Anda di halaman 1dari 17

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PERBAIKAN
PROTEKSI ISI PROPOSAL
Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi proposal ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh pengusul dan pengelola administrasi penelitian

PROPOSAL PENELITIAN 2018


ID Proposal: fd4bf007-11cb-4bc0-add5-05252ff222cb
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2019 s.d. tahun 2019

1. JUDUL PENELITIAN

ANALISIS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MELALUI PENDEKATAN


SPASIAL TEMPORAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR IKLIM DI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2015-2018

Bidang Fokus RIRN /


Bidang Rumpun Bidang
Tema Topik (jika ada)
Unggulan Perguruan Ilmu
Tinggi

Pengembangan dan penguatan


Penguatan pengetahuan
sistem kelembagaan, kebijakan
dan pengembangan
Kesehatan dan Obat kesehatan, dan pemberdayaan Epidemiologi
kebiasaan masyarakat
masyarakat dalam mendukung
dalam berperilaku sehat
kemandirian obat

Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)

Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 3 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi

RATNA JUWITA STIKES


Kesehatan
Tengku 5986881 0
Masyarakat
Ketua Pengusul Maharatu

ROSALINA
HELEN
PURWITASARI STIKES
Kesehatan
S.KM, M.Si Tengku 6650827 0
Masyarakat
Maharatu
Anggota Pengusul
1
3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Luaran Wajib

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Publikasi Ilmiah
1 Jurnal Nasional accepted/published Publikasi di Jurnal Iptek Terapan
Tidak Terakreditasi

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Prosiding dalam
1 pertemuan ilmiah sudah terbit/sudah dilaksanakan
Nasional

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 18,250,000
Tahun 1 Total Rp. 18,250,000

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

Bahan ATK Paket 1 1,600,000 1,600,000

Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 1 1,000,000 1,000,000

HR Sekretariat/Administrasi
Pengumpulan Data OB 1 1,000,000 1,000,000
Peneliti

Pengumpulan Data HR Petugas Survei OH/OR 1 200,000 200,000

P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 500,000 500,000
(penelitian)

Analisis Data Biaya analisis sampel Unit 1 500,000 500,000

Pelaporan, Luaran Wajib,


Biaya seminar nasional Paket 1 1,500,000 1,500,000
dan Luaran Tambahan

Pelaporan, Luaran Wajib, Biaya Publikasi artikel di


Paket 1 750,000 750,000
dan Luaran Tambahan Jurnal Nasional

Uang harian rapat di dalam


Pengumpulan Data OH 2 200,000 400,000
kantor

Uang harian rapat di luar


Pengumpulan Data OH 2 200,000 400,000
kantor

Pelaporan, Luaran Wajib, Uang harian rapat di dalam


OH 2 200,000 400,000
dan Luaran Tambahan kantor

Pelaporan, Luaran Wajib, Biaya konsumsi rapat OH 2 250,000 500,000


Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

dan Luaran Tambahan

Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 4 250,000 1,000,000

Pengumpulan Data HR Pembantu Lapangan OH 5 200,000 1,000,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 10 100,000 1,000,000

Pengumpulan Data Uang Harian OH 10 200,000 2,000,000

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 20 125,000 2,500,000

Sewa Peralatan Transport penelitian OK (kali) 20 100,000 2,000,000


Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian
dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah.Pada tahun 2013, di Indonesia jumlah penderita
DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian 871 orang (Incidence Rate /
Angka kesakitan = 45,85 per 100.000 penduduk dan CFR / angka kematian = 0,77%). Pada tahun
2013 terjadi peningkatan jumlah kasus dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 90.245 kasus dengan
Incidence Rate (IR) 37,27. Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun
2013 yaitu ≤ 52 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra
2013 (Kemenkes, 2014). Berdasarkan data kasus DBD per bulan di Indonesia, angka kesakitan
demam berdarah dengue per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun 2013 diketahui jumlah kasus
DBD di Provinsi Riau masih tinggi yaitu 23,45 per 100.000 penduduk (Kemenkes, 2014). Salah satu
Kabupaten Kota yang tinggi kasus DBD di Riau adalah Kota Pekanbaru sebanyak 502 kasus pada
tahun 2015, dimana jumlah kasus tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD, antara lain nyamuk sebagai vektor,
faktor lingkungan, dan unsur iklim yang dapat ditinjau dari aspek temporal. Penyakit DBD juga perlu
ditinjau berdasarkan aspek temporal. Melalui aspek ini, akan diperoleh informasi penyakit DBD
antar waktu dari data spasial, dimana suatu penyakit dijelaskan dengan pembandingan penyakit yang
sama dalam waktu yang berbeda, dari suatu waktu ke waktu yang lainnya. Jadi, fenomena penyakit
merupakan fenomena yang bersandar pada basis wilayah yang mencakup ekosistem dalam dimensi
spasial (ruang) dan temporal (waktu), di dalamnya termasuk variabel lingkungan, kependudukan, dan
wilayah administrasi, sehingga keragaman karakteristik antar wilayah turut serta menentukan kualitas
kesehatan pada daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor
iklim dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue berdasarkan pendekatan spasial dan
temporal di Kota Pekanbaru tahun 2015-2018. Penelitian ini menggunakan rancangan studi ekologi
dengan jenis Times Series Study (Time Trend Study) yang merupakan rancangan penelitian
observasional untuk melihat hubungan antara frekuensi angka kesakitan atau kematian oleh suatu
penyakit yang terjadi di masyarakat dari waktu ke waktu dan kaitannya dengan faktor risiko yang
terdapat di masyarakat. Studi ini mengkaji hubungan antara unsur iklim dengan kejadian penyakit
DBD. Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru pada bulan Mei - Juli tahun 2019. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit DBD yang berada di Kota Pekanbaru dan tercatat
dalam register DBD Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2015-2018. Seluruh populasi
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengolahan data (procesing) dilakukan dengan
menggunakan program komputer. Pada penelitian ini sudah melakukan formulasi konsep
teknologi (Technology Concept Formulation) atau sudah berada pada tingkatan level ke dua.
Adapun luaran dari penelitian ini adalah penelitian ini bisa di terbitkan di jurnal ilmiah nasional
ber ISSN.

Kata kunci maksimal 5 kata


Spasial, Temporal, Faktor Iklim, dan DBD

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit yang dikategorikan menular adalah penyakit Demam Berdarah Dengue.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue,
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan
perilaku masyarakat (Depkes RI, 2004).
Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia dengan jumlah pasien yang cenderung meningkat serta daerah menyebaran yang
semakin meluas. DBD terutama menyerang anak-anak namun dalam beberapa tahun terakhir
semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa (Depkes RI, 2000 & 2004).
Pada tahun 2013, di Indonesia jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus
dengan jumlah kematian 871 orang (Incidence Rate / Angka kesakitan = 45,85 per 100.000
penduduk dan CFR / angka kematian = 0,77%). Pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah
kasus dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 90.245 kasus dengan Incidence Rate (IR) 37,27.
Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 yaitu ≤ 52 per
100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2013 (Kemenkes,
2014).
Berdasarkan data kasus DBD per bulan di Indonesia, angka kesakitan demam berdarah dengue
per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun 2013 diketahui jumlah kasus DBD di Provinsi
Riau masih tinggi yaitu 23,45 per 100.000 penduduk (Kemenkes, 2014). Salah satu Kabupaten
Kota yang tinggi kasus DBD di Riau adalah Kota Pekanbaru sebanyak 502 kasus pada tahun
2015, dimana jumlah kasus tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Kota Pekanbaru endemis DBD setiap tahunnya dan selalu ditemukan korban jiwa. Berdasarkan
keterangan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terdapatnya kasus DBD di kota ini dipicu
perubahan iklim, dan perilaku hidup bersih yang kurang dari warga, penderita DBD tersebar di
kecamatan di Kota Pekanbaru.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD, antara lain nyamuk
sebagai vektor, faktor lingkungan, dan unsur iklim yang dapat ditinjau dari aspek temporal.
Penyakit DBD perlu ditinjau berdasarkan aspek temporal. Melalui aspek ini, akan diperoleh
informasi penyakit DBD antar waktu dari data spasial, dimana suatu penyakit dijelaskan dengan
pembandingan penyakit yang sama dalam waktu yang berbeda, dari suatu waktu ke waktu yang
lainnya. Jadi, fenomena penyakit merupakan fenomena yang bersandar pada basis wilayah yang
mencakup ekosistem dalam dimensi spasial (ruang) dan temporal (waktu), di dalamnya termasuk
variabel lingkungan, kependudukan, dan wilayah administrasi, sehingga keragaman karakteristik
antar wilayah turut serta menentukan kualitas kesehatan pada daerah tersebut. Berdasarkan
permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah diketahuinya penyakit demam berdarah dengue secara
temporal, keadaan iklim yang meliputi suhu, kecepatan angin, kelembaban udara, dan curah
hujan, hubungan suhu, kecepatan angin, kelembaban dan curah hujan dengan kejadian DBD
secara temporal di Kota Pekanbaru Tahun 2015-2018.
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru terutama pada bagian penanggulangan DBD, untuk perencanaan upaya pencegahan
dan penanggulangan kejadian DBD di Kota Pekanbaru berdasarkan pendekatan spasial dan
temporal.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dalam bahasa medisnya lebih dikenal
dengan istilah Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan terjadinya perdarahan.
Penyebab
Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus
dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotype memiliki perbedaan sehingga tidak
ada proteksi-silang. Demam berdarah tersebar atau ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue. Selama nyamuk Aedes
aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk tersebut tidak berbahaya.
Tanda dan Gejala
Penyakit ini ditunjukkan dengan munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya
tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang.
Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, trombositopenia,
hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia).
Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat
kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh
penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita
mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita
mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Epidemiologi
Angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia terus meningkat dari 0,05 (1968) menjadi
8,14 (1983), dan mencapai angka tertinggi tahun 1998 yaitu 35,19 per 100.000 penduduk dengan
jumlah penderita sebanyak 72.133 orang. Penyakit DBD kebanyakan menyerang anak-anak dan
berdasarkan kasus yang dilaporkan diketahui bahwa 95% penyakit ini menyerang anak yang
berumur kurang dari 15 tahun. Pada tahun 2001 dan 2004 terjadi lonjakan kasus yang cukup
drastis karena adanya KLB, yaitu tahun 2001 sebanyak 8.246 penderita (angka insiden: 23,50
per-100 ribu penduduk), dan tahun 2004 (sampai dengan Mei) sebanyak 7.180 penderita (angka
insidens: 20,34 per 100 ribu penduduk). Sasaran penderita DBD juga merata, mengena pada
semua kelompok umur baik anak-anak maupun orang dewasa, masyarakat pedesaan maupun
perkotaan, orang kaya maupun orang miskin, yang tinggal di perkampungan maupun di
perumahan elite, semuanya bisa terkena penyakit demam berdarah. Morbiditas dan mortalitas
DBD yang dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan beberapa faktor antara lain status
umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus, prevalensi serotipe virus Dengue,
dan kondisi metereologis. Jumlah kasus DBD secara keseluruhan tidak berbeda antara laki-laki
dan perempuan, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak perempuan daripada anak
laki-laki. Distribusi umur pada mulanya memperlihatkan proporsi kasus terbanyak adalah anak
berumur <15 tahun (86-95%), namun pada wabah selanjutnya jumlah kasus dewasa muda
mengalami peningkatan.
Gambaran Temporal
Komponen waktu merupakan informasi fenomena antar waktu dari data spasial. Fenomena
dijelaskan dengan pembandingan fenomena yang sama dalam waktu yang berbeda, dari satu waktu
ke waktu lainnya. Komponen ini memberikan penjelasan mengenai berbagai kemungkinan
perubahan dan perkembangan kualitas ataupun kuantitas data spasial.
Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas. Secara singkat iklim bisa
dikatakan sebagai rata-rata dari cuaca, bedanya memperkirakan cuaca untuk jangka waktu yang lebih
dari beberapa hari relatif sangat sulit karena sifat ketidakpastiaannya yang tinggi. Sebaliknya
memperkirakan perubahan iklim yang disebabkan oleh perubahan komposisi atmosfer atau faktor-
faktor lainnya secara umum relatif bisa dilakukan.
Hubungan Iklim dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pemanasan global mempengaruhi percepatan perkembangbiakan nyamuk dan multiplikasi
virus, sehingga perubahan iklim global berkontribusi meningkatkan risiko penyebaran DBD. Namun
bisa terjadi sebaliknya, bila temperatur terlalu panas nyamuk akan mati atau terlalu dingin seperti
musim dingin, nyamuk akan berhibernasi. Berikut ini adalah beberapa unsur iklim yang
mempengaruhi peningkatan kasus DBD.
a. Suhu Udara
Suhu dapat mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Pada suhu 260C
diperlukan waktu 25 hari agar virus dengue dapat ditularkan oleh nyamuk dari saat pertama nyamuk
terinfeksi virus tersebut. sebaliknya diperlukan waktu yang relatif pendek yaitu 10 hari pada suhu
300C. Semakin cepat nyamuk menyebarkan virus dengue, maka semakin tinggi risiko terjadinya
epidemik. Penelitian yang dilakukan oleh Muyono di Palembang yang menghubungkan iklim dengan
kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue tahun 1998-2002 membuktikan bahwa adanya
hubungan bermakna antara suhu udara dengan kejadian DBD (arah negatif dan tingkat hubungan
kuat).
b. Kecepatan Angin
Kecepatan angin mempengaruhi jangkauan terbang nyamuk Ae. aegypti. Kemampuan
terbang nyamuk Ae. aegypti betina rata-rata 40-100 meter, karena kecepatan angin nyamuk tersebut
dapat berpindah lebih jauh. Selain itu, kecepatan angin mempengaruhi suhu udara, suhu sangat
mempengaruhi perkembangan virus dengue pada nyamuk Ae. aegypti. Berdasarkan penelitian
Muyono tentang hubungan iklim dengan kejadian DBD di Kota Palembang tahun 1998-2002, ada
hubungan bermakna antara kecepatan angin dengan DBD (arah positif dan tingkat hubungan kuat).
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Junghan Sitorus yang menghubungkan iklim dengan kasus
DBD di Kotamadya Jakarta Timur tahun 1998-2002, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara kecepatan angin dengan jumlah kasus DBD.
c. Kelembaban Udara
Kelembaban udara dapat mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk. Pada musim hujan,
kelembaban udara meningkat dan merangsang naluri nyamuk untuk bertelur. salah satu hewan yang
dapat hidup di daerah lembab adalah nyamuk Ae. aegypti. Kelembaban udara yang berkisar antara
60-80 % merupakan kelembaban yang optimal untuk proses embriosasi dan ketahanan hidup embrio
nyamuk. Hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian Junghan Sitorus yang menghubungkan iklim
dengan kasus DBD di Kotamadya Jakarta Timur tahun 1998-2002, menunjukkan bahwa ada
hubungan yang kuat antara kelembaban udara dengan jumlah kasus DBD.
d. Curah Hujan
Curah hujan mempunyai pengaruh nyata terhadap fluktuasi populasi Ae. aegypti. Hujan dapat
menimbulkan genangan air tempat berkembangbiak nyamuk. Peningkatan curah hujan akan
memperbanyak tempat berkembangbiaknya nyamuk Ae. aegypti. Hal ini dapat dibuktikan dari
penelitian yang dilakukan oleh Muyono tentang hubungan iklim dengan kejadian DBD di Kota
Palembang tahun 1998-2002, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara
curah hujan dengan kasus DBD dengan arah positif dan tingkat hubungan yang kuat.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Disain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan studi ekologi dengan jenis Times Series Study (Time Trend
Study) yang merupakan rancangan penelitian observasional untuk melihat hubungan antara frekuensi
angka kesakitan atau kematian oleh suatu penyakit yang terjadi di masyarakat dari waktu ke waktu
dan kaitannya dengan faktor risiko yang terdapat di masyarakat. Studi ini mengkaji hubungan antara
unsur iklim dengan kejadian penyakit DBD.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru pada bulan Mei - Juli tahun 2019.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit DBD yang berada di Kota Pekanbaru
dan tercatat dalam register DBD Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2015-2018. Seluruh
populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dari tahap persiapan, antara lain melakukan survei data awal yang dimulai
sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan. Untuk survei awal, terlebih dahulu perlu diurus surat
izin pengambilan data, sehingga mempermudah dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Setelah
data awal terkumpul, kemudian dilakukan analisa secara singkat sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data secara lengkap. Data yang dikumpulkan untuk
analisa temporal adalah data sekunder, yaitu data register DBD tahun 2014-2017 yang diperoleh dari
laporan program DBD bagian P2P Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan data iklim yang diperoleh
dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota Pekanbaru Selain itu juga dikumpulkan berbagai
data penunjang geografi dan demografi Kota Pekanbaru. Data yang sudah ada disusun sesuai dengan
kebutuhannya.
Instrumen Pengumpulan Data
a. Data Temporal Kejadian Penyakit DBD
Data temporal berisikan data mengenai jumlah kejadian penyakit DBD yang terjadi setiap bulan
mulai dari tahun 2014-2017, diukur dengan cara observasi dokumen yaitu pengamatan dan
pencatatan secara sistematis. Alat ukur yang digunakan adalah hasil laporan dan rekapitulasi data
kejadian penyakit DBD Program P2 DBD dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dari tahun 2014-
2017.
b. Data Iklim
Data iklim berupa suhu, kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin yang berasal dari BMG Kota
Pekanbaru. Kemudian dilakukan analisa data dengan cara observasi dokumen yaitu pengamatan dan
pencatatan secara sistematis. Alat ukur yang digunakan adalah hasil laporan dan rekapitulasi data
BMG Kota Pekanbaru dari tahun 2014-2017.
Analisis Data
Analisis data dilakukan pada data sekunder DBD yang diperoleh dari laporan Program DBD bagian
P2P Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Untuk analisa temporal digunakan data DBD tahun 2014-
2017, sehingga dapat digambarkan kecenderungan bulan dengan kasus DBD terbanyak.
Perhitungan secara statistik dilakukan untuk menganalisa data dari faktor iklim, dengan
menggunakan uji korelasi dan regresi dengan α = 0,05. Perhitungan dengan uji korelasi dan regresi
digunakan untuk mengetahui hubungan antara suhu, kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin
dengan kejadian kasus DBD. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk memperkirakan nilai suatu
variabel (variabel dependen) melalui variabel lain (variabel independen).

Langkah- langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Menggambarkan penyakit demam berdarah dengue secara temporal di Kota Padang Tahun
2014-2017 yang disajikan dalam bentuk peta menggunakan software arcView Gis.
3. Menyajikan data keadaan iklim yang meliputi suhu, kecepatan angin, kelembaban udara, dan
curah hujan di Kota Padang Tahun 2014-2017.
4. Mencari hubungan suhu, kecepatan angin, kelembaban dan curah hujan dengan kejadian DBD
secara temporal di Kota Padang Tahun 2014-2017.
5. Dengan terselesaikannya langkah tersebut maka penelitian ini bisa dijadikan sebagai informasi
dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terutama pada bagian
penanggulangan DBD, untuk perencanaan upaya pencegahan dan penanggulangan kejadian
DBD di Kota Pekanbaru berdasarkan pendekatan spasial dan temporal.
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Penelitian
2 Persiapan Administrasi
3 Survey Awal Sumber Data
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Pendekatan Kuantitatif
6 Analisis Data
7 Penyelesaian Penelitian
8 Penyusunan Laporan
9 Publikasi Hasil Penelitian
10 Hasil Akhir Penelitian
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Candra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta : EGC; 1996
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman
Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI;2003
3. Departemen Kesehatan RI. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2007.
4. Eniwa, Bambang Budi RS. Hubungan Iklim dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue
di Kota Pekanbaru Tahun 1999 - 2008. Padang: PSIKM-FK UNAND; 2009.
5. Fitri, Maiyulia. Studi Epidemiologi TB Paru dengan Pendekatan Spasial dan Temporal Sistem
Informasi Geografis di Kota Padang Tahun 2007-2009. Padang: PSIKM-FK UNAND; 2009.
6. Hastono, Sutanto Priyo. Analisis Data. Jakarta : FKM UI; 2001.
7. Marini, Dina. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai DBD pada Keluarga di
Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009. Medan : FK USU; 2009.
8. Sungkar, Saleha. Bionomik Aedes aegypti, Vektor Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
Departemen Parasitologi, FKUI; 2005.
9. Supartha, I Wayan. Pengendalian Terpadu Vektor Virus DBD Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Denpasar : Universitas Udayana; 2008.
10. WHO. Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta : EGC; 2004..
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA KETUA PENGUSUL

Nama RATNA JUWITA M.Kes

NIDN/NIDK 1012057501

Pangkat/Jabatan -/Asisten Ahli

E-mail juwitaratna88@yahoo.co.id

ID Sinta 5986881

h-Index 0

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Buku

Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan

Perolehan KI

Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
B. ANGGOTA PENGUSUL 1

Nama ROSALINA HELEN PURWITASARI S.KM, M.Si

NIDN/NIDK 1006128804

Pangkat/Jabatan -/Tidak Punya

E-mail

ID Sinta 6650827

h-Index 0

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Buku

Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan

Perolehan KI

Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
LAMPIRAN 3. BUKTI PEROLEHAN KI
PERSETUJUAN USULAN

Nama Pimpinan Nama Unit Lembaga


Tanggal Pengiriman Tanggal Persetujuan Sebutan Jabatan Unit
Pemberi Persetujuan Pengusul

LPPM STIKes
28 September 2018 2 Oktober 2018 LIA FENTIA M.Kes KETUA TENGKU
MAHARATU

Anda mungkin juga menyukai