysis of nationally representative data. Maternal and
Child Nutrition. 2015: 11, 333-345. http://doi.org/10.1111/mcn.12168
17. Todaro MP, Smith SC. Economic Development i(11th ed). Boston: Addition WEasley;
2012
18. Sjarif DR. Impact of micronutrients malnutrition on growth: the, 3-4. [Internet]. 2012
http://www.nestlenutrition-institute.org/.../Dr Damayanti.pdf
19. Boyle MA, Roth SL. Personal nutrition (7th ed). USA. Wadsworth Cengage Learning;
2010
22. Abuya BA, Ciera J, Kimani-Murage E. Effect of mother’s education on child’s nutritional
status in the slums of Nairobi. BMC Pediatrics. 2012: 12 (1), 80.
http://doi.org/10.1186/1471-2431-12-80
24. Nadiyah N, Briawan D, Martianto D. Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 0—23
Bulan Di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Pangan
[Internet]. 2014 [cited 2019 Aug 11];(2). Available from: http://e-
resources.perpusnas.go.id:2077/login.aspx?direct=true&db=edsdoj&AN=edsdoj.8d37a10
f2c324bc09583d2619470caaa&site=eds-live
25. Fiti. Berat lahir sebagai faktor dominan terjadinya stunting pada balita (12-59 bulan) di
Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010). Universitas Indonesia; 2012
26. Khasanah DP, Hadi H, Paramashanti BA. Waktu pemberian makanan pendamping ASI
(MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kecamatan
Sedayu. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia [Internet]. 2016 [cited 2019 Aug 11];(2):105.
Available from: http://e-
resources.perpusnas.go.id:2077/login.aspx?direct=true&db=edsdoj&AN=edsdoj.b2ded58
e9ab24ab9831a87efdfc22795&site=eds-live
27. WHO. Childhood stunting: context, causes and cosequences. .[Internet]. 2013 [diakses
12 Agustus 2019]
https://www.who.int/nutrition/events/2013_ChildhoodStunting_colloquium_14Oct_Conc
eptualFramework_colour.pdf
28. Wachs TD, Georgieff M, Cusick S, McEwen B. “Issues in the Timing of Integrated Early
Interventions: Contributions from Nutrition, Neuroscience and Psychological Research.”
Annals of the New York Academy of Sciences. 2014. Volume 1308, pp. 89–106.
29. Sjarif, DR. Cegah kekurangan gizi, hindari kelebihannya. Perspektif Baru, edisi 750;
2010.
30. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Buku saku desa
dalam penanganan stunting. Jakarta: Kemendesa; 2017
33. Gravetter FJ, Forzano, LB. Research methods for the behavioral sciences 3 rd ed. USA:
Wadsworth Cengage learning; 2009.
34. Lemeshow S, Hosmer Jr DW, Klar J, Lwanga SK. Adequacy of sample size in health
studies.WHO. England: John Wiley & Sons Ltd; 1993
35. Ariawan I. Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan. Jurusan Biostatistik dan
Kependudukan. FKM UI; 1998
36. Nurhalinah. Pengaruh pendidikan kesehatan kelompok tentang gizi balita terhadap
kemampuan ibu dalam memberikan asupan gizi balita di Kecamatan Indralaya Kabupaten
Ogan Ilir. Tesis. Program Pascasarjana FIK UI. [Tidak dipublikasikan]; 2006
37. Mirayanti NKA. Hubungan pola asuh pemenuhan nutrisi dalam keluarga dengan status
gizi balita di Kelurahan pasir Gunung Selatan Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
Depok: Universitas Indonesia. [Tidak dipublikasikan]; 2012
38. Engle PL. The care initiative assessment analysis and action to improve care for nutrition.
New York UNICEF; 1997
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA KETUA PENGUSUL
NIDN/NIDK 0315098802
E-mail resipn15@gmail.com
ID Sinta 6676138
h-Index 0
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Buku
Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan
Perolehan KI
Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
NIDN/NIDK 0309066803
E-mail hendrawatikamil@gmail.com
ID Sinta 5987664
h-Index 0
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
LEVEL OF KNOWLEDGE
REGARDING PAP SMEAR
EXAMINATION AMONG THE International Journal of
1 CHILDBEARING AGE first author Nursing and Health Services, http://ijnhs.net/ind
WOMEN’S IN RW 04 RT 05, 2019, 2, 2, 2654-6310
RANGKAPAN JAYA B ARU,
PANCORAN MAS DEPOK
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Buku
Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan
Perolehan KI
Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
LAMPIRAN 3. BUKTI PEROLEHAN KI
PERSETUJUAN USULAN