Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Etika Bisnis dan


Pengembangan
Profesi

Modul Standar untuk


digunakan dalam
Perkuliahan di Universitas
Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S-1 MK Agus Arijanto,SE,MM

Abstract Kompetensi
Pengertian, definisi dari Teknologi Mampu memahami dan menjelaskan,
Informasi, Peranan Teknologi informasi akuntansi dan etika profesi akuntansi,
dalam Bisnis, Teknolgi Informasi di AICPA, IAI dalam implementais bisnis
Indonesia, Penggunaan Teknologi sebagai suatu profesi yang harus
Informasi dalam E-Business mengikuti etika profesi yang berlaku.

Etika Profesi Akuntansi, AICPA, IAI dan


Interpretasinya
Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap
anggota, serta sutu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama
diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan
akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang
masing masing individu yang menyediakan layanan tersebut.
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai
moral. Setiap organisasi memiliki rangkaian nilai seperti itu, meskipun kita memperhatikan
atau tidak memperhatikannya secara eksplisit. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup
penting, sehingga banyak nilai etika yang umum dimasukkan ke dalam undang-undang.
Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern menggarisbawahi keberhasilan
berfungsinya hampir setiap aspek masyarakat, dari kehidupan keluarga sehari-hari sampai
hukum, kedokteran,dan bisnis. Etika (ethic) mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku
berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus
berperilaku dalam masyarakat.
Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modern. Profesionalisme
didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk
karakter atau member ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Seluruh profesi
menyusun aturan atau kode perilakuyang mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi
tersebut. Kode perilaku profesional terdiri dari : Prinsip prinsip, Peraturan Etika,
Interpretasi atas Peraturan Etika dan Kaidah Etika.

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
2 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
PRINSIP PRINSIP ETIKA IFAC, AICPA & IAI
Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC sebagai berikut :
Integritas
Objektivitas
Kompetensi professional dan Kesungguhan
Kerahasiaan
Perilaku Profesional

Prinsip prinsip etika menurut AICPA sebagai berikut :


Tanggung Jawab
Kepentingan Umum
Integritas
Objectivitas dan Independensi
Due Care
Sifat dan Cakupan Layanan.

Kode etik IAI memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :


1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling
mutakhir.
6. Kerahasiaan

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
3 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa,
pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Aturan dan Interpretasi Etika


Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini
dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan
interpretasi baru untuk menggantikannya.
a. Aturan Etika :
Independensi, Integritas, dan Obyektifitas
Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Tanggungjawab kepada Klien

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
4 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi
Tanggung jawab dan praktik lain

b. Interpretasi Etika
Dalam prakteknya tak ada etika yang mutlak. Standar etika pun berbeda-beda pada
sebuahkomunitas sosial, tergantung budaya, norma,dan nilai-nilai yang dianut oleh komunitas
tersebut. Baik itu komunitas dalam bentuknya sebagai sebuah kawasan regional,
negara,agama, maupun komunitas group. Tidak ada etika yang universal.
Garis Besar Kode Etik dan Perilaku Profesional
a. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
b. Hindari menyakiti orang lain.
c. Bersikap jujur dan dapat dipercaya
d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati
orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
f. Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.
g. Menghormati privasi orang lain
h. Kepercayaan

Interpretasi Peraturan Perilaku Menurut


AICPA
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya aturan. Profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-
jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi,
dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut , maka terdapat
empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
b. Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan
oleh pemakai jasa.
c. Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
d. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
e. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
5 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan
Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi
Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip
Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika
disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terdiri dari tiga bagian:
1. Prinsip Etika,
2. Aturan Etika, dan
3. Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip-prinsip Etika IFAC, AICPA, dan IAI


Kode perilaku profesional AICPA
Kode Perilaku Profesional AICPA terdiri atas dua bagian:
a. Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyatakan tindak tanduk dan perilaku ideal.
b. Aturan Perilaku menentukan standar minimum.

Adapun Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyediakan kerangka kerja untuk Aturan


Perilaku.
Pedoman tambahan untuk penerapan Aturan Perilaku tersedia melalui:

Interpretasi Aturan Perilaku (Interpretations of Rules of Conduct)


Putusan (Rulings) oleh Professional Ethics Executive Committee.

Enam Prinsip-prinsip Perilaku Profesional :

Tanggung jawab: Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota


harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
6 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
Kepentingan publik: Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu
cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
Integritas: Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi.
Objektivitas dan Independesi: Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas
dari konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
Kecermatan dan keseksamaan: Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etik
profesi.
Lingkup dan sifat jasa: Anggota dalam praktik publik harus mengamati Prinsip prinsip
Perilaku Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.

Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC :


1). Integritas.
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan bisnis
dan profesionalnya.
2) Objektivitas.
Seorag akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias, konflik
kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan pertimbangan
bisnis dan profesional.
3). Kompetensi profesional dan kehati-hatian.
Seorang akuntan profesionalmempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan
keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk
menjaminseorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten
yangdidasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorangakntan
profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional haus
bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesionaldan teknik yang berlaku
dalam memberikan jasa profesional.
4). Kerahasiaan.
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang diperolehnya
sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh mengungapkan informasi
apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban
hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.
5). Perilaku Profesional.
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan
dan harus menghindari tindakan yang dapatmendiskreditkan profesi.

Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip-prinsip dasar IAI, yaitu :

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
7 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
1) Integritas yaitu suatu berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena
menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran
tetapi juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan yang
sebenarnya. Hal ini ditunjukkan oleh auditor ketika memunculkan keunggulan personal
ketika memberikan layanan professional kepada instansi kepada instansi tempat auditor
bekerja dan kepada auditannya .
2) Obyektivitas adalah auditor yang tidak memihak sehingga independensi profesinya dapat
dipertahankan. Dalam mengambil keputusan atua tindakan , tidak boleh bertindak atas
dasar prasangka atau bias, dengan pertentangan kepentingan, atau pengaruh dari pihak
lainnya . Obyektivitas ini dipraktikkan ketika auditor mengambil keputusan-keputusan
dalam kegiatan auditnya. Auditor yang obyektif adalah auditor yang mengambil
keputusan berdasarkan seluruh bukti yang tersedia, dan bukannya karena pengaruh
atau berdasarkan pendapat atau prasangka pribadi maupun tekanan dan pengaruh orang
lain.

3) Kompetensi dan Kehati-hatian adalah agar dapat memberikan layanan audit yang
berkualitas, auditor harus memiliki dan mempertahankan kompetensi dan ketekunan.
Untuk itu auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keahlian profesinya pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa instansi tempat ia bekerja atau
auditan dapat menerima manfaat dari layanan profesinya berdasarkan
pengembangan praktik, ketentuan, dan teknik-teknik yang terbaru. Berdasarkan prinsip
dasar ini, auditor hanya dapat melakukan
suatu audit apabila ia memiliki kompetensi yang diperlukan atau menggunakan bantuan
tenaga ahli yang kompeten untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara memuaskan.

4) Kerahasiaan yaitu Auditor harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang
diperolehnya dalam melakukan audit, walaupun keseluruhan proses audit mungkin
harus dilakukan secara terbuka dan transparan. Informasi tersebut merupakan hak milik
auditan, untuk itu auditor harus memperoleh persetujuan khusus
kecuali adanya kewajiban pengungkapan karena peraturan perundang-undangan.
Kerahasiaan ini harus dijaga sampai kapanpun bahkan ketika auditor telah berhenti
bekerja pada instansinya. Dalam prinsip kerahasiaan ini juga, auditor dilarang untuk
menggunakan informasi yang dimilikinya untuk kepentingan pribadinya, misalnya
untuk memperoleh keuntungan finansial.

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
8 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
5) Prinsip kerahasiaan yaitu tidak berlaku dalam situasi-situasi berikut: Pengungkapan
yang diijinkan oleh pihak yang berwenang, seperti auditan dan instansi tempat ia
bekerja. Dalam hal melakukan Dalam melakukan pengungkapan ini, auditor harus
mempertimbangkan kepentingan seluruh pihak, tidak hanya dirinya, auditan,
instansinya saja, tetapi juga termasuk pihak-pihak yang mungkin terkena dampak dari
pengungkapan informasi ini.
6) Ketepatan Bertindak yaitu, seorang auditor harus dapat bertindak secara dapat bertindak
konsisten dalam mempertahankan reputasi profesi serta lembaga profesi akuntan
sektor publik dan menahan diri dari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan
lembaga profesi atau dirinya sebagai auditor profesional. Tindakan-tindakan yang
tepat ini perlu dipromosikan melalui kepemimpinan dan keteladanan. Apabila auditor
mengetahui ada auditor lain melakukan tindakan yang tidak benar, maka auditor
tersebut harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka untuk
melindungi masyarakat, profesi, lembaga profesi, instansi tempat ia bekerja dan
anggota profesi lainnya dari tindakan-tindakan auditor lain yang tidak benar tersebut.

7. Standar teknis dan professional


Auditor harus melakukan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, yang
meliputi standar teknis dan profesional yang relevan. Standar ini ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia. Pada instansi-instansi audit
publik, terdapat juga standar audit yang mereka tetapkan dan berlaku bagi para
auditornya, termasuk aturan perilaku yang ditetapkan oleh instansi tempat ia
bekerja. Dalam hal terdapat perbedaan dan/atau pertentangan antara standar audit dan
aturan profesi dengan standar audit dan aturan instansi, maka permasalahannya
dikembalikan kepada masing-masing lembaga penyusun standar dan aturan tersebut.

Aturan etika

Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia telah diatur dalam SPAP dan berlaku sejak tahun
2000. Aturan etika IAI-KAP ini memuat lima hal:

Standar umum dan prinsip akuntansi


Tanggung jawab dan praktik lain

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
9 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
Tanggung jawab kepada klien

Independensi, integritas, dan objektivitas

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

Interpretasi Etika

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela
anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh
sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme
pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota
yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang
ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan
laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
10 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM
Daftar Pustaka
1. Agus Arijanto, 2013, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, Edisi Ketiga, PT. Rajagrafindo Persada
Jakarta
2. Arissetyanto Nugroho dan Agus Arijanto.2015, Etika Bisnis (Business Ethic) Pemahaman Teori
dan Implementasinya, IPB Press, Bogor
3. Brooks.Leonard J & Dunn,Paul : Business & Professional Ethicc for Directors. Executives &
Accountant, South Western college Publishing, 2011.
4. Dus ka,Ronald F. and Duska,Brenda S (2011), Accounting Ethics, Blackwell Publishing
5. Velasquez. G. Manuel, Business Ethics concept and Cases. Sixth edition, 2006
6. IAI, Kode Etik Akuntan Indonesia
7. IAI KAP, Aluran etika Profesi Akuntan Publik
8. L,Sinu or Yosephus,Etika Bisnis,Yayasan Pusta ka Dbor Indonesia,2010
9. Erni erawan,2011,Business Ethics,Penerbit Alfabeta Bandung
10. Sulojo,2008, Good Corporate Govemance,Penerbit Darma Mulia Jakarta

Etika Bisnis dan Pengembangan Profesi


13
11 Modul ke-9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agus Arijanto,SE,MM

Anda mungkin juga menyukai